BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan dalam dunia bisnis terjadi dengan begitu cepatnya. Era globalisasi semakin menambah ketatnya persaingan antar perusahaan atau industri untuk menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan konsumen. Jika ingin sukses, suatu perusahaan harus memiliki proses produksi yang efisien sehingga dapat menghasilkan produk atau jasa dengan biaya seoptimal mungkin. PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor. Pada tahun 2000 berganti nama menjadi PT. Astra Honda Motor dengan komposisi kepemilikan saham 50% milik PT. Astra International dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. PT. AHM saat ini memiliki kapasitas produksi 3 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk memenuhi permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat. Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia.
Karyawan PT. AHM saja saat ini berjumlah sekitar 13.000 orang,
ditambah 130 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi
2
tersebut diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar 500.000 orang. PT. AHM akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT. AHM memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda di dalam negeri melalui beberapa divisi dan anak perusahaannya. PT. AHM memiliki satu divisi yakni Dies Manufacturing Division (DMD) yang khusus menangani pembuatan cetakan plastik (plastic mold / mold) dan cetakan alumunium (die casting / dies) sebagai komponen utama dari sebuah sepeda motor. Divisi ini tergolong bengkel manufaktur terbesar dan tercanggih di Indonesia. Memiliki mesin-mesin milling, EDM (electric discharge machine) baik dengan control CNC (Computer Numerical Control) maupun manual. Dengan meningkatnya tuntutan akan kecepatan produksi dan kualitas yang lebih sempurna, divisi ini juga dilengkapi dengan sistem komputer yang terintegrasi CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), CAE (Computer Aided Engineering) dan lain sebagainya. DMD memiliki 19 lisensi software Unigraphics (CAD/CAM), 1 lisensi Delcam (CAD/CAM), 1 lisensi Vericut (CAM), 1 lisensi Moldflow Plastic Insight (CAE) dan 1 lisensi Magmasoft (CAE). Lisensi software tersebut berlaku selama 5 tahun. Dikarenakan keterbatasan jumlah sumber daya manusia dan mesin, maka divisi ini juga meng-subcontractor-kan 50% pembuatan mold dan dies ke bengkel
3
manufaktur lain meskipun dengan biaya yang lebih mahal. Jika lisensi software tersebut di atas tidak diperpanjang, maka 100% pembuatan mold dan dies yang harus di-subcontractor-kan.
Ini
tentunya
merugikan
perusahaan
karena
harus
mengeluarkan biaya produksi yang lebih tinggi. Selain itu muncul pula masalah tentang terlambatnya waktu pengiriman cetakan dari DMD ke bagian produksi. Melihat masalah di atas maka dalam tugas akhir ini penulis mencoba untuk melakukan studi analisis kelayakan perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah PT. Astra Honda Motor – Dies Manufacturing Division perlu memperpanjang lisensi software CAD/CAM/CAE atau tidak ? •
Jika lisensi diperpanjang, perlu biaya Rp 1.400.000.000,00 dan produksi mold dan dies dilakukan 50% inplant – 50% outplant.
•
Jika lisensi tidak diperpanjang, produksi mold dan dies dilakukan 100% outplant.
4
1.3 Ruang Lingkup Dikarenakan akan timbul banyak sekali persoalan dan cakupan dalam pembahasan analisa kelayakan ini, maka penulis membatasi ruang lingkup sebagai berikut : 1. Pengamatan, pengambilan dan analisa data hanya dilakukan di PT. AHM DMD (Dies Manufacturing Division), dimana : •
Perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam hal modal.
•
Produktifitas dan metode kerja sudah efektif, efisien dan optimal.
•
Tenaga kerja keseluruhannya adalah tenaga kerja langsung.
•
Biaya pabrikasi sudah mencakup biaya overhead.
2. Analisis kelayakan meliputi aspek teknis, aspek pasar, aspek hukum, aspek pemasaran, aspek finansial. 3. Peramalan loading capacity menggunakan metode trend linear. 4. Pemecahan masalah dilakukan dengan analisis-analisis Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period, Return On Investment (ROI) untuk membandingkan kedua alternatif yang ada. 5. Hanya ada 2 model sepeda motor baru yang diproduksi PT. AHM setiap tahunnya terdiri dari 2 tipe yaitu tipe cub/bebek dan tipe skutik. 6. Indikator ekonomi : •
Kurs mata uang US$ 1 = Rp 10.000,00.
•
Inflasi di Indonesia = 5 % / tahun.
5
7. Bahan baku mold dan dies seluruhnya didatangkan dari luar negeri, dibeli dengan mata uang US$ dan tidak terkena dampak inflasi. 8. Mold dan dies yang sudah habis masa pakainya disimpan di gudang, sehingga terminal value tidak dihitung.
1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan dilakukan penelitian ini adalah : 1. Mempelajari alternatif keputusan ditinjau dari aspek teknis, aspek hukum, aspek pemasaran dan aspek finansial. 2. Menilai kelayakan kedua alternatif dari sudut finansial. 3. Memberikan rekomendasi alternatif terbaik kepada pengambil keputusan di PT. Astra Honda Motor – Dies Manufacturing Division.
Manfaat yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Agar
perusahaan
dapat
mengetahui
fisibilitas
/
tingkat
kelayakan
perpanjangan lisensi software CAD/CAM/CAE, mengingat biaya investasi yang dibutuhkan tidak kecil. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengevaluasi langkah langkah selanjutnya dari keputusan yang akan diambil sehingga dapat berguna di masa mendatang.
6
1.5 Gambaran Umum Perusahaan 1.5.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 sengan nama awal PT. Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra Internasional. Saat itu PT. Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Jumlah produksi pada tahun pertama hanya 1500 unit, melonjak menjadi sekitar 30.000 unit pada tahun berikutnya dan terus berkembang hingga saat ini. Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT. Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda didalam negeri melalui beberapa anak perusahaan. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor, terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT. Federal Motor dan beberapa anak perusahaan merger menjadi satu dengan nama PT. Astra Honda Motor dengan komposisi kepemilikan saham 50% milik PT. Astra Internasional Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. 1.5.2 Profil Perusahaan Nama Perusahaan
: PT. Astra Honda Motor
Status Perusahaan
: Perseroan Terbatas
7
Status Investasi
: PMA (Penanaman Modal Asing)
Alamat
: Kantor Pusat & Plant 1 (Sunter) Jl. Laksda Yos Sudarso – Sunter I Jakarta 14350
Plant 2 (Pegangsaan Dua) Jl. Raya Pegangsaan Dua KM 2,2 Kelapa Gading Jakarta 14250
Plant 3 (Cikarang Barat) Jl. Raya Kalimantan Blok AA Kawasan Industri MM2100, Cikarang Barat, Jawa Barat Dies & Mould Division (DMD) Jl. Pulo Ayang Raya, Blok FF2 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta 13930
AHM Training Center Jl. Agung Timur IX Blo O1 Kav. 25-26, Sunter II Jakarta 14350
8
AHM Part Center Jl. Tipar Inspeksi Cakung Drain Cakung Barat, Jakarta 13910
Tanggal Pendirian
: 11 Juni 1971 sebagai PT. Federal Motor 31 Oktober 2000 merger menjadi PT. Astra Honda Motor
Kepemilikan
: 50% PT. Astra Internasional Tbk 50% Honda Motor Co. Ltd
Aktivitas
: Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Manufaktur, Perakitan dan Distributor Sepeda Motor HONDA
Jenis Produk
: Sepeda Motor Honda - Tipe Cub/Bebek : - Honda Absolute Revo series (110 cc) - Honda Blade (110 cc) - Honda Supra X 125 series (125 cc) - Tipe Sport : - Honda City Sport 1 (125 cc) - Honda Tiger (200 cc) - Honda Mega Pro (160 cc) - Tipe Skutik : - Honda Vario (110 cc)
9
- Honda Beat (110 cc) - Honda Scoopy (110 cc) - Honda PCX (125 cc) Kapasitas Produksi
: 3.000.000 unit/tahun
Referensi Standar
: JIS (Japan Industrial Standard) SII (Standar Industri Indonesia) SNI (Standar Nasional Indonesia) HES (Honda Engineering Standard) ISO 9001 ISO 14001 ISO 17025 OHSAS 18001
Jumlah Karyawan
: 14.460 orang (Desember 2009)
Jumlah Produksi :
Tahun
Jumlah Produksi
Satuan
1998
286,000
unit
1999
288,888
unit
2000
488,888
unit
2001
940,000
unit
2002
1,460,000
unit
2003
1,570,000
unit
10
Struktur Organisasi
:
2004
2,037,000
unit
2005
2,652,000
unit
2006
2,350,000
unit
2007
2,138,000
unit
2008
2,874,576
unit
2009
2,710,575
unit
11
BOARD OF DIRECTORS
Production, Engineering & Procurement Director
Plant
Sunter Plant Div.
Finance Director
HR, GA & IT Director
Domestic M/C Marketing Div.
HR & GA Div.
Fin, Acc & Budget
Finance Div.
Pegangsaan Plant Div.
Accounting & Budget Div.
Cikarang Plant Div.
Affco & Dealer Control Div.
Engine Plant Div.
PPC Div.
PPC Div.
Marketing Director
IT Div. Part Div. Technical Service Div.
Commercial & Overseas M/C Marketing Div.
Quality Technology Div. Dies Manufacturing Div. Business Support
Procurement Div. Purchase Control Div. Product & Quality Eng. Div.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. AHM
12
1.5.3 Uraian Pekerjaan : 1.5.3.1 Board of Directors Board of Directors terdiri dari President Director, Vice President Director dan Directors. Jajaran ini merupakan pemegang kebijakan tertinggi perusahaan. Director memimpin satu direktorat yang membawahi beberapa divisi. 1.5.3.2 Production, Engineering & Procurement Director Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pabrik (produksi, QC, logistic dan distribusi) untuk pencapaian target perusahaan. Membawahi beberapa divisi, diantaranya Dies Manufacturing Division. 1.5.3.2.1 Dies Manufacturing Division Sepeda motor terdiri dari banyak komponen, diantara komponen body motor yang terbuat dari plastik seperti pada gambar berikut :
Gambar 1.2 Komponen Body Motor
13
Part yang terbuat dari plastik dan komponen mesin yang terbuat dari alumunium diproses dengan system injeksi dan membutuhkan mold dan dies. Dies Manufacturing Division lah yang membuat mold dan dies tersebut. 1.5.3.3 Finance Director Bertanggung jawab untuk mengarahkan penanggulangan berbagai jenis resiko finansial (financial risk management) yang dihadapi perusahaan, melakukan koordinasi aktifitas keuangan dan sinergi untuk mencapai hasil bisnis yang optimal dari pelaksanaan seluruh usaha perusahaan. Indikator : 1. Strategi jangka panjang.. 2. Rencana kerja jangka panjang. 3. Risk management program terlaksana. 4. Tingkat financial compliance. 5. Profit. 6. Business growth. 7. Ketersediaan dana operasional.
1.5.3.4 Marketing Director Merupakan bagian utama jalannya perusahaan, yang langsung berhubungan dengan konsumen.. Tugas utama dari direktorat ini adalah merencanakan, mengontrol dan mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pasar secara efektif dan efisien serta memastikan adanya
14
layanan purna jual yang baik. Dilakukan dengan melakukan program dan standar kerja baik di dalam perusahaan maupun dealer, misalnya melalui analisa pasar dan strategi promosi. Indikator : 1. Laporan data dan informasi kondisi pasar di cabang. 2. Program kerja penjualan. 3. Pencapaian penjualan. 4. Laporan evaluasi penjualan. 5. Laporan penjualan cabang. 6. Tertib administrasi. 7. Tingkat kepuasan konsumen. 8. Keberhasilan program promosi. 1.5.3.5 HR, GA & IT Director Melaksanakan kegiatan pelayanan kantor, penyediaan fasilitas dan layanan administrasi perkantoran, sesuai ketentuan yang berlaku untuk mendukung kelancaran operasional perusahaan. Indikatornya adalah : 1. Tingkat kenyamanan kerja karyawan. 2. Tingkat akurasi dokumen dan surat-menyurat.