BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kemampuan linguistik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses pemerolehan bahasa itu akan memberi kita pandangan yang lebih jelas mengenai perkembangan
kognitif
anak-anak
secara
menyeluruh.
Anak-anak
mengembangkan kompetensi linguistik dalam pengertiannya bahwa dia mengembangkan gambaran internal tata bahasa dari bahasanya yang akhirnya membuat
jenis-jenis
pertimbangan/keputusan
mengenai
ketatabahasaan,
kedwimaknaan, parafrase, dan sebagainya. Dalam proses perkembangan, setiap anak yang normal pasti memperoleh suatu bahasa yaitu “bahasa pertama” atau “bahasa asli” ataupun “bahasa ibu” dalam tahun pertama kehidupannya. Usia merupakan salah satu rintangan sosial yang membedakan kelompok-kelompok manusia. Kelompok manusia ini akan memungkinkan timbulnya dialek sosial yang sedikit banyak memberikan warna tersendiri pada kelompok itu. Usia akan mengelompokkan masyarakat menjadi kelompok kanak-kanak, kelompok remaja, dan kelompok dewasa (Chaer : 2003). Tentu saja batas usia itu tidak bisa secara tepat dipastikan. Anak mulai belajar berbicara pada usia kurang lebih 18 bulan. Selanjutnya, pada usia kurang lebih tiga setengah tahun anak boleh dikatakan sudah menguasai “tata bahasa” bahasa ibunya sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan orang dewasa secara sempurna. Pada masa awal
Universitas Sumatera Utara
perkembangannya, bahasa anak-anak itu mempunyai ciri-ciri, antara lain, adanya penyusutan (reduksi). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anak dilahirkan dengan potensi mampu memperoleh bahasa apa saja termasuk bahasa Indonesia. Kemampuan itu membawa seorang anak mampu menguasai kalimat-kalimat secara bertahap dari yang sederhana sampai kepada bentuk yang kompleks (Chomsky, 1969 : 6). Perkembangan bahasa anak-anak yang kompleks itu berproses menuju sistem yang berlaku umum walaupun kaidah bahasa anak belum dikatakan sempurna dan bersifat kaidah peralihan dan bahasa kanak-kanak yang masih belum sempurna ini tidak dapat dianggap sebagai suatu penyakit yang harus dijauhi. Menurut Chomsky (1984), anak yang dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Akan tetapi seperti dalam bidang lain, faktor alamiah berupa LAD, faktor perkembangan kognitif, faktor latar belakang sosial dan faktor keturunan akan mengambil peranan yang cukup menonjol, mempengaruhi perkembangan anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan hayati dalam hidupnya sehari-hari. Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda. Dalam kenyataan ini didukung oleh kemampuan kanak-kanak dalam berbahasa melalui media gambar dalam waktu yang relatif singkat, yaitu merupakan suatu peristiwa alamiah yang sangat mengagumkan dan kemampuan anak-anak yang berusia 4-5 tahun yang mempunyai penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar yang sangat mengagumkan dan menarik untuk diteliti, seperti halnya dengan penggunaan kalimat majemuk
Universitas Sumatera Utara
bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-Kanak melalui media gambar. Media gambar adalah media yang tidak diproyeksikan dan dapat dinikmati oleh semua orang sebagai pindahan dari keadaan yang sebenarnya mengenai orang, suasana, tempat, barang, pemandangan, dan benda-benda yang lain. (http://4wank.wordpress.com/2008/05/16/penggunaan-media-gambar/) Media gambar termasuk media visual, sebagaimana halnya media yang lain media gambar berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi anak. Simbolsimbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digambarkan. Selain sederhana dan mudah pembuatannya, media gambar termasuk media yang relatif murah bila ditinjau dari segi biayanya. Melalui media gambar, anak akan lebih mudah menyusun kemampuan berbahasanya. Semakin banyak gambar yang kita beri pada anak, maka akan semakin mudah kemampuan anak dalam berbahasa. Peran media gambar yaitu membuat anak belajar tidak bosan, menarik, menciptakan bahasa yang bervariasi dan kreatif. Taman Kanak-Kanak merupakan pendidikan untuk usia prasekolah. Peralihan dari lingkungan keluarga menuju bangku sekolah. Taman Kanak-Kanak juga merupakan sarana anak usia 4-5 tahun sebagai tempat bermain. Kemudian
Universitas Sumatera Utara
diasumsikan setiap anak tidak sama dalam memahami bahasa Indonesia dimulai dengan kata-kata yang mudah sampai dengan kata-kata yang sulit (Dyer : 2009). Anak-anak maupun dewasa mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda dalam berbahasa. Bahasa yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahasa Indonesia pada anak usia prasekolah (4-5 tahun) yang berada di TK Raudhatul Athfal Nurul Hidayah Lubuk Pakam. Taman Kanak-Kanak merupakan tempat bermain, tempat anak belajar bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya yang diarahkan pada sesuatu yang sifatnya positif. TK Raudhatul Athfal Nurul Hidayah Lubuk Pakam berdiri pada tanggal 17 Juli 1997. Taman kanak-kanak ini memiliki Akreditasi “B” dan banyak prestasi yang diraih oleh anak TK Raudhatul Athfal Nurul Hidayah Lubuk Pakam ini. Salah satunya, anak TK ini pernah mendapat juara 2 lomba pidato tingkat Kecamatan, juara 3 lomba sajak dan juara 1 lomba puisi tingkat Deli Serdang serta masih banyak lagi prestasi yang diraih oleh anak TK ini. Peneliti telah mengobservasi TK ini bahwa TK ini telah menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran sehingga peneliti lebih mudah untuk meneliti penggunaan kalimat majemuk bertingkat anak usia Taman Kanak-Kanak melalui media gambar. Adapun dampak positif dalam penelitian ini yaitu anak bisa menggunakan kalimat majemuk bertingkat melalui media gambar. Media gambar yang digunakan dalam penelitian ini berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pada proses penyampaian pesan, peneliti menggunakan media gambar sehingga pesan yang disampaikan peneliti dapat berhasil dan efisien. Selain dampak positif, ada juga dampak negatif dalam penelitian ini yaitu dengan tidak adanya media gambar
Universitas Sumatera Utara
dalam penelitian ini, maka bahasa anak yang digunakan akan sedikit yang di hasilkan, sehingga peneliti tidak akan mendapatkan data dari anak dalam penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Anak yang berusia 4-5 tahun sudah mampu menggunakan kalimat majemuk
bertingkat bahasa Indonesia melalui media gambar. Peneliti
menggunakan media gambar agar anak TK tersebut tertarik untuk menceritakan isi dari gambar tersebut. Peneliti memilih anak TK karena anak TK ini mempunyai keunikan / daya tarik sendiri sehingga peneliti tertarik dengan penelitian ini. Dengan demikian, peneliti akan mengamati penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-Kanak di Lubuk Pakam. Hal inilah yang melatar belakangi penelitian ini.
1.2 Perumusan Masalah Permasalahan yang hendak dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimanakah penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak yang diperoleh melalui media gambar? 2) Bagaimana pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan anak dalam memahami media gambar? 3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian yang telah disebutkan di atas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemerian yang sahih dan objektif berdasarkan data empiris yang diperoleh dari observasi langsung terhadap penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan penelitian ini secara khusus adalah : 1) Mendeskripsikan penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak yang diperoleh melalui media gambar. 2) Mendeskripsikan pola kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia yang digunakan anak dalam memahami media gambar. 3) Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia Taman Kanak-kanak.
1.4 Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian ini, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1.4.1 Manfaat Teoretis 1) Penelitian ini diharapkan sebagai salah satu bahan informasi dalam hal penelitian tentang penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia taman kanak-kanak. 2) Penelitian ini diharapkan juga sebagai bahan masukan bagi penelitian yang relevan, khususnya dalam hal penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia taman kanak-kanak.
1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan : 1) Dapat memberikan masukan kepada orang tua bagaimana cara yang tepat untuk membuat anak usia 4-5 tahun dapat berkomunikasi dengan baik seperti orang dewasa dengan penutur yang ditemui anak. 2) Dapat memberikan masukan pada orang tua dan guru dalam pembelajaran pola-pola kalimat yang gramatikal pada anak usia prasekolah. 3) Dapat meningkatkan kualitas penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia taman kanak-kanak dengan baik dan benar di lingkungan anak tersebut. 4) Memperkaya khasanah penemuan tentang penggunaan kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia anak usia taman kanak-kanak melalui media gambar.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup yang terbatas, yaitu : 1) Penelitian dibatasi pada anak Taman Kanak-kanak Raudhatul Athfal Nurul Hidayah Lubuk Pakam. 2) Fokus penelitian hanya pada bahasa pertama (Bahasa Indonesia) yaitu dalam kalimat majemuk bertingkat bahasa Indonesia. 3) Usia anak 4-5 tahun. 4) Terbatas pada komunikasi lisan. 5) Data penelitian ini berupa cerita lisan melalui gambar pemandangan, taman, toko mainan, pesta, sekolah, rumah sakit, rumah, dan arena pasar malam selama 5 menit. 6) Data penelitian ini dianalisis berdasarkan pemerolehan sintaksis.
Universitas Sumatera Utara