BAB II LANDASAN TEORI DAN DATA 2.1 Pengertian 2.1.1 Rokok Rokok merupakan hasil olahan tembakau terbungkus, termasuk cerutu atau bentuk lainnya, yang dihasilkan dari tanaman nicotina tabaccum, nicotina rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Nikotin merupakan zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam nicotina tabaccum, nicotina rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang bersifat adiktif (dapat menyebabkan ketergantungan). Gejala utama keracunan zat-zat ini yaitu diare, muntahmuntah, kejang-kejang, dan sesak napas. Sedangkan tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatis yang bersifat karsinogenik (PP No. 19 tahun 2003). 2.1.1.1 Sejarah Singkat Rokok Tembakau itu sendiri, yang merupakan bahan utama untuk rokok ini telah dikenal lama sebelum tahun 1492. Pada saat itu, pelaut Eropa yang menemukan benua Amerika, Colombus, melihat orang-orang Indian menghisap tembakau dengan menggunakan pipa dalam sebuah upacara tertentu sebagai lambang tata cara ramah tamah. Penggunaan pipa berbentuk “Y” yang disebut “tobacco” yang digunakan untuk menghisap tanaman yang cukup banyak mengandung racun ini menjadi dasar mengapa tanaman tersebut dinamakan tembakau (Basyir 2005). Istilah botanical tembakau itu sendiri, berasal dari kata “nicotiana”, istilah ini diberikan dalam menghormati Duta Besar Perancis untuk Portugal yakni Jean Nicot yang telah mengirim bibit tembakau kepada permaisuri Prancis, Catherine de Medici. Penyebaran tembakau sendiri mulai diperkenalkan ke seluruh Asia dan Afrika pada abad ke-17 oleh para ahli perdagangan Eropa (Nainggolan, 2000). Menurut Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java, jilid I (1817), orang Belanda lah yang telah memperkenalkan tembakau sekaligus kebiasaan merokok pada orang Indonesia, dan itu terjadi pada tahun 1601. namun menurut De Candolle, yang dikutip dalam Van Der Reijn dalam bukunya Rapport Betreffende Eene Gehouden Enquete Naar De Arbeids Toestanden In De In Industrie Van Strootjes En Inheemsche Sigaretten Op Java, jilid I (1934), tanaman tembakau telah dibawa ke pulau Jawa sekitar tahun 1600, hanya saja menurutnya dibawa oleh orang Portugis.
4
Penyebaran tembakau di Asia diduga dimulai dari Meksiko melalui Lautan Pasifik. Nicotiana chinesis yang berasal dari Cina, menyebar ke Filipina bahkan Jawa. Daerah Indonesia yang sudah lama mengenal tembakau adalah Irian Jaya. Di Deli, Sumatera Timur, tembakau mulai ditanam pada tahun 1864 oleh seorang Belanda bernama Nienhuys. Pada akhir abad XVII kebiasaan merokok telah populer di kalangan masyarakat Jawa. Tembakau yang digunakan oleh masyarakat Jawa adalah tembakau Kedu, tembakau terbaik di pulau Jawa pada saat itu. Orang Belanda juga memakai tembakau ini untuk pipa rokok mereka. Kebiasaan menghisap pipa dan cerutu disebut dengan istilah ro’ken. GerickeRoorda dalam buku kamus bahasa Jawa-Belanda Javaanch-Nederlandsch Woordenboek jilid I (1901) halaman 332, menyebutkan jika dari perkataan Belanda ro’ken inilah muncul istilah rokok yang digunakan sampai sekarang. 2.1.1.2 Zat Yang Terkandung Dalam Rokok Terdapat dua bahan utama zat yang terkandung dalam setiap batang rokok yakni nikotin dan tar. Nikotin, didalam tubuh menyebabkan perangsangan sistem saraf simpatis. Perangsangan saraf simpatis (pelepasan adrenalin), berdampak pada peningkatan denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Selain itu nikotin mengaktifkan trombosit yang beresiko pada timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah termasuk pembuluh darah jantung. Adapun tar, disebut sebagai zat karsinogenik, karena ampas tar yang tersimpan terutama dalam saluran nafas akan mengubah struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar dan kelenjar mucus bertambah banyak. Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Sedangkan pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Hal ini yang memungkinkan terjadinya pembentukan sel kanker. Selain kedua zat tersebut, masih terdapat zat-zat lain yang terkandung dalam rokok dan berakibat buruk terhadap sistem tubuh. Nainggolan (2000) mengungkapkan zat lain tersebut diantaranya : Karbonmonoksida : merupakan sejenis gas yang tidak berbau yang dihasilkan dari pembakaran zat arang atau karbon yang tidak sempurna. Gas ini memiliki sifat racun yang dapat mengurangi kemampuan darah membawa oksigen, disebabkan karena unsur ini memiliki kemampuan yang cepat untuk bersenyawa dengan haemoglobin, sehingga
5
mengganggu ikatan oksigen dengan haemoglobin, yang pada akhirnya menyebabkan suplai oksigen ke seluruh organ tubuh berkurang. Arsenic : sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga. Nitrogen oksida : Unsur kimia yang dapat mengganggu saluran pernafasan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan kulit tubuh. Ammonium karbonat : membentuk plak kuning pada permukaan lidah dan mengganggu kelenjar makanan dan perasa yang terdapat di permukaan lidah. Ammonia : merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini sangat tajam baunya dan sangat merangsang. Ammonia sangat mudah memasuki sel-sel tubuh. Begitu kerasnya racun yang terdapat dalam zat ini sehingga jika disuntikan sedikit saja kedalam tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan. Formic acid : jenis cairan yang tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat mengakibatkan lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk, serta dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. Bertambahnya zat ini dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernafasan menjadi cepat. Acrolein : sejenis zat tidak berwarna, seperti aldehid. Zat ini diperoleh dengan mengambil cairan dari gliserol dengan metode pengeringan. Sedikit banyak mengandung kadar alkohol, sangat menganggu bagi kesehatan. Hydrogen cyanide : sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. Nitrous oksida : sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan mengakibatkan rasa sakit. Formaldehyde : zat yang banyak digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium (formalin).
6
Phenol : merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, selain diperoleh dari ter arang. Phenol terikat dengan protein dan menghalangi aktivitas enzim. Aceton : hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alkohol. Hydrogen sulfide : sejenis gas yang beracun dan berbau keras serta gampang terbakar. Zat ini menghalangi oksidasi enxym (zat besi yang berisi pigmen). Pyridine : cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Dapat digunakan untuk mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. Methyl chloride : adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu dimana hidrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah merupakan compound organic yang dapat beracun. Methanol : sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan mudah terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian.
2.1.2 Remaja Masa remaja mempunyai karakteristik yang khas, dimana semua tugas pekembangan pada masa ini dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Oleh sebab itu, masa remaja disebut juga sebagai periode peralihan, periode perubahan, periode bermasalah, periode pencarian identitas, dan periode tidak realistik. Pada periode pencarian identitas, remaja yang
tidak
ingin
lagi
disebut
sebagai
anak-anak,
berusaha
menampilkan
atau
mengidentifikasi perilaku yang menjadi simbol status kedewasaan. Salah satu perilaku yang muncul adalah perilaku merokok yang mereka anggap sebagai simbol kematangan, dimana perilaku ini seringkali dimulai pada usia sekolah menengah pertama.
Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifatnya yang khas serta peranannya dalam menentukan kehidupan individu dalam kehidupan masyarakat dewasa kelak. Di Indonesia, batasan usia remaja yang umum digunakan adalah 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 1994). Sedangkan WHO membagi kurun usia remaja ke dalam
7
dua bagian, yaitu remaja awal (10-14 tahun) atau biasa disebut teenager, dan remaja akhir (15-24 tahun) yang biasa disebut youth. Sedangkan menurut Konopka (Pikunas, 1976) masa remaja meliputi (a) Remaja Awal: 12-15 tahun, (b) Remaja Madya: 15-18 tahun, (c) Remaja Akhir: 19-22 tahun. 1. Masa Praremaja (remaja awal) Masa ini biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai dengan sifat-sifat negatif pada diri si remaja dengan gejala-gejala seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimis, dan lain-lain. 2. Masa Remaja (remaja madya) Di masa ini, mulai tumbuh dorongan hidup dalam diri remaja, kebutuhan akan adanya teman yang memahami dan menolongnya. Pada masa ini remaja mencari sesuatu yang dipandang bernilai, pantas dijunjung tinggi dan dipuja-puja. 2.1.2.1 Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Handayani
(2006)
mengungkapkan
bahwa
secara
umum,
remaja
memiliki
tugas
perkembangan yang harus dilaluinya dengan baik. tugas perkembangan tersebut antara lain: 1. Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkannya secara efektif Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu. 2. Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orangtua Usaha
remaja
untuk
memperoleh
kebebasan
emosional
sering
disertai
perilaku
"pemberontakan" dan melawan keinginan orangtua. Bila tugas perkembangan ini sering menimbulkan pertentangan dalam keluarga dan tidak dapat diselesaikan di rumah , maka remaja akan mencari jalan keluar dan ketenangan di luar rumah. Hal tersebut tentunya akan membuat remaja memiliki kebebasan emosional dari luar orangtua sehingga remaja justru lebih percaya pada teman-temannya yang senasib dengannya. 3. Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin Pada masa remaja, remaja sudah seharusnya menyadari akan pentingnya pergaulan. Remaja yang menyadari akan tugas perkembangan yang harus dilaluinya adalah mampu bergaul dengan kedua jenis kelamin maka termasuk remaja yang sukses memasuki tahap perkembangan ini.
8
4. Mengetahui dan menerima kemampuan sendiri Banyak remaja yang belum mengetahui kemampuannya. Bila remaja ditanya mengenai kelebihan dan kekurangannya pasti mereka akan lebih cepat menjawab tentang kekurangan yang
dimilikinya
dibandingkan
dengan
kelebihan
yang
dimilikinya.
Hal
tersebut
menunjukkan bahwa remaja tersebut belum mengenal kemampuan dirinya sendiri. Bila hal tersebut tidak diselesaikan pada masa remaja ini tentu saja akan menjadi masalah untuk tugas perkembangan selanjutnya (masa dewasa atau bahkan sampai tua sekalipun). 5. Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma Skala nilai dan norma biasanya diperoleh remaja melalui proses identifikasi dengan orang yang dikaguminya terutama dari tokoh masyarakat maupun dari bintang-bintang yang dikaguminya. Dari skala nilai dan norma yang diperolehnya akan membentuk suatu konsep mengenai harus menjadi seperti “siapakah aku?”, sehingga hal tersebut dijadikan pegangan dalam mengendalikan gejolak dalam dirinya. Secara psikososial, remaja mulai memisahkan diri dari orangtua. Kebutuhan mereka akan kebebasan menyebabkan remaja lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan mulai memperluas hubungan dengan teman sebaya, sehingga keterikatan mereka dengan orangtua berkurang. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok sebaya (peer group). Kelompok sebaya menjadi sangat berarti dan sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial remaja. Melalui kelompok sebaya, remaja bisa melatih kecakapan sosial, karena melalui kelompok sebaya, remaja dapat mengambil berbagai peran (Mahreni dalam Soetjiningsih 2004). Sangat besarnya pengaruh teman sebaya, maka dapat dimengerti bahwa teman sebaya sangat berpengaruh pada pembentukan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku dibandingkan dengan keluarga (Hurlock, 1993). Sedangkan secara emosional, telah diketahui bahwa masa remaja dianggap sebagai masa “badai dan topan”, suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan hormonal. Hal ini dikuatkan dengan tekanan sosial yang menuntut remaja menampilkan pola kehidupan sosial yang baru. Untuk menghadapi hal tersebut sebagian besar remaja akan mengalami ketidakstabilan demi penyesuaian. Kondisi tersebut menurut Erikson (Edelman, 1990) diistilahkan sebagai kondisi stres pada remaja yang disebabkan perubahan fisik dan psikologis yang terjadi secara bersamaan.
9
2.1.2.2 Ciri-Ciri Remaja 1. remaja Awal Menurut Elizabeth Hurlock, pada paruh awal usia remaja, terdapat gejala-gejala yang disebut dengan negative phase. Pokok-pokok gejala negative phase ini sebagai berikut: •
Keinginan untuk menyendiri.
•
Berkurangnya kemauan untuk bekerja.
•
Kejemuan.
•
Pertentangan sosial.
•
Penentangan terhadap kewibawaan yang lebih tua atau lebih berkuasa.
•
Kurang koordinasi fungsi-fungsi tubuh.
•
Kegelisahan.
•
Kurang percaya diri.
•
Kepekaan perasaan susila.
•
Suka berkhayal.
•
Timbul minat seks.
2. Remaja Akhir Ditandai dengan keinginan kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya. Ciri khas remaja antara lain: •
Stabilitas mulai meningkat.
•
Citra diri dan pandangan yang lebih realistis.
•
Menghadapi masalahnya secara lebih matang.
•
Identifikasi terhadap role model/idola.
2.1.3 Video Musik Menurut Wikipedia, video musik adalah sebuah film pendek atau video yang mengiringi musik, biasanya merupakan sebuah lagu. Sedangkan menurut Encarta 2007, video musik yaitu film atau rekaman yang dibuat sepanjang lagu dengan memadukan musik dari musisi atau kelompok musik tertentu dengan image visual sebagai pelengkapnya. Video musik modern sebagian besar dibuat dan digunakan sebagai media periklanan yang bertujuan untuk mempromosikan rekaman musik tersebut. Meskipun asal mula video musik sudah terjadi jauh di masa lalu, masa kejayaannya sebenarnya baru dimulai di tahun 1980an, saat MTV muncul.
10
2.1.3.1 Jenis Video Musik Menurut Colin Stewart dan Adam Kowaltzke, industri musik membagi video klip ke dalam dua tipe utama, yaitu: 1. Conceptual clips Conceptual clips merupakan video klip yang
beradasarkan pada suatu tema sentral
tertentu. Pada umumnya tipe klip ini memiliki plot dan jalan cerita, tapi ada juga yang hanya berupa kumpulan gambar-gambar yang disatukan. Conceptual clips ini dibagi menjadi dua bagian: •
narrative music video, maksudnya adalah klip yang memiliki visualisasi sesuai dengan apa yang ingin diceritakan oleh lirik musiknya.
•
Non-narrative music video, dalam tipe non-narrative, jalan cerita selalu diabaikan. Biasanya tipe klip ini terdiri dari kumpulan-kumpulan gambar yang mungkin tidak memiliki satu tema. Tipe ini lebih mementingkan penggabungan antara musik dan visual dengan harapan dapat membangkitkan suatu emosi tertentu pada audiensnya.
2. Performance clips Tipe video klip ini lebih terfokus pada penampilan penyanyi/grup musiknya. Video klip tipe ini mungkin terlihat kuno bagi kebanyakan audiens sekarang karena merupakan tipe video klip yang populer pada tahun 1960 dan 1970. Sedangkan dalam bukunya “making musik video”, David Kleiler dan Robert Moses membagi video klip menjadi cinematic video dan photographic video. Keduanya dapat dibedakan dari ada atau tidaknya jalan cerita dalam video klip tersebut. Mungkin tidak jauh berbeda dari pembagian narrative dan non-narrative music video, yaitu apakah visualnya bercerita sebagaimana liriknya bercerita atau hanya berupa penggabungan musik dan visual untuk menceritakan emosi tertentu. 2.1.4 Animasi 2.1.4.1 Definisi Animasi Animasi memiliki beberapa defenisi yang berbeda, di antaranya sebagai berikut: 1. Kata animasi berasal dari bahasa Inggris “to animate”, “animated”, yang artinya menggerakkan atau menghidupkan. 2. Secara sederhana dapat diartikan dengan menggerakkan suatu benda mati secara berurutan (sequence) sehingga seolah-olah menjadi hidup.
11
3. “A series of drawing with slight progressive changes, made and arrange to be photographed and projected like motion pocture”. Dikatakan bahwa proses sebuah film animasi adalah sebuah rangkaian gambar dengan perubahan pada setiap gambar yang diproyeksikan sehingga memunculkan ilusi gerak. (artikel Widyatama “Film Animasi”, Drs. Irfansyah, edisi 9 November 2001) 4. “The process of giving the illusion of movement of life to cinematographic drawing, models, or inanimate object” (The New Encyclopedia Britanica, Encyclo,Bri, Inc, Chicago, USA, 1985). Animasi adalah suatu proses pemberian ilusi gerakan pada gambar sinematografi, model, atau benda tidak bergerak lainnya. 5. Suatu urutan gambar yang berderet dan disusun untuk menampilkan suatu maksud atau kesan tertentu sebagai sequential art. (Will Eisner). 6. Animation is the filming a sequence of drawings or positions of models to create an illusion of movement. It is an optical illusion of motion due to the phenomenon of persistance of vision (Wikipedia). Animasi adalah rekaman beberapa urutan gambar atau posisi suatu model untuk menciptakan suatu ilusi gerakan. Ini merupakan sebuah ilusi optik yang disebabkan oleh kelembaman penglihatan. 7. Created by recording a series of still images of drawing, object, or people in various positions of incremental movement that when played back no longer appear individually as static images but combine to produce the illusion of unbroken motion (Microsoft Encarta 98 Encyclopedia). Animasi dibuat dengan merekam serangkaian gambar, benda, atau orang dalam berbagai posisi pergerakan, sehingga ketika digerakkan tidak lagi tampak sebagai gambar statis namun sudah bergabung dan membentuk suatu gerakan. 8. Animasi adalah seni visual yang berurutan menurut waktu tetapi tidak dijajarkan dalam satu ruang seperti dalam komik. Setiap turutan gambar diproyeksikan secara tepat dalam ruang yang sama (Understanding Comics, Scott McCloud).
2.1.4.2 Jenis Animasi Jenis animasi ada bermacam-macam, antara lain sebagai berikut: 1. Animasi Tradisional Jenis ini merupakan teknik kuno yang mengandalkan gambar tangan. Dalam teknik ini, animator harus menggambar beratus-ratus gambar sang tokoh animasi dalam berbagai gerakan yang berurutan dengan bantuan sejenis kertas transparan (cels).
12
Gambar yang dihasilkan lalu diletakkan di atas kertas yang mempunyai background pemandangan atau warna. Kertas tersebut kemudian diletakkan di bawah sebuah rostrum camera, kamera yang digunakan untuk merekam objek gambar atau objek mati. Proses ini sendiri akan diulang berkali-kali sampai tercipta satu scene yang lengkap. Sampai sekarang, teknik ini masih sering digunakan, namun seiring dengan perkembangan teknologi, prosesnya pun sudah lebih modern. Gambar-gambar dapat dengan mudahnya discan dan diedit di komputer, yang kemudian dipindahkan lagi ke film berformat 35 mm. oleh karena itulah muncul istilah baru yang disebut tradigital animation, atau gabungan antara animasi tradisional dan animasi komputer. 2. Stop Motion Stop motion merupakan salah satu teknik animasi yang sudah cukup tua. Sekitar tahun 1889, Albert E. Smith dan J. Stuart Blackton telah menggunakan teknik ini dalam filmnya The Humpty Dumpty Circus. Berbeda dengan animasi tradisional yang menggunakan gambar ilustrasi tangan, teknik stop motion menggunakan kumpulan gambar sebuah objek mati sebagai komponen utamanya. Biasanya dalam satu detik dibutuhkan sepuluh frame gambar yang digabungkan dengan kecepatan tertentu. Ada beberapa jenis teknik stop motion yang berkembang di industri film, dua di antaranya yang paling populer yaitu cut out animation dan puppet animation. 3. Teknologi 2D Teknologi 2D adalah teknik animasi pertama yang menggunakan teknologi komputer. Sesuai dengan namanya, animasi 2D hanya memikirkan tinggi dan lebar tanpa begitu memperhatikan kedalaman. Dalam teknologi ini, figur tokoh dibuat dan diedit menggunakan 2D grafik bitmap atau 2D grafik vektor. Kedianya lebih dikenal dengan nama penyuntingan gambar digital. Salah satu contoh animasi teknologi 2D ini adalah animasi Flash. 4. Teknologi 3D Animasi 3D merupakan perwakilan dari data geometris yang disortir dalam komputer, untuk menghasilkan performa perhitungan maksimal pada gambar 2D.
13
5. CGI (Computer Generated Images) CGI adalah teknologi yang digunakan untuk memberi efek spesial pada film, program televisi, iklan, dan simulator. Awalnya CGI digunakan untuk membuat grafik pada video game. Efek yang dihasilkan konon yang terbaik dan gampang dikendalikan dibanding teknologi lain. 6. Mova Contour Merupakan teknik baru yang memungkinkan kita untuk merekam suatu adegan secara detail lalu langsung memprosesnya di komputer. Mova Contour menawarkan gambar animasi yang sangat nyata. Namun untuk saat ini teknik ini masih dalam proses pengembangan. 2.1.4.3 Struktur Cerita Animasi 1. Latar/ setting Latar atau setting adalah lingkungan fisik yang merupakan tempat kegiatan berlangsung. Latar menceritakan tempat dalam waktu dan kondisi-kondisi psikologis dari semua yang terlibat dalam kegiatan itu. Latar terbagi atas 3 bagian: •
Latar Tempat, yang menunjukkan kondisi geografis cerita.
•
Latar Waktu, yang menceritakan kejadian-kejadian bersifat historis.
•
Latar Sosial, yang menceritakan kehidupan masyarakatnya.
Fungsi dari latar adalah: •
Merupakan ekspresi kehendak manusia.
•
Penentu pokok, lingkungan dianggap sebagai penyebab fisik dan sosial.
2. Penokohan Lubis dalam Suswanto (2002 [1981:18]) mengembangkan perwatakan sebagai berikut: •
Pelukisan bentuk lahir.
•
Pelukisan jalan pikiran pelaku atau apa yang terlintas dalam pikirannya.
•
Pelukisan reaksi pelaku terhadap kejadian-kejadian tertentu.
•
Penganalisaan atau pemberian langsung watak pelaku yang bersangkutan oleh pengarang. Biasanya karakter manusia bersifat tunggal, artinya satu manusia memiliki satu karakter.
•
Pelukisan keadaan sekitar pelaku.
•
Pelukisan pandangan pelaku lain terhadap pelaku utama.
•
Pelukisan watak pelaku-pelaku lain tentang pelaku utama.
14
Dalam membangun perwatakan (Rusyana, 1979:141) dikenal beberapa tahapan, yaitu: •
Fisikal, berkaitan dengan bentuk fisik karakter tersebut.
•
Sosial, berkaitan dengan status ekonomi, profesi, agama, dan hubungan keluarga.
•
Psikososial,
berkaitan
dengan
kebiasaan,
sikap,
motivasi,
kesukaan,
dan
ketidaksukaan. •
Moral, berkaitan dengan tahap menunjukkan perbedaan orang, suka mementingkan diri sendiri, jujur, munafik, dan lainnya.
3. Alur/Plot Alur adalah kisah peristiwa-peristiwa, tetapi peristiwa-peristiwa tersebut telah disusun dalam struktur sebab akibat (Rusyana, 1979: 110). Menurut Tarigan dalam Suswanto (2002 [1983: 150]) ada lima tahapan alur, yaitu: •
Situation, yaitu penggambaran keadaan.
•
Generating Circumstances, yaitu peristiwa yang bersangkut paut mulai bergerak.
•
Rising Action, yaitu keadaan mulai memuncak.
•
Climax, yaitu peristiwa sudah mencapai klimaks.
•
Denouement, yaitu pemecahan masalah dari semua peristiwa.
Dilihat dari tahapan tersebut maka dapat dirumuskan dua macam alur, yaitu: •
Alur maju, dimulai sesuai urutan cerita dari tahap pengenalan, konflik, rising action, klimaks, sampai penyelesaian.
•
Alur mundur, yang diakhiri dengan tahap pengenalan dan diawali dengan tahap lainnya.
4. Tema Secara khusus, tema dapat dijelaskan sebagai: •
Yang menjadi persoalan cerita.
•
Ide atau makna yang terkandung dalam keseluruhan cerita dan merupakan suatu gagasan sentral yang menjadi dasar penyusunan cerita pada pengamatnya.
5. Gaya Gaya berkaitan dengan teknik penuturan cerita, baik dalam penggunaan bahasa maupun visual sebagai penggambaran keseluruhan. Terutama dalam penggarapan visual, penggayaan dipengaruhi oleh motivasi atau nilai-nilai yang ingi diusung oleh pembuat karya tersebut. Gaya juga berkaitan dengan hal-hal yang mempengaruhi kecenderungan berkarya dari para pembuatnya.
15
2.1.4.4 Kekurangan dan Kelebihan Animasi Beberapa kelebihan animasi yaitu sebagai berikut: •
Mampu menciptakan suatu dunia lain yang penuh dengan fantasi dan imajinasi.
•
Karena dalam menikmati film ini penonton bersifat pasif, maka animasi mampu mempengaruhi cara melihat dan berfikir penonton meskipun ia sudah kembali pada kehidupan sebenarnya.
•
Mampu menciptakan efek yang sulit dilakukan pada teknik film live shot. Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut:
•
Memerlukan biaya yang cukup besar
•
Waktu pengerjaan lebih lama.
•
Memerlukan jumlah kru yang banyak, misalnya animator.
2.1.4.5 Video Musik Animasi Persaingan di dunia industri musik terbukti telah meningkatkan kreatifitas para pembuat video musik. Konsep-konsep terus disusun dengan maksimal. Bukan hanya dalam bentuk film konvensional, tapi merambah juga ke dalam bentuk animasi. Salah satu grup musik yang sering menggunakan animasi dalam video klipnya adalah Daftpunk, sebuah grup musik elektronik asal Perancis. Selain Daftpunk, grup musik atau penyanyi lain yang banyak menggunakan animasi misalnya Gorillaz, Moby, Bjork, Blur, Radiohead, Madonna, dan banyak lagi. Di Indonesia sendiri contohnya Padi, J-Rock, Ratu, dan lain-lain. Semua memiliki tujuan yang sama, yaitu membuat sesuatu yang berbeda untuk meningkatkan angka penjualan album mereka. 2.1.4.6 Sejarah Video Musik Animasi Banyak sumber yang mengatakan bahwa munculnya animasi pada video musik pertama kali dipelopori oleh grup musik asal Inggris, The Beatles. Tepatnya saat mereka merilis sebuah film animasi berdurasi 85 menit yang berjudul Yellow Submarine yang selain memiliki plot cerita, juga digunakan untuk mempromosikan album terbaru mereka yang berjudul sama di tahun 1968. Meskipun banyak sumber yang mengatakan demikian, banyak juga pihak-pihak yang membantah fakta ini. Mereka beranggapan apa yang dilakukan The Beatles pada film itu sebenarnya kebalikan dari promosi album, karena justru musik The Beatles lah yang mendukung penjualan film tersebut.
16
Menurut catatan sejarah, video musik pertama yang didukung animasi adalah video musik Devo yang berjudul The Day My Baby Gave Me a Surprise yang dirilis pada tahun 1979. video musik ini diakui sebagai animasi pertama yang mendukung penjualan album. Di tahun yang sama juga muncul video musik berbasis animasi yang berjudul Computer Games milik grup musik asal Selandia Baru, MiSex. 2.1.5 Warna Warna sangat berpengaruh terhadap tingkat keterbacaan, focal point, dan estetika dari sebuah rancangan karena warna memberi karakter yang berbeda terhadap pesan yang ingin disampaikannya. penggunaan warna juga dapat menggiring pembaca untuk merasakan sensasi emosi tertentu. Menentukan warna yang tepat untuk setiap rancangan sama pentingnya dengan memilih jenis huruf. 2.1.5.1 Persepsi Visual Warna Menurut penelitian oleh Maitland Graves dalam bukunya yang berjudul The Art of Color and Design, dijelaskan pembagian warna menjadi dua golongan, yaitu: 1. Warna panas/hangat adalah: keluarga kuning, jingga, merah. Sifatnya: positif, agresif, aktif, merangsang. 2. Warna dingin/sejuk: keluarga hijau, biru, ungu. Sifatnya: negatif, mundur, tenang, tersisih, aman. 2.1.5.2 Karakteristik Warna Berikut adalah alasan penggolongan warna didasarkan pada arti simbolisnya, dikutip dari buku Psikologi Warna oleh Sulasmi Darmaprawira W.A (2001:39-40): 1. Keluarga warna merah sering diasosiasikan dengan matahari, darah, api, di mana baik matahari, darah maupun api adalah objek-objek yang memberikan kesan panas atau merangsang emosi kejiwaan. Dimulai dari warna merah, jingga kuning, mungkin sampai kuning kehijauan, dan merah keunguan. Warna-warna langit, gunung di kejauhan atau warna air dingin pada umumnya membiru atau menghijau. Sifat-sifat warna langit, air, gunung sebaliknya memberikan kesan sejuk atau tenang. 2.
Jauh dari sifat yang eksternal, warna seolah-olah menimbulkan efek langsung, baik rasa panas maupun rasa sejuk kepada badan kita. Dalam uraian sensasi warna kita telah mengenal bahwa warna merah menimbulkan emosi tinggi atau lebih kuat dibandingkan dengan warna lainnya, sementara warna biru adalah kebalikannya. Warna merah dan kuning memiliki kekuatan yang lebih dalam hal
17
daya kilaunya, lebih reflektif dibandingkan dengan warna hijau, biru, atau warna biru kehijauan. 2.1.5.3 Arti Perlambangan Warna Berikut gambaran beberapa warna yang mempunya nilai perlambangan secara umum : 1. Merah Dari semua warna, merah adalah warna terkuat dan paling menarik perhatian, bersifat agresif lambang primitif. Warna ini diasosiasikan sebagai darah, marah, berani, seks, bahaya, kekuatan, kejantanan, cinta, kebahagiaan. 2. Merah keunguan Warna merah keunguan mempunyai karakteristik mulia, agung, kaya, bangga (sombong), dan mengesankan. Lambang serta asosiasinya merupakan kombinasi warna merah dan biru. Sifatnya juga merupakan kombinasi dari kedua warna tersebut. 3. Ungu Karakteristik warna ini adalah sejuk, negatif, mundur, hampir sama dengan biru tetapi lebih tenggelam dan khidmat, mempunyai karakter murung dan menyerah. Warna ini melambangkan dukacita, kontemplatif, suci, lambang agama. 4. Biru Warna ini mempunyai karakteristik sejuk, pasif, tenang, dan damai. 5. Hijau Warna hijau mempunyai karakter yang hampir sama dengan biru. Dibandingkan dengan warna lain, warna hijau relatif lebih netral. Pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif; lebih bersifat istirahat. Warna hijau mengungkapkan kesegaran, mentah, muda, belum dewasa, pertumbuhan, kehidupan dan harapan, kelahiran kembali dan kesuburan. 6. Kuning Warna kuning adalah kumpulan dua fenomena penting dalam kehidupan manusia, yaitu kehidupan yang diberikan oleh matahari di angkasa dan emas sebagai kekayaan bumi. Kuning adalah warna cerah, karena itu sering dilambangkan sebagai kesenangan atau kelincahan. Kuning adalah warna yang paling terang setelah putih, tetapi tidak semurni putih. 7. Putih Warna putih memiliki karakter positif, merangsang, cemerlang, ringan, dan sederhana. Putih melambangkan kesucian, polos, jujur, dan murni.
Putih juga
melambangkan kekuatan Maha Tinggi, lambang cahaya, mengalahkan kegelapan.
18
8. Abu-abu Bermacam-macam warna abu-abu dengan berbagai tingkatan melambangkan ketenangan, sopan, dan sederhana. Abu-abu juga meLambangkan intelegensia, tetapi juga mempunyai lambang negatif yaitu keragu-raguan. 9. Hitam Melambangkan kegelapan dan ketidakhadiran cahaya. Hitam menandakan kekuatan yang gelap, lambang misteri, warna malam, dan selalu diindikasikan dengan kebalikan dari sifat warna putih atau berlawanan dengan cahaya terang. Warna hitam juga dapat menunjukkan sifat-sifat yang positif, yaitu menandakan sikap tegas, kukuh, formal, struktur yang kuat. 2.2 Data Dan Fakta 2.2.1 Topik Merokok adalah salah satu masalah kesehatan yang paling serius namun masih dapat dicegah. Menurut pakar psikologi John W Santrock, perilaku merokok biasanya dimulai sejak kelas 1 SMP. Semenjak survey nasional yang dilakukan oleh Johnston, O’Malley, dan Bachman dimulai di tahun 1975, merokok sudah menjadi salah satu perilaku yang paling sering dilakukan oleh anak-anak sekolah. Teman-teman sebaya biasanya mempunyai pengaruh yang besar terhadap kebiasaan merokok (McRee & Gebelt, 2001). Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa resiko untuk merokok terkait dengan teman-teman, di mana paling tidak sebanyak setengah dari jumlah semua teman melakukan kebiasaan merokok, satu atau dua orang teman dekat merokok, serta merokok merupakan hal yang biasa di sekolah. Merokok pada usia remaja dapat menyebabkan perubahan genetik permanen pada paruparu, dan meningkatkan resiko kanker paru-paru, walaupun si perokok tersebut sudah berhenti (Weincke & others, 1999). Kerusakan seperti ini lebih sedikit terjadi pada perokok yang mulai merokok di usia dua puluhan. Dalam sebuah penelitian, kebiasaan merokok pada remaja erat hubungannya dengan masalah emosi. Pada penelitian yang pertama, lebih dari 15.000 remaja diawasi selama satu tahun untuk mengetahui kemungkinan hubungan antara merokok dan depresi (Goodman & Chapman, 2000). Mereka yang mulai merokok selama satu tahun itu memiliki kemungkinan 4 kali lebih besar untuk menjadi depresi. Pada penelitian yang kedua, lebih dari 600 orang remaja berusia rata-rata 16 tahun diteliti sampai mereka berusia 22 tahun, untuk menemukan kemungkinan terkaitnya kegiatan merokok dengan kelainan mental pada
19
usia dewasa. Ternyata terbukti bahwa mereka yang saat remaja merupakan perokok berat memiliki kemungkinan mengalami kecemasan di saat dewasa. Masalah rokok saat ini menjadi topik yang sedang hangat dibicarakan. Telah banyak artikel dalam media cetak dan pertemuan ilmiah, ceramah, wawancara baik di radio maupun televisi serta penyuluhan mengenai bahaya merokok dan kerugian yang ditimbulkan akibat rokok. Berbagai kebijakan dan aturan yang memuat sanksi bagi para perokok dipublikasikan secara terus-menerus. Bahkan setiap tanggal 31 Mei, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan sebagai Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Melalui peringatan hari tanpa rokok sedunia ini, diharapkan menjadi kesempatan bagi kita untuk berfikir kembali dan menyadari akan bahaya dan dampak rokok baik bagi perokok itu sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Rokok merupakan zat adiktif yang mengancam kesehatan karena di dalamnya mengandung zat-zat yang membahayakan tubuh. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan beberapa artikel ilmiah menerangkan bahwa dalam setiap kepulan asap rokok terkandung ± 4000 racun kimia berbahaya dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik (merangsang tumbuhnya kanker). Beberapa zat yang berbahaya tersebut diantaranya tar, karbonmonoksida (CO) dan nikotin (Abadi, 2005). Melalui zat yang dihisap dalam rokok, hampir sekitar 90 % kanker paru-paru tidak dapat diselamatkan (Basyir, 2005). Selain itu rokok dapat menyebabkan kanker mulut, bibir, kerongkongan, penyakit jantung, bahkan disinyalir dapat memperpendek usia. Menurut perhitungan Fakultas kedokteran di Inggris, rata-rata setiap perokok kehilangan 5 ½ menit umurnya setiap menghisap sebatang rokok (Nainggolan, 2000). Dalam sebuah studi yang dilakukan di Jepang, seperti yang diberitakan The Asahi Shimbun terbitan 23 April 2004, didapatkan hasil bahwa 29 % (80.000 orang) pada pria dan 4 persen (5000 orang) pada wanita penderita kanker di Jepang disebabkan oleh rokok (Basyir, 2005). Di Indonesia sendiri angka kejadian penyakit akibat rokok menurut mantan menteri kesehatan Achmad Sujudi, tercatat sebanyak 6,5 juta jiwa menderita penyakit akut akibat merokok. Antara lain berupa kanker paru-paru, jantung, dan gangguan peredaran darah. Achmad sujudi menambahkan bahwa bayi yang lahir dari ibu yang merokok juga memiliki berat badan yang rendah serta bisa menimbulkan sindroma bayi meninggal mendadak (Sudden Death). (www.republikaonline.com, 2003).
20
Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 1,2 miliar penduduk dunia merupakan perokok, dan 800 juta di antaranya terdapat di negara berkembang. Besarnya jumlah perokok tersebut menyebabkan angka kematian akibat merokok saat ini adalah 4 juta jiwa setiap tahun, yang berarti terdapat sekitar satu kematian dalam setiap 8 menit (Burhan, 2004). 2.2.2 Remaja Dan Rokok Karakteristik remaja yang erat dengan keinginan adanya kebebasan, independensi, dan berontak dari norma-norma dimanfaatkan para pelaku industri rokok dengan memunculkan slogan-slogan promosi yang mudah tertangkap mata dan telinga serta menantang. Menurut riset yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan tahun 2006, sebanyak 9.230 iklan terdapat di televisi, 1.780 iklan di media cetak, dan 3.239 iklan di media luar ruang, seperti umbul-umbul, papan reklame, dan baliho. Dengan gencarnya iklan yang dilakukan oleh industri rokok, berdasarkan GYTS Indonesia tahun 2006, sebanyak 92,9 persen anak-anak terekspos dengan iklan yang berada di papan reklame dan 82,8 persen terekspos iklan yang berada di majalah dan koran. Slogan-slogan ini tidak hanya gencar dipublikasikan melalui berbagai iklan di media elektronik, cetak, dan luar ruang, tetapi industri rokok pada saat ini sudah masuk pada tahap pemberi sponsor setiap event anak muda, seperti konser musik dan olahraga. Hampir setiap konser musik dan event olahraga di Indonesia disponsori oleh industri rokok. Dalam event tersebut mereka bahkan membagikan rokok gratis atau mudah mendapatkannya dengan menukarkan potongan tiket masuk acara tersebut. Kedekatan remaja dengan rokok tidak hanya dikarenakan gencarnya iklan rokok di media, tetapi mulai dari lingkungan terkecilnya (keluarga). Tahun 2004 hampir tiga perempat dari rumah tangga di Indonesia memiliki anggaran belanja rokok, artinya minimal ada satu perokok di dalam rumah. Sebagai tambahan, setidaknya 64 persen remaja berusia 13-15 tahun terpapar asap rokok di dalam rumah. Jumlah konsumsi rokok di Indonesia, menurut the Tobacco Atlas 2002, menempati posisi kelima tertinggi di dunia, yaitu sebesar 215 miliar batang. Mengikuti China sebanyak 1,634 triliun batang, Amerika Serikat sebanyak 451 miliar batang, Jepang sebanyak 328 miliar batang, dan Rusia sebanyak 258 miliar batang.
21
Setiap tahunnya angka kematian di dunia mencapai lima juta orang diakibatkan berbagai penyakit yang disebabkan rokok, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung. Direktur Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama menyatakan bahwa berdasarkan survei WHO, kematian pada 2030 mencapai 10 juta orang. Di Indonesia, menurut Demografi Universitas Indonesia, sebanyak 427.948 orang meninggal di Indonesia rata-rata per tahunnya akibat berbagai penyakit yang disebabkan rokok. 2.2.3 Tipe Perokok Secara umum tipe perokok di bagi menjadi beberapa kategori yakni tipe perokok yang berhubungan dengan udara atau asap yang dihirup, tipe perokok berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi dalam 1 hari, dan tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan diri. Berdasarkan udara atau asap yang dihirup, perokok dikategorikan menjadi: •
Perokok pasif yakni mereka yang tidak merokok, tetapi berada di sekeliling perokok dan menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh perokok.
•
Perokok aktif, yakni mereka yang menghisap rokok secara langsung.
Adapun berdasarkan jumlah rokok yang dikonsumsi, tipe perokok dikategorikan menjadi: •
Perokok sangat berat, adalah jika mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari.
•
Perokok berat, adalah mereka yang merokok sekitar 21-30 batang perhari.
•
Perokok sedang, adalah mereka yang menghabiskan rokok 11-21 batang perhari.
•
Perokok ringan, yaitu yang merokok sekitar 10 batang/hari (Basyir 2005).
Sedangkan berdasarkan pengaruh perasaan diri, Tomkins mengkategorikan perokok menjadi; •
Perokok yang dipengaruhi perasaan positif, dimana dengan merokok seseorang merasakan bertambahnya rasa positif. Green dalam psychological factor in smoking (1978) menambahkan, ada tiga sub pada tipe perokok ini : o
pleasure relaxation, yakni perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah diperoleh, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
o
Stimulant to pick them up, yakni perilaku merokok dilakukan hanya sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
o
Pleasure of handling the cigarette, yakni kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok, khususnya pada perokok pipa.
22
•
Perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif, dimana merokok dilakukan seseorang untuk mengurangi perasaan negatif seperti stres, marah, gelisah dan cemas. Maka rokok dianggap sebagai penenang, mereka menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan tidak enak yang dirasakan.
•
Perilaku merokok yang adiktif (kecanduan), dimana mereka akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan mencari rokok kapan pun mereka inginkan.
•
Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka merokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka. Tapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutinnya. Merokok menjadi perilaku yang bersifat otomatis tanpa disadari (Basyir 2005).
2.2.4 Lembaga Terkait
Bendera WHO
Badan Kesehatan Dunia, atau yang biasa dikenal dengan WHO (World Health Organization) adalah salah satu badan dalam PBB yang khusus mengatasi masalah kesehatan umum. WHO didirikan pada tanggal 7 April 1948 dan bermarkas di Geneva, Switzerland. Badan ini mendapat tugas dari pendahulunya, Organisasi Kesehatan (Health Organization), yang pernah menjadi salah satu badan dalam Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations). Undang-undang WHO menyatakan bahwa tujuannya adalah semua orang harus dapat mencapai batas tertinggi dari standar kesehatan. Tugas utamanya adalah memerangi penyakit, terutama penyakit menular serta meningkatkan kesehatan orang-orang di seluruh dunia. Sama halnya dengan mengatur upaya dalam memantau berjangkitnya penyakit menular seperti SARS, malaria, dan AIDS, WHO juga memiliki tugas untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut. WHO mendukung perkembangan dan distribusi vaksin dan obat-obatan yang aman serta berdasarkan diagnosa. WHO sering melakukan kampanye, misalnya untuk meningkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran, atau kampanye untuk mengurangi konsumsi tembakau. WHO juga melakukan
23
penelitian, contohnya mencari tahu apakah gelombang elektromagnetik yang berasal dari telepon selular memberi efek buruk pada kesehatan atau tidak. Baru-baru ini, WHO memboikot penerimaan tenaga kerja yang merupakan perokok, untuk mempromosikan prinsip-prinsip lingkungan kerja bebas tembakau. 2.2.5 Target Sasaran Di Indonesia, batasan usia remaja yang umum digunakan adalah 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 1994). Sedangkan WHO membagi kurun usia remaja ke dalam dua bagian, yaitu remaja awal (10-14 tahun) atau biasa disebut teenager, dan remaja akhir (1524 tahun) yang biasa disebut youth. Sedangkan menurut Konopka (Pikunas, 1976) masa remaja meliputi (a) Remaja Awal: 12-15 tahun, (b) Remaja Madya: 15-18 tahun, (c) Remaja Akhir: 19-22 tahun. Target sasaran video musik anti rokok ini adalah remaja perempuan SMU (sekitar 16-18 tahun), karena pada umumnya remaja perempuan mulai mencoba rokok pada usia yang lebih tua dibandingkan dengan remaja pria. Sasaran sekundernya adalah perempuan muda berusia 20an awal. Target sasaran juga dipusatkan pada mereka yang berstatus ekonomi menengah ke atas serta berdomisili di kota Bandung, karena lagu yang digunakan sendiri adalah lagu milik grup musik indie dari Bandung, sehingga diharapkan dapat lebih diserap oleh para remaja perempuan Bandung. 2.2.6 Tinjauan Terhadap Program Sejenis Berikut adalah beberapa contoh kampanye serupa di negara lain:
gambar 2.2.6.1
Pada gambar 2.2.6.1, sebuah asosiasi Anti Rokok dari Kerajaan Saudi Arabia bernama AntiSmoke.org, mengambarkan sisa puntung rokok yang membentuk beragam manusia, perempuan dan laki-laki. Poster yang di sebelah kanan, menampilkan puntung rokok yang
24
berbentuk gedung dan bangunan. Pesan utama yang diangkat adalah, “Jangan Bakar Diri dan Negerimu”.
Gambar 2.2.6.2
Gambar 2.2.6.2 merupakan dua dari beberapa bentuk kampanye yang dilakukan oleh ADESF, Associação de Defesa da Saúde do Fumante (Association of Defense of the Health of the Smoker) atau Asosiasi Perlindungan Kesehatan bagi Perokok, Brazil. Di dalam poster tersebut terdapat kata-kata yang bila diterjemahkan menjadi “Tubuhmu adalah rumahmu. Jangan merokok”. Poster ini sepertinya ingin menggambarkan bagaimana keadaan paruparu kita bila kita merokok melalui perumpamaan ruangan yang kotor dan porak poranda. Namun, poster ini tampaknya kurang tepat bila ditempatkan di Indonesia, karena lebih terlihat seperti poster bencana banjir. Apalagi bagi kalangan bawah yang mungkin tidak bisa langsung mengasosiasikan gambar pada poster ini dengan kebiasaan merokok.
25