BAB II KERANGKA TEORI A. Landasan Teori 1. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.10 Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif yang mengandung tiga pengertian, yaitu: (1) Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan ini makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Lebih lanjut, keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.11 Sejalan dengan perilaku konsumen, maka pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai 10
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, ed. Ke-1, cet. Ke-3 (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 4. 11
Maski, Analisis Keputusan Nasabah Menabung, Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 4, No. 1, Mei 2010, hlm. 46.
11
12
alternatif pilihan, dan memilih salah satu atau lebih alternatif yang diperlukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.12 Model keputusan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi barang dan jasa terdiri atas beberapa tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan kepuasan.Proses keputusan konsumen tersebut dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yaitu:13 a. Strategi pemasaran Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya dapat mempengaruhi proses keputusan konsumen. b. Perbedaan individu Perbedaan individu menggambarkan faktor-faktor karakteristik individu yang muncul dari dalam diri konsumen dan proses psikologis yang terjadi pada diri konsumen yang sangat berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen, diantaranya yaitu: agama, kebutuhan dan motivasi, kepribadian, pengolahan informasi dan presepsi, proses belajar, pengetahuan dan sikap konsumen. c. Faktor lingkungan Ada beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses keputusan konsumen, diantaranya yaitu: budaya; karakteristik demografi,
sosial
dan
ekonomi;
keluarga;
kelompok
acuan;
lingkungan dan situasi konsumen; dan teknologi.
12
Maski, Analisis Keputusan Nasabah Menabung ... hlm. 46.
13
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran, ed. Ke-2, cet. ke-1(Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2011) hlm. 9-21.
13
Model keputusan konsumen tersebut dapat digambarkan dalam suatu bagan, sehingga dapat lebih mudah memahaminya. Berikut adalah bagan dari model keputusan konsumen:
STRATEGI PEMASARAN Perusahaan, Pemerintah, Organisasi Nirlaba, dan Partai Politik PROSES KEPUTUSAN Pengenalan Kebutuhan PERBEDAAN INDIVIDU 1. Kebutuhan & motivasi 2. Kepribadian 3. Konsep Diri 4. Pengelolaan Informasi & Persepsi 5. Proses Belajar 6. Pengetahuan 7. Sikap 8. Agama
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
FAKTOR LINGKUNGAN 1. Budaya 2. Karakteristik Demografi, Sosial, dan Ekonomi 3. Keluarga dan Rumah Tangga 4. Kelompok Acuan 5. Situasi Konsumen 6.Teknologi
Pembelian dan Kepuasan IMPLIKASI Strategi Pemasaran Kebijakan Publik Pendidikan Konsumen
Gambar 2.1 Model Keputusan Konsumen Sumber: Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran(2008)
Dalam penelitian ini konsumen yang dimaksud adalah mahasiswa. Mahasiswa sebagai konsumen maupun calon konsumen merupakan pengambil
keputusan
dalam
memilih
untuk
melakukan
14
kegiatanmenabung atau tidak menabung di lembaga keuangan syariah berdasarkan pertimbangan tertentu. 2. Religiusitas Kata religi berasal dari bahasa latin ‘ereligio’ yang akar katanya adalah ‘religare’ dan berarti ‘mengikat’. Maksudnya adalah dalam religi (agama) pada umumnya terdapat aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan, yang semuanya itu berfungsi untuk mengikat dan mengutuhkan diri seseorang atau sekelompok orang dalam hubungannya terhadap Tuhan, sesama manusia serta alam sekitarnya.14 Menurut Glock & Stark ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu dimensi keyakinan (ideologis), dimensi peribadatan atau praktik agama (ritualistik), dimensi penghayatan (eksperiensial), dimensi pengamalan (konsekuensial), dimensi pengetahuan agama (intelektual). Kelima dimensi tersebut dalam tingkat tertentu memiliki kesesuaian dengan islam. Walaupun tak sepenuhnya sama, dimensi keyakinan dapat disejajarkan dengan akidah, dimensi praktik agama disejajarkan dengan syariah dan dimensi pengalaman disejajarkan dengan akhlak. Penjelasan kelima dimensi religiusitas tersebut adalah sebagai berikut:15 a) Dimensi keyakinan Dimensi ini berisi pengharapan-pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu dan 14
M. A. Subandi, Psikologi Agama & Kesehatan Mental, Cet. ke-1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 87. 15
Robertson dalam Djamaludin Ancok dan Fuat Nashori Suroso, Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-Problem Psikologi, cet. Ke-7 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),hlm. 77-81.
15
mengakui
kebenaran
doktrin-doktrin
tersebut.
Setiap
agama
mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharapkan akan taat. Walaupun demikian, isi dan ruang lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya diantara agama-agama, tetapi seringkali juga di antara tradisi-tradisi dalam agama yang sama. Dimensi akidah islam menunjuk pada seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran ajaran-ajaran agamanya, terutama terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Di dalam keberislaman, isi dimensi keimanan menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar. b) Dimensi praktik agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Praktik-praktik keagamaan ini terdiri atas dua kelas penting yaitu ritual dan ketaatan. Dimensi peribadatan atau syariah menunjukkan seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana disuruh dan dianjurkan oleh agamanya. Dalam keberislaman, dimensi peribadatan menyangkut pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, dan membaca Al-Quran, doa, zikir, ibadah kurban, iktikaf di masjid dibulan puasa dan sebagainya.
16
c) Dimensi pengalaman Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengaharapan-pengaharapan tertentu, meski tidak tepat dikatakan bahwa seseorang yang beragama dengan baik pada suatu waktu akan mencapai pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa ia akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural). Dimensi ini berkaitan
dengan
pengalaman
keagamaan,
perasaan-perasaan,
persepsi-persepsi, dan sensasi-sensasi yang dialami seseorang atau didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan (atau suatu masyarakat) yang melihat komunikasi, walaupun kecil, dalam suatu esensi ketuhanan, yaitu dengan Tuhan, kenyataan terakhir, dengan otoritas transdental. d) Dimensi pengetahuan agama Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisitradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan jelas berkaitan satu sama lain, karena pengetahuan mengenai suatu keyakinan adalah syarat bagi penerimaannya. Walaupun demikian, kayakinan tidak perlu diikuti oleh syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan agama tidak selalu bersandar pada keyakinan. Lebih jauh, seseorang dapat berkeyakinan
17
kuat tanpa benar-benar memahami agamanya atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. e) Dimensi pengamalan atau konsekuensi. Dimensi konsekuensi mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berpikir dan bertindak dalam kehidupan
sehari-hari,
tidak
sepenuhnya
jelas
sebatas
mana
konsekuensi-konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama. Dalam keberislaman, dimensi ini meliputi perilaku suka menolong,
bekerja
sama,
berderma,
menyejahterakan
dan
menumbuhkembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak menipu, tidak berjudi, tidak meminum minuman yang memabukkan, mematuhi norma-norma islam dalam perilaku seksual, berjuang untuk hidup sukses menurut ukuran silam dan sebagainya. 3. Pendapatan Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapatan disposible. Pendapatan disposible adalah jumlah yang tersedia untuk
18
dibelanjakan atau ditabung oleh rumah tangga. 16 Besarnya pendapatan disposible menentukan jumlah barang yang akan dikonsumsi dan jumlah uang yang akan ditabung. Seseorang biasanya akan menabung sebagian dari pendapatannya dengan beragam motif, antara lain:17 a) untuk berjaga-jaga terhadap ketidakpastian masa depan, b) untuk persiapan pembelian suatu barang konsumsi di masa depan, dan c) untuk mengakumulasikan kekayaannya. Dalam ilmu ekonomi mikro islam, dijelaskan bahwa pendapatan yang diterima dapat dijadikan sebagian untuk konsumsi, dan sebagian lagi untuk disimpan/ditabung.18 Hal tersebut dapat dijelaskan dengan rumus persamaan sebagai berikut: , dimana: Y: Pendapatan, C: Konsumsi, S: Tabungan 4. Literasi Keuangan Syariah Literasi
keuanganmencakup
kemampuan
seseorang
untuk
membedakan pilihan keuangan, membahas uang dan masalah keuangan tanpa (atau meskipun) ketidaknyamanan, merencanakan masa depan, dan menanggapi kompeten untuk peristiwa kehidupan yang mempengaruhi 16
Rudiger Dornbusch dan Stanley Fischer, Makro ekonomi, terjemahan Julius A. Mulyadi (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1997), hlm. 44. 17
Hendrie Anto, Pengantar Ekonomika Mikro Islami, ed. Ke-1, cet. ke-1 (Yogyakarta: Ekonisia, 2003), hlm. 144. 18
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami, ed. Ke-2 (Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008),
hlm. 59.
19
keputusan keuangan sehari-hari, termasuk peristiwa di ekonomi secara umum.19 Terdapat beberapa dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur literasi keuangan seseorang, yaitu:20 a) Manajemen keuangan pribadi (personal finance) merupakan proses perencanaan dan pengendalian keuangan dari unit individu atau keluarga. b) Bentuk simpanan di Bank yang dapat dilakukan dalam bentuk tabungan (sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek), deposito berjangka (simpanan pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu), sertifikat deposito (deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan), dan giro (simpanan pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran). c) Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian risiko yang dilakukan dengan cara mengalihkan/transfer risiko dari satu pihak ke pihak lain (dalam hal ini adalah perusahaan asuransi). d) Investasi merupakan suatu bentuk pengalokasian pendapatan yang dilakukan saat ini untuk memperoleh manfaat keuntungan (return) di kemudian hari yang bisa melebihi modal investasi yang dikeluarkan saat ini. 19
Sari dalam Meutia Karunia Dewi, Sofiatul Khotimah, dan Novita Puspasari, Telaah Financial Literasi Mahasiswa FEB Universitas Jendral Soedirman: Suatu Implikasi Pembelajaran di Perguruan Tinggi (t.tp: tp, t.tht), hlm. 827. 20
Chen dan Volpe dalam Nur Aziza Ariani, Pengaruh Faktor Demografi Terhadap Financial Literacy Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya Angkatan 2012 (t.tp: tp, t.tht), hlm. 4.
20
Sejalan dengan penjelasan teori di atas, maka literasi keuangan syariah adalah suatu pengetahuan dan keterampilan mengenai pengelolaan keuangan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan yang berdasarkan dengan prinsip syariah, yaitu dengan menghilangkan unsur riba, gharar, dan maysir.21
B. Tinjauan Pustaka
No
Judul Penelitian
1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Variabel Metode Penelitian
-Religiusitas, Judul: Religiusitas yang dan Perilaku meliputi Investasi pengetahuan, Investor sikap dan Muslim perilaku Pekalongan di keagamaan. Pasar Modal -Perilaku Investasi Penulis: Rinda Investor di Asytuti pasar modal Tahun: 2009 Sumber: Laporan Hasil Penelitian Individual Judul: Pengaruh Pengetahuan, Fasilitas, dan Religiusitas Terhadap Minat
2.
21
Independen: -Pengetahuan -Fasilitas -Religiusitas Dependen: Minat
Hasil penelitian
Analisis reflektif, yaitu proses berpikir induktif, berdasarkan temuan yang ada, kemudian temuan tersebut ditelaah secara kritis untuk menyimpulkan secara diskriptif kualitatif
Religiusitas tidak secara otomatis mendorong investor muslim pekalongan untuk memilih instrumen halal yang ada di pasar modal dan cara berinvestasi sebagaimana digariskan oleh nilainilai dalam ekonomi islam melainkan lebih banyak dipengaruhi oleh rasionalitas manusia dan keuntungan
Pengujian dilakukan dengan analisis regresi berganda
Pengetahuan, fasilitas, dan religiusitas baik secara parsial maupun serempak berpengaruh signifikan terhadap minat menabung di
Rike Setiawati, Literasi Keuangan Islam (Suatu telaah Literatur) (t.tp: tp, t.tht), hlm. 10.
21
Menabung di Menabung di Bank Syariah Bank Syariah Penulis: Ariska Tahun: 2012 Sumber: Skripsi
3.
Judul: Pengaruh Religiusitas, Produk Bank, Kepercayaan, Pengertahuan Dan Pelayanan Terhadap Preferensi Menabung Pada Perbankan Syariah (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang) Penulis: Alfi Mulikhah
Independen: -Relgiusitas -Produk bank -Kepercayaan -Pengetahuan -Pelayanan Dependen: Preferensi menabung pada perbankan syariah
Menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menjelaskan penelitian responden dan distribusi item masing-masing variabel. Model analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor.
bank syariah, dimana fasilitas memiliki pengaruh paling dominan terhadap minat menabung di bank syariah sebesar 21,7%, sedangkan pengetahuan sebesar 10%, dan religiusitas sebesar 8,4%. Untuk nilai R2 dalam model ini adalah 0,421 berarti variasi variabel minat menabung dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel pengetahuan, fasilitas dan religiusitas. Sedangkan 57,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Pengaruh religiusitas terhadap preferensi utama menabung pada perbankan syariah adalah kepatuhan agama. Pengaruh produk bank terhadap preferensi utama menabung pada perbankan syariah adalah produk yang inovatif. Pengaruh kepercayaan terhadap preferensi utama menabung pada perbankan syariah adalah kemudahan bertransaksi. Pengaruh pengetahuan terhadap preferensi utama menabung pada perbankan syariah adalah pengetahuan
22
Lestari Tahun: 2015 Sumber: Skripsi 4.
Judul: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Mahasiswa dalam Menabung (Studi Kasus Mahasiswa S1 FEB Undip Tembalang). Penulis:Arwan sa Wahana
Independen: Literasi Keuangan, Pengendalian Diri, Motif Menabung, Pendapatan
Menggunakan model regresi logistik dan model tobit
Dependen: Perilaku Mahasiswa dalam Menabung
Tahun: 2014 Sumber: Skripsi
5.
Judul: Pengaruh Pendapatan, Religiusitas, Dan Informasi Terhadap Intensi Menabung Di Bank Syariah Pada Kalangan Santri Mahasiswa PP. Wahid Hasyim Di Sleman
Independen: - Pendapatan - Religiusitas - Informasi Dependen: Intensi menabung
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah probit regression, yaitu mencari pengaruh variabel X terhadap variabel Y yang bersifat dikotomi/ binary.
ilmiah. Dan pengaruh pelayanan terhadap preferensi utama menabung pada perbankan syariah adalah penggunaan fasilitas yang mudah. - Variabel literasi keuangan, variabel pengendalian diri, variabel motif menabung, dan variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap probabilitas menabung. - Model tobit menunjukkan bahwa variabel literasi keuangan, variabel pengendalian diri, variabel motif menabung, variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah tabungan. - Pendapatan tidak berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. - Religiusitas dan informasi masingmasing berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada
23
Penulis: Desy Fatmawati Tahun: 2015 Sumber: skripsi
6.
Judul: Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income Terhadap Minat Menabung Mahasiswa Di Perbankan Syariah (Studi Kasus Mahasiswa STAIN Salatiga)
Independen: Disposible income Dependen: Minat menabung Variabel moderator: Religiusitas
kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. - Pendapatan, religiusitas, dan informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap intensi menabung di bank syariah pada kalangan santri mahasiswa Pondok Pesantren Wahid Hasyim. Menggunakan Disposible income uji reliabilitas, yang dimoderasi oleh validitas, tingkat statistik religiusitasberpengaru (analisis h positif dan regresi signifikan terhadap berganda), dan minat menabung asumsi klasik. mahasiswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi disposible income maka semakin tinggi pula minat menabung mahasiswa yang dimoderasi oleh tingkat religiusitas.
Penulis: Atik Masruroh Tahun: 2015 Sumber: skripsi 7.
Judul: Pengaruh Literasi Keuangan
Independen: -Gender -Usia -Academic
Menggunakan Literasi path analysis memiliki (analisis jalur). yang terhadap
keuangan pengaruh signifikan perilaku
24
Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan
8.
ability - Pengalaman kerja
keuangan mahasiswa, akan tetapi gender, usia, kemampuan akademis, dan pengalaman kerja Dependen: Y1 = Literasi tidak terbukti Keuangan memiliki korelasi Penulis:Nujma Y2 = Perilaku dengan perilaku tul Laily Keuangan keuangan mahasiswa. Temuan penelitian ini Tahun: menunjukkan bahwa literasi keuangan merupakan Sumber: E-Journal determinan perilaku keuangan. kualitas Judul: Independen: Menggunakan Variabel Analisis - Kualitas metode logit keagamaan, dan Faktor-Faktor keagamaan (Logistic tingkat pendidikan Yang - Tingkat Distribution terbukti signifikan Mempengaruhi pendidikan Function) berpengaruh secara Keputusan - Tingkat positif terhadap Masyarakat Pendapatan keputusan masyarakat Muslim Untuk - Usia muslim untuk Menggunakan - Gender menggunakan bank Bank Syariah - Jarak syariah di Kota (Studi Kasus di Surakarta pada tahun Kota 2008. Sedangkan Dependen: Surakarta) Keputusan variabel tingkat Masyarakat pendapatan, usia,jenis Penulis:Ayoe Muslim kelamin, dan jarak Niken Pratiwi Untuk tidak terbukti Menggunaka mempengaruhikeputu Tahun: 2010 n Bank san masyarakat Syariah di muslim di Kota Kota Surakarta untuk Sumber: Skripsi Surakarta. menggunakan bank syariah pada tahun 2008.
25
C. Kerangka Berpikir
Religiusitas (X1)
Pendapatan (X2)
H1
H2
H4
Perilaku mahasiswa dalam menabung di LKS (Y)
Literasi Keuangan Syariah (X3)
H3
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Perilaku konsumen merupakan interaksi yang dinamis antar manusia dalam melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Perilaku konsumen dalam penelitian ini menekankan pada aktivitas konsumen dalam mengambil keputusan untuk menabung di lembaga keuangan syariah. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor perbedaan individu (meliputi: kebutuhan dan motivasi, kepribadian, konsep diri, pengolahan informasi dan persepsi, proses belajar, pengetahuan, sikap, dan agama), dan faktor lingkungan (meliputi: budaya, karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi, keluarga dan rumah tangga, kelompok acuan, situasi konsumen, dan teknologi).
26
Penelitian
ini
akan
membahas
mengenai
pengaruh
religiusitas,
pendapatan, dan literasi keuangan syariah terhadap perilaku mahasiswa (sebagai konsumen dan calon konsumen) dalam proses pengambilan keputusan untuk menabung di lembaga keuangan syariah. 1. Pengaruh religiusitas terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah Religiusitas menggambarkan ketaatan seorang individu terhadap larangan dan perintah Tuhan dalam agamanya. Religiusitas masing-masing individu berbeda-beda. Religiusitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah religiusitas dalam konteks agama islam. Hal ini karena responden pada penelitian ini adalah mahasiswa STAIN Pekalongan. Lembaga keuangan syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya mengacu pada hukum islam, dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh lembaga keuangan syariah maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung dari akad dan perjanjian antara nasabah dan bank atau yang disebut sebagai bagi hasil. Jadi lembaga keuangan syariah menjalankan kegiatannya sesuai syariah, yaitu tidak memberlakukan riba yang diharamkan. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui hubungan antara religiusitas dengan perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah jelas. Semakin tinggi tingkat religiusitas mahasiswa, maka probabilitas untuk menabung di lembaga keuangan syariah menjadi semakin tinggi.
27
Sebaliknya,
semakin
rendah
tingkat
religiusitas
mahasiswa, maka
probabilitas untuk menabung di lembaga keuangan syariah menjadi semakin rendah. Hal tersebut berarti bahwa religiusitas berpengaruh positif dengan perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah. 2. Pengaruh pendapatan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah Dalam teori Keynes, tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsi pada periode yang sama. Dalam ilmu ekonomi, pendapatan dapat ditulis dengan rumus: Y = C + S, dimana tabungan dapat dituliskan dengan rumus: S = Y C, yang berarti tabungan dapat dicari dengan cara mengurangkan pendapatan dengan konsumsi. Dari teori ekonomi tersebut, dapat dinyatakan bahwa jikasemakin tinggi pendapatan seseorang, maka probabilitas untuk menabung menjadi semakin tinggi.Sebaliknya, semakin rendah pendapatan seseorang, maka probabilitas
untuk
menabung
menjadi
semakin
rendah.
Sehingga
pendapatan berpengaruh positif dengan perilaku seseorang dalam menabung. Sejalan dengan penjelasan teori di atas, permintaan untuk menabung di lembaga keuangan syariah juga dipengaruhi oleh besarnya pendapatan. Semakin besar pendapatan, maka permintaan untuk menabung di lembaga keuangan syariah akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.
28
3. Pengaruh literasi keuangan syariah terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah Literasi keuangan merupakan suatu pengetahuan dankemampuan seseorang dalam memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan tertentu.Literasi keuangan yang baik dibutuhkan setiap mahasiswa agar mahasiswa dapat memenuhi segala kebutuhannya dengan baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Sedangkan literasi keuangan syariah berarti
pengetahuan dan kemampuan seseorang mengenai
pengelolaan keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah. Semakin tinggi tingkat literasi keuangan seseorang, maka probabilitas untuk menabung menjadi semakin tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah
tingkat literasi keuangan seseorang, makaprobabilitas untuk menabung menjadi semakin rendah. Dengan demikian, literasi keuangan memiliki hubungan positif dengan perilaku seseorang dalam menabung. Sejalan dengan penjelasan teori di atas bahwa permintaan untuk menabung di lembaga keuangan syariah juga dipengaruhi oleh tingkat literasi keuangan syariah. Semakin tinggi tingkat literasi keuangan syariah mahasiswa, maka probabilitas untuk menabung di lembaga keuangan syariah akan semakin tinggi. Hal ini berarti bahwa literasi keuangan memiliki hubungan positif dengan perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.
29
D. Hipotesis Dari uraian kerangka pemikiran diatas dan studi empiris yang berkaitan dengan penelitian ini, maka hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H1: Religiusitas mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah. H2: Pendapatan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah. H3: Literasi keuangan syariah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah. H4: Religiusitas, pendapatan dan literasi keuangan syariah secara simultan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku mahasiswa dalam menabung di lembaga keuangan syariah.