BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi 1. Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608)
Sedangkan pengertian pemahaman menurut (Depdikbud, 1994: 74) adalah Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
9
Poesprodjo (1987: 52-53) juga menambahkan bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain. Dalam Sriyanto. “PengertianPemahaman.” http://ian43.wordpress.com. 18 Juni 2011.
Bloom (2003:17-19) dalam (Febri Purnama Esya, 2008) memasukkan
kategori
pemahaman
(comprehension)
ke
dalam
klasifikasi ranah kognitif. Klasifikasi itu disusun secara hierarkhis mulai dari taraf yang paling rendah ke yang lebih tinggi, yaitu: (1) pengetahuan (knowledge), (2) pemahaman (comprehension), (3) penerapan
(application),
(4)
analisis
(analysis),
(5)
sintesis
(sysnthesis), dan (6) evaluasi (evaluation). Selanjutnya (Bloom, 2003:89-91) mengklasifikasikan kategori pemahaman menjadi tiga, yaitu: 1. Translation (terjemahan) adalah individu dapat menggunakan informasi yang diterima ke dalam bahasa lain, situasi lain, dan pada
komunikasi
yang
lain.
Aktivitas
pada
kegiatan
menerjemahkan ini meliputi pemberian variasi pada bagian-bagian
10
komunikasi, dan memisahkan arti bagian komunikasi-komunikasi tersebut sesuai dengan konteks dan idenya. Perilaku translation ini menempati posisi antara klasifikasi pengetahuan dengan tipe prilaku interpretasi, ekstrapolasi, analisis, sintesis, aplikasi dan evaluasi. Ini didasarkan pada asumsi bahwa seseorang yang berkompeten dalam prilaku ini secara langsung berhubungan dengan
pengetahuan.
Dalam setiap
komunikasi
digunakan
lambang-lambang yang merupakan konsep-konsep umum atau kumpulan ide-ide yang relevan. Abstraksi ide-ide ini dibutuhkan untuk ditransformasikan, sehingga menjadi dasar untuk berpikir yang lebih kompleks dengan menggunakan simbol sebagai alat berpikir, dibanding dengan analisis, sintesis maupun aplikasi. 2. Interpretation
(interpretasi).
Kegiatan
interpretasi
meliputi
hubungan antara susunan komunikasi dengan ide yang dipahami sehingga membentuk konfigurasi baru dalam pemikiran individu. Termasuk di dalamnya hubungan yang penting antara ide-ide dan relevannya dalam pembuatan generalisasi. Wujud dari perilaku ini ditunjukkan dengan adanya kesimpulan atau generalisasi yang dibuat individu. 3. Ekstrapolation (ekstrapolasi) yang meliputi kegiatan pembuatan estimasi atau prediksi yang berdasar pada pengertian dan kecenderungan atau kondisi-kondisi yang diterangkan dalam komunikasi. Termasuk di dalamnya adalah pembuatan kesimpulan 11
yang berkenan dengan implikasi dan konsekuensinya, serta efekefek yang timbul dari adanya komunikasi.
2. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem Menurut
Hall
(2009)
dalam
buku
Mardi
(2011:3)
mengemukakan bahwa ”sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama” sedangkan. Menurut M.J Alexander (2001) dalam buku Mardi (2011:3) menambahkan: Sistem adalah suatu group dari beberapa elemen, baik berbentuk fisik maupun bukan fisik, yang menunjukkan suatu kumpulan saling berhubungan di antaranya dan berinteraksi bersama menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akhir dari sistem.
Sistem merupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan bersama dan memiliki bagian-bagian yang saling berintegrasi satu sama lain. Sebuah sistem harus memiliki dua kegiatan; pertama, adanya masukan (input) yang merupakan sebagai sumber tenaga untuk dapat beroperasinya sebuah sistem; kedua, adanya kegiatan operasional (proses) yang mengubah masukan menjadi keluaran (output) berupa hasil operasi (Mardi, 2011:3).
12
Pada dasarnya rangkaian unsur dalam suatu sistem meliputi: Masukan
PROSES
Keluaran
Gambar 2.1 Rangkaian Unsur Sistem
b. Pengertian Informasi Menurut Romney (2005) dalam buku (Mardi,2011:5) “informasi adalah data yang telah diproses dan diatur ke dalam bentuk output yang memiliki arti bagi orang yang menerima”, sedangkan menurut Gordon B. Davis (1985) dalam buku (Mardi, 2011:5) “informasi adalah data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan”. Barry E. Cushing (1985) dalam (Mardi, 2011:5) juga menambahkan “informasi menunjukkan hasil dari pengolahan data yang diorganisasikan dan berguna kepada orang yang menerimanya”. Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti. Dari beberapa definisi informasi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa informasi adalah data yang diolah kemudian menjadi bentuk yang lebih berguna
13
dan lebih berarti bagi yang menerimanya, menggambarkan suatu kejadian (event), dan kesatuan nyata (fact and entity) serta digunakan untuk pengambilan keputusan (Mardi, 2011:5). Menurut Romney (2005) dalam (Mardi, 2011:5-6) Enam karakteristik yang membuat suatu informasi berguna dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan, yaitu: 1. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi yang menggunakannya dan dapat digunakan secara tepat untuk membuat keputusan. 2. Andal, suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi, informasi yang dijadikan alat pengambil keputusan merupakan kejadian nyata dalam aktivitas perusahaan. 3. Lengkap, informasi tersebut harus memiliki penjelasan yang rinci dan jelas dari setiap aspek peristiwa yang diukurnya. 4. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update tidak dalam bentuk yang using, sehingga penting untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan. 5. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan memudahkan orang dalam menginterpretasikannya 6. Dapat diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang ambigu, memiliki kesamaan pengertian bagi pemakainya
14
c. Pengertian Akuntansi Pengertian Akuntansi Menurut (Weygandt et al. 2008) dalam buku (Samiaji Sarosa, 2009: 12) Akuntansi didefinisikan sebagai “Proses
mengidentifikasi,
mencatat,
dan
mengkomunikasikan
peristiwa ekonomis pada suatu organisasi pada pihak yang membutuhkan”. Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), akuntansi adalah: “Seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran transaksi dan peristiwa keuangan dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, termasuk penafsiran atas hasil - hasilnya.” Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan (Hery, 2009:1). d. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Menurut Wijayanto (2001) dalam buku (Mardi, 2011:4) mengemukakan bahwa: Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan.
15
Sedangkan menurut Romney (2005) dalam buku (Mardi, 2011:4) Sistem Informasi Akuntansi adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggung jawab untuk (1) persiapan informasi keuangan, dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan.
Dengan demikian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan di bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkannya (Mardi, 2011:4) SIA bisa berupa kertas dan alat tulis (manual) maupun terkomputerisasi penuh (serba otomatis) atau kondisi diantara keduanya (gabungan manual dan komputerisasi). Tekhnologi hanyalah
alat
untuk
menyusun,
memelihara,
ataupun
menyempurnakan sistem (Romney & Steinbart 2006; Wilkinson et al.2000) dalam buku (Samiaji Sarosa:2009)
e. Manfaat dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Wilkinson
(1993)
dalam
(Febri
Purnama
Esya,
2008)
mengemukakan berdasarkan definisi Sistem Informasi Akuntansi maka tujuan dan manfaat sistem informasi akuntansi tersebut adalah sebagai pengolah transaksi (transaction processing) dan pengolah informasi (information processing).
16
1)
Pemrosesan Transaksi
Wilkinson (1993) dalam (Febri Purnama Esya:2008) menguraikan bahwa transaksi memungkinkan perusahaan melakukan operasi, menyelenggarakan arsip dan catatan yang up to date, dan mencerminkan aktivitas organisasi. Transaksi akuntansi merupakan transaksi pertukaran yang mempunyai nilai ekonomis. Tipe transaksi dasar adalah: (1) Penjualan produk atau jasa, (2) Pembelian bahan baku, barang dagangan, jasa, dan asset tetap dari supplier, (3) Penerimaan kas, (4) Pengeluaran kas kepada supplier, (5) Pengeluaran kas gaji karyawan. Sebagai pengolah transaksi, sistem informasi akuntansi berperan mengatur dan mengoperasikan semua aktivitas transaksi perusahaan.
2)
Pemrosesan informasi
Tujuan kedua sistem informasi akuntansi adalah untuk menyediakan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh aktivitas yang disebut pemrosesan informasi. Sebagian dari keluaran yang diperlukan oleh pemroses informasi disediakan oleh sistem pemrosesan transaksi seperti laporan keuangan dari sistem pemrosesan tra nsaksi. Namun sebagian besar diperoleh dari sumber lain, baik dari dalam maupun dari luar perusahaan.
17
Pengguna utama pemrosesan transaksi adalah manajer perusahaan. Mereka mempunyai tanggung jawab pokok untuk mengambil keputusan yang berkenan dengan perencanaan dan pengendalian operasi perusahaan. Pengguna output lainnya adalah para karyawan penting seperti akuntan, insinyur serta pihak luar seperti investor dan kreditor.
3)
Pertimbangan Perancangan sistem Pemrosesan
Konsep perancangan sistem seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan sistem menurut Wilkinson (1993) dalam Febri Purnama Esya: 2008) adalah:
a) Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan proyek seharusnya dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar. b) Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan perencanaan sistem dengan biaya yang dikeluarkan. c) Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem. d) Melayani berbagai macam tujuan. e) Perancangan
sistem
memperhatikan
pengguna sistem
18
keberadaan
dari
Sedangkan
Cushing
(1983)
dalam
(Febri
Purnama
Esya:2008) mengemukakan bahwa:
a) Kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi. b) Berdasarkan kelayakan ekonomis, berarti sistem memiliki net present value positif. c) Kelayakan operasional, input dikumpulkan ke sistem dan outputnya dapat digunakan. d) Kelayakan prilaku, berarti sistem berdampak pada kehidupan kualitas kerja. e) Kelayakan teknis, ketersediaan teknologi untuk mendukung sistem serta teknologi mudah diperoleh atau dikembangkan. f) Disesuaikan dengan kebutuhan informasi users.
f.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi
Setiap sistem informasi akuntansi melaksanakan lima fungsi utama, yaitu pengumpulan data, pemrosesan data, manajemen data, pengendalian data (termasuk security), dan penghasil informasi. Setiap fungsi terdiri atas beberapa langkah dan urutan langkah tersebut membentuk suatu prosedur (Febri Purnama Esya: 2008).
19
1. Pengumpulan data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukan data transaksi melalui formulir, mensyahkan serta memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya. Jika data bersifat kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh dari lokasi pemrosesan, maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
2. Pemrosesan data
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi pemrosesan data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah ditetapkan. b. Menyalin data ke dokumen atau media lain. c. Mengurutkan,
atau
menyusun
data
menurut
karakteristiknya. d. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaksi sejenis. e. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip f. Melakukan perhitungan g. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif
20
h. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan yang ada.
3. Manajemen Data
Fungsi
manajemen
penyimpanan,
data
terdiri
pemutakhiran
dan
atas
tiga
tahap,
pemunculan
yaitu: kembali
(retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data dalam penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru. Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali untuk untuk diproses lebih lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan.
Manajemen data dan pemrosesan data mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan data dan pengurutan data dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen data. Manajemen data dapat dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen data akan menunjang
pencapaian
efisiensi
aktivitas
dalam
proses
menghasilkan informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai informasi aktivitas dan informasi kebijakan manajemen.
21
4. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar: (1) untuk menjaga dan menjamin keamanan asset perusahaan, termasuk data, dan (2) untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.
5. Penghasil informasi
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi
seperti
penginterprestasian,
pelaporan
dan
pengkomunikasian informasi.
g. Jenis-Jenis Sistem Informasi
Berdasarkan departemen pendidikan sistem dibagi atas beberapa jenis : 1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan
sumber
daya
yang
dirancang
untuk
mentransformasikan data keuangan menjadi informasi. 2. Sistem Informasi Keuangan Sistem informasi keuangan adalah sistem untuk mendukung bagian keuangan dalam pengambilan keputusan yang mengangkut persoalan keuangan sekolah dan pengalokasian serta pengendalian sumber daya keuangan dalam
22
lingkungan sekolah. Misalnya : ringkasan arus kas, informasi pembayaran. 3. Sistem Informasi Manufaktur Sistem informasi manufaktur adalah sistem yang digunakan untuk mendukung fungsi produksi yang mencakup seluruh kegiatan yang terkait dalam pembayaran dan pembelian inventaris sekolah dan alat-alat tulis. 4. Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Sistem informsi dumber
daya
manusia
adalah
sistem
informasi
yang
menyediakan informasi yang dipakai oleh fungsi personalia. Misalnya : berisi informasi gaji.
h. Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Kegiatan SIA terdiri atas beberapa unsure penting, yaitu: pelaku (orang) yang bertindak sebagai operator sistem atau orang yang mengendalikan dan melaksanakan berbagai fungsi. Prosedur, baik manual
maupun
yang
terotomatisasi,
yang
dalam
kegiatan
mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas bisnis perusahaan. Perangkat lunak (software) dipakai untuk mengolah data perusahaan. Keberadaan perangkat komputer, alat pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan merupakan infrastruktur teknologi informasi (Mardi, 2011)
23
Dengan
adanya
unsur-unsur
diatas,
memungkinkan
SIA
melaksanakan tugas utama dalam proses bisnis perusahaan yaitu:
1) Melaksanakan
pengarsipan
data
terkait
dengan
aktivitas
operasional organisasi, sumber daya yang terkait dengan aktivitas tersebut baik pimpinan maupun para pelaksana tugas serta pihak luar yang memiliki kepentingan terhadap pelaporan yang dihasilkan oleh organisasi bisnis tersebut. 2) Data yang diubah menjadi informasi merupakan tugas pokok SIA yang digunakan oleh pihak manajemen membuat keputusan dalam kegiatan perencanaan, implementasi, dan pengendalian tugas-tugas harian perusahaan; dan 3) Tersedia instrument pengendalian yang handal untuk menjaga harta kekayaan perusahaan, misalnya data yang memiliki nilai komersial organisasi, oleh karena itu, data tersebut harus tersedia lengkap dan terjaga kerahasiannya serta dapat terandalkan serta relevan dengan kebutuhan.
i. Subsistem SIA
(Mardi, 2011) mengutarakan subsistem SIA terbagi menjadi dua subsistem, yaitu subsistem aktivitas operasi dan subsistem pelaporan, yang dapat digambarkan sebagai berikut:
24
1. Subsistem operasi, merupakan subsistem dari mulai terjadinya aktivitas transaksi atau aktivitas bisnis kepada pendokumentasian arsip-arsip transaksi, baik secara normal maupun secara elektronik yang terdiri dari empat subsistem aktivitas sbb:
a) Subsistem pendapatan, mencakup kegiatan penjualan barang atau jasa yang merupakan aktivitas bisnis perusahaan. b) Subsistem pengeluaran, kegiatan pengadaan bahan baku, barang dagangan, bahan pembantu, berikut biaya factor input lainnya. c) Subsistem produksi, merupakan proses mengubah bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi. d) Subsistem keuangan, kegiatan mengelola semua transaksi yang diakibatkan oleh kegiatan, pendapatan, pengeluaran, dan memproduksi barang/jasa.
2. Subsistem penyusunan laporan. Pelaporan dalam Sistem Informasi Akuntansi dibuat berdasarkan masukan yang diterima dari subsistem operasional perusahaan, pelaporan dalam SIA penting artinya sebagai alat pengendalian keuangan perusahaan. Laporan ini sangat diperlukan oleh manajemen sebagai alat pembuat perencanaan maupun pembuat keputusan, demikian juga pihak dari luar perusahaan yang dapat dijadikan sebagai ukuran kinerja perusahaan selama periode akuntansi.
a. Beberapa syarat penting dalam penyusunan laporan:
25
1) Laporan dibuat sesuai target waktu, 2) Laporan harus informative dan dimengerti oleh pemakai, 3) Tampilan laporan sederhana dan menarik, 4) Menggunakan format yang umum digunakan, 5) Memiliki nilai yang bermanfaat bagi pemakai, 6) Tingginya nilai yang diraih dibandingkan biaya yang dikeluarkan, 7) Laporan harus dilakukan cek silang ke bagian lain untuk membuktikan keakuratannya. b. Aktivitas subsistem penyusunan laporan, terdiri atas empat aktivitas dasar: 1) Melaksanakan pemutakhiran transaksi buku besar 2) Menyusun ayat jurnal penyesuaian 3) Aktivitas pelaporan keuangan 4) Penyajian laporan bagi manajerial
26
Aktivitas bisnis Perusahaan
Pengolahan Aktivitas bisnis
TAHAPAN OPERASI
Dokumentasi Bukti
Pencatatan
Entri Jurnal Harian
TAHAPAN
Buku Besar (Ledger)
Buku Pembantu
PELAPORAN Laporan Ekstnal
Laporan Internal (Manajement)
Gambar 2.2 Subsistem SIA
j.
Peran SIA dalam rantai nilai
Value chain yang dikembangkan oleh M. Porter, menganalisis aktivitas-aktivitas rantai nilai secara rinci serta memberikan analisis mengenai bagaimana suatu organisasi melaksanakan aktivitasnya
27
dan bagaimana aktivitas itu saling berintegrasi dan apa kepentingan setiap aktivitas itu (Mardi, 2011).
Aktivitas Pendukung M 2.
1. Infrastruktur perusahaan Pengembangan Sumber daya manusia 3. Manajemen Teknologi 4. Pembelian
A R G I N
Logistik ke dalam
Operasi
Logistik ke luar
Pemasaran dan Penjualan
Pelayanan
Aktivitas Utama
Gambar. 2.3 Rantai Nilai Pada SIA
Diagram
tersebut
menerangkan
rantai
nilai
sebagai
konseptualisasi aktivitas dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Rantai nilai organisasi terdiri atas lima aktivitas utama yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggannya dan empat aktivitas pendukung, yaitu sbb:
1) Inbound logistics, yang terdiri atas penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan baku yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijual kepada pelanggan.
28
2) Operasi (operation), adalah aktivitas yang mengubah masukan menjadi produk atau jasa yang siap untuk dipasarkan. 3) Outbond logistic, adalah aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi kepada para pelanggan. 4) Pemasaran
dan penjualan,
mengarah
pada aktivitas yang
berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. 5) Pelayanan (service), yaitu memberikan dukungan pelayanan penjual kepada para pelanggan.
Sedangkan aktivitas pendukung memiliki fungsi sbb:
1) Infrastruktur
perusahaan,
meliputi
semua
aktivitas
yang
berhubungan dengan aktivitas akuntansi, peraturan dan aspek legalitas, dan administrasi umum yang merupakan aspek utama dalam pelaksanaan sebuah operasional organisasi. 2) Sumber daya manusia, aktivitas sumber daya manusia adalah unsure yang menentukan kemajuan organisasi bisnis, aktivitas yang terkait adalah perencanaan SDM, mutasi, sistem jenjang karir, penggajian, dan pensiunan karyawan. 3) Teknologi, mengadopsi sebuah teknologi ke dalam aktivitas operasional perusahaan adalah sesuatu yang menguntungkan, apabila dilakukan tanpa perencanaan yang matang akan berdampak
29
kepada kerugian perusahaan. Teknologi yang dipakai harus bertujuan menunjang pelaksanaan aktivitas utama.
Berdasarkan diagram rantai nilai, posisi sistem informasi akuntansi berperan di semua aktivitas rantai nilai tersebut. SIA mendukung kegiatan aktivitas utama dan juga berperan dalam aktivitas pendukung. Laporkan yang dihasilkan SIA akan membantu manajemen di basis aktivitas utama maupun di aktivitas pendukung. Laporan tersebut dapat dijadikan bahan untuk membuat keputusan penting dalam rangka operasional perusahaan.
k.
Peranan SIA Menambah Nilai dalam Organisasi
(Mardi, 2011) dalam bukunya mengatakan merancang Sistem Informasi Akuntansi yang tepat dapat memberikan nilai tambah yang optimal bagi perusahaan. Tujuan merancang SIA adalah sbb:
1.
Jika sistem dan prosedur kerja ditata secara tepat maka produk yang dihasilkan lebih efisien, melalui SIA dapat dibuat SOP sehingga
tidak
ada
pekerjaan
yang
menyimpang
dan
memudahkan pengendalian produksi oleh manajer. 2.
Sebuah pekerjaan yang dilakukan terencana sesuai prosedur dapat meningkatkan efisiensi. Perencanaan SIA yang baik dapat
30
membantu memperbaiki efisiensi jalannya suatu proses, misalnya tersedia data dan informasi secara tepat waktu. 3.
Informasi
yang
diterima
dengan
btepat
waktu
dapat
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan. Melalui SIA dapat dihasilkan informasi yang akurat sehingga pengambilan keputusan dengan informasi tepat waktu dapat meningkatkan kinerja perusahaan. 4.
Merancang SIA secara
baik dan utuh akan mempermudah
proses alih pengetahuan dan pengalaman, terutama pada tingkat operator dan desainer. Semua kreativitas yang muncul dari penularan
pengetahuan
akan
meningkatkan
keunggulan
perusahaan.
l.
Pengguna Sistem Informasi Akuntansi
(Mardi, 2011) mengutarakan pihak-pihak yang memanfaatkan sistem informasi akuntansi perusahaan terdiri atas:
1. Pihak internal perusahaan. Kelompok ini terdiri para manajer yang dalam kapasitasnya di perusahaan memerlukan informasi sesuai bentuk tugas dan tanggung jawabnya, mereka membuat keputusan berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan oleh
31
SIA. Apabila informasi yang mereka peroleh dapat menunjang tugasnya, maka kinerja perusahaan akan meningkat. 2. Pihak eksternal. Kelompok ini adalah pihak-pihak diluar perusahaan
memiliki
kepentingan
dengan
perkembangan
perusahaan, posisi mereka adakalanya menentukan terhadap eksistensi perusahaan ke depan. Mereka memerlukan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akuntansi, mereka berada diluar perusahaan, seperti pemegang saham, kreditor, dan masyarakat umum.
m. Transaksi yang Diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi
(Mardi, 2011) mengutarakan dalam bukunya transaksi merupakan suatu kejadian yang berpengaruh penting bagi eksistensi keuangan perusahaan dan diproses melalui sistem informasi dalam unit-unit yang terkait. Transaksi yang diproses oleh sistem informasi akuntansi diuraikan sbb:
1. Transaksi Keuangan
Transaksi keuangan merupakan aktivitas ekonomi dalam subsistem perusahaan atau kejadian yang terjadi pada unit perusahaan yang memiliki objek pengukurannya dapat dinilai dengan nilai mata uang serta dalam sistem akuntansi dapat mempengaruhi laporan keuangan yang dibuat. Transaksi keuangan
32
sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan perusahaan atau unit organisasi, karena dengan adanya transaksi yang terjadi dalam perusahaan, dapat dilihat bagaimana perusahaan menggunakan sumber daya ekonomi perusahaan dan bagaimana cara memperoleh dana yang dapat digunakan untuk membiayai kegiatan tersebut.
2. Transaksi Nonkeuangan
Transaksi nonkeuangan dapat diartikan sebuah kejadian yang diproses oleh sistem informasi manajemen yang memiliki makna lebih luas daripada transaksi keuangan.
n.
Sistem Komputerisasi Akuntansi
Perangkat Aplikasi
Data Input
Output
File Data
Jurnal
Neraca
Laporan Rugi/Laba
Arus Kas
Laporan Laporan Laporan
Gambar 2.4 Proses Akuntansi secara Komputerisasi
33
Sistem komputerisasi data akuntansi mengalami perubahan akibat pengaruh penggunaan teknologi komputer. Sistem ini menciptakan banyak kemudahan dalam menyelesaikan persoalan akuntansi namun, tetap memenuhi prinsip-prinsip akuntansi. Di dalam mengaplikasikan teknologi, tingkat kemampuan pemakai (skill) menggunakan teknologi computer
yang
sangat
menentukan.
Diperlukan
penguasaan
pengetahuan bagi pemakai, sebab adakalanya seseorang selalu ingin mempertahankan kebiasaannya dan ini merupakan hambatan utama dalam pengembangan sistem. Tingkat pengetahuan karyawan dan kecenderungan
personal
untuk
mempertahankan
kebiasaannya
merupakan hambatan utama dalam pengembangan sistem (Mardi, 2011).
B. Kemudahan Penggunaan Sistem Informasi Persepsi tentang kemudahan penggunaan (Perceived Ease of Use) sebuah teknologi didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana seseorang percaya bahwa komputer dapat dengan mudah dipahami dan digunakan (Davis 1989) dalam (Nurul Huda Agustiani, 2010). Kepercayaan ini menentukan suatu sikap pemakai ke arah penggunaan suatu sistem kemudian menentukan niat tingkah laku dan mengarah pada penggunaan sistem secara nyata. (Davis 1989) dalam (Nurul Huda Agustiani, 2010) juga mendefinisikan persepsi kemudahan penggunaan sebagai tingkat
34
dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tertentu akan bebas dari usaha yang mencerminkan bahwa usaha merupakan sumber daya yang terbatas bagi seseorang yang akan mengalokasikan untuk berbagai kegiatan. Menurut Vankatesh dan Morris (2000) dalam (Nurul Huda Agustiani, 2010), ada dua konsep utama yang dipercaya dalam user acceptance yaitu perceived usefulness dan perceived ease of use. Manfaat (perceived
usefulness)
didefinisikan
sebagai
tingkat
kepercayaan
seseorang bahwa suatu penggunaan suatu sistem informasi meningkatkan kinerja dalam pekerjaannya. Kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan seseoarang bahwa penggunaan teknologi sistem informasi akan mudah dan tidak membutuhkan usaha yang keras. Kemudahan (perceived ease of use) menggambarkan dampak atas tingkat perilaku melalui dua penyebab yaitu dampak langsung atas tingkat perilaku dan dampak tidak langsung atas perilaku melalui perceived usefulness. Davis et al. (1989), Szajna (1996), Vankatesh dan Davis (2000), dan Vankatesh dan Morris (2000) dalam (Nurul Huda Agustiani, 2010) membuktikan bahwa kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan sistem informasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Iqbaria (1997) dalam (Nurul Huda Agustiani, 2010) membuktikan bahwa kemudahan pemakaian dan kegunaan mempunyai pengaruh terhadap penerimaan penggunaan PC di perusahaan kecil. Geven dan Sraub (1997) dalam 35
(Nurul Huda Agustiani, 2010) meneliti efek dari perbedaan gender terhadap
penerimaan
sistem
informasi.
Hasil
penelitian
mereka
menemukan bahwa laki-laki lebih diakibatkan oleh persepsi kegunaan dan wanita lebih dipengaruhi oleh persepsi kemudahan penggunaan dan norma-norma subjektif dalam menerima sistem informasi.
C. Kepuasan Pengguna SIA Menurut Sutardji dan Sri Ismi Maulidiyah (2006) Kepuasan pengguna Informasi merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan yang diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan pengguna merupakan salah satu faktor atau ukuran keberhasilan bagi setiap pengembangan dan implementasi sistem informasi pada suatu perusahaan. Kepuasan dapat diartikan sebagai sesuatu keadaan dalam diri seseorang atau sekelompok orang yang telah berhasil mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan dan diinginkan. Kepuasan pengguna sistem informasi merupakan tingkat kesepadanan antara kebutuhan yang ingin dipenuhi dengan kenyataan yang diterima. Kepuasan sering dipakai sebagai proksi untuk kesuksesan sebuah sistem informasi dibandingkan dengan proksi yang lain seperti tingkat pemakaian (usage) dan persepsi mengenai manfaat. Tingkat pemakaian sebuah sistem bukan merupakan proksi yang tepat untuk mengukur
36
kesuksesan sebuah sistem jika pemakaian suatu sistem itu sendiri bersifat wajib. Kepuasan pemakai sistem informasi adalah satu dari ukuran kunci dalam menilai kesuksesan sebuah sistem. Dalam hal ini kesuksesan sebuah sistem dapat dilihat pada tiga tingkat yang berbeda. Ketiga tingkat tersebut yaitu tingkat teknik, semantic, dan tingkat keefektifan sistem. Tingkat teknik menunjukkan kualitas sistem, yang mewakili berbagai karakteristik sistem seperti reliabilitas sistem, akurasi sistem, fleksibilitas sistem, kemudahan penggunaan. Tingkat semantic menunjukkan kualitas output dari sistem informasi, seperti: akurasi informasi, tepat waktu, relevan, format, bebas dari bias. Tingkat teknik dan semantic merupakan penyebab atau mempengaruhi tingkat keefektifan sistem.
37
D.
Tinjauan Peneliti Terdahulu
Peneliti
Judul
Hasil penelitian
Febri
Pengaruh Kompetisi
1. Terdapat pengaruh yang
Purnama
Auditor dan
signifikan Kompetensi auditor
Esya
Pemahaman SIA
terhadap kinerja auditor
(Universitas
terhadap Kinerja
2. Terdapat pengaruh yang
Sumatera
Auditor Bea dan Cukai
signifikan Pemahaman SIA
Utara)
di Jakarta
terhadap kinerja auditor
Pengaruh pemanfaatan
1. Pemanfaatan Sikadu
Sistem Informasi
berpengaruh positif terhadap
Nurul Huda
Akademik Terpadu
kinerja individual
Agustiani
terhadap kinerja
(Universitas
Individual dengan
2. Kemudahan penggunaan Sikadu tidak memoderasi
Diponegoro) Kemudahan pengaruh pemanfaatan Sikadu penggunaan sebagai terhadap kinerja individual variabel moderating (Sumber : data diolah 2011)
38
Peneliti Freddy Koeswoyo, (Universitas Diponegoro) 2006
Hasil penelitian
Judul
Faktor-faktor yang 1. Variabel isi, akurasi, format, kemudahan pemakaian software, ketepatwaktuan mempengaruhi laporan, sikap staf pengembang software kepuasan pemakai dan pelayanannya, serta pengetahuan dan software akuntansi keterlibatan pemakai software, secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan pemakai software akuntansi K-system 2. Isi (content) dari informasi yang dihasilkan oleh software akuntansi K-system berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. 3. Akurasi (accuracy) dari informasi yang dihasilkan oleh software akuntansi K-system berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya 4. Format dari informasi yang dihasilkan oleh software akuntansi K-system tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. 5. Kemudahan pemakaian (ease of use) dari software akuntansi K-system tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya 6 Ketepatwaktuan (timeliness) dari informasi atau laporan yang dihasilkan oleh software akuntansi K-system tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya. 7 Sikap dari staf pengembang software akuntansi K-system dan jasa yang diberikan tidak berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya 8 Tingkat pengetahuan dan keterlibatan para pemakai software akuntansi K-system berpengaruh terhadap kepuasan pemakainya
(Sumber : data diolah 2011)
39
E.
Kerangka Konseptual Variabel isi, akurasi, format, kemudahan pemakaian software, ketepatwaktuan laporan, sikap staf pengembang software dan pelayanannya,
secara
bersama-sama
mempengaruh
kepuasan
pemakai software akuntansi K-system (Freddy Koeswoyo: 2006). Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan oleh Febri Purnama Esya (2008) yang meneliti seberapa besar pengaruh pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap kinerja Auditor dengan hasil yang diperoleh bahwa pemahaman Sistem Informasi Akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Auditor. (Nurul Huda Agustiani, 2010) penelitian yang dilakukan adalah kemudahan penggunaan memoderasi antara pengaruh pemanfaatan Sistem Informasi Akademik Terpadu (SIKADU) terhadap Kinerja Individual, penelitian tersebut menunjukkan bahwa mudah atau sulitnya penggunaan Sikadu tidak mempengaruhi pemanfaatan Sikadu terhadap kinerja individual. Berdasarkan variabel-variabel yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti mempunyai ide/gagasan atas faktor lain yang mempunyai pengaruh terhadap Kepuasan pengguna Sistem Informasi pemahaman
Akuntansi.
Karena
Sistem
Informasi
adanya
keterkaitannya
Akuntansi
dan
antara
kemudahan
penggunaan Sistem Informasi, dimana dalam menggunakan Sistem
40
Informasi Akuntansi dibutuhkan tingkat pemahaman yang dimiliki oleh pengguna, maka melalui penelitian sebelumnya penulis menyusun kerangka konseptual dengan menguji tingkat pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap kepuasan pengguna dengan kemudahan
penggunaan
sistem
informasi
sebagai
variabel
intervening.
Dengan berikut paradigma penelitian dan model adalah sbb:
Pemahaman SIA
Kemudahan
(X1)
Penggunaan SI (X2)
41
Kepuasan Pengguna (Y)