BAB II KERANGKA TEORI
2.1 E-commerce E-commerce merupakan kegiatan bisnis yang dijalankan secara elektronik melalui suatu jaringan internet atau kegiatan jual beli barang atau jasa melalui jalur komunikasi digital. E-commerce sebagai konsep baru dari pemasaran menawarkan keuntungan dan kerugian tersendiri bagi penjual dan pembeli. E-commerce tidak hanya membuka pasar baru bagi produk atau jasa yang ditawarkan dan mencapai konsumen baru, tetapi juga mempermudah vendor/penjual dalam melakukan bisnis (Adi Nugroho, 2006:20). Sedangkan pengertian E-commerce (Perdagangan Elektronik) menurut Jony Wong (2010:33) adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan jaringan komputer atau internet. Menurut Kalakota dan Winston (Suyanto, 2003:11), definisi Ecommerce dapat ditinjau dari beberapa perspektif, yaitu: 1. Dari perspektif komunikasi, E-commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya. 2. Dari perspektif proses bisnis, E-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja. 3. Dari perspektif layanan, E-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk
9
Universitas Sumatera Utara
10
memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman. 4. Dari perspektif online, E-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya. Kegiatan E-commerce merupakan kegiatan membuat, mengelola, dan meluaskan hubungan komersial secara online. Dalam perkembangan teknologi informasi
keberadaan
E-commerce
meningkatkan
persaingan
bisnis
perusahaan dengan memberikan respon terhadap konsumen. Ketersediaan sumber informasi yang luas dan bervariasi, serta adanya perkembangan yang pesat dari teknologi informasi sangat mempengaruhi perkembangan konsumen terhadap E-commerce. Pengaruh penggunaan teknologi informasi dapat dirasakan tidak hanya dalam bidang organisasi bisnis saja, yang mana teknologi dapat meningkatkan kinerja organisasi tersebut. 2.1.1 Klasifikasi E-commerce Ada banyak cara untuk mengklasifikasikan transaksi E-commerce. Salah satunya dengan melihat sifat peserta yang terlibat dalam transaksi Ecommerce. Berdasarkan sifat penggunanya, E-commerce dibagi menjadi 3 jenis (Laudon, 2003:45): 1. E-commerce bisnis ke konsumen (B2C) melibatkan penjualan produk dan layanan secara eceran kepada pembeli perorangan. 2. E-commerce bisnis ke bisnis (B2B) melibatkan penjualan produk dan layanan antar perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
11
3. E-commerce konsumen ke konsumen (C2C) melibatkan konsumen yang menjual secara langsung ke konsumen. 2.1.2
Manfaat E-commerce E-commerce memiliki beberapa manfaat, baik untuk organisasi,
perusahaan dan masyarakat itu sendiri, berikut beberapa manfaat dari Ecommerce (Suyanto, 2003:50-51): a. Bagi organisasi pemilik E-commerce 1. Memperluas market place hingga kepasar nasional dan internasional. 2. Dengan capital outplay yang minim, sebuah perusahaaan dapat dengan mudah menemukan lebih banyak pelanggan, supplier yang lebih baik dan partner bisnis yang paling cocok dari seluruh dunia. 3. E-commerce menurunkan biaya pembuatan, pemrosesan, pendistribusian, penyimpanan, dan pencarian informasi yang menggunakan kertas. 4. E-commerce mengurangi waktu antara outlay modal dan penerimaan produk dan jasa. b. Bagi konsumen 1. E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi. 2. E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor. 3. E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
Universitas Sumatera Utara
12
4. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggu. c. Bagi masyarakat 1. E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja didalam rumah dan tidak harus keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus kepadatan lalu lintas dijalan serta mengurangi polusi udara. 2. E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa E-commerce. 2.2 Perilaku Konsumen 2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214) di definisikan sebagai studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Schiffman dan Kanuk (2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Konsumen memilik keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut.
Universitas Sumatera Utara
13
Didalam pemasran memahami perilaku konsumen sangat penting. Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, ke dua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik, ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat, efektif dan juga dapat memberikan gambaran kepada para pemasar dalam pembuatan produk, penyesuaian harga produk, mutu produk, kemasan dan sebagainya agar dalam penjualan produknya tidak menimbulkan kekecewaan pada pemasar tersebut. 2.2.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Kotler (2007:203) mengatakan bahwa, “perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis”. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut. a) Faktor Budaya. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar. Masing-masing budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Subbudaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pembagian
Universitas Sumatera Utara
14
masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat, dan perilaku serupa. Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih seragam daripada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi inferior atau superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh sekumpulan
variabel
seperti
pekerjaan,
penghasilan,
kesejahteraan,
pendidikan, dan orientasi nilai bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu. b) Faktor sosial Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi seseorang, kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok sehingga dapat mempengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual. Keluarga orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi, pribadi, harga diri dan cinta. Kedudukan orang itu dimasing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan status. c) Faktor pribadi.
Universitas Sumatera Utara
15
Minat atau keputusan untuk membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta nilai dan gaya hidup pembeli. d) Faktor psikologi. Satu perangkat proses psikologis berkombinasi dengan karakteristik konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Empat proses psikologis penting yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori secara fundamental mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. 2.3 Kemudahan Menurut Jogiyanto (2007:115) kemudahan didefinisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan bebas dari usaha. Faktor kemudahan akan berdampak pada perilaku, yaitu semakin tinggi presepsi seseorang tentang kemudahan menggunakan sistem, semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan teknologi informasi. Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana operasional bertransaksi secara online. Pada saat pertama kali bertransaksi online biasanya calon pembeli akan mengalami kesulitan, karena faktor keamanan dan tidak tahu cara bertransaksi secara online pembeli cenderung mengurungkan niatnya untuk berbelanja online. Disisi lain ada juga beberapa calon pembeli yang berinisiatif untuk mencoba karena mereka telah mendapatkan informasi tentang cara bertransaksi online. Dengan menyediakan layanan dan petunjuk
Universitas Sumatera Utara
16
bagaimana cara bertransaksi online, mulai dari cara pembayaran, dan fitur pengisian form pembelian. Kemudahan dalam menggunakan dan mengoperasikan teknologi internet untuk melakukan aktivitas belanja online menjadikan konsumen untuk memutuskan pembelian secara online. Sebuah website tidak harus selalu menarik secara teknis saja tetapi juga harus mudah digunakan agar memberikan dorongan positif bagi keputusan konsumen untuk melakukan interaksi kepada perusahaan. Kemudahan penggunaan teknologi internet untuk melakukan pembelian online dapat digunakan perusahaan untuk menjaring kelompok pelanggan yang memberikan keuntungan besar bagi perusahaan. Menurut Venkatesh dan Davis (dalam Irmadhani, 2012) dimensi kemudahan terbagi menjadi sebagai berikut : 1. Interaksi individu dengan sistem jelas mudah dimengerti (clear and understandable 2. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does not require a lot of mental effort) 3. Sistem mudah digunakan (easy to use) 2.4 Kepercayaan 2.4.1
Pengertian Kepercayaan Hal utama yang dipertimbangkan seorang pembeli ketika melakukan
kegiatan belanja secara online adalah apakah mereka percaya terhadap website yang menyediakan fasilitas layanan online shop dan percaya pada penjual online yang ada didalam di situs web tersebut beberapa hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
17
menunjukkan bahwa kepercayaan adalah faktor penting dalam membangun komitmen antara perusahaan dan pelanggan. Kepercayaan (trust) sangat penting untuk membangun dan membina hubungan jangka panjang. Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu (Setiadi 2010:14). Kepercayaan merupakan salah satu dari faktor psikologis dalam mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika mereka yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan bisa memberikan kewajibannya. Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan dan harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau pernyataan orang lain dapat diperlihatkan secara umum dalam suatu hubungan diperlukan adanya kepercayaan. Mowen dan Minor (2008:312), mendeskripsikan bahwa kepercayaan adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala sesuatu dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Ketika seseorang yang ingin melakukan transaksi secara online, maka yang harus ada dipikirannya adalah uang yang dikirimkannya tidak hilang begitu saja tetapi mendapatkan balasan produk yang diinginkan sesuai dengan apa yang ditampilkan dan dijelaskan pada online store yang dituju. Hal utama yang menjadi pertimbangan seorang pembeli adalah apakah mereka percaya kepada website yang menyediakan online shopping dan penjual online pada
Universitas Sumatera Utara
18
website tersebut. Kepercayaan pembeli terhadap website online shopping terletak pada popularitas website online shopping tersebut. Semakin tinggi popularitas suatu website, maka pembeli lebih yakin dan percaya terhadap reliabilitas website tersebut. Selanjutnya, kepercayaan pembeli terhadap penjual online terkait dengan keandalan penjual online dalam menjamin keamanan bertransaksi dan meyakinkan transaksi akan diproses setelah pembayaran dilakukan oleh pembeli. Keandalan ini terkait dengan keberadaan penjual online. Tidak sedikit pula penjual online fiktif yang menjual dan memasarkan produk yang fiktif pada situs-situs online shopping. Oleh sebab itu sebelum membeli seorang pembeli harus mengecek terlebih dahulu keberadaan penjual online. Didalam situs online shopping biasanya situs akan menampilkan informasi tentang para penjual yang lapaknya sering di akses oleh pengunjung. Disitulah pembeli dapat memanfaatkan layanan dan informasi ini ketika akan membeli secara online agar mengetahui status dari penjual. 2.4.2
Dimensi Kepercayaan Menurut Bhattacherjee dalam Ronggong Song (2007), faktor yang
membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain adalah kemampuan (ability), kompetensi (competence) dan integritas (integrity). 1. Kemampuan (Ability) Kemampuan adalah kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan (Olivia Femi, 2006:72). Kemampuan adalah sebuah penelitian terkini atas apa yang dapat dilakukan seseorang. Dalam hal
Universitas Sumatera Utara
19
ini bagaimana penjual mampu meyakinkan pembeli dan memberikan jaminan kepuasan dan keamanan ketika bertransaksi di toko online. 2. Kompetensi (Competence) Kompetensi adalah sekumpulan keterampilan, kompetensi dan karakteristik yang memungkinkan pihak memiliki pengaruh dalam beberapa bidang spesifik. Kemampuan mengacu pada kompetensi dan karakteristik penjual/organisasi dalam mempengaruhi wilayah yang spesifik. Dalam hal ini, bagaimana penjual mampu menyediakan, melayani, sampai mengamankan transaksi dari gangguan pihak lain. Artinya bahwa konsumen memperoleh jaminan kepuasan dan keamanan dari penjual dalam melakukan transaksi. 3. Integritas (Integrity) Integritas merujuk kepada kejujuran dan kebenaran. Dimensi ini adalah yang paling penting saat seseorang menilai apakah orang lain bisa dipercaya atau tidak (Robbins Stephen, 2008:98). 2.5 Minat Beli Minat merupakan salah satu aspek psikologis yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perilaku dan minat juga merupakan sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang dalam melakukan apa yang mereka lakukan. Minat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan yang dapat dijadikan dasar untuk memprediksi perilaku atau tindakan tersebut, minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu, dapat dikatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
20
minat beli merupakan pernyataan mental dari diri konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Minat beli menurut Schiffman dan Kanuk (2007;228) didefinisikan sebagai suatu model sikap seseorang terhadap objek barang yang sangat cocok dalam mengukur sikap terhadap golongan produk, jasa, atau merek tertentu. Sedangkan menurut Kotler (2009;137) minat beli adalah perilaku konsumen yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Ferdinand (2006:129) mendefinisikan minat beli melalui indikatorindikator sebagai berikut: (1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk, (2) Minat refensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain, (3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya, dan (4) Minat eksploratif, yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat produk tersebut. 2.6 Belanja Online (Online Shopping) Belanja online adalah proses dimana konsumen membeli produk atau jasa di internet (wikipedia.org). Belanja online adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media Internet. Melalui belanja lewat Internet seorang pembeli bisa melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak ia belanjakan melalui web yang dipromosikan oleh penjual.
Universitas Sumatera Utara
21
Pertama kali bermula pada tahun 1990 Tim Berners-Lee menciptakan browser web WorldWideWeb yang mengubah jaringan telekomunikasi akademik menjadi sistem komunikasi untuk semua orang setiap hari secara mengglobal yang dikenal dengan nama Internet. Pada awalnya penggunaan Internet bertujuan komersial dilarang dengan keras. Ini dikarenakan adanya larangan commercial network traffic oleh National Science Foundation’s (NSFNET) yang merupakan backbone Internet. tahun 1991 NSF menghapus larangan untuk tujuan komersial dan saat itulah membuka jalan bagi electronic commerce (e-commerce). Hanya saja, tidak semua kebijakan mengenai komersial dicabut. Baru pada tanggal 30 April 1995, batasan komersial yang paling terakhir dicabut. Jika menelusuri sejarah, maka Pizza Hut-lah yang menjadi perusahaan paling pertama mendirikan toko online. Mereka menyediakan fasilitas pemesanan online atau pengiriman ke rumah untuk testing pada tahun 1994 di Santa Cruz, California. Pada tahun 2007 seluruh daerah sudah mendapatkan opsi dalam sistemnya. Pada akhir tahun 2000, banyak perusahaan Eropa dan Amerika menyediakan fasilitas pelayanan melalui World Wide Web. Semenjak saat itulah, orang mulai mengasosiasikan istilah “ecommerce” sebagai kemampuan untuk membeli berbagai produk melalui Internet. Istilah ecommerce waktu zaman sebelumnya lebih mengarah ke transaksi secara online/elektronik. Berlanjut pada tahun 1995, Amazon muncul sebagai toko buku online. Belakangan perusahan tersebut menyadari barang dagangan lainnya juga memiliki permintaan yang tinggi, sehingga pada akhirnya mengadakan perluasan dengan menjual berbagai komoditas. Sekarang perusahaan ini sudah memiliki 20.700 karyawan dengan keuntungan
Universitas Sumatera Utara
22
net US$902 juta pada tahun 2009. Sekarang, hampir toko nyata (di dunia nyata) memiliki toko online. Berkat semakin cepatnya koneksi dan majunya teknologi, sektor penjualan online sangat berkembang dan terkenal. Sekarang pun, orang terkadang lebih memilih membeli online daripada ke toko karena alasan
kenyamanan
dan
perbandingan
harga
yang
menarik.
(gamesisort.blogspot.com) Belanja online di Indonesia semakin hari semakin menunjukkan perkembangan yang signifikan. Belanja online di Indonesia untuk pembelian suatu barang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Mulai dari situs yang menjual handphone, gitar, butik, toko buku, makanan, bahkan hingga ke alat elektronik pun mulai dirambah oleh layanan belanja online. Macammacam media Belanja online yaitu: a) Blog Salah satu media yang menampilkan belanja online antar lain adalah blog. Blog merupakan layanan web gratis dimana palaku usaha online menggunakan blog sebagai toko online yang ia punya untuk menjual sekaligus mempromosikan barang dan jasa yang ia tawarkan kepada calon konsumen. Karena sifatnya yang mudah di kustomisasi oleh penggunanya, maka belanja online melalui media blog cukup riskan karena pembeli cukup sulit mengetahui reputasi dari penjual. Biasanya penjual mengunggah bukti bukti transfer yang ia miliki sebagai bentuk jaminan kepada pelanggan bahwa ia merupakan penjual tepercaya.
Universitas Sumatera Utara
23
b) Situs web Ada banyak situs web yang menyediakan layanan belanja online baik web lokal maupun web internasional. Biasanya terdapat keranjang belanja, dimana calon pembeli dapat memilih produk yang akan dibeli. Selain dengan keranjang belanja, pembeli juga dapat langsung menghubungi penjual agar transaksi langsung dapat dilakukan melalui telepon atau email seperti yang dilakukan oleh jasa pembuatan toko online dan juga pembuatan toko online. c. Situs Jejaring Sosial Seiring dengan maraknya pertumbuhan situs jejaring sosial di dunia, media social networking ini juga dilirik oleh pelaku belanja online untuk memasarkan produknya. Penjual akan mengunggah barang yang ia tawarkan kemudian disebarkan melalui messaging atau fitur photo sharing. Bentuk penawaran ini merupakan perkembangan dari media katalog yang tadinya disebarkan dalam bentuk media cetak per bulan, kini disebarkan melalui media katalog online yang penawarannya dapat di update kapan saja. 2.6.1
Keuntungan dan Kelemahan Belanja Online Belanja secara online juga memberikan keuntungan serta kerugian bagi
konsumen. Beberapa keuntungan belanja online: 1. Pembeli tidak perlu datang langsung ke toko, mall, dan lain sebagainya.
Cukup dengan mengakses website lewat internet untuk memilih barang yang dikehendaki 2. Kapan dan di mana saja dapat memilih barang. Dari rumah, kantor,
perjalanan, dan lain-lain selama terdapat koneksi internet dalam waktu 24 jam.
Universitas Sumatera Utara
24
3. Pemilik Toko online dapat menekan biaya untuk fisik toko karena cukup
memasarkan produknya melalui Internet. 4. Pemasaran produk bisa menjangkau seluruh dunia.
Beberapa kelemahan belanja online: 1. Kualitas barang terkadang tidak sesuai dengan keinginan. Apa yang
ditampilkan di website bisa berbeda dengan yang terima. 2. Rentan aksi penipuan dimana banyak kasus ketika pembeli telah mengirim
sejumlah uang yang disepakati, barang yang dibeli tidak dikirim. 3. Resiko barang rusak setelah diterima akibat pengiriman pihak ketiga.
Meski bisa diganti memerlukan waktu lagi. 2.7 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual atau kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan. Suatu kerangka pemikiran akan menghubungkan secara teoritis antar variabel bebas dan terikat. Minat beli konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kemudahan penggunaan dan kepercayaan konsumen terhadap situs web yang tersebut. Kedua faktor ini merupakan faktor yang biasanya menjadi suatu pertimbangan oleh pelanggan untuk akhirnya memutuskan suatu pembelian terhadap produk. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat digambarkan kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
25
Gambar 2.1: Kerangka Konseptual Easy Of Use (X1) Minat Beli (Y) Trust (X2)
Sumber: Penulis 2.8 Penelitian Terdahulu Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitian– penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Ayu Septiningrum, 2015 (Universitas Gunadarma) Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Kemudahan, Kepercayaan, dan Kualitas Pelayanan, dan Harga terhadap Minat Beli pada Forum Jual Beli Kaskus di Depok. Hasil penelitian membuktikan bahwa semua variabel bebas memiliki implikasi positif dan berpengaruh secara simultan. Namun, hanya tiga dari empat variabel yang berpengaruh secara signifikan yaitu kemudahan, kualitas pelayanan, dan harga, sedangkan untuk variabel kepercayaan tidak berpengaruh secara signifikan. 2. Nina Apriliya Rahmawati, 2015 (Universitas Negeri Malang) Penelitian
ini
berjudul
Pengaruh
kemudahan
penggunaan,
kepercayaan, dan risiko teknologi informasi terhadap minat menggunakan internet banking mahasiswa Universitas Negeri Malang (studi kasus pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan tahun angkatan 2011-2012). Hasil
Universitas Sumatera Utara
26
penelitian membuktikan bahwa variabel semua variabel berpengaruh positif terhadap minat menggunakan internet banking pada mahasiswa Universitas Negeri Malang (studi kasus pada mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan tahun angkatan 2011-2012). 3. Novianto Nugroho, 2015 (Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta) Penelitian ini berjudul Pengaruh Persepsi Kemudahan, Persepsi Manfaat, dan Kepercayaan terhadap Minat Beli Konsumen Melalui Transaksi E-commerce pada Situs Olx.co.id (Studi pada mahasiswa pengguna internet di Yogyakarta). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara persepsi kemudahan, persepsi manfaat, dan kepercayaan secara simultan terhadap minat beli konsumen melalui transaksi e-commerce pada situs olx.co.id. 4. Rosian Asfar Ratib, 2015 (Universitas Bakrie) Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Kepercayaan Situs Belanja Online dan Risiko yang Dirasakan pada Minat Beli Konsumen Secara Online. Hasil studi ini menemukan bahwa kepercayaan pengguna internet kepada situs belanja online berpengaruh negatif pada risiko yang dirasakan mereka dalam membeli secara online. Sebaliknya, kepercayaan berpengaruh positif pada minat beli konsumen secara online. Namun demikian, studi ini membuktikan tidak ada pengarah risiko pada minat beli mereka berbelanja online. 5. Hendia Prahardikatama, 2013 (Universitas Widyatama) Penelitian ini berjudul Hubungan Kepercayaan Konsumen terhadap Niat Beli Secara Online di Tokobagus.com Wilayah Kota Bandung. Hasil
Universitas Sumatera Utara
27
penelitian membuktikan bahwa tidak terdapat hubungan positif antara Kepercayaan Konsumen sebagai variabel X terhadap Niat Beli sebagai variabel Y.
Universitas Sumatera Utara