BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Kajian Teori
1. Permainan Futsal Sebagai Kegiatan Ektrakurikuler a. Pengertian Historis Permainan Futsal Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya di Brasil. Ketrampilan yang dikembangkan dalam permainan ini dapat dilihat dalam gaya terkenal dunia yang diperlihatkan pemain-pemain Brasil di luar ruangan, pada lapangan berukuran biasa. Pele, bintang terkenal Brasil, contohnya, mengembangkan bakatnya di futsal. Sementara Brasil terus menjadi pusat futsal dunia, permainan ini sekarang dimainkan di bawah perlindungan Fédération Internationale de Football Association di seluruh dunia, dari Eropa hingga Amerika Tengah dan Amerika Utara serta Afrika, Asia, dan Oseania. Pertandingan internasional pertama diadakan pada tahun 1965, Paraguay menjuarai Piala Amerika Selatan pertama. Enam perebutan Piala Amerika Selatan berikutnya diselenggarakan hingga tahun 1979, dan semua gelaran juara disapu habis Brasil. Brasil meneruskan dominasinya dengan meraih Piala Pan Amerika pertama tahun 1980 dan memenangkannya lagi pada perebutan berikutnya tahun 1984. Kejuaraan Dunia Futsal pertama diadakan atas bantuan FIFUSA (sebelum anggota-anggotanya bergabung dengan FIFA pada tahun 1989) di Sao Paulo, Brasil, tahun 1982, berakhir dengan Brasil di posisi pertama. Brasil mengulangi kemenangannya di Kejuaraan Dunia kedua tahun 1985 di Spanyol, tetapi menderita kekalahan dari Paraguay dalam Kejuaraan Dunia ketiga tahun 1988 di Australia. Pertandingan futsal internasional pertama diadakan di AS pada Desember 1985, di Universitas Negeri Sonoma di Rohnert Park, California. Futsal The Rule of The Game. 6
7 Futsal merupakan salah satu olahraga yang populer dalam 6 tahun terakhir ini. Menurut tenang (2008:7), Futsal adalah salah satu olahraga yang begitu kompleks, karena memerlukan teknik dan taktik khusus.. Karakteristik olahraga futsal adalah membutuhkan daya tahan kecepatan, daya tahan kekuatan, dan kelincahan dalam waktu yang relatif lama. b. Futsal di Sekolah sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Perkembangan permaianan futsal sebagai kegiatan ekstrakurikuler di SMP Islam Diponegoro merupakan perkembangan olahraga yang modern. Dalam hal ini terlihat dari salah satu ektrakurikuler yang di gemari siswa terutama siswa laki laki dan hal ini di latar belakangi bahwa siswa masih senang bermain sepak bola yang sekarang menjadi lebih modern menjadi futsal maka futsal dipilih menjadi salah satu ektrakurikuler di SMP Islam Diponegoro. Dengan adanya ekstrakurikuler ini diharapkan menjadi wadah siswa pembinaan olahraga, pembinaan prestasi yang lebih baik dan mengisi waktu luar disekolah dengan hal atau olahraga yang positif. Menurut Lhaksana (2011:17) ada 5 komponen yang dominan dalam latihan fisik untuk olahraga futsal yaitu daya tahan, kecepatan, kekuatan, koordinasi, dan kelincahan. Maka dari itu dibutuhkan tingkat kebugaran jasmani yang baik untuk para pemain futsal. Menurut Handoyo (2010:6) terdapat ciri khas dalam permainan futsal yaitu Kerjasama tim, kecepatan & kelincahan, butuh stamina prima, peranan kiper, kecerdasan, keahlian teknik, total football, hiburan. Sedangkan menurut Halim (2009:78) bahwa permainan futsal membutuhkan kecepatan dalam bermain, maka dari itu dibutuhkan kemampuan kelincahan yang bagus oleh setiap pemain. Maka dari itu dengan perkembangan pengetahuan, perlunya physical build-up, yaitu physical conditioning yang maksudnya adalah pemeliharaan kondisi/keadaan fisik. Kondisi fisik adalah suatu prasyarat yang sangat diperlukan dlmusaha peningkatan prestasi seorang siswa atau atlet, bahkan dapat dikatakan sebagai keperluan dasar yang tidak dapat ditunda.
8 c. Teknik Dasar Dalam Futsal Pada dasarnya teknik dasar pada permainan futsal sama dengan permainan sepak bola,beberapa teknik dasar permainan futsal yaitu: 1) Menendang bola (shooting) 2) Mengontrol bola (controling) 3) Mengumpan bola (passing) 4) Menyundul bola (heading) 5) Menggiring bola (drible) d. Perlengkapan Futsal 1) Lapangan permainan a) Ukuran: panjang 25-42 m x lebar 15-25 m b) Garis batas: garis selebar 8 cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan ; 3m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan c) Daerah penalti: busur berukuran 6 m dari setiap pos d) Garis penalti: 6 m dari titik tengah garis gawang e) Garis penalti kedua: 12 m dari titik tengah garis gawang f) Zona pergantian: daerah 6 m (3 m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan g) Gawang: tinggi 2 m x lebar 3 m h) Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif 2) Bola a) Ukuran: 4 b) Keliling: 62-64 cm c) Berat: 390-430 gram d) Lambungan: 55-65 cm pada pantulan pertama e) Bahan: kulit atau bahan yang cocok lainnya (yaitu, tak berbahaya) 3) Jumlah pemain (per tim) a) Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 5, salah satunya penjaga gawang b) Jumlah pemain minimal untuk mengakhiri pertandingan: 2
9 c) Jumlah pemain cadangan maksimal: 7 d) Jumlah wasit: 2 e) Jumlah hakim garis: 0 f) Batas jumlah pergantian pemain: tak terbatas g) Metode
pergantian:
―pergantian
melayang‖
(semua
pemain
kecuali penjaga gawang boleh memasuki dan meninggalkan lapangan kapan saja; pergantian penjaga gawang hanya dapat dilakukan jika bola tak sedang dimainkan dan dengan persetujuan wasit) 4) Lama permainan a) Lama normal: 2×20 menit b) Lama istiharat: 10 menit c) Lama perpanjangan waktu: 2×10 menit d) Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai e) Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan f) Waktu pergantian babak: maksimal 10 menit. 2. Konsep Kelincahan dan Latihan Sirkuit a. Pengertian Kelincahan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia lincah berarti bergerak, tidak dapat diam, tidak tenang, tidak tetap. Kelincahan merupakan salah satu komponen dalam kebugaran jasmani yang mempunyai peran penting dalam aktivitas sehari-hari terlebih dalam aktivitas olahraga. Kelincahan dibutuhkan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Berkaitan dengan kelincahan, Lutan (2000: 116) kelincahan (agility) adalah ―kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan‖. Menurut Suharno H.P (1985:24) menyatakan bahwa, ‖kelincahan adalah kemampuan gerak atlit untuk mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang dikehendaki‖. Hal senada dikemukakan Suhendro (2004:44) bahwa, ―kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah arah dalam keadaan bergerak‖.
10 Moreno mendefinisikan kelincahan dalam jurnal Classifications of agility (2005:2) kelincahan didefinisikan sebagai kemampuan reaksi fisik dalam berakselerasi dan daya ledak. Adapun klasifikasi kelincahan dalam olahraga adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Classifications of agility (Sumber : Sheppard & Young (2005:3) Berdasarkan pengertian kelincahan yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa, kelincahan merupakan kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak sesuai situasi yang dihadapi tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat dikatakan lincah jika orang tersebut memiliki kemampuan melakukan gerakan dengan kecepatan tinggi dan dengan koordinasi gerak yang baik tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Seseorang yang memiliki kemampuan merubah arah dari satu posisi tertentu ke posisi yang berbeda dengan kecepatan tinggi dan dengan koordinasi yang baik, berarti memiliki kelincahan yang cukup tinggi.
11 b. Komponen dalam kelincahan Dalam
kelincahan
terdapat
komponen
komponen
yang
mempengaruhi tingkat kelincahan seseorang. Menurut Young (2002) mengklasifikasikan komponen kelincahan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Universal agility components (Sumber: Sheppard & Young (2005:3) c. Macam-macam Kelincahan Ditinjau dari keterlibatannya atau perannya dalam beraktivitas, kelincahan dikelompokkan menjadi dua macam yaitu, kelincahan umum dan kelincahan khusus. Berkaitan dengan jenis kelincahan Ismaryati (2008:41) menyatakan bahwa,
―Kelincahan umum merupakan kelincahan gerak
secara umum untuk menghadapi aktivitas olahraga secara umum. Sedangkan kelincahan khusus merupakan kemampuan seseorang untuk menjalankan cabang olahraga khusus sesuai dengan pilihannya‖. Berdasarkan jenis kelincahan tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan umum digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga
secara
umum.
Sedangkan kelincahan khusus
merupakan
12 kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu. Kelincahan yang dibutuhkan memiliki karakteristik tertentu sesuai tuntutan cabang olahraga yang dipelajari. Jika ditinjau dari sudut anatomis kelincahan umum melibatkan gerak seluruh segmen atau bagian tubuh dan kelincahan khusus hanya melibatkan segmen tubuh tertentu. Dengan memiliki kelincahan yang baik akan memiliki mobilitas gerak yang lebih baik pula, sehingga gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. d. Kegunaan Kelincahan Pada Futsal Kelincahan pada prinsipnya berperan untuk aktivitas yang melibatkan gerak tubuh yang berubah-ubah dengan tetap memelihara keseimbangan. Dengan memiliki kelincahan, maka gerakan dapat dilakukan lebih efektif dan efisien. Menurut Suharno HP. (1985:25) kegunaan kelincahan yaitu: 1) 2) 3) 4)
Mengkoordinasikan gerak-gerak ganda. Mempermudah berlatih teknik tinggi. Gerakan dapat efisien dan efektif. Mempermudah daya orientasi dan antisipasi terhadap lawan dan lingkungan bertanding. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, kelincahan
memiliki kegunaan yang cukup besar dalam aktivitas olahraga. Dengan memiliki kelincahan yang baik akan mendukung pencapaian prestasi lebih optimal. Adapun kegunaan kelincahan pada futsal yaitu: 1. Mempermudah pergerakan mengiring bola 2. Mempermudah berlatih teknik tinggi saat mengolah bola. 3. Gerakan dapat efisien dan efektif saat bermain. 4. Mempermudah daya orientasi dan antisipasi terhadap lawan dan lingkungan bertanding. e. Bentuk-bentuk Latihan Kelincahan Adapun bentuk bentuk latihan kelincahan,yaitu latihan mengubah arah tubuh secara berulang ulang. Dengan adanya bentuk latihan diharapkan
13 dapat terbiasa bergerak mengubah posisi tubuh dengan cepat. Bentuk latihannya adalah: 1) Latihan mengubah arah gerak lurus (shutle run). 2) Latihan berlari dengn rintangan berkelok kelok atau zig zag. 3) Latihan mengubah posisi jongkong-berdiri / squat trust. 4) Latihan Ladder Drill. f. Pengertian Latihan Sirkuit Bompa (2009: 3), mengemukakan bahwa latihan merupakan suatu kegiatan olahraga yang sistematis dalam waktu yang panjang, ditingkatkan secara bertahap dan perorangan, bertujuan membentuk manusia yang berfungsi fisiologis dan psikologisnya untuk memenuhi tuntutan tugas. Menurut Fox (1984:124) bahwa latihan adalah suatu program latihan fisik untuk mengembangkan seorang atlit dalam menghadapi pertandingan penting. Peningkatan kemampuan ketrampilan dan kapasitas energi diperhatikan sama. Dalam latihan sirkuit ini jenis bentuk bentuk latihan disetiap pos pos bertujun untuk meningkatkan kelincahan pada siswa. Sirkuit latihan atau sering juga disebut dengan Circuit Training adalah merupakan suatu program latihan yang diciptakan oleh R.E Morgan G.T. Anderson pada tahun 1953, dalam latihan ini terdapat beberapa stasiun atau pos-pos kebugaran jasmani yang dapat dikombinasikan ataupun dipadukan sebagai suatu rangkaian variasi gerakan dari sirkuit latihan, gerakan-gerakan tersebut dapat berupa push up, sit up, dan lain sebagainya dalam Yudiana, dkk (2007:3.16). Sumosardjono (1996:35),menyarankan bahwa dalam mengembangkan program latihan sirkuit harus memperhatikan berikut ini; 1) Sirkuit pendek terdiri dari 6 latihan, normal terdiri 9 latihan dan panjang terdiri 12 latihan. Total lama latihan antara 10-30 menit, biasanya dilakukan tiga putaran. 2) Kebutuhan fisik harus ditingkatkan secara progresif dan perorangan. Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting, beberapa atlet diikutsertakan secara simultan.
14 3) Sirkuit harus disusun untuk otot-otot secara bergantian. 4) Keperluan latihan perlu diatur secara teliti dengan memperhatikan waktu atau jumlah ulangan yang dilakukan. 5) Meningkatkan unsur-unsur latihan, waktu untuk melakukan sirkuit dapat dikurangi tanpa mengubah jumlah ulangan atau beban, atau menambah beban atau jumlah ulangan. 6) Karena satu set terdiri dari pos-pos, maka disusun latihan yang penting, beberapa atlet diikutsertakan secara simultan. 7) Interval istirahat diantara sirkuit kira-kira dua menit tetapi dapat berubah sesuai dengan kebutuhan atlet. Metode denyut nadi dapat digunakan untuk menghitung interval istirahat. Jika jumlah nadi di bawah 120 kali, sirkuit lanjutan dapat dimulai. Adapun keuntungan berlatih dengan model latihan sirkuit menurut Yudiana,dkk (2012:13) diantaranya adalah: 1) Melatih kekuatan jantung dan menurunkan tekanan darah sama baiknya dengan latihan aerobik. 2) Meningkatkan berbagai komponen kondisi fisik secara serempak dalam waktu yang relatif singkat. 3) Ketahanan, daya tahan otot akan terlatih dan kemampuan adaptasi meningkat. 4) Setiap atlet dapat berlatih sesuai kemajuan masing-masing. 5) Setiap atlet dapat mengobservasi dan menilai kemajuanya sendiri. 6) Tidak memerlukan alat gym yang mahal. 7) Dapat disesuaikan diberbagai area atau tempat latihan. 8) Latihan mudah diawasi. 9) Hemat waktu dan dapat dilakukan oleh banyak orang sekaligus. Sedangkan menurut Sumosardjono (1996:34) keuntungan berlatih dengan model latihan sirkuit adalah: 1) Memungkinkan kelompok yang besar berlatih pada ruangan yang kecil dan hanya membutuhkan alat tertentu. 2) Semua atlet berlatih pada waktu yang sama, berlatih dengan beban berat dalam waktu yang relatif singkat. 3) Beban latihan serta penambahanya mudah ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Meskipun latihan sirkuit sangat cocok untuk mengembangkan daya tahan kekuatan atau ketahanan otot lokal, akan tetapi hal ini kurang cocok untuk membangun masa otot. Latihan sirkuit akan memberikan hasil yang kurang dalam cara kekuatan maksimal dibandingkan langsung memberikan latihan beban. kelemahannya lain adalah beban latihan tidak bisa diatur
15 secara optimal sesuai dengan beban pada latihan khusus. Maka setiap unsur fisik tidak dapat berkembang secara maksimal, kecuali stamina. (Yunyun Y. 2012:16). g. Dosis Latihan Penentuan dosis latihan adalah menetapkan tentang ukuran beban latihan yang harus dilakukan oleh atlet untuk jangka waktu tertentu. Ada dua bentuk dosis latihan yaitu dosis ekternal dan dosis internal. Untuk menyusun program latihan yang benar, seorang pelatih perlu mengenal karakteristik dosis eksternal. Komponen dosis ekternal adalah volume yaitu jumlah kerja yang ditampilkan selama satu sesi latihan atau suatu fase latihan. Menurut Bompa (2009:82), Volume latihan dapat berupa durasi, jarak tempuh dan jumlah pengulangan/repetisi. Beban latihan dapat dikatakan sebagai dosis latihan fisik. Yang dimaksud dosis latihan antara lain: 1) Intensitas latihan dapat diartikan sebagai kualitas beban (ringan, sedang, berat atau low moderate, sub maximal, maximal, super maximal), 2) Frekuensi latihan merupakan jumlah kejadian/ulangan, 3) Durasi latihan diartikan sebagai lamanya latihan dilaksanakan. Durasi latihan juga akan mempengaruhi perubahan adaptasi tubuh, 4) Jenis latihan atau bentuk latihan. Yang dimaksud jenis adalah karakteristik latihan dari intensitas, frekuensi dan durasi latihan Fox (1984:131). h. Prinsip-Prinsip Dasar Latihan Program latihan hendaknya menerapkan prinsip-prinsip dasar latihan guna mencapai kinerja fisik yang maksimal bagi seseorang. Prinsipprinsip dasar latihan yang secara umum harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Prinsip beban berlebih (the overload principles). Fox (1984:124) mengemukakan bahwa intensitas kerja harus bertambah secara bertahap melebihi ketentuan program latihan merupakan kapasitas kebugaranyang bertambah baik. Bompa (2009:38), mengemukakan
16 bahwa pemberian beban latihan yangmelebihi kebiasaan kegiatan seharihari secara teratur. Hal itu bertujuan agar sistemfisiologis dapat menyesuaikan dengan tuntutan fungsi yang dibutuhkan untuk tingkat kemampuan tinggi. 2) Prinsip kekhususan (the principles of specificity). Pendapat Fox (1984:126) dikemukakan bahwa Latihan harus bersifat khusus sesuai dengan kebutuhan olahraga dan pertandingan yang akan dilakukan. Perubahan anatomis dan fisiologis dikaitkan dengan kebutuhanolahraga dan pertandingan tersebut . 3) Prinsip beban latihan meningkat bertahap (the tprinciples of progressive increase load). Seseorang yang melakukan latihan, pemberian beban harus ditingkatkan secarabertahap, teratur dan ajeg hingga mencapai beban maksimum 4) Prinsip Kembali Asal (the principles of reversibility). Menurut Irianto (2002:43) bahwa kebugaran yang telah dicapai seseorang akan berangsur angsur menurun bahkan bisa hilang sama sekali, jika latihan tidak dikerjakan secara teratur dengan takaran yang tepat. i. Komponen dalam Latihan Setiap kegiatan olahraga yang dilakukan seorang atlet, akan mengarah kepada sejumlah perubahan yang bersifat anatomis, fisiologis, biokimia dan kejiwaan. Efisiensi dari suatu kegiatan merupakan akibat dari waktu yang dipakai, jarak yang ditempuh dan jarak pengulangan (volume) beban dan kecepatannya intensitas, serta frekuensi penampilan (densitas). Apabila seorang pelatih merencanakan suatu latihan yang dinamis, maka harus mempertimbangkan semua aspek yang menjadi komponen latihan tersebut diatas. Komponen latihan merupakan kunci atau hal penting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan dosis dan beban latihan. Selain itu komponen latihan dalah sebagai tolok ukur yang snagat menentukan
17 untuk tercapai atau tidaknya suatu tujuan latihan yang disusun dan dilaksanakan. Menurut Bompa (2009:79) bahwa komponen dalam latihan meliputi volume latihan (durasi, jarak, repetisi, jumlah beban), intensitas, densitas (frekuensi). Semua komponen dibuat sedemikian ddalam berbagai model yang sesuai dengan karakteristik fungsional dan ciri kejiwaan dari cabanng olahraga yang dipelajari. Sepanjang fase latihan, pelatih harus menentukan tujuan latihan secara pasti, komponen mana yang menjadi tekanan latihan dalam mencapai tujuan penampilannya yang telah direncanakan. Cabang olahraga yang banyak menentukan ketrampilan yang tinggi, maka kompleksitas latihan merupakan hal yang sangat diutamakan. Untuk lebih jelasnya komponen-komponen latihan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1) Tipe Latihan Setiap kita melakukan latihan pasti kita menemui jenis latihan seperti latihan kekuatan, kecepatan, daya tahan dan lain-lain. Dan tipe latihan adalah yang bersangkutan dengan jenis latihan diatas. Maka setiap kita melakukan latihan atau disetiap sesi latihan apa yang kita kerjakan pasti dan harus menggambarkan tipe latihan. Seperti yang dikemukakan Purnama (2010:67) ―kalau sesi itu untuk tujuan kecepatan maka tipe latihan kecepatan salah satunya adalah sprint, kalau untuk kekuatan maka tipe latihannya adalah weight training‖. Dengan pernyataan diatas maka tipe latihan adalah bentuk latihan yang mewakili jenis-jenis latihan. 2) Frekuensi Latihan Frekuensi latihan adalah jumlah waktu ulangan beberapa kali latihan di kerjakan setiap sesi atau minggunya. Menurut Dalam hal ini, E.L Fox dalam buku Sajoto (1995:70) menyatakan bahawa frekuensi 3/5 per minggu ,tetapi penting lama latihannya adalah
18 antara 4-8 minggu. Frekuensi latihan berhubungan erat dengan intensitas latihan dan lama latihan. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa latihan paling sedikit tiga hari per minggu agar hasil latihan tetapterjaga. Hal ini disebabkan ketahanan seseorang akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan. Jadi diusahakan sebelum ketahanan menurun, harus sudah berlatih lagi. 3) Intensitas Latihan Intensitas latihan merupakan salah satu komponen yang sangat penting. Lebih banyak kerja yang dilakukan dalam satuan waktu akan lebih tinggi pula intensitasnya. Menurut Bompa (2009:72) Intensitas latihan adalah takaran yang menunjukkan kadar atau tingkatan pengeluaran energi atlet dalam aktivitas jasmani yang baik dalam latihan maupun pertandingan tertentu‖. Maka semakin tinggi tinggi tingkat kerjanya semakin tinggi pula intensitas latihannya. Dengan demikian intensitas tinggi tidak dinilai dari jarak tempuh atau lamanya sesi latihan. Hasil latihan dapat dicapai secara optimal, maka intensitas latihan yang diberikan tidak boleh terlalu tinggi atau terlalu rendah. Intensitas yang berlebih bias mengakibatkan cedera, sebaliknya jika terlalu rendah maka pengaruh yang ditimbulkan sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali. 4) Volume Latihan Volume latihan adalah beban latihan yang biasa dinyatakan dengan satuan jarak, jumlah beberapa elemen jenis latihan, total waktu latihan,beban berat yang diangkat, jumlah set dalam latihan interval dan sirkuit sebagai ukuran rangsangan motorik dalam suatu unit latihan. Menurut Bomba (2009:70) Sebagai komponen utama, ―volume latihan merupakan bagian penting dalam latihan, baik untuk latihan fisik, teknik maupun taktik ‖. Sedangkan pengertian volume
19 latihan adalah banyaknya beban latihan dan materi latihan yang dilakukan ssecara aktif . 5) Densitas Latihan Densitas latihan dapat diartikan sebagai kepadatan latihan atau Frekuensi di mana seorang atlet melakukan serangkaian pengulangan kerja per unit waktu (Bompa, 2009:90). Dengan demikian densitas berkaitan dengan suatu hubungan yang dinyatakan dalam waktu antara akan mengarah kepada pencapaian rasio optimal antara rangsangan latihan dan pemulihan. 6) Kompleksitas Latihan Kompleksitas dikaitkan pada kerumitan bentuk latihan yang dilaksanakan
dalam
latihan.
Menurut
Bompa
(2009:84)
Kompleksitas dari suatu keterampilan membutuhkan koordinasi, dapat menjadi penyebab penting dalam menambah intensitas latihan.. Semakin sulit bentuk laatihan semakin besar juga perbedaan individual serta efisiensi mekanismenya. 3. Latihan Konvensional Latihan secara konvensional adalah latihan seperti biasa yang dilakukan seorang guru atau pelatih dimana informasi dan transformasi ilmu tanpa memandang faktor penyebab peningkatan kemampuan. Jenis latihan biasanya drill atau latihan dengan pengulangan, pelatih memberikan perintah dan tugas kepada siswa, dalam hal ini bentuk pemberian latihan gerakan yang diberikan oleh pelatih kemudian siswa hanya menerima penjelasan bentuk gerakan-gerakan atau simulasi dan
kemudian siswa
melakukan demontrasikan gerakan dan hal ini cenderung mengakibatkan siswa menjadi pasif terhadap latihan dan kurangnya timbal balik antara pelatih dengan siswa. Mengakibatkan siswa malas berlatih atau dan hal ini cenderung mengakibatkan siswa cenderung sekedar melakukan gerakan dan kebanyakan siswa tidak berani bertanya tentang bentuk latihan yang belum dimengerti.
20 Keuntungan latihan konvensional antara lain: (1)siswa memiliki kesempatan yang sama untuk mendengarkan penjelasan pelatih,(2)jenis latihan lebih fleksibel. Sedangkan kelemahan latihan konvensional antara lain: (1)latihan terkesan membosankan, (2)siswa pasif karena hanya mendengar dan melakukan perintah pelatih, (3)mahasiswa melakukan gerakan tanpa pemahaman. Didalam hal ini kelompok eksperimen memiliki perbedaan dengan kelompok konvensional. Perbedaan antara kelompok eksperimen menggunakan latihan sirkuit dengan kelompok kontrol dengan latihan konvensional Tabel 2.1 Perbedaan latihan kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol Perbedaan latihan kelompok eksperimen & kelompok kontrol Latihan Sirkuit Latihan Konvensional Variasi latihan banyak Karena Variasi latihan seperti biasa yaitu pelatih menjelaskan teori/ceramah terdapat beberapa pos Siswa cenderung semngat dalam Siswa cenderung melakukan gerakan melakukan gerakan
sekedar
Latihan direncanakan dengan baik Latihan biasanya belum tersusun dan sistematis dan terencana hanya melakukan Jenis latihan dan siswa menjadi latihan seperti bisa heterogen karena terbagi pos pos
Latihan homogen, siswa melakukan latihan seperti biasa. Pelatih memperhatikan langsung setiap gerakan yang dilakukan Pelatih tidak memperhatikan siswa dalam berbagai pos latihan setiap individu Penekanan tidak hanya Penekanan hanya penyelesaian penyelesaian latihan tapi tugas latihan penambahan beban latihan Tidak adanya target latihan dan Adanya target latihan dalam latihan tidak terstruktur/ tidak setiap individu dan latihan direncanakan. terstruktur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yatu kebiasaan, mendefinisikan bahwa pendekatan konvensional ditandai oleh pelatih/guru mengajar bahan ajar kebiasaan yang dilakukan dari dulu dan lebih banyak
21 tentang konsep konsep bukan kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui bukan mampu untukmelakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran atau latihan siswa lebih banyak mendengarkan. Disini terlihat bahwa pendekatan konvensional
yang di maksud adalah proses
pembelajaran atau latihan yang lebih di dominasi oleh guru/pelatih sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif. Berdasarkan penjelasan diatas,maka pendekatan konvensional dapat dikatakan pendekatan yang berpusat pada guru atau pelatih, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa. Maka dari itu pelatih maupun guru dituntuk menguasai berbagai model latihan maupun pembelajaran, dimana melalui model yang lebih banyak digunakan memberikan nilai tambah bagi siswa. 4. Pengaruh Latihan Sirkuit Terhadap Kelincahan Latihan sirkuit adalah suatu bentuk latihan yang terdiri atas rangkaian latihan yang berurutan, dirancang untuk mengembangkan kebugaran fisik dan keterampilan yang berhubungan dengan olahraga tertentu. Sejalan dengan pendapat-pendapaat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan sirkuit berpengaruh terhadap kelincahan karena dalam latihan sirkuit dapat meningkatkan berbagai komponen-komponen kebugaran fisik yaitu kekuatan otot, ketahanan otot, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, dan ketahanan jantung paru. Latihan Sirkuit untuk dapat melatih atau berlatih secara efisien adalah melalui latihan sirkuit. Karena dalam latihan sirkuit ini akan tercakup unsur-unsur yang terlatih, seperti Kekuatan otot, ketahanan otot, kelentukan, kelincahan, keseimbangan, dan ketahanan jantung-paru. Dan latihan-latihan ini harus merupakan siklus, sehingga tidak membosankan. Dalam satu sirkuit biasanya ada 6 sampai 15 pos. Latihan sirkuit ini sangat bermanfaat apabila ketersediaan waktu untuk pembinaan kondisi fisik secara menyeluruh kurang memadai. Misalnya waktu yang tersedia untuk mempersiapkan diri menjelang suatu
22 pertandingan hanyalah 1 - 2 bulan saja. Sudah jelas waktu yang sebegitu, kurang memadai untuk pembinaan kondisi fisik, maka dari itu latihan sirkuit merupakan latihan alternatif untuk mengkondisikan program latihan dengan ketersediaan waktu yang kurang tersebut. Latihan
sirkuit
merupakan
sistim
latihan
yang
dapat
mengembangkan secara serempak fitnes keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen kelincahan dan komponen-komponen fisik lainnya. Pelaksanaan latihan sirkuit didasarkan pada asumsi bahwa seorang atlet akan dapat memperkembangkan kekuatannya, daya tahannya, kelincahannya, total fitnesnya dengan jalan : melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam jangka waktu tertentumelakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan dalam waktu yang singkat. Dalam melakukan latihan sirkuit biasanya digunakan beberapa pos sesuai dengan kebutuhan misalnya latihan sirkuit dengan B pos. Kemudian dapat ditentukan variasi latihannya, misalnya dalam setiap pos latihan harus dilakukan sekian repetisi, atau melakukan repetisi sebanyak-banyaknya dalam waktu tertentu misalnya 30 detik. Setelah selesai berpindah ke pos lain dan dilakukan dengan cepat. Setiap pelatih dapat membuat kreasi sendiri mengenai jumlah pos yang akan digunakan dan bentuk latihan apa yang dilakukan pada masing-masing pos. 5. Pengaruh Latihan Anaerobik terhadap Kelincahan Tubuh akan bereaksi terhadap beban latihan dengan meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi beban tersebut. Adaptasi terjadi selama periode pemulihan setelah setiap sesi latihan. Kecepatan adaptasi tergantung pada besar, intensitas, dan frekuensi latihan tiap sesi. Waktu adaptasi latihan anaerobik atau latihan intensitas tinggi lebih cepat daripada latihan aerobik. kedua latihan tersebut menghasilkan adaptasi yang sama. Latihan anaerobik melibatkan aktivitas neuron motorik (saraf dan otot yang diinervasi oleh saraf tersebut), faktor metabolik (seperti pemulihan fosfokreatin), penggunaan substrat (tingkat pembebasan ATP
23 melalui sistem ATP-CP dan glikolisis), serta pola gaya-kecepatan yang mempengaruhi aktivasi otot. Sehingga latihan anaerobik menghasilkan adaptasi neurologis, adaptasi metabolik, dan adaptasi fisiologis otot yang spesifik. Adaptasi neurologis terjadi setelah latihan anaerobik secara teratur. Adaptasi neurologis menyebabkan peningkatan kecepatan transmisi impuls saraf dari korteks motorik ke tautan neuromuskular di otot.. Adaptasi pada neuron motoris adalah berupa peningkatan kekuatan dan gaya otot-otot agonis akibat peningkatan jumlah neuron-neuron yang terlibat, peningkatan sinkronisasi dan tingkat aliran neuron, dan penurunan aktivitas antagonis. Pengaruh latihan anaerobik terhadap kondisi fisik yaitu dapat memberikan perubahan fisiologi yaitu Perubahan efek dari latihan dalam fox (1988:324) menjelaskan bahwa: a. Perubahan Biokimia, didalam perubahan biokimia terdapat tiga inti yaitu perubahan aerobik, perubahan anaerobik, dan perubahan otot relatif cepat dan lambat antara lain: 1) Perubahan aerobik, perubahan yang terjadi pada sistem aerobik setelah latihan yatu Meningkatkan kandungan myoglobin dan peningkatan glikogen 2) Perubahan anaerobik, prubahan yang terjadi pada sistem aerobik setelah latihan yaitu eningkatan kapasitas dari phospagenp, eningkatan kapasitas glikotik, peningkatan tingkat ATP dan PC 3) perubahan otot relatif cepat dan lambat,perubahan yang terjadi pada sistem aerobik setelah latihan yatu peningakatanterjadi pada tipe serabut otot dan efek latihan tidak dapat mengubah konversi otot b. Perubahan sistematis, didalam perubahan sistematis terdapat tiga inti yaitu sistem peredaran darah, pernapasan dan trasport oksigen sistem: 1) sistem peredaran darah, pernapasan perubahan ukuran jantung, detak jantung yang menurun, stroke volume meningkat,
24 meningkatan volume darah dan hemoglobin, perubahan dalam otot rangka 2) Perubahan Respiratory yaitu peningkatan dalam VO2 maxdan atlet cenderung memiliki kapasitas difusi yang lebih besar saat istirahat dan selama latihan dibandingkan non atlet 3) Perubahan Lain, selain perubahan biokimia dan perubahan dalam sistem kardiorespirasi, pelatihan menghasilkan perubahan penting lainnya. Yaitu komposisi tubuh, Perubahan komposisi tubuh yang disebabkan oleh pelatihan adalah sebagai berikut: (a) penurunan lemak tubuh total, (b) tidak ada perubahan atau sedikit peningkatan bobot tubuh total, dan (c) penurunan berat badan kecil di total. kolesterol darah dan trigliserida, program latihan teratur menyebabkan penurunan baik kolesterol darah dan trigliserida. tekanan darah, Mengikuti pelatihan, tekanan darah pada beban kerja mutlak yang sama lebih rendah dibandingkan
sebelum
pelatihan.
aklimatisasi
panas,
aklimatisasi panas melibatkan penyesuaian fisiologis yang memungkinkan kita untuk bekerja lebih nyaman dalam panas. Dari penjelasan diatas menunjukkan bahwa waktu adaptasi latihan anaerobik atau latihan intensitas tinggi lebih cepat daripada latihan aerobik dan dalam setiap latihan akan mempengaruhi kondisi fisik
tersebut
menghasilkan adaptasi yang sama. Maka dalam adaptasi terjadi selama periode pemulihan setelah setiap sesi latihan. Kecepatan adaptasi tergantung pada besar, intensitas, dan frekuensi latihan tiap sesi. Waktu adaptasi latihan anaerobik atau latihan intensitas tinggi lebih cepat daripada latihan aerobik. kedua latihan tersebut menghasilkan adaptasi yang sama.
25 6. Analisis Kinetik Pada kelincahan a. General Kinetik Menurut Wirasamita (2013:218) bependapat bahwa ―Kinetik olahraga adalah kajian tentang tenaga yang menciptakan gerak, dan mengubah kedudukan pada suatu tempat karena alasan tertentu ketika berolahraga‖. Mencangkup pengertian dasar tentang gerak manusia dan mempengaruhi strukturnya yang mempengaruhi gerak. Hal ini penting untuk melengkapi kegiatan yang tepat serta menyempurnakan kemampuan dalam analisis kinetik pada olahraga. Gerak efisien adalah gerak yang menopang keberhasilan penampilan olahraga. Kesempurnaan dari keterampilan olahraga yang sangat tinggi tergantung kemampuan menerapkan prinsip-prinsip kinetik. Keterampilan olahraga memerlukan gerak yang kompleks yaitu luasnya tubuh untuk bergerak maupun dapat melakukan gerak dari susunan skeletal muscles. Tingkat penampilan olahragawan seringkali dibatasi oleh terbatasinya gerak otot kerangka. Pengetahuan ini dapat dipergunakan untuk menyusun aktivitas yang dapat dipergunakan untuk dasar keputusan gerak. Tubuh yang sedang bergerak memiliki tiga ciri umum yang berpengaruh
kuat
pada
penampilan
olahraga,
yaitu
kecepatan,
percepatan,dan daya gerak. Hubungan factor-faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam mengevaliasi keterampilan olahraga. Karakteristik setiap cabang olahraga satu dengan yang lainya memiliki keunikan sendiri, dengan demikian sajian model latihan pun harus digelar sebagaimana kebutuhan dan kesuaian setiap gerakan yang ditampilkan. Kajian ilmu urai, pembahasan analisis lebih difokuskan pada dimensi struktur kerangkan dan kaki tubuh. Dasar pengetahuan ilmu urai yang harus dimiliki, diantaranya terkait erat dengan osteology dan arthrology yang banyak mengupas tentang tulang dan persendian. Agar lebih runtut berikut ini secara sistematik analisis akan diarahkan mulai dari tahap persiapan (preparation), pelaksanaan
26 (execution), dan sikap akhir (follow through). Memehami analisis gerak dan suatu teknik, dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Mengetahui dahulu tentang pola umum gerakan (general pattern movement) 2) Mengetahui kelompok persendian dan gerakan apa yang dilakukannya. 3) Mengetahui oto-otot yang terlibat pada gerakan tersebut, baik yang bersifat agonis, sinergis, stabilizer, maupun neutralizer. 4) Mengetahui bagaimana cara melatih otot-otot tersebut. Oleh karenanya beberapa segmen tubuh yang berperan besar terhadap posisi ideal dan akan memberikan vitalitas yang tinggi perlu diuraikan lebih lanjut. Posisi dan struktur tubuh yang ideal akan menjadi konsep dan mendasari tingkah laku berfikir tentang sikap, keterampilan, konsep sehat. Semua ini mempengaruhi psikis (psychological comfort) : tidak ada konflik, tidak ada stress, tidak ada ketegangan sehingga memberikan kebahagiaan hidup. b. Gerak Manusia Gerak manusia dapat diamati karena adanya perubahan posisi dari tubuh atau anggota tubuh dalam ruang dan waktu. Semua bentuk gerakan terjadi karena dipengaruhi oleh sejumlah gaya. Gaya disini tidak lain adalah kontraksi otot ada tiga unsur yang menyebabkan terjadinya gerakan, yaitu: 1) Tulang sebagai alat penggerak 2) Persendian yang memungkinkan terjadinya gerakan 3) Otot sebagai sumber penggerak Contoh dalam penyajian sistematika analisis kinetik berlari atas dengan tahapan sebagai berikut: Tentu saja otot yang paling banyak digunakan ketika kita berlari adalah otot kaki. Pada dasarnya ada 3 tipe otot yang bekerja saat lari: 1) Otot Primer
27 Bagian otot kaki yang termasuk kategori Primer dalam mendukung aktifitas lari adalah:
Gambar 2.3 Otot Kaki (Sumber: http://v2.dunialari.com) a) Otot quadriceps femoris seringkali disebut quadriceps atau quadriceps extensor atau singkatnya quads adalah gabungan dari beberapa otot lagi di bagian depan paha, yaitu: Otot rectus femoris, Otot vastus medialis, Otot vastus lateralis, Otot vastus intermedius. Kelompok otot quads mengaktifkan 2 sendi – sendi pinggul dan sendi lutut – terutama untuk menekuk pinggul (membungkuk) dan meluruskan lutut. b) Otot hamstring terdiri dari 4 otot di belakang paha, yaitu: Otot semitendinosus, Otot semimembranosus, Otot biceps femoris long head, Otot biceps femoris short head. Keempat otot ini mengaktifkan sendi lutut, terutama untuk gerakan menekuk lutut. c) Otot gluteus maximus adalah salah satu dari tiga otot gluteal, dan merupakan yang terbesar dari ketiganya. Otot ini berperan sebagai pembentuk bokong. Fungsi utama dari gluteus maximus adalah untuk menjaga bagian belakang tubuh tetap tegap, atau untuk mendorong kedudukan pinggul ke posisi yang tepat. Ini sebabnya spesies primata lain memiliki bentuk bokong lebih rata dibanding manusia.
28
Gambar 2.4 Bentuk Pinggul (Sumber: http://v2.dunialari.com) d) Otot iliopsoas — atau disebut juga hip flexors — terdiri dari 2 otot yaitu Otot iliacus dan Otot psoas major. Otot iliacus memiliki jenjang yang lebih pendek dibanding psoas major dan bermula dari iliac fossa bagian dari ilium (di ujung panggul) dan menempel pada femur (tulang paha). Otot psoas major bermula dari vertebra T-12 sampai L-5 (dari tulang belakang) dan juga menempel pada femur. Kelompok otot iliopsoas dengan psoas major sebagai pemain utama mendukung gerakan lekukan pinggul. e) Otot betis — atau triceps surae — merupakan kelompok otot yang terdiri dari Otot gastrocnemius dan Otot soleus. Tujuan dari otot betis adalah untuk menekuk plantaris pergelangan kaki dan lutut. 2) Otot Pendukung Bagian otot kaki yang termasuk kategori Pendukung dalam berlari adalah: a) Otot biceps brachii — atau lebih dikenal dengan sebutan biceps — adalah otot lengan bagian atas yang berfungsi memutar lengan bawah dan menekuk siku. Karena berlari akan lebih efisien bila dilakukan dengan siku ditekuk, maka otot biceps brachii mendukung aktifitas lari.
29 b) Otot perut atas dan otot perut bawah menguatkan pusat tubuh (core). Pelari membutuhkan pusat tubuh yang kuat untuk menjaga postur – hal ini penting untuk memaksimalkan performa dan mencegah cidera. Karena aktifitas lari menimbulkan banyak rotasi tulang belakang, dibutuhkan otot perut atas dan bawah yang kuat untuk stabilisasi tulang belakang dan meminimalkan pembuangan energi pada saat perpindahan tenaga ke bagian ekstremitas tubuh (kaki dan tangan). 3) Otot Tambahan Ada yang berpendapat otot tambahan tidak diperlukan dalam berlari, namun ada juga yang beranggapan seluruh tubuh bekerja ketika kita berlari. Sebagian dari otot-otot tubuh bagian lain yang dianggap membantu aktifitas lari adalah Otot intercostals eksternal membantu pernarikan napas dan Otot intercostals internal membantu pembuangan napas. Ada otot lain yang dapat diikutsertakan dalam kategori otot tambahan, contoh adalah kelompok otot yang menopang kepala agar tetap tegak ketika kita berlari. 7. Meningkatkan Kelincahan Dengan Bentuk Latihan Sirkuit Menurut Muhajir (2006: 159), ’’Bentuk-bentuk latihan dalam sirkuit adalah kombinasi dari semua unsur fisik. Latihan-latihannya bisa berupa lari naik turun tangga, lari kesamping, ke belakang, melempar bola, memukul bola dengan raket, melompat, berbagai latihan beban, dan sebagainya‖. Bentuk-bentuk latihannya biasanya disusun dalam lingkaran. Bentuk latihan Sirkuit merupakan suatu wahana yang menantang anak dengan aktivitas sirkuit keterampilan, merupakan cara yang sangat baik untuk mendorong dan meningkatkan keterlibatan di dalam rentang keterampilan yang luas. Kecerdikan dan kreativitas pelatih akan dapat mendesain suatu sirkuit yang paling cocok untuk cabang-cabang olahraga tertentu, misalnya cang olahraga futsal. Latihan sirkuit merupakan bentuk latihan yang dapat
30 dilakukan kapan saja dan untuk cabang olahraga apa saja. Konsep sirkuit bukan merupakan hal yang baru. pelatihdapat menggunakan sirkuit ini dalam melatih. Cara Melakukan Sirkuit Meningkatkan Kelincahan Berikut adalah cara melakukan latihan Sirkuit: a)
Dalam suatu daerah atau area tertentu ditentukan beberapa pos yaitu sampai 6 pos.
b) Di setiap pos, siswa atau atlet diharuskan melakukan suatu bentuk latihan dalam satu rangkaian penuh. c)
Bentuk-bentuk latihan setiap pos adalah squat trust,20 yard shutle run,lari zig zag, X-Pattern Multiskiil, Five cone Snake Drill dan Slalom jump (ladder drill). Di bawah ini merupakan gambar rancangan konsep latihan sirkuit
yang diharapkan dapat meningkatkan kelincahan dengan setiap pos:
1.Squat Trust 6.Slalom jump (ladder drill)
2.
20Yard Shutle run
5. Five cone Snake Drill
3.Lari zig zag 4.XPattern Multi skiil
Gambar 2.5 Skema latihan Sirkuit
31 Berikut ini adalah latihan meningkatkan kelincahan dengan menggunakan latihan sirkuit: a) Melakukan Squat trust (pos 1) Cara melakukan: 1. Dalam pos pertama ini siswa melakukan gerakan squat trust dengan beberapa kali. 2. Siswa dari posisi berdiri lalu duduk, berbaring dan sikap akhir berdiri kembali.
Gambar 2.6 Squat trust (Sumber: http://synergyweightlossblog.com ) b) Melakukan 20-Yard Shutle run (pos 2) Cara melakukan: 1. Setelah siswa melakukan squat trust dari pos 1,siswa ke pos dua yaitu melakukan lari bolak balik 20-Yard Shutle run. 2. Panjang
lapangan
10
dengan
beberapa kali repetisi. 3. Siswa start dari tengah lari ke garis ujung kanan,kemudian lari ke garis ujung kiri dan finish kembali ke tengah.
Gambar 2.7 20 yard Shutle Run (Sumber: Brown, Lee E & Ferrigno, Vance A,2005:79)
32
c) Melakukan lari Zig zag (pos 3) Cara melakukan: 1. Setelah siswa melakukan squat trust dari pos 2,siswa ke pos 3 yaitu melakukan lari zig zag. 2. Panjang
lapangan
9m
dengan
dengan jarak antar cone 0,9 m beberapa kali repetisi.
Gambar 2.8 lari zig zag (Sumber : Brown, Lee E & Ferrigno, Vance A,2005:94)
d) Melakukan X-Pattern Multiskiil (pos 4) Cara melakukan: 1. Setelah siswa melakukan squat trust dari pos 3,siswa ke pos 4 yaitu melakukan X-Pattern Multiskiil. 2. Panjang lapangan 9 m antar cone. 3. Siwa melakukan lari dengan cara menyilang. 4. Siswa lari dari cone 4 silang ke cone 1 kemudian lari ke cone 2 ,setelah cone 2 ke cone 3 kembali ke cone 4.
Gambar 2.9 X-Pattern Multiskiil (Sumber : Brown, Lee E & Ferrigno, Vance A,2005:91)
33
e) Melakukan Five cone Snake Drill (pos 5) Cara Melakukan: 1. Setelah siswa melakukan X-Pattern Multiskiil
dari
pos
4
siswa
melakukan Five cone Snake Drill . 2. Panjang lapangan 9 m, siswa berlari dari cone 1 ke cone 2 setelah itu berlari ke cone 3 melewati cone di tengah kemudian berlari ke cone 4 dan finish kembali ke cone 1 melewati cone yng di tengah
Gambar 2.10 Five cone Snake Drill (Sumber : Brown, Lee E & Ferrigno, Vance A,2005:101)
f) Melakukan Ladder drill (pos 6) Cara melakukan: (1) Setelah siswa melakukan squat trust dari pos 4,siswa ke pos terakhir yaitu melakukan ladder drill. (2) Panjang
lapangan
5m
beberapa kali repetisi.
Gambar 2.11 Ladder drill (Sumber: agilityladder-1247534190-phpapp02.pdf )
dengan
34 Dalam mengajar dengan latihan sirkuit seperti gambar di atas, diperlukan kreativitas guru dalam mengajar. Penerapan latihan di atas adalah tentang menekankan unsur latihan kelincahan. Dalam mengajar latihan sirkuit perlu memperhatikan dan menciptakan berbagai variasi, termasuk mengembangkan keterampilan gerak anak. Di dalam program semacam ini anak akan memperoleh suatu landasan keterampilan gerak yang memungkinkan anak berpartisipasi dengan baik. Jika anak telah memperoleh prasayarat keterampilan permainan, maka olahraga menjadi suatu alternative pengisi waktu luang yang menarik dalam kehidupan anak. Namun olahraga yang membutuhkan tingkat penguasaan teknik yang tinggi belum sesuai untuk kebanyakan anak. 8. Hakikat Ekstrakurikuler a. Pengertian Ekstrakurikuler Futsal Istilah ekstrakurikuler, sebagai kegiatan penyaluran minat dan bakat bagi siswa diluar jam sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan disekolah atau dilingkungan masyarakat untuk menunjang program pengajaran. Selain itu, menurut Permendiknas no 22 tahun 2006 menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan program pilihan. Sedangkan ekstrakurikuler olahraga adalah suatu kegiatan latihan cabang olahraga tertentu yang diakomodir sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaiatan dengan progam kokurikuler dan intrakurikuler. kegiatan ekstrakurikuler di SMP islam Diponegoro ini dapat di jadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan salah satunya adalah ekstrakurikuler futsal. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang di ikuti oleh siswa b. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler Ada empat fungsi kegiatan ekstrakurikuler, yaitu:
35 1) Pengembangan Mengembangkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan potensi, bakat dan minatnya. 2) Sosial Kegiatan ekstrakulrikuler memberikan komunitas tersendiri bagi para pesertanya karena didalamnya terjadi interaksi sosial. Interaksi sosial yang muncul dalam kegiatan ekstra kurikuler dapat mengembangkan kemampuan dan tanggung jawab sosial peserta didik. 3) Rekreatif Mengembangkan
suasana
rileks,
menggembirakan
dan
menyenangkan yang menunjang proses perkembangan siswa. 4) Persiapan Karir Hal ini terutama terjadi pada peserta didik yang mempunyai cita-cita menjadi olahragawan professional. c. Manfaat Kegiatan Ekstrakurikuler Adapun manfaat kegiatan ekstrakurikuler yaitu: 1) Menjadi media untuk memanfaatkan waktu luang secara positif. 2) Menjadi media bagi siswa untuk menyalurkan energy secara positif. 3) Meningkatkan kebugaran jasmani siswa. 4) Meningkatkan harga diri dan kepercayaan siswa. 5) Meningkatkan kemampuan bersosialisasi dan berkomunikasi.
B. Kerangka Berpikir Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan melalui aktifitas jasmani, bermain dan berolahraga yang dilakukan secara terarah, sistematis dan terencana memberikan kesempatan kepada siswa secara langsung untuk terlibat dalam proses pengalaman pembelajaran. Pengalaman pembelajaran itu diarahkan untuk mendidik, membina, sekaligus pembentukan karakter untuk siswa.
36 Dengan uraian latar belakang yang telah disampaikan penulis yang melatar belakangi penelitian ini ada permasalahan terhadap pembinaan fisik terhadap latihan peningkatan kelincahan dan rendahnya tingkat kelincahan siswa dalam ekstrakurikuler futsal khusunya di SMP Islam Diponegoro, maka dari itu yang akan ditingkatkan dengan pemberian latihan. Latihan ditujukkan kepada kelompok eksperimen yaitu dengan latihan sirkuit dan kelompok kontrol memperoleh latihan secara konvensional. Adapun macam -macam latihan sirkuitnya yaitu Squat trust, 20 yard shutle run, lari zig zag, X-Pattern Multiskiil, Five cone Snake Drill dan Slalom jump (ladder drill). Sehingga
hendaknya
bentuk-bentuk
latihan
sirkuit
untuk
dapat
mempengaruhi salah satu komponen dari kebugaran jasmani yaitu kelincahan dan dapat memberikan perubahan dalam hasil kelincahan yang ingin dicapai. Penelitian ini akan menggunakan latihan sirkuit untuk meningkatkan kelincahan pada siswa ekstrakurikuler futsal di SMP Islam Diponegoro Surakarta tahun pelajaran 2015/2016
37 Untuk lebih jelasnya berikut kerangka berpikir yang disajikan dengan bagan dibawah ini: Ektrakurikuler futsal SMP Islam Diponegoro Surakarta
Tingkat kelincahan masih rendah
Unsur dalam kondisi fisik 1. Kecepatan (speed) 2. Kelincahan (agility) 3. Koordinasi (coordination) 4. Daya Tahan (Endurance) 5. Keseimbangan (balance) 6. Daya Lentur (flexibility) 7. Kekuatan 8. Daya Otot (muscular power) 9. Reaksi (reaction) 10. Komposisi tubuh
Unsur dalam futsal 1. 2. 3. 4.
Daya tahan Kecepatan Kekuatan Kelincahan
Unsur yang dipilih meningkatkan kelincahan Sirkuit Training
Teori sirkuit 1.Bompa 2.Muhajir 3.E.L Fox
Macam macam latihan sirkuit 1. Squat trust, 2. 20 yard shutle run, 3. lari zig zag, 4. X-Pattern Multiskiil, 5. Five cone Snake Drill 6. Slalom jump (ladder drill)
Tes-T kelincahan
Prinsip-prinsip Dasar Latihan 1.Prinsip beban berlebih 2.Prinsip kekhususan 3.Prinsip beban latihan meningkat bertahap 4.Prinsip Kembali Asal Diharapkan Kelincahan Siswa ektrakurikuler futsal Di SMP Islam Diponegoro Meningkat
Gambar 2.12 Skema Kerangka Berpikir
38 C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipostesis terhadap penelitian adalah sebagai berikut : 1. Ada pengaruh latihan sirkuit terhadap peningkatan kelincahan pada siswa ekstrakurikuler futsal SMP Islam Diponegoro Surakarta tahun pelajaran 2015/2016. 2. Hasil peningkatan kelincahan siswa dengan latihan sirkuit lebih baik daripada siswa dengan latihan konvensional pada siswa ekstrakurikuler futsal SMP Islam Diponegoro Surakarta.