BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Bisnis Bisnis dalam arti luas adalah suatu istilah umum
yang
menggambarkan sebuah aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Bisnis itu sendiri dapat dipandang sebagai suatu sistem menyeluruh yang menggabungkan sub sistem yang lebih kecil yang disebut industri. Artinya, setiap industri dibentuk dari banyak perusahaan yang terdiri dari berbagai ukuran perusahaan dengan berbagai produk yang dihasilkannya, termasuk kegiatan pemasaran, pengembangan SDM,
pengaturan keuangan dan
sistem manajemen. Huat, T Chwee, et. Al (1990) mendefenisikan bisnis sebagai suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat kita (business is then simply a system that produces goods and service to satisfy the needs of our society). Dengan mengambil defenisi sitem tersebut, kita dapat mengharapkan suatu hubungan yang saling mengisi antara bisnis dan pilihan kebutuhan dalam masyarakat kita. Pendapat lain dikemukakan oleh Griffin dan Ebbert (1996), bahwa bisnis itu merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
Universitas Sumatera Utara
mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Dalam ekonomi kapitalis, dimana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak
swasta,
bisnis
dibentuk
untuk
mendapatkan
profit
dan
meningkatkan kemakmuran para pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras dengan sistem sosialistik, dimana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
2.1.1Bentuk-Bentuk Organisasi Bisnis Menurut Amirullah dan Imam Hardjanto ( 2005:51), terdapat tiga bentuk utama dari organisasi bisnis, yaitu: a. Perusahaan Perseorangan Perusahaan Perseorangan adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang. Orang ini bertanggung jawab atas keseluruhan harta kekayaan perusahaan tersebut dan mempunyai hak atas keseluruhan keuntungan hasil dari usaha. Namun, orang tersebut juga mempunyai kewajiban tidak terbatas akan hutang yang
Universitas Sumatera Utara
ditanggung oleh perusahaan apabila mengalami kerugian. Hal ini karena seluruh harta kekayaan pribadi berada dalam status jaminan bagi usaha yang akan dijalankan. b. Perusahaan Persekutuan (Firma) Persekutuan (Firma dan Komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis dimana dua orang atau lebih bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggung jawab dan hak yang ada akan ditanggung oleh mereka. Firma adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan dibawah satu nama bersama dimana peserta-pesertanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggung jawab sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan komanditer (CV) adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak yang bertanggung jawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R. dan Wacik J, 1998). c. Perseroan Terbatas (PT) Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu-individu yang memilikinya. Dalam pengertiannya, perseroan terbatas (PT) merupakan badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang serta peraturan pelaksanaannya.
Universitas Sumatera Utara
d. Koperasi Koperasi
sebagai
suatu
sistem
ekonomi,
mempunyai
kedudukan politik yang cukup kuat karena memiliki cantolan konstitusional, yaitu berpegang pada pasal 33 UUD 1945, khususnya ayat 1 yang menyebutkan bahwa “perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekuasaan”. Dalam penjelasan UUD 1945 itu dikatakan bahwa bangun usaha yang paling cocok dengan asas kekeluargaan itu adalah Koperasi. Tafsiran itu sering pula dikemukakan oleh Mohammad Hatta, yang sering disebut sebagai perumus pasal tersebut. 2.1.2 Klasifikasi Bisnis Klasifikasi Bisnis menurut (KLUI) 1997, yaitu: 1. Usaha Pertanian Adalah
suatu
usaha
yang
melakukan
kegiatan
yang
menghasilkan produksi pertanian (tanaman pangan, tanaman perkebunan, peternakan, kehutanan, perburuan, dan perikanan) dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau ditukar atau menunjang kehidupan. 2. Usaha Pertambangan dan Penggalian Adalah usaha yang melakukan kegiatan persiapan dan pengambilan unsur-unsur kimia, mineral, bijih-bijihan dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia yang merupakan endapan alam, baik berupa padat, cair, maupun gas untuk tujuan komersial.
Universitas Sumatera Utara
3. Usaha Industri Pengolahan Adalah usaha yang melakukan kegiatan mengubah barang dasar atau bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi (work in process) dan/atau dari barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya sehingga lebih dekat kepada pemakai akhir, untuk tujuan komersil. 4. Usaha Listrik, Gas dan Air a. Usaha
Listrik
pembangkitan
adalah tenaga
usaha listrik
yang serta
melakukan
kegiatan
pengoperasian
jaringan
transmisi dan distribusi tenaga listrik kepada rumah tangga, instansi, dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh PLN. b. Usaha Gas adalah usaha yang melakukan kegiatan menyediakan gas serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kota kepada rumah tangga, instansi, industri, dan konsumen lainnya untuk tujuan komersil. Contoh Perusahaan Gas Negara. c. Usaha Air Bersih adalah usaha yang melakukan kegiatan penjernihan, penyediaan dan penyaluran air melalui terminal air, mobil tangki ke rumah tangga, instansi, industri dan konsumen lainnya dengan tujuan komersil. Contoh PAM. 5. Usaha Konstruksi Usaha Konstruksi adalah usaha yang mempunyai kegiatan dengan hasil akhir berupa bangunan atau konstruksi yang menyatu
Universitas Sumatera Utara
dengan tempat kedudukannya, baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya, dengan tujuan komersil. 6. Usaha
Perdagangan
Besar,
Eceran,
Rumah
Makan,
dan
JasaAkomodasi Lapangan usaha ini meliputi: a. Perdagangan Besar (grosir/wholeseller) adalah perdagangan barang baru maupun bekas yang pada umumnya dalam partai besar kepada para pemakai selain konsumen rumah tangga, seperti pedagang eceran, perusahaan industri, kantor, rumah sakit, rumah makan, dan jasa akomodasi. b.Perdagangan eceran (retailer) adalah perdagangan yang melakukan penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) barang-barang baru maupun bekas kepada konsumen rumah tangga. c. Restaurant, Rumah Makan, Bar, dan Jasa Boga d.Usaha Angkutan, Pergudangan, dan Komunikasi Usaha Angkutan adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan untuk mengangkut penumpang dan barang/ternak dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor
baik
melalui
darat,
air
maupun
udara
dengan
mendapatkan balas jasa. Perusahaan
Pergudangan
adalah
suatu
usaha
yang
melakukan kegiatan untuk menyimpan sementara barang-barang milik orang lain sebelum barang tersebut dikirim ke tujuan akhir dengan menerima balas jasa
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi adalah transformasi informasi dari seorang ke orang lain dengan menggunakan bahasa, suara, gambar, kode, atau tanda komersil lainnya. 7. Usaha Lembaga Keuangan Usaha Lembaga Keuangan mencakup: 1. Usaha Perbankan 2. Usaha Lembaga Pembiayaan 3. Usaha Lembaga-Lembaga di Pasar Modal 4. Usaha Asuransi 5. Usaha Lain-Lain
2.1.3 Strategi Bisnis Strategi bisnis(business strategy)merupakanstrategi yangdibuatpadalevel unitbisnisdanstrateginyalebihditekankanuntukmeningkatkanposisibersai ng produkataujasaperusahaandidalamsuatuindustriatausegmenpasartertentu (Solihin 2012:196). Strategi bisnisadalahstrategiyangmenekankanpadapeningkatandariposisikompeti tifterhadapprodukataujasaperusahaandalam industriyang spesifik atausegmenpasaryangdilayaniolehunitbisnistersebut(Wheelen dan Hunger,2011:13). Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
manajemen, seperti : Strategi Pemasaran, Strategi Produk, Strategi Distribusi, Strategi Organisasi, Strategi Penetapan Harga, Strategi Promosi, Strategi-Strategi yang berhubungan dengan keuangan dan lain-lain.
2.1.3.1 Strategi Pemasaran Tull dan Kahle (1990), strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusaahaan dengan
mengembangkan
keunggulan
bersaing
yang
berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Corey (dalam Dolan, 1991), strategi pemasaran terdiri atas lima elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah: 1. Pemilihan Pasar, yaitu memilih pasar yang akan dilayani. Keputusan didasarkan pada faktor-faktor(Jain, 1990): a. Persepsi
terhadap
fungsi
produk
dan
pengelompokan
teknologi yang dapat diproteksi dan didominasi. b. Keterbatasan sumber daya internal yang mendorong perlunya pemusatan (fokus) yang lebih sempit. c. Pengalaman kumulatif yang didasarkan pada trial-and-error di dalam menanggapi peluang dan tantangan. d. Kemampuan khusus yang berasal dari akses terhadap sumber daya langka atau pasar yang terproteksi.
Universitas Sumatera Utara
Pemilihan pasar dimulai dengan melakukan segmentasi pasar dan kemudian memilih pasar sasaran yang paling memungkinkan untuk dilayani oleh perusahaan. 2. Perencanaan Produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk, dan desain penawaran individual pada masing-masing lini. Produk itu sendiri menawarkan manfaat total yang dapat diperoleh pelanggan dengan melakukan pembelian. Manfaat tersebut meliputi produk itu sendiri, nama merek produk, ketersediaan produk, jaminan atau garansi, jasa reparasi,dan bantuan teknis disediakan penjual, serta hubungan personal yang mungkin terbentuk di antara pembeli dan penjual. 3. Penetapan
Harga,
yaitu
menentukan
harga
yang
dapat
mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. 4. Sistem Distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk hingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. 5. Komunikasi Pemasaran(Promosi), yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing, dan public relation.
2.1.3.2 Strategi Kepuasaan Pelanggan Strategi pesaing tinggi
harus dalam
kepuasan
pelanggan
berusaha
keras
usahanya
untuk
menyebabkan
para
memerlukan
biaya
dan merebut
pelanggan.
Satu
Universitas Sumatera Utara
hal
yang
kepuasan panjang menyangkut
perlu
diperhatikan
pelanggan yang dana
disini
merupakan
strategi
membutuhkan maupun
adalah
komitmen,
sumber
daya
bahwa jangka baik manusia
(Schnaars, 1991). Ada beberapa strategi yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan, yaitu: 1. Strategi pemasaran berupa Relationship Marketing (McKenna, 1991), yaitu strategi dimana transaksi pertukaran antara penjual dan pembeli berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai. Dengan kata lain, dijalin suatu kemitraan dengan pelanggan secara terus menerus (Jackson, 1985 dalam Schnaars 1991), yang pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat bussines). Betapa pentingnya hubungan ditunjukkan dengan pernyataan Levitt (dalam Schnaars, 1991) bahwa “Semakin banyak kegiatan ekonomi dunia yang dilakukan melalui hubungan jangka panjang antara pembeli dan penjual”. 2. Strategi Superior Customer Service (Schnaars, 1991), yaitu menawarkan pelayanan yang lebih baik daripada pesaing. Hal ini membutuhkan dana yang besar, kemampuan sumber daya manusia, dan usaha yang gigih agar dapat tercipta suatu pelayanan yang superior. Oleh karena itu, seringkali (tetapi tidak harus) perusahaan yang menawarkan customer service uang lain akan
Universitas Sumatera Utara
membebankan harga yang lebih tinggi pada produknya. Akan tetapi mereka biasanya memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik tersebut,yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya laba (gain) yang diperoleh. Contoh pelayanan superior yang dapat diberikan adalah distributor komputer memberikan pelayanan konsultasi gratis seputar permasalahan komputer, surat kabar yang memberikan jasa pelayanan gratis dalam menentukan format iklan bagi pemasang iklan, lembaga pendidikan kursus tertulis memberikan kesempatan kepada setiap calon peserta untuk mencoba modul nya selama jangka waktu tertentu misalnya dua bulan, toko khusus pakaian yang memberikan keleluasan untuk menukar/mengembalikan jas, jaket, sweater atau pakaian lainnya selama tenggang waktu tertentu, dan lain-lain. 3. Strategi Uncounditional Guarantees(Hart, 1988). Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan mutu produk atau jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu juga akan meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang lebih baik daripada sebelumnya. 4. Strategi Penanganan Keluhan yang Efisien(Schnaarss, 1991). Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas(atau bahkan menjadi pelanggan abadi).
Universitas Sumatera Utara
5. Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan, meliputi berbagai upaya seperti melakukan pemantauan dan pengukuran kepuasan pelanggan secara berkesinambungan, memberikan pendidikan atau pelatihan menyangkut komunikasi, salesmanship, dan public relation kepada pihak manajemen dan karyawan, memasukkan unsur
kemampuan
untuk
memuaskan
pelanggan(yang
penilaiannya bisa didasarkan pada survey pelanggan) ke dalam sistem penilaian prestasi karyawan, dan memberikan empowermen yang lebih besar kepada para karyawan dalam melaksanakan tugasnya. 6. Menerapkan Quality Function Deployment(QFD), yaitu praktik untuk merancang suatu proses sebagai tanggapan terhadap kebutuhan pelanggan.
2.1.3.3 Strategi Produk Secara garis besar strategi produk dapat dikelompokkan menjadi 8 jenis atau kategori, yaitu: 1. Strategi Positioning Product Merupakan strategi yang berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra (image) merek atau produk yang lebih unggul dibandingkan merek atau produk pesaing. 2. Strategi Pre Positioning Product
Universitas Sumatera Utara
Strategi ini dibutuhkan bilamana terjadi salah satu dari empat kemungkinan berikut: a. Ada pesaing
yang
masuk dan produknya diposisikan
berdampingan dengan merek perusahaan, sehingga membawa dampak buruk terhadap pangsa pasar perusahaan. b. Preferensi konsumen telah berubah. c. Ditemukan kelompok preferensi pelanggan baru, yang diikuti dengan peluang yang menjanjikan. d. Terjadi kesalahan dalam positioning sebelumnya. 3. Strategi Overlap Product Strategi ini adalah strategi pemasaran yang menciptakan persaingan terhadap merek tertentu milik perusahaan sendiri. 4. Strategi Lingkup Produk Strategi ini berkaitan dengan perspektif terhadap bauran produk suatu perusahaan, misalnya jumlah lini produk dan banyaknya item dalam setiap lini yang ditawarkan. 5. Strategi Desain Produk Strategi ini berkaitan dengan tingkat standarisasi perusahaan memiliki tiga pilihan strategi, yaitu produk standar, customized product(produk disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan tertentu, dan produk standar dengan modifikasi. 6. Strategi Eliminasi Produk Pada hakikatnya produk yang tidak sukses atau tidak sesuai dengan portopolio produk perusahaan perlu dihapuskan, karena
Universitas Sumatera Utara
bisa merugikan perusahaan yang bersangkutan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 7. StrategiProduk Baru Pengertian produk baru dapat meliputi produk orisinil, produk yang disempurnakan, produk yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha riset dan pengembangan. 8. Strategi Diversifikasi Diversifikasi adalah upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan,
peningkatan
penjualan,profitabilitas,dan
fleksibilitas.
2.1.3.4 Strategi Penetapan Harga Secara garis besar strategi penetapan
harga dapat
dikelompokan, yaitu: 1. Strategi Penetapan Harga Produk Baru Harga yang ditetapkan atas suatu produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pertumbuhan pasar. 2. Strategi Penetapan Harga yang Sudah Mapan Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus selalu meninjau strategi penetapan harga produk-produknya yang sudah ada dipasar, diantaranya yaitu : a. Adanya perubahan dalam lingkungan pemasaran misalnya ada pesaing besar yang menurunkan harganya.
Universitas Sumatera Utara
b. Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadi perubahan selera konsumen.
3. Strategi Fleksibiltas Harga Fleksibilitas dapat dilakukan dengan jalan menetapkan harga yang berbeda pada pasar yang berlainan atas dasar lokasi geografis, waktu, penyampaian/pengiriman, atau kompleksitas produk yang diharapkan. 4. Strategi PenetapanHarga Untuk Membentuk Pangsa Pasar Strategi ini dilaksanakan dengan jalan menetapkan harga serendah mungkin untuk produk baru 2.1.3.5 Strategi Distribusi Secara garis besar strategi distribusi yang dapat digunakan yaitu: 1. Strategi Struktur Saluran Distribusi Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara yang digunakan untuk mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen. 2. Strategi Cakupan Distribusi Strategi ini berkaitan dengan penentuan jumlah perantara disuatu wilayah atau market exposure. 3. Strategi Saluran Distribusi Berganda Strategi Saluran Distribusi Berganda (multiplechannel strategy) yaitu penggunaan lebih dari satu saluran yang berbeda untuk melayani beberapa segmen pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
4. Strategi Modifikasi Saluran Distribusi Strategi Modifikasi Saluran Distribusi (Channel Modification Strategy) adalah strategi mengubah susunan saluran distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang. 2.1.3.6 Strategi Promosi Strategi
promosi
berkaitan
dengan
masalah-masalah
perencanaan,pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan.Strategi promosi ini biasanya untuk menentukan proporsi personal selling, iklan dan promosi penjualan. Ada strategi pokok dalam strategi promosi, yaitu: 1. Strategi Bauran Promosi Strategi ini berupaya memberikan distribusi yang optimal dari setiap metode promosi. 2. Strategi Penjualan Yang dimaksud denganstrategi penjualan adalah memindahkan posisi pelanggan ke tahap pembelian (dalam proses pengambilan keputusan) melalui penjualan tatap muka.
2.2 Retailing (mengecer) Retailing merupakan sebuah kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. Ada empat fungsi retailing,yaitu: 1. Membeli dan menyiapkan barang.
Universitas Sumatera Utara
2. Memindahkan hak milik barang tersebut kepada konsumen akhir. 3. Memberikan informasi mengenai sifat dasar dan pemakaian barang tersebut. 4. Memberikan kredit kepada konsumen (dalam kasus tertentu). Adapun yang dimaksud dengan retailer atau retail store adalah perusahaan yang fungsi utamanya menjual produk kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga.Penekanan pada fungsi utama tertentu ini untuk menunjukkan bahwa retailer merupakan lembaga yang dapat berdiri sendiri. Dalam memilih retailer store, pembeli mempertimbangkan banyak hal. Faktor utama yang diperhatikan adalah yang berkaitan dengan kebutuhan ekonominya. Dilain pihak, kebutuhan emosional (seperti gengsi) juga kadangkala mempengaruhi pilihannya. Faktor-faktor ekonomi yang relevan dalam memilih retailer store, yaitu: 1. Harga Ada retailer store yang memasang harga mati (seperti supermarket dan department store) dan ada pula yang menetapkan harga fleksibel atau dapat ditawar (seperti discount store). 2. Kemudahan Kemudahan, seperti kemudahan parkir, bisa cepat pergi setelah membayar, dan mudah mencari barang yang diinginkan (meliputi proses menemukan, membandingkan, dan memilih). 3. Kualitas Produk yang Ditawarkan 4. Bantuan Wiraniaga
Universitas Sumatera Utara
Apakah harus swalayan, membantu secara pasif, atau membantu secara aktif. 5. Reputasi Kejujuran dan Pelajaran dalam Jual Beli 6. Nilai yang Ditawarkan Yaitu perbedaan total customer value dan total costumer cost.Total customer value sekumpulan manfaat yang diharapkan pelanggan dari produk dan jasa, meliputi product value (misalnya keandalan, daya tahan/ keawetan, unjuk kerja), service value (penyerahan barang, pelataihan, instalasi, perawatan, reparasi), personel value (kompeten, responsibility, empati, dapat dipercaya), dan image value (citra perusahaan).Sedangkan total customer cost terdiri dari harga yang dibayarkan, biaya waktu, biaya tenaga, dan biaya psikis. 7. Jasa-jasa khusus yang ditawarkan seperti pengiriman barang gratis, pembelian kredit dan bisa mengembalikan atau menukar barang yang sudah dibeli. 2.2.1 Jenis-Jenis Retailing Mayer(1988) mengklafikasikan retailing berdasarkan lima kriteria yaitu tipe kepemilikan, produk atau jasa yang dijual, non-store retailing, strategi penetapan harga dan lokasi. a. Tipe Kepemilikan Berdasarkan tipe kepemilikan, retailing dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Independent Retail Firm, yaitu suatu outlet pengecer yang dimiliki dan dioperasikan secara independen dan tanpa afiliasi
Universitas Sumatera Utara
(penggabungan) contohnya warung, kios, atau toko barang kelontong yang dimiliki orang perorang baik yang berlokasi dipasar regional, pasar impres, pasar tradisional, perumahan penduduk, jajaran rumah toko (ruko) maupun dilokasi-lokasi lainnya. 2. Waralaba (Franchising), yaitu suatu sistem pemasaran atau distribusi barang dan jasa, dimana sebuah perusahaan induk (franchisor) memberikan pada individu atau perusahaan lain (franchise) yang berskala kecil atau menengah. Hak-hak istimewa untuk melakukan suatu sistem usaha tertentu dengan cara yang sudah ditentukan 3. Corporate Chain, yaitu sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih usaha/bisnis yang saling berkaitan atau berhubungan dalam satu manajemen yang dimiliki oleh suatu kelompok pemegang saham. Wujudnya bisa berupa jaringan toko serba ada (departement store), pasar swalayan (supermarket), specialty store, maupun jaringan superstore. Contohnya adalah Matahari Group, Ramayana Group, Robinson Group, Cahaya Group, dan lain lain.Keuntungan dari corporate chain ini adalah volume penjualan yang tinggi, kemampuan untuk membeli dalam
kuantitas
sangat
besar,
dan
kemampuan
untuk
memperkerjakan karyawan dengan kemampuan khusus dalam pengembangan materi – materi promosi penjualan.
Universitas Sumatera Utara
b. Produk atau Jasa yang Dijual Berdasarkan kriteria ini, retailing dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sevice retailing dan product retailing. 1. Service Retailing ada 3 jenis, yaitu: a. Rented-Boods service dalam jenis para pelanggan menyewa dan
menggunakan
produk-produk
tertentu.
Contohnya
penyewaan mobil, carpet cleaner, kaset video, laser disc dan apartment. b. Owned-Boods Service Pada Owned-BoodsService, produk-produk yang dimiliki oleh konsumenditingkatkan, atau dikembangkan bentuk kerjanya, atau dipelihara dan dirawat. c. Non-BoodsService, karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal yang bersifat intangible (tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan kepada konsumen . 2. Produk Retailing Ada beberapa jenis diantaranya: a. Toko Serba Ada (Department Store) Departemen Perdagangan Amerika Serikat mendefenisikan department store sebagai suatu perusahaan eceran yang mempececerkan paling sedikit 20-orang dan memiliki penjualan pakaian dan peralatan rumah tangga sejumlah 20%atau lebih dari penjualan totalnya.
Universitas Sumatera Utara
b. Speciality
Store
ciri
khas
speciality
store
adalah
konsentrasinya pada jenis barang dagangan yang terbatas dari sedikit. c. Catalog Showroom Catalog Showroom menawarkan harga rendah, merk nasional, dan daerah perbelanjaan yang kecil dengan yang berdekatan dengan tempat pajangan (display) ecerannya. d. Food and Drug Retailer Ada tiga jenis food and drug, yaitu pasar swalayan (supermarket) dan super drug store,
confemince store,
combination store. 3. Non-Store Retailing a. Telephone and media retailers dalam kategori ini, pengecer menggunakan kontak via telepon (retail marketing) dan media periklanan seperti TV, radio, surat kabar, dan majalah untuk menginformasikan dan membujuk konsumen untuk membeli produk-produknya b. Vending Machines Mesin khusus ini banyak dijumpai di Bank, pasar swalayan, hotel, dan kantor tertentu c. Mail Order Penjualan dilakukan melalui pesanan dengan menggunakan katalog tertentu via pos.
Universitas Sumatera Utara
d. Direct Selling Direct
selling
merupakan
penjualan
barang-barang
konsumsi langsung ke perorangan, dirumah-rumah maupun tempat
kerja.
Melalui
transaksi
yang
diawali
dan
diselesaikan oleh tenaga penjualnya. e. Electronic Shopping 4. Strategi Penetapan Harga Setiap pengecer menawarkan harga yang sangat bervariasi, mulai dari yang murah. Untuk merek barang yang sama harga yang ditetapkan bisa berbeda antara retailer yang satu dengan yang lain. 5. Lokasi Retailer juga dapat dikelompokkan berdasarkan lokasinya, yaitu downtown central bussiness bistricts, strive development, dan pusat perbelanjaan (shopping centre) termasuk mall-mall.
2.2.2 Strategi 7R dalam Retailing Agar pengecer bisa memenuhi fungsinya sebagai pengecer yang benar (Right Retailer) 1. Right Product Strategi ini mencakup 4 faktor utama yaitu: estetika (desain atau modal, bentuk, warna, ukuran), fungsional(sesuai dengan maksud dan tujuan produk) faktor penunjang psikologis (seperti Citra Merk,
Universitas Sumatera Utara
Citra Produsen) dan pelayanan yang mendukung dan menyertai penjualan produk. 2. Right Quality Untuk mendapatkan hasil optimal dibutuhkan keseimbangan antara jumlah pembeli pelanggan dengan pembeli pengecer serta antara kebutuhan konsumsi pelanggan dengan kebutuhan persediaan barang dagang dari pengecer. 3. Right Price Right Price harga yang bersedia dibayar konsumen dengan senang hati, pengecer pun sudi menerimanya dengan tangan terbuka, guna memberikan kepuasan kepada pelanggan dan sekaligus menciptakan keuntungan bagi pengecer. 4. Right Time Banyak orang yang mengatakan bahwa waktuadalah uang, sehingga waktu harus digunakan secara optimal. 5. Right Service Layanan pelanggan meliputi segala macam bentuk pengkajian pelayanan, tindakan, dan informasi yang diberikan oleh penjual untuk meningkatkan kemampuan pelanggan dalam mewujudkan nilai potensial yang terkandung dalam produk inti yang di berikan pelanggan.
Universitas Sumatera Utara
6. Right Place Komponen ini menyangkut pemilihan dan penentuan lokasi (mudah dijangkau, didaerah pusat pembelanjaan atau dekat tempat pemukiman, aman dan sebagainya). 7. Right Atpears / Promotion Komponen ini merupakan kombinasi aktifitas penyajian pesanan yang benar kepada sasaran yang tepat melalui media yang pas/sesuai. 2.2.3 Persaingan Bisnis Ritel Persaingan bisnis ritel berada dalam lingkup lingkungan industri dan individual. Keragaman jenis bisnis ritel juga membawa implikasi adanya persaingan pada jenis ritel yang sama dan pada sesama bisnis ritel dari kelas yang berbeda. Bahkan, pembahasan persaingan bisnis ritel menjadi lebih menarik dengan memasukkan persaingan antar supplier meskipun bukan merupakan salah satu jenis bisnis ritel, namun dalam lingkungan industri bisnis ritel supplier memiliki relevansi kuat untuk member corak dinamika persaingan bisnis ritel. Tulus TH Tambunan dkk (2004) dalam penelitian mengenai persaingan bisnis ritel di Jakarta, menyatakan bahwa persaingan dalam industri ritel yang ada di Jakarta dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu persaingan antara ritel modern dan tradisional, persaingan antar sesama ritel tradisional, dan persaingan antar supplier.
Universitas Sumatera Utara
Menurut pakar ritel koestarjono Prodjolalito (dalam Tulus TH Tambunan dkk, 2004), permasalahan utama antara ritel modern (minimarket, supermarket dan hypermarket) dan ritel tradisional, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta adalah lokasi, di mana ritel modern dengan kekuatan modalnya yang luar biasa berkembang begitu pesat yang lokasinya berdekatan dengan lokasi ritel tradisional yang sudah lebih dulu berada di lokasi tersebut. Regulasi mengenai pengaturan lokasi bagi ritel modern sudah dibuat baik melalui peraturan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.Jarak minimum antara ritel modern dengan ritel tradisional biasanya sudah ditentukan untuk memberi kesempatan bagi pasar-pasar tradisional untuk tetap bisa mendapatkan pembeli dari masyarakat sekitar pasar tersebut.Namunkenyataannya, masih banyak ditemukan ritel modern yang didirikan berdekatan atau bahkan bersebelahan dengan ritel tradisional. Persaingan antara ritel modern dan ritel tradisional semakin tidak seimbang dengan adanya jam buka ritel modern (terutama minimarket) yang panjang, bahkan hingga 24 jam penuh. Kelebihan lain ritel modern adalah kondisi yang nyaman, kebersihan yang terjaga, berkesan elit, pelayanan bagus dan barang-barang yang dijual murah, lengkap, dan berkualitas. Persaingan bisnis ritel berikutnya terjadi antara sesama perusahaan ritel modern baik dalam kategori yang sama maupun yang sifatnya tidak langsung karena dalam kategori yang berbeda.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Tulus TH tambunan dkk diatas menyebutkan, persaingan pada kelas minimarket bisa dilihat dari strategi dan ekspansi yang dilakukan pihak Indomaret, Alfamart, Cirkel K, AM PM. Sementara persaingan di kelas yang lebih besar yakni supermarket Alfa, Hero, Super Indo, Matahari, dan Rench 99 Market juga sangat sengit. Demikian juga, persaingan yang tidak kalah sengit terjadi antara sesama raksasa hypermarket, seperti Carefour, Giant, dan Makro.Tak jarang terjadi perang harga secara terang-terangan antar mereka. Misalnya melalui iklan di media massa, spanduk, ataupun katalog. Penelitian tersebut mengutip pengamatan Abdullah (2003), menyatakan persaingan antar sesama department store juga cukup sengit, seperti Sogo, Metro, Rimo, Matahari, Ramayana, dan Pojok Busana yang terus aktif berekspansi. Bentuk persaingan yang terjadi antara sesama perusahaan ritel modern dalam kategori yang sama, sebagaimana dapat disarikan dari penelitian di atas, adalah dalam hal perebutan segmen pasar, sistem pelayanan, persaingan harga, dan kualitas produk. Sementara persaingan antara sesama perusahaan ritel modern dalam kategori yang berbeda seringkali menjadi tidak relevan karena masing-masing telah menempatkan diri pada segmen pasar yang berbeda. Walaupun ditemukan pula ritel modern kecil yang mati karena kalah bersaing dengan ritel modern besar. Dalam hal persaingan antara sesama ritel tradisional, penelitian diatas menyebutkan bahwa berbeda dengan retailer modern yang
Universitas Sumatera Utara
dalam menentukan lokasinya selalu mempertimbangkan banyaknya konsumen, accessibility dan feasibility, bagi ritel tradisional, lokasi tidaklah mempengaruhi omset penjualan perharinya.Masing-masing pedagang tradisional sudah mempunyai pelanggan sendiri.Tidak adanya kesepakatan harga di antara para pedagang, menimbulkan persaingan di antara mereka sehingga mereka berusaha dengan caranya sendiri untuk menggaet pelanggan.Selanjutnya, penelitian diatas memasukkan persaingan antar supplier, baik yang dilakukan oleh produsen langsung maupun oleh agen dalam kajian persaingan bisnis ritel. Persaingan yang terjadi antar supplier adalah persaingan dalam memberikan keuntungan bagi ritel.Namun, ternyata persaingan tersebut hanya ditemukan dalam kaitannya dengan ritel modern.Salah satu penyebabnya adalah karena lemahnya posisi tawar (bargaining position) para supplier terhadap pengusaha ritel modern.Ritel modern biasanya menerapkan aturan yang ketat atas kemungkinan suatu produk bisa diterima, sementara banyak supplier yang ingin memasok produknya ke ritel modern.Ritel modern juga bisa dibuat sesuai keinginan retailer. Supplier yang bisa memenuhi keinginan retailer dan menyisihkan supplier-supplier yang lain yang akhirnya bisa memasok produknya ke ritel modern.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Robiah (2009) skripsi yang disajikan penulis adalah “Strategi Pengembangan Usaha Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin Kombo Bekasi”. Alat analisis yang digunakan penulisan adalah : matriks IFE, matriks EFE, I-E, matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil matriks IFE, yang menjadi kekuatan utama adalah mutu produk yang baik dan kelemahan utama adalah kegiatan promosi yang masih terbatas. Hasil matriks EFE menunjukkan peluang utama adanya loyalitas konsumen dan yang menjadi ancaman utama adalah semakin banyakanya rumah makan tradisional yang bermunculan. Pada pemetaan matriks IE, posisi Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin berada pada kuadran IV, yaitu growth and build (tumbuh dan bina).Hasil matriks SWOT menghasilkan delapan alternatif strategi yang dapat digunakan oleh Rumah Makan Khas Betawi H. Syamsyudin. Untuk hasil matriks QSPM, alternatif strategi yang diprioritaskan adalah melakukan promosi yang lebih gencar melalui penyebaran brosur dan pemasangan spanduk, dengan jumlah nilai TAS 5,23.43. 2. Yulie A.C Hutagalung (Universitas Sumatera Utara, 2013) dalam skripsi “Strategi Pengembangan Bisnis, studi kasus pada Rumah Makan Minang Setia, Medan.Masalah dari penelitian ini adalah bagaimana strategi pengembangan bisnis yang dapat dilakukan pada
Universitas Sumatera Utara
dilakukan pada Rumah Makan Minang Setia Medan. Hasil dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : (1) Strategi pengembangan bisnis yang sesuaibagi Rumah Makan Minang Setia Jl. Jamin Ginting No.326 Medan adalah strategi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, (2) Kendala tersebar pihak Rumah Makan Minang Setia dalam mengembangkan usahanya adalah keterbatasan dari segi keuangan. Dilihat dari persoalan masalah peneliti dan peneliti terdahulu memiliki persoalan masalah yang sama dan sama-sama membutuhkan strategi yang tepat untuk melakukan strategi pengembangan usaha. 3. Pretty Elisabeth Siahaan (Institut Pertanian Bogor, 2008), dalam skripsi tentang strategi pengembangan usaha mengangkat judul penelitian “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl”. Penelitian yang dilakukan oleh Pretty memiliki permasalahan yang sama dengan penelitian Restoran Sop Saudara yaitu, memerlukan strategi yang dapat dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal apa saja yang dapat mempengaruhi restoran dalam pengembangan usahanya. Pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa Restoran Rice Bowl masih cenderung terlalu berhati-hati dalam melakukan upaya pengembangan usaha.Standar Operasional Perusahaan pada Restoran Rice Bowl yang jelas dan terarah menjadi faktor kekuatan. Untuk faktor ancaman yang dihadapi adalah isu flu burung dan kenaikan harga bahan baku makanan dan kelangkaan bahan bakar minyak tanah dan gas elpiji.
Universitas Sumatera Utara
4. Alam Lazuardi (Institut Pertanian Bogor, 2009) dalam skripsinya meneliti tentang “Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Restoran Macaroni
Panggang
olehRestoran
Bogor”.
Macaroni
Permasalahan
Panggang
Bogor
ini
yang adalah
dihadapi karena
kecenderungan perkembangan restoran di Kota Bogor terus meningkat dari tahun ke tahun dan persaingan semakin ketat, maka Restoran Macaroni Panggang harus menyiapkan langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Sama dengan permasalah pada Restoran Sop Saudara, karena banyaknya persaingan yang ada di Jalan Ringroad memaksa pemilik harus dapat menyiapkan strategi-strategi untuk menyiapkan persaingan yang semakin ketat agar dapat unggul dalam bersaing. Untuk tujuan penelitian akan diteliti juga sama yaitu mengidentifikasi faktor eksternal dan internal yang ada di perusahaan dan mengidentifikasi strategi apa saja yang dapat dilakukan perusahaan agar dapat unggul dalam bersaing. Hasil dari penelitian Restoran Macaroni Panggang dalam menghadapi faktor eksternal berada pada kondisi rata-rata.Adapun ancaman yang harus dihadapi adalah tingkat persaingan perusahaan sejenis. Sedangkan untuk analisis dari faktor internal menunjukkan bahwa kemampuan internal Restoran Macaroni Panggang adalah kondisi menengah yaitu dengan rasa dan kualitas produk yang baik. Sedangkan untuk kelemahannya adalah pemasaran dan promosi yang cenderung pasif. 5. Andita Anastasia Saputri (Universitas Sumatera Utara, 2010), dalam skripsinya
meneliti
tentang
“Strategi
Usaha
Dalam
Upaya
Universitas Sumatera Utara
Meningkatkan Usaha (Studi Pada Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan)”.Permasalahan yang dihadapi oleh Restoran Sop Saudara Jalan Ringroad Medan ini adalah tentang analisis SWOT dan bagaimana strategi pengembangan yang diterapkan oleh Restoran Sop Saudara. Dari analisis lingkungan eksternal menjelaskan bahwa Restoran Sop Saudara memiliki peluang dan ancaman terkait dengan kegiatan pengembangan usaha Restoran Sop Saudara di Medan. Faktor eksternal yang menjadi peluang bagi Restoran Sop Saudara adalah : (1) Rendahnya tawar menawar pembeli dan penjual, (2) Menetapkan cash on delivery, (3) Tidak ada usaha sejenis disekitar lokasi usaha. Untuk yang menjadi ancaman adalah : (a) Tingginya ancaman pesaing baru atau adanya tempat makan baru yang semakin sering muncul di daerah Jalan Ringroad, (b) Harga bahan baku yang tidak stabil. Hasil analisis lingkungan internal menjelaskan bahwa Restoran Sop Saudara memiliki
kekuatan
dan
kelemahan
terkait
dengan
kegiatan
pengembangan usaha Restoran Sop Saudara di Medan. Faktor internal yang menjadi kekuatan bagi Restoran Sop Saudara adalah : (1) Letak restoran yang strategis dan mudah dijangkau, (2) Pelayanan kepada konsumen yang memuaskan, (3) Rasa dan kualitas produk yang baik, (4) Fasilitas yang memadai. Faktor strategis internal yang menjadi kelemahan Sop Saudara adalah : 1.(a)Pemasaran
dan
promosi
yang
cenderung
pasif,
(b)
Kurangnyadisiplin karyawan, (c) Manajemen keuangan yang lemah.
Universitas Sumatera Utara
2.Kelemahan
terbesar
pihak
Restoran
Sop
Saudara
dalam
mengembangkan usahanya adalah tidak adanya manajemen keuangan yang teratur. 3. Strategi pengembangan usaha yang sesuai bagi Restoran Sop Saudara adalah strategi agresif yakni strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Universitas Sumatera Utara