BAB II KERANGKA TEORI 2.1
Home Industry 2.1.1
Pengertian Home Industry
Istilah Home industry atau usaha di rumah adalah tempat tinggal yang merangkap tempat usaha, baik itu berupa usaha jasa, kantor hingga perdagangan. Semula pelaku home industry yang memiliki desain ini adalah kalangan enterpreneur dan profesional, yang sekarang mulai meluas pada kalangan umum, untuk memiliki lokasi yang strategis untuk tempat berkembangnya usaha jenis rumahan ini tidak terlepas dari berkembangnya virus enterpreneur/kewirausahaan yang berperan membuka pola pikir ke depan masyarakat bahwa rumah bukan hanya sebagai tempat tinggal namun dapat digunakan juga sebagai tempat mencari penghasilan. (Alkim,2005:3) Menurut Mudrajad Kuncoro, Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup besar dalam sector manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serapnya terhadap tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai tambah (Jamiko,2004:62) Menurut Masyhuri (2008), setidaknya ada empat hal yang bisa memberikan kesenangan di samping profit dengan menjalankan bisnis rumahan, anatara lain: a. Dengan membuka kegiatan usaha di rumah, anda memiliki banyak waktu luang dan bebeas untuk membicarakan persoalan seputar bisnis dengan keluarga. Anda akan merasa hidup nikmat karena antara urusan keluarga dan urusan bisnis tidak dapat jarak pemisah yang cukup
7
Universitas Sumatera Utara
berarti. Namun, yang perlu anda ingat adalah bahwa keadaan keluarga tetap tidak dapat ditukar dengan capaian materi yang tinggi. Meskipun anda termasuk seorang yang kaya raya secara finansial, namun apabila kehidupan keluarga anda tidaklah harmonis, maka hal itu tentunya dapat memberikan dampak negatif bagi bisnis yang anda rintis. Oleh karena itu, jadikan usaha dalam rumah juga sebagai jalan bagi anda untuk tetap memupuk kebahagiaan, sehingga anda tetap semagat dalam menjalankan usaha. Seseorang yang memiliki daya pikir yang sehat tentu akan mampu menunjukkan tanggung jawabnya di dalam keluarga, sekaligus dalam posisinya sebagai pelaku bisnis. Dengan membuka usaha di dalam rumah, anda memiliki peluang untuk menyinergikan dua tanggung jawab ini secara seimbang dan menyenangkan. Sungguh merupakan satu pilihan yang tepat apabila anda mencoba membangun bisnis dari rumah anda sendiri. Selain anda tidak membutuhkan modal yang besar, efektivitas dalam bekerja juga dapat ditentukan dengan baik. Semua anggota keluarga dapat menjadi penasihat yang tidak hanya dapat menghantarkan anda meraih keuntungan secara materi, namun juga dapat mempererat hubungan kasih sayang anda dalam membina kehidupan keluarga. b. Membangun home industryjuga dapat menjadikan anda bisa mengatur tenaga seefektif mungkin. Bisnis rumahan ibaratnya tidak semata-mata menjadi kegiatan bisnis an sich, namun sekaligus menjadi ruang rekreatif bagi anda. Di samping itu, anda bisa melakukan pekerjaan anda kapan saja, Itulah sebabnya bisnis dirumah lebih menguntungkan
8
Universitas Sumatera Utara
bagi
anda
dibandingkan
bisnis
di
luar
karena
anda
dapat
memanfaatkan waktu sebaik mungkin. c. Sebelumnya pernahkah anda berpikir untuk mendapatkan penghasilan yang tidak terbatas? dan hal itu hanya bisa dilakukan jika anda benarbenar telah mewujudkan kegiatan bisnis dirumah. Namun, anda jangan berpikir bahwa yang dimaksud dengan penghasilan tetap adalah terbatas pada uang dan materi lainnya. Coba anda renungkan tentang masa depan anda. Kelak anda akan menjadi tua dan keinginan anda hanyalah menikmati sisa umur dengan tenang, tanpa terbebani oleh masalah finansial dan semacamnya. Nah, dengan membangun usaha rumahan, anda sebenarnya menanam asset yang cukup besar yang menjamin masa depan agar tetap bahagia. Aset itu adalah aset pengalaman dan inspirasi bagi anak-cucu anda. Bukankah hal itu merupakan aset yang sangat berharga untuk menjamin masa depan anda kelak? bila anda bekerja kepada orang lain, anda hanya dapat menerima gaji tetap. Tentu saja gaji tetap belim tentu cukup untuk kebutuhan operasional rumah tangga anda. Anda pun akan terlalu lelah jika di luar jam kerja berniat mencari pekerjaan sampingan. d. Anda akan menjadi lebih kreatif dan dewasa dalam menghadapi hidup. Tantangan demi tantangan yang menggunung dan membentang di hadapan anda akan menjadi pelajaran bagi anda.
Tantangan yang
bertubi-tubi datang itu akan membuat anda lebih dewasa menghadapi sekian banyak persoalan hidup yang terus mengikuti dibelakang anda. Jika akhirnya anda menjadi orang kaya raya, anda tidak akan sombong,
9
Universitas Sumatera Utara
congkak, atau bahkan lupa daratan. Anda tetap akan menjadi diri sendiri yang dulu, yang welcome kepada siapa pun. Memang harus kita sadari bahwa sesungguhnya kehidupan nyata yang dihadapi adalah pendidikan bagi anda. Dengan semua itu, anda bisa belajar, baik belajar bisnis maupun belajar kearifan dari kenyataan sosial. Meskipun demikian, mengembangkan bisnis di rumah tentu tetap membutuhkan profesionalisme
tersendiri
agar
dalam
perjalanannya
dapat
memberikan keuntungan sebagaimana yang diinginkan. Diperlukan keterampilan-keterampilan khusus dan kreatif untuk membuka usaha yang dapat dikerjakan di rumah. 2.1.2
Karakteristik Home Industry
Menurut Pohan Farida (2012:9) Karakteristik ciri-ciri usaha kecil meliputi beberapa karakteristik antara lain: 1. Dikelolah oleh pemiliknya 2. Usaha dilakukan dirumah 3. Produksi dan pemasaran dilakukan di rumah pemilik usaha 4. Modal terbatas 5. Jumlah tenaga kerja terbatas 6. Berbasis keluarga atau rumahan tangga 7. Lemah dalam pembukuan 8. Sangat diperlukan manajemen pemilik 2.1.3
Jenis-Jenis Usaha
Menurut Keppres No.127 tahun 2001 Secara umum usaha kecil bergerak dalam 2 (dua) bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang perdagangan barang
10
Universitas Sumatera Utara
dan jasa, adapun bidang/jenis usaha yang terbuka bagi usaha kecil dibidang industri dan perdagangan adalah: 1. Industri makanan dan minuman olahan yang melalukan pengawetan dengan peroses penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorengan dan fermentasi dengan cara-cara tradisional. 2. Industri penyempurnaan barang dari serat alam maupun serat buatan menjadi benang bermotif/celup dan di ikat dengan menggunakan alat yang digunakanoleh tangan. 3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran, atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah. 4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan 5. Industri perkakas tangan yang di proses secara manual atau semi mekanik untuk pertukangan dan pemotongan. 6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan sekop. 7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga. 8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis. 9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi.
11
Universitas Sumatera Utara
2.1.4
Landasan Hukum Home Industry (usaha kecil) Menurut Law Trade (dikutip dari Fuady 2008) adapun yang
menjadi landasan hukum usaha kecil adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan di Indonesia diatur oleh UU No.1 Tahun 1985. 2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No.9 Tahun 1995. 3. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan perdagangan diatur dalam UU No.1 Tahun 1985 tentang Perseroan Terbatas. 4. Perizinan usaha kecil dan menengah dan besar khusus industri tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan perdagangan dan tanda daftar industri. 5. Tata cara perizinan usaha perdagangan diatur dalam Surat Keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
No.
591/MPR/Kep/99 tentang tata cara pemberian Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). 2.1.5
Alasan Lain Pertumbuhan Bisnis Berbasis Rumahan Banyak bisnis berbasis rumahan dimiliki oleh orang yang berusaha
mengkombinasikan karir dan keluarga menurut Bill Drayton dalam bukunya
McGraw-Hill
(2009),
janganlah
salah
paham
dan
menggambarkan para pekerja berbasis rumahan adalah wanita dan anakanak masih kecil, hampir 30 persen dari mereka adalah pria, selain untuk membantu pemerintah bisnis menyeimbangkan antara kerja dan keluarga, alasan lain pertumbuhan bisnis berbasis rumahan meliputi hal-hal sebagai berikut:
12
Universitas Sumatera Utara
1. Teknologi
komputer
telah
menyeimbangkan
lapangan
persaingan, memungkinkan bisnis berbasis rumahan untuk terlibat dan bertindak seperti pesaing korporat yang besar. Koneksi internet broadband, personal assistant (PDA), dan teknologi lainnya sedemikian terjangkau, sehingga mendirikan sebuah bisnis menumbuhkan investasi awal yang jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya. 2. Perampingan korporat telah membuat para pekerja menyadari tidak adanya jaminan pekerjaan, dan menyebabkan banyak orang mendirikan ventura mereka sendiri. 3. Sikap sosial telah berubah. Wirausaha sebelum memulai usahanya para pelaku home industry membuat pertanyaanpertanyaan yang diajukan kepada pelaku usaha yang lebih dahulu menekuni home industry dan dari jawaban mereka pelaku home industryyang baru dapat menambah informasi dari merek yang sudah menekuni dunia usaha terlebih dahulu. 4. Hukum pajak yang sekarang diberlakukan lebih mempermudah para pelaku home industrydibandingkan hukum pajak dan peraturan pajak yang dahulu. 2.1.6
Tantangan-Tantangan Dalam Home Industry Menurut McGraw-Hill (2009) adapun tantangan didalam home
industry sebagai berikut: 1. Mendapatkan pelanggan baru. Mendapatkan pelanggan baru tanpa melalui media promosi home industry juga dapat kendala bahkan
13
Universitas Sumatera Utara
ancaman, dengan kata lain perlu dilakukan promosi seperti promosi melalui media sosial maupun media cetak. 2. Mengelolah waktu, karena home industry dilakukan dirumah maka pengelolahan waktu yang baik didalam menjalankan pekerjaan dengan tugas-tugas rumah tangga agar bisa berjalan dengan baik. 3. Memisahkan tugas kerja dan keluarga. Home industry dituntut untuk berpikir bijak dalam pembagian waktu baik keluarga maupun persoalan usaha walaupun yang dilakukan dirumah dalam menjalankan usahanya. 4. Mematuhi peraturan kota. Pelaku home industrylebih cermat menyikapi perizinan usaha yang biasanya diikuti dengan keadaan lokasi bisnis yang ingin dibangun. 5. Mengelolah resiko. Wirausahawan berbasis rumahan harus meninjau polis asuransi pemilik rumah mereka karena tidak semua polis mencangkup kliam yang berkaitan dengan bisnis. Beberapa bahkan akan menghanguskan perlindungan jika terdapat bisnis di rumah. (McHugh,2009:198) 2.2
Peningkatan Peningkatan di artikan menurut Abraham Maslow (1908) dan teori
ekskalasi, peningkatan atau penambahan kekayaan baik asset maupun barang berharga yang memiliki nilai ketika dijual kembali, selian itu peningkatan bukan hanya mengenai bicara peningkatan gaji pada karyawan tetapi juga bicara tentang pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan penambahan aset-aset didalam rumah
14
Universitas Sumatera Utara
tangga baik berupa investasi dalam bentuk tabungan dan konsumsi yang mencukupi kebutuhan rumah tangga. 2.3
Pendapatan Rumah Tangga 2.3.1
Pengertian Pendapatan Rumah Tangga
Menurut Afrida (2003:225) Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalah rumah tangga. Sedangkan menurut Junandar (2004:147) pendapatan rumah tangga adalah pendapatan/penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga. Berdasarkan defenisi pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga. 2.3.2
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Home Industry
Teori menurut Milton Friedmen dan Franco Modiglini (1980) ada beberapa faktor dalam peningkatan pendapatan yaitu: 1. Teori Investasi dari Masbah Klasik 2. Teori Tabungan dari Milton Friedmen 3. Teori Konsumsi dari Franco Modiglini Teori konsumsi Milton Friedmen terkenal dengan teori konsumsi hipotesis pendapatan permanen (Permanent Income Hypothesis - PIH). Dalam pengertian yang lebih sederhana pendapatan permanen maksudnya adalah konsumsi yang relatif tetap yang dapat dipertahankan sepanjang hidup. Sejatinya Friedmen
15
Universitas Sumatera Utara
memiliki pandangan bahwa pendapatan transitoris adalah pendapatan tidak tetap dan tidak dipastikan jumlah di masa yang akan datang. Teori konsumsi dan Modigliani pada dasarnya dikembangkan oleh 3 orang yaitu Alberto Ando, Ricahrd Brumberg dan Franco Modigliani, akan tetapi yang mendapatkan penghargaan Nobel hanyalah Modigliani karena salah satu teori konsumsinya yang terkenal atau dikenal dengan nama “Hipotesis Daur Hidup” (Life Cycle Hypothesis) yang menyatakan bahwa konsumsi seseorang selain dari pendapatannya, juga tergantung pada kekayaan, hal mana kekayaan ini didapat dari penyisihan pendapatan yang tidak dikonsumsi, yaitu tabungan dan dari kekayaan warisan/turun-temurun. Tabungan ini bisa saja menjadi investasi sehingga menghasilkan aktiva misalnya tabungan mendapatkan bunga dan pengambilan tabungan untuk investasi.
2.3.3
Investasi
Pada dasarnya investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital rill. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari investasi juga mencangkup pembelian aktiva. Secara umum pengeluaran investasi berkaitan dengan pengelolahan sember daya yang ada saat ini untuk diperoleh penggunaan atau manfaat pada saat yang akan datang. (Waluyo,2007:77) Menurut Masbah Klasik (1980), investasi tetap bisnis oleh perusahaan menyesuaikan jumlah barang dan modal mereka terhadap tingkat yang diinginkan. Jika semakin besar output yang diharapkan maka jumlah barang modal yang diinginkan juga akan semakin besar, demikian juga sebaliknya.
16
Universitas Sumatera Utara
2.3.4
Tabungan
Pengertian tabungan menurut Undang-undang pokok perbankan No. 10 tahun 1998, pasal 1 tabungan di definisikan sebagai simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan Cek, Bilyet Giro dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. (www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1manjeman/201101005/bab2.pdf) diakses tanggal 13/12/2015 16:22 Keynes dalam bukunya Kotler (2009) berpendapat bahwa pengeluaran untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatan. Semakin tinggi pendapatan mengakibatkan semakin tinggi pola tingkat konsumsi tinggi pendapatan, semakin besar pula tabungan karena tabungan merupakan bagian pendapatan yang tidak dikonsumsi. 2.3.4.1 Faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat tabungan 1. Kekayaan yang terkumpul Sebagai akibat mendapatkan harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu sudah tidak tertolong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatan yang digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya, untuk orang yang memperoleh warisan lebih bertekat untuk menabung yang lebih banyak dimasa yang akan datang.
17
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat bunga Tingkat bunga dapatlah dipandang sebagai pendapatan yang diperoleh dari melakukan tabungan. Rumah tangga akan berbuat lebih banyak tabungan apabila tingkat bunga tinggi karena lebih banyak bunga yang akan diperoleh. 3. Sikap berhemat Berbagai masyarakat mempunyai sikap yang berbeda dalam menabung dan berbelanja. Ada masyarakat yang tidak suka belanja berlebih-lebihan dan lebih mementingkan tabungan. 4. Keadaan perekonomian Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak pengangguran masyarakat berkecenderungan melakukan perbelanjaan yang lebih aktif. Mereka mempunyai kecenderungan berbelanja lebih banyak pada masa kini dan kurang menabung. Tetapi dalam keadaan perekonomian yang lambat berkembangnya, tingkat pengangguran menunjukan
tendensi
menggunakan
uang
meningkat, dan
dan
sikap
pendapatan
masyarakat makin
dalam
berhati-hati.
(makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/teori-komsumsi-html)
diakses
tanggal 05/01/2016 22:17 2.3.5
Konsumsi
Menurut John Maynard Keynes (1990), jumlah konsumsi saat ini berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antara disposable variabel tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi konsumsi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan.
18
Universitas Sumatera Utara
Analisis teori konsumsi Keynes bila disimak dari fungsinya memiliki 2 macam sumber konsumsi yaitu konsumsi subsidi (konsumsi otonomi, manakalah tingkat pendaptan=0) dan konsumsi fungsional yaitu konsumsi yang berhubungan dengan tingkat pendapatan nasional. Bila kita memiliki data bulanan atau tahunan yang berisikan besarnya pendapatan dan konsumsi, maka sebenarnya kita dapat mengetahui dan menyusun suatu fungsi konsumsi, baik dengan cara ekonometrika, atau menggunakan model matematika sederhana. 2.3.5.1 Faktor-faktor Penentu Tingkat Konsumsi Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga: a. Faktor-Faktor Ekonomi b. Faktor-Faktor Domegrafi (Kependudukan) c. Faktor-Faktor Non-Ekonomi a. Faktor-Faktor Ekonomi 1. Pendapatan Rumah Tangga (Household income) Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi, biasanya makin baik tingkat pendapatan, tingkat konsumsi semakin tinggi. Karena tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi semakin besar. Atau mungkin juga pola hidup makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang
19
Universitas Sumatera Utara
ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk konsumsi juga kelas rendah/menengah. 2. Kekayaan Rumah Tangga (househoid Wealth) Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan rill (misalnya: rumah, tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut
dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah
pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga. 3. Jumlah Barang-barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barang-barang konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi biasa bersifat positif (menambah)ndan negative (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelumnya membeli harus banyak menabung. b. Faktor-faktor Demograf 1. Jumlah penduduk Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata perorang atau keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi ratarata penduduk Indonesia lebih rendah dari pada penduduk
20
Universitas Sumatera Utara
Singapura, tetapi secara absoulet tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk Indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura. 2. Komposisi Penduduk Komposisi penduduk satu Negara satu Negara dapat dilihat dari berapa klasifikasi diantaranya: Usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (pedesaan atau perkotaan). c. Faktor-faktor Non-Ekonomi Faktor-faktor
non-ekonomi
yang
paling
berpengaruh
terhadap
besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dalam tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta, bahkan miliaran rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilah-milah faktor apa mempengaruhi
apa,
sehingga
menyebakan
terjadinya
perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapat rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnyabtidak sesuai dengan kemampuannya. (anindyaditakhoirina.wordpress.com/2011/04/07/faktor-faktor-yangmempengaruhi-tingkat-konsumsi) diakses tanggal 05/01/16 pukul 23:10
21
Universitas Sumatera Utara
2.4
Rumah Tangga 2.4.1
Pengertian Rumah Tangga
Pendapat Keller (2009) dalam buku manajemen pemasaran “rumah tangga tradisional terdiri dari suami, istri, dan anak-anak (dan terkadang kakek-nenek). Rumah tangga juga dapat diartikan sebagai suatu perusahaan yang di pimpin oleh ayah dan bagian keuangan oleh ibu, anak-anak berperan sebagai pelaksana dari kebijakan yang di berikan oleh ayah dan ibu. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) rumah tangga dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Rumah Tangga Biasa (Ordinary Household) adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh berguna fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. 2. Rumah Tangga Khusus (Special Household) adalah orang yang tinggal di asrama, panti asuhan, lembaga permasyarakatan, atau rumah tahanan yang pengurusan sehari-harinya dikelolah oleh suatu yayasan atau lembaga serta sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. 2.4.2
Jenis Komponen Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia, meliputi: 1. Kesehatan, termasuk kondisi demografi 2. Makanan dan gizi 3. Kondisi pekerjaan 4. Situasi kesempatan kerja 5. Pendidikan, termasuk literacy dan skill
22
Universitas Sumatera Utara
6. Konsumsi dan tata hubungan 7. Pengangkutan 8. Perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas rumah 9. Sandang 10. Rekreasi dan liburan 11. Jaminan sosial 12. Kebebasan manusia (Maslow dalam buku Pengantar Bisnis Nickels Dkk 2009) 2.4.3 Peran dan Fungsi Rumah Tangga Setia rumah tangga memiliki peran dan fungsi, tetap secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan hidup, seperti bekerja untuk memenuhi pangan, sandang, dan papan. Kegiatan belajar untuk anak, penyediaan dan pemeliharaan pangan, sandang, papan serta kegiatan lain yang menyangkut kebutuhan rumah tangga. 2. Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat, kegiatan ini meliputi penyediaan dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan surat-surat penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah tangga (kartu keluarga, surat nikah, ijazah, dan sebagainya) 3. Berhubungan dengan pihak luar dari rumah tangga, yaitu kegiatan bernegosiasi, kegiatan berhubungan antara keluarga dan kegiatan sosial lain nya. (Pohan Farida Elvina,2012:21)
23
Universitas Sumatera Utara
2.5
Landasan Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
yang saya sedang teliti menggenai home industry yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam membantu penyelesaian skripsi ini, berikut penelitian terdahulu sebagai berikut: 1. Tri Lestari (2006) Penelitian yang berjudul “Upaya Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga Melalui Home Industry Kerajinan Batik” di Desa Gladak ANYER Kecamatan Pemakasan Kabupaten Pemakasan. Masalah penelitian Bagaimana upaya peningkatan pendapatan rumah tangga melalui home industry kerajinan batik?. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan pengumpulan data sekunder baik dokumentasi, studi pustaka. Hasil penelitian yang diungkapkan bahwa upaya peningkatan pendapatan rumah tangga yang terpenuhi didalam melaksakan home industry diartikan sebagaimana kita memandang kecukupan suatu rumah tangga atau pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi atau memberikan dampak besar bagi keberlangsungan pendapatan rumah tangga. 2. Suci Syahriani (2013) Penelitian yang berjudul “Home Industry dalam Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga” (Studi Kasus pada Usaha Deli Maya Sari di Medan). Masalah penelitian Bagaimana home Industrydalam peningkatan pendapatan rumah tangga pada Deli Maya Sari handicraf di Medan?. Metode yang digunakan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi. Hasil penelitian yang diungkapkan
24
Universitas Sumatera Utara
bahwa melalui home industry masyarakat tuntut berpikir kreatif dan melakukan usaha mandiri guna menambah pemasukan pendapatan rumah tangga untuk memenuhui kebutuhan hidup seperti sandang pangan dan papan dan selain itu home industry juga dapat memperbaiki pemerataan pendapatan masyarakat yang dibantu oleh home industri sekitar baik yang terlihat langsung maupun tidak langsung. 3. Patricia Yovi Anin Dita (2007) Penelitian yang berjudul “Analisis Sistem Pemenuhuan Bahan Baku pada Home Industry Kripik Pisang” (Studi pada Home Industry Warna Sari, Dahlia dan Devi Kabupaten Lombok Barat). Masalah penelitian Bagaimana system penemuhan bahan baku pada home industry keripik pisang pada home industry Warna Sari Dahlia dan Devi?. Metode
penelitian
yang
digunakan
deskriptif
kualitatif,
teknik
pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan pengumpulan data sekunder seperti dokumentasi. Hasil dari penelitian yang diungkapkan bahwa usaha kripik pisang Warna Sari baik, milik Dahlia maupun bahan baku yang sama, proses produksi yang juga sama tetapi didalam pemasokan bahan baku yang tidak pas dengan kondisi yang membuat kripik Ibu Devi lebih tidak tahan lama, karena penumpukan barang digerai sehingga merusak kondisi kripik. 4. Nindya Astari Putri Ningrum (2012) Penelitian yang berjudul “Analisis Laba Pelanggan” (Studi Kasus pada Home Industry ARYANI ART, Tuntang). Masalah penelitian Bagaimana Home Industry ARYANI ART, meningkatkan laba dari pelanggan?. Metode penelitian yang dipakai adalah kualitatif dengan menggunakan uji normalitas. Hasil penelitian
25
Universitas Sumatera Utara
yang diungkapkan bahwa persaingan bisnis yang semakin ketatmenurut perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien agar mendapatkan laba yang maksimal. Labamerupakan peran yang sangat penting dalam perolehan laba disuatuperusahaan, oleh karna itu seharusnya perusahaan mampu untuk mempertahankan pelanggan maka kontribusi laba dan setiap pelanggan sangatlah penting. 5. Nasukha (2007) Penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksana Teori Motivasi Maslow Tahu “LDI” karang Ploso Malang”. Masalah penelitian Bagaimana pelaksanaan Teori Maslow pada home industry tahu “LDI” kurang Ploso Malang?. Metode penelitian yang dipakai deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang diungkapkan bahwa Teori Maslow ini harus dipandang sebagai pedoman umum bagi manajer, karena konsepnya relatif dan bahkan merupakan penjelasan mutlak tentang prilaku manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan aktualisasi diri bagi karyawan.
26
Universitas Sumatera Utara