BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan individu yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Proses pertumbuhan dan perkembangan akan mengarahkan anak pada proses perubahan perilaku dari sederhana menjadi kompleks. Anakanak memiliki kemampuan yang belum matang dalam aspek gerakan, berpikir, perasaan, dan interaksi dengan lingkungan sehingga mengakibatkan anak-anak memiliki risiko terbesar dari cidera. Risiko cidera pada anak sejalan dengan kebutuhan waktu bergerak dan bermain. Anak laki-laki memiliki kebutuhan bermain sebesar 78% dan 63% pada anak perempuan (Hao, 2011). Risiko cidera dan jatuh pada anak-anak dikarenakan adanya dorongan untuk mengeksplorasi lingkungan namun terjadi ketidaksesuaian antara kapasitas fisik untuk melakukan reaksi dan memahami bahaya yang dijumpai di lingkungan (Sethi, 2008). Angka kejadian morbiditas dan mortalitas pada anak-anak akibat jatuh sebesar 25% sampai 44% (McGibbon, 2005). Efek jatuh pada anak- anak dapat berupa kecacatan. Dilaporkan Disability Adjusted Life Year, anak-anak memiliki presentase sebesar 16% mengalami kecacatan fisik diakibatkan jatuh. Dinilai dari penyebab cidera sebesar 12,8% anak-anak mengalami cidera disebabkan oleh ketidaksengajaan dan sebesar 3,2% disebabkan karena kesengajaan (Towner, 2008).
1
2
Penelitian epidemiologi menunjukan nilai kejadian jatuh yang berbeda pada tiap negara. Di Amerika tercatat bahwa anak- anak sekolah dasar memiliki angka kejadian jatuh 2,5 per 100 anak dan tercatat bahwa anak laki-laki memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk terkena cidera dibandingkan dengan anak perempuan. Sedangkan tingkat cidera sebesar 2,4 per 100 anak di sekolah-sekolah di Swedia bagian utara (Peden, 2005). Untuk mengurangi risiko jatuh pada anak-anak maka harus memiliki keseimbangan dinamis dan perkembangan kognitif yang baik. Perkembangan kognitif dan keseimbangan dinamis anak-anak sejalan proses tumbuh dan kembang anak sesuai dengan usia. Urutan tahap-tahap perkembangan adalah tetap bagi setiap anak, tetapi usia kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap anak. Tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget terdiri dari 4 tahap yang terdiri tahap sensorimotor usia 0 – 2 tahun, tahap pra operasional usia 2 -7 tahun, tahap operasi konkret usia 7 – 11/12 tahun, tahap operasi formal usia 11/12 ke atas. Perkembangan kognitif anak secara tidak langsung akan mempengaruhi kemampuan keseimbangan dinamis. Keseimbangan dinamis dipengaruhi melalui fungsi kognitif yang melibatkan internal representation yang baik, peningkatan sistem adaptif respon terkait dengan orientasi ruang dan orientasi gerakan (Cole, 2005). Keseimbangan dinamis anak-anak ditentukan oleh kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord (Bernadeta dan Suhartini, 2012). Keseimbangan dinamis merupakan sebuah sistem gerak yang
3
berfungsi mengontrol dan mempertahankan posisi tubuh yang melibatkan sistem neuromuskular, muskuloskeletal dan kognitif dengan perubahan dari center of gravity (Permana, 2013). Anak usia 7-8 tahun memiliki keseimbangan dinamis yang belum optimal. Usia 7 tahun merupakan fase awal dimulai meningkatnya kemampuan keseimbangan dinamis pada anak perempuan maupun laki-laki. Optimalisasi keseimbangan dinamis membutuhkan adanya pelatihan aktivitas fisik yang dapat menstimulasi komponen-komponen keseimbangan dinamis (Permana, 2013). Senam merupakan aktivitas fisik yang dapat mengoptimalkan komponenkomponen motorik seperti keseimbangan, koordinasi, kelincahan dan konsentrasi pada anak-anak (Biasworo, 2009). Bentuk-bentuk senam yang dapat diberikan pada anak antara lain adalah senam kesegaran jasmani 2008 dan senam otak (Gilang, 2005). Perbaikan keseimbangan pada senam kesegaran jasmani 2008 dan senam otak dapat dibedakan berdasarkan bentuk latihan dan prinsip latihan. Senam kesegaran jasmani 2008 merupakan bentuk pelatihan aerobik yang terdapat unsur gerakan yang dapat meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kekuatan otot, daya tahan otot, fleksibilitas dan keseimbangan (Adi, 2005). Senam kesegaran jasmani 2008 akan meningkatkan kekuatan otot, kestabilan ankle dan kemampuan visospasial yang merupakan komponen keseimbangan dinamis (Huang, 2006). Senam otak merupakan serangkaian latihan gerak yang melibatkan aspek biomekanik yang luas dan bersifat tidak lazim membantu mengoptimalkan fungsi otak manusia. Senam otak dapat memperlancar aliran darah dan oksigen ke otak
4
sehingga meningkatkan daya ingat dan konsentrasi, meningkatkan energi tubuh, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi gerakan (Dennison, 2005). Senam otak dan senam kesegaran jasmani 2008 dapat meningkatkan keseimbangan dinamis dapat dikarenakan adanya prinsip latihan dual task atau perintah ganda sehingga akan meningkatkan kognitif gerakan pada anak dan aktifasi area otak yang lebih luas yang berdampak pada kecepatan respon terhadap perubahan lingkungan dan gerakan (Thomas, 2012). Senam kesegaran jasmani 2008 dan senam otak dapat meningkatkan keseimbangan dinamis oleh karena perbaikan kemampuan kontrol postural. Senam kesegaran jasmani 2008 meningkatkan kontrol postural dikarenakan penggunaan sistem muskuloskeletal dan propioseptiv yang lebih dominan sehingga meningkatkan keseimbangan dinamis. Gunendi melaporkan adanya peningkatan kontrol postural setelah diberikan latihan kesegaran jasmani selama 4 minggu (Gunendi, 2008). Sedangkan pada senam otak perbaikan kontrol postural dikarenakan gerakan senam otak lebih dominan mempengaruhi sistem vestibular, dan kognitif serta sistem neuromuskular (Dennison, 2006). Senam otak bertujuan untuk membuka channel-channel kerja fisiologi otak sehingga akan memberi kemudahan otak pada saat melakukan kegiatan belajar atau bekerja dengan asumsi otak digunakan secara menyeluruh atau whole brain. Senam otak dapat memberikan pengaruh positif pada peningkatan konsentrasi, atensi, kewaspadaan dan kemampuan fungsi otak untuk melakukan perencanaan, respon dan membuat keputusan saat gerakan. Respon keputusan saat
5
melakukan gerakan akan mempengaruhi central proceesing dan anticipatory yang mempengaruhi keseimbangan (Inder, 2004). Senam otak dan senam kesegaran jasmani 2008 merupakan bentuk pelatihan fisik yang dapat meningkatkan keseimbangan pada anak-anak. Peningkatan keseimbangan dinamis terjadi akibat adanya perbaikan sistem vestibular, somatosensoris dan visual dari jalur yang berbeda. Senam otak dapat meningkatkan keseimbangan dengan adanya aktivitas gerak yang kompleks dan baru sehingga memungkinkan penggunaan area otak yang lebih luas yang akan meningkatkan adaptive system yang berpengaruh terhadap respon keseimbangan. Sedangkan pada senam kesegaran jasmani 2008 peningkatan keseimbangan dikarenakan adanya penggunaan gerakan yang bersifat fungsional yang akan menjadikan central pattern generator (CPG) teraktivasi. Aktivasi CPG akan meningkatkan sistem umpan balik dan feedforward yang mempengaruhi keseimbangan. Dari studi referensi yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa senam kesegaran jasmani 2008 dan senam otak dapat meningkatkan komponen-komponen keseimbangan pada anak namun belum adanya penelitian mengenai hal tersebut, sehingga peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan cara membandingkan antara senam kesegaran jasmani 2008 dan senam otak terhadap keseimbangan dinamis anak. Judul penelitian adalah “ Senam Otak Lebih Meningkatkan Keseimbangan dinamis daripada Senam Kebugaran Jasmani 2008 Pada Anak Usia 7-8 Tahun di Kecamatan Simpang Teritip Bangka Barat”.
6
1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah senam otak meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak usia 7-8 tahun? 2. Apakah senam kesegaran jasmani 2008 meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak usia 7-8 tahun? 3. Apakah senam otak lebih baik meningkatkan keseimbangan dinamis daripada senam kesegaran jasmani 2008 pada anak usia 7-8 tahun? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa: 1. Senam otak meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak usia 7-8 tahun. 2. Senam kesegaran jasmani 2008 meningkatkan keseimbangan dinamis pada anak usia 7-8 tahun. 3. Senam otak lebih baik meningkatkan keseimbangan daripada senam kesegaran jasmani pada anak usia 7-8 tahun. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperkaya ilmu pengetahuan terutama dalam kajian keseimbangan anak sekolah dasar usia 7-8 tahun
7
2. Manfaat praktis a. Memberi ruang sudut pandang fisioterapi dalam menganalisis pengaruh senam otak terhadap keseimbangan dinamis pada anak sekolah dasar usia 7-8 tahun. b. Untuk memberikan gambaran permasalahan keseimbangan yang perlu disikapi sebagai tindakan preventif terkait risiko yang dimiliki anak sekolah dasar usia 7-8 tahun. c. Memberi ruang sudut pandang fisioterapi dalam menganalisis pengaruh senam kesegaran jasmani terhadap keseimbangan anak sekolah dasar usia 7-8 tahun.