BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi dan Akuntansi 2.1.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.7), Sistem Informasi adalah kumpulan komponen yang saling terkait yang dikumpulkan, diproses, disimpan, dan disediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas bisnis. Menurut James A.Hall (2008, p.7), Sistem Informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan proses dimana data dikumpulkan, disimpan, dan diproses menjadi informasi untuk menyelesaikan masalah – masalah yang terjadi pada pengguna. 2.1.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2011, p.4), Akuntansi tediri dari 3 basis aktivitas
yaitu identifikasi, pencatatan, dan mengkomunikasikan
peristiwa – peristiwa ekonomi pada suatu organsiasi untuk orang yang berkepentingan.
9
10
2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2011, p.80), Sistem Informasi Akuntansi adalah pengumpulan dan pemrosesan transaksi data dan menyebarkan informasi finansial untuk orang yang punya kepentingan. Menurut James A.Hall (2008, p.7), Sistem Informasi dan Akuntansi adalah proses transaksi, baik keuangan maupun non keuangan yang berpengaruh secara langsung terhadap transaksi keuangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi dan Akuntansi adalah suatu pengumpulan dan pemrosesan transaksi data, baik keuangan maupun non keuangan yang mempunyai pengaruh terhadap transaksi keuangan
menjadi
informasi
finansial
untuk
orang
yang
mempunyai
kepentingan. 2.2 Konsep Khusus 2.2.1 Konsep Siklus Penggajian 2.2.1.1 Pengertian Penggajian Menurut Considine, Parkes, Olesen, Speer, dan
Lee (2010, p.540),
penggajian adalah suatu dokumen pembayaran formal yang berisi daftar jam kerja karyawan, tingkat upah, besaran pajak yang dipotong, pemotongan, dan jumlah setoran di rekening bank karyawan. Menurut Antoinette (2015,p.28) penggajian merupakan suatu aktivitas intensif yang dilakukan perusahaan, hal ini membuat banyak orang terlibat dalam proses penggajian di dalam perusahaan.
11
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggajian adalah suatu aktivitas rutin secara berkala setiap akhir bulan dilakukan oleh perusahaan untuk membayar gaji karyawan dibutuhkan dokumen – dokumen seperti daftar jam kerja karyawan, tingkat upah suatu daerah, besaran pajak yang dipotong sesuai ketentuan pemerintah.
2.2.1.2 Fungsi Penggajian Menurut Weygandt, Kieso, dan Kimmel (2011, p.D2), aktivitas penggajian melibatkan empat fungsi yaitu mempekerjakan karyawan, absensi karyawan, mempersiapkan penggajian, dan pembayaran penggajian.
2.2.1.3 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Resmi (2013, p.74), Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan terhadap Subyek Pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak. Menurut Mardiasmo (2011), Pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. Subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 Undang-Undang Pajak Penghasilan.
2.2.1.4 Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21
Menurut Mardiasmo (2011), penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 sebagai berikut:
12
a. Pegawai; b. Penerima uang pesangon, pensiun, atau uang manfaat pension tunjangan hari tua atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya; c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi: 1) Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai, dan aktuaris; 2) Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film,bintang
sinetron,
bintang
iklan,
sutradara,
kru
film,
foto
model,peragawan/peragawati, pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya; 3) Olahragawan; 4) Penasehat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator; 5) Pengarang, peneliti, penerjemah; 6) Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa pada suatu kepanitiaan; 7) Agen iklan; 8) Pengawas atau pengelola proyek; 9) Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara; 10) Petugas penjaja barang dagangan; 11) Petugas dinas luar asuransi;
13
12)Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya. d.
Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan antara lain meliputi: 1)
Peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan
olahraga,
seni,
ketangkasan,
ilmu
pengetahuan,
teknologi,
dan
perlombaan lainnya; 2) Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan, atau kunjungan kerja; 3) Peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu; 4) Peserta pendidikan, pelatihan, magang; 5) Peserta kegiatan lainnya. 2.2.1.5 Penerima Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2011), penerima penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 adalah: a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan diluar pekerjaanya tersebut, serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik. b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.
14
2.2.1.6 Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2011), penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur; b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima pensiun secara teratur berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya; c. Penghasilan
sehubungan
dengan
pemutusan
hubungan
kerja
dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, dan pembayaran lain sejenis; d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas,berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah yang dibayarkan secara bulanan; e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan; f. Imbalan kepada peserta kegiatan antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, hadiah, atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun; g. Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh: 1) Bukan Wajib Pajak 2) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau 3) Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma perhitungan khusus.
2.2.1.7 Penghasilan yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 Menurut Mardiasmo (2011), objek yang tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 yaitu:
15
1. Pembayaran asuransi pada asuransi kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi beasiswa, dan asuransi dwiguna. 2. Iuran pensiun yang dibayar kepada dana pensiun yang pendiriannya telah dilakukan oleh Menteri Keuangan dan Iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayarkan oleh pemberi kerja. 3. Penerima dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali bentuk natura yang diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak. 4. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lain dengan nama apapun yang diberikan oleh pemerintah. 5. Pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
2.2.1.8 Penghasilan Tidak Kena Pajak Menurut pajak.go.id, sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012, terhitung mulai 1 Januari 2013, PTKP (penghasilan tidak kena pajak) yang berlaku adalah sebagai berikut: - Untuk diri WP Rp 24.300.000 - Tambahan WP Kawin Rp 2.025.000 - Tambahan untuk penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami Rp 24.300.000 - Tambahan untuk anggota keluarga yang menjadi tanggungan (max 3 orang) @ Rp 2.025.000 Berikut ini besarnya PTKP sesuai dengan status perkawinan WP : - TK/0 = Rp 24.300.000 - K/0 = Rp 26.325.000 - K/1 = Rp 28.350.000 - K/2 = Rp 30.375.000 - K/3 = Rp 32.400.000 Untuk perhitungan PPh 21, besarnya PTKP maksimal adalah Rp 32.400.000, sedangkan untuk perhitungan PPh Orang Pribadi, besarnya PTKP maksimal menjadi Rp 56.700.000 untuk WP dengan status K/I/3.
16
2.2.1.9 Tarif Pajak Penghasilan Menurut Resmi (2013, p.80), Tarif Pajak merupakan presentase tertentu yang digunakan untuk menghitung besarnya PPh. Tarif PPh yang berlaku di Indonesia dikelompokan menjadi dua, yaitu tariff umum dan tariff khusus.
Tabel 2.1 Tarif pajak penghasilan Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
0 Sampai dengan Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta 5% ( lima persen) rupiah) Di atas Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai 15% (lima belas dengan Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta persen) rupiah) Di atas Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta 25% (dua puluh lima rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus persen) juta rupiah) Di atas Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
30% (tiga puluh persen)
2.2.2 Konsep SAK ETAP 2.2.2.1 Pengertian Imbalan Kerja Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), Imbalan kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pertukaran atas jasa yang diberikan oleh pekerja, termasuk direktur dan manajemen. Bab ini diterapkan untuk empat jenis imbalan kerja: a. Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pekerja memberikan jasanya. b. Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan kerja) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
17
c. Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja (selain imbalan pascakerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam waktu 12 bulan setelah pekerja memberikan jasanya; dan d. Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang terutang akibat: (i) Keputusan entitas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal,
atau
(ii) Keputusan
pekerja menerima tawaran
untuk
mengundurkan diri secara sukarela dengan imbalan tertentu.
2.2.2.2 Pengukuran Unsur - unsur Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang yang digunakan entitas untuk mengukur aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam laporan keuangan. Proses ini termasuk pemilihan dasar pengukuran tertentu. Dasar pengukuran yang umum adalah biaya historis dan nilai wajar: a) Biaya historis. Aset adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari pembayaran yang diberikan untuk memperoleh aset pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar kas atau setara kas yang diterima atau sebesar nilai wajar dari aset nonkas yang diterima sebagai penukar dari kewajiban pada saat terjadinya kewajiban. b) Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset, atau untuk menyelesaikan suatu kewajiban, antara pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan wajar.
18
2.3 Analisisa dan Perancangan Sistem Informasi 2.3.1 Konsep Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek 2.3.1.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005; p60), pendekatan berorientasi objek (Object Oriented Approach) adalah pendekatan berbasis pengembangan sistem yang menampilkan sistem informasi sebagai kumpulan objek yang saling berhubungan yang bekerja sama untuk menyelesaikan tugas. Analisis dan perancangan berorientasi objek atau Object Oriented Analysis and Design (OOAD) meliputi analisis dan desain sebuah sistem dengan pendekatan objek, yaitu analisis berorientasi objek (OOA) dan design berorientasi objek (OOD) a. Analisis berorientasi objek (Object Oriented Analysis) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005; p60), Object oriented analysis mendefinisikan semua tipe objek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menampilkan interaksi apa saja pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh tugas tersebut. b. Desain beroriesntasi objek (Object Oriented Design) Mendefinisikan semua tipe objek yang dibutuhkan untuk disampaikan kepada orang-orang dan alat-alat didalam sistem serta menunjukan bagaimana objek-objek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan tugas dan
19
menyempurnakan
definisi
dari
setiap
objek
sehingga
dapat
diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.
2.3.1.2 Unified Modeling Language (UML) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.48), Unified Modeling Language (UML) merupakan suatu set standar konstruksi model dan notasi dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. 2.3.1.3 Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005, p.144), Activity Diagram adalah diagram yang menunjukan kegiatan dan tindakan untuk menggambarkan alur kerja.
Gambar 2.1 Activity Diagram
20
2.3.1.4 Event Table Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; 174), Event Table adalah pedoman dari use case yang mengurutkan kejadian dalam baris dan kunci-kunci penting dari informasi untuk setiap kejadian dalam kolom.
Gambar 2.2 Event Table Penjelasan bagian dari event table menurut Satzinger, Jackson and Burd (2005; p.175) : -
Event adalah katalog use case daftar peristiwa dalam baris dan potongan kunci informasi tentang setiap peristiwa dalam kolom.
-
Trigger adalah signal atau tanda yang memberitahu sistem bahwa kejadian telah terjadi, baik pada saat itu juga atau pada saat pengolahan data.
-
Source adalah agen eksternal yang menyediakan data bagi sistem.
21
-
Response adalah hasil, yang dihasilkan oleh sistem, yang ditujukan ke destination.
-
Destination merupakan agen eksternal atau aktor yang menerima data dari sistem.
2.3.1.5 Use Case Diagram 2.3.1.5.1 Use Case Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p52), Use Case adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem dalam merespon event yang terjadi sesuai dengan permintaan pengguna.
Gambar 2.3 Use Case
2.3.1.5.2 Actor Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p214), Actor adalah seseorang atau sekelompok orang yang benar-benar berinteraksi dengan sistem.
22 Gambar 2.4 Actor
2.3.1.5.3 Automation Boundary Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p215-216), Automation Boundary menunjukkan batas antara aktor dengan komponen internal dari sistem komputer.
Gambar 2.5 Automation boundary
2.3.1.5.4 Pengertian Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p213), Use Case Diagram adalah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara pengguna berinteraksi dengan sistem.
23
Gambar 2.6 Use Case Diagram
2.3.1.6 Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p220), Use Case Description adalah suatu langkah yang berurutan dalam suatu use case, dalam suatu use case terdapat beberapa scenario yang berbeda. Terdapat tiga level berbeda dari use case description : 1. Brief Description 2. Intermediate Description 3. Fully Develop Description 2.3.1.6.1 Fully Develop Description Fully Develop Description adalah metode paling formal untuk mendokumentasi use case karena menjelaskan secara rinci setiap proses dalam use case diagram
24
Gambar 2.7 Fully Develop Description 2.3.1.4 Domain Class Diagram 2.3.1.4.1 Class Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; 63), Class adalah tipe atau klasifikasi dimana semua objek yang sejenis berada. 2.3.1.4.2 Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p185), Class Diagram merupakan diagram yang digunakan untuk menentukan problem domain classes. Pada class diagram, kotak segiempat menggambarkan class dan garis yang menghubungkan antar kotak segiempat(class) tersebut menunjukan asosiasi antar class.
25
Gambar 2.8 Class Diagram Terdapat 2 hirarki dalam notasi class diagram, yaitu : 1. Generalization/specialization notation Generalization/specialization didasarkan oleh pengelompokan hal-hal berdasarkan persamaan dan perbedaan. Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil, motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan specialization adalah pengelompokan jenisjenis hal yang berbeda, sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil
sport,
sedan,
jeep,
dan
sebagainnya.
Generalization/specialization hierachy digunakan untuk mengurutkan hal-hal umum menjadi lebih khusus. 2. Whole-part hierarchy notation Whole-part hierarchy menggambarkan hubungan keterkaitan antara sebuah objek dengan komponennya ada 2 jenis Whole-part hierarchy, yaitu Aggregation dan Composition. Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya (bagian-bagian) dimana bagian-bagian tersebut dapat
26
berdiri sendiri secara terpisah, sedangkan composition digunakan untuk menggambarkan hubunga keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah. 2.3.1.5 First Cut Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005, p.309), First Cut Class Diagram adalah pengembangan dan perluasan model dari domain class diagram. Langkah-langkahnya : 1. Menjelaskan atribut dengan tipe dan informasi nilai awal. 2. Menambahkan panah navigasi visibilitas.
Gambar 2.9 First Cut Class Diagram
27
2.3.1.6 System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p213), System Sequence Diagram adalah diagram yang menunjukkan urutan dari pesan antara aktor eksternal dan sistem pada saat use case atau scenario. System Sequence Diagram digunakan untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use case tunggal atau scenario. Sebuah system sequence diagram menggambarkan interaksi antara sistem dengan dunia luar yang direpresentasikan oleh aktor.
Ga mbar 2.10 System Sequence DIagram
28
2.3.1.7 Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2005, page 316), Sequence Diagram merupakan sebuah Diagram yang menunjukkan eksekusi operation disebuah objek yang melibatkan pemanggilan operations di objek lain. Sequence Diagram dikategorikan menjadi tiga bagian : 1. First Cut Sequence Diagram 2. View Layer 3. Data Access Layer 2.3.1.7.1 First Cut Sequence Diagram Menggunakan
semua
elemen
yang
terdapat
pada
SSD,
perbedaanya hanya pada objek-objek internal dan pesan dalam sistem
Gambar 2.11 First Cut Sequence Diagram
29
2.3.1.7.2 Data Access Layer Prinsip pemisahan dari tanggung jawab juga diterapkan pada data access layer. Pada system yang lebih kecil terdapat perancangan 2 layer, dimana statement SQL digunakan untuk mengakses database tertanam business logic layer.
Gambar 2.12 Data Access Layer
2.3.1.8 Updated Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p.338), Updated Class Diagram merupakan pengembangan dari first-cut class diagram. Pada updated class diagram, informasi method dapat ditambahkan ke dalam class dan
30
dilakukan pembaharuan arah panah navigasi yang didapat dari sequence diagram yang telah dibuat sebelumnya. Semua handler akan menjadi class baru.
Gambar 2.13 Updated Class Diagram
2.3.1.9 Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p.339), Package Diagram adalah diagram level tinggi yang memukngkinkan pengembang untuk mengabungkan kelas-kelas dari kelompok yang berhubungan.
31
Gambar 2.14 Package Diagram 2.3.1.10 User Interface Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p.442), User Interface adalah bagian dari sistem informasi yang membutuhkan interaksi pengguna untuk menciptakan input dan output Menurut Satzinger, Jackson, and Burd (2005; p.62), User Interface Object adalah sebuah objek yang berinteraksi dengan pengguna pada saat pengguna menggunakan sistem, seperti button, menu item, textbox, atau lab
32
Gambar 2.15 User Interface
2.3.1.11 Pengertian Database Menurut Connoly dan Begg (2010:15) basis data adalah sekumpulan data yang
terhubung
satu
sama lain
secara
logika
dan
suatu
deskripsi
data yangdirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.
33
2.4 Kerangka pikir Melakukan studi pustaka
Melakukan observasi, wawancara, dokumentasi yang berkaitan dengan sistem penggajian, serta melihat stuktur organisasi perusahaan juga Visi dan Misi perusahaan
Mengamati proses bisnis berjalan, dan sistem penggajian di PT RMP JAYA PERKASA
Menggambarkan proses penggajian yang berjalan dengan menggunakan activity diagram.
Mengidentifikasi masalah yang ada di dalam perusahaan.
Menganalisis dan mengidentifikasi kelemahan pada proses penggajian serta memberikan solusi pada perusahaan,
Melakukan analisa user requirement perusahaan untuk pemecahan masalah.
Membuat perancangan menggunakan Object Oriented Analysis and Design, domain class diagram, use case diagram, use case description, sequence diagram, user interface.
34
Membuat aplikasi sistem dengan menggunakan bahasa pemograman C# sehingga menjadi Sistem Informasi Akuntansi Penggajian PT.RMP Jaya Perkasa