BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga merupakan wadah pendidikan yang sangat besar pengaruhnyadalam perkembangan kemandirian anak, sehingga pendidikan anak tidakdapat dipisahkan dari keluarganya. Hal ini karena keluarga merupakan tempat utama dan pertamaanak dididik dan belajar
menyatakan
diri
sebagai
mahkluk
sosial
untuk
berinteraksidengan
kelompoknya.Orang tua merupakan orang yang bertanggung jawab penuh terhadap keluarga serta memegang peran utama dalam mengasuh dan mendidik anak. Pola
asuh
orang
tua
terdiri
atas
tiga
yakni
“Otoriter,
Permisif
dan
Demokratis”,Baumrind (2005:97). Pola asuh otoriter, menekankan pada segala aturan orang tua harusditaati oleh anak. Anak harus menurut dan tidak boleh membantah terhadap apayang diperintahkan oleh orang tua. Dalam hal ini, anak seolah-olah menjadi robot,sehingga ia kurang inisiatif, merasa takut, tidak percaya diri, pencemas, rendahdiri, minder dalam pergaulan, tetapi disisi lain anak bisa memberontak, nakal ataumelarikan diri dari kenyataan. Pola asuh permisif, yakni segalaaturan dan ketetapan keluarga bergantungpada anak. Apa yang dilakukan oleh anakdiperbolehkan orang tua, orang tua menuruti segala kemauan anak. Anakcenderung bertindak semena-mena, tanpa pengawasan orang tua, ia bebasmelakukan apa saja yang diinginkan, anak kurang disiplin dengan aturan-aturansosial yang berlaku. Bila anak mampu menggunakan kebebasan tersebut secarabertanggung jawab,
maka anak akan menjadi seorang yang mandiri, kreatif,inisiatif dan mampu mewujudkan aktualisasinya. Pola asuh demokratis,
yakni kedudukan antara orang tua dan anak sejajar.
Suatukeputusan diambil bersama dengan mempertimbangkan kedua belah pihak. Anakdiberi kebebasan yang bertanggung jawab artinya apa yang dilakukan oleh anaktetapi harus dibawah pengawasan orang tua dan dapat dipertanggung jawabkansecaramoral.Orang tua dan
anak
tidak
dapat
berbuatsemena-mena,anakdiberikepercayaandan
dilatih
untukmempertanggungjawabkan segalatindakannya,tidak munafik dan jujur.Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya. Pola asuh yang tepat dari orang tua memungkinkan anak dapat tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, salah satunya yaitu kemandirian belajar anak. Kemandirian anak berawal dari keluarga serta dipengaruhi oleh pola asuh orang tua didalam keluarga, orang tualah yang berperan dalam mengasuh,membimbing, membantu, dan mengarahkan anak untuk menjadi mandiri. Dunia pendidikan atau sekolah juga turut berperan dalam memberikankesempatan kepada anak untuk mandiri, namun pola asuh orang tua tetap merupakanpilar utama dan pertama dalam membentuk anak untuk mandiri termasuk kemandirian belajar. Siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar adalah siswa yang secaramandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus mengharapkan materi dari guru. Siswa dapat mempelajari pokok materi tertentu dengan membaca modul serta mengakses materimateri dari berbagai media pembelajaran yang
ada. Disamping itu siswa mempunyai
otonomi belajar yamg terwujud dalam berbagai kebebasan untuk menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai dengan kondisi dan kebutuham belajar siswa. Dalam kemandirian belajar, siswa akan berusaha sendiri untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihat maupun yang didengarnya.Siswa secara bebas menentukan tujuan belajarnya,membuat keputusan akademik dan melakukan kegiatankegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Jika mendapat kesulitan barulah siswa akan bertanya atau mendiskusikan dengan teman, guru, ataupun orang lain. Siswa yang memiliki kemandirian dalam belajar mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya sehingga mampu meningkatkan kreativitas belajarnya. Berdasarkan data awal yang diperoleh saat melakukan observasi di SMA Negeri 7 kelas X1 IPA-1 Kupangdiketahui bahwa masih banyak siswa yang kurang mendapat perhatian khusus dari orang tua.Data awal tersebut antara lain: Siswa mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain dalam kegiatan pembelajaran disekolah, sering menghindari bahkan lari dari masalah yang dihadapi seperti tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, tidak mampu berpikir secara mendalamdan selalu meminta bantuan orang lain untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya, kurang disiplin dan tidak bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Hal-hal tersebut mendorong peneliti untukmengadakan penelitian tentang “Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Menurut PersepsiSiswaterhadap KemandirianBelajar Siswa Kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016”. B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian iniadalah:
1.
Masalah Umum: Apakah ada pengaruh pola asuh orang tua menurutpersepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupangtahun pelajaran 2015/2016?
2.
Masalah Khusus a. Apakah ada pengaruh pola asuh otoriter menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupang tahun pelajaran 2015/2016? b. Apakah ada pengaruh pola asuh permisif menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupangtahun pelajaran 2015/2016? c. Apakah ada pengaruh pola asuh demokratis menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7Kupangtahun pelajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian Bertolak dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1.
Tujuan Umum: untuk mengetahui pengaruh pola asuh orang tua menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
2.
Tujuan Khusus a.
Untuk mengetahui pengaruh pola asuh otoriter terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
b.
Untuk mengetahui pengaruh pola asuh permisif terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
c.
Untuk mengetahui pengaruh pola asuh demokratis terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi Orang Tua Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi orang tuasiswa agar dapat menerapkan pola asuh yang tepat sesuai persepsi anak sehingga dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa.
2.
Bagi Konselor Sekolah Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi konselor sekolah agar dapat meningkatkan kinerjanya untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.
3.
Bagi Siswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi siswa agar siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam belajar demi perestasinya di sekolah.
4.
Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti sebagai calon konselor, untuk membantu siswa menangani masalah yang berkaitan dengan kemandirian siswa dalam belajar.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian mengacu pada hal-hal yang menjadi titik perhatian dalam penelitian ini.Hal ini dimaksudkan agar penelitian ini lebih berfokus pada objek yang diteliti. Adapun batasan atau ruang lingkup penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut: 1.
Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:
2.
a.
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua
b.
Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah kemandirian belajar siswa.
Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 orang.
b.
Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah populasi yakni siswakelas XI IPA-II SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 31 orang, dengan demikian sampel penelitian ini adalah sampel populasi.
3.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 7 Kupang, Jln. Frans Daromes. Kec. Maulafa Kupang.
4.
Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2015 – Mei 2016.
F. Penegasan Konsep
Untuk menyamai persepsi dan menghindari penafsiran yang berbeda dari para pembaca tentang topik penelitian ini, peneliti menjelaskan istilah-istilah yang tercakup didalam topik penelitian sebagai berikut: 1.
Pola Asuh Orang Tua Menurut Thoha (1996:109), ”Pola asuh orang tua adalah suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak”. Menurut Silalahi (2010:10), “Pola asuh adalah perlakuan orang tua dalam rangka memberikan perlindungan dan pendidikan anak dalam kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya Silalahi mengelompokan pola asuh orang tua menjadi tiga bagian yaitu pola asuh otoriter, premisif dan demokratis. Dari uraian tersebut dapat ditarik simpulan bahwa pola asuh orang tua merupakan cara yang ditempuh oleh orang tua dalam mendidik anaknya sebagai wujud dari rasa tanggung jawab yang meliputi pola asuh otoriter, permisif dan demokratis. Berhubungan dengan penelitian ini, pola asuh orang tua yang meliputi pola asuh otoriter, permisif dan demokratismerupakan cara yang digunakan orang tua dalam membimbing dan mendidik serta membentuk watak siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupangtahun pelajaran 2015/2016 yang mempunyai imbas terhadap kemandirian belajar.
2.
Persepsi Siswa Menurut Sudirman (1995:47), “Persepsi adalah proses yang sifatnya kompleks dalam menerima dan menginterpretasikan informasi yang datangnya dari berbagai
indera penerima”.Sedangkan menurut Slameto (2010:102), “Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atauinformasi ke dalam otak manusia”. Berdasarkan pendapat tersebut maka disimpulkam bahwa persepsiadalah proses dimana seseorang menerima dan menginterpretasikan bentuk-bentuk pesan ataupun informasi yang diberikan oleh orang lain. Berkaitan dengan penelitian ini, persepsi yang dilihat adalah presepsi dari seorang siswa sehingga presepsi siswa dapat diartikan sebagai proses dimana siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016 menerima dan menginterprestasikan informasi atau pesansebagai bentuk asuhan baik secara otoriter, permisif maupun demokratis yang diterapkan oleh orang tua. 3.
Kemandirian Belajar Siswa Haryono (1986:75), Kemandirian belajar adalah sikap, kemauan siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara individual atau sendiri tanpa adanya keharusan atau paksaan. Selanjutnya Soeparno (2003:114), mengemukakanbahwa kemandirian belajar adalah proses menggerakkan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk menggerakan potensi dirinya mempelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing di luar dirinya. Dengan demikian Kemandirian belajar lebih mengarah pada pembentukan cara-cara belajar mandiri. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kemauan atau dorongan dari dalam diri untuk belajar tanpa dipengaruhi oleh paksaan atau tekanan dari orang lain. Dalam hubungan dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan kemandirian belajar adalah kemauan siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupangtahun pelajaran 2015/2016 untuk belajar tanpa dipengaruhi olehpaksaan atau tekanan dari orang lain.
G. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian 1.
Anggapan Dasar Arikunto (2006:65), berpendapat bahwa anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakinikebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa perlunya anggapan dasar dalam penelitian adalah: (a) agar ada dasar berpijak yang kokoh bagi masalah yang akan diteliti; (b) untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian; (c) guna menentukan dan merumuskan hipotesis. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa anggapan dasar merupakan titik tolak atau pedoman kerja yang kokoh untuk mempertegas variabel, guna menentukan dan merumuskan hipotesis dalam penelitian. Dengan demikian anggapan dasar dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a.
Kemandirian belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa adalah penerapan pola asuh orang tuayang tepat menurut presepsi siswa.
b.
Pola asuh orang tua yang tepat menurut persepsi siswa akan berpengaruh baik terhadap kemandirian belajar siswa. Sebaliknya pola asuh orang tua yang tidak tepat menurut persepsi siswa akan berpengaruh kurang baik terhadap kemandirian belajar siswa.
2.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji melalui penelitian. Sebagaimana dikatakan oleh Nasir dalam Sisilia (2010:13), bahwa hipotesis merupakan pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal merupakan dasar kerja dan panduan dalam verifikasi. Sehubunga dengan itu, Arikunto (2006:73)merumuskan bahwa berdasarkan isi dan rumusannya yang bermacam-macam, hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu: Hipotesis Kerja (Ha) dan Hipotesis Nol (Ho). Selanjutnya Arikunto (2006:74) merumuskanbahwa berdasarkan ruang lingkup besar kecilnya variabel, maka hipotesis dapat dibagi menjadi dua yakni: a.
Hipotesis mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.
b.
Hipotesis minor adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor. Bertolak dari pendapat Arikunto, maka peneliti merumuskan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut: a.
Hipotesis Mayor Hipotesis mayor merupakan hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh objek penelitian. Hipotesis mayor dalam penelitian ini: 1) Hipotesis Nol (Ho):tidak ada pengaruh pola asuh orang tua menurut persepsi siswaterhadap kemandirian belajar siswakelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
2) Hipotesis Kerja (Ha): ada pengaruh pola asuh orang tua menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. b.
Hipotesis Minor Hipotesis minor adalah hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau subsub dari hipotesis mayor. Rumusan hipotesis minor dalam penelitian ini: Ho1. Tidak ada pengaruh pola asuh otoriter menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ho2. Tidak ada pengaruh pola asuh permisif menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ho3. Tidak ada pengaruh pola asuh demokratis menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ha1. Ada pengaruh pola asuh otoriter menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016. Ha2.Ada pengaruh pola asuh permisif menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.
Ha3.Ada pengaruh pola asuh demokratis menurut persepsi siswa terhadap kemandirian belajar siswa kelas XI IPA-I SMA Negeri 7 Kupang tahun pelajaran 2015/2016.