BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Industri di Indonesia mengalami perkembangan yang semakin pesat, yang
mengakibatkan
persaingan
antar
perusahaan
semakin
meningkat,
sehingga
mendorong setiap perusahaan untuk mengembangkan kemampuan bersaingnya dan memilih strategi yang paling tepat agar kegiatan manufaktur pada perusahaannya dapat terus berjalan lancar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada tanpa mengurangi kapasitas dan kualitas produksinya. Industri manufaktur memerlukan perencanaan yang baik bagaimana untuk mengatur hasil atau output agar dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan batas kemampuan perusahaan tersebut. Dengan suatu perencanaan dan pengendalian produksi yang baik tentu saja proses produksi yang dilakukan juga akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa mengalami keterlambatan akibat habisnya bahan baku ketika produksi sedang berjalan. Kita mengetahui bahwa dengan adanya persediaan bahan mentah maka proses produksi segera dapat mentransformasi/mengubah bentuknya menjadi barang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan dari perencanaan dan pengendalian produksi yaitu mengusahakan agar barang jadi hasil proses produksi itu tepat sesuai dengan
kebutuhan konsumen baik dalam jumlah dan waktu, dengan tentu saja memperhatikan kualitas dan harganya. PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi keramik lantai (floor tile) dengan berbagai jenis ukuran dan tipe telah memiliki strategi dalam merencanakan dan mengendalikan proses produksinya. Strategi itu dianggap sebagai yang paling sesuai dengan kondisi perusahaan dan juga dipercaya mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Namun ternyata jika ditinjau lebih lanjut, strategi tersebut belum mencapai hasil yang optimal sehingga diperlukan strategi baru yang lebih baik lagi agar target produksi dapat dicapai. Bahan baku merupakan salah satu aspek pada penerapan strategi perencanaan dan pengendalian produksi. Selain itu, bahan baku merupakan faktor penting dan sangat berpengaruh dalam proses produksi, dimana tersedia atau tidaknya bahan baku akan menentukan kelanjutan dari jalannya proses produksi. Apabila sistem persediaan tidak ditangani dengan baik, maka keseluruhan proses produksi dapat terganggu sehingga pendistribusian barang terhadap konsumen pun menjadi terganggu. Hal ini memungkinkan munculnya kekecewaan konsumen terhadap perusahaan. Selain itu, juga mungkin dapat mengakibatkan perusahaan menjadi kehilangan pendapatan dan laba yang seharusnya dapat diperolehnya. Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah mengenai sistem persediaan bahan baku pada PT. Maha Keramindo Perkasa terutama bahan baku untuk pembuatan body keramik. Penulis mencoba memecahkan masalah tersebut dengan
menggunakan metode Material Requirement Planning (MRP). Dengan metode ini diharapkan agar proses produksi dapat berjalan dengan lebih baik sehingga target produksi dapat dicapai dan konsumen pun menjadi puas.
1.2
Identifikasi dan Perumusan Masalah Sistem produksi pada PT. Maha Keramindo Perkasa adalah memproduksi untuk
disimpan (make to stock) berdasarkan data yang diterima oleh Departemen Pemasaran, lalu diturunkan ke Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk dibuat rencana produksinya. Setiap bulannya Departemen PPIC selalu menerima data tentang jumlah, jenis dan ukuran keramik apa saja yang harus dibuat dari Departemen Pemasaran. Tujuan dari perencanaan produksi yang dilakukan oleh Departemen PPIC yaitu customer satisfying, artinya dimana tidak hanya kualitas produk saja yang diperhatikan
tetapi juga efisiensi waktu dari tahap pemesanan hingga pesanan
diterima oleh konsumen. Untuk menjaga keadaan ini maka harus benar-benar diperhitungkan jumlah dan jenis bahan baku yang harus dipesan agar dapat langsung digunakan dalam proses produksi. Akan tetapi, sering terjadi jumlah bahan baku terkadang mengalami kekurangan sehingga target produksi yang ditetapkan sering tidak terpenuhi. Hal ini sangat berpengaruh besar terhadap kredibilitas perusahaan kepada konsumennya, sebab perusahaan tidak dapat memenuhi pesanan keramik seperti yang telah dijanjikan.
Jadi, PT. Maha Keramindo Perkasa perlu merancang suatu sistem perencanaan kebutuhan material yang baru dan lebih terencana untuk mengatasi kurangnya bahan baku khususnya bahan baku untuk pembuatan body keramik yang digunakan dalam memproduksi keramik lantai agar sesuai dengan pesanan konsumen.
1.3
Ruang Lingkup Berdasarkan permasalahan yang diangkat menjadi topik pada skripsi ini, maka
penulis membuat beberapa batasan dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi oleh perusahaan tersebut yaitu : 1. Penelitian dilakukan pada Departemen PPIC (Production Planning and Inventory Control) di PT. Maha Keramindo Perkasa. 2. Pembahasan MRP hanya dibatasi pada body keramik saja. 3. Persediaan yang dibahas hanya terbatas pada pemakaian bahan baku utama saja. Bahan baku air dimana digunakan untuk penyusun body keramik tidak dimasukkan ke dalam perhitungan MRP karena diasumsikan biaya pengadaan air sangat murah. 4. Data penjualan yang digunakan untuk dapat meramalkan besar penjualan di masa yang akan datang yaitu data penjualan dari bulan Januari 2004 – Desember 2004. 5. Metode perhitungan lot yang digunakan adalah metode Lot For Lot (LFL), metode Periodic Order Quantity (POQ), metode Economic Order Quantity (EOQ), metode Part Period Balancing (PPB), metode Algoritma Silver Meal,
dan metode Algoritma Wagner Within. Setelah itu, metode yang digunakan dalam penentuan lot adalah satu metode dengan total biaya terendah.
1.4
Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :
1. Melakukan evaluasi pada sistem persediaan bahan baku PT. Maha Keramindo Perkasa beserta permasalahan yang ada di dalamnya. 2. Merancang sistem persediaan bahan baku yang lebih tepat dan tersusun dengan baik, sehingga dapat diterapkan pada PT. Maha Keramindo Perkasa dengan biaya yang termurah. Manfaat penulisan skripsi ini adalah : 1. Sebagai bahan evaluasi atas strategi perencanaan dan pengendalian produksi yang telah digunakan selama ini. 2. Dapat digunakan untuk menjadi referensi dalam memperbaiki sistem persediaan bahan bakunya agar lebih efektif dan efisien
1.5
Gambaran Umum Perusahaan
1.5.1
Sejarah Perusahaan
PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebuah pabrik yang pada awal pendiriannya bernama PT. Masterina Keramika Pratama dimana pabrik ini adalah sebuah pabrik yang memproduksi keramik lantai (Floor Tile) dengan merek dagang Masterina. Pabrik ini didirikan sejak tanggal 25 September 1989 berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pabrik PT. Maha Keramindo Perkasa berlokasikan di Desa Pasir Awi, Kecamatan Pasar Kemis, tepatnya di Jalan Putera III, Tangerang, Banten dengan total luas area sebesar 190.000 m² dengan luas bangunan pabrik sebesar 60.000 m². Sedangkan kantor pusat PT. Maha Keramindo Perkasa terletak di Pusat Perdagangan Bahan Bangunan dan Interior Mangga Dua tepatnya di Jalan Raya Mangga Dua Blok F1 No. 1. Besar nilai investasi awal dari PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebesar Rp 72.373.000.000,00 dengan perincian modal tetap sebesar Rp 65.435.921.000,00 dan modal kerja sebesar Rp 6.937.879.000,00. Mesin dan peralatan yang digunakan untuk produksi dioperasikan oleh personil yang terlatih dan memiliki kemampuan yang baik. Total seluruh karyawan yang bekerja di PT. Maha Keramindo Perkasa ± 1550 orang, dengan waktu kerja 24 jam kerja per hari untuk pekerja shift dan 40 jam kerja per minggu untuk pekerja non shift.
Keramik Masterina diproduksi dengan mengikuti standar internasional yaitu International Ceramic European Nomenclatur (CEN) No. EN-178. Komitmen PT. Maha Keramindo Perkasa pada sistem kualitas dan prosedur yang dilaksanakan telah mendapatkan sertifikat ISO 9001 pada tanggal 15 Oktober 1997.
1.5.2
Perkembangan Perusahaan
Pada awal mula produksi, PT. Maha Keramindo Perkasa baru menghasilkan keramik lantai sebanyak 16.000 m2/hari yang mempeunyao merk dagang seperti Masterina, Precio dan Aster dengan ukuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cm, dan 40 x 40 cm. Selepas satu tahun pabrik ini berdiri, kapasitas produksi PT. Maha Keramindo Perkasa mulai meningkat menjadi 22.000 m2/hari. Pada tahun 1992, PT. Maha Keramindo Perkasa menambah ukuran produk keramik yaitu ukuran 10 x 20 cm dan 20 x 25 cm. Pada tahun 1994 PT. Maha Keramindo Perkasa mendapatkan sertifikat ISO 9001 sehingga kapasitas produksinya terus bertambah sebesar 5.000 m²/hari. Tahun 1997 kapasitas produksinya bertambah sebanyak 6000 m2/hari, tahun 1998 kapasitas produksinya bertambah sebanyak 12.000 m2/hari hingga total kapasitas produksi pada awal tahun 1998 menjadi sebesar 45.000 m2/hari. Namun terpaan krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1998 mengakibatkan turunnya kapasitas produksi menjadi 26.000 m2/hari sampai bulan Desember 1999. Setelah krisis ekonomi mulai teratasi, kapasitas produksi mulai meningkat lagi
sampai bulan Maret 2000 menjadi 32.000 m2/hari, lalu pada bulan Mei 2000 menjadi 42.000 m2/hari sehingga dapat mendekati kapasitas awal sebesar 45.000 m2/hari seperti produksi pada awal tahun 1998. Kapasitas produksi PT. Maha Keramindo Perkasa sekarang ini adalah 12.960.000 m2/tahun atau 1.080.000 m2/bulan. Akan tetapi, kenyataannya besar jumlah produksi keramik setiap bulannya pada tahun ini masih jauh dari kapasitas produksi tersebut. Hal ini salah satu penyebabnya adalah masalah yang terdapat pada sistem persediaan PT. Maha Keramindo Perkasa. Jaringan distribusi dari Masterina Ceramic Tile sekarang meliputi beberapa kota di seluruh Indonesia, dan juga negara-negara di luar negeri seperti negara-negara di Asia (Philipina, Korea, Singapura, Brunai, dan lainnya), negara-negara Timur Tengah, Afrika, Australia, Amerika Selatan, Eropa, dan Oceania.
1.5.3
Visi dan Kebijakan Mutu Perusahaan
Visi dari PT. Maha Keramindo Perkasa sebagai perusahaan yang memproduksi keramik lantai adalah “to be a national class with the best quality”. Visi ini mengandung arti bahwa perusahaan berusaha untuk mencapai kemapuan operasi (operation capability) yang berkelas nasional dengan mutu terbaik. Untuk itu perusahaan secara terus menerus melakukan perbaikan dengan harapan nantinya akan terwujud suatu efektivitas dan efisiensi operasi sehingga menghasilkan karya yang terbaik dengan biaya operasi dan keuntungan yang optimum.
Kebijakan mutu PT. Maha Keramindo Perkasa adalah : 1. Menghasilkan produk bermutu 2. Memastikan pengiriman produk tepat waktu 3. Melakukan inovasi produk sesuai dengan keinginan pasar. Sasaran perusahaan adalah memberikan keuntungan bagi pemilik, memuaskan pelanggan, dan memperlakukan pemasok dengan adil.
1.5.4
Produk Yang Dihasilkan
Keramik Masterina mempunyai 2 lapisan, yaitu pada lapisan bawah disebut body keramik, dan lapisan atas disebut dengan glazur. Keramik Masterina terdiri dari 160 corak, dimana setiap bulannya diproduksi 30 keramik terbaru untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Tipe keramik Masterina yang diproduksi ada berbagai macam yaitu : a. Plain / Standard Colours b. Decorative / Dark Colours c. Embossed d. Granite Special e. Decorative Special f. Rock Type
Sedangkan ukuran dari keramik yang diproduksi saat ini ada lima macam, yaitu: •
10 x 20 cm
•
20 x 20 cm
•
20 x 25 cm
•
30 x 30 cm
•
40 x 40 cm
1.5.5
Struktur Organisasi Struktur organisasi pada PT. Maha Keramindo Perkasa dapat dilihat dalam
diagram 1.1 di bawah ini.
Diagram 1.1 Struktur Organisasi PT. Maha Keramindo Perkasa Sumber : Departemen HRD PT. Maha Keramindo Perkasa
1.5.6
Job Description
Job description dari PT. Maha Keramindo Perkasa adalah sebagai berikut : 1. Presiden Direktur dan Deputy/Vice Presiden Direktur Bertanggung jawab untuk : -
Penjualan dan keuntungan perusahaan.
-
Meninjau dan mengesahkan Purchase Order (PO) untuk batas nilai tertentu.
-
Menetapkan kebijakan mutu perusahaan dan menjamin mutu produk.
-
Meninjau sistem manajemen mutu pada selang waktu tertentu unutk menjamin sistem mutu berlangsung efektif dan perbaikan secar terus-menerus terlaksana dengan baik.
Mempunyai wewenang untuk : -
Menunjuk wakil manajemen.
-
Mengelola seluruh operasi yang berhubungan dengan biaya dan anggaran.
-
Menetapkan tanggung jawab dan wewenang setiap bagian.
2. Wakil Manajemen (Management Representative) Bertanggung jawab kepada Presiden Direktur untuk : -
Memastikan bahwa sistem manajemen mutu memenuhi persyaratan ISO 9001 : 2000.
-
Memastikan proses-proses yang dibutuhkan sistem manajemen mutu ditetapkan, diterapkan, dan dipelihara dengan efektif.
-
Memastikan peningkatan kesadaran akan pemenuhan persyaratan pelanggan di seluruh tingkatan organisasi.
-
Memastikan keefektifan dan pengembangan tindak lanjut hasil audit sistem mutu.
Mempunyai wewenang untuk : -
Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu kepada Presiden Direktur, yang akan digunakan sebagai dasar improvement.
-
Mewakili perusahaan dalam hubungannya dengan pihak diluar perusahaan untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem manajemen mutu.
-
Memastikan tinjauan manajemen terlaksana secara efektif dan efisien.
-
Memastikan terlaksananya audit mutu internal.
3. General Manager Fungsi : Merumuskan dan menetapkan suatu kebijaksanaan dan program umum PT. Maha Keramindo Perkasa atau mengorganisasikan sesuai dengan batas wewenang yang diberikan Dewan Direksi / Komisaris. Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Menetapkan suatu program yang harus dilaksanakan.
-
Mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan berbagai departemen di PT. Maha Keramindo Perkasa .
-
Menjamin kelangsungan rencana perancangan dan pengembangan dan proses manufacturing untuk memenuhi persyaratan pelanggan.
4. Internal Auditor Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Menyiapkan jadwal audit mutu internal.
-
Mengkoordinir pelaksanaan audit.
-
Memantau keefektifan audit.
-
Menyiapkan laporan hasil audit.
5. Plant Manager Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Menentukan, mendokumentasikan, dan meninjau persyaratan pelanggan.
-
Aktivitas perancangan dan pengembangan serta manufacturing.
-
Mememberi pertimbangan kepada General Manager
dalam membuat
keputusan mengenai kebijaksanaan umum. 6. Direktur Marketing Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Merencanakan, mengembangkan, dan mengotrol strategi marketing secara keseluruhan baik pasar lokal maupun ekspor.
-
Mengkoordinir seluruh aktivitas sales dan marketing.
-
Meninjau pelaksanaan sales dan marketing sehubungan dengan strategi marketing dan membuat langkah-langkah yang perlu untuk memastikan bahwa strategi marketing tersebut memenuhi harapan perusahaan.
-
Memberikan training kerja kepada staf marketing bila perlu.
7. Kepala Departemen Marketing Ekspor Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Membuat rencana-rencana penjualan.
-
Menangani permintaan pelanggan, pesanan atau kontrak.
-
Menangani penawaran produk, memeriksa order, harga, pengiriman dan pengapalan.
-
Persiapan data penjualan.
8. Kepala Departemen Produk Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Manajemen produk.
-
Pengembangan produk baru.
-
Perencanaan dan pengembangan aktifitas promosi.
-
Penanganan komplain dari pelanggan.
9. Kepala Departemen Finance Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Mengendalikan lalu lintas keuangan (cashflow) perusahaan.
-
Ikut serta dalam merumuskan kebijaksanaan keuangan.
10. Kepala Departemen Cost Accounting and Budget Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Perhitungan biaya produk (product costing).
-
Perencanaan dan pengendalian anggaran biaya.
11. Kepala Departemen General Accounting Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Pengendalian keuntungan dan pengeluaran.
-
Perhitungan pengendalian pendapatan dan pengeluaran.
-
Menyiapkan laporan keuangan.
12. Kepala Departemen Purchasing Mempunnyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Melaksanakan kebijakan pembelian perusahaan.
-
Memelihara daftar pemasok yang disahkan (approved vendor list).
-
Mencari sumber pasokan.
-
Meninjau dan mengesahkan permintaan pembelian pada batas nilai tertentu.
13. Kepala Departemen Produksi Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Pengendalian karyawan di bagian produksi untuk mencapai target produksi tepat waktu dan memenuhi standar mutu.
-
Memotivasi karyawan untuk memperhatikan tentang produktivitas, biaya dan memelihara lingkungan kerja.
14. Kepala Departemen Production Planning and Inventory Control (PPIC) Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Optimalisasi tingkat inventarisasi bahan baku, kebutuhan rutin, komponen, kebutuhan pendukung pabrik dan produk jadi.
-
Penanganan dan pengelolaan inventarisasi dan lalu lintas barang.
-
Menyiapkan program pengadaan material & penyimpanan hasil produksi menurut keputusan General Manager.
-
Memperkirakan dan memastikan penyediaan tenaga kerja untuk kebutuhan Departemen PPIC.
15. Kepala Departemen Total Quality Assurance (TQA) Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Inspeksi dan pengujian barang masuk, selama proses produksi dan produk akhir.
-
Mengatur dan mengkoordinir aktivitas jaminan mutu dan memelihara dokumentasi sistem mutu.
-
Mengatur dan mengkoordinir aktivitas penyediaan screen/roller dan pasta.
16. Kepala Departemen Engineering/Maintenance Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Menentukan persyaratan pembelian untuk komponen (spare part) mesin.
-
Memelihara mesin-mesin dan utilitas pada tingkat kelayakan dan kesiapan yang tinggi.
-
Menyiapkan gambar-gambar dan instruksi kerja yang lain.
-
Operasi sistem kalibrasi.
17. Kepala Departemen Human Resource Development (HRD) Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Pengadaan karyawan.
-
Identifikasi kebutuhan pelatihan, menyiapkan rencana pelatihan, memantau dan meninjau aktivitas pelatihan.
-
Memelihara dokumentasi rekaman personel.
-
Keamanan dan masalah umum perusahaan.
18. Kepala Departemen Research and Development (R&D) Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Melaksanakan fungsi perancangan.
-
Melaksanakan fungsi penelitian dan pengembangan.
19. Kepala Departemen Sistem Informasi Mempunyai tanggung jawab dan wewenang untuk : -
Menjamin kelangsungan operasi perangkat lunak dan perangkat keras (software dan hardware) termasuk pemeliharaan dan data pendukung (backup).
-
Pengendalian software dan hardware yang dipergunakan untuk melindungi data perusahaan.
1.5.7
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja yang bekerja di PT. Maha Keramindo Perkasa terbagi menjadi dua bagian yaitu tenaga kerja tak langsung yang menggunakan jam kerja non shift dan tenaga kerja langsung yang menggunakan jam kerja shift. Kelompok kerja shift terbagi menjadi tiga, yaitu shift I, shift II, dan shift III. Berikut ini adalah jadwal jam kerja dan waktu istirahat yang diterapkan di PT. Maha Keramindo Perkasa : 1. Non Shift a. Senin sampai Kamis : pukul 08.00 – 17.00 b. Jumat : pukul 07.30 – 17.00 Istirahat dan makan siang 1 jam : pukul 12.00 – 13.00 2. Shift a. Shift I : pukul 07.00 – 15.00 Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 11.00 – 12.30 b. Shift II : pukul 15.00 – 23.00 Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 18.30 – 19.00 c. Shift III : pukul 23.00 – 07.00 Istirahat dan makan ½ jam secara bergiliran mulai pukul 01.30 – 03.00
1.5.8
Proses Produksi
Proses produksi body keramik di PT. Maha Keramindo Perkasa ditangani oleh departemen produksi bagian body preparation. Tahapan-tahapan proses produksi yang harus dilakukan dalam pembuatan body keramik sendiri terdiri dari : 1. Tahap Crushing (Penghancuran) Bahan mentah ( raw material ) dari bagian body ini sebagian besar berupa clay dan berupa batuan (feldspar) dan biasanya memiliki diameter sebesar 2 cm sehingga terlalu besar dan harus dihancurkan hingga menjadi butiran dengan ukuran diameter kurang dari 4 mm. Proses penghancuran ini dilakukan sebanyak tiga kali dan dengan menggunakan mesin crusher. Bahan baku clay juga perlu dihancurkan dengan menggunakan mesin crusher tetapi proses penghancurannya tidak perlu dilakukan berkali-kali. Setelah proses penghancuran selesai dilakukan, bahan baku tersebut ditampung di dalam box untuk dibawa ke tahap selanjutnya. 2. Tahap Batching (Penimbangan) Pada tahap ini, masing-masing bahan baku ditimbang sesuai dengan komposisi yang telah dibuat untuk pembuatan body keramik. Penimbangan dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama batching yang telah diprogram dengan menggunakan komputer, jadi penimbangan dapat dilakukan dengan lebih tepat, benar, dan cepat. Untuk setiap kali penimbangan, total berat kering dari seluruh bahan baku adalah 16500 kg dimana body composition untuk seluruh jenis
keramik yang diproduksi adalah sama. Body composition dari hasil penimbangan dengan menggunakan batching dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini. Tabel 1.1 Body Composition Berat kering : 16.500 kg No Jenis material % berat Kadar air (%) Timbangan (kg) 1 Clay SKRM 42 18,6 8510 2 Clay BTL 5 20,8 1040 3 Clay CL 13 23,8 2810 4 Feldspar FCG 5 23,2 1070 5 Feldspar Cipuda 7 18,7 1420 6 Feldspar FOB 28 8,0 5020 7 1,40 230 Water Glass 6 jam Milling time Sumber : Departemen Produksi PT. Maha Keramindo Perkasa Rumus yang digunakan untuk timbangan yaitu :
Timbangan (kg) =
total material × komposisi 100 % - kadar air
3. Tahap Millingg (Penggilingan / penyampuran) Pada tahap ini digunakan mesin ball mill yang berputar dengan kecepatan tertentu dan biasanya membutuhkan waktu 5 – 6 jam tergantung dari bahan baku yang akan dicampur. Jika bahan baku sudah cukup halus, maka kecepatan putar putar ball mill tidak perlu terlalu besar. Pada bagian atas dari ball mill terdapat hopper
yang berfungsi untuk menyalurkan bahan baku ke dalam ball mill. Di dalam pencampuran, selain ball mill diisi dengan bahan baku yang akan dicampur, ball mill juga diisi dengan batu silica pable dan air. Batu silica pable adalah batu yang
mengandung silika dan digunakan sebagai media penghalus bahan baku di dalam
pencampuran bahan baku. Ukuran batu silica pable terdiri dari tiga ukuran yaitu ukuran besar dengan diameter 8 – 10 cm, ukuran sedang dengan diameter 6 – 8 cm, dan ukuran kecil dengan diameter 4 – 6 cm. Komposisi batu silica pable di dalam ball mill adalah 55 % dari volume ball mill, sedangkan komposisi air dalam ball mill adalah 45 % dari total material. Total material yang dapat dicampur dalam sebuah ball mill adalah 16,5 – 17 ton. Setelah bahan baku dicampur dalam ball mill, maka hasil pencampurannya berbentuk seperti lumpur dan disebut juga slip. Slip tersebut kemudian dialirkan ke slip tank yang terletak di bawah permukaan tanah. Untuk setiap slip tank disediakan dua mixer yang berfungsi untuk terus mengaduk slip tersebut agar tidak mengendap. Kapasitas untuk sebuah slip tank adalah sama dengan 5,5 ball mill.
4. Tahap Filtering (Penyaringan) Dari slip tank, material akan dipompa dan kemudian disaring dengan menggunakan saringan bersistem getar (vibrate) sehingga material yang masih berukuran besar akan keluar dari larutan material. Penyaringan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dengan menggunakan saringan berukuran 14 mesh dan 80 mesh.
5. Tahap Drying 1 (Pengeringan 1) Mesin yang digunakan untuk tahap ini adalah spray dryer. Spray dryer menggunakan gas alam cair (LNG) yang bertemperatur antara 400 – 500oC. Jadi pada saat material yang berupa lumpur dipompa / disemprotkan ke dalam spray dryer, ada gas dan udara panas yang juga dialirkan ke spray dryer sehingga
mengubah material menjadi bentuk bubuk (powder) yang mengandung kadar air 5,5 – 7,3 %. Pada bagian bawah spray dryer juga terdapat nozzle (lubang) yang berdiameter 2,5 – 4 mm.
6. Tahap Penampungan Dari spray dyer ke silo, material dibawa dengan menggunakan conveyor. Tujuan dari tahap penampungan ini adalah agar kadar air dari seluruh material yang berbentuk bubuk menjadi homogen dan juga kadar air yang terkandung menjadi berkurang akibat proses penguapan yang terjadi pada saat penampungan. Tempat penampungan yang digunakan disebut silo. Sebuah silo mempunyai daya tampung 120 ton dan untuk memasukkan 120 ton bubuk material ke dalam silo membutuhkan waktu 8 jam. Setelah itu material didiamkan di dalam silo selama 1 – 2 hari agar kadar air menjadi homogen dan berkurang menjadi 5,5 – 5,2 %. Material yang sudah homogen kadar airnya kemudian dibawa dengan conveyor untuk disaring kembali dengan mesin fibrating. Ukuran lubang saringan yang
digunakan yaitu 1,25 x 2,75 mm. Sesudah itu baru kemudian material dibawa dengan hoist ke hopper yaitu bagian atas mesin press. 7. Tahap Pressing Mesin yang digunakan pada tahap ini adalah mesin press yang menggunakan hidrolik dengan tekanan antara 220 – 300 bar (kg/cm2) tergantung dari ukuran keramik yang akan diproduksi. Pada bagian atas mesin press terdapat hopper yang berfungsi untuk menyalurkan untuk menyalurkan bahan baku yang akan dipress menjadi body keramik. Body keramik yang dihasilkan pada tahap ini
memiliki bending strength 4 – 16 kg/cm2 dan kadar air 4,7 – 6,8 %. Jadi body keramik ini masih butuh proses pengeringan agar bending strength-nya meningkat dan kadar airnya menurun sehingga body keramik menjadi kuat dan tidak mudah pecah / patah. 8. Tahap Drying 2 (Pengeringan 2) Vertical dryer adalah alat yang digunakan pada tahap ini. Vertical dryer
mempunyai
fungsi
untuk
mengeringkan
body
keramik
setelah
proses
pengepressan dan memiliki temperatur antara 90 – 150oC. Proses pengeringan yang dilakukan memakan waktu kurang lebih 50 menit. Setelah proses pengeringan ini, body keramik jadi memiliki bending strength 25 – 27 kg/cm2 dan kadar air kurang dari 1 %.
Operation Process Chart dalam pembuatan keramik lantai di PT. Maha
Keramindo Perkasa secara lengkapnya dapat dilihat dalam diagram 1.2 berikut ini. f r it , k a o lin , C M C , S T P P , s t a in , a ir
O -1 4
p o t a s iu m f e ld s p a r , c la y , k a o lin , f r it , p a s ir k u a r s a , t a lc , z ir c o n iu m s ilic a t e , a ir
p e n im b a n g a n
O -1 0
b a ll
p e n im b a n g a n b a tc h in g
b a tc h in g a lu b it e
c la y
a lu b it e
f e ld s p a r
O -2
m illin g
O -1
c la y c r u s h e r
m illin g c ru s h e r
b a ll w a te r g la s s
O -1 5
m ix in g
O -1 1
O -1 6
f ilt e r in g s a r in g a n g e ta r
m ix in g
a ir
b a ll m ill
b a ll m ill
f ilt e r in g
O -3
p e n im b a n g a n b a tc h in g
O -1 2
s a r in g a n g e ta r O -4
m ix in g b a ll m ill
O -5
f ilt e r in g s a r in g a n
O -6
d r y in g
1
s p ra y d ry e r
p e n a m p u n g a n O -7
s ilo
p r e s s in g O -8
m e s in
p re s s
d r y in g
2
O -9
v e r t ic a l d r y e r
O -1 3
p e la p is a n e n g o b e g la z in g
O -1 7
lin e
p e la p is a n g la z u r g la z in g
lin e
p r in t in g O -1 8
O -1 9
m e s in p r in t in g
f ir in g k iln
I- 1
s o r tir m e s in s o r tir s o r t ir
I- 2
O -2 0
Diagram 1.2 Operation Process Chart Keramik Lantai Sumber : Departemen Produksi PT. Maha Keramindo Perkasa
a n a liz e r & p la n a r ity
p a c k in g