BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Pengenalan Huruf Latin Pengenalan huruf latintidak lepas dari pembelajaran bahasa. Pembelajaran bahasa sangatlah penting karena dengan berbahasa kita dapat berkomunikasi dengan orang lain untuk menyampaikan sesuautu keinginan kepada orang lain. Beberapa para ahli sepakat bahwa bahasa mencakup cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan individu dinyatakan dalam bentuk simbol seperti lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan maupun mimik yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu. Bahasa sebagai fungsi dari komunikasi memungkinkan dua individu atau lebih mengekspresikan berbagai ide, arti, perasaan dan pengalaman.Badudu (dalam Dhieni, 2005:1.8) menjelaskan bahwa bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan dan keinginannya. Lebih lanjut Ayah bunda (1992:78) menjelaskan bahwa bahasa adalah segala bentuk komunikasi dimana pikiran dan perasaan manusia disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Bahasa sebagai suatusistem lambang bunyi yang bersifat arbiter (manasuka) digunakan masyarakat dalam rangka unutk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan pengetahuan individu tentang adat dan sopan santun.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu modifikasi komunikasi yang meliputi system simbol khusus yang dipahami dan digunakan sekelmpok 10
individu unutk mengkomunikasikan berbagai ide dan informasi.
Dhieni (2005:1.9) menjelaskan bahwa penggunaan bahasa dalam kurikulum tidak terpisah dengan beberapa prinsip sebagai berikut :1) adanya hubungan antara empat macam bentuk bahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis,2) literatur adalah hal yang sangat penting dalam kegiatan bahasa yang memberikan kontribusi besar pada empat macam bentuk bahasa, 3) menggunakan dan mempelajari bahasa secara alamiah dapat dilakukan seiring dengan mempelajari bidang lain seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Matematika, 4) guru membelajarakan bahasa kepada anak disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan anak, karena anakbelajar dengan cara dan kecepatan yang berbeda. Selanjutnya Depdiknas (2006:15) menjelaskan pula bahwa fungsi bahasa terdiri dari 5 (lima) yakni sebagai berikut : (1) bahasa menjelaskan keinginan dan kebutuhan individu, (2) bahasa dapat merubah dan mengontrol perilaku, (3) bahasa membantu perkembangan kognitif, (4) bahasa membantu mempererat interaksi dengan orang lain, (5) bahasa mengekspresikan keunikan individu. 2.1.2 Perkembangan Mengenal Huruf Pada Anak PAUD Perkembangan mengenal huruf awal merupakan proses interaktif dimana anak adalah peserta aktif. Lebih lanjut Dhieni (2005:3.15) menjelaskan tahap-tahap perkembangan membaca anak yakni sebagai berikut : 1.
Tahap fantasi yakni pada tahap ini anak mulai belajar menggunakan buku, melihat dan membalik lembaran buku ataupun membawa buku kesukaannya.
2.
Tahap pembentukan konsep diri yakni anak mulaimemandang dirinya sebagai ‘pembaca’ dimana terlihat keterlibatan anak dalam kegiatan menulis huruf latin, berpura-pura membaca buku, memaknai gambar berdasarkan pengalaman yang diperoleh sebelumnya, dan menggunakan bahasa buku yang tidak sesuai dengan tulisan.
3.
Tahap membaca gambar yakni anak mulai tumbuh kesadarannya akan tulisan dalam buku dan menemukan kata yang pernah ditemui sebelumnya.
4.
Tahap pengenalan bacaan yakni anak mulai berusaha mengenal tanda-tanda pada lingkungan, serta membaca berbagai tanda seperti di kotak susu.
5.
Tahap membaca lancar yakni anak dapat membaca berbagai jenis buku. Menurut Laila (2010:3)
bahwa kemampuan anak dalam mengenal huruf latin
ditunjukkan oleh beberapa perilaku sebagai berikut yaitu: a) Mampu mengenal bentuk huruf latin b) Mampu membaca huruf latin c) Mampu menulis huruf latin Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal huruf latin memiliki beberapa indikator . Indikator tersebut merupakan rujukan dalam peningkatan dan pengembangan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin. 2.1.3 Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Huruf Latin Anak Usia Dini Menurut Depdiknas (2006:7) bahwa tujuan dan fungsi pembelajaran anak usia dini ditujukan sebagai usaha memecahkan masalah (sendiri, sosial) melalui serangkaian pembelajaran yang dilaksanakan. Secara eksplisit bila ditinjau dari tujuan pendidikan, maka diharapkan anak dapat : a) Mengeksplorasi perasaan-perasaan b) Memperoleh wawasan tentang sikap-sikap, nilai-nilai dan persepsinya c) Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Secara umum tujuan pembelajaran anak usia dini PAUD bertujuan untuk : 1) melatih daya tangkap, 2) melatih anak berbicara lancar, 3) melatih daya konsentrasi, 4)
melatih membuat kesimpulan, 5) membantu pengembangan intelegensi,
6) membantu
perkembangan fantasi, 7) menciptakan suasana yang menyenangkan. Selanjutnya Depdiknas (2001:236) menjelaskan tujuan pembelajaran anak usia dini adalah mengembangkan fisik motorik dalam berolah tangan, badan kaki dengan menggunakan media/alat kreatif. Dengan menggunakan media kreatif tersebut, anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan termasuk koordinasi mata, pikiran, dan tangannya sehingga anak memperoleh keterampilan yang berguna untuk perkembangan selanjutnya. Adapun fungsinya adalah (1) sebagai alat untuk melatih ketelitian dan kerapian, (2) sebagai alat mengembangkan fantasi dan kreativitas, (3) sebagai alat untuk melatih motorik halus anak, (4) sebagai sarana untuk memupuk pengamatan, pendengaran, dan daya pikir, (5) sebagai alat untuk mengenalkan cara mengekspresikan diri melalui ciptannya dengan menggunakan tekhnik yang telah dikuasai. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa secara umum tujuan pembelajaran anak usia dini dilakukan sebagai upaya untuk melatih dan mengembangkan keterampilan anak dalam melakukan berbagai aktivitas sehingga kompetensi anak mengalami peningkatan yang diharapkan. 2.1.4 Aktivitas Bermain di PAUD Anak usia dini sudah tentu sangat gembira dan senang apabila berkesempatan untuk bermain. Selanjutnya Hildayani (2004: 36) menjelaskan bahwa terdapat asas-asas perkembangan anak yakni sebagai berikut : 1. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor keturunan (heredity) dan faktor lingkungan. 2. Perkembangan adalah suatu proses yang teratur dan berkelanjutan.
3. Tempo perkembangan tidak merata. Ada masa dimana perkembangan berlangsung relative lebih cepat dan ada masa pertumbuhan berlangsung relative lambat.Tahun-tahun pertama pertumbuhan bayi berlangsung lebih cepat dan pada masa sekolah pertumbuhan anak agak lambat.Masa
puberitas
berlangsung
lebih
cepat,
sedangkan
pada
masa
dewasa
berkurangkembali. 4. Setiap anak mempunyai tempo perkembangan sendiri. Kecepatan berkembang seorang anak tidak sama. 5. Proses perkembangan seorang anak terdiri dari beberapa tahap. 2.1.5 Prinsip-prinsip Pembelajaran Huruf Latin Anak Usia Dini Prinsip-prinsip merupakan ketentuan hukum yang harus dijadikan pegangan di dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Sebagai suatu hukum, prinsip belajar akan sangat menentukan proses dan hasil belajar anak. Selanjutnya Solehuddin (2000:5) menjelaskan bahwa prinsipprinsip pembelajaran anak usia dini adalah: 1). Anak adalah pelajar aktif Ketika anak melihat mainan ia akan mencoba sendiri mengidentifikasi terdiri dari apa, bagaimana cara kerjanya sampai ia menemukan sendiri tanpa diajari 2). Belajar anak dipengaruhi oleh kematangan Kematangan yang dicapai oleh setiap individu pada prinsipnya berbeda. Implikasinya terhadap guru adalah guru harus memahami bagaimana kematangan anak itu dapat dicapai, dan menetapkan apa yang harus dilakukan dalam memfasilitasi kematangan tersebut. 3). Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan
Anak memperoleh pengetahuan dan keterampilan tidak hanya dari kematangan, tetapi lingkungan memberikan kontribusi yang sangat berarti dan sangat mendukung proses belajar anak.
4). Anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik dan interaksi sosial Pengalaman fisik adalah pengalaman yang diperoleh anak melalui penginderaan terhadap objek-objek yang ada di lingkungan sekitar anak melalui memanipulasi langsung, mendengar, melihat, meraba, merasa, menyentuh serta melakukan sesuatu dengan bendabenda yang ada di lingkungan anak. 5). Anak belajar dengan gaya yang berbeda Gaya belajar anak kinestetik adalah yang selalu harus bergerak dan secara terus menerus menyentuh benda untuk mendapatkan konsep. 6). Anak belajar melalui bermain Anak bermain di rumah dan di sekolahg dan dimana pun mereka bermain dengan orang lain benda-benda dan ide-idenya sendiri. Prinsip pembelajaran mengenal huruf latindalam pengembangan bahasa untuk anak usia dini adalah interaksi aktif. Jelasnya Depdiknas (2006:18) menjelaskan bahwa prinsip itu diantaranya bertahap dari huruf vokal yakni a, i, u,e, o kemudian huruf-huruf konsonan, latihan pengenalan huruf diulangi setiap waktu agar anak akan mudah mengingatnya. Selanjutnya Depdiknas (2009:63) menjelaskan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi sumber pembelajaran bahasa bagi anak di kelas yaitu :
1). Anak yakni anak perlu diransang untuk dapat saling bercakap-cakap satu dengan yang lainnya. Dengan interaksi aktif antar anak, maka bahasa anak akan berkembang dengan cepat. 2). Pendidik yakni pendidik yang hanya diam di dalam kelas kurang mendukung perkembangan bahasa anak. Segala sesuatu yang dilakukan anak dapat diperkuat oleh pendidik dengan ucapan-ucapan yang menggali kemampuan berpikir anak lebih tinggi yang tentunya akan terucap melalui percakapannya dengan pendidik. 3).
Lingkungan yakni tempat anak berada harus kaya dengan bahasa. Pendidik bisa meletakkan banyak kata di lingkungan bermain anak.Dimana anak dapat melihat tulisan sehingga menolong anak dalam mempelajari keaksaraan.Misalnya ada meja, dapat diberi tulisan “m e j a” dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa pembelajaran huruf latin dalam
upaya mengembangkan bahasa pada anak usia dini memiliki prinsip tertentu yang menjadi prinsip dalam pelaksanaannya. Mengacu pada prinsip tersebut maka pembelajaran mengenal huruf latindalam pengembangan bahasa untuk anak usia dini akan berjalan dengan baik dan efektif. 2.1.6 Hakikat Alat Permainan Anak Usia Dini 2.1.6.1 Pengertian Permainan Alat permainan adalah suatu benda yang digunakan dalam permainan agar permainan itu akan berlangsung sesuai dengan aturannya (Soetrisno, 2011:21).Alat permainan yang akan digunakan oleh anak didik memiliki fungsinya masing-masing. Lebih lanjut Montolalu,dkk (2003:46) menjelaskan bahwa alat permainan mempunyai fungsi dan persyaratan yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik, yakni sebagai berikut :
1. Fungsi Alat Permainan/Mainan Di PAUD segala aktivitas dilakukan melalui bermain sambil belajar.Oleh karena itu, alat permainan dan bermain disiapkan di PAUD hendaknya berfungsi sebagai mendidik, member pemahaman dan melatih keterampilan serta pembiasaan. Makin lengkap permainan yang tersedia maka kegiatan akan semakin menarik dan merangsang anak untuk melakukan variasi aktivitas yang mengasyikkan. Alat permainan itu misalnya : 1). Mainan untuk melatih berbahasa 2). Mainan untuk mengembangkan fantasi 3). Mainan untuk melatih keterampilan 4). Mainan untuk mengembangkan daya pikir 5). Mainan untuk mengembangkan perasaan sosial emosional anak 6). Mainan untuk mengembangkan kreativitas anak 7). Mainan untuk memberikan rasa keindahan terhadap anak 2. Persyaratan Alat Permainan (1). Setiap alat main hendaknya menunjukkan fungsi pedagogis yang sesuai dengan usia dan taraf perkembangan anak (2). Ukuran dan bentuknya sesuai dengan usia anak. (3). Aman dan tidak berbahaya bagi anak (4). Menarik baik warna maupun bentuknya (5). Awet, tidak mudah rusak dan mudah pemeliharaannya. (6). Murah dan mudah diperoleh (7). Jumlahnya hendaknya mencukupi kebutuhan anak (8). Kualitas harus diperhatikan, jangan sampai ada bagian-bagian yang runcing
(9). Alat permainan haruslah mendorong anak unutk melakukan penemuan-penemuan baru dan melakukan berbagai eksperimen 2.1.6.2 Pengertian Permainan Magnet Alfabet Magnet Alfabet adalah merupakan suatu permainan yang sangat disukai oleh anak usia dini, karena permainan ini memberikan kepuasan tersendiri bagi mereka karena merekatkan benda adalah merupakan suatu hal yang menyenangkan dan mengasyikkan (dalam Berti 2010:3). Selanjutnya Berti (2010:4) menjelaskan bahwa dengan bermain magnet alfabet dapat membantu anakusia dini dalam mengenal nama-nama huruf yang menjadi dasar bagi anak untuk membentuk kata-kata yang mempunyai arti tersendiri. Penggunaan permainan magnet alfabet di PAUD sangat memberikan manfaat yang sangat besar bagi tumbuh kembang anak-anak didik. Lebih lanjut 2.1.7Jenis-Jenis Alat Permainan Alat permainan merupakan alat yang sangat menyenangkan untuk dimaikan bagi anak.Alat Permainan menjadi salah satu alat penunjang dalam kegiatan belajar mengajar yang bersifat mendidik khususnya bagi peserta didik PAUD. Alat permainan yang dikenal dalam permainan anak adalah Alat Permainan Edukatif (APE) baik APE luar maupun APE dalam. Menurut Laila (2010:2) bahwa alat permainan bagi anak usia dini adalah alat permainan yang dirancang untuk tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK. Pada saat ini terdapat berbagai jenis APE untuk anak TK yang telah dikembangkan yakni: a) boneka tangan untuk kemampuan berbahasa peabody yang dikembangkan oleh elizabeth peabody, b) puzzle geometri ciptaan dr. maria montessori, c) balok cruissenaire ciptaan george cruissenaire, d) balok blocdoss ciptaan froebel, e) boneka jari, f) legpuzzle atau teka-teki, g) kotak alphabet, atau
magnet alfabeth, h) kartu lambang bilangan,i) kartu pasangan, j) puzzle jam dan k) loto warna dan bentuk.
Dikarenakan sudah banyak APE yang telah dikembangkan maka tentu saja para guru TK dengan mudah bisa memilih jenis-jenis APE yang sesuai dengan kebutuhan anak dan aspek perkembangan anak.Namun para guru TK juga harus bisa merancang dan membuat APE dengan menggunakan kreasi dan inovasi sendiri. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya maka Alat Pendidikan Edukatif, Kreatif dan Inovatif yang dirancang dan dibuat penulis ini merupakan sebuah alat permainan edukatif yang diberi nama “Tracker” yang berarti “Pencari Jejak”. Konsep permainan ini dikembangkan dari permainan Maze (Mencari Jejak). Menurut Laila (2010:2) bahwa untuk mendesain jenis alat-alat permainan maka perlu memperhatikan tahap-tahap pembuatannya. Beberapa tahap pembuatan APE untuk anak TK adalah sebagai berikut: a) menyiapkan bahan, b) menyiapkan alat, c) membuat desain atau sketsa, d) melaksanakan pembuatan. Selain itu para guru TK yang ingin membuat APE yang kreatif dan inovatif haruslah mengetahui syarat-syarat pembuatan APE. Terdapat tiga macam syarat dalam pembuatan APE menurut Badru Zaman, (dalam Laila 2010: 6.22) yakni: 1) Syarat edukatif yaitu; a) pembuatan APE disesuaikan dan dengan memperhatikan program kegiatan pembelajaran atau kurikulum yang berlaku, b) pembuatan APE disesuaikan dengan proses pembelajaran. 2) Syarat teknis, yaitu; a)APE dirancang sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana, b) APE sebaiknya multiguna agar banyak aspek perkembangan anak yang ditingkat, c) APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari
bahan bekas/sisa, d) APE hendaklah aman tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan anak seperti tajam dan beracun.APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama, e) APE hendaknya mudah digunakan, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi, f) APE hendaknya dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal. 3) Syarat
estetika
yaitu;
a)
bentuk
yang
elastis,
ringan
(mudah
dibawa
anak),
b) keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil), c) warna (kombinasi warna) serasi dan menarik. Berdasarkan uraian di atas jelas alat permainan memiliki jenis tertentu, yang digunakan sebagai alat untuk membantui mengembangkan kompetensi anak dalam pembelajaran. 2.1.8 Langkah-Langkah Pembelajaran Untuk Mengenalkan Huruf Latin dengan Menggunakan Magnet Alfabeth Langkah-langkah pembelajaran untuk mengenalkan huruf latin pada anak usia dini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Guru mengatur anak duduk dalam posisi berkelompok dengan memperhatikan tingkat kecakapan, keterampilan, pengetahuan dan kepribadian b) Melalui posisi duduk yang sudah terbentuk guru mulai menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan. c) Diawali dengan pembagian lembar kerja anak yang di dalamnya ada bentuk-bentuk hurufhuruf latinyang akan disamakan dengan huruf yang bermagnet dan akan ditempelkan pada papan huruf, serta kotak nama di sebelah kanan atas. d) Dilanjutkan dengan memotivasi anak untuk berkreasi membentuk kata sesuai dengan kata yang telah disediakan dalam lembaran kertas. e) Bersaman dengan anak mencari huruf-huruf yang sama dengan apa yang dituliskan di kertas, guru meminta anak unutk menyebutkan nama huruf yang akan digunakan untuk ditempel
pada papan huruf alphabet tersebut dengan diawali guru memberikan petunjuk terlebih dahulu. f) Guru mengulangi penyebutah nama huruh-huruf yang akan digunakan sampai anak sendiri berani mengulanginya ketika diatanyakan kembali. g) Guru memberikan motivasi kepada anak agar lebih bersemangat lagi. Langkah-langkah pembelajaran sebagaimana yang telah dikemukakan di atas dapat digunakan dalam pembelajaran untuk mengenalkan huruf latin khususunya pada anak usia dini, sehingga kemampuannya dalam memahami huruf latin dapat dikembangkan dengan optimal. 2.1.9 Kelebihan dan Kekurangan Permainan Magnet Alfabeth Permainan magnet alfabeth merupakan salah satu permainan yang memiliki keunggulan untuk dijadikan sebagai sarana dalam meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal huruf latin. Smith (2005:23) menerangkan bahwa terdapat beberapa kelebihabn yang terkandung dalam permainan magnet alfabet berdasarkan nilai sebagai berikut : 1). Fisik Motorik a. Melalui bermain magnet alfabet yakni mengangkat, membawa, membungkuk untuk mengambil huruf bermagnet, kemudian menyusunnya menjadi suatu kata yang bermakna. Disini otot-otot besar dan otot-otot kecil memperoleh latihan untuk berkembang. Selain itu juga melatih koordinasi tangan dan mata. b. Anak-anak belajar tentang seimbang dan simetris melalui menyusun, memancangkan dan merapikan letak dari magnet alfabet c. Anak-anak mengembangkan koordinasi motorik dengan memindah-mindahkan magnet alfabet d. Anak-anak mengerti hubungan objek ruang melalui penempatan magnet alphabet
2). Perkembangan kognitif a. Anak-anak belajar mengenal warna, bentuk, jarak, proporsi, dan ukuran (berat, ringan, besar, kecil) b. Anak-anak mengenal konsep-konsep matematika seperti lebih banyak, sedikit, sama dan tidak sama, lebih besar, lebih kecil, konsep angka dengan bilangan. c. Bahasa anak berkembang ketika mereka mendiskusikan bentuk kata yang sudah terbentuk. d. Menempel kata toko, rumah, kantor, menara, membantu anak-anak mengenal namanama huruf. 3). Perkembangan sosial a. Anak-anak belajar bekerja sama melalui pengalaman menempel magnet alphabet menjadi kata yang berarti. b. Anak-anak belajar untuk menunggu giliran berbagai alat dan menghargai hak-hak orang lain. c. Melatih kekompakan dan bertoleransi serta melatih untuk rukun dengan teman. d. Keberhasilan dalam menyelesaikan suatu perintah dari guru dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri anak-anak sekalipun hasil yang ditunjukkan masih belum baik, namun anak merasa puas dan bangga akan hasil ciptaannya dan hal itu mempunyai arti baginya. 4). Perkembangan emosional a. Aktivitas dengan menempel magnet alfabet merangsang berkembangnya daya fantasi dan memberi stimulasi pada imajinasi, kreativitas, serta kesenangan anak.
b. Meningkatkan kemandirian anak ketika anak ingin menempel sendiri magnet alfabet yang telah anak rencanakan sebelumnya. c. Melatih kesabaran ketika anak akan menempel magnet alfabet bersama-sama. Smith (2005:25) mengemukakan bahwa di samping memiliki kelebihan maka permainanmagnet alfabet memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut: a. Anak perlu memiliki pemahaman yang tinggi tentang cara melakukan permainan magnet alfabeth untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari kegiatan permainan. b. Permainan magnet alphabet memerlukan biaya yang cukup besar untuk dapat mengadakan fasilitasnya c. Anak perlu dibiasakan untuk mengenal magnet alfabeth sebelum melakukan permainan sehingga anak dapat bermain sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan uraian di atas jelas menunjukkan bahwa permainan magnet alfabeth memiliki kekurangan dan kelebihan. Terkait dengan kondisi tersebut maka guru perlu mesiasati agar kekurangan dalam permainan magnet alfabeth tidak akan menghambat peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin.
2.1.10 Pengenalan Huruf Latin Melalui Permainan Magnet Alfabet Pengenalan huruf latin perlu dilakukan sejak anak usia dini. Hal ini sebagai upaya untuk melatih dan mengembangkan kemampuan anak sehingga dapat mengenal dan membaca huruf latin. Terdapat banyak strategi yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin. Salah satu diantaranya yaitu dengan menggunakan permainan magnet alfabeth.Permainan magnet alfabeth merupakan salah satu permainan yang unik dan sangat disukai anak.Permainan ini sangat menantang bagi anak.Dalam konteks ini anak ditantang
untuk dapat menemukan huruf-huruf tertentu dan selanjutnya menempelkannya pada papan yang telah disiapkan. 2.2 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang upaya meningkatkan pengenalan huruf latinmelalui permainan magnet alfabet telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu diantaranya: 1. Eka Dwiyanti tahun 2010 dalam skripsi yang berjudul: Meningkatkan kemampuan mengenal huruf latin melalui penggunaan pias-pias huruf menyimpulkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal huruf latin dapat ditingkatkan dengan menggunakan menggunakan pias-pias huruf. Hal tersebut ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin melalui penelitian yang dilaksanakan selama 2 siklus. Terkait temuan tersebut maka disarankan agar pias-pias huruf dapat digunakan sebagai salah satu media alternative dalam meningkatkan kemampuan anak untuk mengenal huruf
latin. Penelitian ini
menekankan pada penggunaan pias-pias huruf untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin. 2. Hariyati Sumaga tahun 2009 dalam penelitiannya yang berjudul meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin melalui penggunaan media gambar pada anak kelompok B TK Pertiwi. Dalam penelitiannya disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal huruf latin dapat ditingkatkan dengan menggunakan permainan alfabeth. Hasil penelitian tersebut diperoleh melalui pelaksanaan tindakan yang dilakukan selama 2 siklus. Sehubungan dengan temuan tersebut maka perlu upaya guru untuk menggunakan permainan alfabeth dalam meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin. Penelitian ini menekankan pada penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal huruf latin
2.3 Hipotesis Tindakan Memperhatikan permasalahan yang dikaji, maka dirumuskan hipotesis tindakan, yaitu: Jika menggunakan permainan magnet alphabet, maka pengenalan huruf latin pada anak Kelompok B PAUD Anggrek Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo akan meningkat. 2.4 Indikator Kinerja Yang menjadi indikator keberhasilan ini adalah apabila anak yang menjadi subjek penelitian pengenalan huruf latin yang dimilikinya meningkat melalui permainan magnet alphabet dari 5 orang anak atau 25% menjadi 16 Orang anak atau 80% pada anak Kelompok B PAUD Anggrek Kelurahan Hutuo Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo.