BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Penelitian Terdahulu Adapun beberapa penelitian terdahulu terkait dengan penelitian yang saya sedang teliti mengenai home industry(IRT) yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau acuan dalam membantu penyelesaian skripsi ini, berikut penelitian terdahulu yang saya sajikan dibawah ini:
No Nama/Judul
Metode Analisis
Hasil
Tri Lestari “upaya Bagaimna
Metode yang
Hasil penelitiannya
peningkatan
digunakan
yaitu upaya
pendapatan rumah peningkatan
deskriptif
peningkatan
tangga melalui
pendapatan
kualitatif, teknik
pendapatan rumah
Home Industry
rumah tangga
pengumpulan
tangga yang
Kerajinan batik di
melalui home
data primer
terpenuhi didalam
Desa Glandak
industry
yaitu wawancara melaksanakan
ANYER
kerajinan
dan observasi.
home industry
Kecamatan
batik?
Data sekunder
diartikan sebagai
Pamakesan
dokumentas
bagaimana kita
Kabupaten
studi pustaka.
memandang
Penelitian/Tahun 1.
Masalah Penelitian
upaya
Pamekasan” 2006
kecukupan suatu rumah tangga atau
6 Universitas Sumatera Utara
pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga tercukupi atau memberikan dampak besar bagi keberlangsungan pendapatan rumah tangga.
2.
Suci Syahriani “
Bagaimana
Metode
usaha deli maya
Home Industry
Home Industry
penelitian yang
sangat berperan
dalam
dalam
di gunakan
penting dalam
meningkatkan
meningkatkan
deskriptif
memberikan
pendapatan rumah pendapatan
kualitatif, teknik
kontribusi
tangga (studi
rumah tangga
pengumpulan
peningkatan
desksiptif
pada deli maya
data wawancara, pendapatan bagi
kualitatif pada
sari handcraft
observasi dan
mitra binaan Deli
deli maya sari
di Medan
pengumpulan
Maya Sari, dan
data sekunder
home industry deli
baik
maya sari memiliki
dokumentasi ,
peluang besar
studi pustaka
menjadi
handcraft)” 2013
perusahaan besar
7 Universitas Sumatera Utara
(terkenal) yang ada pada saat ini, home industry berperan besar dalam peningkatan dengan pemerataan pendapatan masyarakat, karena home industry tidak sulit untuk mengawali usaha cukup dengan tenaga kerja beberapa orang (individu) dan modal investasi yang tidak terlalu besar bahkan dikatakan kecil. 3.
Retna Yunita
Permasalahan
Metode
1) kesejahteraan
Devyyanti “peran
dalam
pengumpulan
keluarga
Home Industry
penelitian ini
data yang di
pengusaga home
dalam
(1) bagaimana
gunak adalah
industry slondok
mensejahterakan
peran home
wawancara,
adalah latar
8 Universitas Sumatera Utara
keluarga” (kasus
Industry
observasi, dan
belakang keluarga,
pada 5 orang
slondok dalam
dokumentasi.
tingkat pendidikan
keluarga Home
mensejahterak
Teknik untuk
anak dan jumlah
Industry Slondok
an keluarga (2)
membuktikan
keluarga.
Di Dusun
apakah faktor
keabsahan data
2) faktor
Purwogondo
pendukung
di lakukan
pendukung yang
Kecamatan
yang
melalui
mempengaruhi
Grabak
mempengaruhi
ketekunan
kesejahteraan
Kabupaten
dalam
pengamatan
keluarga
Magelang) 2009
kesejahteraan
dilapangan,
pengusaha home
keluarga Home triangulasi,
industri slondok
Industri
pengecekan
yang berupa
slondok
dengan teman
pendapatan
sejawat dan
keluarga,
referensi yang
pemenuhan
memadai.
kebutuhan pangan,
Teknik analisis
pemenuhan
data penelitian
kebuuhan sandang,
adalah reduksi
pemenuhan
data, penyajian
kebutuhan
data, dan
kesehatan, dan
penarikan
pemenuhan
simpulan atau
kebutuhan
verivikasi
pendidikan.
9 Universitas Sumatera Utara
4.
Eli Yuliawati
Bagaimana
Penelitian ini
Hasil penelitian
“tentang
bentuk
merupakan
menunjukkan
pemberdayaan
program
penelitian ex
bahwa bentuk
kaum perempuan
program
post facto yang
program
dalam menunjang
pemberdayaan
menggunakan
pemberdayaan
peningkatan
kaum
pendekatan
yang diberikan
pendapatan
perempuan
kualitatif dan
untuk
keluarga melalui
dalam
kuantitatif.
mengembangkan
home industry di
menunjang
home industry
susun palemadu,
peningkatan
rempeyek
desa sriharjo,
pendapatan
dipalemandu
kecamatan
keluarga
berupa pelatihan,
imogiri,
melalui home
strategi usaha,
kabupaten
industry di
pemahaman
bantul,D.I.Y”
susun
regulasi dan
2012
palemadu?
peraturan pemerintah serta penguatan jaringan usaha dengan pihak lain.
5.
Nasukha “analisis
Bagaimana
Metode
Teori maslow ini
pelaksanaan teori
pelaksanaan
penelitian yang
harus di pandang
motivasi Maslow
teori maslow
di gunakan
sebagai pedoman
tahu “LDI”
pada home
deskriptif
umum bagi
10 Universitas Sumatera Utara
karang Ploso
industry tahu
kualitatif, teknik
manajer, karena
Malang” 2007
“LDI” Karang
pengumpulan
konsepnya relatif
Ploso Malang?
data melalui
dan bahkan
wawancara dan
merupakan
observasi
penjelasan multak tentang perilaku manusia yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan aktualisasi diri bagi karyawan.
6.
Muhammad
Bagaimana
Metode
Industri keramik
Hakim “kepuasan kepuasan kerja penelitian yang
ini memiliki
kerja
pangsang pasarnya
karyawan karyawan pada di gunakan
pada
home home industry deskriptif
tersendiri dimana
industry keramik” keramik?
kualitatif, teknik
keramik yang di
(study
pengumpulan
jual dari harga
data melalui
yang mahal hingga
tentang
bagaimana kepuasan
kerja
wawancara dan
yang termurah
karyawan
,Desa
observasi
memiliki nilai
Sumber
Seka
tersendiri bagi
11 Universitas Sumatera Utara
Kecamatan
Dua
penyuka keramik.
Kabupaten
Hasil dari keramik
Malang). 2004
yang memiliki seni yang tinggi dan didalam pengerjannya masih banyak digunakan tenaga manusia didalam pembuatannya maka karyawan atau tenaga kerja memiliki dampak yang sangat besar hasil keramik tersebut baik atau buruk suatu keramik di tentukan bagaimana kita dapat memenuhi kebutuhan dari tenaga kerja itu sendiri sehingga
12 Universitas Sumatera Utara
lebih giat 7.
Sartini Pawe
Bagaimana
Metode
penelitian ini
“peranan industri
peranan
penelitian yang
pertama, faktor-
rumah tangga
industri tenun
di gunakan
faktor yang
dalam
dalam
deskriptif
mendorong
meningkatkan
meningkatkan
kualitatif, teknik
masyarakat
pendapatan
pendapatan
pengumpulan
desa/kelurahan
masyarakat di
masyarakat di
data melalui
roworena
Desa Roworena
Desa
wawancara dan
mendirikan
Kecamatan Ende
Roworena?
observasi
kelompok industri
Selatan
Faktor-faktor
tenun, yaitu (1)
Kabupaten Ende
apa saja yang
karena kebutuhan
mendorong
keluarga harus
masyarakat di
segera di penuhi,
Desa
(2) kalau menenun
Roworena
sendiri
untuk
membutuhkan
membentuk
banyak waktu,
kelompok
setelah bentuknya
industri?
kelompok tenun
Bagaimana
ikat hanya
upaya-upaya
membutuhkan
yang dilakukan
waktu dua minggu
pengrajin
saja, (3) mudahnya
13 Universitas Sumatera Utara
dalam
memperoleh bahan
meningkatka
baku untuk produk
pendapatan?
tenun ikat tidak memperoleh modal yang begitu besar, (4) mudahnya mencari tenaga kerja cukup dari keluarga dan kerabat, (5) memerlukan teknologi yang sederhana. kedua, Upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan pendapatan industri tenun ikat di desa/kelurahan roworena, yaitu (1) memperluas segmen dan wilayah pemasaran, (2)
14 Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kualitas dan kuantitas produk. Ketiga. Peran industri tenun ikut dapat peningkatan pendapatan masyarakat desa/kelurahan roworena kecamatan ende selatan kabupaten ende.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam kerangka teori ini penulis akan mengemukakan teori, gagasan, pendapat yang akan dijadikan acuan landasan berfikir. Adapun yang menjadi kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
15 Universitas Sumatera Utara
2.2 HOME INDUSTRY 2.2.1 Pengertian Home Industry Istilah home industry (Industri Rumah Tangga) adalah industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari 5 orang. Memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengolah industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya, semua kegiatan dilakukan dirumah baik tempat berjualan, pembuatan produk olahan, dan menjual hasil olahan. Usaha ini dapat dikatakan sebagai kegiatan bisnis yang menyenangkan, di samping dapat memberikan keuntungan bagi para pelakunya. Usaha rumahan dapat di katakan menyenangkan karena kita bisa melakukan banyak eksperimen tanpa harus di batasi oleh prosedur-prosedur tertentu sebagaimana biasa di terapkan ketika kita bekerja di kantor. Selain itu, home industry juga dapat menjanjikan keuntungan yang berlipat karena usaha ini dikelola langsung di tengah kehidupan masyarakat lain yang menjadi sasaran pemasaran. Di samping itu home industry juga identik dengan kegiatan bisnis berbiaya murah. Mengembangkan bisnis rumah tentu tidak memerlukan modal untuk sewa tempat, dan berbagai urusan lainnya. (Rusdi, 2009:121)
2.2.2 Kekuatan Home Industry Menurut azhari (2001:29) terdapat beberapa alasan kuat yang mendasari pentingnya keberadaan Home Industry dalam perekonomian indonesia. Alasanalasan itu antara lain:
16 Universitas Sumatera Utara
1) Sebagian besar lokasi Home Industry berlokasi di daerah pedesaan, sehingga apabila dikaitkan dengan kenyataan bahwa lahan pertanian yang semakin berkurang, maka Home Industry di pedesaan dapat menyerap tenaga kerja di daerah pedesaan. 2) Kegiatan home industry menggunakan bahan baku dari sumber sumber di lingkungan terdekat yang menyebabkan biaya produksi dapat di tekan rendah. 3) Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah serta harga produk Home Industry yang murah akan memberikan peluang agar tetap bisa bertahan Dari beberapa kekuatan home industry di atas dapat disimpulkan bahwa home industry mempunyai kekuatan yang cukup signifikan. Jika dilihat dari tempat produksi yang di gunakan dalam memproduksi yaitu tempat tinggal., maka akan mempermudah masyarakat dalam membuka home industry karena tidak membutuhkan tempat yang khusus. Selain itu modal yang di gunakan relatif kecil. dari kekuatan tersebut maka masyarakat dengan mudah mengembangkan home industry di pedesaan.
2.2.3 Karakteristik Home Industry Subanar dalam Astutuik ,Dkk (2013:3) karakteristik dari home industry yaitu: a) Industri yang bersifat ekstraktif yang cenderung menggunakan barang setengah jadi menjadi barang jadi
17 Universitas Sumatera Utara
b) Industri yang dikelompokkan pada industri dengan jumlah tenaga kerja yang tergolong kecil. Batasan jumlah pekerja terkait dengan kompleksitas organisasi apabila jumlah tenaga semakin banyak yang juga membutuhkan pembiayaan c) Industri yang tidak tergantung pada kondisi tertentu seperti bahan baku, pasar dan tenaga kerja, karena tenaga kerja yang kecil. Manajemen pengelola, teknologi yang rendah serta tidak membutuhkan tenaga kerja ahli membuat rumah tangga sangat fleksibel d) Industri yang menggunakan barang setengah jadi menjadi barang jadi. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kemudahan pengolahannya dibandingkan dengan industri menengah dan besar e) Home industry termasuk pada industri ringan. Dalam hal ini ditinjau dari barang yang dihasilkan merupakan barang yang sederhana, tidak rumit serta tidak membutukan proses yang rumit dan teknologi yang tinggi f) Sebagian besar pemilik home industry adalah masyarakat menengah bawah yang tidak memiliki modal serta aset untuk mendapatkan bantuan dari bank, sehingga sistem permodalan adalah mandiri/swa-dana g) Ditinjau dari subjek pengelola, home industry merupakan industri yang dimiliki oleh pribadi atau (rakyat) dengan sistem pengolahannya yang sederhana h) Ditinjau dari acara pengolahannya, industri ini merupakan isndustri yang mempunyai struktur manajemen dan sistem keuangan yang sederhana. Hal ini disebabkan industri ini lebih banyak bersifat kekeluargaan.
18 Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Jenis-Jenis Usaha Menurut keppres no 127 tahun 2001 secara umum usaha kecil bergerak dalam 2 (dua) bidang, yaitu bidang perindustrian dan bidang perdagangan barang dan jasa, adapun bisang/jenis usaha yang terbuka bagi usaha kecil dibidang industri dan perdagangan adalah : 1. Industri makanan dan minuman dan minuman olahan yang melakukan pengawetan dengan proses penggaraman, pemanisan, pengasapan, pengeringan, perebusan, penggorangan, dan fermentasi dengan caracara tradisional. 2. Industri penyempurnaan barang dari serat alam maupun serat buatan menjadi benang bermotif/celup dan ikat dengan menggunakanalat yang digunakan oleh tangan. 3. Industri tekstil meliputi pertenunan, perajutan, pembatikan, dan pembordiran, atau alat yang digerakkan tangan termasuk batik, peci, kopiah. 4. Pengolahan hasil hutan dan kebun golongan non pangan 5. Industri perkakas tangan yang diproses secara manual atau seni mekanik untuk pertukaran dan pemotongan. 6. Industri perkakas tangan untuk pertanian yang diperlukan untuk persiapan lahan, proses produksi, pemanenan, pasca panen dan pengelolahan, kecuali cangkul dan skop. 7. Industri barang dari tanah liat, baik yang diglasir maupun yang tidak diglasir untuk keperluan rumah tangga
19 Universitas Sumatera Utara
8. Industri jasa pemeliharaan dan perbaikan yang meliputi otomotif, elektronik dan peralatan rumah tangga yang dikerjakan secara manual atau semi otomatis. 9. Industri kerajinan yang memiliki kekayaan khasanah budaya daerah, nilai seni yang menggunakan bahan baku alamiah maupun imitasi.
2.2.5 Landasan Hukum Home Industry (industri kecil) Menurut law trade (dikutip dari Fuady 2008) adapun yang menjadi landasan hukum usaha kecil adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan usaha industri ataupun perdagangan diindonesia diatur oleh UU No. 1 Tahun 1985. 2. Untuk usaha kecil industri diatur oleh UU No. 9 Tahun 1995. 3. Bentuk badan Hukum Usaha Industri dan Perdagangan diatur dalam UU No. 1 Tahun 1985 tentang perseroan terbatas. 4. Perizinan usaha kecil, menengah dan besar khusus industri tertuang dalam surat Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan dan tanda daftar industri. 5.
Tata cara perizinan usaha perdagangan diatur dalam Surat Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan No. 591/MPP/Kep/99 tentang tata cara pemberian surat izin usaha perdagangan (SIUP).
20 Universitas Sumatera Utara
2.2.6 Alasan Lain Pertumbuhan Bisnis Berbasis Rumah Tangga Banyak bisnis berbasis rumahan dimiliki oleh orang yang berusaha mengkombinasikan karir dan keluarga menurut Bill Drayton dalam bukunya McGraw-Hill (2009), jangan lah salah paham dan menggambarkan para pekerja berbasis rumahan adalah wanita dan anak-anak masih kecil, hampir 30 persen dari mereka
adalah
pria,
selain
untuk
membantu
pemerintah
berbisnis
menyeimbangkan antara kerja dan keluarga, alasan lain pertumbuhan bisnis berbasis rumahan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Teknologi komputer telah menyeimbangkan lapangan persaingan, memungkinkan bisnis berbasis rumahan untuk terlihat dan bertindak seperti pesaing korporat yang besar. Koneksi internet broadband, personal digital assistant (PDA), dan teknologi lainnya sedemikian terjangkau, sehingga mendirikan bisnis menumbuhkan investasi awal yang jauh lebih kecil dibandingkan sebelumnya. 2. Perampingan korporat telah membuat para pekerja menyadari tidak adanya jaminan pekerjaan, dan menyebabkan banyak orang mendirikan ventura mereka sendiri. 3. Sikap sosial telah berubah. Wirausaha sebelum memulai usahanya para pelaku home industry membuat pertanyaan yang diajukan kepada pelaku usaha yang lebih dahulu menekuni home industry dan dari jawaban mereka pelaku home industry yang baru dapat menambah informasi dan merek yang sudah menekuni dunia usaha terlebih dahulu.
21 Universitas Sumatera Utara
4. Hukum pajak sekarang diberlakukan lebih mempermudah para pelaku home industry dibandingkan hukum pajak dan peraturan pajak yang dahulu.
2.2.7 Tantangan Tantangan dalam Home Industry Menurut McGraw-Hill (2009) adapun tantangan didalam home industry sebagai berikut: 1. Mendapatkan pelanggan baru. Mendapatkanpelanggan baru tanpa melalui media promosi home industry juga mendapat kendala bahkan ancaman, dengan kata lain perlu dilakukan promosi seperti promosi melalui media sosial maupun media cetak. 2. Mengelola waktu, karena home industry dilakukan dirumah maka harus mengelolah waktu yang baik didalam menjalankan pekerjaan dengan tugas-tugas rumah tangga agar bisa berjalan dengan baik. 3. Memisahkan tugas kerja dan keluarga. Home industry dituntut cermat untuk berfikir cermat dalam pembagian waktu baik keluarga maupun persoalan usaha walaupun yang dilakukan dirumah dalam menjalankan usahanya. 4. Mematuhi peraturan kota. Pelaku home industry lebih cermat menyikapi perizinan usaha yang biasanya diikuti dengan keadaan lokasi bisnis yang dibangun. 5. Mengelola resiko. Wirausahawan berbasis rumahan harus meninjau polis asuransi pemilik rumah mereka karena tidak semua polis mencangkup klaim
yang
berkaitan
dengan
bisnis.
Beberapa
bahkan
akan
22 Universitas Sumatera Utara
menghanguskan
perlindungan
jika
terdapat
bisnis
dirumah.
(McMugh,2009:198)
2.3 Peningkatan Peningkatan diartikan menurut abraham maslow (1908) dalam (syahriani 2013:20) dan teori ekskalasi, peningkatan atau penambahan kekayaan baik aset maupun barang berharga yang memiliki nilai ketika dijual kembali, selain itu peningkatan bukan hanya bicara mengenai peningkatan gaji pada karyawan tetapi juga bicara mengenai pemenuhan kebutuhan rumaha tangga dan penambahan aset-aset didalam rumah tangga baik berupa investasi dalam bentuk tabungan dan konsumsi yang mencukupi kebutuhan rumah tangga.
2.4 Pendapatan 2.4.1Pengertian Pendapatan Terdapat banyak pengertian pendapatan menurut para ahli, pengertian pendapatan menurut kieso, weyandt, warfield (2011:p955) “gross inflow of economic benefit during the period arising in the ordinary activities of an entity when those inflows result increases in equity, other than increases relating to contribution from equity participants”. Yang artinya adalah pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu peroide, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan memiliki banyak nama seperti sales, fees, interst, dividends and royalties. Sedangkan menurut Jhon J. Wild (2003;311) pendapatan adalah :
23 Universitas Sumatera Utara
1. Pendapatan menurut ilmu ekonomi Pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula 2. Pendapatan menurut ilmu akutansi Ilmu akutansi melihat pendapatan sebagai suatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah.
2.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Teori menurut Milton Friedmen dan Franco Modiglini (1980) ada beberapa faktor dalam meningkatkan pendapatan yaitu : 1. Teori Investasi dari Masbah Klasik 2. Teori Tabungan dari Milton Friedmen 3. Teori Konsumsi dari Franco Modiglini Teori konsumsi Milton Friedmen terkenal dengan teori konsumsi hipotesis pendapatan pemanen (Permanent Income Hyphotesis - PIH). Dalam pengertian yang lebih sederhana pendapatan permanen maksudnya adalah konsumsi yang relatif tetap yang dapat dipertahankan sepanjang hidup. Sejatinya Friedman memiliki pandangan bahwa pendapatan transitori adalah pendapatan tidak tetap dan tidak dipastikan jumlah dimasa yang akan datang. Teori konsumsi dan Modigliani pada dasarnya dikembangkan oleh Alberto Ando, Richard Brumberg dan Franco Modiglini, akan tetapi yang mendapatkan penghargaan nobel hanyalah Modigliani karena salah satu teori konsumsinya yang terkenal dengan nama “hipotesis daur hidup (life cycle hypothesis)” yang
24 Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa konsumsi sesorang selain dari pendapatan, juga tergantung pada kekayaan, hal mana kekayaan ini didapat dari penyisihan pendapatan yang tidak di konsumsi, yaitu tabungan dan atau dari kekayaan warisan/turun-menurun. Tabungan ini bisa saja menjadi investasi sehingga menghasilkan aktiva misalnya tabungan pendapatan bunga dan pengambilan tabungan untuk investasi
2.4.3 Investasi Pada dasarnya investasi didefinisikan sebagai semua pengeluaran pada barang-barang kapital rill. Akan tetapi, dalam bahasa sehari-hari investasi juga mencakup pembelian aktiva. Secara umum mengeluarkan investasi berkaitan dengan pengelolaan sumber daya yang ada saat ini untuk di peroleh penggunaan atau manfaatnya pada saat yang akan datang. (waluyo, 2007:77) Pendapat kaum klasik tentang analisis saving dan investasi adalah merupakan peralatan untuk menganalisis tingkat bunga yang terjadi di dipasar, bukan untuk penentu tingkat employment dan pendapatan nasional. Analisis saving dan investasi sama halnya dengan masalah bunga pasar (market price), demikian juga tingkat bunga yang terjadi dipasar ditentukan oleh perimbangan atau keseimbangan antara penawaran uang dengan permintaan uang untuk mengadakan investasi. Dengan demikian menurut pandangan kaum klasik tingkat bunga berfungsi sebagau mekanisme penyeimbangan antara tabunga antara tabungan dengan investasi tanpa melihat kaitannya dengan pendapatan nasional.
25 Universitas Sumatera Utara
2.4.4 Tabungan Tabungan adalah simpanan pihak ketiga kepada pihak bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati bersama antara penabung dengan bank, yaitu tabungan pembangunan nasional (tabanas), tabungan ongkos naik haji (ONH), tabungan asuransi berjangka (taska), dan tabungan lainnya. ( siswandi,2008) Adapun Fungsi tabungan yaitu, dalam suatu masyarakat (perekonomian) bila diketahui fungsi konsumsi, maka akan dapat diketahui pula fungsi tabungannya. Karena tabungan (saving) yang terjadi merupakan kelebihan pendapatan yang tidak dikonsumsikan, dengan demikian rumah tangga sebagai pelaku ekonomi hanya mempunyai pilihan untuk merencanakan pendapatan yang diperolehnya. Pendapatan tersebut dikonsumsikan semuanya, atau sebagian untuk ditabung. Kita mengetahui dalam kehidupan sehari-hari, sebagian besar( seluruhnya) pendapatan akan dikonsumsi terutama masyarakat penghasilan rendah. (mulya, 1997:104)
2.4.4.1 Faktor-faktor Lain Yang Mempengaruhi Tingkat Tabungan 1.
Kekayaan yang terkumpul Sebagai akibat mendapat harta warisan/tabungan yang banyak akibat usaha dimasa lalu, maka seseorang berhasil memiliki kekayaan yang mencukupi. Dalam keadaan seperti itu sudah tidak tertolong lagi untuk menabung lebih banyak. Maka lebih besar bagian dari pendapatan digunakan untuk konsumsi dimasa sekarang. Sebaliknya orang yang tidak memiliki warisan lebih
26 Universitas Sumatera Utara
bertekat untuk menabung yang lebih banyak dimasa yang akan datang. 2.
Sikap hidup Sikap hidup yang suka berhemat mendorong seseorang untuk tidak menggunakan seluruh pendapatannya dan menabungnya sebagian. Sikap hidup hemat disadari oleh lingkungan, pendidikan, dan kesadaran akan kebutuhan dan keadaan masa depan.
3.
Suku bunga Suku bunga yang tinggi mendorong orang untuk menabung karena hasil dari tabungan cukup besar. Suku bunga yang rendah akan mendorong untuk tidak menabung karena hasil yang di peroleh tidaklah seberapa sehingga orang merasa uang yang di tabung sama saja dengan di konsumsi. Tingginya bunga dapat meningkatkan tabungan dengan mengurangi tingkat konsumsi.
4.
Adanya jaminan pensiun dan masa depan Pemerintah memberikan dana pensiun kepada para mantan pegawai negeri. Ada sebagian perusahaan yang juga melakukannya. Hal tersebut
dapat
mengurangi
minat
mebung
pegawai
yang
menerimanya karena telah ada kepastian masa depan dan hari tua. Sikap seperti itu juga bisa di karenakan kekayaan yang di miliki sangat besar sehingga kekayaannya dapat di depositokan dan hasilnya tidak habis digunakan sampai hari tua 5.
Keadaan ekonomi
27 Universitas Sumatera Utara
Keadaan ekonomi yang stabil akan mendorong orang untuk berkonsumsi sedangkan keadaan yang tidak stabil mendorong orang menabung karena untuk berjaga-jaga atas kondisi ekonomi yang tidak menentu tersebut. Kondisi ekonomi yang tidak stabil dapat meningkatkan minat menabung masyarakat. Kestabilan ekonomi dan tingkat tabungan hubungannya lebih bersifat bertolak belakang. http://ekonomikelasx.blogspot.co.id/2013/05/faktor-faktor-yang-mempengaruhimempengaruhi.html diaskses tanggal 20/10/2015 21:30
2.4.5 Konsumsi Menurut John Maynard Keynes (1990), jumlah konsumsi saat ini (current disposible income) berhubungan langsung dengan pendapatannya. Hubungan antar keduavariabel tersebut dapat dijelaskan melalui fungsi komunikasi. Fungsi konsumsi menggambarkan tingkat konsumsi pada bagian tingkat pendapatan. Analisis teori keynes bila disimak dari fungsinya memiliki 2 macam sumber konsumsi yaitu konsumsi subsidi (konsumsi otonomi, manakala tingkat pendapatan=0 dan konsumsi fungsional yanitu konsumsi yang berhubungan dengan tingkat pendapatan nasional. Bila kita memiliki data bulanan atau tahunan yang berisikan besarnya pendapatan dan konsumsi, maka sebenarnya kita dapat mengetahui dan menyusun suatu fungsi konsumsi, baik dengan cara ekonometrik, atau dengan menggunakan model matematik sederhana.
28 Universitas Sumatera Utara
2.4.5.1 Faktor-faktor Penentu Tingkat Konsumsi Banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga. Faktor-faktor tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga: a. Faktor-Faktor Ekonomi b. Faktor-Faktor Demografi (kependudukan) c. Faktor-Faktor Non-Ekonomi a. Faktor-faktor Ekonomi 1.Pendapatan Rumah Tangga (Household Income) Pendapatan rumah tangga sangat besar berpengaruh terhadap tingkat konsumsi. Biasanya makin baik (tinggi) tingkat pendapatan, tingkat konsumsi makin tinggi. Karena ketika tingkat pendapatan meningkat, kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan konsumsi menjadi makin besar. Atau mungkin juga pula hidup makin konsumtif, setidak-tidaknya semakin menuntut kualitas yang baik. Contoh yang amat sederhana adalah jika pendapatan sang ayah masih sangat rendah, biasanya beras yang dipilih untuk beras konsumsi juga beras kelas rendah/menengah. 2. Kekayaan Rumah Tangga (Household Wealth) Tercakup dalam pengertian kekayaan rumah tangga adalah kekayaan rill (misalnya: rumah tanah dan mobil) dan financial (deposito berjangka, saham, surat-surat berharga). Kekayaan tersebut dapat meningkatkan konsumsi, karena menambah pendapatan disposibel. Misalnya bunga deposito yang diterima tiap bulan dan deviden yang diterima setiap tahun menambah pendapatan rumah tangga. 3. Jumlah Barang-Barang Konsumsi Tahan Lama Dalam Masyarakat
29 Universitas Sumatera Utara
Pengeluaran konsumsi masyarakat juga dipengaruhi oleh jumlah barangbarang konsumsi tahan lama (consumers durables). Pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi biasa bersifat (menambah) dan negatif (mengurangi). Barang-barang tahan lama biasanya harganya mahal, yang untuk memperolehnya dibutuhkan waktu untuk menabung. Apabila membelinya secara tunai, maka sebelumnya membeli harus banyak menabung b. Faktor-Faktor Demografi 1. Jumlah penduduk Jumlah penduduk yang banyak akan memperbesar pengeluaran konsumsi secara menyeluruh, walaupun rata-rata perorangan atau keluarga relatif rendah. Misalnya, walaupun tingkat konsumsi rata-rata penduduk Indonesia lebih rendah dari pada penduduk singapura, tetapi secara absolute tingkat pengeluaran konsumsi Indonesia lebih besar dari pada penduduk Singapura. Sebab jumlah penduduk indonesia lima puluh kali lipat penduduk Singapura. 2. Komposisi penduduk Komposisi penduduk dari satu negara dapat dilihat dari berapa klasifikasi diantaranya : Usia (produktif dan tidak produktif), pendidikan (rendah, menengah, tinggi) dan wilayah tinggal (perkotaan atau pedesaan). c. Faktor-faktor Non-Ekonomi Faktor-faktor non ekonomi yang paling berpengaruh terhadap besarnya konsumsi adalah faktor sosial-budaya masyarakat. Misalnya, berubahnya pola kebiasaan makan, perubahan etika dalam tata nilai karena ingin meniru kelompok masyarakat lain yang dianggap lebih hebat. Tidak mengherankan bila ada rumah
30 Universitas Sumatera Utara
tangga yang mengeluarkan uang ratusan juta, bahkan miliar rupiah, hanya untuk membeli rumah idaman. Dalam dunia nyata, sulit memilih-milih faktor yang mempengaruhi apa, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan/peningkatan konsumsi. Karena itu bisa terjadi dalam kelompok masyarakat yang berpendapat rendah yang memaksakan untuk membeli barang-barang dan jasa yang sebenarnya tidak sesuai dengan kemampuannya. https://anindyaditakhorina.wordpress.com/2011/04/17/faktor-faktor-yangmempengaruhi-tingkat-konsumsi/ diakses tanggal 27/11/2015 21:20
2.5 RUMAH TANGGA 2.5.1 Pengertian Rumah Tangga Rumah tangga adalah satuan unit terkecil di dalam masyarakat. Dalam arti sempit rumah tangga adalah suatu kelompok masyarakat yang biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Namun, ada juga rumah tangga yang terdiri dari orang lain yang telah dianggap sebagai anggota rumah tangga tersebut, misalnya kakek, nenek, atau pembantuyang sudah menjadi bagian dari sebuah rumah tangga. Dalam arti yang luas, rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang tinggal dalam suatu bangunan yang sama dan melakukan pembagian dalam pemenuhan kebutuhan hidup. http://ekonomikelasx.blogspot.co diaskses tanggal 20/10/2015 21:30
31 Universitas Sumatera Utara
2.5.2 Pendapatan Rumah Tangga Menurut Afrida (2013: 225) “pendapatn rumah tangga adalah penghasilan dari seluruh anggota keluarga yang disambungkan untuk memenuhi kebutuhan bersama ataupun perorangan dalam rumah tangga”. Sedangkan menurut junandar (2004:147) “pendapatan rumah tangga adalah pendapatan /penghasilan yang diterima oleh rumah tangga bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga maupun pendapatan anggota rumah tangga”. Berdasarkan defenisi pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh dari seluruh anggota rumah tangga keluarga baik yang berasal dari kepala keluarga atau seluruh anggota keluarga.
2.5.3 Pola Rumah Tangga Rumah tangga di bedakan menjadi dua, yaitu: 1. Rumah tangga biasa (ordinary household) adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama dan makan dari satu dapur. 2. Rumah tangga khusus (special household) adalah orang-orang yang tinggal di asrama, tangsi, panti asuhan, lembaga pemasyarakatan, atau rumah tahanan yang mengurus kebutuhan sehari-harinya dikelola oleh suatu yayasan atau lembaga serta sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekos) dan berjumlah 10 orang atau lebih. http://www.bps.go.id/index.php/istilah/index?istilah%5Bberawalan%5D=R&istila h_page=4diakses tanggal 27/11/2015 22:1
32 Universitas Sumatera Utara
2.5.4 Jenis - Jenis Komponen Perkiraan Kebutuhan Rumah Tangga Sebagai dasar untuk memperkirakan kebutuhan manusia meliputi: 1. kesehatan, termasuk kondisi demografi 2. makanan dan gizi 3. pendidikan, termasuk literacy dan skill 4. kondisi pekerjaan 5. situasi kesempatan kerja 6. konsumsi dan tata hubungan aggregatif 7. pengangkutan 8. perumahan, termasuk fasilitas-fasilitas perumahan 9. sandang 10. rekreasi hiburan 11. jaminan sosial 12. kebebasan manusia Maslow Dalam Buku Pengantar Bisnis Nickels Dkk (2009)
2.5.5 Peran dan Fungsi Rumah Tangga Setiap rumah tangga mempunyai peran dan fungsi. Tetap secara garis besar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Pemenuhan kebutuhan hidup, seperti bekerja untuk memenuhi pangan, sandang, pangan dan papan. Kegiatan belajar untuk anak, penyediaan dan pemeliharaan pangan, sandang, papan serta kegiatan lain yang menyangkut kebutuhan rumah tangga.
33 Universitas Sumatera Utara
2. Administrasi, yaitu kegiatan yang menyangkut catat-mencatat, kegiatan ini meliputi penyediaan dan pengaturan catatan keuangan, kartu dan suratsurat penting yang dibutuhkan untuk urusan anggota rumah tangga (kartu keluarga, surat nikah, ijazah, dan sebagainya 3. Berhubungan dengan pihak luar dari rumah tangga, yaitu kegiatan bernegosiasi, kegiatan berhubungan antar keluarga dan kegiatan sosial lainnya. (pohan, 2012:21)
34 Universitas Sumatera Utara