BAB II KOMPONEN-KOMPONEN DAN PROSES KOMUNIKASI A. PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas tentang berbagai komponen komunikasi dan bagaimana proses komunikasi itu berlangsung. Dengan mengetahui komponen-komponen dan proses komunikasi maka dapat berguna bagi mahasiswa untuk mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana proses komunikasi tersebut, kedudukan komponen-komponen dalam masing-masing model komunikasi,bentuk-bentuk komunikasi dan lain-lain. Dengan mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan pengertian dan arti penting komponen-komponen komunikasi dan bagaimana proses komunikasi berlangsung, baik komunikasi primer maupun komunikasi sekunder. B. PENYAJIAN (1). Komponen Komunikasi Menurut Wwilbur Schramm, dalam suatu proses komunikasi paling sedikit harus terdiri dari 3 komponen yaitu: •
Sumber
•
Pesan
•
penerima Sementara menurut Harold Lasswell, komponen-komponen komunikasi
dan proses komunikasi dalam suatu kalimat tanya: Who says what in which channel to whom with what effect. Berdasarkan
pada
formula
Lasswell
di
atas,
maka
komponen
komunikasinya adalah: •
sumber
= who
•
pesan
= says what
•
saluran
= in which channel
•
penerima = to whom
•
efek
= with what effect
Secara umum komponen-komponen komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Sumber (source)
Adalah seorang atau organisasi/lembaga yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau memutuskan untuk berkomunikasi dengan menyampaikan informasi, gagasan, sikap dan perasaannya kepada orang lain. Contoh: Seorang saksi mata yang melaporkan suatu kejadian kepada polisi. Lembaga BKKBN yang menyampaikan pesan-pesan dan programprogram pembinaan keluarga berencana yaitu keluarga kecil dan sejahtera. 2. Pesan (message) Merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Menurut CS. Pierce, tanda-tanda dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu: ikon, indeks dan simbol atau lambang. •
Ikon adalah tanda yang memiliki kesamaan dengan objek yang digambarkan. Contohnya, foto seseorang atau foto pemandangan.
•
Indeks adalah tanda-tanda yang memiliki hubungan langsung dengan keberadaan realitas atau objek yang ditunjuknya. Contohnya, adanya asap menunjukkan akan keberadaan api. Contoh lain, adanya semut menunjukkan akan adanya sesuatu yang mengandung rasa manis atau gula.
•
Sedang simbol merupakan tanda yang hubungannya dengan realitas yang diungkapkan tidak dekat, melainkan berdasarkan kesepakatan masyarakat dan budaya yang menggunakannya. Contoh: Rambu-rambu lalu lintas yang disepakati oleh masyarakat umum baik nasional maupun internasional. Kentong titir, merupakan tanda akan adanya keadaan bahaya, seperti
kebakaran, banjir dan lain-lain, yang disepakati oleh masyarakat desa di Jawa. Simbol atau lambang-lambang juga dapat dibedakan kedalam simbolsimbol verbal, simbol-simbol nonverbal dan simbol-simbol paralinguistik. Simbol-simbol verbal adalah tanda-tanda yang biasanya berupa katakata, baik yang tertulis maupun yang diucapkan oleh seseorang. Simbolsimbol nonverbal adalah tanda-tanda yang berupa gambar, warna, isyarat,
bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak-gerik gerak gerik yang mempunyal makna tertentu. Contohnya: •
Bendera putih untuk menyatakan menyerah dalam suatu pertempuran, atau adanya orang meninggal bagi masyarakat di kota Yogya dan sekitarnya.
•
Isyarat dalam bentuk sandi sand morse.
•
Anggukan kepala untuk menyatakan setuju.
•
Gambar
•
Orang yang mengernyitkan mengernyitkan dahi untuk menyatakan bingung atau belum
yang mempunyai arti dilarang lewat.
jelas. dang tanda-tanda tanda informasi paralinguistik adalah tanda-tanda tanda yang Sedang terdapat diantara simbol-simbol simbol verball dan nonverbal, seperti volume suara, tinggi rendahnya nada berbicara, kualitas suara dan lain-lain. lain Contoh: Orang yang sedih biasanya berbicara dengan nada yang rendah dan volume suara yang rendah. Orang yang marah biasanya berbicara berbicara dengan nada yang tinggi, volume yang tinggi dan kecepatan berbicara tinggi. 3. Saluran Komunikasi (channel/media) Merupakan alat atau sarana sarana untuk menyampaikan pesan dari sumber kepada penerima. Lambang/simbol merupakan media primer dalam komunikasi. Lambang berupa bahasa, baik bahasa tulis maupun bahasa lisan
paling
banyak
digunakan
karena
dianggap
paling
mampu
menterjemahkan perasaan dan pikiran kepada orang lain. Sedang media sekunder dalam komunikasi dapat dibedakan menjadi media nir massa dan media med massa. Media nir massa antara lain telepon, surat, telegram. Sedang media massa berupa suratkabar, radio, televisi, film, buku, majalah dan lain-lain. lain Contoh: •
Dalam komunikasi lisan maka apa yang ada dibenak orang lain tidak bisa disampaikan langsung kepada kepada orang lain, melainkan harus disampaikan melalui kata-kata. kata
•
Seseorang yang menulis surat lamaran kerja ke sebuah perusahaan, maka surat merupakan media nir massa.
•
Sebuah perusahaan menawarkan produknya melalui iklan yang ditayangkan sebuah stasiun televisi. Disini televisi disebut media massa.
4. Penerima (Komunikan) Adalah seseorang atau sejumlah orang yang menerima pesan dan sumber. Dilihat dari jumlahnya; maka bisa seseorang, sekelompok orang atau sekelompok besar onang yang tidak terhitung jumlahnya (massa). Contoh: -
Pendengar satu stasiun radio jumlahnya tidak terhitung dan tersebar dalam suatu radius tertentu.
-
Pembaca sebuah buku jumlahnya banyak sekali walaupun tidak secara bersama dalam membaca buku tersebut.
-
Penerima tetepon biasanya seorang individu atau sekelompok kecil orang.
5. Umpan Balik (Feedback) Merupakan informasi yang memberitahu sumber bagaimana penerima menginterpretasikan pesan yang diterimanya. Informasi-infonmasi ini disampaikan penerima sebagai tanggapan atas pesan yang disampaikan sumber kepadanya. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber untuk menilai keefektifan pesan yang disampaikannya, sehingga sumber dapat melakukan perbaikan-perbaikan atau penyesuaian-penyesuaian dalam berkomunikasi berikutnya. Umpan balik ini dapat dibedakan ke dalam -
Umpan balik positif dan umpan balik negatif.
-
Umpan balik internal dan umpan balik eksternal.
-
Umpan balik langsung dan umpan balik tertunda.
Umpan balik positif: adalah umpan balik yang sesuai dengan harapan dari sumber. Contoh: Seseorang guru yang mengajar murid-muridnya memperoleh tanggapan yang menyenangkan dari murid-muridnya yang mendengarkan dan menyimak pesan yang disampaikan dan memahami apa yang disampaikan gurunya. Umpan balik negatif: Adalah umpan balik yang tidak sesuai dengan harapan dari sumber. Contoh:
Seorang kakak yang memberi nasehat adiknya, ternyata ditanggapi adiknya dengan negatif, yaitu menganggap kakaknya menggurui dan sok tahu serta mau ikut campur urusan orang lain. Umpan
balik
internal:
adalah
umpan
balik
yang
berasal
dari
sumber/komunikator sendiri. Contoh: Seseorang yang sedang berpidato mendengar dan menyadari bahwa katakata yang disampaikannya kurang jelas dan tepat, kemudian mengulangi dan menggantinya dengan kata lain yang dapat dipahami oleh penerima. Umpan balik eksternal: adalah umpan balik yang berasal dari penerima pesan. Umpan balik langsung: adalah umpan balik yang disampaikan penerima pada saat yang sama (seketika) saat komunikasi berlangsung. Contoh: Pada komunikasi tatap muka, dimana sumber dan penerima berada dalam situasi tatap muka, maka umpan balik bisa diketahui sumber seketika pada saat komunikasi berlangsung, seperti penerima memperhatikan dan mengerti pesan yang disampaikan sumber. Umpan balik tertunda : Adalah umpan balik yang diterima sumber tidak secara langsung, melainkan setelah komunikasi selesai dilakukan. Umpan balik tertunda ini terjadi dalam komunikasi yang bermedia. Contoh: Dalam komunikasi melalui medium surat kabar, umpan balik akan diketahui/diterima oleh sumber atau komunikator membutuhkan tenggang waktu tertentu, misalnya umpan balik disampaikan melalui telepon ke redaksi atau surat dan pembaca. 6. Barier (Hambatan komunikasi) Merupakan faktor-faktor yang menghambat dalam proses komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak cukup jelas dan terjadi destrosi dalam komunikasi. Ada beberapa hambatan komunikasi, antara lain. -
Hambatan mekanis
Yaitu faktor-faktor yang menghambat jalannya pesan secara fisik, biasanya terdapat pada media yang dipakai dalam menyampaikan pesan. Contoh: -
Terhambatnya siaran radio karena berimpitan gelombang dan dua stasiun penyiaran atau suara yang terputus-putus pada pesawat radio.
-
Ketikan/cetakan yang buram atau tidak jelas pada surat kabar.
-
Hambatan semantik Yaitu hambatan yang berhubungan dengan bahasa yang digunakan dalam penyampaian pesan, sehingga terjadi perbedaan penafsiran atau salah pengertian terhadap suatu pesan yang pada akhirnya terjadi salah komunikasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Contoh: -
Salah ucap komunikator, yang bermaksud mengatakan “kedelai” tetapi mengucapkan “keledai”.
-
Salah penaftiran karena pengertian konotatif seperti mengatakan “anjing” untuk menyebut binatang tetapi ditafsirkan “anjing” dalam pengertian umpatan Untuk mengatasi hambatan semantis ini, seorang komunikator harus dengan cermat memilih kata-kata yang akan disampaikan sehingga tidak menimbulkan makna ganda, berhati-hati dalam mengucapkan pesan serta menyusunnya dalam suatu kalimat yang Iengkap.
-
Hambatan psikologis Merupakan faktor-faktor dalam diri komunikan/penerima (kondisi kejiwaan seseorang) yang dapat menghambat jalanya komunikasi, seperti perasaan marah, sedih, kecewa, bingung atau prasangka terhadap orang lain yang berkomunikasi dengannya.
Contoh: -
Seseorang yang sebelumnya sudah berprasangka pada orang lain, jika berkomunikasi dengan orang tersebut tidak akan efektif karena selalu mempunyai prasangka buruk pada setiap apa yang dikemukakan orang tersebut.
-
Seorang komunikator yang tidak mempelajari terlebih dahulu kondisi kejiwaan komunikan tidak akan efektif dalam komunikasinya, misalnya komunikannya sedang marah atau bingung.
7. Gangguan (Noise) Merupakan
sesuatu
terhalangnya
proses
yang
mempengaruhi
penyampaian
pesan
jalannya atau
yang
suatu
pesan,
mengganggu
kamampuan pengiriman atau penerimaan pesan, sehingga pesan yang diterima komunikan berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh sumber/komunikator. Gangguan-gangguan dalam komunikasi antara lain : -
Gangguan teknis yaltu faktor-faktor yang mengganggu komunikasi, sehigga penerima merasakan perubahan dalam informasi atau stimulus yang sampai kepadanya. Contoh:
-
Seseorang tidak dapat mendengarkan secara jelas apa yang dikatakan temannya karena sistem suara yang sangat gaduh.
-
Mahasiswa tidak dapat mendengar secara jelas kuliah dosennya karena di luar ruang kuliah sangat ramai/gaduh.
-
Gangguan statis yaitu gangguan-gangguan yang sifatnya selalu tetap, tidak dapat ditolak dan dikontrol oleh sumber atau komunikator. Misalnya : cuaca, hujan, petir dan lain-lain. Contoh;
-
Dua pihak yang berkomunikasi terganggu karena hujan yang deras sehingga proses penyampaian dan penerimaan pesan tidak dapat berjalan dangan lancar.
-
Seeorang yang seclang memutar televisi mengalami gangguan karena adanya petir sehingga tidak dapat mendengar secara jelas apa yangdisampaikan komunikator.
8. Pengaruh (efek, akibat, influence) Merupakan dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan sumber/komunikator
ke
penerima.
Komunikasi
yang
efektif
tentu
menimbulkan dampak pada penerima yang sesuai dengan tujuan dan harapan dari sumber/komunikator.
Efek atau pengaruh yang ditimbulkan antara lain : -
Efek kognitif yaitu pengaruh pada komunikan berupa perubahan atau penambahan pengetahuan tertentu. Contoh: Setelah
menonton
siaran
berita,
penerima
pesan/komunikan
memperoleh tambahan informasi/pengetahuan mengenai masalah tertentu. -
Efek efektif yaitu pengaruh pada komuikan berupa perubahan sikap dan perasaan terhadap sesuatu. Contoh: Setelah berkomunikasi dengan seseorang, bisa terjadi perubahan sikap dan tidak suka menjadi suka atau dan berprasangka menjadi bersimpati atau sebaliknya.
-
Efek konotif/psikomotorik yaitu pengaruh pada komunikan/penerima berupa perubahan perilaku. Contoh: Setelah
mengikuti
konseling
perkawinan
secara
intensif,
maka
seseorang yang sebelumnya memutuskan untuk bercerai kemudian mengurungkan
niatnya
dan
mencoba
untuk
mempertahankan
perkawinannya.
(2). Proses Komunikasi Umumnya proses komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. 1. Proses Komunikasi Primer Merupakan proses penyampaian pikiran/perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol sebagai media. Adapun lambang atau simbol tersebut dapat berupa bahasa, isyarat, warna, gerak-gerik, ekspresi wajah, dan lain-lain yang dapat secara langsung mampu menterjemahkan pikiran/perasaan seseorang kepada orang lain. Dalam proses komunikasi primer umumnya bahasa digunakan sebagai media utama, karena melalui bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa
tulisan dianggap paling mampu untuk menterjemahkan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain. Namun demikian tidak semua orang mampu mengungkapkan pikiran dan perasaannya dengan menggunakan bahasa. Apalagi jika seseorang itu berada di Iingkungan yang sangat dipengaruhi oleh budaya tertentu. Dengan demikian tidak semua pikiran dan perasaannya akan disampaikan dalam bentuk kata-kata, tetapi mungkin Iebih sesuai dan tepat dikemukakan dalam bentuk isyarat, gerak gerik atau bahasa tubuh Iainnya. Dalam kasus tertentu, sering terjadi terdapat ketidakkonsistenan bahkan kontradiksi antara simbol verbal dalam bentuk kata-kata dengan simbol non verbal dalam bentuk isyarat, ekspresi wajah, bahasa tubuh yang disampaikan oleh seseorang. Sebagai contoh, dalam budaya Jawa yang masih kuat, pantang untuk mengungkapkan penolakan atau ketidaksetujuan secara Iangsung, karena dikawatirkan
akan
menyinggung
perasaan
orang
yang
diajak
berkomunikasi. OIeh karena itu disamping perlu memperhatikan simbolsimbol verbal dalam proses komunikasi tidak kalah pentingnya untuk memperhatikan simbol-simbol non verbal dan paralinguistik yang bisa jadi lebih penting dan bermakna dalam suatu proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi seorang komunikator juga disyaratkan untuk memilih kata-kata secara benar dan hati-hati, karena kadangkala kata-kata mempunyai dua pengertian, yaitu -
Pengertian denotatif, yaitu pengertian yang baku seperti yang ada tercantum di kamus.
-
Pengertian konotatif, yaitu mengandung pengertian yang emosional atau penilaian tertentu. Umpan balik (feedback) merupakan
unsur penting dan tidak
terpisahkan dalam proses komunikasi primer. Hal itu dikarenakan berlangsungnya suatu proses komunikasi akan ditentukan oleh bagaimana umpan balik dari komunikan atas pesan yang disampaikan komunikator (sumber). Jika umpan baliknya positif maka akan menyenangkan komunikator dan akan memungkinkannya melanjutkan komunikasi, sebaliknya jika umpan
baliknya
negatif
maka
komunikator
harus
merubah
atau
memperbaiki komunikasinya, atau bahkan dapat memaksa komunikatornya
untuk menghentikan komunikasinya. Dalam komunikasi primer, maka umpan baliknya adalah seketika/langsung (direct feedbeck atau inmediate feedback), terutama dalam komunikasi interpersonal. Menurut Wilbur Schraman dalam Effendy (1990 : 13) suatu proses komunikasi akan berhasil jika pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dan sesuai dengan kerangka acuan (frame of reference), yaitu paduan pengalaman dan pengertian yang pernah diperoleh komunikan. Dengan demikian frame of reference dan fold of experience merupakan faktor penting dalam suatu proses komunikasi. Tanpa ada kesamaan pengalaman dan kerangka referensi antara komunikator dengan komunikan, maka tidak akan dapat dicapai “kesamaan makna” diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sebaliknya semakin besar kesamaan bidang pengalaman dan kerangka referensi antara komunikator dan komunikan, maka akan semakin besar “kesamaan makna” diantara kedua belah pihak. Contohnya: Seorang profesor yang berbicara dengan seorang desa yang berpendidikan rendah, dengan menggunakan istilah-istilah ilmiah dan bahasa yang tidak dimengerti oleh orang desa tersebut, tidak akan efektif, karena tidak ada kesamaan bidang pengalaman dan kerangka acuan diantara keduanya. Dengan demikian esensi dan suatu proses komunikasi adalah terjadinya kesamaan makna antara pesan yang disampaikan komunikator den yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat sebuah pesan setala (tuned) bagi komunikator dan komunikan (Effendi, 1990 ; 13). Secara sederhana proses komunikasi primer berlangsung sebagai berikut: a. Dimulai dari sumber atau komunikator yang ingin menyampaikan ide/pikiran/perasaannya kepada penenima/ komunikan Untuk itu ia perlu meng-encorde ide/pikiran tersebut ke dalam bentuk lambang-lambang atau simbol-simbol yang dapat dimengerti oleh komunikan. Dengan demikian encoding merupakan kegiatan personal seseorang untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan non verbal yang
sesuai dengan aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu pesan (Roster & Samover). b. Kemudian
stimulus
atau
simbol
tersebut
disampaikan
kepada
penerima/komunikan. c. Stimulus yang diterima dalam bentuk tanda-tanda yang bisa dimengerti oleh komunikan (disebut decoding), yaitu proses penguraian sandisandi sehingga dapat dimengerti oleh komunikan. Proses penerimaan pesan (message reception) mi merupakan proses yang aktif yang mengandung 3 elemen di dalamnya , yaitu: •
seleksi informasi
•
interpretasi informasi
•
retensi Tahap message reception ini merupakan aspek fundamental dari
perilaku komunikasi, bersifat subyektif dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti karakteristik personal, bidang pengalaman, persepsi, kerangka referensi dan lain-lain. Menurut Ruber (1992 ; 137) faktor-faktor yang mempengaruhi message reception meliputi faktor-faktor yang ada pada: •
Sumber, meliputi daya tarik, kredibilitas, proximity, similarity dan lainlain.
•
Penerima, meliputi kebutuhan, sikap, tujuan, pengalaman, kebiasaan, kemampuan dan lain-lain.
•
Media dan lingkungan, meliputi repetisi, kompetisi, konsistensi, setting dan konteks. Setelah pesan/stimulus diterima oleh penerima (receiver) tidak secara
langsung memberikan umpan balik, karena ada proses persepsi di dalam diri penerima. Persepsi sendiri mempunyai pengertian proses dimana seseorang menyadari berbagai stimulus yang sampai melalui indera yang ada. Menurut Beebe, Beebe, Redmont (1996 ; 70) ada tiga tahap dalam persepsi •
tahap menyeleksi stimulus/informasi
•
tahap mengorganisasikan stimulus dalam kategori-kategori
•
tahap menginterpretasikan stimulus
d. Setelah penerima umpan menginterpretasikan stimulus/informasi, maka ia akan memberikan umpan balik (feedback) dan respon atas informasi yang diterima dari sumber Untuk menyampaikan umpan balik, penerima perlu mengubah ide/pikiran/perasaannya dalam bentuk tanda-tanda yang dapat diterima oleh sumber (meng-encode). Proses ini terus berulang. 2. Proses Komunikasi Sekunder Merupakan proses penyampaian informasi dari seseorang atau suatu lembaga
kepada
orang
lain
atau
sejumlah
besar
orang
dengan
menggunakan alat atau sarana sebagal media kedua (sekunder) setelah mengunakan lambang/simbol sebagai media pertama (primer). Adapun media yang dipakai dapat dikelompokkan menjadi dua : •
Media Masse : televisi, radio, film, surat kabar, majalah, buku dan lainlain.
•
Media Nir Massa : telepon, surat, telegram dan lain-lain.
Menurut Bittner (1986 ; 15) komponen-komponen dalam proses komunikasi adalah : sender, receiver, message , medium, feedback dan noice. Untuk membedakan antara proses komunikasi interpersonal, komunikasi intrapersonal dan komunikasi massa, Bitter mengemukakan dalam tabel berikut ini: Intrapersonal
Interpersonal
Massa
Sender
Sense-organs
Politician
Politician
Receiver
Brain
Reporter
Public
Message
Electro-chemical
Lenguage
Lenguage
Voice
Newspaper
Questions
Letters
Breaking glass
Bluered printing
impuls Medium
Central nervous system
Feedback
Electro chemical impuls
Noise
Headache
Sumber : Bittner, 1986 ; 15. Dari tabel di atas dapat diketahui perbedaan-perbedaan antara proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder.
Dalam komunikasi sekunder, maka digunakan media (massa atau nir massa)
untuk
menyebarkan
pesan
dan
sumber/komunikator
kepada
komunikan. Dengan adanya media ini, maka umpan balik dari penerima umumnya bersifat tertunda, yaitu tidak diketahui/diterima oleh komunikator pada saat komunikasi berlangsung. Selain itu karena dalam komunikasi sekunder antara komunikator dengan komunikan tidak bertemu dalam situasi tatap muka, maka komunikator harus lebih mempersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan
dengan
proses
komunikasi
tersebut.
Antara
lain,
mengetahui dengan jelas siapa yang menjadi komunikannya, karakteristik komunikan, ciri media yang dipakai, waktu yang sesuai untuk menyampaikan pesan, cara penyampaian pesan, tujuan yang akan dicapal dan lain-lain. Contohnya •
Untuk menyampaikan informasi kepada para petani di pedesaan perlu mengetahui terlebih dahulu media apa yang dimiliki petani, kapan biasanya media itu dioperasikan, tingkat pengetahuan dan ciri-ciri petani, bentuk penyajian pesan yang disesuaikan dengan tujuan yang ada. Perlu diketahui, berbeda dengan komunikasi Iangsung (tatap muka) yang
efektif dalam merubah sikap dan tingkah laku komunikannya, maka dalam komunikasi sekunder (bermedia) efektif untuk menyampaikan informasi kepada komunikan dalam jumlah besar, sekaligus efisien dalam waktu. Contoh: Untuk menyampaikan pesan untuk sejumlah besar orang, dengan menyampaikan pesan melalui radio/televisi dapat sampai secara serempak dengan sekali penyiaran. Oleh C.E. Shannon, proses komunikasi sekunder (bermedia) digambarkan secara sederhana sebagai berikut :
Dari apa yang dikemukakan oleh Shannon di atas secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: Sumber informasi menyampaikan pesan melalui transmeter yang mengubah pesan tersebut menjadi transmeter signal melalui saluran kepada alat penenma (receiver) yang menerima received signaL Oleh receiver received signal diubah menjadi pesan yang diterima oleh tujuan (komunikan). Dengan demikian perlu diingat, bahwa proses komunikasi yang dikemukakan oleh Shounon, receiver disini bukan komunikan (orang yang menjadi tujuan komunikasi), melainkan alat penerima received signal dan mengubahnya menjadi pesan yang bisa diterima oleh komunikan. Contohnya: Proses komunikasi melalui telepon, maka suara dari penelepon diubah dalam bentuk signal oleh transmiter; yang kemudian dengan saluran tertentu dikirimkan kepada alat penerima (pesawat penerima) yang mengubah signal menjadi suara (pesan)yang bisa didengar oleh penerima pesan (komunikan). Pada saat signal disampaikan melalui saluran tertentu terdapat sumber-sumber gangguan. Untuk memperjelas bagaimana proses komunikasi bermedia berlangsung maka Kotler dalam Effendy (1990 ; 18) yang diilhami paradigma Lesswell digambarkan berikut ini.
Dari gambar di atas maka dapat diketahui unsur-unsur atau komponenkomponen komunikasi dan bagaimana proses komunikasi bermedia berlangsung.
LATIHAN: 1. Coba saudara mengamati beberapa peristiwa komunikasi, kemudian saudara catat komponen-komponen komunikasinya, dan bagaimana proses komunikasinya berlangsung 2. Dari peristiwa komunikasi di atas, buatlah uraian spesifik tentang komunikator dan komunikannya, serta bandingkan antara komunikator yang satu dengan yang lain, kelebihan dan kekurangan masing-masing serta bagaimana karakteristik dan komunikannya 3. Coba saudara amati proses komunikasi melalui media, masing-masing media elektronik (radio/televisi/film), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) serta media nir massa (telepon/telegram/ poster/leaflet), kemudian buat uraian tentang kegiatan-kegiatan komunikasi tersebut, tujuan komunikasinya, karakteristik media, umpan balik serta pengaruh dari kegiatan tersebut. 4. Coba saudara membandingkan proses komunikasi menurut Shannon dengan apa yang dikemukakan Ketler, serta berikan analisis saudara tentang kedua proses komunikasi tersebut.
RINGKASAN Dalam Bab II ini dijelaskan bahwa inti dari kegiatan komunikasi adalah proses pembentukan makna diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dengan demikian untuk mencapai kesamaan makna diantara kemunikator dan komunikan disyaratkan adanya kesamaan bidang pengalaman dan kerangka acuan, sehingga tercapai ‘In tuned” diantara keduanya. Bab ini juga menjelaskan tentang komponen-komponen komunikasi dan bagaimana hubungan diantara unsur-unsur tersebut di dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi sedikitnya ada lima komponen yaitu sumber, pesan, saluran (media, penerima dan efek). Disamping komponen-komponen di atas masih ada komponen-komponen lain seperti feedback, noise, berier, decoding, encoding, frame of reference, field of experience dan lain-lain yang tidak kalah penting dalam suatu proses komunikasi. Proses komuikasi sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses komunikasi primer dan proses komunikasi sekunder. Komunikasi primer sendiri di dalamnya termasuk komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok. Sedang proses komuikasi sekunder meliputi komunikasi massa dan komunikasi nir massa.
C. PENUTUP Tes Formatif 1. Unsur-unsur yang harus ada dalam suatu proses komunikasi antara lain: a. sumber, pesan, penerima b. sumber, pesan, encoding, decoding, efek c. sumber, pesan, penenma, media. 2. Umpan balik merupakan: a. informasi dari komunikan b. informasi dari saluran c. informasi dari komunikan atas apa yang disampaikan komunikator 3. Hambatan semantis dapat berupa: a. suara yang tidak jelas pada pesawat radio b. perbedaan penafsiran atas pesan antara komunikator dan komunikan c. latar belakang budaya 4. Gangguan dalam proses komunikasi dapat berupa: a. suara gaduh b. ruangan yang tertutup c. suara sengau komunikator 5. Inti dari kegiatan komunikasi adalah a. penyampaian pesan dari komunikator b. adanya feedback dari penenma c. tercapainya kesamaan makna antara kamunikator dan komunikan 6. Encoding adalah: a. proses penguraian sandi b. proses pemberian sandi atas pikiran/perasaan ke dalam bentuk lambang c. proses penginterprestasian pesan 7. Pesan dalam proses dapat berupa: a. kata-kata, gambar, ekspresi wajah, warna b. gambar, isyarat, warna c. tulisan, gerak-gerik 8. Yang membedakan antara proses komunikasi primer dan komunikasi sekunder terletak pada: a. media yang dipakal b. gangguan (noise) c. waktu berlangsungnya komunikasi
UMPAN BALIK Coba Saudara cocokkan jawaban Saudara dengan kunci tes formatif di bawah ini. Jika saudara memperoleh nilai 6-8 pada tes formatif maka saudara dinyatakan mampu memahami pokok bahasan ini, sedangkan jika Saudara memperoleh nilai 6-4 maka Saudara dinyatakan cukup dan jika memperoleh nilai di bawah 3 Saudara dinyatakan kurang mampu memahami pokok bahasan ini, diharapkan dapat membaca dan mempelajari Iebih seksama. Kunci: 1.c
2.C
3.B
4.A
5. C
6.B
7.A
8.A