BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia prasekolah dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh. Penyelenggaraan pendidikan usia dini disesuaikan dengan karakteristik anak yang aktif, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang bereksplorasi dengan lingkungannya, hal ini tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak (Sujiono, 2004). Sejalan dengan pernyataan tersebut, anak pada usia prasekolah perlu diberikan program atau kegiatan berdasarkan pada prinsip tumbuh kembang anak dimana program yang diberikan adalah berupa pengasuhan dan pendidikan sebagai rangsangan perkembangan fisik (motorik kasar dan halus), kognitif, bahasa,
sosial-emosional,
pemahaman
moral
dan
agama
secara
proporsional dan terintegrasi, sehingga tingkat perkembangan yang dapat dicapai oleh anak usia prasekolah ini bukan hanya perkembangan kecakapan akademik saja, akan tetapi lebih merupakan aktualisasi potensi dari semua aspek perkembangan. Pengembangan kemampuan di Taman Kanak-kanak mengacu pada dua bidang yaitu, pembiasaan dan bidang pengembangan kemampuan dasar. Salah satu bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipelajari anak usia dini adalah matematika. Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
Pembelajaran matematika untuk anak usia dini merupakan kemampuan yang penting untuk dimiliki, dengan memiliki kemampuan matematika yang baik anak mampu
memecahkan permasalahan sehari-hari serta mempersiapkan mental
akademik dalam pendidikan selanjutnya. Selain itu, matematika merupakan kebutuhan fundamental yang perlu dimiliki dalam kehidupan, setiap hari kita menggunakan matematika seperti dalam mengatur jadwal kegiatan kesehariannya membutuhkan waktu dan waktu adalah bagian dari matematika, ibu belanja di pasar melakukan transaksi jual beli menggunakan uang dan nilai mata uang merupakan bagian dari matematika , serta tukang jahit akan membuat pakaian menggunakan pengukuran pola sesuai dengan ukuran badan dan pengukuran adalah bagian dari matematika. Sejalan dengan pemaparan Wahyudin (2003:6) yang mengatakan bahwa beberapa alasan matematika diperajari, yaitu (1) matematika merupakan mata pelajaran yang esensial, (2) matematika merupakan alat komunikasi yang tangguh, singkat, padat dan tak memiliki arti ganda, (3) matematika dapat digunakan untuk menghadirkan informasi dalam berbagai cara, tidak semata-mata dengan pemakaian angka-angka dan huruf, tetapi juga melalui penggunaan table, grafik serta diagram, (5) matematika dipelajari untuk mengembangkan kemampuan secara logis, akurasi serta kesadaran yang menyertainya, (6) matematika banyak diminati oleh semua kalangan, dan, (7) matematika dapat dicapai sebagi alat tangguh komunikasi untuk menghadirkan, menyelaraskan, serta memprediksikan.
Sehingga tepat kiranya,
apabila matematika merupakan pembelajaran yang harus dipelajari sejak anak berusia prasekolah. Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
Salah satu konsep dalam pembelajaran matematika yang harus dimiliki anak usia prasekolah adalah berhitung. Copley (2000) mengungkapkan bahwa berhitung merupakan suatu keterampilan yang membutuhkan beragam kemampuan seperti menyebutkan nama-nama angka secara berurutan, satu, dua, tiga dan seterusnya, kemampuan menghafal seperti, menyebutkan alphabet, A, B, C, D, dan seterusnya. Lorton mengemukakan ada tiga tahapan pembelajaran matematika untuk anak usia dini yaitu, mulai dari tingkat pemahaman konsep, menghubungkan konsep konkrit dengan lambang bilangan dan tingkat lambang bilangan (Sudono, 2000 : 385). Sedangkan dalam kenyataannya pembelajaran matematika dikenalkan melalui penggunaan pembelajaran yang konvensional dan besifat latihan, sehingga pembelajaran kurang bermakna. Hal ini sejalan dengan pemaparan Sriningsih (2008 : 1) mengungkapkan bahwa beberapa lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan konsep-konsep matematika yang menekankan pada penguasaan angka melalui latihan dan praktek-praktek paper-pensil test. Pembelajaran pengenalan matematika secara konvensional ini ditemukan pada salah satu Kelompok B di TK Puspa Mekar, sehingga kemampuan berhitung anak masih belum berkembang secara maksimal, hal ini ditandai oleh belum mampunya anak menghitung secara mundur serta acak, belum mampunya anak dalam pengurangan dan belum mampunya anak dalam hal penjumlahan. Salah satu faktor dari kurang maksimalnya kemampuan berhitung anak adalah metode yang digunakan lebih menekankan pada praktek-praktek paper-pensil tes, anak diberi lembar kerja atau majalah untuk mengisi angka-angka ataupun menyebutkan bilangan secara Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
bersama-sama, anak ditanya berapa hasil dari penjumlahan atau pengurangan dari bilangan-bilangan tertentu tanpa menggunakan alat bantu atau media, kemudian anak ditugaskan untuk menulis angka tersebut. Pembelajaran matematika yang dilaksanakan masih didominasi oleh paradigma mengajar yang memiliki ciri-ciri antara lain : guru aktif menyampaikan informasi dan anak pasif menerima, pembelajaran berfokus (berorientasi) pada guru bukan pada anak, ketergantungan anak pada guru cukup besar, independensi berpikir anak kurang dikembangkan, pemahaman anak cenderung pada pemahaman instrumental, bukan pada pemahaman relasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peran guru yang terlalu menguasai kelas. Guru dengan spontan memberikan tugas kepada anak tanpa memberikan pilihan kegiatan kepada anak. Sementara itu anak hanya duduk dan mendengarkan ceramah guru, anak hanya mengamati gambar, dan melaksanakan tugas yang diberikan. Selain faktor tersebut, pembelajaran matematika di TK Puspa Mekar menggunakan metode drill yang dilakukan setiap hari sebelum anak-anak memulai kegiatan di sekolah, anak menyebutkan urutan bilangan satu sampai sepuluh sambil melihat gambar angka/bilangan yang tertempel pada dinding kelas sehingga anak kurang bisa mengaitkan antara apa yang dipelajarinya dengan lingkungan sekitarnya. Anak cenderung menghafal angka yang terdapat pada gambar dan kurang mengkaitkan dengan penerapan angka-angka itu untuk menerangkan orang atau benda yang sering ditemuinya sehari-hari. Hal ini dapat mengakibatkan anak merasa bosan dan tidak tertarik dalam pembelajaran berhitung.
Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
Pembelajaran matematika yang dilaksanakan di TK Puspa Mekar ini kurang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan ide-ide kreatif, kurang melatih daya nalar, dan tidak mengajarkan untuk mampu melihat alternatif lain yang mungkin dapat dipakai dalam menyelesaikan suatu masalah sehingga pembelajaran bermakna dalam mengembangkan kemampuan berhitung anak menjadi terabaikan. Bermain merupakan salah satu alternatif yang mampu menciptakan pembelajaran menjadi bermakana. Hal ini senada dengan pemaparan Sudono (2000:1) mengungkapkan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian atau memberikan informasi, memberi kesenangan maupun mengembangkan imajinasi pada anak. Selain itu Hildebrand (Setianingsih, 2007:10) mengungkapkan bahwa bermain berarti berlatih, mengeksploitasi, merekayasa, mengulang latihan apapun yang dapat dilakukan untuk menstransformasi secara imajinatif hal-hal yang sama dengan dunia orang dewasa. Berdasarkan pemaparan tersebut, bermain merupakan kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan suatu alat atau media. Media ular tangga merupakan media yang mampu mengembangkan kemampuan kognitif salah satunya adalah kemampuan berhitung. Hal ini senada dengan pemaparan Sriningsih (2009:98) yang mengemukakan bahwa permainan ular tangga dapat diberikan untuk anak usia 5 -6 tahun dalam rangka menstimulasi berbagai bidang pengembangan seperti kognitif, bahasa, dan sosial.
Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
Adapun kemampuan kognitif yang terstimulasi melalui media ular tangga adalah menyebutkan urutan bilangan, mengenal lambang dan konsep bilangan. Hasil penelitian Agustina (2008) mengemukakan bahwa penggunaan permainan ular tangga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan permainan ular tangga dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak TK. Berdasarkan refleksi diri mengenai pembelajaran berhitung yang dilaksanakan di TK Puspa Mekar, kemampuan berhitung anak masih belum berkembang secara maksimal sehingga peneliti dan guru kelompok B mencari solusi tindakan untuk memecahkan masalah belum maksimalnya kemampuan berhitung di TK Puspa Mekar. Tepat kiranya media ular tangga menjadi salah satu alternatif yang diasumsikan mampu meningkatkan kemampuan berhitung tersebut. Media ular tangga merupakan media yang dimodifikasi dengan menambahkan gambar atau angka dan menyajikan materi-materi pembelajaran didalamnya serta mudah dimainkan oleh anak baik secara individu maupun secara berkelompok. Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut maka penelitian ini
memfokuskan kajian pada bagaimana meningkatkan kemampuan berhitung anak taman kanak-kanak melalui media permainan ular tangga yang penulis rumuskan dalam judul penelitian, “Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga”. (Penelitian Tindakan Kelas
Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
Terhadap Anak di kelompok B TK Puspa Mekar, Kecamatan Sukasari Kota Bandung pada Tahun Pelajaran 2012-2013).
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan belum maksimalnya kemampuan berhitung anak kelompok B TK Puspa Mekar, yang ditandai dengan kurangnya kemampuan anak dalam mengitung bilangan secara mundur dan acak, dan dalam penjumlahan serta pengurangan bilangan. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan kedalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berhitung anak sebelum digunakannya media permainan ular tangga di TK Puspa Mekar Kecamatan Sukasari Kota Bandung pada Tahun Ajaran 2012-2013? 2. Bagaimana implementasi proses pembelajaran berhitung menggunakan media permainan ular tangga pada anak di Kelompok B TK Puspa Mekar? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung anak Kelompok B TK Puspa Mekar setelah diterapkan media permainan ular tangga?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan kondisi objektif kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
2. Untuk mendeskripsikan penggunaan media ular tangga dalam upaya meningkatkan kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar 3. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan berhitung anak di kelompok B TK Puspa Mekar, setelah menggunakan media ular tangga.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait diantaranya : a.
Bagi Guru Guru lebih mudah mengajarkan kemampuan berhitung pada anak karena menggunakan media yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi anak. Memotivasi peranan guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung anak taman kanak-kanak untuk menciptakan media yang menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi anak. Dapat
meningkatkan
kompetensi
guru-guru
sehingga
pembelajaran
berhitung lebih berkualitas. b.
Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian diharapkan menjadi sumbangsih kepada seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, khususnya bagi TK Puspa Mekar, Jalan Sarirasa Blok IV No.121 Sarijadi Kecamatan Sukasari Kota Bandung dalam rangka meningkatkan kemampuan berhitung anak taman kanak-kanak.
Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun Struktur Organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi ke dalam lima bab yang rangkuman pembahasannya adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai konsep Kemampuan Berhitung Anak yang terdiri dari pengertian berhitung, tujuan pembelajaran berhitung, prinsip-prinsip berhitung,
tahapan penguasan
berhitung di Taman Kanak-kanak, peranan guru dalam meningkatkan kemampuan berhitung di Taman Kanak-Kanak, standar kompetensi pembelajaran berhitung di Taman Kanak-Kanak. Sedangkan untuk hakikat permainan ular tangga terdiri dari pengertian permainan ular tangga, sejarah permainan ular tangga, manfaat permainan ular tangga, keunggulan permainan ular tangga, kelemahan permainan ular tangga, langkah-langkah penggunaan media permainan ular tangga, keterkaitan permainan ular tangga dengan kemampuan berhitung, penelitian terdahulu.
Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari metode penelitian yang digunakan, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrument penelitian dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaanpertanyaan di rumusan masalah yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan peneliti selama berada di tempat penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran dan bahan penelitian lebih lanjut.
Sri Rahayu, 2013 Meningkatkan Kemampuan Anak Dalam Berhitung Melalui Penggunaan Media Permainan Ular Tangga Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu