BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Olahraga Bola Basket Bola basket merupakan olahraga permainan yang menggunakan bola besar, dimainkan oleh tangan, bola boleh dioper (dilempar ke teman), boleh dipantulkan ke lantai (ditempat atau sambil berjalan), dan tujuannya adalah memasukan bola ke basket (keranjang) lawan.Permainan dilakukan oleh dua regu masing – masing terdiri dari 5 pemain, setiap regu berusaha memasukan bola ke keranjang lawan dan menjaga (mencegah) keranjangnya sendiri kemasukan bola sedikit mungkin (Imam Sodikun 1992:8). Bola basket termasuk jenis permainan yang gerakannya kompleks, artinya gerakannya terdiri dari gabungan unsur – unsur gerak yang terkoordinasi rapi sehinga bermain dengan baik.Sebelum melempar bola, ia harus bisa memegang bola dengan baik terlebih dahulu.jika cara memegang bola saja salah tentu ia tidak dapat melemparkan bolanya dengan baik. Sebelum ia menerima bola ia harus dapat menangkap dengan baik pula agar dapat dikuasai.Untuk dapat menerobos lawan dengan baik, ia harus dapat menggiring bola dengan baik pula.Untuk dapat bekerjasama dengan baik, tentu harus menguasai teknik melempar, menangkap dan menggiring bola dengan baik.Dengan demikian agar seseorang atau regu dapat bermain dengan baik, maka mereka di tuntut dapat melakukan setiap unsur gerak yang benar.Jika unsur gerak ini, dalam meningkatkan ketrampilan berikut dan mengkombinasikan gerakan tidak akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu penguasaan terhadap teknik dasar dalam permainan bola basket harus didahulukan. Penguasaan teknik dasar yang benar akan menunjang ketrampilan bermain selanjutnya. Tujuan utama permainan bola basket adalah memasukan bola ke sasaran basket yang berada diatas lantai setinggi 305cm.Untuk dapat memainkan bola dengan baik perlu melakukan gerakan atau teknik yang baik 9
10
pula.Gerakan yang baik menimbulkan efisiensi kerja dan berkat latihan yang teratur mendapatkan efektifitas yang baik pula.Pada dasarnya gerakan yang efisien adalah gerakan yang benar tanpa kehilangan tenaga yang sia–sia, misalnya pada gerakan mendorong sesuatu agar efisien maka semua otot bekerja ke depan, tidak ada otot yang bekerja ke samping, baik otot–otot pada kaki, paha, badan, lengan dan tangannya, dengan demikian semua gerakan efisiensi adalah gerakan yang mengeluarkan tenaga sedikit mungkin tetapi hasilnya lebih besar. Permainan bola basket merupakan permainan yang dituntut untuk penguasaan teknik dan taktik yang baik bagi setiap pemain untuk memainkannya, karena akan menentukan kemenangan sebuah tim dalam suatu pertandingan. Bola basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat, dan unsur
kecepatan, ketepatan,
kelenturan dan lain – lain. Jadi untuk meningkatkan keahlian bermain bola basket hanya akan berhasil jika ditunjang dengan kondisi fisik yang baik,serta kebugaran, bugar bukan hanya penting dari sisi kesehatan, namun komponen– komponen lain yang penting bagi pemain bola basket yaitu kebugaran sistem pernafasan-jantung, kekuatan otot, kelentukan, dan komposisi tubuh, (Brittenham Greg, 1996:36). Kemenangan dalam permainan bola basket selalu ditentukan dari jumlah banyaknya bola yang masuk ke keranjang lawan yang dihitung dengan angka.Memasukan bola ke dalam keranjang lawan dalam permainan bola basket merupakan tujuan utama, agar dalam memasukanbola ke dalam ring dapat terarah dan tepat, teknik menembak harus dikuasai dengan baik, selain itu faktor fisik terutama kekuatan sangat berpengaruh sekali terhadap hasil tembakan,karena dengan kekuatan yang baru jangkauan tembakan akan lebih jauh, tembakan akan terpengaruh yaitu pengaruh yang positif (Brittenham Greg,1996:36) 2. Teknik Dasar Bola Basket Teknik–teknik dasar dalam permainan bola basket sebagai berikut: 1) Teknik melempar dan menangkap, 2) Teknik menggiring bola, 3)Teknik
11
menembak, 4)Teknik gerakan berporos, 5) Teknik lay up shot, 6) Teknik merayah, (Imam Sodikun,1992: 47). Menurut Dani Kosasih (2009 : 2) teknik – teknik dasar dalam permainan bola basket antara lain sebagai berikut: 1) Dasar – dasar body control (quick stance,quickstart,step,turn dan stop ),2) Movingwithout the ball (v-cut, front and rear cut,decoy moves,shootmove), 3)Ball handling,4) Passing and catching,5) Driblling, 6) Shooting, 7)Rebound. 3. Shooting Dalam Permainan Bola Basket Menembak merupakan sasaran akhir setiap bermain bola basket, keberhasilan suatu regu dalam permainan bola basket selalu ditentukan oleh keberhasilannya dalam menembak atau memasukan bola ke dalam ring lawan,(Imam Sodikun,1992:59). Didalam permainan bola basket terdapat berbagai macam jenis tembakan, yaitu 1)Tembakandengan dua tangan di dada, 2) Tembakan dengan dua tangan diatas kepala, 3) Tembakan dengan satu tangan, 4) Tembakan lay up, 5) Tembakan loncat dengan satu tangan dan dua tangan, 6) Tembakan kaitan (Imam Sodikun 1992:59). Sedangkan tembakan berdasarkan gerak kakinya dibagai menjadi tiga yaitu 1) Menembak di tempat, 2) Melompat, 3)Melayang (A.Sarumpaet 1992:230). Menurut Jon Oliver (2007:13) tembakan dibagi menjadi dua yaitu tembakan dalam dan tembakan luar, tembakan dalam terdiri dari lay up shot, under the basket shoot, hook shot dan jump hook. Sedangkan tembakan luar terdiri dari jump shot dan free throw. Berdasarkan berbagai pendapat para pakar diatas, peneliti dapat menyimpulkan macam– macam tembakan dalam permainan bola basket antara lain sebagai berikut: 1) Tembakan satu tangan dan dua tangan, 2) Tembakan ditempat, melompat (jump shot), dan melayang (hook shot), 3) Tembakan lay up, free throw dan three point shoot. 4. Teknik Shooting Dalam Permainan Bola Basket Shooting atau menembak menurut Wissel Hal (2000 : 48) terdiri dari 3 fase yaitu fase persiapan, fase pelaksanaan dan fase follow through. Sedangkan menurut Dani kosasih (2009 : 47) teknik menembak (shooting)
12
dikenal dengan singkatan B.E.E.F yang memiliki makna atau singkatan dari “ B “ memiliki makna balance yaitu gerakan selalu dimulai dari lantai, saat menangkap bola tekuk lutut dan mata kaki serta atur agar tubuh dalam posisi seimbang. “ E“ memiliki makna eyes yaitu agar shooting menjadi akurat pemain harus dengan segera mengambil fokus pada target (ring). “ E“ memiliki makna elbow yaitu pertahankan posisi siku agarpergerakan lengan akan tetap vertical.” F“memiliki makna follow through yaitu kunci siku siku lalu lepaskan gerakan lengan, jari– jari dan pergelangan tangan mengikuti kearah ring. Mekanisme gerak tembakan dalam permainan bola basket menurur Wissel Hal (2000 : 48) adalah sebagai berikut : 1). Fase persiapan Mekanika gerak tembakan fase persiapan ini terdiri dari beberapa sikap tangan dan kaki dengan urutan sebagai berikut : 1) Pandangan mata melihat target,2) Kaki terentang selebar bahu,3) Jari kaki lurus ke depan,4) Lutut dilenturkan dan agak ditekuk sedikit, 5) Bahu dirilekskan,6) Tangan yang tidak menembak menyeimbangkan bola, 7) Tangan yang menembak diletakan dibagian belakang bawah bola,8)Jari – jari rileks dan dibuka lebar,9)Siku masuk ke dalam,10) Bola diletakan di depan dahi.
Gambar 2.1 Fase persiapan (Wissel Hal,2000:48)
13
2). Fase pelaksanaan Fase pelaksanaan ini terdapat sikap–sikap dengan urutan sebagai berikut: 1) Lihat target,2) Rentangkan kaki,punggung dan bahu, 3) Rentangkan siku, 4)Lenturkan pergelangan dan jari–jari ke depan,5) Lepaskan ibu jari,6). Tangan penyeimbang pada bola sampai lepas,7)Irama yang seimbang.
Gambar 2.2 Fase pelaksanaan (Wissel Hal,2000:49) 3). Fase follow through Fase pelaksanaan ini terdapat sikap–sikap dengan urutan sebagai berikut:1) Lihat target, 2) Lengan terentang, 3) Jari telunjuk menunjuk pada target, 4) Telapak tangan ke bawah saat shooting, 5) Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas.
Gambar 2.3 Fase follow through ( Wissel Hal,2000: 49 ).
14
Salah satu faktor yang menentukan untuk menghasilkan tembakan dalam permainan bola basket yang akurat adalah sudut tembakan.Ketepatan dalam melakukan tembakan bebas dalam permainan bola basket dipengaruhi oleh sudut tembakan.Sudut lepasnya bola saat melakukan tembakan dari tangan adalah 30 derajat terhadap garis vertical dan 60 derajat terhadap garis horizontal, dengan sudut tembakan tersebut akan menghasilkan lintasan bola yang parabola.Menurut Way Dana dan Alexander Marion bahwa konsistensi ,ketinggian, kecepatan rilis dan akurasi adalah kunci sukses untuk menembak termasuk busur atau sudut tembakan. Salah satu kunci untuk menembak tembakan bebas adalah bahwa tubuh tetap tegak dan vertikal selama pelepasan bola (Alexander, A. and Hayward,). Ini akan memastikan kecepatan vertikal optimal diberikan kepada bola di rilis, dan akan kondusif ke titik rilis yang lebih tinggi. Semakin tinggi bola dilepaskan, semakin sedikit waktu itu di udara sebelum mencapai keranjang.Ketinggian puncak yang lebih tinggi dari rilis akan memberikan bola sudut lebih besar dari pendekatan ke keranjang, dan kesempatan lebih besar untuk memasukan bola. Menurut M, Justin. and Goldman, M.(2010) bahwa keberhasilan free throw yaitu untuk menggunakan mekanika tubuh yang tepat direkomendasikan dan diminta untuk berpikir bahwa mereka dapat membuat gambar mereka akan meningkatkan persentase lemparan bebas mereka lebih dari pemain yang hanya diperintahkan untuk menggunakan mekanika tubuh yang tepat direkomendasikan. 5. Tembakan bebas (free throw) dalam permainan bola basket Tembakan bebas (free throw) dalam permainan bola basket merupakan tembakan yang diberikan kepada pemain untuk mencetak angka dari posisi belakang
garis
tembakan
hukuman
di
dalam
setengah
lingkaran,(Perbasi:73).Tembakan dilakukan dari daerah tembakan bebas dalam waktu 5 (lima) detik, terhitung sejak bola diberikan kepada pemain
15
yang akan melakukan tembakan bebas, dan pemain tidak boleh menginjak garis tembakan bebas sebelum bola menyentuh ring atau papan. Bola yang masuk akan mendapatkan nilai satu.
Gambar 2.4. Area free throw (Perbasi,2006:36) Sukses dalam melakukan tembakan bebas memerlukan keahlian, kebiasaan, konsentrasi dan keyakinan.Kebiasaan, rileks dan irama mendukung konsentrasi dan keyakinan diri, (Wissel Hal 2000: 51). Keyakinan adalah bagian terpenting dalam melakukan tembakan bebas (free throw), dengan keyakinan dan teknik yang benar kemungkinan gagal dalam tembakan bebas akan sedikit sekali. Pengembangan kebiasaan melakukan tembakan bebas bertujuan untuk menguji mekanisme persiapan menembak. Kebiasaan juga akan membuat rileks, konsentrasi dan melakukan tembakan bebas dengan irama. Yang paling penting yaitu kebiasaan akan membangun kepercayaan diri. Beberapa pemain menggunakan berbagai cara untuk dapat berkonsentrasi saat melakukan tembakan free throw antara lain untuk menenangkan diri dengan cara memantul – mantulkan bola terlebih dahulu beberapa kali, selain itu dengan cara mengambil nafas panjang agar rileks. Visualisasi sebelum
16
melakukan tembakan free throw bisa membuahkan tembakan yang mulus,berirama dan meningkatkan rasa percaya diri.Relaksasi dalam tembakan free throw merupakan masalah penting karena tembakan free throw lebih banyak memberi kesempatan untuk berfikir dari pada tembakan yang lain.Penggunaan kata–kata kunci untuk memantapkan irama tembakan memegang peranan penting juga saat melakukan tembakan free throw, semisal “yes”, menggunakan kata–kata pribadi dengan cara ini dapat meningkatkan ritme tembakan,mempermudah mekanisme dan menegakan rasa percaya diri (Wissel Hal,2000: 52). Rasa percaya diri dan konsentrasi berkaitan satu dengan
yang
lainnya.menggunakan
kata
penguat
(sugesti)
dapat
membimbingpikiran akan kemampuan diri dalam menembak. Sebagai contoh seperti kalimat “ saya seorang penembak “atau mengingatkan diri dengan keberhasilan dimasa lalu.Langkah penting sebelum mengawali gerakan free throw adalah menghilangkan semua gangguan pikiran, memusatkan pikiran pada ring basket. Konsentrasi pada tembakan yang pernah berhasil dan memvisualkan tentang keberhasilan dalam melakukan tembakan free throw. (Wissel Hal, 2000: 52). Behncke
Luke
(2004)
menyatakan
kemampuan
individu
untuk
mengontrol unsur-unsur mental dan emosional membantu kinerja tugas serta menciptakan dasar psikologis bagi kepercayaan diri dan kesejahteraan, selain itu dalam penelitian tersebut menyampaikan bahwa terdapat beberapa metode untuk melatih ketrampilan mental yaitu metode pelatihan keterampilan mental, kognitif dan somatik metode. Metode kognitif termasuk latihan mental, gambaran mental dan visualisasi, visuo-motor latihan perilaku, dan kognitif-perilaku.Metode somatik termasuk biofeedback, relaksasi otot progresif dan meditasi. Latihan mental dapat digunakan untuk memperkuat proses tak sadar melaksanakan keterampilan motorik tertentu untuk meningkatkan efisiensi keterampilan. Hal ini karena kontrol sadar gerakan cepat danatau rumit terlalu lambat dalam kekuasaan mereka campur tangan, dan dengan demikian, memberikan kontribusi untuk mengganggu, atau menghancurkan gerakan yang dimaksudkan. Kedua, awal dari sebuah
17
keterampilan yang spesifik membutuhkan kondisi psikologis tertentu untuk kinerja yang optimal, seperti gairah spesifik dan proses perhatian. Oleh karena itu, keterampilan motorik komponen dan keterampilan pra-, atau pra-kinerja menjelang, perlu dilatih untuk eksekusi efisien. Fase – fase pelaksanaan tembakan free throwmenurut Wissel Hal adalah sebagai berikut: 1). Fase persiapan Fase persiapan terdiri dari : 1) Penegasan yang positif,2) Letakan kaki untuk menembak sedikit diluar tanda,3)Lakukan dengan rutin,4) Sikap yang seimbang,5) Tangan yang tidak menembak dibawah bola,6) Tangan yang menembak di belakang bola,7) Ibu jari rileks,8) Siku masuk ke dalam,9) Bola antara telinga dan bahu, 10) Bahu rileks,11.) Nafas dalam dan rileks,12) Visualkan tembakan yang berhasil,13) Konsentrasi pada target.
Gambar 2.5. Fase persiapan tembakan free throw (Wissel Hal 2000:53) 2). Fase Pelaksanaan Fase pelaksanaan terdiri dari : 1) Lihat target,2) Ucapkan kata – kata kunci secara berirama,3)Rentangkan kaki,punggung dan bahu,4)Rentangkan siku,5) Lenturkan pinggang dan jari–jari ke depan,6) Lepaskan jari telunjuk,7) Tangan penyeimbang pada bolasampai terlepas.
18
Gambar 2.6. Fase pelaksanaan tembakan free throw (Wissel Hal 2000:53) 3). Fase follow through Fase ini terdiri dari : 1)Lihat target,2)Lengan terentang,3)Jari telunjuk menunjuk ke target,4)Telapak tangan ke bawah saat shooting,5) Seimbangkan dengan telapak tangan ke atas,6) Posisi lengan tetap di atas sampai bola masuk ke dalam ring .
Gambar 2.7. Fase follow through tembakan free throw (Wissel hal 2000:53)
19
6. Faktor–faktor Penentu Prestasi Olahraga M. Anwar Pasau dalam M.Sajoto (1995:2) menyatakan faktor–faktor penentu pencapaian prestasi dalam olahraga adalah sebagai berikut: 1). Aspek Biologis Aspek
Biologis
meliputi:
1)
Potensi/kemampuan
dasar
tubuh
(fundamental motor skill) yang terdiri dari: kekuatan, kecepatan, kelincahan dan kordinasi, tenaga (power) daya tahan otot, daya kerja jantung dan paru – paru, kelenturan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan untuk olahraga. 2) Fungsi organ – organ tubuh yang terdiri dari: daya kerja jantung-peredaran darah, daya kerja paru– paru–system pernafasan, daya kerja persyarafan, daya kerja panca indera. 3)Struktur dan postur Tubuh, yang terdiri dari : ukuran tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh, bentuk tubuh. 4) Gizi yang terdiri dari: jumlah makanan yang cukup nilai makanan yang memenuhi kebutuhan, variasi makanan yang bermacam – macam. 2) Aspek Psikologis. Aspek psikologis terdiri dari: 1) Intelektual (kecerdasan = IQ) yang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan bakat. 2) Motivasi, yang meliputi motivasi internal (harga diri, kebanggaan, keinginan berprstasi, percaya diri), dan motivasi external (penghargaan, pujian, hadiah, kedudukan). 3) Kepribadian, yang dibagi menjadi dua yaitu kepribadian yang menguntungkan dalam pembinaan prestasi (ketekunan, kematangan, semangat, berani, percaya diri dan lain–lain) dan kepribadian yang kurang menguntungkan dalam pembinaan prestasi (emosi, cepat bosan, kurang cakap, ragu – ragu, ceroboh dan lain – lain.). 4) Koordinasi kerja otot dan saraf, yang meliputi; kecepatan reaksi motorik dan kecepatan reaksi karena rangsang penglihatan dan pendengaran. 3) Aspek Lingkungan. Aspek lingkungan terdiri dari: sosial,sarana dan prasarana,cuaca ,iklim sekitar,orang tua,keluarga dan masyarakat.
20
4) Aspek Penunjang Aspek penunjang terdiri dari: pelatih yang berkualitas tinggi,program yang tersusun secara sistematis,
penghargaan dari masyarakat dan
pemerintah,dana yang memadahi, organisasi yang tertib. 7. Latihan Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja secara berulang – ulang dengan setiap hari menambah beban latihan atau pekerjaanya (Yusuf Adisasmita,1992:1). Menurut Harsono dalam Imam Sodikun (1992:35) latihan adalah proses yang sistematis dari kegiatan berlatih atau bekerja secara berulang–ulang dengan kian hari kian bertambah jumlah beban latihan atau pekerjaanya. Sistematis berarti latihan dilaksanakan secara teratur, berencana, menurut jadwal,
berdasarkan pada pola dan system tertentu, metodis,
berkesinambungan dari yang mudah menuju ke yang lebih kompleks. Berulang – ulang berarti gerakan yang dipelajari harus dilatih secara berulang kali, agar gerakan yang semula sukar dilakukan dan koordinasi gerakan masih kaku akan menjadi lebih mudah, otomatis dan reflek gerakannya. 2.7.1 Aspek–aspek latihan Aspek–aspek latihan menurur Tohar (2002: 2) adalah sebagai berikut: 1). Latihan Fisik Latihan fisik adalah latihan yang bertujuan untuk menguatkan kondisi fisik. Tanpa kondisi fisik yang baik atlet tidak akan dapat mengikuti latihan– latihan dengan baik pula.Beberapa unsur kondisi fisik yang perlu dilatih adalah kekuatan, daya tahan, kelenturan, kelincahan, kecepatan, daya ledak, stamina dan koordinasi gerak. 2). Latihan Teknik Latihan teknik bertujuan meningkatkan dan mengembangkan penguasaan ketrampilan teknik gerakan dalam suatu gerakan cabang olahraga.Penguasaan teknik–teknik dasar adalah sangat penting karena akan membantu menentukan
21
ketrampilan dan kemahiran secara keseluruhan gerak dalam suatu cabang olahraga. 3). Latihan Taktik Latihan
taktik
bertujuan
mengembangkan
dan
menumbuhkan
kemampuan daya tafsir pada atlet ketika melaksanakan kegiatan olahraga tertentu. Latihan taktik akan berjalan dengan baik dan lancar apabila teknik dasar sudah dikuasai dengan baik dan atlet memiliki tingkat kecerdasan yang baik. 4). LatihanMental Latihan mental adalah latihan yang menekankan pada perkembangan psikologis terutama pada perkembangan kedewasaan dan emosional atlet seperti semangat bertanding, pantag menyerah, keseiimbangan emosi terutama dalam keadaan stress,fair play,percaya diri,kejujuran,kerjasama dan sikap– sikap positif lainnya. Latihan mental menurut Behncke, Luke (2004) dapat digunakan untuk memperkuat proses tak sadar melaksanakan keterampilan motorik tertentu untuk meningkatkan efisiensi keterampilan. Hal ini karena kontrol sadar gerakan cepat dan atau rumit terlalu lambat dalam kekuasaan mereka campur tangan, dan dengan demikian, memberikan kontribusi untuk mengganggu, atau menghancurkan gerakan yang dimaksudkan. Kedua, awal dari sebuah keterampilan yang spesifik membutuhkan kondisi psikologis tertentu untuk kinerja yang optimal, seperti gairah spesifik dan proses perhatian. Oleh karena itu, keterampilan motorik komponen dan keterampilan pra-, atau pra-kinerja menjelang, perlu dilatih untuk eksekusi efisien. Behncke, Luke (2004) menyelidiki efek dari pelatihan rutin pra-kinerja pada tugas menembak lemparan bebas. Subjek menunjukkan peningkatan 7% di lemparan bebas selama latihan saat menggunakan pra-rutinitas .
22
8. Prinsip – Prinsip Latihan Latihan – latihan yang bertujuan untuk peningkatan prestasi suatu cabang olahraga harus mengedepankan latihan – latihan yangsesuai dengan prinsip – prinsip latihan, beberapa prinsip latihan yang dapat digunakan yaitu : 1)Pemanasan Tubuh Pemanasan tubuh dilakukan sangat penting sekali, karena pemanasan bertujuan untuk mengadakan perubahan fungsi organ tubuh guna menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat, selain itu juga memiliki tujuan lain yaitu:1) Menghindari dari kemungkinan cidera,2) Mengkoordinasikan gerakan yang mulus,3) Menyesuaikan organ tubuh untuk bekerja lebih berat,4) Persiapan mental agar semakin meningkat, (Tohar,2002:4). 2). Metode latihan Metode
latihan
bertujuan
untuk
mempercepat
peningkatan
prestasi,latihan tidak hanya cukup dengan dilakukan secara motorik, akan tetapi harus disertai dengan metode latihan nir motorik (tanpa gerakan). Latihan nir motorik dilakukan dengan melihat gambar–gambar atau film mengenai gerakan yang akan dilakukan, selain dengan cara membayangkan atau visualisasi gerakan akan dapat mempercepat proses peningkatan prestasi, (Tohar,2002:5). 3). Berfikir positif Atlet terkadang tidak mau atau tidak berani berlatih dengan beban latihan yang melebihi kemampuanya.Padahal mereka sebenarnya mampu untuk menanggung beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.Masalah tidak berani berlatih terletak pada kata hati.kalau pada waktu latihan kata hati negative seperti capek, tidak mampu dan sakit maka latihan yang dilakukan juga akan menyebabkan capek,tidak mampu, dan sakit. Kalau kata hatinya berubah menjadi positif maka perilaku akan berubah menjadi positif sehinga kata hati mengatakan kuat, tidak mau menyerah dan mampu, maka hasil
23
latihan tersebut juga akan positif dan betul–betul mampu melaksanakan latihan dengan baik (Tohar,2002:6 ). 4) Prinsip beban berlebih ( Overload ) Penggunaan beban latihan yang berlebih atau overloadakan merangsang penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang mendorong meningkatnya kekuatan otot. (M.Sajoto,1995:30) 5) Prinsip penggunaan beban secara progresif Sejak otot yang menerima beban berlebihan (overload), kekuatanya semakin bertambah,Bila kekuatanya sudah bertambah, dan program latihan berikutnya dilakukan dengan beban yang tetap atau sama, maka tidak lagi dapat menambah kekuatan. Oleh karena itu perlu penambahan berlebih, penambahan beban dilakukan apabila otot yang sedang dilatih belum merasakan letih pada suatu set dengan repetisi yang ditentukan.Prinsip penambahan beban demikian disebut dengan prinsip penggunaan penambahan beban secara progresif.(M.Sajoto,1995: 31). 6) Prinsip spesifikasi ( Spesifik ) Program latihan dalam beberapa hal hendaknya bersifat khusus atau spesifik.Misalnya pengembangan kekuatan adalah khusus bukan hanya bagi kelompok otot tertentu yang di latih,tetapi juga terhadap pola gerakan yang dihasilkan.hal ini berarti bahwa latihan peningkatan kekuatan hendaknya melibatkan gerakan yang langsung menuju nomor–nomor gerakan cabang olahraga bersangkutan, misalnya ingin meningkatkan kekuatan bagi tendangan dalam sepak bola, maka program latihan harus lebih banyak melibatkan otot– otot yang digunakan untuk menendang bola.Karena meskipun sama–sama menggunakan gerakan kaki lebih banyak dalam permainan,tetapi pemain sepak bola akan jauh berbeda kebutuhan kekuatan kakinya dibandingkan dengan pemain bola basket atau pemain bola voli. Pada dasarnya yang perlu diperhatiakn dalam menyusun program latihan hendaknya melatih otot–otot yang digunakan untuk cabang olahraga tersebut, dan hendaknya latihan dapat
24
merangsang benar pada gerakan cabang olahraga yang bersangkutan, (M.Sajoto,1995:32) 7) Prinsip latihan beraturan Latihan berbeban hendaknya diatur sedemikan rupa,sehingga kelompok otot–otot besar dulu yang dilatih sebelum otot kecil. Latihan selayaknya dilakukan secara teratur,sehingga akan berpengaruh yang baik terhadap tubuh. Tidak boleh berlatih secara berurutan pada kelompok otot yang sama dan juga harus memberikan jangka waktu yang cukup untuk periode pemulihan. 8) Intensitas latihan Intensitas latihan merupakan komponen kualitatif kerja yang dilakukan dalam kurun waktu yang diberikan. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya.(Bompa 1994:5).Intensitas latihan ditentukan berdasarkan atas denyut jantung setiap menitnya. 9). Istirahat Salah satu yang perlu diperhatikan dalam latihan adalah istirahat. Istirahat yang baik akan memberikan pengaruh yang baik pula terhadap otot, oleh karenanya harus diperhatikan secara seimbang antara latihan dan istirahat. 9. Metode latihan shooting free throw Tembakan freethrow dalam permainan bola basket dapat dilatih menggunakan berbagai metode, antara lain yaitu seperti yang disampaikan oleh WisselHal (2000 :63) sebagai berikut: 1) Pemanasan sebelum menembak Menembak dekat ring sebagai pemanasan membantu menumbuhkan kepercayaan diri dan memperbaiki bentuk dan irama. Mulai pada sikap berdiri seimbang sekitar 3 (tiga) meter di depan ring dengan bola pada posisi didepan bahu sisi yang menembak.Tembaklah, biarkan lengan anda diatas hingga bola menyentuh lantai.Posisi tangan yang menembak berada dibelakang bola dan
25
lepaskan melalui jari telunjuk sehingga terjadi putaran dan bola kembali memantul ke anda. Ucapkan kata kata kunci yang dihayati dalam ritme sesuai gerakan tembakan dari awal hingga bola ditembakan.dalam metode latihan shooting ini pertama kali melakukan tembakan sekitar 5 (lima) tembakan dari jarak 3 (tiga) meter,begitu berhasil maka jarak tembakan akan ditambah menjadi 4 (empat) meter, jika itu berhasil, maka jarak akan ditambah lagi menjadi 5 (lima) meter dari papan ring. Dengan target sukses yaitu 5 (lima) tembakan beruntun dengan bola masuk dari setiap jarak. 2). On-your-back shooting (menembak dari punggung) Latihan ini memfokuskan diri pada tangan untuk menembak di belakang bola,siku sejajar, pelepasan yang benar dari jari telunjuk, follow through dan menangkap bola dalam posisi menembak. Berbaringlah pada punggung , mulai dengan bola pada bahu untuk menembak. Letakan tangan untuk menembak dibelakang bola dengan jari telunjuk pada titik tengah bola.Cek agar siku sejajar.Tembakan bola ke udara dengan ayunan lengkap (follow through),siku diluruskan penuh), tujukan bola untuk mendapatkan bolanya kembali ke posisi menembak tanpa harus menggerakan tangan waktu menangkapnya.Tujuan latihan tembakan ini adalah menembak 5 (lima) kali beruntun (dengan ayunan lengkap)yang mengembalikan bola lurus kembali ke posisi
penembak
sehingga
tidak
perlu
menggerakan
tangan
untuk
menangkapnya.jika berhasil melakukanya, ketinggihan tembakan bisa ditambahkan kembali. 3). Wall shooting (tembakan ke dinding) Latihan tembakan ke dinding memusatkan perhatian pada tangan untuk menembak di belakang bola,penempatan siku,pelepasan jari telunjuk,follow through,dan menangkap bola pada posisi menembak. Latihan ini melatih membantu atlet untuk memperbaiki tembakan atlet terutama untuk menghasilkan sudut tembakan yang parabola yaitu berkisar 30 derajat dari
26
garis vertical. Semakin tinggi rilis bola yang dihasilkan akan menghasilkan kemungkinan semakin besar bola itu masuk ke ring basket saat melakukan shooting free throw.
Pelaksananya dimulai dari menghadap pada suatu
didinding atau papan ring, pilih salah satu titik setinggi paling tidak 3 (tiga) meter atau lebih di dinding atau papan pantul sebagai sasaranya. Tembakan bola dengan follow through ke arah dinding atau sasaran papan ring, buat bola kembali ke posisi penembak . Target sukses dalam latihan menembak ini yaitu 5 (lima) tembakan beruntun mengenai titik pada dinding dan 5 (lima) tangkapan beruntun dari posisi menembak tanpa menggerakan tangan saat menangkap bola. 4) Menembak dari kursi Menembak dari kursi meningktkan konsistensi dalam mengangkat bola ke ring dan meluruskan siku pada fase follow through, latihan ini memperbaiki jarak tembak dan membantu pemain yang memiliki kecenderungan melemparkan bola.Duduk dikursi memanfaatkan punggung,bahu dan siku lurus penuh untuk memberikan daya pada saat menembak. Teknik pelaksanaan latihan ini yaitu manaruh kursi pada jarak 3 meter di depan ring. Menembak dari kursi akan melatih pemusatan diri,proses penyeimbangan diri sendiri baik secara fisik maupun mental.Jika penembak merasa fokus berarti penembak sudah siap yaitu otot akan rileks dan bernafas lebih dalam dan lebih lambat dari sebelumnya.kondisi ini juga menyertakan penyeimbangan berat untuk teknik yang dilakukan, terutama baik sekali untuk pemusatan tenaga.Tempatkan tangan menembak dibelakang bola, dengan jari telunjuk pada titik tengah bola.Alirkan tenaga dari punggung,bahu,lengan,pergelangan tangan dan jari–jari untuk menembak. Target sukses dalam latihan shooting ini adalah 5 tembakan berturut–turut pada setiap jarak yaitu jarak 3,4,5, dan 6 meter dari depan ring. 5) One hand shooting Menembak dengan satu tangan sangat baik untuk menumbuhkan kemampuan menembak dengan menggunakan tangan yang lemah.Latihan ini
27
terutama menguntungkan jika tangan yang tidak menembak cenderung merintangi tembakan.Latihan tembakan satu tangan memungkinkan untuk memfokuskan diri pada posisi tangan yang menembak dibelakang bola, siku yang lurus dan mengangkat bola ke dalam keranjang dengan satu pukulan pendek. Teknik pelaksanaan lathan ini yaitu mulai dari jarak 3 meter dari keranjang.Posisi
tangan
yang
tidak
menembak
berada
dibelakang
punggung.Seimbangkan bola dengan tangan yang akan menembak.Jari telunjuk diletakan pada satu titik di tengah–tengah bola. Posisi tangan membentuk formasi “ L “. Target sukses dalam latihan shooting ini yaitu 5 tembakan berturut – turut dari masing–masing tangan. 6) Lemparan bebas dengan mata tertutup Riset menunjukan bahwa menggabungkan latihan lemparan bebas antara mata tertutup dan terbuka akan lebih meningkatkan hasil dibandingkan dengan mata terbuka saja.Menembak dengan mata tertutup akan menghilangkan pengandalan terhadap penglihatan dan akan menajamkan indera yang lain, khususnya kinesthetic (perasaan akan pergerakan tubuh) dan tactile (sentuhan), (Wissel Hall 2000:69). Bayangkan suatu tembakan sukses dan fokuskan
pada
ring
secepatnya
sebelum
menutup
mata
untuk
menembak.Gunaka rekan untuk rebound dan komentarnya atas setiap tembakan, termasuk reaksi dari tembakan pada lingkaran ring.Gunakan komentar tersebut dan indera tactile dan kinesthetic untuk menyesuaikan tembakan. Sharon A. Hamilton dan William J. Fremouw dalam penelitianya mengemukakan salah satu metode latihan free throw yaitu dengan pendekatan program pelatihan kognitif-perilaku dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja lemparan bebas pada Tim Bola basket Divisi II di perguruan tinggi.dengan hasil perbaikan
88% pada tembakan free throw. Berdasarkan macam –
macam teknik atau metode latihan shooting dalam permainan bola basket, dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode latihan wall shooting dan metode latihan shooting dengan mata tertutup, dengan alasan sebagai berikut:
28
1) Metode latihan shooting menggunakan wall shooting merupakan salah satu metode latihan shooting yang menggunakan seluruh komponen–komponen fisik pemain seperti kekuatan,dayaledak atau power,kelentukan. Jika dibandingkan
denganmetode
yang
lain
seperti
menembak
dari
kursi,menembak menggunakan punggung,menembak menggunakan satu tangan yang lebih memfokuskan pada kekuatan lengan,punggung serta pergelangan tangan tanpa melibatkan unsur utama lain yaitu power tungkai,karena
dalam
penelitian
ini
menggunakan
variabelpower
tungkai,maka dianggap peneliti menggunakan metode latihan wall shooting sudah
sesuai
dengan
teknik
shooting
dan
melibatkan
unsur–unsur
komponenfisik yang hampir sama dengan tembakan free throw. Selain hal tersebut,metode latihan shooting dengan menggunakan wall shooting secara mekanika gerakan hampir sama dengan teknik gerakan shooting free throw, yang dibedakan adalah pada targetnya saja jika dibandingkan dengan metode latihan shooting yang lain. 2). Metode latihan shooting menggunakan mata tertutup dapat melatih menajamkan indera yang lain yaitu kinesthetic(perasaan akan gerakan) dan tactile (sentuhan). Seperti diketahui, shooting free throw dalam kesuksesanya tidak hanya ditentukan oleh komponen fisik maupun teknik, juga sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti, percaya diri, konsentrasi, ketenangan, fokus,
sugesti, visualisasi(Wissel Hal 2000:52). Dengan
melakukan latihan shooting freethrow akan semakin menajamkan indera yang lain seperti percaya diri, konsentrasi dan yang lainnya yang akan membantu kesuksesan melakukan shooting free throw. Selain itu metode latihan shooting free throw menggunakan mata tertutup,mekanika gerakanya hampir sama dengan mekanika gerakan shooting free throw,yang membedakan cuma mata penembak ditutup saat melakukan shooting free throw. Kondisi dilapangan juga penerapan metode latihan ini masih
kurang dipakai dalam melatih
shooting free throw padahal sangat penting untuk melatih konsentrasi pemain saat melakukan shooting free throw.
29
10. Komponen kondisi fisik dalam permainan bola basket Bola basket merupakan permainan yang gerakannya kompleks, yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat dan unsur kekuatan, kecepatan, ketepatan, kelenturan, dan lain–lain (Imam sodikun,1992:35). Untuk melakukan gerakan– gerakan bola basket secara baik diperlukan kemampuan dasar fisik yang baik yang memadai. Dengan kondisi fisik yang baik akan memudahkan melakukan gerakan– gerakan yang lebih sulit (kompleks). Unsur–unsur kondisi fisik yang perlu diperhatikan dan di kembangkan dalam permainan bola basket adalah: 1) Daya tahan kardiovaskuler, 2)MusculerEndurance, 3) Kekuatan otot, 4)Kelenturan, 5) Kecepatan, 6)Komposisi Tubuh dan 7)Power (Pate Russel dalam Imam Sodikun,1992:36). Kondisi seseorang pemain yang baik, maka akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut: 1) Diperoleh peningkatan kemampuan sistem sirkulasi darah dan kerja jantung yang baik. 2) Diperoleh peningkatan kekuatan, kelenturan, dayatahan, kecepatan, dan unsure kondisi fisik semakin baik. 3) Gerakan lebih efisisen. 4) Pemulihan organ – organ tubuh lebih cepat setelah latihan. 5) Respon lebih cepat terhadap tubuh bila sewaktu–waktu respon seperti itu dibutuhkan,( Imam Sodikun,1992: 36 ). 11. Komponen kondisi fisik yang mempengaruhi shooting free throw Komponen kondisi fisik yang mempengaruhi shooting free throw antara lain : 1) Kekuatan Kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuanya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja.
30
2) Kelenturan Kelenturan (flexibilitas) adalah keefektifitasan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktifitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat fleksibilitas persendian pada seluruh tubuh. 3) Koordinasi Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam– macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif.Sebagai contoh seorang pemain bola basket akan kelihatan memiliki koordinasi yang baik apabila dapat bergerak kerah bola sambil menangkap bola sambil melakukan tembakan ke ring basket. 4) Keseimbangan Keseimbangan (balance) adalah kemampuan sesorang mengendalikan organ–organ syaraf otot,sebagai contoh saat melakukan shooting free throw dalam permainan bola basket,keseimbangan sangat penting sekali terutama keseimbangan posisi kaki saat akan melakukan shooting ke ring basket,jika posisi kaki tidak seimbang tembakan akan tidak dapat terarah masuk ke ring dengan baik karena posisi kaki yang tidak seimbang akan mengganggu posisi tangan yang memegang bola saat melakukan shooting free throw. 5) Ketepatan Ketepatan (accuracy) adalah seseorang untuk mengendalikan gerak–gerak bebas terhadap suatu sasaran.sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenal dengan salah satu bagian tubuh.Tembakan dalam permaianan bola basket memiliki tujuan utama yaitu memasukan bola ke keranjang,apabila saat melakukan tembakan khususnya tembakan free throw tidak tepat,maka bola tidak akan masuk,berkaitan dengan hal tersebut ketepatan memliki peranan yang penting sekali dalam permainan bola basket.
31
6) Daya ledak atau power Daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksmum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek – pendeknya (M.Sajoto,1995:8). Daya ledak = Kekuatan X Kecepatan. Dalam gerakan tembakan free throw daya ledak dapat mempengaruhi hasik tembakan free throw terutama daya ledak otot tungkai karena membantu memberi dorongan pada saat melepaskan bola ke ring. 12. Power Tungkai Prestasi olahraga tidak mungkin diwujudkan tanpa adanya kekuatan dan daya ledak(Power). Kekuatan dan daya ledak menurut Paulus Pesurney dalam M.Nasution(2008:5)
adalah kemampuan dari system syaraf otot untuk
mengatasi ketahanan,melawan ketahanan dan menahan tahanan.Sedangkan pendapat lain menyatakan daya ledak adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek–pendeknya (M.Sajoto,1995:8). Kekuatan dan daya ledak (power) merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang sangat dominan dan sangat dibutuhkan dihampir semua cabang olahraga. Pelaksanaan berbagai macam ketrampilan atau
aktifitas
gerak
khususnya
dalam
permainan
bola
basket,seorang pemain harus terlebih dahulu memiliki dasar kekuatan dan power yang baik. Dasar Power yang baik akan memudahkan pelaksanaan gerak baik melangkah, meloncat maupun melakukan gerak–gerak teknik dasar dalam permainan bola basket.hal ini semakin tampak jelas dengan manfaat yang diperoleh dari kekuatan dan power yang baik yaitu untuk mempermudah mempelajari teknik serta mencegah kemungkinan terjadinya cidera. Untuk meningkatkan power tungkai dapat dilakukan dengan dengan cara sebagai berikut: 1) Meningkatkan kekuatan tanpa mengabaikan kecepatan, sebaliknya meningkatkan kecepatan tanpa mengabaikan kekuatan.
32
2) Meningkatkan kemampuan kekuatan dan kecepatan bersama atau peningkatan latihan kekuatan yang dilakukan secara simultan. Menembak merupakan sinkronisasi antara kaki, pinggang, bahu, siku, kelenturan pergelangan tangan, dan jari tangan.Kaki memiliki peranan yang penting
karena
memberikan
keseimbangan
pada
tubuh
saat
akan
melaksanakan tembakan, juga memberikan dorongan yang besar pada pelaksanaan tembakan.Tekukan kaki akan memberikan tenaga penting untuk tembakan,pemain pemula dan yang sudah kecapaian sering gagal menekuk lututnya hingga kekurangan tenaga untuk melontarkan bola dengan tenaga kaki ( Wissel Hal 2000:46 ). Pemain yang melakukan tembakan bebas dalam permainan bola basket tidak menggunakan tekukan lutut akan berakibat tembakan tersebut tidak sampai atau tidak kena ring, jika menembak dengan bantuan tekukan lutut, tembakan akan sampai pada ring, karena tekukan lutut tersebut memberikan bantuan kekuatan yang besar dalam usaha memindahkan bola dari tangan sampai pada ring basket.Menurut Chuurch, Dawson (2008) bahwa lemparan bebas atau free throw di pengaruhi oleh tinggi lompatan atau power, yaitu dalam penelitianya menunjukan 21 % lebih baik dalam melakukan tembakan bebas. Waktu menembak bola, tenaga harus datang dari kedua kaki bukan tangan, dan badanpun harus mengikuti gerakan menembak.Kebanyakan tenaga untuk melakukan shooting berasal dari dorongan ke atas oleh lompatan (khususnya jump shot), atau dorongan ke atas dari paha (ketika free throw). Jangan menambah kekuatan dengan otot lengan atau pergelangan tangan ketika melakukan shooting dengan jarak yang lebih jauh. Biarkan otot yang berada pada kaki yang bekerja. Tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah.Tungkai atas terbagi atas : pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terbagi atas lutut sampai dengan kaki, (Sudarminto,1992:6061). Berdasarkan keterangan diatas,dapat disimpulkan power tungkai merupakan besarnya kekuatan (tungkai) yang dikerahkan untuk menghasilkan
33
sebuah kekuatan maksimal yang dilakukan dalam waktu yang sependek – pendeknya. B. Kerangka Berfikir Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan berikut:
Ketrampilan Free
Shooting free throw
Metode latihan
Metode latihan
Variabel Atributif Power tungkai : - Rendah
Hasil free throw
Gambar. Kerangka Berpikir
34
1). Perbedaan pengaruh latihan antara metode latihan shooting dengan menggunakan wall shooting dan mata tertutup. Metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting bertujuan memusatkan perhatian pada tangan untuk menembak bola dari belakang bola, penempatan siku, pelepasan jari telunjuk, follow through dan menangkap bola pada posisi menembak dengan menggunakan sasaran dinding atau papan basket pada suatu titik dengan ketinggian 3 (tiga) meter atau lebih. Latihan shooting freethrow dengan menggunakan wall shooting membantu melatih supaya saat melepaskan bola bisa membentuk sudut parabola berkisar 30 derajat dari garis vertical atau 60 derajat dari garis horizontal, sehingga dengan menghasilkan sudut tembakan tersebut, kemungkinan bola masuk saat melakukan shooting free throw lebih besar.Selain itu juga melatih penempatan siku, pelepasan jari telunjuk, follow throught pemain, sehingga dapat membantu memperbaiki teknik tembakan free throw pemain dan hasil akhir tembakan free throw pemain akan bisa lebih baik. Metode latihan shooting free throw dengan menggunakan mata tertutup saat
melakukan
tembakan
bebas
memiliki
makna
menghilangkan
pengandalan terhadap penglihatan dan menajamkan indera yang lain, khususnya kinesthetic atau rasa akan pergerakan tubuh dan tactile atau sentuhan.Metode latihan ini membantu pemain secara psikologi seperti membantu untuk lebih percaya diri, ketenangan, konsentrasi, fokus sebelum melakukan shooting free throw, dimana konsentarsi, percaya diri, ketenangan sangat dibutuhkan sekali sebelum melakukan shooting free throw, sehingga metode latihan ini sangat bermanfaat bagi atlet atau pemain yang akan meningkatkan hasil shooting free throw. Metode tembakan bebas dengan mata tertutup secara mekanika gerakanya sama dengan metode latihan shooting dengan wall shooting, yang membedakan adalah proses pelaksanaanya, salah satu dengan mata tertutup dengan target langsung ring basket, yang satunya dengan mata terbuka
35
dengan target dinding dengan ketinggian 3 meter..Metode latiahn shooting free throw dengan mata tertutup diharapkan dapat meningkatkan indera tactil pemain yaitu meningkatnya ketenangan, percaya diri, fokus, konsentrasi saat melakukan tembakan free throw yang pada akhirnya diharapkan juga akan membantu meningkatkan hasil tembakan free throw dalam permainan bola basket untuk lebih baik lagi. Dengan adanya metode latihan shooting free throw yang berbeda, dapat diduga ada perbedaan pengaruh yang positif antara metode latihan shooting menggunakan wall shooting dan metode latihan shooting free throw menggunakan mata tertutup. 2). Perbedaan pengaruh latihan antara power tungkai kategori sedang dan kurang terhadap hasil shooting free throw dalam permainan bola basket. Testee
dengan
kemampuan
powertungkai
yang
sedang,
berarti
mempunyai gerakan yang efisien sehingga memiliki kualitas gerakan yang lebih baik. Dengan kondisi yang demikian, maka apabila diberi metode latihan shooting free throw dengan menggunakan metode latihan wall shooting dan mata tertutup bagi testee yang memiliki power tungkai yang baik akan memberikan dampak latihan shooting free throw yang berbeda pada hasil akhirnya. Testee dengan kemampuan power atau daya ledak otot tungkai yang kurang berarti mempunyai gerakan yang kurang dan kualitas gerakan yang kurang juga. Dengan kondisi yang demikian, maka apabila diberi metode latihan shooting free throwdengan menggunakan metode latihan wall shooting dan mata tertutup, akan mengasilkan hasil tembakan free throw yang berbeda. 3). Interaksi antara metode latihan shooting dan power tungkai terhadap hasil shooting free throw dalam permainan bola basket. Metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting dan shooting dengan mata tertutup memiliki hubungan atau interaksi dengan atlet atau pemain yang memiliki power tungkai tinggi maupun rendah dalam
36
proses keberhasilan melakukan shooting free throw, dimana semuanya saling terkait atau berinteraksi satu sama dengan yang lain, pemain yang memiliki power tungkai sedang maupun kurang jika diberi metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting maupun metode shooting mata tertutup akan memberikan dampak hasil latihan yang berbeda pada hasil shooting free throw. C. Hipotesis Berdasarkan uraian dari kajian teori dan kerangka pemikiran, maka dalam penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis, yaitu: 1. Ada perbedan pengaruh antara metode shooting menggunakan metode wall shooting dan metode mata tertutup terhadap hasil shooting free throw dalam permainan bola basket.Metode latihan wall shooting lebih baik jika dibandingkan metode latihan mata tertutup dalam permainan bola basket. 2. Ada perbedaan pengaruh antara power otot tungkai dengan ketegori sedang dan kurang terhadap hasil shooting free throw dalam permainan bola basket. Pada kelompok sample power otot tungkai dengan ketegori sedang lebih baik jika dibandingkan kelompok sample power otot tungkai dengan ketegori rendah. 3. Ada interaksi antara metode latihan shooting dan power otot tungkai terhadap hasil shootingfree throw dalam permainan bola basket, dimana semuanya saling terkait atau berinteraksi satu sama dengan yang lain, pemain yang memiliki power tungkai sedang maupun kurang jika diberi metode latihan shooting free throw menggunakan wall shooting maupun metode shooting mata tertutup akan memberikan dampak hasil latihan yang berbeda pada hasil shooting free throw.
88