BAB II LANDASAN TEORI
II.1. Kerangka Teori Sistem Informasi Akuntansi II.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Susanto (2004:82) pengertian sistem informasi akuntansi adalah “sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan (integritas) dari sub-sub sistem atau komponen baik fisik maupun non fisik yang saling berhubungan dan bekerja sama satu sama lain secara harmonis untuk mengelola data transaksi yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan.” Dalam sistem informasi akuntansi menurut Stair dan Reynolds (2010:5) informasi adalah “sebagai kumpulan fakta yang terorganisir sehingga mereka memiliki nilai tambahan selain nilai fakta individu. Sedangkan pengertian sistem infomasi akuntansi menurut Bonar dan Hopwood (2005:3) “sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Menurut merupakan
Jogiyanto
suatu
(2005:17)
komponen
sistem
organisasi
informasi yang
akuntansi
mengumpulkan,
mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan, 8
informasi pengambilan keputusan dengan orientasi financial yang relevan bagi pihak-pihak luat dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen). Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah gabungan dari beberapa komponen tertentu yang berinteraksi untuk mengolah data-data keuangan suatu perusahaan menjadi informasi keuangan yang kompleks yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. II.1.2 Pengertian Ancaman Ancaman
adalah
oraganisasi atau perusahaan
setiap usaha dan kegiatan, baik dalam maupun luar organisasi atau perusahaan
yang dinilai membahayakan keberadaan suatu sistem, keutuhan suatu sistem, dan keselamatan suatu sistem. Ancaman dapat berupa organisasi atau perusahaan pesaing yang beraktifitas dalam bidang yang sama dan memiliki keunggulan dalam bidang tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. II.1.3 Pengertian Pengendalian Menurut Robbin dan Coulter (2004) “pengendalian (control) sebagai proses memantau kegiatan-kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut diselesaikan sebagaimana yang telah direncanakan dan proses mengkoreksi setiap penyimpangan yang berarti.
9
Menurut Belafonti (2010:8) “pengendalian internal adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh orang-orang yang bekepentingan di dalam perusahaan dan juga melibatkan struktur organisasi, metode dan ukuranukuran yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan keyakinan yang memadai terkait dengan kekayaan organisasi, ketelitian dan keandalan data akuntansi, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan manajemen terhadap peraturan dan hukum yang berlaku. Menurut Glenn A. Welsch, Hilton, dan Gordon (2000:13) yang diterjemahkan oleh Purwatingsih dan Maudy Warouw “pengendalian adalah suatu proses untuk menjamin terciptanya kinrja yang efisien yang memungkinkan tercapainya tujuan perusahaan.” Berdasarkan
pengertian
diatas,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengendalian adalah suatu usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk mengkoreksi perbedaan atau penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai . II.1.4 Pengertian Pengendalian Internal Menurut Olach dan Weeramantri (2009:50), COSO telah menciptakan berbagai metode untuk pengembangan pengendalian internal. Salah satunya adalah dengan diciptakannya metode COSO Internal
Control
Intregrated
Firamework,
yaitu
mendesripsikan
pengendalian internal sebagai suatu proses, yaitu sebuah proses yang dipengaruhi oleh setiap bagian suatu entitas.
10
Menurut Arens. (2010:398). Menguraikan tujuan pengendalian internal sebagai berikut : Management typically has three board objectives in designing an effective control system : 1. Reability of financial reporting 2. Efficiency and effectiveness of operation 3. Compliance with laws and regulations
Menurut Azhar (2008:95) “pengendalian internal sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan jaminan yang meyakinkan bahwa tujuan organisasi akan dapat dicapat melalui : efisiensi dan efektifitas operasi, penyajian laporan keuangan yang dapat dipercaya, ketaatan terhadap undang-undang dan aturan yang berlaku”. Sedangkan Menurut Fees, Reeve dan Warren (2008:227) pengendalian internal adalah “kebijakan dan prosedur yang melindungi aktiva perusahaan dari kesalahan penggunaan, memastikan bahwa informasi usaha yang disajikan akurat dan meyakinkan bahwa hokum serta peraturan telah diikuti”. Kemudian D. Hartanto tentang Pengendalian
Intern
(1997 : 51)memberikan penjelasan dengan
membedakan
kedalam
arti
yangsempit dan dalam arti luas secara lengkap disebutkan : 11
Dalam arti sempit : Pengendalian Intern disamakan dengan“Internal Check” yang merupakan prosedur-prosedur mekanismeuntuk memeriksa ketelitian dari data-data administrasi, sepertimencocokkan penjumlahan Horizontal dengan penjumlahanVertikal.Dalam arti luas: Pengendalian Intern dapat disamakan dengan“Manajemen Control”, yaitu suatu sistem yang meliputi semuacara-cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
mengawasi/mengendalikan
perusahaan.
Dalam
pengertianPengendalian Intern meliputi : Struktur Organisasi, formulirformulir dan prosedur pembukuan dan laporan (Administrasi), budget dan standart pemeriksaan intern dan sebagainya. Dari
pengertian-pengertian
diatas
disimpulkan
bahwa
pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Struktur pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan tingkat jaminan yang wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi. Pengendalian melakukan tiga fungsi penting, antara lain : 1. Pengendalian untuk pencegahan, mencegah timbulnya suatu masalah sebelum mereka muncul. Memeperkerjakan personil akuntansi berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas pegawai yang
12
memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas asset, fasilitas dan informasi, merupakan pencegahan yang efektif. 2. Pengendalian untuk pemeriksaan, dibutuhkan untuk mengungkap masalah yang begitu masalah tersebut muncul. Contoh dari pengendalian untuk pemeriksaan adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo tiap bulan. 3. Pengendalian korektif, memecahkan masalah yang ditemukan oleh
pengendalian
untuk
pemeriksaan.
Pengendalian
ini
mencakup prosedur yang dilaksanakan untuk mengidentifikasi penyebab masalah, memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan dan mengubah sistem agar masalah di masa mendatang dapat diminimalisasikan atau dihilangkan. Contoh dari pengendalian ini termasuk pemeliharaan backup copies atas transaksi dan file utama, dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalah memasukan data.
II.1.4.1 Penelitian oleh Commite of Sponsoring Organization (COSO) Menurut Rommey. M. B (2006:230) Commite of Sponsoring Organization (COSO) adalah sekelompok sector swasta yang terdiri dari American Accounting Association (AAA), AICPA, Institute of
13
Internal Auditors, Institute of Management Accountants, dan Financial Executives Institue. COSO mengeluarkan hasil penelitian untuk mengembangkan definisi pengendalian internal dan memberikan petunjuk untuk mengevaluasi sistem pengendalian internal. Penelitian COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada dibawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut : 1. Efektivitas dan efisiensi operasional organisasi 2. Keandalan pelaporan keuangan 3. Kesesuaian dengan hokum dan peraturan yang berlak
II.1.4.2 Lima Komponen Model pengendalian COSO Menurut Amin, W. T. (2009). Komponen-komponen Model pengendalian COSO yang saling berhubungan : 1. Lingkungan Pengendalian yang menetapkan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
14
2. Aktifitas pengendalian yang merupakan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. 3. Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola. 4. Informasi & komunikasi yang merupakan pengidentifikasian, pengangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan
kerangka
waktu
yang
membuat
orang
mampu
melaksanakan tanggung jawabnya. 5. Pengawasan yang merupakan suatu proses yang menilai kinerja pengendalian intern pada suatu waktu.
II.1.4.2.1 Faktor Lingkungan Pengendalian Faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan pengendalian : 1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika Merupakan hal yang penting bagi pihak manajemen untuk menciptakan struktur orgaisasi yang menekankan pada integritas
dan
nilai-nilai
etika.
Perusahaan
dapat
mengesahkan integritas sebagai prinsip dasar beroprasi, 15
dengan
cara
mempraktikannya.
secar Pihak
aktif
mengajarkan
manajemen
harus
dan menem
bangkan kebijakan yang tertulis dengan jelas, yang secara eksplisit mendeskripsikan perilaku yang jujur dan tidak jujur. 2. Filosofi Pihak Manajemen dan Gaya Beroprasi Semakin bertanggung jawab filosofi pihak manajemen dan gaya beroprasi mereka, maka semakin besar kemungkinan para pegawai akan berprilaku secara bertanggung jawab dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi atau perusahaan. 3. Struktur Organisasional Struktur organisasional perusahaan menetapkan garis otorisasi dan tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasinya. Aspek-aspek penting struktur organisasi termasuk sentralisasi atau disentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu, cara alokasi tanggung jawab mempeganruhi permintaan informasi pihak manahemen, dan organisasi fungsi sistem informasi dan akuntansi. 4. Komite Audit Dewan Komisaris 16
Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi struktur
pengendalian
internal
perusahaan,
proses
pelaporan keuangannya, dan kepatuhannya terhadap hukum, peraturan dan standar yang terkait. Komite tersebut bekerja dekat dengan auditor internal maupun eksternal perusahaan. Salah
satu
menyediakan
tanggung
jawab
peninjauan
komite
independen,
audit
adalah
atas
nama
pemegang saham perusahaan, terhadap tindakan para manajer perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk memeriksa integritas manajemen dan meningkatkan kepercayaan public yang berinvestasi, atas kesesuaian pelaporan keuangan. 5. Metode Memberikan Otoritas dan Tanggung Jawab Pihak manajemen harus memberikan tanggung jawab untuk tujuan bisnis tertentu ke departemen dan individu terkait, serta kemudian membuat mereka bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut. Otoritas dan tanggung jawab
dapat
diberikan
melalui deskripsi
pekerjaan secara formal, pelatihan pegawai, dan rencana oprasional, jadwal dan anggaran. Hal yang sangat penting adalah peraturan yang menangani masalah seperti standar
17
etika berprilaku, praktik bisnis yang dapat dibenarkan, peraturan persyaratan, dan konflik kepentingan. 6. Kebijakan dan Praktik-praktik dalam Sumber Daya Manusia Kebijakan dan praktik-praktik mengenai pengontakan, pelatihan, pengevaluasian, pemberian kompensasi, dan promosi pegawai mempengaruhi kemampuan organisasi untuk meminimalkan ancaman dan resiko perusahaan. Para pegawai harus dipekerjakan dan dipromosikan berdasarkan seberapa baik mereka memenuhi persyaratan pekerjaan mereka. Program
pelatihan
harus
membuat
pegawai
baru
mengetahui dengan baik tanggung jawab mereka, dan juga kebijakan serta prosedur organisasi atau perusahaan. Kebijakan yang berhubungan dengan kondisi bekrja, pemberian kompensasi, insentif bekerja, dan kemajuan karir dapat merupakan dorongan yang kuat dalam mendorong pelayanan yang efisien dan kesetiaan. Kebijakan pengendalian tambahan dibutuhkan bagi para pegawai yang memiliki akses ke kas atau property lainnya. Mereka harus diminta untuk mengambil libur tahunan dan selama waktu tersebut, fungsi pekerjaan mereka harus
18
dilaksanakan oleh anggota staf lainnya. Keberadaan kebijakan semacam ini menghalangi penipuan dan meningkatkan pengendalia ninternal. Jaminan asuransi ikatan
kesetiaan
para
pegawai
utama,
melindungi
perusxahaan dari kerugian yang ditibulkan oleh tindakan penipuan yang disengaja oleh para pegawai yang diikat tersebut. 7. Pengaruh-pengaruh Eksternal Pengaruh-pengaruh
eksternal
yang
mempengaruhi
lingkungan pengendalian adalah termasuk persyaratan yang dibebankan oleh bursa efek, oleh Financial Accounting Standards Board (FASB), dan Securities and Exchange Commission (SEC). II.1.4.2.2 Aktifitas-aktifitas Pengendalian Komponen kedua dari model pengendalian internal COSO adalah
kegiatan-kegiatan
pengendalian,
yang
merupakan
kebijakan dan peraturan yang menyediakan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian pihak manajemen dicapai. Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam salah satu dari lima kategori berikut ini : o Otorisasi transaksi dan kegiatran yang memadai
19
Otorisasi adalah bagian penting dalam pengendalian dan
prosedur
organisasi.
Otorisasi
merupakan
penandatanganan, pemberian paraf, atau memasukan kode otorisasi atas dokumen atau catatan transaski. Para pegawai yang memproses transaksi harus memverifikasi keberadaan otorisasi yang sesuai. Auditor meninjau transaksi untuk memverifikasi otorisasi yang memadai karena ketidakberdayaan otorisasi yang memadai menunjukan kemungkinan masalah pengendalian.
o Pemisahan tugas Pengendalian internal yang baik mensyaratkan bahwa tidak ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak. Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi berikut ini dipisahkan : a. Otorisasi
–
menyetujui
transaksi
dan
keputusan. b. Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber, memelihara catatan (jurnal, buku besar, file lainnya), mempersiapkan rekonsiliasi, serta mempersiapkan laporan kinerja. 20
c. Penyimpanan – menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persediaan, menerima cek yang masuk dari pelanggan, menulis cek atas rekening bank perusahaan. o Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai Desain dan penggunaan catatan yang memadai membantu untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap atas seluruh data transaksi yang berkaitan. Bentuk dan isinya harus dijaga agar tetap sesederhana mungkin untuk mendukung pencatatan yang efisien, meminimalkan
kesalahan
pencatatanm
dan
memfasilitasi peninjauan serta verifikasi. Dokumendokumen yang mengawali sebuah transaksi harus memiliki ruang untuk otorisasi. o Penjagaan asset dan catatan yang memadai Salah
satu
asset
terpenting
perusahaan
adalah
infromasi. Oleh sebab itu, harus diambil langkahlangkah untuk menjaga baik asset berupa informasi maupun fisik. Prosedur-prosedur berikut ini menjaga asset dari pencurian, penggunaan tanpa otorisasi dan vandalisme :
21
a. Mensupervisi dan memisahkan tugas secara efektif. b. Memelihara catatan asset, termasuk informasi, secara akurat. c. Membatasi akses secara fisik ke asset. d. Melindungi catatan dan dokumen. e. Mengendalikan lingkungan. f. Pembatasan akses ke ruang komputer, file komputer, dan informasi. o Pemeriksaan independen atas kinerja Pemeriksaan internal untuk memastikan bahwa seluruh transaksi diproses secara akurat adalah elemen pengendalian lainnya yang penting. Pemeriksaan ini harus independen, karena pemeriksaan umumnya akan lebih efektif bila dilaksanakan oileh orang lain yang tidak bertanggung jawab atas jalannya operasi yang diperiksa Berbagai jenis pemeriksaan independen didiskusikan dalam sub bagian berikut :
22
1) Rekonsiliasi
dua
rangkaian
catatan
yang
dipelihara secara terpisah Salah
satu
cara
untuk
memeriksa
keakuratan dan kelengkapan catatan adalah merekonsiliasi catatan tersebut dengan catatan lainnya yang seharusnya memiliki saldo yang sama. 2) Perbandingan jumlah aktual dengan yang dicatat Seluruh persediaan harus dihitung paling tidak per tahun dan hasilnya dibandingkan dengan catatan persediaan. 3) Pembukuan berpasangan Debit
harus
memberikan
sama kesempatan
dengan besar
kredit untuk
pemeriksaan internal. 4) Jumlah total batch Dalam aplikasi pemrosesan secara batch, dokumen
sumber
digabungkan
dalam
kelompok dan jumlah total batch, dan
23
secara manual dihitung sebelum data sumber dimasukan ke dalam sistem. Selisih antara kedua jumlah total batch menunjukan
kesalahan
dalam
langkah
pemrosesan sebelumnya. (catatan yang hilang, catatan
yang tidak diotorisasi
ditambahkan ke dalam batch, kesalahan transkripsi atau pemrosesan data). Terdapat lima batch yang dipergunakan dalam sistem komputer, yaitu jumlah total keuangan, jumlah total lain-lain, jumlah catatan, jumlah baris, uji kesesuaian baris dan kolom). 5) Peninjauan independen Setelah
karyawan
pertama
memproses
sebuah transaksi, karyawan kedua kadang kala meninjau pekerjaan karyawan pertama. Karyawan kedua memeriksa keberadaan tanda tangan otorisasi yang memadai, meninjau
dokumen
pendukung,
dan
memeriksa keakuratan bagian data yang
24
penting,
seperti
harga,
jumlah,
dan
pemberian kredit.
II.1.4.2.3 Penilaian Risiko Komponen ketiga dari model pengendalian internal COSO adalah penilaian risiko. Akuntan memainkan peran penting dalam membantu manajemen mengontrol bisnis dengan mendesain sistem pengendalian yang efektif, dan mengevaluasi sistem yang ada untuk memastikan bahwa sistem tersebut berjalan efektif. Akuntan dapat mengevaluasi sistem pengendalian internal dengan menggunakan strategi manajemen risiko. Langkah-langkah utama dalam strategi penilaian risiko : •
Identifikasi Ancaman Perusahaan menghadapi jenis-jenis ancaman berikut ini : -
Strategis (contoh: melakukan hal yang salah)
-
Operasional (contoh: melakukan hal yang benar tapi dengan cara yang salah)
-
Keuangan (contoh: adanya kerugian sumber daya keuangan, pemborosan, pencurian atau pembuatan kewajiban yang tidak tepat)
25
-
Informasi (contoh: menerima informasi yang salah atau tidak relevan, sistem yang tidak andal, dan laporan yang tidak benar atau menyesatkan)
•
Perkiraan risiko Beberapa ancaman menunjukan risiko yang lebih besar karena probabilitas kemunculannya lebih besar.
•
Perkirakan pajanan (exposure) Merupakan
suatu
kejadian
perusahaan
namun
jarang
yang terjadi,
dapat
menimpa
tetapi
ketika
kejadian/ancaman menimpa perusahaan makan akan mengakibatkan kerusakan parah dan kebangkrutan. •
Identifikasi Pengendalian Manajemen harus mengidentifikasi salah satu atau beberapa pengendalian yang melindungi perusahaan dari setiap
ancaman.
Dalam
mengevaluasi
keuntungan
prosedur pengendalian internal tertentu, manajemen perlu mempertimbangkan keefektifan dan waktunya. Pada intinya
pengendalian
untuk
pencegahan,
untuk
pemeriksaan, dan korektif saling melengkapi dan sistem
26
pengendalian internal yang baik perlu menggunakan ketiga-tiganya. •
Perkiraan biaya dan manfaat Tidak ada sistem pengendalian internal yang dapat menyediakan perlindungan anti penipuan terhadap seluruh ancaman dalam pengendalian internal. Tujuan untuk mendesain sebuah sistem pengendalian internal adalah untuk menyediakan jaminan yang wajar bahwa tidak akan muncul masalah dalam sistem pengendalian itu sendiri. Manfaat dari sebuah prosedur pengendalian internal harus melebihi biayanya, namun biaya akan lebih mudah diukur. Elemen utama biaya adalah personil, termasuk waktu untuk melaksanakan prosedur pengendalian, biaya untuk memperkerjakan pemisahan
tugas
pegawai yang
tambahan efektif,
agar
serta
mencapat
biaya
untuk
memprogram pengendalian dalam sistem komputer. Pengendalian
internal
memberikan
manfaat
pada
perusahaan dari adanya pengurangan kerugian. Salah satu cara untuk menghitung manfaat melibatkan perkiraan kerugian (expected loss), yang merupakan hasil dari matematis risiko dan pajanan. Manfaat dari prosedur pengendalian adalah perbedaan antara perkiraan kerugian
27
dengan prosedur pengendalian, dan perkiraan kerugian tanpa adanya prosedur pengendalian. •
Menetapkan efektivitas Biaya-Manfaat Pihak manajemen menetapkan apakah pengendalian tersebut
menguntungkan
dari
segi
biaya.
Dalam
mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal, pihak manajemen harus mempertimbangkan factor-faktor lain diluar factor-faktor dalam perhitungan perkiraan manfaat. II.1.4.2.4 Informasi dan Komunikasi Komponen keempat dari model pengendalian internal COSO adalah informasi dan komunikasi. Tujuan utama SIA adalah mencatat, memproses, menyimpan dam mengkomunikasikan informasi atas suatu organisasi. Akuntan harus memahami bagaimana transaksi diawali, data didapat dalam bentuk yang dapat dibaca oleh komputer, file komputer diakses dan diperbaharui, data diproses untuk mempersiapkan sebuah informasi, dan informasi dilaporkan ke para pemakai internal dan pihak eksternal. Hal-hal tersebut yang membuat sistem dapat melakukan jejak audit. Jejak audit muncul ketika transaksi suatu perusahaan dapat dilacak di sepanjang sistem mulai asalnya sampai tujuan akhir pada laporan keuangan. Sama halnya angka-angka pada laporan keuangan dapat 28
dilacak kembali di sepanjang sistem hingga ke transaksi individual yang menghasilkan saldo. Menurut AICPA, SIA memiliki lima tujuan utama, yaitu : 1. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid 2. Mengklasifikasi transaksi secara tepat 3. Mencatat transaksi pada nilai moneter yang tepat 4. Mencatat transaksi dalam priode akuntansi yang tepat 5. Menampilkan
secara
tepat
semua
transaksi
dan
pengungkapan yang berkaitan dalam laporan keuangan. Sistem akuntansi umumnya terdiri dari beberapa subsistem akuntansi, yang masing-masing didesain untuk memproses transaksi jenis tertentu. Meskipun berbeda menurut jenis transaksi yang diproses, semua subsistem akuntansi mengikuti aturan prosedur yang sama.
II.1.4.2.5 Pengawasan Komponen kelima dari model pengendalian internal COSO adalah pengawasan. Metode utama untuk mengawasi kinerja mencakup supervise yang efektif, pelaporan yang bertanggung jawab dan audit internal. 29
II.1.4.2.5.1 Supervisi yang Efektif Supervisi
yang
efektif
mencakup
melatih
dan
mendampingi pegawai, mengawasi kinerja mereka, mengoreksi kesalahan, dan melindungi asset dengan cara mengawasi pegawai yang memiliki akses ke hal-hal tersebut. Supervise merupakan hal yang paling penting dalam perusahaan atau organisasi yang tidak mampu melaporkan tanggung jawab secara rinci atau terlalu kecil untuk pemisahan tugas yang memadai.
II.1.4.2.5.2 Akuntansi Pertanggungjawaban Sistem
akuntansi
pertanggungjawaban
mencakup
anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, dan standar kualitas; laporan kinerja yang membandingkan kinerja yang actual dengan kinerja yang direncanakan, serta menunjukan perbedaan yang signifikan; dan prosedur untuk menyelidiki perbedaan yang signifikan dan mengambil tindakan yang tepat pada waktunya, untuk mengoreksi kondisi-kondisi yang mengarah pada perbedaan tersebut. II.1.4.2.5.3 Audit Internal Audit internal mencakup peninjauan ulang keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasional serta menyediakan
30
penilaian keefektifan pengendalian internal. Audit internal juga mencakup penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hokum dan peraturan yang berlaku, serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen. Auditor internal menempatkan penekanan yang besar pada pengendalian manajemen perusahaan; sehingga mereka dapat mendeteksi waktu lembur yang berlebihan, asset yang kurang digunakan, persediaan yang using, penggantian biaya perjalanan yang tidak diperlukan, anggaran dan kuota yang telalu longgar, pengeluaran modal yang kurang tepat, dan produksi yang menjadi semakin lambat. Objektifitas dan keefektifan memerlukan fungsi audit internal yang independen secara organisasional dari fungsi akuntansi dan operasional. II.1.5 Pengertian Pendapatan Menurut Niswonger pendapatan merupakan “kenaikan kotor atau gross dalam modal pemilik yang dihasilkan dari penjualan barang dagangan, pelaksanaan jasa kepada pelanggan atau kliem, penyewa harta, peminjam uang, dan semua kegiatan usaha serta profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan. Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 “pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktifitas normal
31
perusahaan selama satu priode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menurut Accounting Terminology Bulletin No.2 “pendapatan berasal dari penjualan barang dagang dan pemberian jasa dan diukur dengan jumlah yang dibabankan kepada langganan, klaim atas barang dan jasa yang disiapkan untuk mereka. Berdasarkan
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
pendapatan merupakan kenaikan gross/kotor dari keuntungan ekonomi selama suatu priode dari aktifitas utama perusahaan yang menyebabkan kenaikan ekuitas tapi bukan berasal dari kontribusi penanaman modal. II.1.6 Pengertian Siklus Pendapatan Siklus pendapatan merupakan aktivitas yang terkait dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan dan pengumpulan kas dari pendapatan. Siklus pendapatan terdiri atas transaksi : •
Penjualan kredit
•
Penagihan atau penerimaan piutang
•
Penyesuaian penjualan
Pendapatan berasal dari penjualan yang menurut Winardi (2003:112) merupakan proses dimana sang penjual memastikan, mengaktivasi dan memuaskan sang pembeli agar mencapai manfaat, baik
32
bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan menguntungkan bagi kedua belah pihak. Menurut Belafonti (2010:28) “Siklus pendapatan merupakan penjualan yang sebagai usaha penjual untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan dari pembeli, dalam mentransfer kegunaan atau hak dari benda atau jasa yang dijual, yang tujuan akhirnya adalah untuk memeroleh laba.
II.1.6.1 Fungsi siklus pendapatan Siklus pendapatan merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : •
Mendapatakan pesanan dari pembeli
•
Memeriksa status kredit dari pembeli
•
Mencatat dan memproses data penjualan
•
Merangkai atau membuat barang yang akan dikirim
•
Mengirim barang
•
Menagih konsumen
33
•
Menerima pembayaran dan menyimpannya ke bank
•
Menyelenggarakan catatan piutang dagang
•
Memindah bukukan transaksi ke buku besar
•
Menyusun laporan keuangan dan laporan lain yang diperlukan
II.1.6.2 Bagian yang terlibat dalam siklus pendapatan Bagian-bagian yang terlibat dalam siklus pendapatan antara lain : •
Traksaksi tunai
: Pramuniaga, pencatat persediaan, gudang,
pengiriman dan pemasok(dalam jumlah besar). •
Transaksi kredit
: Pramuniaga, pencatat persediaan, gudang,
pengiriman dan
pemasok(dalam jumlah besar) dan bagian
kredit. •
Organisasi besar : Masing-masing bagian memiliki sistem informasi tersendiri.
34
II.1.6.3 Dokumen, catatan dan laporan Dokumen, catatan dan laporan yang digunakan terkait dengan siklus pendapatan antara lain : •
Dokumen
:
Sales
order,
shipping
order,
credit/debt memo, invoice, bill of lading, shipping report, dll. •
Catatan akuntansi
: Kartu piutang, jurnal penjualan,
buku besar penjualan dan piutang. •
Laporan-laporan
:
Laporan
penjualan,
surat
pernyataan piutang, laporan piutang perpelanggan, laporan pelanggan, daftar analsisis umur piutang, dll.
35