1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bola voli merupakan salah satu cabang olahraga permainanyang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan bola voli ini banyak dimainkan oleh masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli di Indonesia cukup menggembirakan apabila dilihat dari banyaknya anak -anak melakukan aktivitas bermain bola voli, apalagi dengan adanya
Olimpiade
Olahraga Siswa Nasional (O2SN) sebagai wahana untuk menyalurkan bakat dan minat anak-anak di sekolah. Permainan ini merupakan permainan yang kompleks karena tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Salah satu teknik dasar yang dimiliki oleh setiap pemain bola voli adalah spike. Karena spike merupaka n teknik menyerang yang sempurna untuk mendapatkan point serta meraih kemenangan (Anonim, 2008). Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Kupang Timur, terdapat penurunan prestasi selama 3 tahun terakhir selalu gagal / kalah di babak pengisian pada tahap seleksi O2SN atlet bola voli tingkat Kabupaten Kupang (Pinto,2014). Minimnya prestasi olahraga ini bisa terjadi dikarenakan pembinaan kondisi fisik yang kurang baik dan terarah serta pelatihan yang diberikan masih monoton sehingga siswa merasa jenuh dengan latihan yang diberikan.Hal terpenting yang didapat berdasarkan pengamatan yang dilakukan adalah kurangnya pembinaan kondisi fisik yang diberikan khususnya untuk melatih daya ledak otot tungkai (Anne, 2010).
1
2
Dalam permainan bola voli banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu tim meraih kemenangan. Diantaranya faktor
kerjasama tim dan
kemampuan individu dalam menguasai ketrampilan dan kemampuan teknik serta daya tahan fisik. Beberapa komponen fisik yang dibutuhkan dalam olahraga bola voli meliputi komponen biologis yaitu postur tubuh dan organ tubuh dan gizi (Sujarwo,2009). Sedangkan komponen biomotor yang diperhatikan adalah kekuatan, daya tahan, power, kecepatan, kelentukandan koordinasi (Sujarwo, 2009). Pada olahraga bola voli peluang besar untuk mematikan bola antara lain dengan melakukan pukulan smash yang ditempatkan di daerah lawan dengan tepat. Dengan demikian pemain harus ditunjang oleh kemampuan vertical jump dan daya ledak otot tungkai pada saat hendak melakukan tolakan. Daya ledak otot tungkai ini terjadi akibat saling memendek dan memanjang otot tungkai atas bawah yang didukung oleh dorongan otot kaki dengan kekuatan dan kecepatan maksimal (Sajoto, 2002).Komponen tersebut saling mendukung dan menentukan kualitas vertical jump seorang atlet. Peningkatan vertical jump merupakan proses yang komplit dimana dilihat pada beberapa aspek yang berbeda dan bekerja saling mendukung sehingga akan tercipta power tungkai yang besar, kekuatan otot yang maksimal dan vertical jump yang tinggi. Peningkatan power tungkai adalah suatu proses yang sangat komplit dari beberapa aspek
yang berbeda, maka diperlukan rangkaian komponen
pendukung, antara lain adalah fleksibilitas komponen sendi, kekuatan otot
3
dantendon, keseimbangan kerja otot, fleksibilitas otot, ketahanan otot, keseimbangan dan kontrol motor dari tubuh (Adi, 2008). Otot tungkai atas (otot pada paha), mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata yang dibagi atas : (a) Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam (b) Muskulus abduktor brevis sebelah tengah (c) Muskulus abduktor sebelah luar. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoris (Furqon dan Doewes, 2002). Fungsinya
menyelenggarakan
ekstensor (quadriceps femoris) ini
gerakan
abduksi
dari
femur.Muskulus
merupakan otot yang terbesar yakni : 1)
Muskulus rektus femoris 2) Muskulus Vastus medialis eksternal 3) Muskulus vastus internal
4) Muskulus vastus intermedial. Otot fleksor femoris, yang
terdapat di bagian belakang paha terdiri dari : (a) Biseps femoris yangfungsinya membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah. (b) Muskulus semi membranosus fungsinya untuk membengkokkan tungkai bawah. (c) Muskulus semi tendinosus, berfungsi untuk membengkokkan urat bawah serta memutarkan ke dalam. (d) Muskulus sartorius, bentuknya panjang seperti pita, terdapat di bagian paha. Fungsi : Eksorotasi femur memutar ke luar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan flekxi femur dan membengkokkan ke luar(Furqon dan Doewes, 2002). Pelatihandouble leg box bound dan squat jumpdigunakan untuk melatih daya ledak otot tungkai meningkatkan kemampuan vertical jump. Pelatihan double leg box bound dan squat jump keduanya merupakan latihan plyometric yang digunakan untuk menguatkan otot-otot tungkai khususnya otot quadricepsdan
4
otot hamstring. Latihan plyometric adalah salah satu latihan yang favorit dilakukan oleh pelatih saat ini, terutama cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan daya ledak otot tungkai atau otot lengan (Anne, 2010). Pelatihan double leg box bound yaitu mulai dengan loncatan ke atas mendarat di atas box atau kotak, kemudian loncatlah ke atas setinggi dan sejauh mungkin mendarat ke tanah. Pelatihan ini untuk menguatkan punggung bagian bawah dan menstabilkan daerah togok serta otot quadriceps yang merupakan sumber kekuatan daya ledak otot tungkai Furqon & Doewes (2002). Pelaksanaan squat jump
yaitu posisi satu kaki ke depan dan satu kaki ke
belakang. Turunkan tubuh, kemudian melompat ke udara. Sementara berada di udara, ganti posisi kaki sehingga kaki yang di belakang sekarang di depan dan sebaliknya. Mendarat pada ujung kaki, kemudian bawa berat badan kembali ke tumit. Segera tekuk lutut untuk mengurangi bahaya yang timbul. Latihan ini sangat memberikan peranan yang penting pada kekuatan otot hamstring, (Furqon & Doewes, 2002). Otot-otot yang dikembangkan pada latihan tersebut di atas adalah fleksor pinggul dan paha, gastrocnemius, gluteals, quadriceps dan hamstring ( Furqon dan Doewes, 2002). Kedua bentuk pelatihan tersebut diatas antara double lg box bound bertujuan untuk melatih kekuatan otot Quadriceps dan latihan
squat jump
melatih kekuatan otot Hamstrings dengan tujuan meningkatkan kemampuan vertical jump. Kedua bentuk latihan tersebut membuat otot berkontraksi dengan sangat kuat yang merupakan respon dari pembebanan dinamis yang cepat dari otot-otot
yang
terlibat.
Dengan
adanya
pembebanan
tersebut,
akan
5
mengakibatkan terjadinya hipertrofi otot. Efek yang timbul dari hipertrofi otot itu akan mengakibatkan terjadinya peningkatan kekuatan otot tungkai, Sudaryanto, 2009. Terjadinya peningkatan kekuatan otot disebabkan karena meningkatnya jumlah protein kontraktil, filamen aktin dan miosin serta meningkatkan kekuatan jaringan ikat dan ligamen, Djalal (2010). Selain peningkatan kekuatan otot tungkai, kecepatan otot tungkai juga akan meningkat dengan adanya gerakan meloncat yang dilakukan secara cepat dan berulang-ulang. Dengan adanya peningkatan kekuatan otot serta kecepatan otot tungkai ini, maka secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan daya ledak otot tungkai. Dari kedua bentuk pelatihan tersebut di atas bertujuan untuk melatih kekuatan otot tungkai baik otot quadriceps maupun hamstring manakah yang lebih dominan meningkatkan kemampuan vertical jump atlet bola voli, sehingga perlu diadakan penelitian.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah latihan double leg box bound meningkatkan kemampuan vertical jump atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur? 2. Apakah latihan squat jump meningkatkan kemampuan vertical jump atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur? 3.Apakah latihan double leg box bound lebih meningkatkan kemampuan verticaljump dari pada squat jump atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur?
6
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1
Tujuan umum
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan double leg box bound lebih baik dari pada latihan squat jumpdalam meningkatkan kemampuan vertical jump atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur. 1.3.2
Tujuan khusus Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1.
Membuktikan pelatihan double leg box bound meningkatkan kemampuan vertical jump atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur.
2.
Membuktikan pelatihan squat jump meningkatkan kemampuan vertical jump atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur.
3.
Membuktikan pelatihan double leg box bound lebih meningkatkan vertical jump dari pada pelatihan squat jump pada atlet bola voli di SMA Negeri 1 Kupang Timur.
1.4 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1.4.1. Secara teoritis: Pengembangan teori dan wawasan atlet maupun pelatih serta memperoleh konsep ilmiah tentang metode pelatihan dalam meningkatkan kemampuan Vertical Jump. 1.4.2. Secara praktis: Dipergunakan sebagai pedoman oleh pelatih, guru olahraga dan atlet untuk diterapkan di lapangan dalam meningkatkan kemampuan vertical jump.