BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Perputaran Kas Setiap
perusahaan
dalam
menjalankan
usahanya
selalu
membutuhkan kas. Kas diperlukan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Pengeluaran kas untuk suatu perusahaan dapat bersifat terusmenerus atau kontinyu, misalkan pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran upah buruh dan gaji, dan lain sebagainya. Tetapi disamping itu juga ada aliran kas keluar (cash out flow) yang bersifat tidak kontinyu atau bersifat intermittent misalnya pengeluaran untuk membayar bunga, devident, pajak penghasilan atau laba, pembayaran angsuran utang, pembelian kembali saham perusahaan, pembelian aktiva tetap dan lain sebagainya. Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas masuk (cash inflow) di dalam perusahaan. Seperti halnya pada cash out flow, dimana cash inflowpun terdapat aliran aliran yang bersifat kontinyu dan yang bersifat intermittent. Penerimaan dan pengeluaran kas dalam perusahaan
akan
berlangsung
terus
menerus
selama
hidupnya
perusahaan.15
15
Bambang Riyanto, Dasar-dasar (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm.93.
Pembelanjaan
18
Perusahaan,
Edisi
Keempat,
19
Dan berikut ini beberapa sumber
penerimaan kas yang dapat
dipenuhi diluar pinjaman yang disediakan kreditor yaitu : a. Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya, baik berupa barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang kas. b. Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan. Terutama piutang yang sudah jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat penerimaan kas. c. Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap yang dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktif lagi. d. Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham yang belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat pembayarannya dilakukan secar tunai. e. Pengeluaran surat utang jangka pendek, dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak lebih dari 1 tahun. f. Pengeluaran surat utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat utang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun.
20
g. Penerimaan dari sewa, sumber ini diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap aktiva yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu. h. Penerimaan dari sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal ini sering terjadi. i. Pengembalian kelebihan pajak. Arinya, adanya kelebihan pembayaran pajak masa lalu akibat salah perhtungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan. j. Dan bentuk penerimaan lainnya.16 Dalam ulasan ekonomi klasik, John Maynard Keynes membagi kebutuhan akan kas perusahaan, atau unit ekonomi apapun, ke dalam tiga kategori : a. Motif transaksi, saldo yang dipegang untuk transaksi memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan kas yang terjadi dalam kegiatan bisnis biasa. b. Motif berjaga-jaga, saldo untuk berjaga-jaga merupakan buffer stock aktiva likuid. Motif memegang kas ini berkaitan dengan usaha menjaga saldo yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mungkin tapi masih belum tentu. c. Motif spekulatif, kas dipegang untuk keperluan spekulatif supaya bias mendapatkan keuntungan dari situasi profit taking yang potensial. 17
16
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, PRENADAMEDIA GROUP), 2015, hlm.195-196.
Edisi ke2,
Cet
ke
4
(Jakarta:
21
Rasio Perputaran Kas (cash Turnover), menurut James O. Gill, digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan ( utang) dan biaya biaya yang berkaitan dengan penjualan.18 πΆππ π ππ’ππππ£ππ =
πππππ’ππππ π
ππ‘π β πππ‘π πΎππ
2. Perputaran Piutang Piutang merupakan bentuk penjualan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dimana pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, namun bersifat bertahap. Piutang itu sendiri beserta barbagai bentuknya Subramanyam dan John J.Wild memberikan pendapatnya sebagai berikut: βpiutang (receivable) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang dan jasa, atau dari pemberian pinjaman uang. Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan bunga. Piutang usaha (account receivable) mengacu pada janji lisan untuk membayar yang berasal dari penjualan produk dan jasa secara kredit. Wesel tagih (notes receivable) mengacu pada janji tertulis untuk membayar.β19
17
Arthur J. Keown, Manajemen Keuangan, Edisi Kesepuluh, Jilid 2, (Jakarta; PT INDEX), 2010, hlm.271-272. 18 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, (Jakarta : Kencana), 2010, hlm.114. 19 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Tanya Jawab, Cet 3, (Bandung : Alfabeta), 2014, hlm.137-138.
22
Pada umumnya suatu perusahan dalam mengadakan penilaian risiko kredit adalah dengan memperhatikan lima C (5C). Prinsip 5C yaitu ; a. Character. Karakter berarti sejauh mana kemampuan calon penerima membayar
utang-utangnya.
Karekter
tidak
memperhitungkan
kemampuanekonomis, tetapi niat baik. Pada beberapa situasi, perusahaan atau seseorang mempunyai kemampuan untuk membayar, tetapi tidak mempunyai itikad untuk melunasi hutangnya. b. Capacity, kapasitas melihat sejauh mana kemampuan keuangan perusahaan atau individu. Kapasitas melihat kemampuan ekonomis seseorang atau perusahaan. c. Capital, capital melihat sejauh mana modal yang dimiliki oleh seseorang atau perusahaan. Pihak dengan modal yang baik mempunyai kemampuan melunasi utang yang lebih baik, cateris paribus. d. Collateral, perusahaan atau pihak yang memberikan jaminan dengan aset tertentu, akan berisiko semakin kecil. Jika perusahaan tidak bisa melunasi, barang yang dijaminkan bisa dijual dan dipakai untuk melunasi kewajibannya. e. Condition, kondisi ekonomi akan menentukan kemampuan perusahaan melunasi utangnya. Jika kondisi ekonomi jelek20, sehingga kondisi keuangan perusahaan juga tidak baik , maka kemungkinan perusahaan tidak bisa melunasi utangnya akan semakin besar.
20
Mamduh M Hanafi , Manajemen Keuanagan, Edisi 1, Cet ke 7, (Yogyakarta:BPFE, 2004), hlm.561-562.
23
Dalam rangka usaha untuk memperbesar volume penjualannya kebanyakan perusahaan besar menjual produknya dengan kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan, dan barulah kemudian pada hari jatuhnya terjadi aliran kas masuk (cash inflow) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Dengan demikian maka piutang (receivable) merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja, yaitu kasο inventoryο piutangο kas. Dalam keadaan yang normal dan dimana penjualan pada umumnya dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari pada inventory, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. Adapun faktor yang-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya investasi dalam piutang . dapatlah disebutkan sebagai berikut ; a. Volume penjualan kredit, makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya berarti bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang makin memperbesar risiko, tetapi bersamaan dengan itu juga memperbesar βprofitabilityβnya.
24
b. Syarat pembayaran penjualan kredit, dapat bersifat ketat atau lunak. Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan profitabilitas. c. Ketentuan tentang pembatasan kredit, dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganan. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. d. Kebijaksanaan dalam mengumpulkan piutang, perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif dalam mengumpulkan piutang akan mempunyai pengeluaran uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang yang menjalankan kebijaksanaannya secara pasif. e. Kebiasaan membayar dari para langganan, ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan menggunakan cash discount, dan ada sebagian lain yang tidak menggunakan kesempatan tersebut. Perbedaan cara pembayaran
25
ini tergantung kepada cara penilaian mereka terhadap mana yang lebih menguntungkan antar kedua alternatif tersebut.21 Perputaran Piutang (Receivable Turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode. Atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode. Makin tinggi rasio menunjukan bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang makin rendah (bandingkan dengan rasio sebelumnya) dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan makin baik. Sebaliknya jika rasio ini makin rendah, maka ada over investmen dalam piutang. Yang jelas bahwa rasio perputaran piutang memberikan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan penagihan piutang.22 π
πππππ£ππππ ππ’ππππ£ππ =
πππππ’ππππ πππ’π‘πππ
3. Perputaran Persediaan Persediaan merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan. Pada dasarnya persediaan meliputi tiga macam yang utama, adalah (1) persediaan bahan mentah (raw material inventory), (2) persediaan barang setengah jadi (work in process inventory), (3) persediaan barang jadi (finish goods inventory).23
21
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi keempat, (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm.85-87. 22 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, (Jakarta:Kencana), 2010, hlm.114. 23 Indriyo Gitosudarmo dan Basri, Manajemen Keuangan, Edisi Ketiga, (Yogyakarta : BPFE), 1995, hlm.97.
26
Menurut Farah Margaretha ada beberapa keuntungan memiliki persediaan yang cukup yaitu ; a. Adanya kesempatan untuk menjual barang b. Memungkinkan mendapatkan potongan c. Biaya pemesanan dapat dikurangi d. Menjamin kelancaran proses produksi 24. Inventory atau persediaan barang sebagi elemen utama dari modal kerja merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar, dimana secara terus-menerus mengalami perubahan. Masalah investasi dalam inventory merupakan masalah pembelanjaan aktif; seperti halnya investasi dalam aktivaβaktiva lainnya. Masalah penentuan besarnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya investasi dalam inventory yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semuanya ini akan memperkecil keuntungan perusahaan. Demikian pula sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil dalam inventory akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga. Karena kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan full-capacity, 24
Irham fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Tanya Jawab, Cet 3, (Bandung : Alfabeta), 2014, hlm. 246.
27
berarti bahwa βcapital assetβ dan direct laborβ tidak dapat di dayagunakan dengan sepenuhnya, sehingga hal ini akan mempertinggi biaya produksi rata-ratnya, yang pada akhirnya akan menekan keuntungan yang diperolehnya.25 Perputaran Sediaan (Inventory Turnover), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam suatu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (Inventory Turnover). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Makin kecil rasio ini, maka makin jelek, demikian pula sebaliknya.26 πΌππ£πππ‘πππ¦ ππ’ππππ£ππ =
π»ππππ πππππ πππππ’ππππ π
ππ‘π β πππ‘π ππππ ππππππ
4. Debt to equity ratio (DER) Kebijakan hutang merupakan keputusan yang sangat penting dalam perusahaan. Dimana kebijakan hutang merupakan salah satu bagian dari kebijakan pendanaan perusahaan. Kebijakan hutang adalah kebijakan yang diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional perusahaan.27
25
Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, (Yogyakarta: BPFE, 1997), hlm.69. 26 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, (Jakarta : Kencana), 2010, hlm.114. 27 Bambang Riyanto, Dasar-dasar pembelanjaan Perusahaan, Edisi kelima, ( Yogyakarta :BPFE UGM,2004), hlm .98.
28
Keputusan pembiayaan melalui hutang mempunyai batasan sampai seberapa besar dana dapat digali. Biasanya ada standar rasio tertentu untuk menentukan rasio rasio hutang tertentu yang tidak boleh dilampaui. Salah satu rasio pendanaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Debt To Equity Ratio (DER). Debt To Equity Ratio (DER) adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini banyak digunakan untuk menghitung leverage perusahaan. Rasio ini membandingkan total kewajiban (debt) dengan total modal (equity). Rendahnya nilai rasio ini dapat diartikan bahwa hanya sedikit modal yang di danai dengan utang, dan sebaliknya. 28 rumus untuk menghitungnya :
π·πππ‘ π‘π πΈππ’ππ‘π¦ π
ππ‘ππ =
πππ‘ππ π’π‘πππ πππ‘ππ πππππ
dalam persoalan debt to equity ratio ini yang perlu dipahami bahwa tidak ada batasan berapa debt to equity ratio yang aman bagi suatu perusahaan, namun untuk konserfatif biasanya debt to equity ratio yang lewat 66% atau 2/3 sudah dianggap berisiko .29
28
Lukas setia atmaja, Manajemen Keuangan Teori dan Praktik, (Jakarta: Kencana), 2010,
hlm.114.
29
Irham fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Tanya Jawab, Cet 3, (Bandung : Alfabeta), 2014, hlm.71.
29
5. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba (keuntungan) pada tingkat penjualan, aset, maupun modal saham tertentu.30Profitabilitas itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk mengetahui faktor-faktor profitabilitas dalam suatu perusahaan, dapat digunakan rasio keuangan. Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang
mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan. Rasio profitabilitas secara umum ada 4, yaitu gross profit margin, net profit margin, return of investmen (ROI), return on net work (ROE). a. Gross Profit Margin Rasio gross profit margin merupakan margin laba kotor. Mengenai gross profit margin Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston memberikan pendapatnya
yaitu, β margin
laba kotor,
yang
memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok penjualan,
mengukur
kemampuan
sebuah
perusahaan
untuk
mengendalikan biaya persediaan atau biaya operasi barang maupun untuk meneruskan kenaikan harga lewat penjualan kepada pelangganβ. Atau lebih jauh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan bahwa, β 30
Mahmud M Hanafi, Manajemen Keuangan , Edisi 1, Cet ke 7, (Yogyakarta : BPFE, 2014), hlm.42.
30
persentase dari sisa penjualan setelah sebuah perusahaan membayar barangnya; juga disebut margin keuntungan kotor ( gross profit margin)β. Adapun rumus rasio gross profit margin adalah : πΊπππ π ππππππ‘ ππππππ =
πππππ πΆππ π‘ ππ πΊπππ ππππ πππππ
Keterangan : Cost of Good Sold = Harga Pokok Penjualan Sales
= Penjualan
untuk data cost of good sold dan sales dapat dilihat pada income statement ( laporan laba rugi ). b. Net Profit Margin Rasio net profit margin disebut juga dengan rasio pendapatan terhadap penjualan. Mengenai profit margin ini Joel. G. Siegel dan Jae K. Shim mengatakan β (1) margin laba bersih sama dengan laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Ini menunjukan kestabilan kesatuan untuk menghasilkan perolehan pada tingkat penjualan khusus. Dengan memeriksa margin laba dan norma industri sebuah perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya, kita dapat menilai efisiensi operasi dan strategi penetapan harga serta status persaingan perusahaan dengan perusahaan lain dalam industri tersebut. (2) margin laba kotor sama dengan laba kotor dibagi laba bersih. Margin laba yang tinggi lebih disukai karena menunjukan bahwa perusahaan mendapat hasil yang baik yang melibihi harga pokok penjualanβ.
31
Adapun rumus rasio net profit margin adalah: πππ‘ ππππππ‘ ππππππ =
πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯ πππππ
Keterangan: Earning after tax (EAT) = Laba Setelah Pajak
c. Return of investemen (ROI) Rasio return of invstement (ROI) atau pengembalian investasi, bahwa dibeberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis dengan return on asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan. Adapun rumus return on investment (ROI) adalah :
π
ππ‘π’ππ ππ πΌππ£ππ π‘πππ =
πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯ (πΈπ΄π) πππ‘ππ π΄π π ππ‘
Keterangan: Earning after tax (EAT) = Laba Setelah Pajak Total Asset
= Total Modal
32
d. Return on equity (ROE) Rasio return on equity (ROE) disebut juga laba atas equity. Di beberapa referensi disebut juga dengan rasio total asset turnover atau perputaran total asset. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas equitas. Adapun rumus return on equity (ROE) adalah : π
ππ‘π’ππ ππ πΈππ’ππ‘π¦ π
ππΈ =
πΈππππππ π΄ππ‘ππ πππ₯ (πΈπ΄π) πππππππππππ β² π πΈππ’ππ‘π¦
Keterangan: Shareholderβs Equity = Modal Sendiri. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Investment (ROI), karena Rasio ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan.
33
B. Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan penelitian-penelitian terdahulu yang mendukung dalam penelitian ini Penelitian yang dilakukan oleh Moh. Zainul Khaq31dengan variabel independen perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaan dan variabel dependen profitabilitas. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukan bahwa secara parsial dan simultan perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaan secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Mohamad Tejo Suminar32 dengan variabel independen Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Kas dan variabel dependen. Metode analisis data menggunakan regresi linear berganda. Berdasarkan hasil uji
t,
perputaran persediaan mempunyai
pengaruh positif terhadap
profitabilitas (ROA maupun ROE), perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE), sedangkan perputaran kas berpengaruh negatif terhadap (ROA maupun ROE). Hasil uji F atau uji simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE). Dari hasil uji koefisien determinasi menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bebas dan terikat masih lemah.
31
Moh. Zainul Khaq, Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan terhadap Peningkatan Profitabilitas Perusahaan(Studi Kasus PT. Kimia Farma Tbk. Periode 2006-2013), Skripsi, (Pekalongan : STAIN Pekalongan, 2014). 32 Mohamad Tejo Suminar, Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bei Periode 2008-201, Jurnal, (Semarang : Universitas Pandanaran, 2014).
34
Penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Putu Istri Widya Santhi dan Sayu Ketut Sutrisna Dewi.33 dengan variabel independen perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang dan variabel dependen profitabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Diperoleh temuan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Selanjutnya ditemukan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 -2013. Penelitian yang dilakukan oleh Mulyana34 dengan variabel independen Inventory Turnover, Total Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER),Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO), Receivable Turnover (RTO) dan variabel dependen Return OnInvestmnet (ROI). Metode analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Inventory Turnover (ITO), Total Asset Turnover (TATO), 33
I Gusti Ayu Putu Istri Widya Santhi,Sayu Ketut Sutrisna Dewi, Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadapTingkat Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013, Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Bali : Universitas Udayana (UNUD), 2014. 34 Mulyana, Pengaruh Inventory Turnover (ITO), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER),Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Receivable Turnover (RTO) terhadapReturn On Investment (ROI) (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate And Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013), Skripsi, (Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), 2014).
35
Debt to Equity Ratio (DER), Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Receivable Turnover (RTO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROI . Sedangkan Total Asset Turnover (TATO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROI pada Perusahaan Real Estate and Property di BEI periode 2010-2013 pada level of significance kurang dari 5%. Variabel Inventory Turnover (ITO), Debt to Equity Ratio (DER), Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Receivable Turnover (RTO) secara parsial menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI pada Perusahaan Real Estate and Property di BEI. Penelitian yang dilakukan oleh Nike Cahya Ika LM, Isti Fadah, Ana Mufidah35 dengan variabel independen Cash Turnover, Receivable Turnover, Inventory Turnover dan variabel dependen Profitabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dari hasil perhitungan analisis regresi bahwa variable cash turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,000; variabel receivable turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,001; variabel inventory turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,458; dan pengaruh variabel cashturnover, receivable turnover, dan inventory turnover secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,000.
35
Nike Cahya Ika Lm, Isti Fadah dan Ana Mufidah, Analisis Pengaruh Cash Turnover, Receivable Turnover, dan Inventory Turnover terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013) terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2013), Artikel Ilmiah, ( Fakultas Ekonomi-Universitas Jember, 2014).
36
Penelitian yang dilakukan oleh Feryal Agizha36 dengan variabel independen periode perputaran kas, periode perputaran piutang, periode perputaran persediaan, serta periode perputaran hutang usaha dan variabel dependen Return On Asset. Metode Analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa variabel periode perputaran kas tidak berpengaruh signifikan, periode perputaran piutang berpengaruh signifikan, periode perputaran persediaan tidak berpengaruh signifikan, dan periode perputaran hutang usaha tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya periode perputaran piutang yang berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini dikarenakan pada perusahaan manufaktur, piutang yang kembali tepat pada waktunya sesuai dengan syarat penjualan perusahaan lebih besar nilainya. Penelitian yang dilakukan oleh Julkarnain37 dengan variabel independen Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan variabel dependen Profitabilitas. Metode analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik dan selanjutnya pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap 36
Feryal Agizha,Pengaruh Periode Perputaran Kas, Periode Perputaran Piutang, Periode Perputaran Persediaan, dan Periode Perputaran Hutang Usaha Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia), Jurnal, 2013. 37
Julkarnain, Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, danPerputaran Piutang terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaTahun 2008-2011, (Tanjungpinang : Universitas Maritim Raja Ali Haji-, 2012).
37
Return On Investment (ROI), Perputaran Kas berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI). Secara simultan, Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahaan Industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2008-2011. Penelitian yang dilakukan oleh Irman Deni38dengan variable independen pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan dan variable dependen return on assets (ROA). Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil secara parsial atau uji T, variabel perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas sedangkan perputaran persediaan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas. Nilai adjusted R square sebesar 0,194 yang menunjukkan bahwa 19,4% ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan, sedangkan sisanya sebesar 80,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Nina
Sufiana
dan
Ni
Ketut
Purnawati39dengan variabel independent Perputaran Modal Kerja, Perputaran
38
Irman Deni, Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2011, Jurnal, (Riau : Universitas Maritim, 2012). 39 Nina Sufiana, Ni Ketut Purnawati, Pengaruh Perputaran Kas,PerputaranPiutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas, Jurnal Ekonomi dan Bisnis ( Bali : Universitas Udayana (UNUD), 2011).
38
Kas, Perputaran Persediaan, dan variabel dependent profitabilitas. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda, uji F dan uji T. Hasil analisis dari penelitian ini adalah perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. Sedangkan analisis secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas. Dari hasil telaah pustaka, maka penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yaitu objek dari penelitian adalah Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Daftar Efek Syariah (DES). Jumlah variabel 5 variabel yaitu variabel Independen meliputi Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, dan Debt to Equity Ratio (DER) sedangkan variabel dependen Profitabilitas. Dan periode waktunya yaitu 2010-2014.
39
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu No . 1
2
Peneliti/ Tahun Moh.Zainul Khaq (2015)
Penelitian
Pengaruh Perputaran Piutang, Perputaran Kas, dan Perputaran Persediaan Terhadap Peningkatan Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus PT. Kimia Farma Tbk. Periode 2006-2013) Mohamad Tejo Pengaruh Perputaran Suminar Persediaan, Perputaran (2014) Piutang dan Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI Periode 20082013
Variabel
Metode penelitian
Hasil
Regresi linier berganda
Hasil analisis menunjukan bahwa secara parsial dan simultan perputaran piutang, perputaran kas, dan perputaran persediaan secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
X1= Perputaran Persediaan, X2= Perputaran Piutang X3= Perputaran Kas Y= Profitabilitas
Regresi linier berganda
Berdasarkan hasil uji t, perputaran persediaan mempunyai pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE), perputaran piutang berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE), sedangkan perputaran kas berpengaruh negatif terhadap (ROA maupun ROE). Hasil uji F atau uji simultan menunjukkan bahwa secara bersama-sama perputaran persediaan, perputaran piutang dan perputaran kas berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA maupun ROE). Dari hasil uji
39
X1= perputaran piutang X2= perputaran kas X3= perputaran persediaan Y= profitabilitas
40
I Gusti Ayu Putu Istri Widya Santhi dan Sayu Ketut Sutrisna Dewi (2014)
Pengaruh Manajemen Modal Kerja terhadap Tingkat Profitabilitas pada Perusahaan Makanan danMinuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013
X1= Perputaran Kas Regresi linier X2= Perputaran Modal berganda Kerja X3= Perputaran Persediaan X4= Perputaran Piutang Y= Profitabilitas
4
Mulyana (2014)
Pengaruh Inventory Turnover (ITO), Total Asset
X1= Inventory Turnover, X2= Total Asset
Regresi Linear berganda
40
3
koefisien determinasi menunjukkan bahwa hubungan antar variabel bebas dan terikat masih lemah. Hasil penelitan diperoleh temuan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 -2013. Selanjutnya ditemukan bahwa manajemen modal kerja yang terdiri dari perputaran kas, perputaran modal kerja, perputaran persediaan, dan perputaran piutang berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitaspada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010 -2013. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Inventory Turnover (ITO), Total
41
Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Receivable Turnover (RTO) terhadap Return On Investment (ROI)
5
X1= Cash Turnover, X2= Receivable Turnover X3= Inventory
Ragresi Linear Berganda
Asset Turnover (TATO), Debt to Equity Ratio (DER), Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Receivable Turnover (RTO) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap ROI . Sedangkan Total Asset Turnover (TATO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROI pada Perusahaan Real Estate and Property di BEI periode 2010-2013 pada level of significance kurang dari 5%. Variabel Inventory Turnover (ITO), Debt to Equity Ratio (DER), Umur Perusahaan, Cash Turnover (CTO) dan Receivable Turnover (RTO) secara parsial menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROI pada Perusahaan Real Estate and Property di BEI periode 2010-2013 variable cash turnover berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,000; variabel receivable turnover
41
Nike Cahaya et Analisis Pengaruh Cash al Turnover, Receivable (2014) Turnover, dan Inventory Turnover
Turnover (TATO) X3= Debt to Equity Ratio (DER), X4= Umur Perusahaan, X5= Cash Turnover (CTO) X6= Receivable Turnover (RTO) Y= Return On Investmnet (ROI)
42
6
Feryal Agizha (2013)
7
Julkarnain (2012)
Turnover Y= Profitabilitas
Pengaruh Periode Perputaran Kas, Periode Perputaran Piutang, Periode Perputaran Persediaan, dan Periode Perputaran Hutang Usaha Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang
X1=periode perputaran kas, X2=periode perputaran piutang, X3=periode perputaran persediaan, X4=periode perputaran hutang usaha Y=Return On Asset
Regresi Linier Berganda
X1= Modal Kerja, X2= Perputaran Modal Kerja X3= Perputaran Kas, X4 =, Perputaran Piutang Y=Profitabilitas.
Regresi linear Berganda
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,001; variabel inventory turnover tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,458; dan pengaruh variabel cash turnover, receivable turnover, dan inventory turnover secara simultan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas sebesar 0,000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya periode perputaran piutang yang berpengaruh terhadap Return On Asset. Hal ini dikarenakan pada perusahaan manufaktur, piutang yang kembali tepat pada waktunya sesuai dengan syarat penjualan perusahaan lebih besar nilainya Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Investment(ROI), Perputaran Modal Kerja tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Kas
42
terhadap Profitabilitas (Studi Kasus Pada Perusahaan Kosmetik dan Barang Keperluan Rumah Tangga Yang Terdaftar Di BEI Periode 20092013)
43
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011
8
Irman Deni (2012)
Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
X1 =perputaran kas X2 = perputaran piutang X3 = perputaran persediaan Y = return on assets (ROA)
Regresi linear berganda
43
berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI), Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI) Secara simultan, Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, dan Perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI),pada perusahaan Industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2008-2011 Berdasarkan hasil secara parsial atau uji T, variabel perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, perputaran piutang berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas sedangkan perputaran persediaan juga memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap profitabilitas. Nilai adjusted R square sebesar 0,194 yang menunjukkan bahwa 19,4% ROA dapat dijelaskan oleh variabel independen perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan, sedangkan
44
sisanya sebesar 80,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini. 9
Sufiana dan Ni Ketut Purnawati(201 1)
Pengaruh Perputaran Kas, PerputaranPiutang dan Perputaran Persediaan terhadap Profitabilitas
X1=perputaran kas, X2=perputaran piutang X3=perputaran Y=profitabilitas
Regresi linear berganda
hasil analisis dari penelitian ini adalahperputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas. sedangkan analisis secara parsial menunjukkan hanya perputaran piutang dan perputaran persediaan yang berpengaruh terhadap profitabilitas
44
45
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang permasalahan di muka, maka sasaran yang ingin dicapai adalah sejauh mana perputaran kas, piutang, persediaan, dan debt to equity ratio dapat mempengaruhi return on investment suatu perusahaan. . Profitabilitas yang tinggi menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menjalankan operasinya yang mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kemampuan yang besar dalam menghasilkan laba. Gambar berikut ini akan menjelaskan dasar-dasar pemikiran bagaimana hubungan perputaran kas, piutang, persediaan dan debt to equity ratio terhadap profitabilitas perusahaan.
Gambar 1.1 Skema Kerangka Berpikir
Perputaran Kas(X1) Type equation here. Perputaran Piutang(X2)
Perputaran Persediaan (X3)
Ha1 Ha2
Profitabilitas
Ha3
(Y)
Ha4
Debt to Equity Ratio (X4)
Ha5
46
1. Semakin tinggi tingkat perputaran kas maka pengelolan kas semakain efisien sehingga meningkatkan profitabilitas 2. Semakin cepat periode perputaran puitang menunjukan semakin cepat perusahaan mendapatkan keuntungan dari penjualan kredit tersebut sehingga profitabilitas perusahaan juga meningkat. 3. Perputaran persediaan adalah rasio antara penjualan terhadap persediaan, menunjukan seberapa cepat persediaan tersebut dapat dijual. Ketika barang terjual akan menghasilkan laba yang akan meningkatkan profitabilitas 4. Debt to equity ratio adalah perbandingan antara penggunaan seluruh modal pinjaman atau hutang dengan modal sendiri perusahaan. Dengan menggunakan hutang maka apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka profitabilitas akan meningkat.
D. Hipotesis Penelitian ini menggunakan dua macam rumusan hipotesis, yaitu secara parsial dan simultan. Rumusan hipotesis secara parsial adalah menguji pengaruh variabel independen (X) secara individu terhadap variabel dependen (Y). Rumusan hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut : H01 = Perputaran Kas (X1) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (Y) Ha1 = Perputaran Kas (X2) berbengaruh terhadap profitabilitas (Y) H02 = Perputaran Piutang (X2) tidak berpengaruh terhadap profotabilitas (Y)
47
Ha2 = Perputaran Piutang (X2) berpengaruh terhadap profotabilitas (Y) H03 = Perputaran Persediaan (X3) tidak berpengaruh terhadap profotabilitas (Y) Ha3 = Perputaran Persediaan (X3) berpengaruh terhadap profotabilitas (Y) H04 = debt to Equity Ratio (DER) (X4)
tidak berpengaruh terhadap
profotabilitas (Y) Ha4 =debt to Equity Ratio (DER) (X4) berpengaruh terhadap profotabilitas (Y) Sedangkan rumusan hipotesis secara simultan adalah menguji pengaruh seluruh variabel independen( X1,X2,X3) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y). Rumusan hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut : H05 = Perputaran Kas (X1), Perputaran Piutang (X2), Perputaran Persediaan (X3) dan Debt to Equity Ratio (DER)(X4) secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (Y) Ha5 = Perputaran Kas (X1), Perputaran Piutang (X2), Perputaran Persediaan (X3) dan Debt to Equity Ratio (DER)(X4) secara bersama-sama berpengaruh terhadap profitabilitas (Y)