BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Entrepreneurship Berdasark an pendapat Lambing & Charles (1999), entrepreneurship adalah suatu usaha y ang kreatif y ang membangun suatu value dari y ang belum ada menjadi ada dan bisa dinik mati oleh bany ak orang. Setiap wirausahawan (entrepreneur ) y ang suk ses memilik i empat unsur pok ok , y aitu: 1. Kemampuan (hubunganny a dengan IQ dan skill) 2. Keberanian (hubunganny a dengan EQ dan mental) 3. Keteguhan hati (hubunganny a dengan motiv asi diri) 4. Kreativ itas y ang menelurk an sebuah inspirasi sebagai cik al bak al ide untuk menemuk an peluang berdasark an intuisi (hubunganny a dengan experiences) Dalam buk uny a Be a Smart and Good ENTREPRENEUR (2006, p21) Hendro & Chandra W.W mengatak an bahwa entrepreneur adalah suatu k emampuan untuk mengelola sesuatu y ang ada dalam diri anda untuk dimanfaatk an dan ditingk atk an agar lebih optimal (baik ) sehingga bisa meningk atk an taraf hidup anda di masa mendatang. Hal – hal itu antara lain:
8
9 •
Pengetahuan (knowledge)
•
Kemampuan (skill)
•
Pengalaman (experiences)
•
Jaringan (networking )
•
Informasi – informasi y ang didapat (information )
•
Sumber – sumber y ang ada (sources-uang, bak at, lingk ungan, k eluarga, dan lain – lain)
•
W ak tu y ang ada (time)
•
Masa depan dan k esempatan (”future and opportunity ”)
Entrepreneurship adalah proses, dimana diciptak an sesuatu y ang berbeda y ang bernilai, dengan jalan mengorbank an wak tu dan upay a y ang diperluk an, dimana orang menanggung resiko finansial, psik ologik al, serta sosial, dan orang y ang bersangkutan menerima hasil – hasil berupa imbalan moneter, dan k epuasan pribadi sebagai dampak k egiatan itu. (Windardi, 2003,p172)
Entrepreneurship adalah semangat, perilak u dan k emampuan untuk memberik an tanggapan y ang positif terhadap peluang memperoleh k euntungan untuk diri sendiri dan atau pelay anan y ang lebih baik , serta menciptak an dan meny ediak an produk y ang lebih bermanfaat dan menerapk an cara k erja efisien, melalui k eberanian mengambil resik o, k reativ itas dan inov asi serta k emampuan manajemen. (Dalimunthe, 2003) (Druck er, 1985) mengartik an entrepreneurship sebagai semangat, k emampuan, sik ap, perilaku indiv idu dalam menangan usaha/k egiatan y ang mengarah pada upay a mencari, menciptak an, menerapk an cara k erja, teknologi, dan produk baru dengan
10 meningk atk an efisiensi dalam rangk a memberik an pelay anan y ang lebih baik dan atau memperoleh k euntungan y ang lebih besar. Untuk memperoleh k euntungan diperluk an k reativ itas dan penemuan hal – hal baru. Entrepreneurship adalah proses y ang mempuny ai resik o tinggi untuk menghasilk an nilai tambah produk y ang bermanfaat bagi masy arak at dan mendatangk an k emak muran bagi sang entrepreneur . Dari definisi – definisi entrepreneurship diatas, dapat ditarik k esimpulan bahwa seorang entrepreneur adalah orang y ang mampu untuk melihat suatu peluang dan menciptak an sesuatu agar memilik i nilai (value) y ang lebih dengan meny ediak an meny ediak an produk y ang lebih bermanfaat serta memperoleh suatu k euntungan dari situ, setelah melalui resik o – resiko y ang ada. Entrepreneur memilik i k emampuan untuk mengelola sesuatu y ang ada untuk dimanfaatk an dan ditingk atk an agar lebih optimal (baik ) sehingga bisa meningk atk an taraf hidup di masa mendatang.
2.1.2 Minat 2.1.2.1 Definisi Minat Minat merupak an salah satu aspek psikologis y ang mempuny ai pengaruh cuk up besar terhadap sik ap perilaku dan minat juga merupak an sumber motiv asi y ang ak an mengarahk an seseorang dalam melak uk an apa y ang merek a lakuk an (Hurigck , 1978). (Gunarso, 1985), mengartik an bahwa minat adalah sesuatu y ang pribadi dan berhubungan dengan sik ap, indiv idu y ang berminat terhadap suatu objek ak an mempuny ai k ek uatan atau dorongan untuk melak uk an serangk aian tingk ah lak u untuk mendek ati atau mendapatk an objek tersebut.
11 Woodworth dan Marquis (2001) berpendapat, minat merupak an suatu motif y ang meny ebabk an indiv idu berhubungan secara ak tif dengan objek y ang menarik baginy a. Oleh k arena itu minat dik atak an sebagai suatu dorongan untuk berhubungan dengan lingkunganny a, k ecenderungan untuk memerik sa, meny elidik i atau mengerjak an suatu ak tiv itas y ang menarik baginy a. A pabila indiv idu menaruh minat terhadap sesuatu hal ini disebabk an objek itu berguna untuk menenuhi k ebutuhanny a. Kecenderungan seseorang untuk memberik an perhatian apabila disertai dengan perasaan suk a atau sering disebut dengan minat (Rustan, 1988). Minat tersebut apabila sudah terbentuk pada diri seseorang mak a cenderung menetap sepanjang objek minat tersebut efek tif baginy a, sehingga apabila objek minat ter sebut tidak efek tif lagi mak a minatny a pun cenderung berubah. Pada dasarny a minat merupak an suatu sik ap y ang dapat membuat seseorang merasa senang terhadap objek situasi ataupun ide – ide tertentu y ang biasany a diik uti oleh perasaan senang dan k ecenderungan untuk mencari objek y ang disenangi tersebut. Minat seseorang baik y ang bersifat menetap atau y ang bersifat sementara, dan berbagai sistem motiv asi y ang dominan merupak an fak tor penentu internal y ang benar-benar mendasar dalam mempengaruhi perhatianny a (Marx, 1998). Crow & Crow (1995) meny atak an bahwa minat adalah dasar bagi tugas hidup untuk mencapai tujuan y ang diharapk an. Seseorang y ang mempuny ai minat terhadap sesuatu mak a ak an menampilk an suatu perhatian, perasaan dan sik ap positif terhadap sesuatu hal tersebut. (Ey senck , et.al, 1992) mengemuk ak an bahwa minat merupak an suatu k ecenderungan untuk bertingk ah laku y ang berorientasi pada objek , k egiatan dan pengalaman tertentu, selanjutny a menjelask an bahwa intensitas k ecenderungan y ang dimilik i seseorang berbeda dengan y ang lainny a, mungk in lebih besar intensitasny a atau lebih k ecil tergantung pada masing-masing orangny a.
12 Menurut (Chaplin, 1995) minat merupak an suatu sik ap y ang k ek al, mengikutsertak an perhatian indiv idu dalam memilih objek y ang dirasak an menarik bagi diriny a dan minat juga merupak an suatu k eadaan dari motiv asi y ang mengarahk an tingk ah laku pada tujuan tertentu. Sedangk an Witheringan (1985) meny atak an bahwa minat merupak an k esadaran indiv idu terhadap suatu objek tertentu (benda, orang, situasi, masalah) y ang mempuny ai sangkut paut dengan diriny a. Minat dipandang sebagai reak si y ang sadar, k arena itu k esadaran atau info tentang suatu objek harus ada terlebih dahulu daripada datangny a minat terhadap objek tersebut, cuk up k alau indiv idu merasa bahwa objek tersebut menimbulk an perbeedaan bagi diriny a. Dari uraian diatas, dapat ditarik k esimpulan bahwa minat adalah suatu rasa suk a, dorongan atau k etertarik an dari dalam diri seseorang y ang mengarahk anny a k epada objek y ang diminatiny a tersebut. Minat harus terlebih dahulu diawali dengan informasi (dari lingk ungan sek itarny a) terhadap suatu objek , y ang k emudian bagi pribadi tersebut dirasa dapat membawa suatu k euntungan (perbedaan) bagi diriny a.
2.1.2.2 Pengukuran Minat Entrepreneur Menurut Super & Crites, y ang dikutip oleh Suk ardi (1998, p109) bahwa seseorang y ang mempuny ai minat pada objek tertentu dapat dik etahui dari pengungk apan/ucapan, tindak an/perbuatan, dan dengan menjawab sejumlah pertany aan. 1. Pengungk apan/Ucapan Seseorang y ang mempuny ai minat menjadi entrepreneur ak an diek spresik an (expressed
interest) dengan ucapan atau pengungk apan. Seseorang dapat mengungk apk an minat atau pilihanny a dengan k ata-k ata tertentu. Misalny a: seseorang y ang berminat menjadi
13 entrepreneur k emudian mengatak an bahwa dia ingin membuk a usaha jual beli barang atau jasa. 2. Tindak an/Perbuatan Seseorang y ang mengek spresik an minatny a dengan tindak an/perbuatan berk aitan dengan hal – hal berhubungan dengan minatny a. Seseorang y ang memilik i minat menjadi entrepreneur ak an melak uk an tindak an – tindak an y ang mendukung usahany a tersebut. 3. Menjawab Sejumlah Pertany aan Minat seseorang dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertany aan tertentu atau urutan pilihanny a untuk k elompok ak tiv itas tertentu. Misalny a: Apak ah anda tertarik dengan entrepreneurship? Mengapa anda tertarik dengan bidang entrepreneurship ? Mulai k apan anda tertarik dengan di bidang entrepreneursip ? Pertany aan – pertany aan tersebut dapat dilak uk an dengan angk et atau wawancara.
2.1.3 A spek Yang Mempengaruhi Minat Entrepreneur Menurut Hendro & Chandra W.W (2006, p103-106), ada beberapa aspek y ang mempengaruhi k einginan seseorang untuk memilih jalur entrepreneur sebagai jalan hidupny a, y aitu: 1. Indiv idual/personal factor Merupak an pengaruh pengalaman hidup dari k ecil hingga dewasa, baik oleh lingk ungan ataupun k eluarga. Contohny a:
14 a. Pengaruh masa k anak – k anak b. Perk embangan saat dewasa c. Perspek tif atau cita – citany a 2. Suasana k erja Lingk ungan pek erjaan y ang ny aman tidak ak an menstimulus orang atau pik iranny a untuk berk einginan menjadi pengusaha. Namun, bila lingkungan k erja tidak ny aman, mak a hal itu ak an mempercepat seseorang memilih jalan k arierny a untuk menjadi seorang pengusaha. 3. Tingk at pendidik an Semak in tinggi tingk at pendidik an seseorang, mak a hal itu juga semak in tidak begitu berpengaruh terhadap k einginan diriny a untuk memilih pengusaha sebagai jalan hidupny a. Rata – rata justru tingk at pendidik an y ang tidak terlalu tinggi y ang menstimulus seseorang untuk memilih k arirny a menjadi seorang pengusaha. 4. Personality (k epribadian) A da bany ak tipe k epribadian, seperti controller, advocator, analitic, dan fasilitator . Dari tipe – tipe itu, y ang cenderung mempuny ai hasrat tinggi untuk memilih k arier menjadi seorang pengusaha adalah controller dan advocator , tetapi itu buk an sesuatu y ang mutlak , k arena semua bisa asalk an ada k emauan. 5. Prestasi pendidik an Rata – rata orang y ang mempuny ai prestasi y ang tidak tinggi justru puny a k einginan y ang lebih k uat untuk menjadi seorang pengusaha. Hal ini didorong oleh sesuatu k eadaan y ang memak sa ia berpik ir bahwa menjadi pengusaha adalah salah satu pilihan
15 terak hir untuk suk ses, sedangk an untuk berk arir di dunia pek erjaan dirasak an sangat berat, mengingat persaingan y ang sangat k etat dan masih bany ak para lulusan y ang berpotensi y ang belum mendapatk an pek erjaan. 6. Dorongan k eluarga Keluarga sangat berperan penting dalam menumbuhk an serta mempercepat seseorang untuk mengambil k eputusan berk arir sebagai entrepreneur , k arena orangtua berfungsi sebagai k onsultan pribadi, coach , dan mentorny a. 7. Lingk ungan dan pergaulan Orang bilang bahwa untuk suk ses, seseorang harus bergaul dengan orang y ang suk ses agar tertular. Memang begitu adany a, k arena bila anda bergaul dengan orang – orang y ang malas, mak a anda lama – k elamaan juga ak an menjadi malas. Begitu juga sebalik ny a. 8. Ingin lebih dihargai atau ”Self Esteem” Posisi tertentu y ang dicapai seseorang ak an mempengaruhi arah k arierny a. Sesuai dengan teori Maslow, setelah seseorang tepenuhi k einginan sandan, pangan, dan papanny a, mak a k ebutuhan y ang ingin ia raih berik utny a adalah ”Self Esteem”, y aitu ingin lebih dihargai. 9. Keterpak saan dan k eadaan Kondisi y ang diciptak an atau y ang terjadi, misal Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), pensiun, dan menganggur atau belum bek erja, ak an dapat membuat seseorang memilih jalan hidupny a menjadi entrepreneur , k arena memang sudah tidak ada pilihan lagi untuk ny a.
16 Mc Clelland (1995) y ang dikutip oleh Utami (2007, p21-23) menggolongk an dua aspek y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur adalah sebagai berik ut: 1. Fak tor-fak tor dari dalam diri indiv idu (interen), meliputi: A . Motiv asi Keberhasilan k erja membutuhk an motif – motif untuk mendorong atau memberi semangat dalam pek erjaan. Motif itu meliputi motif untuk kreatif dan inov atif y ang merupak an motiv asi y ang mendorong indiv idu mengeluark an pemik iran y ang spontan dalam menghadapi suatu perubahan dengan memberi alternatif y ang berbeda dari y ang lain. Motif y ang lain y aitu motif untuk bek erja y ang ada pada indiv idu agar mempuny ai semangat atau minat dalam memenuhi k ebutuhank ebutuhan serta menjalank an tugas dalam pek erjaan. B. Pengalaman atau pengetahuan Kebutuhan ak an pengalaman merupak an pengetahuan y ang harus dicari sebany ak mungk in. Pengalaman merupak an pengetahuan atau k etrampilan y ang dikuasai atau dik etahui sebagai ak ibat dari perbuatan y ang telah dilak uk an sebelumny a selama jangk a wak tu tertentu. Entrepreneur y ang berpengalaman mengelola usaha sebelumny a dapat melihat lebih bany ak jalan untuk membuk a usaha baru. C. Kepribadian Kepribadian rapuh
merupak an
sesuatu
y ang negatif pengaruhny a terhadap
pek erjaan. Pribadi y ang berhasil y aitu apabila seseorang dapat berhubungan secara baik serta dapat meny esuaik an diri dengan lingkunganny a secara wajar dan efek tif.
17 2. Fak tor-fak tor dari luar diriny a (ek steren), meliputi: A . Lingkungan k eluarga Keadaan k eluarga dapat mempengaruhi berhasil tidak ny a seseorang dalam suatu usaha. Ketegangan dalam k ehidupan k eluarga ak an menurunk an gairah k erja dan pek erjaan
menjadi terganggu. Lingkungan
k eluarga y ang
harmonis dalam
berinterak si ak an menunjang k esuk sesan serta mengarahk an tenaga k erjany a lebih efisien. B. Lingk ungan tempat bek erja Lingk ungan tempat dimana seseorang manjalani usahany a mempuny ai pengaruh y ang cukup penting dalam menjalank an usaha. Lingk ungan ini dapat digolongk an menjadi dua bagian y aitu: 1) Situasi k erja secara fisik Situasi k erja dinilai sebagai sarana atau lingk ungan tempat untuk memulai usaha. Seorang entrepreneur dapat menciptak an pek erjaanny a dalam situasi apapun melalui bak at dan k etrampilan y ang dimilik i. Namun y ang utama bagi seorang
entrepreneur adalah dapat mencari peluang atau mengambil inisiatif agar usahany a bisa maju. 2) Hubungan dengan mitra k erja Hubungan dengan teman sejawat atau teman k erja merupak an mitra y ang dapat dijadik an pertimbangan untuk mewujudk an mimpi – mimpi. Selain itu dapat bek erja sama dalam menduk ung atau memotiv asi untuk dapat meny elesaik an konflik dengan baik merupak an sesuatu y ang mendasar dalam pek erjaan.
18 Menurut pendapat Riy anti (2003) y ang dikutip oleh Utami (2007, p23-29) meny atak an bahwa aspek – aspek y ang mempengaruhi minat entrepreneurship adalah sebagai berik ut: 1. A spek internal meliputi : A . Demografi Fak tor demografi merupak an fak tor y ang penting dalam mempengaruhi seseorang agar memilik i minat untuk menjadi entrepreneur . Kondisi demografi y ang ada dalam diri seseorang dapat dipandang sebagai sesuatu y ang mempengaruhi dalam k eberhasilan usaha. Fak tor demografi ini meliputi: usia dimana usia kronologis adalah usia k etik a seseorang memulai k arir sebagai entrepreneur . Hurlock (1991) berpendapat bahwa perk embangan k arir berjalan seiring dengan proses perk embangan manusia. Fak tor demografi y ang lain y aitu pengalaman di mana dalam menjalank an usaha merupak an pendorong terbaik k eberhasilan, terutama usaha baru itu berk aitan dengan pengalaman usaha sebelumny a. Kebutuhan ak an pengalaman tergantung dari diri pribadi bagaimana dapat mencari atau mengelola pengalaman y ang diperoleh. Entrepreneur y ang berpengalaman mengelola usaha sebelumny a dapat melihat lebih bany ak jalan untuk membuk a usaha baru. Fak tor demografi y ang terakhir y aitu pendidik an k arena pengetahuan y ang diperoleh dari pendidik an formal tersebut terk ait langsung dengan bidang usaha y ang dik elola. Semak in bany ak seseorang tertarik untuk belajar dalam dunia pendidik an ak an meningk atk an dalam usahany a.
19 B. Kepribadian Karak teristik k epribadian indiv idu sangat berpengaruh terhadap k eberhasilan usaha. Seorang entrepreneur harus mempuny ai jiwa pemimpin, siap mental untuk menghadapi segala resik o dan tantangan dalam hidupny a. Kepribadian y ang matang untuk dapat menghadapi masalah dengan pik iran terbuk a adalah sik ap y ang baik bagi seorang entrepreneur . Kepribadian ini dibagi menjadi 2 aspek y aitu: 1) Tipe Kepribadian a) Achiever (Seseorang y ang berprestasi)
Entrepreneur y ang bertipe achiever mempuny ai ciri-ciri mempuny ai k ebutuhan ak an prestasi dimana seseorang mendapat prestasi atas k emampuanny a dalam persaingan, selalu ingin mengetahui hasil k ary any a secara ny ata dan dapat mengelola saran dari orang lain. Seorang achiever juga mempuny ai komitmen pribadi y ang k uat dalam arti entrepreneur tipe ini mempuny ai k epercay aan dan penerimaan terhadap tujuan dan nilai pribadi atau rasa k esetiaan terhadap usaha pribadi. b) Supersales Person (Seorang ahli penjualan) Tipe entrepreneur ini adalah mempuny ai k emampuan berempati dengan memahami secara lebih mendalam k ebutuhan orang lain, membantu dan mengerti perasaan orang lain, serta k emampuan memasark an dengan mempengaruhi orang lain untuk dapat tertarik pada pek erjaanny a serta memilik i k emampuan sosialisasi y ang baik .
20 c) Real Managers (Seorang pemimpin)
Real Managers mempuny ai ciri – ciri k ebutuhan ak an k epemimpinan y ang merupak an k emampuan mengambil k eputusan dan mempengaruhi orang lain
melalui
k omunik asi
langsung
maupun
tidak
langsung
dengan
menggerakk an orang – orang agar mempuny ai k esadaran mengik uti k ehendak ny a. Selain itu mempuny ai k emampuan untuk bersaing y aitu k emampuan untuk menggerakk an usaha, memperbaik i untuk mendapatk an tempat atau k epercay aan y ang lebih tinggi di masy arak at. Persaingan tersebut tentuny a dalam hal y ang positif atau persaingan y ang sehat, tidak mengak ibatk an pertentangan baru dan dapat mengendalik an dalam berbagai situasi. d) Expert Idea Generator (Ahli pengemuk a ide / gagasan) Tipe ini mempuny ai k arak teristik k einginan untuk berinov asi y aitu apabila indiv idu dapat memecahk an masalah dan menemuk an jalan k eluarny a, dapat mencari gagasan dalam wak tu singk at, serta membuat perubahan dengan cara baru. Disamping itu adany a k einginan untuk adaptif y aitu meny uk ai gagasan – gagasan, mengatasi perubahan dalam jangk a wak tu panjang melalui perbaik an dan peningk atan efisiensi secara terarah dan terencana. 2) Sifat – sifat / k arak teristik entrepreneur a) Pengendalian diri Sifat ini penting bagi seorang usahawan k arena merupak an pengendalian atas k ek uatan y ang ada di dalam diri sendiri buk an oleh hal – hal di luar diriny a. Misalny a k emampuan dan usaha y ang indiv idu tersebut sudah
21 lak uk an. Seorang entrepreneur percay a bahwa k esuk sesan usahany a tergantung pada k emampuan sendiri buk an dipengaruhi oleh fak tor k eberuntungan atau nasib. b) Tingk at k emandirian / k etidak tergantungan tinggi Tingk at k emandirian y ang tinggi sangat penting untuk seorang entrepreneur untuk tidak tergantung pada orang lain dan bebas untuk berek spresi. c) Pengambil resik o Seorang y ang menjadi entrepreneur harus siap untuk mengambil resik o ak an suatu k erugian y ang dihadapi dan tidak mudah meny erah. Pandangan dalam k arir seharusny a melihat aspek positif dan negatif dengan tantangan y ang berupa k erja k eras, dan resiko pek erjaan. d) Kebutuhan untuk berprestasi Selain dapat mengontrol lingkunganny a indiv idu juga harus termotiv asi untuk berprestasi untuk melak uk an sebaik – baik ny a pek erjaan y ang membutuhk an informasi y ang komplek . e) Sik ap k eterbuk aan tinggi Sik ap k eterbuk aan sangat diperluk an untuk dapat peduli, menghargai dan membantu
orang
lain. Serta dapat membuk a pik iran
atau berbagi
pengalaman atau ide dengan orang lain. f) Mempuny ai k epercay aan diri tinggi Kepercay aan diri merupak an sesuatu y ang harus dimilik i oleh seorang
entrepreneur . Keinginan untuk menonjolk an k ary any a atau k emampuan
22 y ang dimilik i tanpa malu atau rendah diri pada orang lain. Seorang
entrepreneur harus percay a bahwa k emampuan dan k eahlianny a lay ak untuk dipublik asik an. g) Berorientasi pada masa depan Kek uatan untuk dapat mencapai tujuan adalah berpandangan positif k e depan. Suatu pemik iran dengan tujuan untuk k eberhasilan usaha dan selalu memandang sesuatu y ang ak an dijalani bertujuan baik atau positif bagi pribadi maupun orang lain. h) Berorientasi pada tugas Seorang entrepreneur selalu mengacu pada orientasi peny elesaian tugas dan berusaha untuk tepat wak tu. Tugas tersebut adalah menuntut k erja k eras dan k emauan usaha y ang k uat untuk dapat meny elesaik anny a agar dapat memenuhi k ebutuhan orang lain dan memberik an hasil y ang memuask an. C. Motif Pribadi Kek uatan motif pribadi merupak an pendorong y ang penting atau diperluk an untuk dapat memulai
suatu
usaha. Munculny a motif dari dalam indiv idu
ak an
mempengaruhi k eberhasilan dalam meningk atk an suatu pek erjaan, oleh k arena itu diperluk an adany a motif atau minat y ang benar benar k uat dari dalam pribadi. Motif ini meliputi motif untuk k reatif y aitu motiv asi y ang ada dalam diri indiv idu untuk mengeluark an inisiatif – inisiatif dalam mengambil suatu tindak an y ang berv ariasi dan motif untuk bek erja y ang merupak an pendorong minat seseorang untuk meny elesaik an pek erjaan.
23 2. A spek Ek sternal, meliputi: A . Lingkungan Keluarga Kehidupan interak si dalam k eluarga tidak pernah ak an lepas dari diri manusia. Suatu k eluarga ak an menciptak an kondisi baik tidakny a suatu hubungan atau k egiatan y ang indiv idu lak uk an. Keluarga y ang mendukung ak an memberik an proses k elancaran usahany a. Kondisi sosial ek onomi k eluarga juga menentuk an seseorang berk emauan untuk membuk a suatu usaha baru guna memenuhi k ebutuhan. Kondisi sosial ek onomi mempengaruhi seseorang bek erja tergantung dari situasi k etik a seseorang tersebut ak an mendirik an usaha. A pabila seseorang tersebut berk einginan k eras membuk a usaha mak a fak tor ekonomi tidak menjadi permasalahan y ang besar. B. Lingk ungan k erja Lingk ungan geografi atau lingkungan k erja merupak an fak tor y ang menentuk an lingkungan fisik tempat bek erja serta k eadaan masy arak at y ang tepat untuk dapat melak uk an usaha. A dany a lingk ungan y ang dapat diajak k erja sama dengan baik merupak an penguat indiv idu dalam menjalank an pek erjaan. Menurut Helmi & Rista (2006), aspek – aspek y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur adalah: 1. Lingk ungan k eluarga dan masa k ecil Beberapa penelitian y ang berusaha mengungk ap mengenai pengaruh lingk ungan k eluarga terhadap pembentuk an semangat entrepreneurship . Penelitian bertopik urutan k elahiran menemuk an bahwa anak dengan urutan k elahiran pertama lebih memilih untuk menjadi entrepreneur . Namun, penelitian ini perlu dik aji lebih lanjut. Selanjutny a
24 pengaruh pek erjaan orangtua terhadap pertumbuhan semangat entrepreneurship terny ata memilik i pengaruh y ang signifik an. 2. Pendidik an Fak tor pendidik an juga tak k alah memaink an peran penting dalam pertumbuhan semangat entrepreneur . Pendidik an tidak hany a mempengaruhi seseorang untuk melanjutk an usahany a namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalank an usahany a. 3. Nilai – nilai personal Fak tor selanjutny a adalah nilai – nilai personal y ang ak an mewarnai usaha y ang dik embangk an seorang entrepreneur . Nilai personal ak an membedak an ia dengan pengusaha lain terutama dalam menjalin hubungan dengan pelanggan, pemasok (supplier ), dan pihak -pihak lain, serta cara dalam mengatur organisasiny a. 4. Pengalaman k erja Pengalaman k erja tidak sek edar menjadi salah satu hal y ang meny ebabk an seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur . Pengalaman k etidakpuasan dalam bek erja juga turut menjadi salah satu pendorong dalam mengembangk an usaha baru. Menurut Matondang (2006, p17-18), fak tor – fak tor y ang mendorong seseorang menjadi entrepreneur , dapat dik elompok an menjadi tiga, y aitu: 1. Confidence Modalities Karena terlahir dan dibesark an dari k eluarga y ang memilik i tradisi k uat dalam bidan
entrepreneurship , sehingga secara sengaja atau tidak sengaja cukup menjiwai pek erjaan semacam itu. Biasany a jenis usaha seperti ini ak an diwarisk an secara turun – temurun.
25 Dari satu generasi k e generasi berik utny a. Untuk mengelola sebuah usaha dirasak an buk an merupak an sesuatu hal y ang baru, dik arenak an telah terbiasa sedari k ecil. Hal ini ak an menimbulk an rasa percay a diri y ang k uat dalam mengelola usaha tersebut. 2. Emotion modalities Karena memang sengaja sudah mempersiapk an diri untuk menjadi entrepreneur , barangk ali k arena seringny a melihat peluang penghasilan y ang tinggi, atau k arena alasan lain. Media – media elek tronik , seperti telev isi, radio, internet, surat k abar maupun buk u merupak an sumber informasi y ang begitu berlimpah. Bany ak dijumpai informasi – informasi mengenai profil – profil pengusaha suk ses jik a saja mau mencariny a. Dengan seringny a membaca profil pengusaha suk ses dan k iat – k iat merek a dalam menjadi
entrepreneur , hal ini ak an menumbuhk an jiwa entrepreneur dalam diri. Gambaran – gambaran mengenai peluang usaha y ang suk ses k e depan juga merupak an salah satu y ang meny ebabk an seseorang tertarik untuk menjadi entrepreneur . Biasany a orang – orang seperti ini, dari awalny a, tidak berniat ingin bek erja k antor atau lebih dik enal sebagai orang gajian. Jadi dari jauh – jauh hari sebelumny a, merek a telah mempersiapk an diri untuk menjadi entrepreneur . Orang – orang y ang mempuny ai alasan seperti ini besar k emungk inanny a ak an suk ses. Karena merek a mencurahk an segenap pengetahuan dan tenagany a bagi usaha y ang dirintisny a (dibangunny a). 3. Tension Modalities Karena berbagai fak tor seak an – ak an dipak sa oleh k eadaan sehingga tidak memilik i pilihan lain selain menjadi entrepreneur . A lasan seperti ini biasany a datang dari orang – orang y ang menjadik an usahany a sebagai usaha sampingan atau usaha “daripada”. Mak sudny a, merek a membangun suatu usaha buk an timbul dari k einginan sendiri tetapi dari fak tor k eadaan ekonomi ataupun lainny a. Mak a ak an timbul istilah daripada tidak
26 k erja lebih baik membuk a usaha, ataupun usaha untuk mengisi wak tu luang. Biasany a usaha y ang dijalank an seperti ini, tingk at k emungk inanny a untuk berk embang sangat k ecil. Hal ini dik arenak an usaha tersebut tidak digeluti dengan sungguh – sungguh. Usaha tersebut k emungk inan hany a ak an jalan ditempat, ataupun mungk in mengalami k ebangk rutan. Tetapi tidak tertutup k emungk inan juga pemik iran orang – orang y ang mengawali membuk a usaha k arena alasan tension modalities ak an berubah. Hal ini dapat disebabk an mendapat penghasilan y ang tinggi dalam menjalank an usaha tersebut. Sehingga ak an timbul k einginan untuk lebih memajuk an usaha y ang sedang digelutiny a. Seseorang ak an termotiv asi ak an sesuatu pasti disebabk an oleh beberapa fak tor antara lain k arena k euntungan – k euntungan y ang merek a ak an dapatk an setelah melak uk an k egiatan tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa selama pencapaian k euntungan tersebut pasti ak an mengalami bany ak k endala y ang dihadapi. Oleh k arena itu sebelum masuk pembahasan perlu adany a pengetahuan tentang k euntungan y ang didapat dan k endala y ang ak an dihadapi. Berikut ini adalah pembahasan tentang k euntungan dan k endala (Zimmerer, 2001). A . Keuntungan – k euntungan dalam bidang entrepreneurship Sebelum mendirik an suatu bisnis baru setiap orang harus mempertimbangk an k euntungan – k euntungan mendirik an usaha k ecil. Keuntungan – k euntungan tersebut adalah sebagai berik ut: 1. Kesempatan untuk menciptak an tujuan sendiri 2. Kesempatan untuk membuat sebuah perbedaan 3. Kesempatan untuk mencapai potensi penuh 4. Kesempatan untuk mendapat k euntungan y ang tak terbatas
27 5. Kesempatan untuk memberik an kontribusi bagi masy arak at 6. Kesempatan mengerjak an y ang disuk ai B. Kendala – k endala dalam bidang entrepreneurship Kepemilik an bisnis k ecil mempuny ai bany ak k euntungan tetapi juga ak an muncul k endala y ang ak an dihadapi oleh setiap entrepreneur . Oleh k arena itu entrepreneur harus mengantisipasi k endala y ang dapat muncul sebagai berikut: 1. Ketidak pastian pendapatan 2. Resik o k ehilangan seluruh inv estasi 3. Kerja lama dan k erja k eras 4. Kualitas hidup rendah sampai bisnis mapan 5. Tingk at stres tinggi 6. Tanggung Jawab penuh 7. Putus asa Dalam buk uny a Be a Smart and Good ENTREPRENEUR, Hendro & Chandra W.W (2006, p71) meny ebutk an enam fak tor penghalang untuk menjadi seorang entrepreneur : 1. Rasa k etak utan y ang lebih besar dibandingk an k emampuan 2. Tidak mempuny ai rasa percay a diri dan k ey ak inan ak an diri anda sendiri 3. Bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dan dari mana memulainy a 4. Malas mencoba
28 5. Tidak mempuny ai modal, buk an hany a ”uang” saja 6. Selalu menunggu datangny a peluang emas, tidak membuat peluang sendiri Selain itu, disebutk an juga lima alasan mengapa seseorang tidak ingin menjadi
entrepreneur : 1. Tidak mempuny ai pengalaman 2. Tidak mempuny ai modal 3. Tidak mempuny ai k eberanian untuk memutusk an 4. Tidak ada orang y ang menuntun anda 5. Tak ut k eluar dari ”zona ny aman” Menurut Hendro & Chandra W.W (2006, p71), sebagian besar alasan – alasan dan fak tor y ang menghambat seseorang menjadi seorang entrepreneur lebih berasal dari pik iran persepsi, y ang terus menghantui dan memperlemah k eberanian untuk menjadi seorang entrepreneur . Menurut (Sury aman, 2006) y ang mempengaruhi minat secara garis besar dapat dik elompokk an menjadi fak tor intrinsik dan fak tor ek strinsik . 1.
Fak tor Intrinsik
Fak tor intrinsik adalah fak tor – fak tor y ang timbul k arena pengaruh rangsangan dari dalam diri indiv idu itu sendiri. Fak tor – fak tor intrinsik sebagai pendorong minat
entrepreneur antara lain k arena adany a k ebutuhan ak an pendapatan, harga diri, dan perasaan senang.
29 A . Pendapatan Pendapatan adalah penghasilan y ang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Entrepreneurship dapat memberik an pendapatan y ang dapat digunak an untuk memenuhi k ebutuhan hidupny a. Keinginan untuk memperoleh pendapatan itulah y ang dapat menimbulk an minatny a untuk menjadi entrepreneur . B. Harga diri Manusia diciptak an Tuhan sebagai mak hluk y ang paling mulia, k arena dik arunia ak al, pik iran dan perasaan. Hal itu meny ebabk an manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Menjadi entrepreneur digunak an untuk meningk atk an harga diri seseorang, k arena dengan usaha tersebut seseorang ak an memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari k etergantunganny a terhadap orang
lain.
Keinginan untuk meningk atk an harga diri tersebut ak an menimbulk an minat seseorang untuk menjadi entrepreneur . C. Perasaan senang Perasaan adalah suatu k eadaan hati atau peristiwa k ejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang (A hmadi, 1992). Perasaan erat hubunganny a dengan pribadi seseorang, mak a tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal y ang sama tidak sama antara orang y ang satu dengan y ang lain. Rasa senang terhadap bidang entrepreneurship ak an diwujudk an dengan perhatian, k emauan dan k epuasan dalam bidang entrepreneur. Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang
entrepreneur ak an menimbulk an minat untuk menjadi entrepreneur .
30 2.
Fak tor Ek strinsik
Fak tor ek strinsik adalah fak tor – fak tor y ang mempengaruhi indiv idu k arena pengaruh rangsangan dari luar. Fak tor – fak tor ek strinsik y ang mempengaruhi minat menjadi
entrepreneur antara lain: lingkungan k eluarga, peluang pendidik an/pengetahuan. A . Lingk ungan Keluarga Lingk ungan k eluarga adalah k elompok masy arak at terk ecil y ang terdiri dari ay ah, ibu, anak , dan anggota k eluarga y ang lain. Keluarga merupak an peletak dasar bagi pertumbuhan dan perk embangan anak , disinilah y ang memberik an pengaruh awal terhadap terbentuk ny a k epribadian. Rasa tanggung jawab dan k reativ itas dapat ditumbuhk an sedini mungk in sejak anak mulai berinterak si dengan orang dewasa. Orangtua adalah pihak y ang bertanggung jawab penuh dalam proses ini. A nak harus diajark an untuk memotiv asi diri untuk bek erja k eras, diberi k esempatan untuk bertanggung jawab atas apa y ang dia lakuk an. Salah satu unsur k epribadian adalah minat. Minat menjadi entrepreneur ak an terbentuk apabila k eluarga memberik an pengaruh positif terhadap minat tersebut, k arena sik ap dan ak tiv itas sesama anggota k eluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orangtua y ang menjadi entrepreneur dalam bidang tertentu dapat menimbulk an minat anak ny a untuk menjadi entrepreneur dalam bidang y ang sama pula. B. Peluang Peluang merupak an k esempatan y ang dimilik i seseorang untuk melak uk an apa y ang dingink anny a atau menjadi harapanny a. Suatu daerah y ang memberik an peluang untuk
menjadi
entrepreneur
ak an
menimbulk an
minat
seseorang
untuk
memanfaatk an peluang tersebut. Sebenarny a bany ak k esempatan y ang dapat
31 memberik an k euntungan di lingkungan k ita. Kesempatan ini dapat diperoleh orang y ang berk emampuan dan berk einginan k uat untuk meraih suk ses. C. Pendidik an Pengetahuan y ang di dapat selama k uliah merupak an modal dasar y ang digunak an untuk menjadi entrepreneur , juga k eterampilan y ang di dapat selama di perkuliahan terutama dalam mata k uliah prak tek . Berdasark an teori – teori diatas, dapat ditarik k esimpulan bahwa aspek y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur terbagi menjadi dua, y aitu internal dan ek sternal. Dik arenak an k esesuaian dengan responden, serta k eterbatasan – k eterbatasan y ang dimilik i oleh peneliti, pada penelitian ini, peneliti ak an meneliti empat aspek y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur , y aitu: k epribadian, motiv asi, lingk ungan k eluarga, dan pendidik an. 1. A spek Internal A . Kepribadian Kepribadian atau pribadi indiv idu adalah suatu k arak teristik sik ap dasar y ang dimilik i oleh tiap orang dalam hidupny a. Kepribadian menentuk an seseorang dalam tiap langk ah hidupny a. Untuk memilih dan menjadi seorang entrepreneur y ang suk ses, seseorang cenderung harus memilik i sifat atau k epribadian y ang diperluk an untuk menjadi seorang entrepreneur . Perny ataan k epribadian mempengaruhi minat
entrepreneur dik embangk an dari pendapat Hendro & Chandra W.W (2006), MC Clelland (1995), Riy anti (2003), dan Helmi & Rista (2006).
32 Berdasark an dari teori – teori diatas, ada empat macam k epribadian penting y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur y ang ak an dijadik an sebagai indik ator dalam penelitian ini, y aitu: •
Kepemimpinan
Dalam menjadi seorang entrepreneur , dibutuhk an suatu jiwa k epemimpinan dan k eberanian untuk memegang suatu tanggung jawab. Kepemimpinan adalah suatu k emampuan untuk berani dan mau mengambil k eputusan dan mempimpin orang lain. Seorang pemimpin adalah seorang y ang berani mengambil resik o dan siap menanggung k erugian y ang dapat terjadi. Kepemimpinan dik embangk an dari teori Riy anti (2003), Zimmerer (2001), Hendro & Chandra W.W (2006), Druck er (1985) dan Dalimunthe (2003). •
Percay a Diri
Untuk menjadi seorang entrepreneur , diperluk an rasa k epercay aan diri y ang tinggi, k arena tingk at k etidakpastian y ang tinggi dalam bidang entrepreneurship . Kepercay aan diri adalah suatu k ey ak inan terhadap diri sendiri dan k emampuan atau k eahlian y ang dimilik i diriny a untuk dapat mencapai suatu k esuk sesan. Kepercay aan diri diambil berdasark an perny ataan teori Riy anti (2003), Zimmerer (2001) dan Hendro & Chandra W.W (2006). •
Ekstrovert
Untuk menjadi entrepreneur , diperluk an hubungan interpersonal y ang baik dalam berhubungan dengan orang – orang lain. Seorang y ang ekstrovert adalah orang y ang pandai dalam berhubungan dengan orang lain, sehingga cenderung mempuny ai k onek si atau hubungan (network ) y ang luas. Tipe ini mempuny ai
33 k emampuan berempati dengan memahami secara lebih mendalam k ebutuhan orang lain serta k emampuan sosialisasi y ang baik . Ekstrovert dik embangk an dari perny ataan teori Hendro & Chandra W.W (2006) dan Riy anti (2003). •
Inov atif
Inov atif merupak an salah satu sifat y ang harus dimilik i untuk menjadi
entrepreneur y ang suk ses. Orang y ang inov atif berarti mampu menciptak an sesuatu gagasan y ang baru y ang bernilai lebih baik atau value lebih. Orang y ang mampu untuk berpik ir secara kreatif untuk menghadapi segala perubahan serta k emampuan untuk meny esuaik an diri dengan lingk ungan dan memecahk an suatu masalah dengan memberi alternatif y ang berbeda. Seorang y ang inov atif juga mampu untuk melihat adany a suatu peluang bisnis y ang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Inov atif dik embangk an berdasar dengan pendapat Lambing & Charles (1999), Dalimunthe (2003), Druck er (1985), Riy anti (2003), Hendro & Chandra W.W (2006) dan Sury aman (2006). B. Motiv asi Motiv asi adalah dorongan y ang k uat y ang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan. Agar memilik i minat untuk menjadi entrepreneur , seseorang harus mempuny ai suatu tujuan y ang bisa diperoleh oleh orang tersebut dengan menjadi entrepreneur . Perny ataan motiv asi mempengaruhi minat entrepreneur dik embangk an berdasar pendapat dari Lambing & Charles (1999), Mc Clelland (1995), Riy anti (2003), dan Zimmerer (2001). Seseorang ak an termotiv asi terhadap sesuatu dapat disebabk an oleh beberapa fak tor, antara lain k arena k euntungan-k euntungan y ang merek a ak an dapatk an setelah melak uk an k egiatan tersebut. Berdasark an dari teori – teori diatas, ada tiga macam
34 motiv asi penting y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur y ang ak an dijadik an sebagai indik ator dalam penelitian ini, y aitu: •
Penghasilan
Penghasilan adalah sesuatu y ang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang
y ang
dapat
digunak an
untuk
memenuhi k ebutuhan
hidupny a.
Entrepreneurship dapat memberik an pendapatan finansial y ang tinggi sehingga dapat
digunak an
untuk
memenuhi k ebutuhan
hidup. Keinginan
untuk
memperoleh pendapatan itulah y ang dapat menimbulk an minat seseorang untuk menjadi entrepreneur . Penghasilan diambil dari teori menurut Windardi (2003), Dalimunthe (2003), Druck er (1985), Zimmerer (2001) dan Sury aman (2006) •
Penghargaan (status sosial)
Manusia adalah mahluk y ang mempuny ai ak al, pik iran dan perasaan. Hal itu meny ebabk an manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Dengan menjadi entrepreneur , seseorang ak an memperoleh popularitas, menjaga gengsi, dan menghindari k etergantunganny a terhadap orang lain. Keinginan untuk meningk atk an
harga diri tersebut dapat menjadi motiv asi y ang dapat
meningk atk an minat seseorang untuk menjadi entrepreneur . Penghargaan (status sosial) diambil berdasar pendapat Riy anti (2003), Hendro & Chandra W.W (2006), Sury aman (2006), dan Zimmerer (2001). •
Rasa senang
Rasa senang adalah suatu bagian dari motiv asi seseorang. Tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal y ang sama tidak sama antara orang y ang satu dengan y ang lain. Rasa senang terhadap bidang entrepreneur ship ak an diwujudk an
dengan
perhatian, k emauan, dan
k epuasan
dalam bidang
entrepreneur . Hal ini berarti rasa senang terhadap bidang entrepreneur ak an
35 menimbulk an minat untuk menjadi entrepreneur . Rasa senang sesuai dengan pendapat dari teori Zimmerer (2001) dan Sury aman (2006). 2. A spek Ek sternal A . Keluarga Keluarga merupak an salah satu interak si y ang utama dan pertama dalam k ehidupan manusia. Keluarga merupak an peletak dasar bagi pertumbuhan dan perk embangan anak . Dorongan k eluarga sangat berperan penting dalam menumbuhk an minat dalam diri seseorang untuk mengambil k eputusan berk arir sebagai entrepreneur . Minat untuk menjadi entrepreneur ak an terbentuk apabila k eluarga memberik an pengaruh positif terhadap minat tersebut. Lingk ungan k eluarga sebagai salah satu aspek y ang mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur sesuai dengan pendapat dari Hendro & Chandra W.W (2006), Mc Clelland (1995), Riy anti (2003), Helmi & Rista (2006), Matondang (2006), serta Sury aman (2006) y ang meny ebutk an bahwa lingk ungan k eluarga merupak an aspek y ang sangat penting dalam pembentuk minat untuk menjadi entrepreneur . Berdasark an teori – teori diatas, pada penelitian ini ak an diambil dua fak tor y ang ak an digunak an sebagai indik ator dari lingk ungan k eluarga, y aitu: •
Duk ungan Keluarga
Duk ungan k eluarga sangatlah penting dalam k eputusan seseorang untuk menjadi entrepreneur . Lingk ungan k eluarga y ang suportif dan mendukung, dapat berperan dalam pembentuk an minat untuk
menjadi entrepreneur .
Pek erjaan k eluarga atau orangtua juga dapat memilik i pengaruh terhadap pertumbuhan semangat entrepreneurship . Karena orangtua juga dapat berfungsi
36 sebagai k onsultan pribadi, coach , dan mentorny a. Duk ungan k eluarga sebagai salah satu aspek pembentuk minat entrepreneurship sesuai dengan pendapat Hendro & Chandra W.W (2006), Riy anti (2003), Helmi & Rista (2006), Matondang (2006), dan Sury aman (2006). •
Kondisi Sosial Ek onomi Keluarga
Kondisi sosial ek onomi k eluarga juga menentuk an minat seseorang untuk menjadi entrepreneur . Lingk ungan k eluarga y ang harmonis dalam berinterak si ak an menunjang k esuk sesan dan mengarahk an tenaga k erja y ang lebih efisien. Kondisi sosial ek onomi juga mempengaruhi k inerja seseorang dan k eputusanny a untuk menjadi entrepreneur . Kondisi sosial ek onomi k eluarga diambil dari perny ataan teori Mc Clelland (1995), Riy anti (2003), dan Hendro & Chandra W.W (2006). B. Pendidik an Pendidik an y ang dimilik i seseorang memilik i pengaruh terhadap pengetahuan atau k eahlian y ang dimilik i seseorang. Pendidik an tidak hany a mempengaruhi seseorang dalam melanjutk an usaha y ang ak an dijalaniny a namun juga membantu dalam mengatasi masalah dalam menjalank an usahany a. Berdasark an pembahasan pada bab 2.1.4, peranan pendidik an sangat berpengaruh terhadap minat untuk menjadi
entrepreneur . Univ ersitas sebagai fasilitator dalam memotiv asi, mengarahk an dan peny edia sarana prasarana dalam mempersiapk an sarjana y ang mempuny ai motiv asi dalam mendirik an bisnis baru. Pihak univ ersitas juga berperan menjadi pemberi informasi tentang k esempatan apa y ang ak an didapat jik a menjadi entrepreneur . Dalam Binus Univ ersity , pengajaran tentang entrepreneurship diberik an sebagai salah
satu
kurik ulum
dalam
pembelajaran
perk uliahan
(mata
kuliah
37 “Entrepreneurship ” - J0692) yang diberikan kepada semua mahasiswa Binus Univ ersity dari semua jurusan. Selain itu, Binus Univ ersity juga membentuk div isi Binus Entrepreneurship Center (BEC) y ang bertujuan untuk meningk atk an mutu dan minat para mahasiswa Binus Univ ersity untuk menjadi entrepreneur . BEC berperan sebagai fasilitator y ang meny ediak an bany ak progam – progam y ang dapat membantu para mahasiswa Binus Univ ersity untuk menjadi entrepreneur . Pendidik an sebagai salah satu aspek y ang mempengaruhi minat entrepreneurship diambil dari teori Hendro & Chandra W.W (2006), Mc Clelland (1995), Riy anti (2003), Helmi & Rista (2006), Sury aman (2006), dan Zimmerer (2001).
2.1.4 Peran Universitas Terhadap Minat Entrepreneur Peranan univ ersitas dalam memotiv asi para sarjanany a menjadi young entrepreneurs, merupak an bagian dari salah satu fak tor pendorong pertumbuhan entrepreneurship . Ada 8 fak tor pendorong pertumbuhan entrepreneurship , antara lain sebagai berikut (Zimmerer, 2001, p12) : 1. Entrepreneur sebagai pahlawan Fak tor diatas sangat mendorong setiap orang untuk mencoba mempuny ai usaha sendiri k arena adany a sik ap masy arak at bahwa seorang entrepreneur dianggap sebagai pahlawan dan sebagai model untuk diik uti. Sehingga status inilah y ang mendorong seseorang memulai usaha sendiri. 2. Pendidik an entrepreneurship Pendidik an entrepreneurship sangat populer di bany ak ak ademi dan univ ersitas. Bany ak mahasiswa semak in tak ut dengan berkurangny a k esempatan k erja y ang tersedia
38 sehingga mendorong untuk belajar entrepreneurship dengan tujuan setelah selesai k uliah dapat membuk a usaha sendiri. 3. Fak tor ekonomi dan k ependuduk an Dari segi demografi sebagian besar entrepreneur memulai bisnis antara umur 25 tahun sampai dengan 39 tahun. Hal ini didukung oleh komposisi jumlah penduduk di suatu negara sebagian besar pada k isaran umur diatas. T erlebih lagi, semak in bany ak orang meny adari bahwa dalam entrepreneurship tidak ada lagi pembatasan baik dalam hal umur, jenis k elamin, ras, latar belak ang ekonomi, atau apapun juga dapat mencapai suk ses dengan memilik i bisnis. 4. Pergeseran k e ekonomi jasa Karena sek tor jasa relatif rendah inv estasi awalny a sehingga menjadi populer di k alangan para entrepreneur dan mendorong entrepreneur untuk mencoba memulai usaha sendiri di bidang jasa. 5. Kemajuan tek nologi Dengan bantuan mesin bisnis modern seperti k omputer pribadi, laptop, mesin fax, printer berwarna, mesin penjawab telepon seseorang dapat bek erja di rumah seperti lay akny a bisnis besar. Pada jaman dulu, tingginy a biay a tek nologi membuat bisnis k ecil tidak mungk in bersaing dengan bisnis besar y ang mampu membeli alat – alat tersebut. Sek arang komputer dan alat k omunik asi ter sebut hargany a berada dalam jangk auan bisnis k ecil.
39 6. Gay a hidup bebas
Entrepreneur sesuai dengan k einginan gay a hidup orang y ang menyuk ai k ebebasan dan k emandirian y aitu ingin bebas memilih tempat merek a tinggal dan jam k erja y ang merek a suk ai. Mesk ipun k eamanan k euangan tetap merupak an sasaran penting bagi hampir semua entrepreneur , tetapi bany ak prioritas lain seperti lebih bany ak wak tu untuk k eluarga dan teman, lebih bany ak wak tu senggang dan lebih besar k emampuan mengendalik an stres hubungan dengan k erja. Dalam penelitian y ang dilakuk an oleh Hotel Hilton, 77% orang dewasa y ang diteliti , menetapk an penggunaan lebih bany ak wak tu dengan k eluarga dan teman sebagai prioritas pertama. Menghasilk an uang berada pada urutan k elima dan membelanjak an uang untuk membeli barang-barang berada pada urutan terak hir. 7. E-Commerce dan The World Wide Web Sejalan dengan pertumbuhan tek nologi, perdagangan online juga semak in berk embang, y ang menciptak an bany ak k esempatan bagi entrepreneur berbasis internet atau website. Data y ang dik umpulk an menunjukk an bahwa 47% bisnis k ecil melak uk an ak ses internet sedangk an 35% sudah mempuny ai website sendiri. Fak tor ini juga mendorong pertumbuhan entrepreneur di beberapa negara. 8. Peluang internasional Dalam mencari pelanggan, bisnis k ecil k ini tidak lagi dibatasi dalam ruang lingkup negara sendiri. Pergeseran dalam ek onomi global y ang dramatis telah membuk a pintu k e peluang bisnis y ang luar biasa bagi para entrepreneur y ang bersedia menggapai seluruh dunia. Kejadian dunia seperti tembok Berlin, revolusi di negara – negara Uni Sov iet dan hilangny a hambatan perdagangan sebagai hasil perjanjian Masy arak at Ek onomi Eropa,
40 telah
membuk a sebagian besar pasar dunia bagi para entrepreneur . Peluang
internasional ak an terus berlanjut dan tumbuh dengan cepat pada abad k e–21. Peranan
univ ersitas dijelask an
oleh
beberapa pendapat para ahli
bidang
entrepreneurship . Salah satuny a dijelask an oleh Thomas Zimmerer (2001) bahwa salah satu fak tor pendorong pertumbuhan entrepreneur adalah pendidik an entrepreneurship . Selain itu, Douglas A .Gray juga meny arank an untuk memulai usaha sejak dini misalny a pada wak tu masih k uliah. Jadi, pihak univ ersitas berperan menjadi pemberi informasi tentang k esempatan apa y ang ak an didapat jik a menjadi entrepreneur , serta memberik an pendidik an entrepreneurship dan memberik an wadah bagi mahasiswa dalam menerapk an ilmuny a dengan mendirik an bisnis k ecil di lok asi univ ersitas. Peranan univ ersitas sangat menentuk an tercetak ny a entrepreneur muda y ang handal. Menurut Yohnson (2003), fak tor y ang menduk ung pembahasan ini adalah fak tor pendidik an entrepreneurship . Bany ak univ ersitas mempuny ai suatu program khusus dalam mempelajari bidang entrepreneurship sehingga ada suatu embrio young
entrepreneurs. Peranan univ ersitas hany a sek edar menjadi fasilitator dalam memotiv asi, mengarahk an dan peny edia sarana prasarana dalam mempersiapk an sarjana y ang mempuny ai motiv asi k uat, k eberanian, k emampuan serta k arak ter penduk ung dalam mendirik an bisnis baru. Menurut Winarso (2003) Entrepreneurship ini dapat ditimbulk an atau dibentuk pada diri seseorang melalui pendidik an atau pelatihan. Perguruan tinggi dinilai sebagai tempat y ang tepat untuk
meny emaik an nilai – nilai entrepreneurship (k ewirausahaan).
Pendidik an dan atau pelatihan entrepreneurship adalah proses pembelajaran k onsep dan
skills untuk mengenali peluang-peluang y ang orang lain tidak sanggup melihatny a, untuk memilik i insight, self-esteem dan pengetahuan untuk bertindak sementara y ang lain ragu
41 – ragu. Termasuk di dalamny a belajar mengenali peluang dik aitk an dengan pemanfaatan sumber day a untuk menghadapi resik o dan memprak arsai bisnis baru. Dari uraian diatas, dapat ditarik k esimpulan bahwa pendidik an entrepreneurship y ang diperoleh seseorang saat bangk u k uliah, dapat sangat mempengaruhi minat dan motiv asi seseorang dalam menjadi seorang entrepreneur . Peran univ ersitas sebagai fasilitator dalam memotiv asi, mengarahk an dan peny edia sarana prasarana dalam mempersiapk an sarjana y ang mempuny ai motiv asi dalam mendirik an bisnis baru. Pihak univ ersitas juga berperan menjadi pemberi informasi tentang k esempatan apa y ang ak an didapat jik a menjadi entrepreneur .
2.1.5 Metode Penelitian 2.1.5.1 Jenis Penelitian Secara umum, penelitian dapat dibagi atas dua jenis, y aitu penelitian dasar (basic
research ) dan penelitian terapan (applied research ) 1. Penelitian dasar (basic research ) Penelitian dasar atau penelitian murni adalah pencarian terhadap sesuatu k arena ada perhatian dan k eingintahuan terhadap hasil suatu ak tiv itas. Penelitian dasar dik erjak an tanpa memik irk an ujung prak tis atau titik terapan. Hasil dari penelitian dasar adalah pengetahuan umum dan pengertian – pengertian tentang alam serta hukum – hukumny a. Pengetahuan umum ini merupak an alat untuk memecahk an masalah – masalah prak tik a, walaupun ia tidak memberik an jawaban y ang meny eluruh untuk tiap masalah tersebut. Tugas penelitian terapanlah y ang ak an menjawab masalah – masalah prak tis tersebut.
42 2. Penelitian terapan (applied research ) Penelitian terapan (applied research, practical research ) adalah peny elidik an y ang hati – hati, sistematik dan terus – menerus terhadap
suatu masalah dengan tujuan untuk
digunak an dengan segera untuk k eperluan tertentu. Hasil penelitian tidak perlu sebagai suatu penemuan baru, tetapi merupak an aplik asi baru dari penelitian y ang telah ada. Peneliti y ang mengerjak an penelitian dasar atau murni tidak mengharapk an hasil penelitianny a digunak an secara prak tik a. Peneliti – peneliti terapanlah y ang ak an memerinci penemuan penelitian dasar untuk k eperluan prak tis dalam bidang – bidang tertentu. Tiap ilmuwan y ang mengerjak an penelitian terapan mempuny ai harapan agar dengan segera hasil penelitianny a dapat digunak an masy arak at, baik untuk k eperluan ek onomi, politik , maupun sosial. Penelitian terapan memilih masalah y ang ada hubunganny a dengan k einginan masy arak at, serta untuk memperbaik i prak tik – prak tik y ang ada.
2.1.5.2 Jenis Metode A nalisis A nalisis merupak an tindak an mengolah data hingga menjadi informasi y ang bermanfaat dalam menjawab masalah statistik . Dalam desain riset, perlu direncanak an dengan baik analisis y ang ak an digunak an untuk menganalisis data. Metode analisis y ang sering digunak an adalah: 1. A nalisis k ualitatif A nalisis data secara k ualitatif bersifat memapark an secara mendalam hasil riset melalui pendek atan buk an angk a atau nonstatistik . Contoh: pertany aan y ang diajuk an k epada
43 responden tentang rasa k entang goreng Chitato. Jawaban y ang mungk in muncul adalah “enak rasany a, reny ah, dan sebagainy a” 2. A nalisis k uantitatif A nalisis k uantitatif mencoba mengolah data menjadi informasi dalam wujud angk a. Penggunaan angk a memudahk an penginterpretasian hasil secara objek tif. Contoh: interv al 1-2,4 sebagai k urang baik ; 2,5-3,4 sebagai k ategori sedang; dan 3,5-5 sebagai sangat baik . A nalisis k uantitatif y ang paling bany ak digunak an dalam prak tek adalah analisis statistik . 3. Metode analisis statistik Statistik dalam prak tek ny a berhubungan dengan angk a, sehingga bisa diartik an sebagai
numerical description oleh bany ak orang. Dalam dunia usaha, statistik juga sering diasosiasik an dengan sek umpulan data seperti pergerak an tingk at inflasi, biay a promosi bulanan, jumlah pengunjung toko, dan sebagainy a. Selain itu statistik digunak an untuk berbagai analisis terhadap data, seperti melak uk an peramalan (forecasting ), melak uk an berbagai uji hipotesis dan k egunaan lainny a. Dalam aplik asiny a, metode analisis statistik dapat dibagi menjadi dua k elompok besar, y aitu: A . Statistik desk riptif A nalisis desk riptif bertujuan mengubah k umpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi y ang lebih ringk as. Statistik desk riptif merupak an bidang ilmu statistik a y ang mempelajari cara – cara pengumpulan, penyusunan, dan peny ajian data suatu penelitian. Statistik desk riptif merupak an dasar pengambilan k eputusan bagi statistik inferensi.
44 Statistik desk riptif adalah statistik y ang digunak an untuk menganalisa data dengan cara mendesk ripsik an data y ang telah terk umpul sebagaimana adany a, tanpa membuat k esimpulan atau hipotesis. Statistik desk riptif dalam penelitian pada umumny a merupak an suatu proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasik an. Statistik
desk riptif umumny a digunak an untuk
memberik an
informasi mengenai k arak teristik v ariabel penelitian y ang utama. B. Statistik inferensi Statistik inferensi bertujuan untuk meny ediak an dasar peramalan, dan estimasi y ang digunak an untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan. Statistik inferensi digunak an untuk menguk ur parameter populasi melalui statistik , atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Statistik
inferensial
adalah
sebuah
tek nik
statistik
y ang
digunak an
untuk
menganalisis data y ang telah terk umpul dan hasilny a diberlakuk an untuk populasi. Statistik ini ak an lebih sesuai apabila data y ang digunak an diambil dari populasi y ang jelas, dan tek nik pengambilan sampel pada populasi dilak uk an secara acak atau
random. Statistik inferensial umumny a juga disebut statistik probabilitas, k arena k esimpulan y ang diberlak uk an untuk populasi berdasark an data sampel itu bersifat peluang (probability ). Berdasark an hasil pengujian terhadap sampel, k esimpulan dari data sampel y ang ak an diberlakuk an untuk populasi ini mempuny ai peluang k esalahan dan k ebenaran y ang ak an diny atak an dalam bentuk persentase. Misalny a bila peluang k esalahan 5%, mak a taraf k ebenaran atau k epercay aan adalah 95%. Peluang k esalahan ini disebut sebagai taraf signifik ansi.
45 2.1.5.3 Skala Pengukuran Sk ala pengukuran data terbagi menjadi empat macam, y aitu sk ala nominal, sk ala ordinal, sk ala interv al dan sk ala ratio. 1. Sk ala Nominal Sk ala nominal merupak an sk ala y ang paling lemah diantara k eempat sk ala pengkuran. Sesuai dengan nama atau sebutanny a, sk ala nominal hany a bisa membedak an beda atau peristiwa y ang satu dengan y ang lainy a berdasark an nama (predik at). 2. Sk ala Ordinal Sk ala ordinal ini lebih tinggi daripada sk ala nominal. Pada sk ala ini sudah dapat membeda – bedak an benda atau peristiwa y ang satu dengan y ang lain y ang diuk ur dengan sk ala ordinal berdasark an jumlah relatif beberapa k arak teristik tertentu y ang dimilik i oleh masing – masing benda atau peristiwa. Penguk uran ordinal memungk ink an segala sesuatu disusun menurut peringk atny a masing – masing. 3. Sk ala Interv al Sk ala ini lebih tinggi daripada sk ala ordinal. A pabila benda – benda atau peristiwa – peristiwa y ang diselidik i dapat dibeda – bedak an antara y ang satu dan lainny a k emudian diurutk an, dan bilamana perbedaan – perbedaan antara peringk at y ang satu dan lainny a mempuny ai arti, mak a sk ala interv al dapat diterapk an. Sk ala interv al memilik i sebuah titik nol, tapi titik nol ini bisa dipilih secara sembarang, artiny a bahwa titik nol tidak selalu bernilai nol. 4. Sk ala Ratio Sk ala ratio lebih tinggi daripada sk ala interv al. Pada sk ala ratio, antara masing – masing penguk uran sudah mempuny ai nilai perbandingan/rasio. Pengukuran – pengkuran dengan sk ala rasio y ang sudah sering digunak an, y ak ni pengukuran tinggi dan penguk uran berat.
46 2.1.5.4 Skala Likert Sk ala Lik ert adalah suatu sk ala y ang umum digunak an dalam k uesioner dan merupak an sk ala y ang paling bany ak digunak an dalam riset berupa surv ei. Nama sk ala ini diambil dari nama Rensis L ik ert, y ang menerbitk an suatu laporan y ang menjelask an penggunaanny a. Sewak tu menanggapi pertany aan dalam sk ala Lik ert, responden menentuk an tingk at persetujuan merek a terhadap suatu perny ataan dengan memilih salah satu dari pilihan y ang tersedia. Biasany a disediak an lima pilihan sk ala dengan format seperti: 1. Sangat tidak setuju 2. Tidak setuju 3. Netral 4. Setuju 5. Sangat setuju Selain pilihan dengan lima sk ala seperti contoh di atas, k adang digunak an juga sk ala dengan tujuh atau sembilan tingk at. Suatu studi empiris menemuk an bahwa beberapa k arak teristik statistik hasil k uesioner dengan berbagai jumlah pilihan tersebut terny ata sangat mirip. Sk ala Lik ert merupak an metode y ang menguk ur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu perny ataan. Empat sk ala pilihan juga k adang digunak an untuk k uesioner sk ala Lik ert y ang memak sa orang memilih salah satu k utub k arena pilihan "netral" tak tersedia. Sy monds (1933) meny atak an bahwa sk ala Lik ert dengan sk ala y ang lebih besar tidak selalu lebih reliabel dalam penelitian dibandingk an dengan sk ala y ang k ecil, dan lebih merek omendasik an menggunak an jumlah poin y ang lebih sedik it dalam penelitian, terutama untuk peneliti y ang masih pemula.
47 Sk ala Lik ert adalah uk uran gabungan y ang didasark an pada struk tur intensitas pertany aan – pertany aan. Dengan demik ian, sk ala Lik ert sebenarny a buk an sk ala, melaink an suatu cara y ang lebih sistematis untuk
memberi skor pada indek s
(Singarimbun & Effendi, 1995). Riduwan & Kuncoro (2008) juga meny atak an bahwa data y ang dihasilk an melalui sk ala Lik ert adalah data pada sk ala ordinal.
2.1.5.5 Uji Validitas dan Realibitas Salah satu instrumen y ang sering dipak ai dalam penelitian ilmiah adalah k uesioner, y ang bertujuan untuk mengetahui pendapat seseorang mengenal suatu hal. Sebuah k uesioner dapat disusun dengan pertany aan y ang bersifat terbuk a atau pertany aan tertutup. Salah satu sk ala y ang sering dipak ai dalam peny usunan kuesioner adalah sk ala Lik ert. Dalam penelitian k ualitatif y ang menggunak an instrument k uesioner sebagai salah satu alat uk ur, ada dua sy arat penting y ang harus dipenuhi y aitu k eharusan sebuah k uesioner untuk v alid dan reliabel. Suatu k uesioner dik atak an v alid jik a pertany aan pada suatu k uesioner mampu untuk mengungk apk an sesuatu y ang diuk ur oleh k uesioner tersebut. Sedangk an suatu kuesioner dik atak an reliabel (andal) jik a jawaban seseorang terhadap pertany aan adalah k onsisten atau stabil dari wak tu k e wak tu. Penguk uran realibilitas pada dasarny a bisa dilak uk an dengan dua cara: •
Repeated measure atau ukur ulang
Disini seseorang ak an diberik an pertany aan y ang sama pada wak tu y ang berbeda, dan k emudian dilihat apak ah dia tetap k onsisten dengan jawabanny a.
48 •
One short atau sek ali saj a
Disini penguk uran hany a sek ali dan k emudian hasilny a dibandingk an dengan hasil pertany aan lain. Langk ah meny usun kuesioner: 1. Menetapk an sebuah konstrak , y aitu membuat batasan mengenai v ariabel y ang ak an diuk ur. 2. Menetapk an fak tor – fak tor atau dimensi, y aitu mencoba menemuk an unsur - unsur y ang ada pada suatu v ariabel. 3. Menyusun butir – butir pertany aan, y aitu mencoba menjabark an sebuah fak tor lebih lanjut dalam berbagai pertany aan y ang langsung berinterak si dengan pengisi k uesioner. Dalam setiap konstrak bisa terdiri dari beberapa fak tor, dan setiap fak tor bisa terdiri dari beberapa butir pertany aan, dengan catatan bahwa bisa juga setiap fak tor mempuny ai jumlah butir y ang tidak sama satu sama dengan y ang lain. Pengujian v aliditas dan realibilitas adalah proses menguji butir – butir pertany aan y ang ada dalam sebuah k uesioner, apak ah isi dari butir pertany aan tersebut sudah v alid dan reliabel.
2.1.5.6 Teknik Pengambilan Sampel Secara garis besar ada dua desain sampel utama, y aitu Desain Probabilitas dan Desain Non-Probabilitas. Masing – masing k ategori mempuny ai sub – sub k ategori y ang lebih k ecil.
49 1. Desain Probabilitas:
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel y ang memberik an peluang y ang sama k epada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Tek nik ini meliputi simple
random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling , dan cluster sampling. A . Pengambilan sampel secara acak sederhana (Simple Random Sampling )
Simple random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunak an acak tanpa memperhatik an strata (tingk atan) dalam anggota populasi tersebut. Hal ini dilak uk an apabila anggota populasi dianggap homogen (sejenis) B. Tek nik pengambilan sampel secara acak bertingk at (Stratified Random Sampling ) •
Proporsional
Cara pengambilan sampel dilak uk an dengan meny elek si setiap unit sampling y ang sesuai dengan uk uran unit sampling. Keuntunganny a adalah aspek representatifny a lebih mey ak ink an sesuai dengan sifat – sifat y ang membentuk dasar unit – unit y ang mengk lasifik asik anny a. •
Disproporsional
Strategi pengambilan sampel sama dengan proporsional. Bedany a ialah terletak pada uk uran sampel y ang tidak proporsional terhadap uk uran unit sampel y ang tidak proporsional terhadap ukuran unit sampling k arena untuk k epentingan pertimbangan analisis dan k esesuaian.
50 C. Tek nik pengambilan sampel cluster Strategi pengambilan sampel dilak uk an dengan memilih unit – unit sampel dengan menggunak an formulir tertentu sampel acak , unit ak hir ialah k elompok – k elompok tertentu, pilih k elompok – k elompok tersebut secara acak dan hitung masing – masing k elompok . 2. Desain Non - Probabilitas:
Non Probability Sampling artiny a setiap anggota populasi tidak memilik i k esempatan atau peluang y ang sama sebagai sampel. A . Judgement /Purposive Memilih sampel dari suatu populasi didasark an pada informasi y ang tersedia atau orang y ang paling cocok untuk dijadik an responden berdasark an pada pengetahuan y ang
dimilik iny a,
sehingga
perwak ilanny a
terhadap
populasi
dapat
dipertanggungjawabk an. B. Convenience / Accidental Memilih unit – unit analisis dengan cara y ang dianggap sesuai atau paling mudah dilak uk an oleh peneliti, tanpa memperhatik an pertimbangan lain. Penelitian ini mengambil sampel dari siapa saja y ang ditemui secara k ebetulan tanpa membuat target populasi terlebih dahulu.
C. Quota A dalah teknik sampling y ang menentuk an jumlah sampel dari populasi y ang memilik i ciri tertentu sampai jumlah kuota (jatah) y ang diingink an. Tiap k uota harus memilik i
51 ciri – ciri tertentu dan jumlah tiap quota sudah ditentuk an dari awal sesuai dengan k ebutuhan penelitian. D. Tek nik bola salju (Snowball) Memilih unit – unit y ang mempuny ai k arak teristik langk a dan unit – unit tambahan y ang ditunjuk an oleh responden sebelumny a. Jadi responden menunjuk orang y ang bisa untuk dijadik an responden selanjutny a
2.1.5.7 Tipe - Tipe Variabel 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas merupak an v ariabel stimulus atau v ariabel y ang mempengaruhi v ariabel lain. Variabel bebas merupak an v ariabel y ang diuk ur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentuk an hubunganny a dengan suatu gejala y ang diobserv asi 2. Variabel Tergantung (Dependent Variable) Variabel tergantung adalah v ariabel y ang memberik an reak si/respon jik a dihubungk an dengan v ariabel bebas. Variabel tergantung adalah v ariabel y ang diamati dan diuk ur untuk menentuk an pengaruh y ang disebabk an oleh v ariabel bebas. 3. Variabel Moderat (Moderate Variable) Variabel moderat adalah v ariabel bebas k edua y ang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentuk an apak ah k ehadiranny a berpengaruh terhadap hubungan antara v ariabel bebas pertama dan v ariabel tergantung. Variabel moderat merupak an v ariabel y ang diuk ur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apak ah v ariabel tersebut mengubah hubungan antara v ariabel bebas dan v ariabel tergantung.
52 4. Variabel Kontrol (Control Variable) Dalam penelitian, peneliti selalu berusaha menghilangk an atau menetralk an pengaruh y ang dapat mengganggu hubungan antara v ariabel bebas dan v ariabel tergantung. Suatu v ariabel y ang pengaruhny a ak an dihilangk an disebut v ariabel kontrol. Variabel kontrol didefinisik an sebagai v ariabel y ang dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhny a. Jik a tidak dikontrol, v ariabel tersebut ak an mempengaruhi gejala y ang sedang dik aji. 5. Variabel Perantara (Intervening Variabel) Variabel bebas, tergantung, control, dan moderat merupak an v ariabel – v ariabel k onk rit. Ketiga v ariabel, y aitu bebas, control, dan moderat tersebut dapat dimanipulasi oleh peneliti dan pengaruh k etiga v ariabel tersebut dapat dilihat atau diobserv asi. Lain halny a dengan v ariabel perantara, v ariabel tersebut bersifat hipotetik al artiny a secara k onk rit pengaruhny a tidak k elihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara v ariabel bebas dan tergantung y ang sedang diteliti. Oleh k arena itu, v ariabel perantara didefinisik an sebagai v ariabel y ang secara teoritis mempengaruhi hubungan v ariabel y ang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diuk ur, dan dimanipulasi. Pengaruhny a harus disimpulk an dari pengaruh – pengaruh v ariabel bebas dan v ariabel moderat terhadap gejala y ang sedang diteliti.
2.2 Kerangka Pemikiran Kerangk a pemik iran penelitian adalah dasar pemik iran dari penelitian y ang disintesisk an dari fak ta – fak ta, observ asi dan telaah k epustak aan. Oleh k arena itu, k erangk a berpik ir memuat teori, dalil atau k onsep – konsep y ang ak an dijadik an dasar
53 dalam pemik iran. Uraian dalam k erangk a pemik iran menjelask an hubungan dan k eterk atian antar v ariabel penelitian. Variabel – v ariabel penelitian dijelask an secara mendalam dan relev an dengan permasalahan y ang diteliti, sehingga dapat dijadik an dasar untuk menjawab permasalahan penelitian. Kerangk a berpik ir juga menggambark an alur pemik iran penelitian dan memberik an penjelasan k epada pembaca mengapa ia mempuny ai anggapan seperti y ang diny atak an dalam hipotesis. Kerangk a berpik ir dapat disajik an dengan bagan y ang menunjuk an alur pik ir peneliti serta k eterk aitan antar v ariabel y ang diteliti. (Riduwan, 2005, p34-35) Berdasark an uraian diatas, mak a dalam penelitian ini dapat dibuat k erangk a pemik iran y ang menunjuk an hubungan antar v ariabel y ang ak an diteliti. Penelitian ini pada intiny a adalah meneliti aspek – aspek y ang dapat mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi seorang entrerpeneur. Yang dimak sud dengan minat untuk menjadi seorang entrepreneur adalah suatu k etertarik an atau dorongan dalam diri seseorang, y ang mendorong orang tersebut untuk berusaha untuk menjadi seorang entrepreneur . Berdasark an pendapat Super & Crites, y ang dikutip oleh Sury aman (2006, p27), seseorang
y ang
mempuny ai minat pada objek
pengungk apan/ucapan,
tindak an/perbuatan,
dan
tertentu dengan
dapat dik etahui dari menjawab
sejumlah
pertany aan. Terdapat berbagai aspek – aspek y ang mempengaruhi minat seseorang untuk menjadi entrepreneur . A spek tersebut terbagai menjadi aspek internal dan aspek ek sternal. Berdasark an pendapat Mc Clelland (1995), Riy anti (2003), Helmi & Rista (2006), dan Sury aman (2006), dapat disimpulk an bahwa aspek
internal y ang
mempengaruhi minat untuk menjadi entrepreneur antara lain: k epribadian, motiv asi, dan demografi. Sedangk an aspek ek sternal antara lain: lingkungan k eluarga, lingk ungan k erja, dan pendidik an. Dari aspek – aspek tersebut, dik arenak an k esesuaianny a dengan
54 responden penelitian dan k eterbatasan – k eterbatasan y ang dimilik i oleh peneliti, pada penelitian ini peneliti ak an meneliti aspek - aspek k epribadian, motiv asi, pendidik an dan k eluarga y ang mempengaruhi minat mahasiswa Binus Univ ersity untuk menjadi seorang
entrepreneur . Berdasark an pendapat para ahli tersebut, hubungan – hubungan antar v ariabel tersebut dapat diilustrasik an dalam bentuk gambar sebagai berik ut.
1.
Kepemimpinan
2.
Percaya Diri
3.
Ekstrovert
4.
Inovatif
1.
Penghasilan
2.
Penghargaan (status sosial)
3.
Rasa senang
1.
Mata kuliah entrepreneurship
2.
Lingkunga n universitas
1.
Dukunga n keluarga
2.
Kondisi sosial ekonomi
Kepribadia n (X1)
Motivasi (X2)
M inat E ntrepreneur (Y) 1.
P engungkapan
2.
Tindakan
Pendidikan (X3)
Keluarga (X4)
keluarga
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
2.3 Literatur Review Berik ut hasil dari literature review atau penelitian – penelitian terdahulu y ang sudah pernah dilak uk an oleh para peneliti lain y ang relev an dengan judul dari penelitian ini.
55 Hasil penelitian dari Erlita Dhiah Utami (2007) y ang berjudul: Fak tor – Fak tor Yang Mempengaruhi Minat Berwiraswasta (Studi Desk riptif Pada Usahawan Rental Komputer di Sek aran Kecamatan Gunung Pati Semarang). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fak tor apa saja y ang mempengaruhi minat berwiraswasta dan fak tor apa y ang paling mempengaruhi minat berwiraswasta usahawan rental k omputer. Jenis penelitian y ang digunak an adalah deskriptif k uantitatif dengan menggunak an studi populasi dengan k arak teristik pemilik rental k omputer dan telah terdaftar sebagai anggota PERSEBA (Persatuan Rental Sek aran Banaran). Metode penelitian dengan menggunak an angk et fak tor – fak tor y ang mempengaruhi minat berwiraswasta, sk ala dan tek nik wawancara sebagai pelengk ap. Analisis v aliditas menggunak an product moment dan reliabilitas menggunak an A lpha Cronbach, sedangk an analisis data menggunak an statistik desk riptif persentase. Hasil penelitian menunjukk an rata – rata entrepreneur mempuny ai minat berwiraswasta pada k ategori tinggi y aitu 76,45%. Fak tor inov asi y ang tertinggi mempengaruhi minat berwiraswasta y aitu mencapai 83,27%. Selanjutny a k ebutuhan berprestasi dengan 82,66% pada taraf tinggi. Kemampuan berempati sebany ak 82,34%. Fak tor k eempat y aitu k epercay aan diri dengan 81,38%. Kemudian fak tor selanjutny a y aitu sik ap k eterbuk aan sebany ak 81,21%. Motif untuk bek erja memberi pengaruh sebany ak 80,48%. Selanjutny a y aitu fak tor k omitmen pribadi dengan 79,52% dan pengambil resik o pada tingk at persentase 79,44%. Wiraswasta y ang memilih motif untuk k reatif
menunjukk an
78,63%
pada
k ategori
tinggi.
Berik utny a
78,30%
y aitu
pengendalian diri pada k ategori tinggi. Kebutuhan ak an k epemimpinan dengan 77,00% pada k ategori tinggi. Kemudian k emampuan memasark an usaha menunjukk an 76,00% y ang berminat. Selanjutny a 75,16% y aitu k emampuan adaptif. Interak si dalam k eluarga berpengaruh sebany ak 74,00%. Kemampuan bersaing menunjukk an persentase y ang tidak rendah pula dengan 73,11%. Sedangk an berorientasi pada tugas menunjukk an 73,00%. Rek an k erja sebany ak 71,45% pada k ategori tinggi. Tingk at k emandirian
56 mempengaruhi sebany ak 70,77% pada k ategori tinggi, berorientasi masa depan menunjukk an 69,95% pada taraf sedang. Kondisi fisik lingk ungan 69,20% pada k ategori sedang. Serta y ang terak hir y aitu kondisi sosial ek onomi menunjukk an 67,40% pada k ategori sedang. Penelitian Maman Sury aman (2006) y ang berjudul: Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidik an Tek nik Elek tro Fak ultas Tek nik Univ ersitas Negeri Semarang. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Pendidik an Tek nik Elek tro Fak ultas Tek nik Univ ersitas Negeri Semarang semester I, III, V, dan semester VII dengan jumlah 123 mahasiswa. Sampel diambil secara proportional random sampling dan dari populasi sebany ak 123 mahasiswa diambil 25% atau 32 mahasiswa sebagai sampel penelitian. Variabel penelitian ini y aitu minat berwirausaha mahasiswa Pendidik an Tek nik Elek tro Fak ultas Tek nik Univ ersitas Negeri Semarang. Data diambil melalui metode angk et. Data y ang diperoleh dianalisis menggunak an analisis desk riptis persentase. Penelitian menunjuk an bahwa Seseorang berwirausaha ak an diawali adany a minat di dalam diriny a. Minat ini tidak timbul dengan sendiriny a tetapi tumbuh dan berk embang sesuai dengan fak tor – fak tor y ang mempengaruhiny a, baik fak tor intrinsik maupun fak tor ek strinsik . Fak tor intrinsik ak an timbul dengan sendiriny a tanpa adany a pengaruh dari luar. Fak tor intrinsik y ang mempengaruhi timbulny a minat berwirausaha antara lain k arena adany a pengalaman, k ebutuhan ak an pendapatan, harga diri, dan perasaan senang. Fak tor ek strinsik adalah fak tor y ang timbul k arena adany a pengaruh dari luar diriny a. Fak tor ek strinsik y ang dapat mempengaruhi minat berwirausaha antara lain lingk ungan k eluarga, lingkungan masy arak at, kondisi sosial ek onomi, dan peluang. Minat berwirausaha ak an menjadik an seseorang lebih giat mencari dan memanfaatk an peluang usaha dengan mengoptimalk an potensi y ang dimilik i. Minat tidak dibawa sejak lahir tetapi tumbuh dan berk embang sesuai dengan fak tor – fak tor y ang mempengaruhiny a. Diantara fak tor
57 internal dan ek ternal terny ata fak tor internal (72,4%) memberik an duk ungan lebih besar dibandingk an
fak tor
ek sternal (70,2%). Ditinjau
dari tiap-tiap
indik ator
minat
berwirausaha untuk fak tor internal dan ek sternal dik etahui bahwa dukungan paling tinggi diberik an oleh peluang (77,3%), k emudian diik uti oleh pendapatan (76,6%), perasaan senang (76,1%), pendidik an (75,0%), masy arak at (69,5%), k eluarga (62,9%) y ang telah termasuk k ategori tinggi sedangk an y ang paling rendah y aitu harga diri (61,6%) y ang masuk dalam k ategori cukup tinggi. Penelitian dari Raden .F Harluk manantomo dan Mochamad .B.A Ramadhani (2007) y ang berjudul: A nalisis Keterk aitan Mata Kuliah Entrepreneurship Dalam Merubah Paradigma Dari Professional Menjadi Entrepreneur Mahasiswa Univ ersitas Bina Nusantara. Penelitian menggunak an sampel 96 mahasiswa ak tif dari Binus Univ ersity y ang sudah pernah mendapatk an mata k uliah Entrepreneurship dengan menggunak an metode statistik desk riptif. Hasil penelitian menunjuk an bahwa mahasiswa menganggap dengan menjadi entrepreneur mampu menjamin masa depan dengan income y ang tidak terbatas (37,9%), posisi atau k eduduk an entrepreneur dalam masy arak at dibandingk an dengan profesional lain seperti dok ter, pengacara, manajer dan lain sebagainy a adalah sejajar (70,1%) dan latar belak ang jik a ingin menjadi seorang entrepreneur adalah mencoba hal baru (52,3%). Bisa dipastik an bahwa hal tersebut didorong oleh pengetahuan dan realita pada dunia entrepreneurship . Selain itu mata k uliah Entrepreneurship juga mampu memotiv asi mahasiswa untuk menjadi entrepreneur (86,9%). Hasil penelitian juga menunjuk an bahwa mahasiswa Univ ersitas Bina Nusantara mempuny ai paradigma y ang baik terhadap entrepreneurship , namun tetap ak an mencari pek erjaan atau tidak langsung menjadi entrepreneur setelah lulus (68,7%). Hasil penelitian dari Indra Hak im Matondang (2006) y ang berjudul: Analisa Fak tor – Fak tor Yang Mendorong Wirausahawan Membuk a Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Gerai
58 Penjualan Pulsa Handphone Di Sepanjang Jalan Letda Sujono Medan). Penelitian menggunak an metode analisis statistik desk riptif untuk mengetahui apa saja fak tor – fak tor y ang mempengaruhi para pemilik gerai penjualan pulsa handphone untuk menjadi entrepreneur. Penelitian menggunak an tiga v ariabel y aitu fak tor k eluarga, fak tor y ang disengaja dan fak tor pemak sa. Hasil penelitian menunjuk an bahwa semua v ariabel y ang diteliti mempuny ai pengaruh terhadap pengambilan k eputusan para pemilik toko untuk menjadi entrepreneur. Hasil penelitian dari Yohnson (2003) y ang berjudul: Peranan Univ ersitas Dalam Memotiv asi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs. Penelitian ini meneliti tentang fak tor – fak tor y ang mempengaruhi dalam memotiv asi para alumni mahasiswa Univ ersitas Kristen Petra. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fak tor y ang paling berpengaruh dalam memotiv asi sehingga seseorang mempuny ai k einginan untuk menjadi entrepreneur. Lingk up penelitian difok usk an pada para alumni Univ ersitas Kristen Petra y ang telah menjadi entrepreneur selama k urang atau sama dengan dua tahun. Karena itu sampel y ang dipilih menggunak an tek nik purposive sampling y aitu dari para entrepreneur y ang merupak an alumni Univ ersitas Kristen Petra y ang telah menjadi entrepreneur di Surabay a selama tidak lebih dari dua tahun dengan alasan agar tidak lupa fak tor apa y ang memotiv asi dalam memutusk an memulai menjadi entrepreneur sebany ak 100 responden. Indik ator y ang digunak an dalam penelitian adalah tantangan pribadi, melanjutk an tradisi k eluarga, menghasilk an untuk menjadi lebih mak mur, meningk atk an status sosial, stres dengan pek erjaan y ang tetap, v ariasi dan petualang dalam bek erja, mencoba produk dan ide bisnis baru, tinggal dan bek erja dilok asi y ang diingink an, membutuhk an uang lebih untuk bertahan hidup, dapat mengontrol wak tu dan jam k erja sendiri, lebih mau memimpin daripada dipimpin orang lain, PHK, bos y ang buruk pada pek erjaan lama, ingin meningk atk an k esenangan pribadi, lebih baik menggunak an
59 k emampuan dan k etrampilan. Hasil simpulan penelitian menunjuk an bahwa semua indik ator y ang diteliti mempuny ai pengaruh dengan fak tor y ang paling dominan adalah fak tor k ebebasan, fak tor k epuasan hidup dan peluang.
2.4 Hipotesis Berdasark an rangk a penelitian diatas, mak a dapat dirumusk an hipotesis penelitian sebagai berik ut: 1. Kepribadian berkontribusi secara signifik an terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus Univ ersity . 2. Motiv asi berk ontribusi secara signifik an terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus Univ ersity . 3. Pendidik an berk ontribusi secara signifik an terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus Univ ersity . 4. Keluarga berkontribusi secara signifik an terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus Univ ersity . 5. Kepribadian, motiv asi, pendidik an dan k eluarga secara simultan berk ontribusi secara signifik an terhadap minat entrepreneur mahasiswa Binus Univ ersity .