perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1.
Permainan Softball Induk Organisasi olahraga yang menaungi Baseball Softball adalah
Persatuan Baseball Softball Amateur Seluruh Indonesia atau disingkat dengan PERBASASI. Awalnya softball dimainkan hanya untuk kegiatan rekreasi saja dan dilakukan di lapangan tertutup, namun ternyata softball dalam waktu singkat justru menjadi permainan yang banyak digemari masyarakat dan mahasiswa. Softball dapat dimainkan oleh setiap orang dengan tidak memandang usia, baik pria maupun wanita. Softball adalah permainan yang termasuk dalam kelompok bola pukul, yang dimainkan oleh sembilan orang sebagai regu pemukul dan sembilan orang sebagai regu penjaga. Cara memainkannya adalah dengan pemukul (bat) dan si pemukul memukul bola yang dilemparkan oleh pitcher sesuai dengan peraturan yang berlaku. Lama permainan adalah tujuh inning yaitu masing-masing regu mendapat giliran tujuh kali menjadi regu pemukul dan tujuh kali menjadi regu penjaga. Regu pemukul menjadi penjaga setelah tiga kali mati kesembilan orang regu penjaga tersebut mempunyai tugas yang berbeda-beda sesuai dengan posisinya. Adapun tugas-tugas dari masing-masing penjaga tersebut adalah : a. Posisi satu adalah pitcher, bertugas melambungkan bola. commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
b. Posisi dua adalah catcher, bertugas menangkap bola dari pitcher dan menjaga home base. c. Posisi tiga adalah first base, bertugas menjaga base satu. d. Posisi empat adalah second base, bertugas menjaga antara base satu dan base dua. e. Posisi lima adalah third base, bertugas menjaga base tiga. f. Posisi enam adalah shortstop, bertugas menjaga base dua dan base tiga. g. Posisi tujuh adalah left fielder, bertugas menjaga di lapangan luar (out fielder bagian kiri). h. Posisi delapan adalah center fielder, bertugas menjaga lapangan luar bagian tengah. i. Posisi sembilan adalah right fielder, bertugas menjaga lapangan luar bagian kanan. Untuk menjadi pemain yang baik tentunya harus menguasai teknik dasar yang ada dalam permainan tersebut selain mempunyai fisik yang baik dan mental yang baik. a. Teknik Dasar Permainan Softball Teknik dasar permainan softball merupakan dasar yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Permainan softball akan menarik, jika para pemainnya menguasai teknik dasar permainan softball . dalam http ://www. Squidoo. com/sport-softball di jelaskan teknik dasar permainan softball yaitu, “ Cara memegang bola, menangkap bola dan melempar bola, teknik melempar bola, teknik menangkap bola, teknik pemain pitcher (pelambung commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bola), tenik pemain catcher (pemain jaga), teknik memukul bola dan sliding”. Slamet Suherman (1996: 30-40) bahwa, “Tenik dasar permainan softball terdiri dari 8 macam yaitu: (1) tenik memegang bola, (2) tenik melempar bola, (3) teknik menangkap bola, (4) tenik pitcher, (5) teknik catcher, (6) tekni memukul bola, (7) teknik pelari base dan, (8) teknik sliding. Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik dasar permainan softball terdiri dari: teknik memegang bola, tenik melempar bola, teknik menangkap bola, tenik pitcher, teknik catcher, tekni memukul bola, teknik pelari base dan teknik sliding. Kemampuan seorang pemain softball menguasai teknik dasar permaninan softball akan mendukung penampilannya baik secara individu maupun kolektif (tim). Untuk lebih jelasnya macam-macam teknik dasar permainan softball tersebut di uraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Tenik Memegang Bola Teknik memegang bola softball yaitu: jari telunjuk dan jari tengah dibagian atas, sedangkan ibu jari, jari kelingking dan jari manis di bagian bawah. Jarak antara jari tangah dengan jari telunjuk kira-kira sama. Bola dipegang sedemikian rupa sehinga bola dengan telapak tangan masih ada rongganya. Jadi bola tidak melekat di telapak tangan. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi teknik memegang bola softball :
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.1. Teknik Memegang Bola Softball (Slamet Suherman, 1996: 30) 2) Teknik Melempar Bola Melempar bola merupakan dasar yang penting dalam permainan softball. Karena setiap lemparan yang tepat dan keras atau fielding merupakan
senjata
yang
baik.
Cara
permainan
dalam
softball
dikelompokan menjadi beberapa macam. Slamet Suherman (1996: 30-32) teknik melempar bola dalm permainan softball ada tiga macam yaitu: “ (1) melempar bola dari atas, (2) melempar bola dari samping dan (3) melempar bola dari bawah. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi cara melempar bola sebagai berikut:
Gambar 2.2. Teknik Melempar commit to user Bola Softball (Slamet Suherman, 1996: 31)
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Teknik Menangkap Bola Teknik menangkap bola pada dasarnya ada tiga macam yaitu menangkap bola lurus, menangkap bola melambung dan menangkap bola bergulir di atas tanah. Kemampuan penguasaan teknik menangkap bola yang baik sangat berperan penting bagi regu jaga, sehinga akan lebih mudah untuk mematikan lawan. Untuk lebih jelasnya berikut inidisajikan ilustrasi teknik menangkap bola sebagai berikut:
Gambar 2.3. Teknik Menangkap Bola Softball (Slamet Suherman, 1996: 33-34) 4) Teknik Menjadi Pitcher Untuk melakukan pitching dapat dilakukan dengan teknik slingshot dan windmill pitch. Dari kedua teknik tersebut terdapat perbedaan yang khas pada saat melakukan gerakan ayunan lengan, sedangkan pada phase awal gerakan pelaksanaan dan gerak lanjut sama. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi gerakan kedua macam pitching sebagi berikut:
commit to user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.4. Teknik Menjadi Pitcher (Slamet Suherman, 1996: 36)
5) Teknik Manjadi Catcher Catcher mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan pitcher. Kedua teknik inilah yang sangat menentukan kemenangan atau kekalahan suatu regu. Posisi catcher berada di home plate bertugas menangkap bola yang di lempar pitcher terutama apabila bola tersebut tidak dipukul oleh pemukul atao bola yang dipukul tetapi tidak kena atau foultip. Semua bola semacam ini harus dikuasainya secara langsung untuk menghindari
agar
pelari
atau
pelari-pelari
base
jangan
sampai
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan lari ke base dengan mudah. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan ilustrasi teknik catcher sebagi berikut:
commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 2.5. Teknik Menjadi Chatcher (Slamet Suherman, 1996: 33) 6) Teknik Memukul Bola Memukul bola dalam permainan softball merupakan serangan yang menentukan apakah si-pemukul berhasil mencapai base atau melewati base-base dengan selamat atau tidak. Hasil pemukulan juga menentukan apakah pelari base membuat nilai atau tidak. Menurut Slamet Suherman (1996: 38) bahwa, “pada dasarnya cara memukul dapat dibedakan menjadi dua yaitu pukulan swing dan bunt”. Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan teknik memukul bola sebagai berikut:
Gambar 2.6. Teknik Memukul Bola (Slametcommit Suherman, 1996: 41) to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
7) Teknik Lari Antar Base Untuk pelari base yang baik harus dapat lari dengan cepat, dapat berhenti dengan medadak dan dapat membalik dengan cepat serta dapat sliding dengan baik pula. Untuk meningkatkan kemampuan lari maka harus dilatih. Latihan lari ini dapat berbentuk lari sprint, berhenti mendadak, membalik dan sprint lagi. di samping itu, untuk lari keliling bagi pemukul, teknik lari secara keliling harus dikuasai dengan baik. Berikut ini disajikan ilustrasi teknik lari base sebagai berikut:
Gambar 2.7. Teknik Lari Base (Slamet Suherman, 1996: 43) 8) Teknik Sliding Sliding yaitu meluncur dengan menjatuhkan badan untuk menghindari ketukan atau sentuhan bola oleh penjaga agar selamat mencapai base. Pada dasarnya ada tiga macam cara melakukan sliding yaitu: (1) sliding lurus (straight in slide), (2) sliding mengait (hock slide), sliding dengan kepala lebih dahulu (head first slide). Dari komponen-komponen tersebut berhubungan erat satu dengan commit to user yang lain dan saling melengkapi, untuk teknik menangkap dan melempar
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berguna untuk bertahan, teknik memukul bola, sliding dan base running berguna untuk penyerangan.
b. Keterampilan Memukul Bola Softball Teknik dasar dalam permainan softball antara lain adalah teknik melempar bola (throwing), teknik menangkap bola (catching), teknik memukul bola (batting), teknik berlari ke base dan meluneur (base running and sliding ). Teknik memukul bola merupakan teknik dasar dalam softball yang erat kaitannya dengan taktik dan strategi dalam penyerangan. Menurut Parno (1992 : 54 ) mengatakan bahwa : “ memukul adalah salah satu teknik dalam softball yang dilemparkan oleh regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher”. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya atau membantu pelari lain (base runner) untuk mencapai base berikutnva dengan selamat. Pada teknik memukul ini terdapat suatu gerakan yang komplek, karena didalamnya diperlukan koordinasi dari pengamatan, pengambilan keputusan untuk memukul, kecepatan dan kekuatan untuk memukul bola lemparan yang datangnya dari pitcher. Teknik memukul ini akan dapat menyenangkan apabila pemain telah dapat mengembangkan dengan baik, dan sebaliknya akan menjadi frustasi atau membosankan jika tidak dapat melakukan pukulan dengan baik. Oleh karena itu teknik memukul perlu dilatihkan dan dikembangkan bagi pemain.
commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Teknik Dasar Memukul Bola Teknik dasar dalam memukul bola perlu memperhatikan beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh A. Sarumpet dkk ( 1992:167 ) bahwa : " untuk melakukan pukulan terhadap bola perlu memperhatikan beberapa prinsip: seperti memegang bat, sikap kaki, posisi badan, gerakan kaki dan ayunan lengan, posisi bat gerak lanjutan (follow through). Sedangkan Parno (1992 : 75) mengemukakan bahwa : "untuk meningkatkan keterampilan memukul bola prinsip dasar yang harus dikuasai adalah : alat pemukul, pegangan, sikap, dan ayunan (swing)". Sedangkan Meyer (1984:75) mengemukakan bahwa: " teknik memukul bola ada empat yaitu teknik batting stance, swing, contact with the ball the swing continues. Dari tiga pendapat tersebut dapat diperhatikan bahwa kunci utama agar dapat memukul bola dengan baik dan tepat dalam permainan adalah harus benar-benar memperhatikan sikap awak pegangan pada pemukul, gerakan ayunan pemukul saat kontak dengan bola dan gerak lanjutan. a) Sikap Awal (stance) Sikap awal yang dimaksudkan adalah sikap posisi kaki saat berada di daerah kotak pemukul (batter box) yaitu posisi batter berdiri pada kedua kaki, selebar bahu, lutut sedikit ditekuk sehingga badan lurus, posisi badan relak, dengan pandangan mata menuju pitcher. Menurut Parno (1992 : 77 ) sikap awal ini di bedakan menjadi tiga yaitu : " Open stance, close stance, dan square stance ". Meyer (1984:77) commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengemukakan bahwa "ada tiga type dalam gerakan kaki yaitu open stance, closed stance, and regular (or parallel) stance’.
b) Pegangan Pada Pemukul Ada dua cara pegangan pada pemukul untuk pukulan dengan gerakan ayunan (swing) penuh dilakukan dengan cara meletakkan tangan dekat dengan bagian bawah pemukul (knob) dan untuk pukulan bola tanggung dengan cara meletakkan tangan pada bagian akhir dari lilitan pembalut bat (barrel). Sedangkan Meyer (1984:76) dalam hal pegangan pukulan membagi dalam tiga kategori yaitu: “long grip or power grip, choke grip or short grip. And regular grip”. Dalam memukul ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pegangan terhadap alat pemukul, menurut Parno (1992 : 82) adalah sebagai berikut : 1. Bentuk pegangan seperti bersalaman dengan pemukul 2. Peganglah pemukul dengan kedua tangan
bersama-sama
saling berhadapan dan tertutup rapat 3. Peganglah pemukul erat tetapi mudah digerakkan 4. Aturlah
pegangan
pada
bagian
ujung
pemukul
(knob)
diacungkan ke atas Dalam memukul bola pemain harus mengetahui kapan memakai pegangan tanggung dan kapan harus menggunakan pegangan swing karena dalam permainan laju bola selalu berubah. commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Gerakan Ayunan Pemukul Ayunan (swing) dilakukan dengan menggerakkan alat pemukul kearah bola ke depan. Dalam hal ini Housworth dan Rivkin dalam Parno (1992 : 85) mengemukakan bahwa : " ada tiga fase dalam gerakan mengayun yaitu : melangkah, putaran lengan, dan gerakan lanjutan". Memukul bola dengan alat pemukul terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher adalah sangat sulit dilakukan karena memerlukan koordinasi dan ketepatan, oleh karena itu gerakan ini perlu dilatih terus menerus agar diperoleh keterampilan yang memadai.
d) Gerakan lanjutan Setelah melakukan gerakan pukulan dan perkenaan pemukul dengan bola dilanjutkan dengan gerak lanjutan yaitu ayunan lengan semaksimal mungkin sampai habis perputaran pinggang. Dari hal tersebut diatas secara lengkap teknik kemampuan memukul bola dapat dilihat pada gambar 2.8 dibawah ini :
Gambar 2.8 : Teknik Gerakan Memukul Bola (Potter dan Brockmeyer (1999:51) commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Biomekanika Memukul Tujuan dalam pukulan softball adalah menggunakan pemukul untuk memukul bola dilempar oleh seorang pitcher dengan kecepatan yang bervariasi. Seorang pemukul softball mempunyai jarak ayun yang pendek karena jarak pitcher dengan home base lebih dekat dan lemparan yang dilakukan oleh pitcher dengan kecepatan tinggj. Dalam hal memukul bola ada
beberapa
hal
yang
perlu
diperhatikan berkaitan dengan biomekanik dari gerak memukul sendiri, hal-hal tersebut antara lain; 1) Cara berdiri seorang pemukul dalam kemampuan memukul bola. Biasanya kaki berjarak 43,2 cm, langkahnya 25, 4 cm saat bola mendekati home plate. 2) Pandangan kepala langsung berhadapan dengan pitcher dan melihat datangnya bola, dengan lamanya melihat bola yang datang membantu pemukul memperoleh kecepatan pukulan yang tinggi. 3) Pegangan alat pemukul, dalam hal ini tedapat gerakan ke belakang dari lengan pemukul sebelum bergerak sedikit ke bawah dan maju, lintasan pemukul mengikuti pusat gravitasi tubuh atau gerakan ke bawah dan ke atas tergantung pada tingginya bola yang dilempar. Pertambahan cepatnya lengan sesaat sebelum atau saat lengan menuju ke pitcher diambil untuk meningkatkan kecepatan pada akhir jarak pukulan. Tidak hanya radius dengan yang ditingkatkan dan momen lengan yang dilamakan tetapi gaya sentrifugal dalam permainan sehingga membantu kecepatan pukulan. 4) Waktu ayunan pukulan saat pemukul bergerak menuju bola sampai kontak pertama dengan bola terjadi. 5) posisi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
25 digilib.uns.ac.id
badan saat memukul rata-rata beralih ke depan, putaran pundak menyebabkan pemukul bergerak berhadapan dengan pitcher saat bola terpukul. Kaki belakang pada posisi plantar-fleksion dimana hanya jari kaki menyentuh tanah, hampir 75 % berat tubuh berada didepan saat kontak dengan bola. Berat .tubuh bertumpu pada kaki kanan (untuk pemukul tangan kanan) saat bola datang pinggang diputar dan berat tubuh berpindah ke kaki kiri. tulang pinggul diputar pada pinggang kiri berputar kurang lebih 90 derajat. 6) Alat pemukul digerakkan ke depan pada lintasan bidang perlama diikuti putaran tubuh diakhiri pada aksi pergelangan tangan. Dengan sedikit gerakan pada sendi pundak membuat bagian atas lengan maju dan jauh dari tubuh, pemukul harus memegang pemukul dengan kuat pada posisi horizontal dan menggerakkannya dengan kecepatan yang tinggi pada akhir gerakan. Scbagai Catatan saat kepala diputar ke kiri agar fokus pada bola yang mendekat, lubuh diputar kekiri kepala tidak ikut diputar tetapi tetap mengarah pada bola. Jika kepala pemukul bergerak ke kiri saat pemukul diayunkan, pundak kiri akan terangkat yang menyebabkan perubahan lintasan pemukul dan menurunkan kemungkinan kontak dengan bola, reflek leher yang kuat juga ikut mempengaruhi ayunan. Adrian dan Cooper (1989:538-540). Breem dalam Adrian dan Cooper (1989:540) setelah mempelajari dalam film menyimpulkan : 1. Pusat gravitasi tubuh mengikuti bidang level secara relatif yang commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengidentifikasikan level ayunan pukulan. 2. Pemukul
mampu mengatur kepalanya pada posisi
dimana mereka
dapat memperoleh penglihatan yang baik pada lintasan bola dari setiap lemparan yang diberikan. 3. Lengan bawah cenderung segera lurus saat pemukul diayunkan ke bola, secepatnya bergerak pada akhir pemukul dan menghasilkan kecepatan pukulan yang lebih ccpat. 4. Panjangnya langkah sama untuk semua lemparan pada setiap pemukul tunggal, 5. Tubuh dilenturkan pada arah terbangnya bola setelah kontak terjadi dengan demikian berat tubuh ditempatkan pada kaki depan.
Gambar 2.9 : Biomekanika Memukul (Andrian dan Cooper : 1989:540) 3) Otot-otot Penggerak dalam Memukul Bola Softball Dalam melaksanaan pukulan bola softball untuk memperoleh ketetapan, selain menggunakan tenaga yang bersumber dan kekuatan ototcommit to user otot pada bagian tubuh yang lain, yaitu dengan melibatkan segmen-segmen
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
badan dalam suatu rangkaian gerakan memukul secara utuh. Adapun kelangsungan gerak dalam melakukan pukulan terdiri dari gerakan pushoff dengan otot-otot penggerak soleus, gastrocanemius, quadriceps dan gluteals. Gerakan trunk rotation, otot penggeraknya obliques dan spinal erectors, serta gerakan pukulan swing dengan otot-otot penggerak yaitu anterior deltoid, pectorals, shoulder internal rotators, Elbow flexors (biceps) dan serratus anterior. Sebagian dari otot-otot penggerak dalam memukul bola softball tersebut seperti tampak pada gambar 2.5 di bawah
Gambar 2.10. Struktur Otot – Otot pada Lengan Kanan (evelyn pearce, 1999 : 111 – 112)
2. Teori Umum Latihan Latihan olahraga merupakan suatu proses yang sangat popular dan canggih pengembangan dari penampilan olahraga tersebut dipengaruhi oleh banyak termasuk pengetahuan dari pelatih itu sendiri. Teori latihan dalam hal apapun, mencoba untuk menerapkan korelasi antara pengalaman praktis dan ilmu pengetahuan olahraga yang mempengaruhi proses latihan dalam hal efisiensi. commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
latihan itu sendiri dapat digambarkan sebagai presentasi yang terdiri dari : prinsipprinsip latihan, tujuan latihan, jenis-jenis latihan, isi latihan, metode rencanarencana latihan, bentuk-bentuk organisasi latihan, evaluasi dan kontrol latihan, teori-teori pertandingan (Yossef Nossec, 1982 : 11). namun latihan berkaitan dengan prinsip-prinsip yang bersifat umum dan untuk semua disiplin olahraga. Untuk menjelaskan kompleksitas suatu latihan olahraga maka perlu definisi dari latihan tersebut. Menurut Dietrich Harry dalam Yosef Nossek menyatakan bahwa " latihan adalah suatu proses olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat ilmiah, prinsip-prinsip paedagogis. Proses ini yang direncanakan dan meningkatkan kesiapan untuk tampil dari seorang olahraga atau olahragawati". Menurut Dietrich Martin dalam Yosef Nossek (1982 : 12) latihan adalah suatu proses yang direncanakan yang dikembangkan olahraga yang komplek dengan memakai isi latihan, metode-metode latihan, tindakan-tindakan organisasional yang sesuai dengan maksud dan tujuan. Menurut Sugiyanto dan Sudjarwo (1993 : 14) mengemukakan bahwa latihan adalah “suatu proses yang sistematis secara berulang-ulang secara ajeg dengan selalu peningkatan beban latihan. Harsono (1988 : 101) latihan adalah “proses yang sistematis berulangulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaan“. Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa latihan adalah suatu
kerja
yang
dilakukan
secara
sistematis,
berulang-ulang
dengan
meningkatkan beban secara periodik dan berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan prestasi olahraga. Yang dimaksud dengan sistematis adalah berencana, menurut jadwal, pola dan system tertentu, metodis dari yang mudah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
ke yang lebih komplek. Berulang-ulang maksudnya agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi semakin mudah, otomalis dan reflektif pelaksanaannya sehingga menghemat energi. Kian hari maksudnya setiap kali secara periodik dan segera setelah tiba saatnya ditambah beban latihannya.
a. Batasan Latihan Tidaklah mudah untuk memberikan batasan yang paling sempurna tentang training. Kaitannya dengan latihan yang ada perlu ada batasanbatasan, yang paling sederhana yang mungkin dapat diberikan untuk training, "training adalah yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya. (Harsono 1982:101). Definisi lain dikemukakan oleh Suharno HP (1985 : 7) yang memberikan batasan yaitu : "latihan adalah suatu proses mempersiapkan organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi maksimal dengan diberi beban-beban fisik dan mental yang teratur, terarah, meningkat, dan berulang-ulang waktunya". Latihan yang sistematis dipraktekkan secara teratur, latihan tersebut berlangsung beberapa kali dalam satu minggu, tergantung pada standard seseorang olahragawan dan periodik latihan dengan mengikuti prinsip-prinsip latihan.
b. Prinsip-Prinsip Latihan Prinsip-prinsip latihan adalah garis pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan baik. Prinsip-prinsip commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
semacam ini menunjuk pada semua aspek dan tugas latihan, prinsip-prinsip itu menentukan corak dan isi latihan, sasaran, dan metode-metode latihan, serta Organisasi latihan (Yosef Nossec 1982:14). Prinsip-prinsip latihan itu sendiri meliputi: 1. Prinsip pembebanan (loading) sepanjang tahun latihan tersebut. 2. Prinsip periodisasi dan penataan beban selama peredaran waktu latihan tersebut. 3. Prinsip hubungan antara persiapan yang bersifat umum dan khusus dengan kemajuan spesialisasi. 4. Prinsip pendekatan individual dan pembebanan individual. 5. Prinsip hubungan yang terbaik antara kondisi fisik, teknik, taktik dan intelektual (kecerdikan) termasuk kemauan. Sedangkan prinsip-prinsip latihan yang berhubungan dengan metode lainnya adalah berikut: 1. Prinsip pembebanan sedikit demi sedikit. 2. Prinsip pembebanan banyak sisi dengan pergantian beban secara sistematis prinsip pemulihan (recovery). 3. Prinsip adaptasi (penyesuaian) beban terhadap standard penampilan prestasi). Sedangkan Suharno HP (1985:7) membedakan prinsip-prinsip latihan sebagai berikut: 1. Prinsip kontinyuitas dalam latihan 2. Kenaikan beban latihan yang teratur commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Prinsip individual 4. Prinsip interval 5. Prinsip stress (penekanan) 6. Prinsip spesialisasi (spesifik)
c. Tinjauan Teori Tentang Program Pelatihan Program pelatihan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menegaskan langkah-langkah yang dilakukan dalam pemberian pelatihan yang sistematis, kontinue dan beban bertambah pada pelatihan. Program pelatihan ini sangat penting agar kita dapat melihat peningkatan secara nyata dari setiap kemampuan yang dilatihkan. Dalam menyusun program pelatihan memukul bola softball, hal-hal yang menjadikan perhatian peneliti yaitu: 1) Intensitas pelatihan, 2) Frekuensi latihan, 3) Lama pelatihan, 4) Prosedur pelatihan, 5) Peningkatan pelatihan, 6) Metode latihan. Secara lebih jelas masing-masing komponen tersebut akan peneliti uraikan sebagai berikut: 1. Intensitas pelatihan Pelatihan di lakukan dari gerakan yang mudah sampai yang sulit, juga menambah ulangan gerakan. Mengenai berat pelatihan Moclock (1984:12-15) menyatakan sebagai berikut: “Berat pelatihan dapat diberikan dengan berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan frekuensi pelatihan, jumlah pelatihan, macam pelatihan, ulangan (repetition), dalam suatu bentuk pelatihan/gerakan, commit to user
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berat beban/alat yang digunakan, kesukaran dalam suatu pelatihan dan memperpendek interval pelatihan." 2. Frekuensi pelatihan Frekuensi pelatihan adalah jumlah pengulangan pelatihan yang dilakukan dalam jangka waktu satu minggu. Frekuensi pelatihan di tentukan 3 kali dalam seminggu. Hal ini di dasarkan pada pendapat Giam dan Tie (1992) yang diterjemahkan oleh Satrnoko (1993:30) bahwa "Frekuensi 3 kali perminggu sudah dapat mengembalikan kekuatan, egilitas, akurasi dan kecepatan. Hal ini senada juga dikemukakan oleh pendapat Fox, dkk ( 1993 : 297) yang menyatakan bahwa “frekuensi pelatihan sebanyak 3 kali per minggu adalah jumlah beban pelatihan yang sesuai bagi pemula, dengan pengertian bahwa dengan pelatihan 3 hari per minggu dapat terjadi peningkatan yang berarti". 3. Lama Pelatihan Lama pelatihan dapat diartikan sebagai jumlah waktu per satuan pelatihan atau berapa hari pelatihan perlu ataupun berapa bulan program pelatihan itu dirancang untuk diaplikasikan dalam praktek (Bompa. 1990). Menurut Pate R.R (1993:318), lama pelatihan 6 - 8 minggu akan memberikan efek yang cukup berarti bagi yang berlatih, sehingga apabila frekuensi pelatihan per minggunya 3 kali, maka program pelatihan sebanyak 18-24 kali pelatihan akan mempunyai arti bagi yang berlatih. Atas dasar pendapat tersebut, peneliti melakukan eksperimen selama dua bulan (8 minggu). Dalam commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian ini setiap pelatihan diprogram selama 90 menit agar efek pelatihan berpengaruh terhadap keterampilan memukul bola softball. 4. Prosedur pelatihan Pelaksanaan pelatihan sesuai dengan prosedur pelatihan, dimana pelatihan dibagi 3 bagian, yaitu pelatihan pendahuluan, pelatihan inti dan pelatihan penutup (penenangan/cooling down) 5. Peningkatan Peningkatan pelatihan disesuaikan dengan tingkat kesukaran dalam melakukan pelatihan berupa latihan tee ball dan latihan soft toss ball. Dengan pelatihan yang sistematis, continue dan beban bertambah diharapkan akan dapat meningkatkan mobilitas, akurasi, kekuatan, kecepatan, foot work dan kontrol bola dalam melakukan pukulan yang nanti akan berpengaruh terhadap keterampilan memukul bola softball. 6. Metode Latihan Metode-metode
latihan
merupakan
prosedur
dan
cara-cara
pemilihan jenis-jenis latihan dan penataannya menurut kadar kesulitan, kompleksitas dan beratnya beban. Metode latihan ini merupakan cara di dalam proses tercapainya sebuah latihan yang dipakai para pelatih-pelatih di dalam istilah umum metode merupakan sebuah tiruan, simulasi dari suatu kenyataan yang disusun dan elemen yang khusus dan sejumlah fenomena yang dapat diawasi dan diselidiki oleh seseorang. Tujuan dari sebuah metode itu sendiri, walaupun dugaan yang abstrak itu berada diatas commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kenyataan yang konkrit, itu yang dapat menunjukkan sesuatu dimana seseorang berusaha mencapainya. Melalui metode latihan, pelatih berusaha untuk mengarahkan dan organisir latihan sesuai dengan tujuannya. Pengetahuan penuh tentang kekhususan pertandingan menunjukkan satu prasyarat yang penting untuk suatu metode yang berhasil di dalam sebuah pelatihan. Metode latihan memukul bola tee ball dan soft toss ball adalah merupakan salah satu dari bagian metode latihan memukul bola.
3. Metode Latihan Memukul Bola a. Metode Latihan Memukul Tee Ball Latihan memukul bola dengan metode tee ball bertujuan untuk melatih ayunan dengan perkenaan bola selain itu juga dapat melatih pandangan saat memukul dan membiasakan gerakan ayunan yang dilakukan harus mendatar setinggi pinggang. Potter dan Brockmeyer (1999:50) mengemukakan bahwa "memukul bola dengan metode tee ball adalah cara termudah untuk mencapai keberhasilan dalam teknik memukul khususnya pada latihan perputaran pinggang yang meliputi kerja kaki dan posisi keseluruhan tubuh saat pertama kali terjadi kontak dengan bola". Posisi bola diam saat pemukul berusaha memukul bola sehingga pemukul tidak perlu mengatur ayunan untuk merubah posisi. Dalam hal ini memungkinkan fokus pada aspek-aspek yang dibutuhkan saat memukul. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.11. di bawah ini : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
Gambar 2.11. Latihan Memukul Bola dengan Metode Tee Ball. Potter dan Brockmeyer (1999:52-53) Tujuan yang lain dalam latihan tee adalah untuk menguatkan mekanika pukulan yang baik. Ini juga suatu latihan baik untuk mengendurkan seorang pemukul. Seorang pemukul dapat menggunakan jaringnya sendiri, baik saat sedang menunggu gilirannya untuk melaksanakan latihan yang lain atau ketika ia latihan sendiri dan ingin meningkatkan mekanikanya. Penggunaan tee sering menyebabkan pemukul untuk menjaga kepalanya tetap kebawah dan matanya mengarah pada daerah home plate ketika tongkat mengenai kontak dengan bola. cara yang benar untuk tee adalah mulai dengan melihat pelempar dan kemudian meletakkan bola di tee tanpa suatu pergerakan kepala mundur. Mata harus selalu mengarah di depan tee dan bola. Dari hal-hal tersebut diatas ada beberapa bentuk latihan dalam tee hall ini antara lain : 1) Batting tee dengan jaring atau pagar. Letakkan tongkat tee 10 kaki dari net yang digantung atau pagar. Ambil posisi disamping tee sehingga laju bola yang terpukul nanti akan commit to user
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menuju net atau pagar. Gunakan sebuah ember yang berisi 10 bola standar peraturan, letakkan bola pada tee, perhatikan cara bcrdiri disamping tee yang benar dan pukul bola dari tee ke net atau pagar. Jika latihan dcngan teman, satu orang berdiri dengan seember bola dan berdiri disamping tee berhadapan dengan si pcmukul dan bertugas meletakkan bola pada tee. Untuk pemukul, tunggu sampai teman meletakkan bola dan mundur dari tee sebelum mengayun. Untuk peletak bola, awasi teman yang memukul bola, beri komentar pada pemukul mengcnai tekniknya. Gantian memukul setelah memukul seember bola. Ulangi latihan sehingga masing-masing memukul 10 bola. 2) Latihan Target Tandai tiga garis pada jaring: 2 kaki, 4 kaki, dan 8 kaki dari tanah. Menggunakan
prosedur yang sama dengan latihan satu pukul 10 bola
dibawah garis 2 kaki, 10 bola antara garis 4 dan 8 kaki dan 10 bola diatas garis 8 kaki. Untuk memukul target bawah (ground ball) gunakan ayunan dari atas ke bawah. Untuk mcmukul target tengah (line drive) gunakan ayunan datar/horizontal, untuk memukul target atas (fly ball) gunakan ayunan dari bawah ke atas. 3) Ayunan Satu Tangan Letakkan tee ditengah lapangan. Berdiri dengan pegangan biasa pada pemukul. Saat mengayun, lepaskan tangan yang atas (tangan kiri untuk pcmain tangan kanan) dan kenai bola sambil memegang tongkat hanya dengan tangan bawah (kanan). Pastikan melakukan ayunan dengan satu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
37 digilib.uns.ac.id
tangan. Pukullah pada target tengah (line drive/ 4 kaki) ke bawah. Pukul 10 bola ke jaring. Hitunglah jumlah bola yang melintasi target tengah ke bawah yang dipukul tanpa mengcnai tee (pukulan bersih). 4) Bola Atas dan Bola Bawah Atur ketinggian tee untuk lemparan (pitch) bawah dan lemparan bawah, Pukul 10 bola untuk tiap ketinggian. Usahakan dapat pukulan bersih (pukulan tanpa mengenai tee). Jika tee yang digunakan juga diatur sesuai gerakan bola inside (dalam) dan outside (luar), tambahkan variasi dengan kombinasi atas bawah sehingga menjadi tinggi dalam, tinggi luar, bawah dalam dan bawah luar. (Potter dan Broekmeyer (1999:57-59). Dari beberapa bentuk latihan tersebut di atas, pelaksanaan dari pelatihan memukul bola dengan metode tee ball adalah sebagai berikut : 1) Pemain dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 3 orang atau disesuaikan dengan jumlah alat yang tersedia. Satu pemain sebagai pemukul satu orang sebagai pemasang bola ke tonggak dan yang lain mengumpulkan bola. 2) Bola diletakkan diatas tonggak yang sudah di siapkan, pemain yang mendapat giliran memukul bola bersiap di dekat tonggak dengan memegang pemukul dan kemudian pemain tersebut mengukur ketepatan perkenaan pemukul dengan bola. 3) Pada posisi siap memukul pemukul dapat tugas memukul melakukan gerakan pukulan dengan ayunan penuh dan setelah selesai kemundian bergantian dengan yang lain. commit to user
38 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam latihan memukul bola tee ball ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : 1) Posisi pemukul harus benar-benar berada pada posisi perkenaan antara pemukul dengan bola yang tepat yaitu kurang lebih satu kali lebar telapak tangan dari ujung atas pemukul. 2) Gerakan ayunan harus mendatar dan tidak boleh ada gerakan mengayun dari bawah ke atas karena hasil dari pukulan yang di peroleh harus mendatar dan bukan melambung. 3) Pandangan mata pemukul harus menuju bola dan pada saat perkenaan pandangan tetap pada titik perkenaan bola dan pemukul bukan dari hasil pukulan. 4) Perkenaan pemukul ada pada bola bukan pada tonggak. Menurut
Judi
Garman
dan
Michelle
Gromacki
(2011:23)
mengatakan bahwa beberapa aturan penting untuk menggunakan peralatan tee: 1) Pemain harus mempunyai tujuan dalam melakukan setiap gerakan ayunan. 2) Setelah melakukan ayunan, pemain melakukan koreksi dalam mekanika gerakan dan mendapatkan umpan balik dari hasil pukulan. 3) Setelah contact, pemukul harus melihat tee untuk meyakinkan bahwa ujung pemukul harus mengenai bola dan bergerak mendatar. 4) Pemukul harus menggunakan tee untuk melihat semua lokasi perkenaan dan semua ketinggian dalam strike zone. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
39 digilib.uns.ac.id
Metode latihan tee ball ini ada keuntungan dan kerugian dalam proses latihannya, adapun keuntungan dari metode ini adalah : 1) Pemain akan terbiasa dengan posisi atau jarak pukul yang pas dengan bola. 2) Ayunan lengan pemukul akan terbiasa mendatar setinggi pinggang. 3) Pandangan mata akan lebih terfokus pada satu titik. 4) Perkenaan pemukul dan bola akan lebih tepat pada bidang perkenaan yang dapat menghasilkan pukulan yang benar. 5) Pemain akan lebih mudah mengkoreksi gerakannya sendiri mulai dari cara memegang stik, pergerakan ayunan tangan, perputaran pinggang, posisi kaki, dan posisi jarak pukul yang tepat agar menghasilkan bola yang sesuai dengan target pemain. 6) Metode latihan dengan menggunakan tee sesuai dengan teori latihan yang mengungkapkan bahwa latihan mulai dari yang mudah ke yang rumit dan yang ringan ke yang berat. Adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut : 1) Pemain terbiasa pada satu titik karena bola berada pada satu ternpat (statis) 2) Pemain akan terbiasa dengan gerakan yang monoton tanpa adanya variasi gerakan atau penyesuaian dengan arah datangnya bola dari pitcher. 3) Perkenaan bola pada pemukul hampir pada pangkal pemukul. 4) Pemain tidak terbiasa mengikuti arah datangnya bola dari pitcher.
b. Metode Latihan Memukul Soft Toss Ball Bentuk dari latihan ini adalah dengan cara memukul bola yang commit to user dilemparkan oleh teman dari bawah ke atas atau dari samping yang
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ketinggiannya kurang lebih setinggi pinggang. Tujuan dari latihan ini adalah untuk melatih ketepatan ayunan dengan perkenaan bola, melatih pandangan mata saat memukul bola dan membiasakan gerakan ayunan yang dilakukan harus mendatar setinggi pinggang dan juga untuk melatih ketepatan posisi kaki dengan arah datangnya bola. Potter dan Brockmeyer (1999:50) mengemukakan bahwa latihan memukul soft toss ball adalah memukul bola yang dilempar dari samping, menentukan lintasan bola dan ayunan yang dilempar oleh seorang teman pelempar berjongkok berhadapan dengan pemukul dengan jarak 8-10 kaki, lemparan dilakukan dengan gerakan naik turun dari lengan kira-kira sampai 2 kaki dari pemukul. Lempar bola seolah-olah akan jatuh pada batting tee khayalan, ketika memukul bola soft toss pemukul berdiri selebar bahu saat bola dilempar, pemukul melakukan ayunan dengan sedikit melangkah pada kaki depan. Pemukul memperkirakan kontak bola pada setinggi pinggang, untuk melindungi pelempar pemukul harus memukul bola pada daerah pukulan. Bola dipukul pada saat bola datang tepat berada di tengah tubuh walaupun kenyaatannya bola jatuh pada daerah strike. Setelah memukul kemudian melakukan ayunan lengan dengan menekuk dilakukan melingkar diatas pundak (follow through). Dari hal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41 digilib.uns.ac.id
Gambar 2.12: Latihan Memukul Bola dengan Metode Soft Toss Ball. Potter dan Brockmeyer (1999:54-55) Latihan soft toss biasanya digunakan oleh banyak pemain untuk latihan pemukul lemparan dalam semua area zone serangan dengan mengubah sudut pukulan. Pelatih pelan-pelan toss bola dari belakang suatu layar keselamatan yang ada di depan pemukul tersebut. Pemukul memukul keseluruhan pukulan secara berurutan, memusatkan pada perubahan sudut pukulan untuk memukul bola dari pitch di daerah zone serangan yang berbeda. Latihan ini melatih pemukul untuk menciptakan energi di bawah keadaan yang terkontrol. Pemukul mempunyai kesempatan untuk bekerja pada sudut pemukul dan melatih memukul bola lemparan dalam semua zone serangan. Pemukul belajar titik-kontak dan sudut untuk bidang kiri, bidang tengah, dan bidang kanan. la juga belajar bagaimana cara menciptakan ketangkasan dan kecepatan pukulan menggunakan urutan pemukulan yang benar. Soff toss juga bisa dilakukan dari samping lemparan soft toss dari samping mempunyai tujuan sama dengan latihan soft toss untuk memberi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
42 digilib.uns.ac.id
pemukul pengalaman dalam memukul lemparan dalam semua area zone serangan. Seorang pelatih atau kawan berdiri
di samping pemukul dan
melempar bola pelan-pelan. Pemukul melakukan penyesuaian pada masingmasing lemparan seorang bola datang dari sudut sulit. Orang yang melempar bola harus menjaga pemukul pada suatu irama baik tetapi tidak boleh mendesak dia. Dari hal-hal tersebut di atas ada beberapa bentuk latihan dalam soft toss ball ini antara lain: 1. Soft toss dengan jaring pagar Posisikan dirimu sebagai seorang pemukul dan seorang teman sebagai pelempar berjarak 10 kaki dari jaring yang digantung. Ambillah posisi sehingga bola yang terpukul nanti akan mengenai jaring. Pelempar membawa seember bola seisi 10 bola standar peraturan. Untuk pengalaman memukul boleh juga menggunakan 10 atau 20 bola tennis karena bola tennis lebih kecil dan lebih sulit untuk dipukul. Lakukan latihan dengan teknikteknik yang baik untuk si pemukul maupun pelempar. Pemukul gantian menjadi pelempar setelah memukul 10 bola. Ulangi latihan 2 kali sehingga masing-masing memukul 20 bola. 2. Koordinasi mata tangan dengan pemukul. Untuk latihan ini, dibutuhkan 10 bola sebesar bola golf, tongkat kayu atau pegangan sapu yang dipotong sesuai panjang tongkat pemukul. Pastikan tongkat yang digunakan bisa dipegang dan tidak terbuat dari plastik atau bahan-bahan yang licin. Latihan ini mirip dengan latihan 1 tapi dilakukan di commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
daerah yang tanpa halangan. Juga membantu menggunakan orang ketiga yang bertugas mengambil bola yang terpukul. Ganti posisi setelah memukul 10 bola. Kunci dalam memukul bola kecil adalah mengarahkannya ke contact zone (daerah kontak). Jangan mengayun terlalu keras tetapi cobalah hanva mengenai pas dengan bola. 3. Memukul bola yang dilempar Latihan
ini
diatur
seperti
latihan
sebelumnya,
tapi
sudah
menggunakan tongkat asli dan 10 bola standar peraturan. Pemukul dan pelempar mengambil posisi masing-masing. Pelempar melakukan lemparan atas, pemukul memukul bola atas dengan ayunan dari bawah ke atas sehingga menghasilkan fly ball. Kemudian pemukul latihan memukul bola bawah dengan ayunan dan atas ke bawah yang menghasilkan ground ball. Ketika bola akan menyentuh tanah, yang ketiga menggunakan teknik yang sesuai. Tangkap bola dengan teknik menangkap yang benar. Letakkan bola pada ember. setelagh satu set (10 bola) ganti posisi. (Potter dan Brockmeyer (1999:60-63) Dari beberapa bentuk latihan tersebut di atas, pelaksanaan pelatihan memukul bola dengan metode soft toss ball adalah sebagai berikut: 1) Pemain dibagi menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah 3 orang atau disesuaikan dengan jumlah alat yang tersedia. Satu pemain sebagai pemukul satu orang sebagai pelempar bola dan yang lain mengumpulkan bola. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Bola dilemparkan kearah pemukul dengan pelan, pemain yang mendapat giliran memukul bola bersiap di tempat pemukul dan kemudian pemain tersebut mengukur ketepatan perkenaan pemukul dengan bola. 3) Pada posisi siap memukul pemain yang dapat tugas memukul melakukan gerakan pukulan dengan ayunan penuh dan setelah selesai kemudian bergantian dengan yang lain. Dalam latihan memukul bola soft toss ball ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain : 1) Posisi pemukul harus benar-benar berada pada posisi perkenaan antara pemukul dengan bola yang tepat yaitu kurang lebih satu kali lebar telapak tangan dari ujung atas pemukul. 2) Gerakan ayunan harus mendatar dan tidak boleh ada gerakan mengayun dari bawah ke atas karena hasil dari pukulan yang di peroleh harus mendatar dan bukan melambung. 3) Pandangan mata pemukul harus menuju bola dan pada saat perkenaan pandangan tetap pada titik perkenaan bola dan pemukul bukan dari hasil pukulan. 4) Perkenaan pemukul harus tepat pada titik tengah bola. Metode latihan sofl toss ball ini juga memiliki keuntungan dan kerugian dalam proses latihan. Adapun keuntungan dari metode ini adalah : 1) Pemain akan terbiasa dengan posisi atau jarak pukul yang pas dengan bola hal ini dikarenakan bola dalam kondisi bergerak dan pemain harus mampu commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyesuaikan jarak pukul dengan bola agar menghasilkan bola sesuai dengan target pemain. 2) Ayunan lengan pemukul akan terbiasa menyesuaikan dengan ketinggian datangnya bola. 3) Arah bola dapat bervariasi lebih dari satu titik sasaran 4) Pergerakan posisi kaki dan badan pemukul dapat disesuaikan
dengan
datangnya bola. 5) Metode latihan soft toss ball sesuai dengan keadaan permainan yang sebenarnya, karena bola akan bergerak dengan arah yang tidak menentu dan pemain dituntut untuk dapat mengantisipasi datangnya bola dengan baik. Metode soft toss ball ini juga memiliki kelemahan, adapun kelemahan metode ini adalah sebagai berikut: 1) Pemain akan mengalami kesulitan dalam mengkoreksi gerakannya sendiri, hal ini dikarenakan arah bola yang tidak menentu dan pemain dituntut untuk dapat merubah baik dari cara memegang, ayunan lengan, perputaran pinggang, jarak pukul, posisi kaki secara terus menerus. 2) Pemain akan sulit mencapai titik perkenaan karena bola yang datang dalam keadaan bergerak. 3) Pemain harus mempunyai perasaan (feeling) yang tepat kapan harus bergerak mengayunkan pemukul untuk memukul bola yang arah datangnya bola dari pitcher. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
46 digilib.uns.ac.id
4) Konsentrasi pemukul akan terpecah antara gerakan mengayun dan letak posisi bola. 5) Pergerakan ayunan posisi kaki dan badan pemukul salah sehingga menyebabkan ayunan dari bawah keatas dan hasil bolanya melambung. Kedua metode tersebut merupakan suatu metode latihan yang bertujuan meningkatan keterampilan memukul bola softball. Dalam penelitian ini diberikan perlakuan dari masing-masing metode dan kemudian dari akhir program latihan kedua metode diberikan perlakuan yang sama yaitu memukul bola yang dilempar dari pitcher atau sering disebut dengan pitch ball. 4. Tinjauan Aspek Belajar Gerak a. Definisi Belajar Gerak (Motor Learning). Belajar gerak merupakan sebagian dan belajar secara umum. Sebagai bagian dari belajar, belajar gerak mempunyai tujuan tertentu. Tujuannya adalah untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan mengembangkannya agar keterampilan gerak yang dikuasai bisa dilakukan untuk menyelesaikan tugas - tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Misalnya didalam belajar gerak keolahragaan, atlet berusaha menguasai keterampilan gerak yang sesuai dengan macam cabang olahraganya dan kemudian meman.faatkannya agar keterampilan gerak tersebut bisa diterapkan dalam bermain, berlomba atau bertanding olahraga. Singer, R. N. (1980:9) mengemukakan bahwa belajar gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performa atau yang berhubungan dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
perubahan perilaku akibat latihan atau pengalaman sebelumnya dengan situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir sama, Magill (1985:40) mengatakan bahwa, belajar motor adalah proses suatu gerakan yang ditimbulkan dari rangsangan syaraf otot menjadikan suatu gerakan. Dari pengertian tersebut jika dikaitkan dengan motor yang dapat diamati dan diukur dari sikap dan penampilannya dalam suatu gerakan atau kegiatan tertentu. Karakteristik penampilan merupakan indikasi dari pengembangan belajar atau penguasaan keterampilan. Penguasaan motor yang telah dikembangkan menjadikan seseorang dapat memiliki keterampilan yang lebih baik dari sebelumnya. Oxedine (1984:8) mengatakan bahwa, belajar motor adalah sebagai perubahan yang bersifat tetap dan sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Teori tentang belajar gerak akan sangat dibutuhkan dalam pembinaan prestasi cabang olahraga. Menurut Drowatzky (1981:1) “Konsep belajar gerak adalah bagaimana individu belajar tentang ketrampilan gerak dan faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan fisik, yang dapat memberikan informasi penting terhadap guru pendidikan jasmani, pelatih dan perancang kurikulum”. Seperti yang telah disebutkan bahwa diharapkan kepada para pelaku olahraga hendaknya memahami tentang konsep belajar gerak. Dalam pelaksanaan latihan, seorang pelatih harus menyesuaikan dengan subyek yang dilatih, seorang guru pendidikan jasmani juga harus menyesuaikan dengan yang diajar pada saat menyusun commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rencana pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu sangat penting menjadikan teori belajar gerak sebagai landasan utama dalam penerapan kegiatan yang berhubungan dengan aktifitas fisik. Dalam
olahraga
softball
kususnya
untuk
mempengaruhi
peningkatan keterampilan memukul bola softball akan juga dipengaruhi oleh teori belajar gerak. Dalam olahraga softball memerlukan aktifitas fisik yang cukup kompleks sehingga teori penguasaan gerak membutuhkan perhatian yang cukup serius. Menurut Drowatzky (1981:16) “Belajar gerak merupakan
langkah
awal
dalam
penguasaan
keterampilan
yang
berhubungan dengan gerak tubuh.Belajar gerak merupakan proses adaptasi dalam bentuk gerak dan respon muscular (berotot) yang dikembangkan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa adaptasi bentuk gerak dan respon muscular (berotot) terhadap karakteristik olahraga softball akan sangat mendukung dalam pencapaian penguasaan berbagai keterampilan dalam olahraga softball. b. Konsep Kemampuan Gerak (Motor Ability). Kajian tentang konsep kemampuan gerak yang relevan dengan aspek gerak dalam olahraga softball yaitu: respon gerak (motor response), pola gerak (motor pattern), dan keterampilan gerak (motor skill). Implementasi dalam permainan softball adalah sebagai berikut: 1) Respon gerak (Motor response). Menurut Drowatzky (1981:16) “Tanggapan/respon gerak dapat ditempatkan ke dalam tiga kategori: (a) pergerakan postural, untuk commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mengatur posisi badan berkenaan dengan gravitasi; (b) lokomotor atau gerak
perpindahan
memungkinkan
seseorang
untuk
memindah/menggerakkan tubuh/badan atau bagian-bagiannya melalui ruang dan (c) manipulasi, memungkinkan seseorang untuk belajar dan mengendalikan object. Pola kontak (manipulasi dari objek yang diam) telah dibedakan dari penerimaan dan dorongan (manipulasi dari objek yang bergerak)”. Dalam permainan softball tentu akan memanfaatkan 3 jenis respon gerak yang masing-masing memiliki karakteristik tersendiri seperti tersebut di atas. Keterampilan gerak dalam olahraga softball tentu akan mengakomodasi dari tiga bentuk respon gerak tersebut. Aktifitas fisik yang terdapat dalam olahraga softball sudah menuntut ke arah respon gerak yang lebih kompleks. 2) Pola Gerak (Motor pattern). Pola gerak adalah tanggapan umum dengan jenis dan penerapan pada bidang aktivitas berbeda, yang digunakan untuk tujuan yang luas di dalam gerak tubuh. Menurut Drowatzky (1981:16)”Ketrampilan gerak adalah tanggapan gerak spesifik, yang terbatas dalam variabilitas(keadaan berubah-ubah) dan applicabilitas(berlaku), yang mana dikembangkan untuk menghasilkan pergerakan spesifik di dalam aktivitas tertentu”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pola gerak dari masing-masing individu akan sangat mempengaruhi penguasaan keterampilan memukul bola softball karena penerapan pola tersendiri commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harus dapat diterapkan pada aktifitas yang berbeda yang nantinya akan menghasilkan keterampilan gerak yang dalam hal ini keterampilan teknik memukul bola softball. 3) Keterampilan Gerak (Motor skill). Keterampilan gerak dapat diklasifikasi dari berbagai sudut pandang yaitu berdasarkan kecermatan gerakan, berdasarkan titik dan awal gerakan, stabilitas lingkungan dan kompleksitas gerakan. a) Klasifikasi gerak berdasarkan kecermatan gerakan. Klasifikasi gerak berdasarkan kecermatan gerakan ini adalah sebagai berikut: Ketrampilan gerak kasar (Gross motor skills). Menurut Drowatzky (1981:16)”Gerak yang memerlukan interaksi dari banyak otot dengan aktivitas badan/tubuh pada umumnya,
seperti
lari,
menangkap,
melemparkan
dan
ketrampilan menggunakan raket”. Unsur-unsur keterampilan gerak kasar yang juga terdapat dalam olahraga softball yang terdapat dalam teknik-teknik dasar permainan softball seperti feeder, smash, block dan servis. Keterampilan gerak halus (Fine motor skills). Menurut Drowatzky (1981:16)”Ketrampilan gerak yang baik melibatkan otot yang kecil baik lengan maupun kaki dan digunakan di dalam latihan terbatas”. Keterampilan gerak halus ini lebih cenderung melibatkan anggota ekstremitas gerak pada commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tubuh. Dalam olahraga softball, peranan ekstremitas anggota gerak
tubuh
sangat
dominan
sehingga
membutuhkan
keterampilan gerak halus dalam penunjang keterampilan geraknya. b) Klasifikasi gerak berdasarkan titik dan awal gerakan. Menurut Drowatzky (1981:16) “Gerak diskrit adalah peristiwa tunggal dengan suatu permulaan dan akhir yang digambarkan secara jelas. Gerak serial mempunyai suatu permulaan dan akhir yang terbatas tetapi berkombinasi dengan beberapa gerakan individu yang mengikuti satu sama lain dalam urutan yang cepat”. Gerak dengan peristiwa stimulus berlanjut (seperti menimang bola) dan perulangan, mendekati respon serupa yang berlanjut. Permainan softball ditinjau dari klasifikasi gerak berdasarkan titik dan awal gerak termasuk gerak diskrit karena teknik dasar dalam permainan softball gerakan awal dan akhir dapat digambarkan secara jelas. c) Klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas lingkungan. Klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas lingkungan ini adalah sebagai berikut: Keterampilan gerak tertutup (close skill) adalah keterampilan gerak yang dilakukan pada lingkungan yang stabil dan dapat diprediksi, dilakukan karena stimulus dari diri perilaku tanpa commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dipengaruhi stimulus dari luar. Misalnya berjalan, berlari dan lempar. Keterampilan gerak terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak yang dilakukan dalam kondisi lingkungan yang berubahubah, dilakukan selain karena dari dalam juga dipengaruhi oleh stimulus dari luar. Olahraga softball ditinjau dari klasifikasi gerak berdasarkan stabilitas lingkungan termasuk keterampilan gerak terbuka (open skill) karena gerakan yang ada dalam softball ditimbulkan adanya stimulus dari dalam dan juga dipengaruhi stimulus dari luar, misalnya pemain melakukan teknik memukul bola softball dipengaruhi stimulus dari luar yaitu angin yang berhembus, panas matahari, kondisi lapangan yang becek akibat hujan, dsb. d) Klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas gerakan. Klasifikasi gerak berdasarkan kompleksitas gerakan ini adalah sebagai berikut: Keterampilan gerak sederhana adalah keterampilan gerak yang hanya terdiri atas 1 atau 2 elemen gerak saja. Misalnya menangkap bola, melempar bola, memukul bola. Keterampilan gerak kompleks adalah keterampilan gerak yang terdiri atas elemen gerak yang dikoordinasikan menjadi satu rangkaian gerakan. Misalnya melakukan teknik melempar untuk mematikan lawan, menangkap hasil pukulan lawan dengan cara commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menangkap bola hasil pukulan pertama lawan dan bola ditangkap sebelum bola tersebut menyentuh tanah, dan memukul bola softball untuk menghasilkan bola homerun apabila bola yang dihasilkan belum homerun, pemain harus bergerak secepat mungkin untuk berpindah ke base selanjutnya. Permainan berdasarkan
softball
kompleksitas
ditinjau
dari
rangkaian
klasifikasi gerakan
gerak
termasuk
keterampilan gerak kompleks karena gerakan dalam softball terdiri dari beberapa elemen gerakan. Misalnya pemain saat melakukan pukulan, teknik dasar pukulan terdiri dari elemen gerak awalan berdiri dan mata fokus melihat pergerakan bola, gerak ayunan dilakukan sebelum bola lepas dari tangan pelempar (lawan), contact poin atau pada saat perkenaan bola terhadap stik, dan kemudian gerak lanjutan atau follow throw. 4) Respon Fisik. Menurut Drowatzky (1981:16)”Suatu respon fisik mempunyai dua tahap, yaitu tahap persiapan/awalan dan tahap penyelesaian”. Tahap-tahap dalam respon fisik dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Tahap persiapan/awalan. Seorang
atlet
akan
mempersiapkan
dirinya
(posisi
tubuhnya) apabila akan melaksanakan suatu gerakan. Dalam hal ini adalah tahapan awalan dari suatu pelaksanaan keterampilan. Dapat dicontohkan secara nyata dalam softball yaitu pada saat pemain commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
softball akan melakukan gerakan memukul. Sikap ataupun gerakan awalan dari gerakan tersebut merupakan tahap persiapan dari respon fisik. b) Tahap penyelesaian. Dapat dikategorikan masuk ke dalam tahap ini apabila seluruh rangkaian gerakan dari suatu keterampilan olahraga telah dilakukan. Dalam olahraga softball dapat dicontohkan, yaitu pada saat pemain setelah melakukan awalan sikap berdiri, gerak ayunan, contact poin dan gerak lanjutan. Sikap ataupun gerakan pelaksanaan dan akhir dari gerakan tersebut merupakan tahap penyelesaian dari respon fisik.
5.
Koordinasi Mata Tangan a. Konsep Koordinasi Mata Tangan Teknik yang tinggi dan baik tidak pernah terlepas dari segi-segi anatomis, mekanisme, dan psikologi sebagai dasar ilmiahnya. Setiap saat teknik selalu harus dikembangkan, karena teknik dalam olahraga merupakan dasar individu yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi yang optimal. Menurut Giriwijoyo (1992 : 79), bahwa pengembangan keterampilan teknik berarti mengembangkan kemampuan mengkoordinasikan fungsi saraf otot dan hakikat dari kemampuan mengkoordinasikan fungsi saraf otot adalah ketepatan
dan
kecepatan.
Selanjutnya,
Rahantoknam
(1988:128)
mengemukakan bahwa penguasaan kecakapan fisik, khususnya koordinasi commitdalam to user merupakan salah satu tugas utama mencapai keahlian atau menguasai
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keterampilan. Dengan demikian tanpa memiliki koordinasi yang baik akan mempersulit kesesuaian dan keselarasan irama gerak pada saat menampilkan teknik yang baik. Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, efisien. Keterampilan sendiri melibatkan koordinasi mata kaki (foot eye atau koordinasi mata tangan (eye hand coordination). Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya (Parno 1992:176). Koordinasi pada prinsipnya merupakan pengaturan syaraf pusat dan tepi secara harmonis dalam menggabungkan gerak-gerak otot synergis dan antagonis harus selaras. Sedangkan
menurul
Bompa
(1983)
dalam
Harsono (1988:219) menyatakan bahwa "koordinasi adalah suatu kemampuan biomotor yang sangat komplek. Koordinasi erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan fleksibilitas. Menurut Thompson (1991: 19), koordinasi adalah kemampuan melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesulitan dengan cepat dan efisien, serta penuh ketepatan. Grana dan Kalenak (1991:253), menyatakan koordinasi adalah kemampuan otot untuk mengontrol gerak dengan tepat agar mampu mencapai suatu tugas fisik khusus. Selanjutnya menurut Iskandar, dkk (1999:10) koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan atau dengan sangat tepat dan efisien. commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Schmidt (1988:265) menambahkan bahwa koordinasi adalah perpaduan perilaku atau lebih, dimana antara yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Corbin (1980:118) menyatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan mata-tangan dan mata-kaki seperti menendang, melempar, dan sebagainya. Koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan, dengan urutan yang benar, dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang efektif, halus. mulus, dan terkoordinasi dengan baik. (Broer dan Zernicke (1979) dalam Harsono (1988:221). Berdasarkan pengertian koordinasi di atas, dapat dimengerti bahwa kemampuan koordinasi seseorang merupakan suatu aktualisasi komponenkomponen yang bekerja secara serentak yang meliputi sistem energi, kontraksi otot, syaraf tulang, dan persendian. Tingkat koordinasi seseorang mencerminkan kemampuan untuk melakukan gerak pada berbagai tingkat kesulitan secara tepat, cepat, dan efisien. Koordinasi mata tangan adalah kemampuan mengaktualisasi komponen antara mata dan tangan yang bekerja secara serentak melipuli sistem energy, kontraksi otot, syaraf tulang dan persendian. Mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi yang tinggi (baik) akan mampu memecahkan commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan baik masalah atau tugas yang mungkin muncul secara tak terduga pada saat latihan. Koordinasi merupakan suatu ketrampilan biomotorik yang sangat kompleks yang di dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa unsur fisik yang saling berinteraksi satu dengan lainnya. Seperti dikemukakan Harsono (1988:219) bahwa, "koordinasi sangat erat hubungannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan fleksibiiitas" Pada dasarnya koordinasi merupakan ketrampilan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien, Berkaitan dengan koordinasi Suharno HP, (1993: 61) menyatakan, "koordinasi adalah ketrampilan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras". Menurut M. Sajoto
(1995:9)
koordinasi
adalah,
"ketrampilan
seseorang
mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif'. Sedangkan Mulyono Biyakto Atmojo. (2001:58) berpendapat, "koordinasi adalah ketrampilan untuk secara bersamaan melakukan berbagai tugas gerak secara mulus dan akurat (tepat). Berdasarkan pengertian koordinasi yang dikemukakan tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, koordinasi merupakan ketrampilan seseorang untuk merangkaikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang efektif dan efisien. Bertolak pengertian koordinasi secara umum tersebut di atas dapat dirumuskan pengertian koordinasi mata-tangan yaitu, commit to user ketrampilan seseorang.untuk mengintegrasikan rangsangan yang diterima
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melalui mata dan tangan sebagai pemegang fungsi utama untuk melakukan gerakan
sesuai
yang
diinginkan,
Seperti
dikemukakan
Sadoso
Sunwsardjuno (1994: 125) bahwa, Koordinasi mata-tangan adalah suatu integrasi antara mata sebagai pemegang fungsi utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu. b. Kegunaan Koordinasi Mata Tangan Ketrampilan memukul bola softball merupakan salah satu keterampilan yang memiliki beberapa unsur gerakan yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan dengan baik (harmonis). Untuk meningkatkan ketrampilan memukul bola softball seorang pemain harus memiliki koordinasi gerak yang baik. Jika seorang pemain memiliki koordinasi gerak yang baik, maka gerakan-gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. Banyak manfaat yang diperoieh jika seseorang memiiiki koordinasi yang baik. Menurut Suharno HP. (1993:62) kegunaan koordinasi antara lain: 1) Mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh 2) Efisien dan efektif dalam penggunaan tenaga. 3) Untuk menghindari terjadinya cidera. 4) Mempercepat berlatih, menguasai teknik. 5) Dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6) Kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan. Koordinasi pada dasarnya berguna untuk mengkoordinasikan beberapa gerakan menjadi satu pola gerakan yang serasi dan utuh, lebih efektif dan efisien tenaga yang dikeluarkan, dapat terhindar dari cidera, mempercepat berlatih menguasai teknik, memperkaya taktik dalam bertanding
dan
meningkatkan
mental
yang
lebih
baik.
Untuk
meningkatkan ketrampilan memukul bola softball, maka seorang pemain softball harus memiliki koordinasi yang baik. Untuk meningkatkan koordinasi harus diiakukan latihan dengan baik dan benar. c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat (precise), dan efisien. Seseorang yang memiliki koordinasi baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang baik, Harsono (1988:221) menyatakan bahwa, "kecepatan, kekuatan, daya tahan, kelentukan, balance, dan ritme, semua menyumbang dan berpadu di dalam koordinasi gerak, oleh karena satu sama lainnya mempunyai hubungan yang erat. Kalau salah satu unsur tidak ada, atau kurag berkembang, maka hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan koordinasi". Pendapat lain dikemukakan Suharno HP. (1993:62) bahwa dalam usaha pencapaian commit to user prestasi, koordinasi dipengaruhi oleh:
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1. Pengaturan syaraf pusat dan tepi, hal ini berdasarkan pembawaan
atlet
dan hasil dan latihan. 2. Tergantung tonus dan elastisitas dari otot yang melakukan gerakan. 3. Baik tidaknya keseimbangan, kelincahan, dan kelentukan atlet. 4. Baik dan tidaknya koordinasi kerja syaraf, otot dan indera. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, baik tidaknya koordinasi yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternai. Faktor internal ini meliputi ketrampilan fisik yang terlibat dalam koordinasi seperti Koordinasi mata tangan, kelentukan, keseimbangan, faktor kerja syaraf, otot dan indera, Sedangkan faktor ekternal yaitu latihan, Melalui latihan yang baik dan teratur dengan bentuk-bentuk latihan yang baik dan tepat, maka ketrampilan koordinasi akan menjadi lebih baik, Ketrampilan koordinasi yang rendah akan mengakibatkan gerakan tidak efisien dan dapat menimbulkan cidera Seperti dikemukakan Danpina Hioeloek & Arjatmo Tjokronegoro (1984:11) bahwa, "pada gerak yang tidak memiliki koordinasi baik akan mengakibatkan kerugian, pengeluaran tenaga yang berlebihan, mengganggu keseimbangan, cepat lelah, kurang tepat sasaran yang diingingkan bahkan mungkin terjadi cidera". d. Latihan Meningkatkan Koordinasi Menurut pecthl dalam buku Harsono (1988 : 221) bahwa,”Latihan yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagi variasi gerak dan ketrampilan. Atlet yang mempunyai spesialisasi suatu cabang olahraga,
commit to user sebaiknya dilibatkan
dalam
ketrampilan
cabang
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
olahraganya atau cabang olahraga lain.”Memperhatikan hal tersebut, atlet harus banyak dilatih dengan ketrampilan -ketrampilan baru dari cabang olahraganya atau cabang olahraga lain. Kalau tidak, kordinasinya tidak akan berkembang dan ketrampilan untuk belajar gerak baru akan menurun. Dalam melatih ketrampilan -ketrampilan faktor kesulitan dan kompleksitas gerakan harus senantiasa ditingkatkan. Menurut Bompa dalam Harsono (1988 : 222) bahwa.”koordinasi paling mudah dikembangkan pada anak usia muda, yaitu pada waktu ketrampilan adaptasi nervous sistemnya lebih baik dari pada kepunyaan orang dewasa.” Menurut Harre yang dikutip Harsono (1988 : 223) dalam latihan koordinasi
yang
dianjurkan,
latihan-latihan
koordinasi
itu
harus
mencangkup : 1)
Latihan-latihan dengan perubahan kecepatan dan irama
2)
Latihan-latihan dalam kondisi lapangan dan peralatan yang berubahubah. Memperkecil dan memperluas lapangan
3)
Kombinasi berbagai latihan senam
4)
Kombinasi berbagai permainan
5)
Latihan-latihan untuk mengembangkan reaksi
6)
Lari halang rintang dalam waktu tertentu
7)
Latihan di depan kaca, latihan keseimbangan, latihan dengan mata tertutup
8)
Melakukan gerakan-gerakan yang kompleks pada akhir latihan commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9)
Latihan keseimbangan segera setelah melakukan rol beberapa kali atau setelah berputar-putar di tempat. Suharno HP. (1993 : 62) menjelaskan dalam latihan untuk
mengembangkan
koordinasi
perlu
memperhatikan
ciri-ciri
latihan
koordinasi sebagai berikut : 1)
Menerangkan beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan serasi
2)
Adanya yang kontra antara gerak satu dan gerak lainya. Kerja otot sinergis dan otot antagonis harus serasi
3)
Gerak-gerak tangan kanan dan kiri saling bergantian, begitu pula dengan gerak kaki kanan dan kiri yang selalu bertentangan arah
4)
Kerja secara simultan dan harmonis antara susunan saraf, indera dan otot. Dengan
memperhatikan
ciri-ciri
dalam
melakukan
latihan
koordinasi, maka bentuk latihan-latihan koordinasi antara lain : 1) Melatih gerak yang simultan dari yang mudah ke yang sulit, dari tempo yang lambat ke tempo yang cepat, dari gerak yang sederhana ke gerak yang komlpeks. 2) Bentuk latihan yang mengkoordinasikan kerja pusat saraf, saraf tepi, indera dan otot secara berulang-ulang. 3) Kombinasi gerak kanan dan kiri dari tangan dan kaki serta berulang-ulang. 4) Lari berkelok-kelok dengan rintangan-rintangan tiang tonggak membentuk empat persegi panjang.
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain memperhatikan ciri-ciri dari latihan koordinasi, masalahmasalah yang perlu diperhatikan dalam latihan ini, seperti otot sinergis dan antagonis bekerja sama secara harmonis untuk menghasilkan koordinasi yanga baik. Hampir semua cabang olahraga memerlukan koordinasi, gerakangerakan yang kompleks meskipun kadar kesulitan dan kebutuhanya berbedabeda untuk tiap-tiap cabang olahraga. Melatih keterampilan sebaiknya sejak umur dini dalam proses pengayaan gerak sebagai dasar ketrampilan pada atlet yunior maupun senior.
c. Peranan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Kemampuan Memukul Bola Softball Koordinasi mata tangan dalam memukul bola softball sangat diperlukan.
Bompa
(1983:260)
mengemukakan
bahwa
kemampuan
koordinasi seseorang dapat di bedakan dalam dua jenis yaitu, koordinasi yang bersifat umum dan koordinasi yang bersifat khusus. Di samping itu, Sage (1983 : 177-179) juga mengemukakan pendapat yang sama dengan pendapat Bompa. Koordinasi umum adalah kemampuan seluruh tubuh untuk menyesuaikan dan mengatur gerak secara simultan pada saat melakukan suatu gerakan. Pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa setiap gerak yang dilakukan melibatkan sebagian besar otot, sistem saraf dan persendian sehingga dengan demikian diperlukan keteraturan gerak dari anggota badan lainnya untuk menciptakan gerak yang harmonis dan efektif. Koordinasi khusus adalah koordinasi antar beberapa anggota badan atau dengan kata lain merupakan kemampuan untuk mengkoordinasikan commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
gerak oleh sejumlah anggota badan secara simultan. Seperti teknik gerakan memukul bola softball, maka gerak memukul dihasilkan oleh perpaduan antara mata dan tangan, baik ayunan pemukul untuk memukul
bola,
kemudian dikoordinasikan dengan mata untuk menentukan secara abstrak letak dan posisi bola yang akan dipukul sehingga terwujud pukulan cepat, tepat sasaran, sempurna dan mudah melakukannya. Dalam memukul bola, koordiaasi mata tangan sangat diperlukan karena tanpa adanya koordinasi mata tangan yang baik tidak akan dapat memukul dengan tepat. Seperti yang dikemukakan oleh Housworth dan Rivkin (1985) dalam Parno (1991 : 74) yaitu " pemain pemula harus mengembangkan keterampilan koordinasi antara tangan, mata dan pengamatan yang diperlukan untuk memukul bola”. Seorang mahasiswa yang memiliki koordinasi yang baik, akan melakukan keterampilan yang dilakukan seeara cepat dan tepat untuk melakukan suatu tugas latihan khususnya memukul bola dengan baik melalui perpaduan antara kualitas otot, tulang, dan persendian untuk menghasilkan suatu gerakan dibandingkan dengan yang mempunyai koordinasi yang rendah. Dari alasan tersebut koordinasi mata tangan adalah unsur koordinasi gerak yang dominan dalam memukul bola softball.
B. Penelitian yang Relevan Latihan untuk meningkatkan ayunan yang mantap dilakukan oleh Robson mengemukakan hahwa “bentuk-bentuk latihan tee ball, soft toss bal, dan pitch ball akan dapat membantu meningkatkan pemukul muda. Dimana latihan tersebut di commit user dalam memukul bola. Badan desain untuk membantu menjadi lebih toefisien
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemukul harus belajar bagaimana cara waktu dan mengenali semua jenis lemparan. Kemudian pemukul harus mengayunkan pemukul menuju bola dan mengenai bola tersebut. Semua ini perlu untuk terpenuhi kurang dari 0.4 detik. Penelitian lain di lakukan oleh Woodworlh (Schmidt, 1988) tentang kontrol gerak yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kecepatan berkurang apabila kecepatan meningkat (Lutan, 1988:279). Dalam penelitian ini suatu metode latihan yaitu dengan cara tee ball dan soft toss ball merupakan bentuk latihan untuk pukulan bola softball dan kemudian dikembangkan dengan adanya penggunaan suatu metode. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode latihan tee ball dan pelatihan soft toss ball. Hungannya dengan kedua pola pelatihan tersebut, dimungkinkan faktor koordinasi mata tangan yang berperan dalam pelaksanaan pukulan berpengaruh terhadap keterampilan memukul bola softball.
C. Kerangka Berfikir 1.
Perbedaan Pengaruh Antara Metode Latihan Tee Ball dan Soft Toss Ball Terhadap Keterampilan Memukul Bola Softball. Penelitian ini melibatkan dua kelompok anak yang dikenai perlakuan
yang berbeda. Kelompok pertama diberi perlakuan dengan metode latihan tee ball, dan kelompok kedua diberi perlakuan dengan melode latihan soft toss ball. Kcdua metode latihan tcrsebut merupakan serangkaian cara penyajian bahan pelatihan yang ditujukan unluk meningkatkan hasil penguasaan keterampilan memukul bola softball. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
66 digilib.uns.ac.id
Pelatihan dengan menggunakan metode soft toss ball memiliki tantangan, sehingga mampu memotivasi anak yang melakukannya. Untuk itu diperlukan latihan yang bervariasi. Pelatihan keterampilan memukul bola dengan metode soft toss ball, dirancang khusus dengan ciri-ciri: (1) memukul bola yang bergerak sesuai dengan titik atau daerah strike zone dari lemparan pitcher, (2) membiasakan pemain dapat menempatkan diri pada posisi pemukul bola yang tepat sesuai dengan titik bola berada atau pemain dapat menyesuaikan diri dengan arah bola yang bergerak. Disamping itu metode latihan soft toss ball juga tidak membutuhkan ruang berlatih yang sangat luas dan tidak membutuhkan alat yang mahal Pelatihan yang menggunakun metode tee ball adalah cara termudah untuk mcncapai keberhasilan dalam teknik memukul khususnya pada latihan perputaran pinggang yang meliputi kerja kaki dan posisi keseluruhan tubuh saat pertama kali terjadi kontak dengan bola. Posisi bola diam saat pemukul berusaha memukul bola sehingga pemukul tidak perlu mengatur ayunan untuk merubah posisi, dalam hal ini memungkinkan focus pada aspek-aspek yang di butuhkan saat memukul. Pelatihan ini hanya terbiasa memukul bola yang dalam keadaan diam dan hanya dapat menimbulkan pemain tersebut hanya memukul bola yang tetap dengan batas setinggi pinggang dan tepat di tengah-tengah atas home plate. Sedangkan dalam permainan yang sebenarnya bola yang dihadapi oleh pemain adalah bola yang bergerak di atas lutut sampai setinggi ketiak, dengan diimbangi latihan yang bervariasi diantaranya dengan menggunakan batting tee dengan commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jaring, latihan target, ayunan satu tangan dan bola atas dan bola bawah akan menjadikan pelatihan dengan metode tee ball mampu menuntut kreativitas dalam melaksanakan tugas gerak yang diberikan, sehingga si pelaku termotivasi dalam melakukannya. Dari uraian di atas, dan dengan memperhatikan segala kelebihan dan kekurangan masing-masing metode pelatihan tersebut, maka dapat diduga bahwa antara kedua metode latihan yaitu metode latihan tee ball dan soft toss ball akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan memukul bola softball.
2.
Perbedaan Antara Mahasiswa yang Memiliki Koordinasi Mata Tangan Baik, Sedang dan Kurang Baik Terhadap Keterampilan Memukul Bola Softball. Dalam pelaksanaan memukul bola softball, ayunan pemukul dan
koordinasi mata tangan berperan penting dalam usaha memukul bola. Gerakan pemukul dalam pelaksanaan memukul bola ada beberapa rangkaian yaitu dari sikap awal, ayunan pemukul dan gerakan lanjutan. Agar dapat memukul bola dengan tepat diperlukan koordinasi mata tangan, gerakan ini diperlukan agar dapat memperoleh ketepatan antara pemukul dan bola.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor koordinasi mata tangan berpengaruh dalam pelaksanaan memukul bola softball, dan juga memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan memukul bola dalam latihan memukul untuk pemula antara yang memiliki koordinasi mata tangan baik, sedang dan rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
68 digilib.uns.ac.id
Anak yang memiliki koordinasi mata tangan baik akan dapat melakukan aktivitas tersebut tanpa menemui kendala yang berarti. Hal ini disebabkan karena dengan memiliki koordinasi mata tangan tinggi berarti anak telah memiliki kemampuan gerak dasar yang mendukung dalam melakukan aktifitas keterampilan memukul bola softball. Kemampuan gerak dasar yang dimiliki oleh anak ini merupakan suatu kondisi bahwa anak telah siap dalam melakukan gerakan-gerakan keterampilan yang baru. Sebaliknya pada anak yang memiliki koordinasi mata tangan sedang dan kurang baik akan menemukan kesulitan dalam mempelajari gerakan-gerakan keterampilan yang baru. Hal ini disebabkan karena dengan koordinasi mata tangan sedang dan kurang baik berarti anak sedikit memiliki modal dasar kemampuan gerak yang dapat mendukung dalam melakukan keteranpilan memukul bola softball. Dari uraian di atas, maka dapat diduga bahwa perbedaan koordinasi mata tangan baik, sedang dan kurang baik dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap keterampilan memukul bola softball.
3.
Pengaruh Interaksi Antara Metode Latihan dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Keterampilan Memukul Bola Softball. Setiap anak memiliki koordinasi mata tangan yang berbeda-beda.
Sebagaimana yang telah diuraikan di atas bahwa perbedaan tingkat koordinasi mata tangan merupakan perbedaan kemampuan dasar yang telah ada dalam diri siswa yang merupakan perbedaan karakteristik secara individu dari masingcommit user ini akan berpengaruh terhadap masing anak. Tingkat koordinasi mata totangan
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hasil latihan memukul bola softball. Hal ini membawa kepada pemikiran untuk menentukan suatu metode latihan yang sesuai dengan kordinasi mata tangan yang dimiliki oleh anak. Penggunaan metode soft toss ball akan membawa anak dalam situasi bermain yang sebenarnya. Situasi bermain akan memberikan motivasi bagi anak yang memiliki koordinasi mata tangan baik, karena mereka relative lebih mudah dalam melakukan tugas gerak keterampilan yang baru, sehingga pada akhirnya mereka dapat menampilkan gerakan yang sesuai dengan potensinya dan kebutuhan permainan. Latihan dengan metode tee ball, aktivitas anak agak kurang karena anak hanya dituntut memukul bola yang telah ada dan tidak bergerak. Meskipun anak memiliki koordinasi mata tangan baik, maka hasil latihan keterampilan memukul bola softball yang dicapai oleh anak akan terbatas. Sebaliknya bagi anak yang memiliki koordinasi mata tangan kurang baik penerapan metode latihan soft toss ball kurang menguntungkan, situasi bermain kurang membantu baginya untuk meningkatkan penguasaan keterampilan memukul bola softball. Dengan koordinasi mata tangan kurang baik anak akan relative lebih sulit beradaptasi pada gerakan keterampilan yang baru, karena mereka belum memiliki kesiapan kemampuan gerak dasar untuk pelaksanaan keterampilan gerak yang baru tersebut. Dalam kondisi seperti ini metode latihan tee ball lebih tepat digunakan dalam memberikan situasi yang dibutuhkan untuk menguasai keterampilan memukul bola softball. Dari uraian tersebut di atas, maka dapat diduga terdapat interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata tangan terhadap keterampilan memukul bola softball. commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
D. Hipotesis Berdasarkan uraian kerangka berpikir dan penjelasan mengenai perbedaan metode latihan tee ball dan soft toss ball dalam hubungannya dengan koordinasi mata tangan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan tee ball dan soft toss ball terhadap keterampilan memukul bola softball. 2. Ada perbedaan keterampilan memukul bola softball antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan baik, sedang dan kurang. 3. Ada pengaruh interaksi antara metode latihan dan koordinasi mata tangan terhadap keterampilan memukul bola softball.
commit to user