14
BAB II LANDASAN TEORI DAN DATA
2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan sumber dari beberapa teori yang menjadi rujukan penulis dalam pembuatan karya Tugas Akhir yang dijadikan landasan-landasan teori dalam setiap data yang akan di analisa dan diolah, serta akan dicantumkan ke dalam laporan pertanggung jawaban dari Tugas Akhir.
2.1.1 Teori Komunikasi Teori komunikasi merupakan landasan dari beberapa data atau teori yang berhubungan dengan komunikasi.
2.1.1.1 Definisi Komunikasi Keberadaan manusia sebagai individu maupun makhluk sosial
tidak
terlepas
dari
komunikasi
yang
setiap
saat
dilaksanakannya baik secara verbal (bahasa lisan dan tulisan) maupun non verbal (isyarat). Aktivitas komunikasi yang senantiasa muncul melukiskan betapa beranekaragamannya dan rumitnya kehidupan
manusia
keinginannya,
itu.
Baik
keragu-raguan, 14
dalam sedih,
berfikir,
menyatakan
gembira
maupun
15
memperteguh pendapat dalam menumbuhkan saling pengertian dan kerja sama seperti serta masih banyak hal lainnya. Situasi demikian
tersebut
menunjukkan
berlangsungnya
proses
komunikasi yang melibatkan berbagai komponen yang terdiri atas komunikator, komunikan, pesan atau informasi serta media/saluran yang
digunakan
untuk
“menjembatani”
pihak-pihak
yang
berkomunikasi dengan tujuan yang diharapkan. Laswell (dalam Onong, 1986 : 13) mengatakan bahwa cara yang
baik
untuk
menjelaskan
komunikasi
ialah
menjawab
pertanyaan sebagai berikut : who, what, in which channel, to whom, and with what effect. Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah
suatu proses penyampaian
pesan oleh
komunikator kepada komunikan melalui media dan menimbulkan efek tertentu. Jika diperhatikan defenisi tersebut diatas, pada dasarnya mengemukakan bahwa komunikasi itu merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan maksud agar mengerti, memperkuat atau mempengaruhi sikap, pendapat atau perilaku seseorang.
2.1.1.2 Komunikasi Antar Pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan bentuk komunikasi yang pada dasarnya bersifat dua arah atau timbal balik, artinya kedudukan komunikator dan komunikan sama-sama sebagai
16
penyampaian pesan atau gagasan, saling membagi informasi dan sekaligus sebagai penerima suatu informasi. Menurut Rogers (dalam Depari, 1988, 16) mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang terjadi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Selanjutnya Rubesch dan Bateson (1951 dalam Kincaid dan Schramm, 1987 : 49) memberikan pengertian komunikasi antar pribadi sebagai berikut : “Ditandai oleh adanya tindakan pengungkapan oleh pihak seseorang atau lebih, pengamatan secara sadar maupun tidak terhadap tindakan itu oleh pihak-pihak lain, dan kemudian melakukan pengamatan kembali bahwa tindakan yang pertama sudah diamati pihak lain. Kesadaran akan pengamatan merupakan kejadian yang mengisyaratkan terciptanya jalinan antar pribadi.” Pendapat
yang
dikemukakan
tersebut
memberikan
penekanan pada kesadaran akan pengamatan, maksudnya antara komunikator dan komunikan baru dapat membentuk jalinan komunikasi antar pribadi apabila keduanya saling mengerti, interest (berminat)
serta
memahami
isi
pesan
yang
disampaikan.
Kesadaran akan pengamatan meliputi kata atau kalimat yang disampaikan melaui mulut (bahasa) bahkan isyarat tubuh seperti ekspresi muka, gerakan tangan, anggukan atau gelengan kepala dan sebagainya.
17
2.1.1.3 Komunikasi Massa Teori-teori
yang
terangkum
dalam
bagian
terdahulu
menekankan pada hasil publik dan kebudayaan dari komunikasi massa. Perkembangan kajian teori komunikasi massa lainnya, yang akan dibahas dalam bagian ini menekankan pada pengaruh individual dari komunikasi massa.
2.1.2. Psikologi Warna Semua orang pada umumnya menyukai warna. Warna menurut banyak ahli psikologi dianggap dapat memengaruhi kejiwaan dan karakter seseorang. karena sangat bergantung dengan faktor subyekif, maka setiap orang dalam memilih warna berdasarkan cara pandang yang berbeda. Oleh karena itulah warna menjadi salah satu bahan pertimbangan saat kita hendak mengecat dinding ruangan kamar kita. Oleh karena itu jelas warna dipakai semua orang, pada saat aktifitas apapun, oleh karena itulah warna sangat berarti bagi kehidupan manusia. Berbagai wacana tentang warna telah menggiring manusia dalam memaknai warna menurut budayanya masing-masing. Warna dijadikan simbol dan kekhasan suatu etnik dan negara tertentu, sebagai contoh paling umum adalah warna merah yang sangat identik dengan budaya oriental yang berarti juga budaya timur atau negara Cina.
18
Dalam seni rupa warna juga dijadikan sebagai media berekspresi. Bicara tentang warna banyak hal yang bisa dipelajari. Berikut adalah beberapa teori tentang warna yang pernah dikemukakan oleh ahli jaman dahulu: A. Teori Sir Isaac Newton (1642-1727) Dari pencobaannya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan ditemukan warna-warna yang beraneka ragam meliputi merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu warna-warna ini sering disebut dengan mejikuhibiniu. Warna-warna tersebut bisa kita lihat ketika muncul pelangi setelah hujan reda. B. Teori Brewster Teori Brewster pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini menyederhanakan warna-warna yang ada di alam menjadi 4 kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. Kelompok warna ini sering disusun dalam lingkaran warna brewster. Lingkaran warna Brewster mampu menjelaskan teori kontras warna (komplementer), split komplementer, triad, dan tetrad. Berikut adalah penjabaran dari 4 kelompok warna tersebut: •
Warna
primer:
Merupakan
warna
dasar
yang
tidak
merupakan campuran dari warna-warna lain. Warna yang
19
termasuk dalam golongan warna primer adalah merah, biru, dan kuning. •
Warna sekunder: Merupakan hasil pencampuran warnawarna primer dengan proporsi 1:1. Misalnya warna jingga merupakan hasil campuran warna merah dengan kuning, hijau adalah campuran biru dan kuning, dan ungu adalah campuran merah dan biru.
•
Warna tersier: Merupakan campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Misalnya warna jingga kekuningan didapat dari pencampuran warna kuning dan jingga.
•
Warna netral: Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. Rumus yang diperoleh dari Teori Brewster tersebut oleh
Herbert Ives disempurnakan menjadi skema lingkaran warna. Sampai sekarang skema/diagram lingkaran warna banyak digunakan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia seni rupa.
20
Gbr. 2.1.1 Diagram Lingkaran Warna oleh Herbert Ives
Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang. Selain itu Teori Brewster juga memberikan keterhubungan antar warna yang dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: 1. Kontras komplementer Adalah dua warna yang saling berseberangan (memiliki sudut 180°) di lingkaran warna. Dua warna dengan posisi kontras komplementer menghasilkan hubungan kontras paling kuat. Misalnya jingga dengan biru.
21
2. Kontras split komplemen Adalah dua warna yang saling agak berseberangan (memiliki sudut mendekati 180°). Misalnya Jingga memiliki hubungan split komplemen dengan hijau kebiruan. 3. Kontras triad komplementer Adalah tiga warna di lingkaran warna yang membentuk segitiga sama kaki dengan sudut 60°. 4. Kontras tetrad komplementer Disebut juga dengan double komplementer. Adalah empat warna yang membentuk bangun segi empat (dengan sudut 90°). C. Teori Munsell Pada tahun 1858, Munsell menyelidiki warna dengan standart warna untuk aspek fisik dan psikis. Berbeda dengan Newton dan Brewster, Munsell mengatakan “warna pokok terdiri dari merah, kuning, hijau, biru dan jingga. Sementara warna sekunder terdiri dari warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua dan nila.” Warna merupakan elemen penting dalam semua lingkup disiplin seni rupa, bahkan secara umum warna merupakan bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Hal tersebut dapat kita lihat dari semua benda yang dipakai oleh manusia, semua peralatan, pakaian, bahkan alam disekeliling kita merupakan benda yang berwarna. Karena begitu penting peranan warna bagi manusia
22
warna sering kali dipakai sebagai elemen estetis, sebagai representasi dari alam, warna sebagai komunikasi, dan warna sebagai ekspresi. Berikut adalah pembagian warna berdasarkan suatu elemen yang terbagi menjadi 3: a. Warna sebagai elemen estetika Disini warna memerankan dirinya sebagai ”warna”, yang mempunyai fungsi dalam membentuk sebuah keindahan. Namun keindahan disini bukan hanya sebagai ”keindahan” semata. Melainkan sebagai unsur eksistensial benda-benda yang ada disekeliling kita. Karena dengan adanya warna kita dimudahkan dalam melihat dan mengenali suatu benda. Sebagai contoh apabila kita meletakkan sebuah benda di tempat yang sangat gelap, mata kita tidak mampu mendeteksi obyek tersebut dengan jelas. Di sini warna mempunyai fungsi ganda dimana bukan hanya aspek keindahan saja namun sebagai elemen yang membentuk diferensial/perbedaan antara obyek satu dengan obyek lain. b. Warna sebagai representasi dari alam Warna merupakan penggambaran sifat obyek secara nyata, atau secara umum warna mampu menggambarkan sifat obyek secara nyata. Contoh warna hijau untuk menggambarkan daun, rumput; dan biru untuk laut, langit
23
dan sebagainya. Warna dalam hal ini lebih mengacu pada sifat-sifat alami dari obyek tertentu misalnya padat, cair, jauh dan dekat. c. Warna
sebagai
alat/sarana/media
komunikasi
(fungsi
representasi) Warna menempatkan dirinya sebagai bagian dari simbol (symbol).
Warna
merupakan
lambang
atau
sebagai
perlambang sebuah tradisi atau pola tertentu. Warna sebagi komunikasi sering kali dapat kita lihat dari obyek-obyek seperti bendera, logo perusahaan dan fashion. Warna merupakan sebuah perwakilan atau bahkan sebuah obyek pengganti sesuatu
bahasa misalnya:
formal
dalam
merah
mengkomunikasikan
perlambang
kemarahan,
patriotisme, seksualitas, kemudian putih sebagai perlambang kesucian, kebersihan dan kebaikan.
2.1.3. Semiotika Semiotik
atau semiologi
merupakan
terminologi
yang
merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah yang berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’ dalam bahasa Inggris itu adalah ilmu yang
24
mempelajari sistem tanda seperti: bahasa, kode, sinyal, dan sebagainya. Secara umum, semiotik didefinisikan sebagai berikut. Semiotics is usually defined as a general philosophical theory dealing with the production of signs and symbols as part of code systems which are used to communicate information. Semiotics includes visual and verbal as well as tactile and olfactory signs (all signs or signals which are accessible to and can be perceived by all our senses) as they form code systems which systematically communicate information or massages in literary every field of human behaviour and enterprise. Semiotik biasanya didefinisikan sebagai teori filsafat umum yang berkenaan dengan produksi tanda-tanda dan simbol-simbol sebagai
bagian
dari
sistem
kode
yang
digunakan
untuk
mengomunikasikan informasi. Semiotik meliputi tanda-tanda visual dan verbal serta tactile dan olfactory (semua tanda atau sinyal yang bisa diakses dan bisa diterima oleh seluruh indera yang kita miliki) ketika tanda-tanda tersebut membentuk sistem kode yang secara sistematis menyampaikan informasi atau pesan secara tertulis di setiap kegiatan dan perilaku manusia. Awal
mulanya
konsep
semiotik
diperkenalkan
oleh
Ferdinand de Saussure melalui dikotomi sistem tanda: signified dan signifier atau signifie dan significant yang bersifat atomistis. Konsep ini melihat bahwa makna muncul ketika ada hubungan yang bersifat asosiasi atau in absentia antara ‘yang ditandai’ (signified) dan ‘yang menandai’ (signifier). Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda (signifier) dengan sebuah ide atau petanda (signified).
25
Dengan kata lain, penanda adalah “bunyi yang bermakna” atau “coretan yang bermakna”. Jadi, penanda adalah aspek material dari bahasa yaitu apa yang dikatakan atau didengar dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran, atau konsep. Jadi, “petanda adalah aspek mental dari bahasa.” (Bertens, 2001:180). Suatu penanda tanpa petanda tidak berarti apa-apa dan karena itu tidak merupakan tanda. Sebaliknya, suatu petanda tidak mungkin disampaikan atau ditangkap lepas dari penanda; petanda atau yang dtandakan itu termasuk tanda sendiri dan dengan demikian merupakan suatu faktor linguistik. “Penanda dan petanda merupakan kesatuan seperti dua sisi dari sehelai kertas,” kata Saussure. Louis
Hjelmslev,
seorang
penganut
Saussurean
berpandangan bahwa sebuah tanda tidak hanya mengandung hubungan internal antara aspek material (penanda) dan konsep mental (petanda), namun juga mengandung hubungan antara dirinya dan sebuah sistem yang lebih luas di luar dirinya. Bagi Hjelmslev, sebuah tanda lebih merupakan self-reflective dalam artian bahwa sebuah penanda dan sebuah petanda masing-masing harus secara berturut-turut menjadi kemampuan dari ekspresi dan persepsi.
26
Louis Hjelmslev dikenal dengan teori metasemiotik (scientific semiotics). Sama halnya dengan Hjelmslev, Roland Barthes pun merupakan pengikut Saussurean yang berpandangan bahwa sebuah sistem tanda yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam waktu tertentu. Semiotik, atau dalam
istilah
Barthes
semiologi,
pada
dasarnya
hendak
mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things).
Memaknai
(to
sinify)
dalam
hal
ini
tidak
dapat
dicampuradukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate). Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak dikomunikasikan, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Salah satu wilayah penting yang dirambah Barthes dalam studinya tentang tanda adalah peran pembaca (the reader). Konotasi, walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktivan pembaca agar dapat berfungsi. Barthes secara lugas mengulas apa yang sering disebutnya sebagai sistem pemaknaan tataran ke-dua, yang dibangun di atas sistem lain yang telah ada sebelumnya. sistem ke-dua ini oleh Barthes disebut dengan konotatif, yang di dalam buku Mythologiesnya secara tegas ia bedakan dari denotative atau sistem pemaknaan tataran pertama.
27
2.1.4. Strategi Publikasi Strategi yang akan dilakukan adalah: 1. Mempromosikan tempat wisata tersebut dengan media promosi yang menjangkau khalayak umum yang luas terutama untuk masyarakat pulau Jawa. Yaitu dengan media promosi above the line seperti billboard, website dan iklan televisi. 2. Membuat ulang media promosi cetak below the line seperti brosur, flyer, poster dan sejenisnya. 3. Menyebarkan katalog produk dan juga merchandise kepada para pengunjung agar mereka melakukan promosi (mulut ke mulut) dengan katalog dan merchandise yang sudah diberikan. 4. Mendesain ulang packaging yang sudah ada menjadi packaging yang bagus seperti baru untuk memberikan kesan baru kepada konsumen supaya mereka mengingat dan berkesan. 5. Menayangkan iklan tv tempat wisata tersebut dan juga dapat berupa event yang akan diselenggarakan di sana, ke media televisi yang sudah cukup besar dan terkenal di jam prime time antara
jam
(19.00-22.00).
Agar
penonton
yang
melihatpun sangat banyak dan terpublikasikan dengan sangat baik.
28
2.1.5. Tinjauan Aspek Kultural Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan seharihari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan bendabenda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan
untuk
membantu
manusia
dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.1.6. Tinjauan Aspek Moral Moral (Bahasa Latin: Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang memiliki nilai implisit karena banyak orang yang
29
memiliki moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah
nilai
keabsolutan
dalam
kehidupan
bermasyarakat secara utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku
di
masyarakat
tersebut
dan
dapat
diterima
serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati serta nasihat. Maka dari itu, tinjauan dari aspek moral yang akan diperoleh para konsumen atau pengunjung terutama mereka datang dan ikutserta dalam berbagai macam kegiatan yang telah diselenggaran oleh Mekarsari Amazing Toursim Park ini, memberikan dampak moral yang sangat baik dan membangun. Diantaranya adalah dampak yang diterima setelah melakukan kegiatan menanam tanaman ataupun menyaksikan budidaya tanaman yang ada di
30
salah satu program kegiatan Green Land Tour, mereka dapat merasakan
keindahan
tanaman-tanaman
sebagai
releksasi/
refreshing dan begitu pentingnya merawat serta memperhatikan tumbuh-tumbuhan disekitarnya sehingga mereka menjadi lebih peduli untuk melestarikan lingkungan dengan menjaga dan tidak merusaknya. Sikap ramah lingkungan akan tumbuh pada mereka dan mewariskan pada anak-anaknya sang generasi penerus. Terutama
bagi
anak-anak
yang
langsung
merasakan
dan
melakukan kegiatan peduli tanaman akan sangat memberikan pengajaran dan pengetahuan kedapa mereka untuk menjaga dan melestarikannya.
2.1.7. Gaya Desain Dalam ilmu desain terdapat beberapa gaya desain yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mendesain suatu objek. Gaya desain tersebut sebagai cirri khas dasar yang akan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pada setiap media perancangan. Gaya desain tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Art Nouveau Karakter Art Nouveau adalah pada dasarnya merupakan tambahan dari nilai-nilai yang berhubungan dengan garisgaris yang bergelombang, dicirikan dengan bentuk-bentuk plastis dan organis, tapi tetap mengandalkan prinsip-prinsip
31
geometris. Kesederhanaan komposisi, bentuk yang distilir dan latar belakang yang dekoratif. Pada jaman sekarang Art Nouveau mulai marak lagi di dunia periklanan dan desain, sebagai contoh yang sangat global adalah TVC dari MTV yang menggunakan element tumbuh-tumbuhan dan akar tanaman.
Gbr. 2.1.2 Poster Jugend 1896 Vintage oleh Cabaret
Gbr 2.1.3 Arsitektur bergaya art nouveau oleh Victor Horta
2. De Stijl Pada dasarnya aliran De Stijl hanya bergerak dalam dunia lukis. Sebab bagaimanapun konsep De Stijl adalah abstraksi secara ideal komposisi warna dalam bentuk dua dimensi, walaupun kemudian juga menghasilkan kesan ruang. Pemanfaatannya sangat banyak di dalam interior dan arsitekrur. namun seperti yang ditulis oleh Piet Mondrian bahwa De Stijl tetaplah sebuah konsep ideal dalam dua dimensi. Meskipun Theo van Doesburg berusaha keras
32
memperjuangkan pengaplikasiannya dalam dunia arsitektur, De Stijl tetaplah hanya menjadi bahan pertimbangan dalam pengolahan
bidang-bidang
warna,
bukan
arsitekturnya
sendiri. Gaya ini kurang berkembang di luar dunia ada kemungkinan karena Belanda menolak untuk ikut dalam Perang Dunia I sehingga dikucilkan.
Gbr. 2.1.4 Contoh desain De Stijl oleh Theo
Gbr. 2.1.5 Red-Bluechair oleh Gerritrietveld
Gbr. 2.1.6 Desain De Stijl oleh Kim
3. Futurisme Futurisme merupakan aliran yang muncul di Itali tahun 1909, Prinsip Futurisme dibesarkan oleh pesastra Itali bernama Filippo Tommaso Marinetti yang mendobrak faham kubisme karena dipandang statis dalam hal komposisi, garis, warna, serta ritmenya. Penganut aliran ini menganggap bahwa kesenian masa lalu telah mati. Futurisme adalah seni untuk
masa
datang,
yang
menguasai
masa
depan.
Futurisme mengabdikan diri pada gerak dan memiliki
33
semboyan “Keindahan dalam artinya yang baru adalah bila mobil meluncur bagaikan peluru”.
Gbr. 2.1.7. Futurisme Art oleh Giacomo Balla, 1871
Gbr. 2.1.8 Explosion oleh Gerardo Dottori, 1884
4. Art Deco Art Deco ini adalah garis yang rapih, stabil, tajam, manis, mengkilap dan hiperbola. Hal ini dibuktikan dari beberapa penggunaan material yang sangat mengkilap seperti krom, batu perhiasan yang dipoles. Art Deco ini sangat besar pengaruhnya di Amerika Serikat terlihat dari arsitektur gedungnya pada tahun 1930an salah satu ikonnya adalah gedung Chrysler dan terlihat di beberapa mobil pabrikan Amerika yang sering kita lihat di film-film berlatarkan perang dunia 2 atau Ganster Amerika. pada jaman modern ini sedikit banyak aliran Art Deco masih digunakan dalam interior tapi dengan bentuk yang lebih diminimali, sebagai contoh
pada
interior
ditemukan
penggunaan
bahan
alumunium yang dipoles sampai mengkilap atau dikrom dengan bentuk yang simpel, rapih atau mungkin dijalan kita
34
sering menemukan mobil yang menggunakan velg yang dikrom penuh dengan bentuk-bentuk yang tegas.
Gbr. 2.1.9 Letterism Art oleh Guy Debord, 1952
Gbr. 2.1.10 Dove of Peace oleh Fungkywindowart
Gbr. 2.1.11 Fashion oleh Lee Sutton
5. Art And Craft Art and craft pertama kali dikarenakan dengan alasan ingin mencari gaya seni yang ”asli dan bermakna” pada masa abad ke 19 dan juga sebagai bentuk protes akan hasil produk mesin yang dianggap ”tidak bernyawa” yang dihasilkan oleh adanya revcolusi Industri. Alat-alat mesin diperkirakan sebagai akar dari segala sesuatu yang buruk, dan pihak yang protagonis akan gerakan ini langsung menolak menggunakkan mesin dan lebih memilih pada hasil yang dikerjakan oleh tangan manusia.
35
Gbr. 2.1.12 William Morris design for Trellis 1862
Gbr. 2.1.13 Gbr. 2.1.14 The arts and crafts Design oleh movement oleh Roslind Wliiam P Blakesley Morris
6. Bauhaus Karya
seni
lukis
Bauhaus
kebanyakan
berbentuk
kubisme dan ekspresionisme yang merupakan pengaruh dari pelukis modern Rusia bergaya konstruktivisme. Pesatnya perkembangan industri dan meningkatnya kebutuhan alat rumah tangga, serta dari tatanan masyarakat agraris ke masyarakat industri akibat dari revolusi industri, desain produk seperti furnitur dan alat rumah tangga lain yang kebanyakan didominasi bahan metal, kulit dan kaca mulai mendapat perhatian di Bauhaus .
Gbr. 2.1.15 Bauhaus Gigposter oleh Emek
Gbr. 2.1.16 Isometric oleh Herbert Bayer
36
7. Constructivism Suatu pergerakan seni modern yang dimulai di Moscow pada tahun 1920, yang ditandai oleh penggunaan metoda industri untuk menciptakan objek geometris. Constructivism Rusia
berpengaruh
pada
pandangan
modern
melalui
penggunaan huruf sans serif berwarna merah dan hitam diatur dalam blok asimetris. Gambar dibawah adalah model dari
Menara
Tatlin,
suatu
monumen
untuk
Komunis
Internasional.
Gbr. 2.1.17 Russian constructivism oleh Lev Rudnev, 1886
Gbr. 2.1.18 Dynamic Supermatism oleh Kazimir M
Gbr. 2.1.19 Constructivism Kanhom oleh El Lissitzky
8. Pop Art Istilah Pop Art pertama kali lahir dari pena seorang kritikus Inggris, Lawrence Alloway pada akhir 1950an untuk menggambarkan apa yang ia lihat sebagai perubahan atidunal kontemporer pada subjek dan teknik seni. Bukannya berisi konten-konten langka seperti cerita bible, mitos, atau legenda yang secara tradisional sering menjadi subjek seni
37
murni, dalam Pop Art yang menjadi inspirasi adalah budaya barat sebagai pemasaran perusahaan.
Gbr. 2.1.20 Pop Art Print oleh Gary Grayson
Gbr. 2.1.21 Pop Art Decor Punch oleh Maxwell Dickson
Gbr. 2.1.22 Blurring Boundaries oleh Lulan Yu
9. Berliner Plakat Awal modernisme atau awal abad 20 adalah hadirnya gaya Plakatstil. Gerakan Plakatstil pertama berkembang di Berlin, pada saat itu negara ini yang menjadi pusat perdagangan. Pada saat itu media posterlah yang menjadi ajang percobaan yang menunjukkan kerjasama yang baik dan menguntungkan bagi desain dan industrialisasi pada saat itu. Ciri gaya ini adalah memanfaatkan satu objek utama tanpa elemen dekoratif ataupun background lain yang mengganggu kehadiran objek utama. Ciri khas tipografi gaya ini ialah huruf dibuat bold besar dan berbunyi singkat.
Gbr. 2.1.23 Opel poster oleh Hans Rudi, 1911
Gbr. 2.1.24 Priester poster oleh Lucian Bernhard, 1905
38
2.1.8. Tinjauan Unsur Komposisi Menurut Frank F. Jefkin, ada beberapa patokan dasar yang dapat dikemukakan dalam merancang sebuah layout, antara lain : 1. The Law of Unity (kesatuan) Adalah cara pengorganisasian yang membentuk kesatuan diantara unsur-unsur pendukung layout yang dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu kesatuan komposisi yang baik. 2. The Law of Variety (variasi) Untuk menghindari kesan monoton/membosankan, salah satu unsur dapat ditampilkan lebih menonjol dari unsur lainnya. 3. The Law of Balance (keseimbangan) Suatu keseimbangan layout dapat dicapai apabila unsurunsur disusun secara sepadan, serasi atau dengan pengertian lain juga bobot setiap elemen layout setelah diorganisir menghasilkan kesan seimbang. Terdapat dua jenis keseimbangan yaitu formal balance (simetris) dan informal balance (asimetris). 4. The Law of Rhythm (ritme/irama) Irama perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah layout, sebab suatu irama diperlukan untuk mencapai kesatuan. Irama dapat dicapai dengan kesamaan pengulangan dalam pe-nempatan unsur-unsur layout, pengulangan bentuk dan dalam pengulangan warna. 5. The Law of Harmony (harmoni) Adalah keselarasan atau keserasian hubungan antar unsur layout yang memberikan kesan kenyamanan dan keindahan. Nilai harmoni dapat dicapai dengan repetisi (pengulangan) unsur-unsur layout, baik melalui bidang, garis, huruf, gambar, warna, dan lain-lain. 6. The Law of Proportion (proporsi) Proporsi merupakan suatu perbandingan yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya, serta hubungan unsur layout dengan dimensi ruang layout-nya. 7. The Law of Scale (kontras) Merupakan perpaduan antara warna gelap dan terang, hitam dan putih, besar dan kecil, dan unsur-unsur layout dalam suatu hubungan yang tidak seimbang (kontras).
39
2.1.9. Tinjauan Fotografi pada Media Publikasi Fotografi
dari bahasa Inggris: photography, yang berasal
dari kata Yunani yaitu "fos": cahaya dan "grafo" : melukis/ menulis. Adalah proses melukis/ menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat. Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan
pembiasan
sehingga
mampu
membakar
medium
penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa). Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, diafragma dan speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era
40
fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO. Berikut beberapa contoh teknik fotografi yang dapat dipergunakan dalam membuat suatu objek dengan efek-efek tertentu sesuai kebutuhan pada media yang akan dibuat. 1. Teknik dalam fotografi a. Panning Panning adalah memotret dengan menggerakkan kamera searah dengan arah gerakan objek yang ingin dibidik sehingga obyek akan tampak fokus sementara background tampak kabur. Panning menggunakan rana berkecepatan rendah, biasanya 1/15 atau 1/30. Contoh hasil foto dengan teknik panning:
Gbr. 2.1.25 Foto panning
b. Depth of field Depth of field adalah jumlah jarak antara subjek yang paling dekat dan yang paling jauh yang dapat muncul di fokus tajam sebuah foto. Misalnya, jika kita memotret pohon-
41
pohon yang berdiri bersaf-saf, maka yang akan tampak pada foto yang telah dicetak adalah beberapa pohon di depan tampak jelas kemudian makin ke belakang makin kabur. Depth of field sangat tergantung pada: 1. Diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, semakin besar depth of field yang dihasilkan. Bukaan penuh akan menghasilkan depth of field yang sangat dangkal. 2. Jarak fokus lensa (focal length). Semakin panjang focal length, semakin sempit depth of field. Maka dari itu, lensa wide angle memiliki depth of field yang sangat besar. 3. Jarak pemotretan. Semakin dekat jaraknya, semakin sempit depth of field yang dihasilkan. Fungsi depth of field adalah untuk mengaburkan latar belakang jika latar tersebut tidak sesuai dengan subjeknya. Depth of field terbagi 2 jenis, yaitu: •
Depth of field pendek Fokus yang pendek terdapat hanya pada salah satu kedudukan objek saja foreground (depan) atau background (belakang). Contoh hasil foto dengan teknik Depth of field pendek dengan fokus pada foreground (objek depan):
42
Gbr. 2.1.26 Depth of field pendek
1) Depth of field panjang/dalam Fokus yang panjang dengan kedudukan objek foreground (depan) atau background (belakang) yang fokus. Contoh hasil foto dengan teknik Depth of field panjang/dalam :
Gbr. 2.1.27 Depth of field panjang/dalam
c. Freeze Freeze yaitu teknik memotret pada objek yang bergerak dengan seolah-olah menghentikan objek yang bergerak itu. Teknik ini menggunakan kecepatan yang tinggi sehingga objek seolah-olah membeku. Biasanya teknik ini digunakan untuk memotret kegiatan olahraga seperti surfing, balap motor, balap mobil dan lainnya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto freeze adalah mengatur shutter
43
speed secepat mungkin (misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik). Contoh hasil foto dengan teknik freeze:
Gbr. 2.1.28 Foto Freeze
d. Zooming Zooming adalah teknik memotret untuk menghasilkan foto dengan efek objek seperti menjauh atau mendekat ke kamera. Pada saat tombol shutter ditekan, ring zoom digerakkan menjauh atau mendekat. Untuk menggunakan teknik ini, kecepatan yang digunakan adalah slow speed atau kecepatan rendah. Contoh hasil foto dengan teknik zooming:
Gbr. 2.1.29 Foto Zooming
44
e. Silhouette Teknik ini menempatkan sumber cahaya berada tepat dibalik objek. Sehingga objeynya terlihat gelap, pengaturan kecepatan dan diafragma tergantung dari cahaya yang ada waktu memotretan berlangsung. Contoh hasil foto dengan teknik silhouette:
Gbr. 2.1.30 Foto Silhouette
f. Bulb Biasanya teknik ini digunakan pada saat malam hari ketika kondisi pencahayaan minim. Pada saat menggunkan teknik bulb, pengendalian shutter speed digunakan secara manual. Shutter akan terbuka ketika tombolnya ditekan dan akan menutup lagi pada saat tombolnya di lepas. Biasanya teknik ini digunakan untuk mengabil gambar lampu mobil dimalam hari, kembang api, light trail dan lain-lain. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak
harus
statis,
maka
gunakanlah
tripod
untuk
menghasilkan foto bulb. Contoh hasil foto dengan teknik bulb:
45
Gbr. 2.1.31 Foto Bulb
2. Komposisi dalam Fotografi Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact sebuah kemampuan
untuk
menyampaikan
perasaan
yang
anda
inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik. Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap
46
dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warnawarna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatankesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal. Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan. Berikut penjelasan tentang elemen-elemen dalam gambar yang dapat mempengaruhi komposisi dari sebuah gambar/ foto, yang memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam setiap momen: •
Garis Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak
47
penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis. •
Shape Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape
adalah
salah
satunya.
Kita
umumnya
menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape
dan
sekitarnya
yang
membentuk
shape
tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna. Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
48
•
Form Ketika
sendiri
shape
dapat
mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan
cahaya
dan
tone
yang
kemudian
membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut. •
Tekstur Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan
realisme
pada
foto,
membawa
kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda. Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita
49
tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga
muncul
permukaan
ketika
dengan
cahaya sudut
menerpa
rendah,
sebuah
membentuk
bayangan yang sama dalam area tertentu. Memotret tekstur
dianggap
berhasil
mengkomunikasikan
bila
sedemikian
pemotret rupa
dapat
sehingga
pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar. •
Pattern Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni
dalam
gambar.
Tapi,
terlalu
banyak
keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan
variasi
yang
mampu
menangkap
perhatian pemerhati. Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar
50
cenderung
kurang
kesan
kedalamannya
dan
memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol. Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat anda gunakan dalam dasar teknik fotografi, adalah sebagai berikut: 1) Rule of thirds Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum. Format : Horizontal atau Vertical. Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/ horizontal atau vertical/ portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertical dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik. 2) Keep it simple Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian.
51
Umumnya makin ramai sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya. 3) Picture scale Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian.
Dengan
pemotretan
landscape
atau
monumen, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala. 4) Horizons Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh. 5) Leading lines Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garisgaris ini berbentuk garis-garis yang terlihat secara fisik
52
misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi. 6) Be different Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik. 7) Colour Membuat
bagian
dari
gambar
menonjol
dari
background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background. 8) Framing Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subjek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subjek. 9) Shooting position Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang monoton, cobalah merubah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subjek.
53
10) Number of subject Pemotretan dengan banyak subjek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subjek yang berbeda diantara sekian
banyak
subjek
tersebut.
Berbeda
diartikan
berbeda gerakan, bentuk dan warna.
2.1.10. Tinjauan Tipografi pada Media Publikasi Menurut Allan Haley dalam bukunya "ABC's of Type" bahwa tipografi berasal dari kata Typo yang berarti tulisan dan Graphos yang berarti Gambar. Jadi, tipografi adalah suatu proses seni didalam menyusun bahan publikasi dengan menggunakan huruf cetak. Latar belakang tipografi atau ilmu tentang huruf dimulai sejak usaha manusia untuk menuangkan pesanpesan yang ingin disampaikan kepada orang lain melalui tulisan. Sebagai media penyampaian informasi, tipografi harus benarbenar berfungsi. Ide harus mampu diekspresikan melalui pilihan huruf yang mudah terbaca. Selain mudah terbaca, pilihan huruf juga harus menarik dan menciptakan gaya dan karakter yang menjadi karakteristik subjek yang diiklankan. Berikut beberapa karakteristik dari huruf yang memiliki fungsi tertentu dan makna yang tersirat sebagai pemberi pesan yang berbeda pada setiap huruf yang dipakai, adalah sebagai berikut:
54
1. Anatomi Huruf Dalam bukunya "Tipografi untuk Desain Grafis", Adi Kusrianto mengatakan ada dua aspek dasar dari anatomi sebuah huruf yang perlu diketahui, yaitu: a) Hal yang bersangkutan dengan dimensi fisik yang berhubungan secara teknis misalnya bagaimana untuk mengukur huruf itu baik lebar maupun tingginya. Jika hendak menyatakan ukuran dari satu huruf, kata atau baris maka dari manakah ukuran itu dimulai, dan satuan ukuran apakah yang baku untuk menyatakan ukuran tersebut. Dari segi praktek dapat diterapkan ukuran-ukuran tadi pada program komputer yang akan menata set dari karakter tersebut. b) Berhubungan dengan bentuk, konstruksi dan penampilan secara fisik dari masing-masing karakter. Untuk menyebut bagian-bagian dari karakter diperlukan pengenalan terhadap istilah-istilah agar dapat mengungkapkan pendapat dan penilaian tentang huruf tersebut. Anatomi dari sebuah huruf terdiri atas : a) Baseline, garis maya lurus horizontal yang menjadi batas bagian terbawah dari setiap huruf besar. b) Capline, garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas setiap huruf besar. c) Meanline, garis maya lurus horizontal yang menjadi batas dari bagian teratas dari badan setiap huruf kecil. d) X-height, jarak ketinggian dari baseline sampai ke meanline. X-height merupakan tinggi dari badan huruf kecil. Cara termudah mengukur ketinggian badan huruf kecil adalah dengan menggunakan ‘x’ . e) Ascender, bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di antara meanline dan capline.
55
f) Descender, bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline. 2. Pengelompokan Huruf Menurut Adi Kusrianto, pengelompokan huruf dapat dikelompokkan menjadi: a. Pengelompokan menurut kaitnya Pengelompokan huruf yang paling utama adalah sesuai dengan ada tidaknya counterstroke atau garis kait pada setiap ujungnya. Pengelompokan ini memisahkan antara huruf serif (berkait) dan sans serif (tidak berkait), adalah sebagai berikut: 1) Huruf serif, memiliki garis-garis serif yang disebut counterstroke pada ujung hampir semua letter. Garis-garis kecil itu posisinya berdiri horizontal terhadap badan huruf. Huruf serif dikenal lebih legible dan readable karena garis-garis horizontal pada masing-masing kaki huruf itu membantu menuntun pandangan mata pembaca pada baris teks yang sedang dibaca. Contoh huruf serif antara lain : Times New Roman. 2) Huruf Sans Serif adalah huruf yang tanpa garis kait, huruf ini memiliki sifat yang streamline, fungsional dan kontemporer. Dalam perkembangannya huruf sans serif semakin banyak dibuat walaupun jumlahnya tidak sebanyak huruf serif. Alasannya karena huruf yang tidak memiliki kait ini dirasakan kurang legible dan readable jika dipasang pada baris-baris teks yang panjang. Contoh huruf serif antara lain : Arial, Tahoma. b. Pengelompokan sesuai kemiripan anatominya 1) Huruf Roman, jenis huruf ini memiliki ciri ketebalan huruf yang tidak sama, ada bagian yang dibuat lebih tebal dan bagian lainnya dibuat tipis. Contoh : Times New Roman, Bremen, Futura. 2) Huruf Gothic, jenis huruf ini memiliki bagian yang sama tebalnya baik pada bagian yang lurus maupun yang melengkung, stroke maupun bar. Contoh : Courier, Century Gothic, Arial.
56
3) Huruf Text, huruf ini memiliki ketebalan garis-garis yang ringan serta tidak memiliki face yang lebar. Jenis huruf ini dipergunakan untuk body teks. Contoh : Gillsans. 4) Huruf Block, huruf ini memiliki ketebalan stroke yang sangat mencolok, biasanya digunakan untuk penulisan judul, sebagai huruf display, dan penempatannya tidak tepat sebagai huruf teks. Contoh : Arial Black, Bremen. 5) Huruf Script, jenis huruf ini diambil dari coretan tulisan tangan, namun pada perkembangannya tidak semua tipe tulisan tangan termasuk script karena jenis huruf ini berkembang secara lebih luas menjadi freehand dengan berbagai macam coraknya. Contoh : Brush Script. 6) Huruf Italic, jenis huruf ini memiliki stroke yang yang tidak berdiri tegak melainkan memiliki derajat kemiringan ke kanan. Contoh: Bazooka, Eras Demi. 3. Pemilihan Typeface Menurut Don Dewsnap dalam bukunya "Desktop Publisher's Easy Type Guide", sekarang ini proses membaca adalah suatu bentuk komunikasi visual yang paling populer. Selain membaca suatu pesan (lewat tulisan),
orang
akan
lebih
dulu
terbiasa
dengan
memahami bentuk visual daripada apa yang dilihat dan kemudian baru memahami apa yang dilihat. Dalam desain tipografi untuk penerbitan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : a. Sifat mudah dibaca (legibility), merupakan penekanan apakah huruf tersebut dapat jelas terbaca atau tidak. Karena jenis huruf tertentu yang indah bentuknya tetapi apabila diaplikasikan dalam susunan teks terutama dengan point kecil
57
b. c.
d. e. f. g. h.
menyebabkan kesulitan dalam membaca huruf tersebut. Jelas/jernih (clarity), adalah kejernihan huruf, dimana sebuah huruf harus memiliki fungsi tertentu yaitu harus jelas dan mudah dibaca. Sifat dapat dibaca (readability), merupakan kualitas dari jenis huruf tersebut, mirip dengan clarity dan legibility tetapi lebih kepada pemilihan huruf yang sesuai untuk sebuah teks. Estetis, merupakan pengutamaan seni keindahan pada sebuah huruf seperti huruf dengan banyak banyak ukiran dan lengkungan. Kesesuaian (appropriateness). Pemilihan huruf harus disesuaikan dengan kebutuhan desain sehingga tidak terlalu mendominasi. Keterlihatan (visibility), yaitu apakah jenis huruf tersebut dapat terlihat strukturnya secara menyeluruh. Memiliki kekhasan yang merefleksikan karakter institusi. Konsistensi (dalam batas tertentu tidak berubah).
Menurut Don Dewsnap, dalam suatu penerbitan harus
memperhatikan
penataan
susunan
paragraf,
seperti : a. Horizontal Spacing, yaitu mengendalikan isi dari sebuah kolom dengan mengatur lebar jarak antar karakter serta jarak antar kata. b. Kerning, adalah pengaturan celah antara hurufhuruf dalam suatu susunan paragraf dan bersifat mengharmoniskan hubungan antara huruf tertentu yang apabila didekatkan dengan huruf lainnya akan terdapat sebuah celah atau ruang yang berlebihan. c. Tracking, adalah cara lain untuk mengatur jarak antara huruf, yaitu dengan mengatur spasi rentang teks yang terpilih, suatu baris teks ataupun keseluruhan dalam sebuah paragraf atau blok teks. d. Caracter Width, yaitu mengatur lebar dan sempitnya penampang huruf dan membantu untuk menempatkan teks agar sesuai dengan halaman.
58
e. Vertical Spacing Control, yaitu berperan dalam membantu proses kenyamanan dalam membaca. f. Leading, yaitu pengaturan jarak antar baris atau untuk mengontrol lebar jarak yang diberikan antara body clearance suatu baris dengan batas ascender pada baris berikutnya. g. Inter Paragraf Setting, yaitu untuk memberikan tanda perpindahan dari satu paragraf dengan paragraf lain, pada body teks, dan juga untuk menonjolkan judul paragraf yaitu Sub Head dan jenis format lain yang ada pada suatu paragraf.
2.1.11 Metode Penelitian Pengumpulan data tentang Mekarsari yang saya peroleh dari observasi kunjungan langsung ke Mekarsari. Melalui data tertulis dan foto-foto yang langsung saya ambil disana. Dan juga ditambah dari informasi-informasi data Mekarsari dari alamat web resmi mereka di internet. Banyak data dan dokumentasi dari mereka yang tercantum di website mereka. Selain itu juga saya mencoba untuk mencari data lebih dalam lagi mengenai hal seputar pertanian dan buah-buahan, yaitu dari buku, majalah, dan tanya langsung ke pakar pertanian atau yang ahli di bidang tersebut, salah satunya saya mengambil data dari Universitas Padjajaran, khususnya pada fakultas pertaniannya.
59
2.2 Analisa Data 2.2.1. Gambaran Institusi Berikut adalah data-data informasi dari Perusahaan Mekarsari Amazing Tourism Park yang penulis dapat sebagai gambaran institusi yang menjadi subjek utama dalam karya Tugas Akhir penulis: A. Tentang Mekarsari Profil Mekarsari Amazing Tourism Park: Manajemen
: PT Mekar Unggul Sari
Pengelola
: Mekarsari Amazing Tourism Park
Alamat
: Jl. Raya Cileungsi – Jonggol Km. 03, Kab. Bogor 16820. Tlp. (021) 8231822-24, (021) 823181113 Fax. (021) 8231825
Bidang Usaha
: Agro wisata dan Konsultan
Website
: www.mekarsari.com
Email
:
[email protected]
Aktivitas
: 1. Agrowisata 2. Kebun bibit 3. Penelitian 4. Pemeliharaan 5. Pelatihan
60
Luas Kebun
: 264 Hektar
Koleksi Tanaman
: Lebih dari 100,000 tanaman yang terdiri dari 78 family, 362 spesies, 1,463 varietas, 37,000 pohon.
Konsep
: Rekreasi dikelilingi kebun buah tropis yang menakjubkan.
Posisioning
: 1. Konservasi 2. Reboisasi 3. Pendidikan 4. Rekreasi
Misi
: Meningkatkan daya tarik wisata Mekarsari Amazing Tourism Park melalui mutu dan nilai pelayanan, wahana wisata dan hiburan.
B. Mekarsari Amazing Tourism Park Mekarsari Amazing Tourism Park (MATP) merupakan salah satu pusat pelestarian keaneka ragaman hayati (plasma nutfah) buah-buahan tropika terbesar di dunia, khususnya jenis buah-buahan unggul yang dikumpulkan dari seluruh daerah di Indonesia. Selain kegiatan pelestarian, dilakukan juga penelitian budidaya (agronomi), pemuliaan
61
(breeding), dan perbanyakan bibit unggul untuk kemudian disebarluaskan kepada petani dan masyarakat umum. Taman seluas 264 hektar ini juga dilengkapi dengan sarana
wisata
untuk
wisatawan
nusantara
maupun
mancanegara. Wisata di tengah taman buah didukung oleh berbagai wahana yang mendekatkan pengunjung kepada alam, seperti : Wisata Kanal, Kids Fun Valley, Country Side, Wahana Melon, Wahana Salak, Konservasi Rusa Tutul, Wahana Air, Outbound, dan masih banyak lagi yang lainnya. C. Konsep 4-Si Taman
Wisata
Mekarsari
merupakan
tempat
merupakan
tempat
pelestarian Flasma Nutfah. 1) Konservasi Taman
Wisata
Mekarsari
pelestarian Flasma Nutfah (keanekaragaman hayati) tumbuhan,
khususnya
buah-buahan.
Setiap
jenis
tumbuhan yang dilestarikan di Taman Wisata Mekarsari mempunyai
keistimewaan
masing-masing
untuk
menunjang lingkungan hidup, misalnya: a. Tahan terhadap kondisi kekeringan, contoh: jambu mete, asam jawa, mangga, dan lain-lain.
62
b. Perakaran dalam dan kuat untuk mencegah erosi serta
dapat
menyimpan
air,
contoh:
nangka,
cempedak, dan lain-lain. c. Tajuk yang rimbun penghasil oksigen dan pengatur kelembaban udara, contoh: menteng, jambu mawar, dan lain-lain. d. Tempat berkembang biak satwa misalnya burung, kupu-kupu, binatang kecil, contoh : kersen dan salam. e. Penyubur tanah dan mikroorganisme tanah, contoh : senggon dan petai, saga. 2) Reboisasi Taman Wisata Mekarsari adalah pusat pembibitan dan tempat penyebarluasan tanaman yang bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup. Taman Wisata mekarsari menyediakan bibit-bibit unggul untuk memenuhi kebutuhan suatu daerah dalam memperbaiki lingkungannya, sebagai contoh: penghijauan daerah gersang (Gunung Kidul) dengan pohon jambu mete yang dalam kurun waktu 10 tahun telah merubah kondisi lingkungannya menjadi lebih hijau,
lebih
sejuk,
konservasi
air,
meningkatkan
kesuburan tanah dan menunjang kehidupan satwa kecil yang ada disekitarnya.
63
3) Pendidikan Mekarsari Amazing Tourism Park (MATP) merupakan tempat pelatihan generasi muda untuk lebih mengenal tumbuh-tumbuhan dan mencintai alam sekitar. Kegiatan ini antara lain : a. Siswa/i
TK
sampai
SD
memanfaatkan
kebun
pembibitan untuk belajar menanam tanaman yang baik sambil berwisata. b. Siswa SMP sampai SMU belajar praktek perbanyakan secara vegetatif dan kultur jaringan. c. Mahasiswa dan para peneliti melakukan eksperimen dan breeding. d. Petani
dan
Penyuluh
dapat
memperdalam
pengetahuan mengenai budidaya tanaman. 4) Rekreasi Taman
Wisata
Mekarsari
merupakan
tempat
ekowisata yang bernuansa alam dan menumbuhkan rasa kepedulian akan lingkungan. Taman Wisata Mekarsari didesain dengan pola kebun yang berbentuk daun lamtorogung, konsep back to nature dan dengan nuansa alam tropis khas Indonesia yaitu danau, sawah, kolam
64
ikan, ternak, kebun buah-buahan, kebun sayuran, dan hamparan rumput hijau di bawah rimbunnya pepohonan. 5) Indonesia Eco-Schooling Anak-anak kita adalah generasi yang paling akan merasakan dampak dari menurunnya kualitas lingkungan hidup. Tujuan dan konsep Indonesia Eco-Schooling: a. Tujuan: 1. Melindungi tanaman langka Indonesia. 2. Mengurangi dampak pemanasan global sekaligus mendukung program reboisasi pemerintah. 3. Mengedukasi anak usia sekolah agar peduli dan cinta terhadap lingkungan. b. Konsep: 1. Memanfaatkan lahan di sekolah sebagai lokasi konservasi. 2. Pendidikan tentang lingkungan hidup. 3. Kemitraan Manajemen yang berkesinambungan c. Susunan organisasi Indonesia Eco-Schooling: Pelindung
: Hari Tanjung, SIK, MM
Penanggung Jawab
: Tama Sinulingga Indradewi Triratna
Public Relation
: Tablighina Atiyyatul
Sponsorship
: Ignatius H Widyananto
65
Devi Mutia Promosi
: Yuliati Ferry : Dendy Sutrisna
Art dan Design d. Indonesia Eco-Schooling Bukan
hanya
hewan
yang
menjadi
langka,
tumbuh-tumbuhan Indonesia seperti bisbul, buah nona, gandaria, sawo kecik, mundu, kapulasan dan berbagai jenis tumbuhan lain kini semakin jarang kita jumpai. Bahkan bila kita tidak melindunginya, bukan mustahil
tumbuh-tumbuhan
ini
bisa
mengalami
kepunahan. Oleh karena itu dibutuhkan tindakan nyata melalui program konservasi jangka panjang. Untuk menanggulangi dampak pemanasan global yang sudah menjadi masalah dunia saat ini dan sejalan dengan program pemerintah Indonesia, maka perlu
dilakukan
penanaman
pohon
sebanyak-
banyaknya atau yang dikenal sebagai program reboisasi. Anak-anak kita adalah generasi yang paling akan merasakan
dampak
dari
menurunnya
kualitas
lingkungan hidup. Untuk itu perlu ditanamkan sejak
66
dini kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya. 6) Event Mekarsari a. Olimpiade Kesenian Nusantara b. Bondan Prakoso & Fade 2 Black c. Family Fruity Walk d. Amazing Imlek e. Malam Tahun Baru f. Extreme Paddy Village g. Festival Corat Coret h. Festival Danau i.
Program Family Touch
j. Demo Agro Gratis k. Family Homy Camp l.
Hip Hip Hura SCTV
m. Pameran Bonsai 2010 n. Kompetisi Corat Coret o. Dunia Bermain p. Pesta Danau q. Special Show
67
7) Paket dan Fasilitas Wisata a. Paket Wisata Nikmati serunya menanam, wisata kebun melon, salak dan belimbing. Wisata edukasi alam dan tanaman sambil berekreasi,
kembali ke tradisi
bangsa dan menikmati suasana alam pedesaan, wisata edukasi Peduli lingkungan, mengolah hasil alam menjadi bermanfaat, menelusuri kekayaan koleksi
tanaman
langka
Mekarsari,
bersahabat
dengan alam. Serunya menghabiskan acara bersama dengan nuansa alam terbuka dengan orang-orang tercinta di tengah kebun dengan suasana berbeda. Taman acara yang tematik berkapasitas luas tersedia untuk acara
gathering
bermain
beragam
permainan
berwawasan lingkungan, budaya dan ketangkasan. •
Back To The Green World
•
Paket Pintar
•
The Tropical Camp
•
The Bamboo's Life
•
Science Package
•
Play 'n Play
•
Paddy Village
68
•
From Mountain To The Sea
•
Back To The Green World
•
Atmosphere Fiesta
b. Fasilitas Wisata Untuk menambah semarak dan kenyamanan anda berwisata di Taman Wisata Mekarsari disediakan beberapa fasilitas pendukung berupa properti wisata. •
Senam Pagi Mekarsari
•
Pesta Kebun
•
Family Tour
•
Family Train Youth Farmer Club (YFC) adalah suatu wadah
di Taman Wisata Mekarsari bagi komunitas anak yang peduli dan cinta lingkungan. Bersama Taman Wisata Mekarsari (TWM) anak-anak dan remaja dimanja dengan berbagai kegiatan rekreasi yang sarat dengan muatan edukasi. Hal ini sesuai dengan Misi TWM untuk terus mengawal program-program TWM dalam 4’Si” (Konservasi, Reboisasi, Edukasi dan Rekreasi). Salah satu program yang ditawarkan bagi generasi muda Indonesia adalah Youth Farmer Club (YFC). Club ini mewakili TWM dalam kepeduliannya agar
generasi
muda
tetap
memperhatikan
69
Lingkungannya,
dan
menyatakan
kepeduliannya
secara aktif dengan turut memelihara, menjaga dan melestarikan alam dan lingkungan Hidup, sedikitnya pada area disekitarnya ia tinggal. YFC, adalah komunitas anak muda yang dibina oleh TWM dan rutin menyelenggarakan acara bagi para anggotanya dan juga bagi masyarakat umum. Sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR), Youth Farmer Club secara aktif memberikan informasi dan pembelajaran tentang cara-cara yang mudah dan sederhana bagi para anggotanya untuk menjalankan program penghijauan, dan juga gaya hidup 3 R (Reduce, Reuse, Recycle). Tujuan YFC : a. Mendidik generasi muda yang memahami masalah Lingkungan Hidup disekitarnya. b. Memberikan banyaknya
informasi tentang
yang
sebanyak-
pentingnya
(dan
mudahnya) menjalankan gaya hidup “cinta lingkungan”. c. Mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk secara aktif memelihara dan menjaga Lingkungannya dan mampu menjadi ‘duta’ Lingkungan hidup.
70
8) Zona Wisata Terdapat 5 zona wisata di dalam area Mekarsari Amazing Tourism Park yang dapat dikunjungi dan dijelajahi oleh para pengunjung. Dengan beragam karakteristik di setiap zona membuat tempat wisata ini sangatlah kaya akan informasi dan pengetahuan. Berikut kelima zona tersebut: 1. Central Park Areal luas dengan hamparan rumput hijau dan rangkaian tanaman bunga yang tertata apik dan segarnya gemercik air dengan latar belakang Bangunan Air Terjun yang mempesona. 2. Family Walk Wahana bermain untuk anak-anak dengan suasana alam yang segar, ditambah dengan pemandangan kebun yang begitu indah. Rasakan indah dan nyamannya wisata area ini. 3. Mediterannean Nikmati pengalaman berwisata ke Taman Mediteran sambil mempelajari koleksi kekayaan tanaman
buah
dan
kebudayaan
masyarakat
kawasan mediteran dan berwisata di Rumah
71
Pohon seakan membawa kita menikmati sensasi kehidupan di alam bebas yang penuh petualangan, dikelilingi hijaunya perkebunan buah, udara yang sejuk
dan
lingkungan
yang
asri
dan
alami
membawa anda lebih dekat dengan alam sekitar. 4. Green Land Areal Nursery selain menyajikan indahnya bibit-bibit tanaman juga tidak hanya menanam, dapatkan
informasi
edukatif
mengenai
cara
pembuatan media tanam, cara perawatan tanaman dan lain-lain. Tidak hanya koleksi plasma nutfah buah-buahan konservasinya,
tropis,
sesuai
Mekarsari
dengan
juga
konsep
menyediakan
koleksi salah satu fauna Indonesia yang dilindungi yaitu rusa tutul. 5. Wisata Air Jejak langkah yang terukir diatas rerumputan pulau
Mekarsari
dengan
melewati
sebuah
jembatan gantung seolah berada di dimensi keindahan, dimana alam begitu indah mempesona serta sabut kelapa outbound Taman Wisata Mekarsari
(SKO-TWM)
menciptakan
nuansa
72
Edutainment
dan dapat menikmati hangatnya
suasana kebersamaan serta kekeluargaan.
2.2.2. Gambaran Karakter Target Dalam
proyek
tugas
akhir
ini
penulis
memilih
dan
menentukan siapa yang menjadi target pemasaran atas media publikasi Mekarsari yang akan dibuat. Yaitu usia dewasa antara ± 25-50 tahun seperti (orang tua, kalangan pengusaha, pendidik). Karena mereka yang mencari banyak informasi di Taman Wisata Mekarsari ini sebagai sumber bisnis dan ilmu pengetahuan yang diwariskan kepada anak-anak, sekaligus sebagai tempat rekreasi keluarga untuk mengajak anak-anaknya bermain dan belajar. Sehingga target yang dituju untuk dijadikan patokan segala konsep dan usur desain komunikasi visual adalah dengan memberikan visual yang sangat menarik perhatian mereka melalui media promosi yang akan dibuat, agar tertarik untuk berkunjung dengan mengajak anak-anaknya sebagai tempat wisata sekaligus tempat mencari ilmu.
2.2.3. Data Kompetitor Berikut beberapa kompetitor yang menjadi pertimbangan dalam membandingkan pesaing dari taman buah nasional maupun Internasional terhadap Taman Buah Mekarsari. A. Taman Buah di Australi (Tropical Fruit World)
73
Dunia Buah Tropis - rumah varietas buah tropis. Buka setiap hari dari 10:00 sampai 04:30 Eastern Time Standar,
kecuali
Hari
Natal.
Masuk
ke
Pavilions
Perkebunan adalah gratis. Di sini Anda dapat membeli buah-buahan segar kita tropis dan icecreams, minuman dan makan siang lezat. Ditambah perawatan kulit yang terkenal alam kita dan produk gourment. Terdapat fasilitas lain yaitu perkebunan safari, naik kereta mini, perahu pesiar, pulau harta karun, fauna taman dan dapat mencicipi buah. Harga tiket masuk $44,00 untuk Dewasa, $25,00 untuk anak-anak 4-16 tahun dan konsesi $35,00. Paket Keluarga untuk 2 Dewasa dan 2 Anak-anak adalah $110,00 atau 2 orang dewasa dan 3 anak-anak adalah $120,00.
Gbr. 2.1.32 Plantation Safari
Gbr. 2.1.34 Fauna Park
Gbr. 2.1.33 Fruit Market
Gbr. 2.1.35 Treasure Island
74
Berikut tampilan website dari Taman Buah di Australi (Tropical Fruit World) :
Gbr. 2.1.36 Website Taman Buah Tropis Australia Sumber: http://www.tropicalfruitworld.com.au
75
B. Taman Buah di Jepang (Fruit Park)
Gbr. 2.1.37 Website Taman Buah Jepang (Fruit Park) Sumber: http://e-fruitpark.com/index.html
76
2.2.4. Kondisi Media Komunikasi Visual Kondisi media komunikasi visual di Mekarsari masih tergolong sangat kurang, kurang disini dimaksukan bahwa, kurang banyak tersebar secara luas dan up to date serta kurang menarik perhatian yang menjadi ciri khas dari Mekarsari, bentuk visual yang masih kurang bagus dalam arti kesatuan (unity) yang kurang kuat dan nampak. Penempatan dan jenis media promosi juga masih kurang banyak. Jadi terkesan kurang terlihat image Mekarsari sebagai taman buah tropis terbesar di dunia. Pemilihan media promosi lini atas yang dapat mencakup banyak pengunjung pun juga tidak dipublikasikan dengan baik dan kurang maksimal. Sehingga perlu adanya banyak perubahan untuk meningkatkan kualitas dan promosi dari Mekarsari Amazing Tourism Park ini khususnya dalam perubahan ulang desain Corporate Identity dan media publikasinya.
2.2.5. Analisa S.W.O.T, Positioning, USP Dalam bagian ini sangatlah berpengaruh dalam membahas masalah yang terjadi pada subjek utama dari Tugas Akhir penulis, yaitu menganalisa dari berbagai sudut pandang masalah yang terjadi
pada
Perusahaan Mekarsari
Amaing
Tourism
Park.
Sehingga diperoleh analisa masalah yang tepat dari beberapa fakta yang terjadi di lapangan. Berikut penjelasan tentang analisa
77
(S.W.O.T), Positioning dan USP (Unique Selling Point) yang dimiliki oleh Mekarsari Amaing Tourism Park. A. Analisa S.W.O.T Berikut kelemahan
ini
adalah
analisa
(weakness),
peluang
kekuatan
(strenght),
(opportunity),
dan
hambatan (threat), atau bisa disingkat dengan istilah S.W.O.T, dari Mekarsari Amaing Tourism Park: 1. Kekuatan (strenght) •
Taman buah tropis terbesar di dunia.
•
Sarana
edukasi
khususnya
di
bidang
pembudidayaan tanaman buah, cara memetik dan segala informasi tentang buah-buahan. •
Tempat wisata yang dikelilingi dengan taman buah.
•
Sarana rekreasi, berbagai macam fasilitas bermain yang menjadi sarana rekreasi bagi keluarga.
•
Lahan bisnis yang besar dengan mencari bibit tanaman unggul yang telah disediakan untuk dipasarkan.
2. Kelemahan (weakness) •
Media publikasi dan promosi yang sangat minim.
•
Desain corporate identity yang masih kurang menarik dan maksimal dalam kesamaan unity-nya.
78
•
Ornamen / ciri khas / icon Merkarsari yang masih kurang terlihat.
•
Kurangnya media promosi above the line.
•
Informasi mengenai segala hal tentang perubahan terbaru dan pengadaan event terkini di Taman Wisata Mekarsari ini kurang ter-expose dengan baik, sehingga banyak masyarakat Indonesia khususnya
yang
ada
di
Pulau
Jawa
tidak
mengetahui akan hal itu. 3. Peluang (opportunity) Sarana rekreasi dan wisata keluarga saat ini sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat Indonesia khususnya
yang
ada
di
Pulau
Jawa.
Karena
kesibukan pada masing-masing anggota keluarga, semakin padatnya lingkungan, ramainya aktivitas menyebabkan kepenatan pikiran dan jiwa maupun raga mereka, sehingga menuntut timbulnya keinginan untuk merencanakan mencari sebuah tempat rekreasi atau wisata bersama keluarga. Selain itu kesibukan tiap
anggota
menyebabkan
kurangnya
aktivitas
berkumpul dan bermain bersama keluarga. Maka peluang untuk mempromosikan sebuah tempat wisata sangatlah perlu dikembangkan dan
79
dipublikasikan secara luas, tapat dan maksimal. Agar mendapat
keunggulan dalam persaingan antar
tempat wisata lainnya. Maka dari itu kekuatan media serta strategi promosi yang gencar sangat diperlukan dan menjadi andalan perusahaan, salah satunya yaitu dengan memperkuat kesatuan (unity) dari Corporate Identity perusahaan tersebut supaya image khas yang dimiliki dapat menonjol serta dapat menarik perhatian dan selalu diingat khalayak umum untuk memilih dan berkunjung ke tempat wisata tersebut. 4. Hambatan (threat) Beberapa faktor penghambat yang terjadi adalah sebagai berikut: •
Faktor
biaya
merupakan
hambatan
dalam
pembuatan perancangan Corporate Indentity yang maksimal,
penyebaran
media
promosi
yang
banyak, pempublikasian setiap event yang ada dan atau yang akan diselenggarakan harus selalu (up to date) untuk menarik banyak perhatian pengunjung. •
Mahalnya pembuatan iklan televisi komersial (TVC) untuk mengiklankan tempat wisata tersebut
80
secara luas, serentak dan menyeluruh ke seluruh Indonesia. •
Banyaknya
pesaing
tempat
wisata
menarik
lainnya, yang memiliki potensi cukup besar dan lokasi cukup terjangkau yang ada di Indonesia khususnya di Pulau Jawa. B. Positioning Analisis Positioning terdiri dari beberapa strategi ialah sebagai berikut: 1. Objektif atau tujuannya adalah untuk mengubah brand image
dari
Taman
Wisata
Mekarsari
Amazing
Tourism Park ini menjadi lebih modern, menarik dan memiliki kesatuan dari desain Corporate Identity khas kuat yang beda dengan tempat wisata lainnya, serta meningkatkan promosinya. 2. Sasaran atau target pemasaran pada khususnya adalah orang tua dan pengusaha, pada umumnya adalah khalayak masyarakat. 3. Keuntungan kompetisinya adalah diharapkan dapat mengubah image dan kesan serta mengembangkan promosional Tourism Park.
Taman
Wisata
Mekarsari
Amazing
81
C. USP (Unique Selling Point) Analisis USP (Unique Selling Point) dapat dilihat berdasarkan objek atau suatu bentuk fisik dari Mekarsari Amazing Tourism Park yang memiliki daya jual dan ciri khas tersendiri dari tempat wisata tersebut, yaitu: 1. Icon buah yang menjadi ciri khas Mekarsari Amazing Tourism Park sebagai taman buah tropis terbesar di dunia. 2. Kegiatan khas seputar buah-buahan dan tanaman yaitu konservasi, reboisasi, pendidikan, serta rekreasi yang ada di dalam arena Mekarsari Amazing Tourism Park. 3. Rekreasi yang dikelilingi taman buah tropis yang menakjubkan.