BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan penelitian seperti latar belakang masalah dari penelitian yang dilakukan, pokok permasalahan yang diangkat, pembatasan masalah yang digunakan, tujuan penelitian serta sistematika penulisan dari tugas akhir ini.
1.1
Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari
seiring dengan kemajuan zaman. Namun ternyata perkembangan teknologi ini berbanding lurus dengan pertambahan jumlah sampah elektronik. Menurut suatu artikel pada Merdeka (2006), “Perkembangan teknologi bukan hanya mengubah pola konsumsi dari kebutuhan jadi gaya hidup, tapi juga melambungkan jumlah sampah elektronik (e-waste) berupa barang elektronik bekas serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).” Hal ini dikarenakan para produsen produk elektonik akan terus melakukan inovasi pada produk mereka dan menyesuaikannya dengan teknologi yang ada. Bermunculannya produk elektronik baru tentu saja mengakibatkan semakin cepatnya tren penggantian produk elektronik lama dengan produk elektronik yang lebih baru. Sebagai imbasnya, proses penumpukan sampah dari produk elektronik tersebut akan menjadi semakin cepat dengan jumlah yang tidak sedikit.
1
Penumpukan sampah elektronik terutama menjadi masalah bagi negaranegara berkembang, termasuk Indonesia. Rahardjo (2010) menyebutkan bahwa “Indonesia sebagai negara berkembang menjadi salah satu sasaran pembuangan sampah elektronik dari industri di negara-negara maju. Masuknya 9 truk peti kemas berisi monitor komputer bekas dari Massachusetts, Amerika Serikat, pada 2009, salah satu buktinya.” Sedangkan, pemerintah Indonesia sendiri masih belum memiliki perhatian khusus pada masalah pembuangan sampah elektronik ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya sekitar 20,000 titik rawan penyelundupan ataupun pelabuhan yang rawan untuk dijadikan tempat pembuangan limbah elektronik ataupun berbahaya lain dari negara-negara maju (Antara Bali, 2000). Hal ini menyebabkan semakin banyaknya sampah elektronik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Sehingga dibutuhkan suatu usaha internal yang berfokus dalam pengumpulan sampah elektronik serta diikuti dengan penanggulangannya. Penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah DKI Jakarta yang berperan sebagai pusat ekonomi Indonesia serta sebagai salah satu propinsi yang memiliki populasi terbanyak di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Halim (2010), diketahui bahwa penduduk DKI Jakarta ternyata masih ragu-ragu untuk melakukan daur ulang sehingga diperlukan komunikasi dan sosialisasi lebih lanjut. Sebelumnya telah dilakukan tiga penelitian yang bersangkutan, yaitu simulasi pengumpulan sampah elektronik pada wilayah DKI Jakarta oleh Tatimu (2011), analisis biaya pengumpulan sampah elektronik pada wilayah DKI Jakarta oleh Tunggono (2011) serta studi kelayakan pengembangan fasilitas daur ulang pada wilayah Jabodetabek oleh Mellini (2010).
2
Pada
penelitian Tatimu
(2011)
mengenai
simulasi pengumpulan
sebelumnya terdapat beberapa fitur yang belum dimasukkan, seperti: closed-loop route, kapasitas sumber daya yang digunakan (kendaraan), distribusi waktu kedatangan sampah elektronik dan biaya per unit sampah elektronik. Disamping itu, pada studi kelayakan pengembangan fasilitas daur ulang yang dilakukan oleh Melini (2010), metode pengumpulan yang dipakai adalah dengan melakukan pembelian sampah elektronik dari pemulung. Pengumpulan oleh pemulung bersifat pasif, hanya menunggu dari konsumen. Selain itu, konsumen juga tidak teredukasi mengenai usaha daur ulang sampah elektronik. Metode tersebut selain membutuhkan modal biaya yang tidak sedikit juga membutuhkan jaringan koneksi yang cukup besar. Metode lain yang dapat dilakukan dan layak untuk diuji dalam pengumpulan sampah elektronik adalah metode drop-off points. Metode seperti ini sudah cukup terkenal dan telah diterapkan oleh beberapa perusahaan elektronik besar seperti Nokia, Sony Ericsson, Samsung, Motorola, HP, dan LG. Penelitian tugas akhir ini dilakukan untuk mengembangkan lebih lanjut mengenai proses pengumpulan dengan menggunakan metode drop-off points dan daur ulang sampah elektronik pada wilayah DKI Jakarta. Untuk itu, akan dilakukan suatu simulasi pengumpulan sampah elektronik dari beberapa drop-off points menuju suatu distribution center. Hasil dari simulasi tersebut adalah rute sistem pengumpulan sampah elektronik yang baru serta biaya transportasi per unit sampah elektronik hasil pengumpulan. Biaya transportasi per unit ini dapat dikombinasikan dengan biaya pendirian stand pengumpulan (setup cost) dari
3
penelitian Tunggono, 2011. Akhirnya didapatkan suatu biaya total per unit sampah elektronik dengan metode pengumpulan drop-off points. Biaya total per unit tersebut akan dikonversi menjadi biaya per kg sampah elektronik dengan metode pengumpulan drop-off points. Biaya per kg ini selanjutnya akan menggantikan harga per kg sampah elektronik dengan metode pengumpulan sebelumnya (pembelian dari pengepul). Kemudian akan dilakukan analisis biaya dari fasilitas daur ulang sampah elektronik yang didapatkan melalui kegiatan pengumpulan metode drop-off points.
1.2
Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka permasalahan yang
ingin dipecahkan adalah belum adanya simulasi pengumpulan sampah elektronik metode drop-off points dengan fitur closed-loop route, kapasitas sumber daya yang digunakan (kendaraan), distribusi waktu kedatangan sampah elektronik dan biaya per unit sampah elektronik. Selain itu, permasalahan yang lain adalah belum adanya analisis biaya fasilitas daur ulang sampah elektronik hasil pengumpulan dengan metode drop-off points.
1.3
Pembatasan Masalah Berikut merupakan beberapa pembatasan yang digunakan:
a.
Simulasi dilakukan dengan menggunakan software ProModel Versi 4.5. Hal ini dikarenakan peneliti cukup familiar dengan penggunaan software tersebut (mata pelajaran Sistem Simulasi semasa kuliah).
4
b.
Metode yang digunakan untuk pengumpulan sampah elektronik adalah metode drop-off points.
c.
Simulasi dijalankan selama satu tahun (1 tahun terdiri dari 52 minggu). Hari kerja hanya berlangsung Senin sampai Jumat, dengan jam kerja per hari adalah 12 jam.
d.
Lokasi stand (berjumlah 21 lokasi) serta unsur biaya untuk kegiatan pendirian stand pengumpulan sampah elektronik didapatkan dari penelitian sebelumnya oleh Tunggono (2011). Selain itu, terdapat penambahan satu lokasi penempatan stand (Tamini Square), yaitu pada wilayah Jakarta Timur (total 22 lokasi).
e.
Penentuan jarak antar lokasi menggunakan Google Maps.
f.
Biaya transportasi yang diperhitungkan dalam simulasi hanya biaya bahan bakar, biaya sewa truk, dan biaya pekerja.
1.4
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan laporan kali ini adalah
membuat suatu simulasi pengumpulan sampah elektronik metode drop-off points dengan menambahkan fitur closed-loop route, kapasitas sumber daya yang digunakan (kendaraan), distribusi waktu kedatangan sampah elektronik dan biaya per unit sampah elektronik serta memasukkan hasil model simulasi dalam analisis biaya fasilitas daur sampah elektronik hasil pengumpulan.
5
1.5
Sistematika Penulisan Pada bagian ini berisikan sistematika penulisan dari penelitian yang
dilakukan, tahap dimulai dari pendahuluan hingga kesimpulan dan saran. BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, pokok permasalahan yang dibahas, pembatasan masalah yang digunakan, tujuan dari penelitian yang dilakukan serta sistematika penulisan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai studi pustaka mengenai pengertian dan kondisi perkembangan sampah elektronik (e-waste) saat ini, pembahasan akan reverse logistics, pembahasan serta penelitian-penelitian mengenai reverse logistics network, pembahasan mengenai analisis biaya, penjelasan mengenai simulasi dengan ProModel Versi 4.5, serta distribusi kedatangan dan pelayanan yang dipakai. BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini khusus akan dijelaskan mengenai urutan tahap per tahap langkah penelitian yang dilakukan pada saat penelitian. Penjelasan mengenai metode penelitian juga akan disajikan dalam bentuk diagram. BAB 4 MODEL SIMULASI Bab mengenai model simulasi ini berisi pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan dalam pembuatan simulasi pengumpulan sampah elektronik serta asumsi yang digunakan. Selain itu, pada bab ini juga berisi mengenai identifikasi dari proses simulasi pengumpulan sampah elektronik dan input dari setiap elemen
6
yang dimasukkan dalam model simulasi. Terakhir pada bab ini juga ditunjukkan tampilan hasil model simulasi dan hasil laporan simulasi secara umum. BAB 5 SKENARIO MODEL SIMULASI Bab ini dimulai dengan perencanaan skenario dari model simulasi pengumpulan sampah elektronik yang akan dijalankan serta tampilan model simulasinya. Kemudian, dilanjutkan dengan penentuan jumlah truk serta perhitungan untuk mendapatkan jumlah replikasi model simulasi. Setelah jumlah replikasi telah dihitung, selanjutnya akan ditunjukkan tampilan hasil laporan dari setiap skenario model simulasi. Bab ini ditutup dengan perhitungan biaya per unit serta biaya per kg dari sampah elektronik hasil pengumpulan. BAB 6 ANALISIS BIAYA Pada bab ini akan dilakukan analisis biaya fasilitas daur ulang sampah elektronik hasil pengumpulan. Pertama-tama akan ditunjukkan aliran kas dengan menggunakan biaya per kg dari skenario terpilih. Kemudian, melalui indikator pada aliran kas tersebut, yaitu IRR dan NPV, akan dilihat apakah pengembangan fasilitas ini layak untuk diusahakan atau tidak secara finansial. Selain itu, akan dilakukan perbandingan dengan analisis biaya pengembangan fasilitas daur ulang sampah elektronik hasil pembelian dari pengepul. BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan berisi mengenai kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan analisis pada bab sebelumnya. Kesimpulan yang didapat diharapkan dapat menjawab pokok permasalahan yang ada dan saran juga dapat menjadi masukan untuk perbaikan.
7