BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian Karsinoma payudara merupakan keganasan paling banyak pada
wanita.
heterogen
Karsinoma
dengan
payudara
kemiripan
merupakan
secara
penyakit
histologis
namun
memiliki respon terhadap pengobatan dan prognosis yang berbeda.
Karsinoma
kelenjar
payudara,
payudara dan
berasal
dari
tumor dikelompokkan
sel
epitel
berdasarkan
asal sel menjadi lobular dan duktal. Karsinoma duktal mencakup
85%
kanker
payudara
invasif
(intraduktal)
dan
maupun
dapat
bersifat
infiltratif.
non-
Karsinoma
payudara bermetastasis pertama kali pada kelenjar limfe regional aksila dan metastasis jauh yang paling sering adalah tulang, hati, paru, pleura, dan otak. Prognosis karsinoma
payudara
dipengaruhi
oleh
beberapa
faktor
diantaranya adalah ukuran tumor dan metastasis limfonodi (Kumar, Abbas & Aster 2013) Klasifikasi
histologis
secara
konvensional
belum
dapat memberikan informasi tentang karakteristik biologi tumor dan belum dapat digunakan untuk pemilihan terapi,
1
2
sehingga dibutuhkan sistem klasifikasi yang lebih sesuai untuk
menentukan
payudara.
strategi
Penentuan
manajemen
status
reseptor
pasien
karsinoma
estrogen
(ER)
dan
reseptor progesterone (PR), HER2, dan Ki67 sangat berguna untuk
menentukan
prognosis
Gallen
International
sistem
klasifikasi
ER,
PR,
HER2,
mengelompokkan
dan
Expert
Consensus
instrinsik dan
karsinoma
manajemen
biologi
Ki67.
pasien.
membuat baru
sebuah
berdasarkan
Klasifikasi
payudara
St
menjadi
tersebut 4
subtipe
molekular yaitu luminal A, luminal B, HER2 positif, dan tripel negative (Yanagawa et al. 2012). Sebuah studi di Afrika Utara menunjukkan frekuensi Luminal A, Luminal B, HER2 positif, Tripel negatif adalah 30,5%, 41,89%, 9,2%, 13,6% (El Fatemi et al. 2012). Pada wanita Egyptian prevalensi kasus terbanyak adalah luminal A, diikuti tripel negatif, HER2 positif, dan luminal B. Subtipe
luminal
memiliki
kecenderungan
metastasis
limfonodi yang rendah (El-Hawary et al. 2012; Widodo et al.
2014).
Pada
populasi
utara
Switzerland
prevalensi
subtipe tertinggi adalah Luminal A, Luminal B, Tripel negatif, dan HER2 positif (Spitale et al.2009).
3
Studi di Cina menunjukkan frekuensi subtipe luminal A merupakan
subtipe
(16,7%),
HER2
terbanyak
positif
(48,6%)
(13,7%),
diikuti
dan
luminal
tripel
B
negatif
(12,9%). Subtipe luminal A secara signifikan lebih tinggi pada wanita usia 70 tahun, stadium awal, ukuran tumor kecil,
dan
Subtipe payudara
tumor
tripel
dengan
negatif
familial
dan
derajat
histologis
berkorelasi
dengan
lebih
sering
rendah. karsinoma
memiliki
derajat
histologis tinggi dan cenderung metastasis ke limfonodi axilla (Su et al. 2011; Widodo et al. 2014). Karsinoma memiliki
rerata
dibandingkan tertinggi
payudara
subtipe
ukuran
dengan
diameter
tumor
subtipe
tumor
≤
yang
non
2
luminal
cm
cenderung
lebih
luminal. banyak
pada
kecil Proporsi subtipe
luminal A dan luminal B, sedangkan diameter > 5 cm sering dijumpai 2009).
pada
subtipe
Sebuah
tripel
penelitian
negatif di
(Spitale
Northeastern
et
al.
Brazil
menunjukkan proporsi tertinggi tumor dengan ukuran ≤ 2 cm (T1)
adalah
subtipe
luminal
A
(52.63%)
dan
proporsi
terendah adalah subtipe tripel negatif (22.73%). Ukuran tumor > 2 cm ≤ 5 cm (T2) lebih sering pada subtipe tripel negatif (70.45%). Hal tersebut menunjukkan bahwa subtipe
4
luminal
A
cenderung
memiliki
ukuran
tumor
yang
lebih
kecil dan subtipe tripel negatif cenderung meiliki ukuran tumor yang lebih besar. Pada studi yang sama disebutkan bahwa
status
limfonodi
karsinoma
payudara,
ada
atau
tidaknya metastasis tidak berhubungan secara signifikan diantara
subtipe
molekular.
Proporsi
tertinggi
status
limfonodi positif dijumpai oleh subtipe tripel negatif (de Macendo Andrade et al. 2014). Frekuensi subtipe karsinoma payudara di Yogyakarta belum
banyak
diketahui.
Penelitian
mengenai
hubungan
antara subtipe molekular karsinoma dengan faktor-faktor klinikopatologis
seperti
ukuran
tumor
dan
status
limfonodi perlu dilakukan agar terapi dan prognosis dapat ditentukan dengan lebih tepat. I. 2. Permasalahan Penelitian Bagaimana karsinoma
hubungan
payudara
dengan
antara ukuran
subtipe tumor
molekular dan
status
limfonodi? I. 3. Tujuan Penelitian Mengetahui karsinoma limfonodi.
hubungan
payudara
dengan
antara ukuran
subtipe tumor
molekular dan
status
5
I. 4. Manfaat Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara subtipe molekular karsinoma payudara dengan ukuran tumor dan status limfonodi ini bermanfaat untuk: 1.
Mengetahui hubungan antara subtipe molekular dengan ukuran tumor dan status limfonodi untuk menentukan terapi dan prognosis yang lebih tepat.
2.
Dapat dijadikan untuk dasar penelitian lebih lanjut mengenai
subtipe
molekular
dalam penentuan
terapi
yang tepat. I. 5. Keaslian penelitian
Si
et
al.
(2014)
pada
studi
Association
Between
Molecular Subtypes And Lymph Node Status In Invasive Breast subtipe
Cancer
mengatakan
karsinoma
bahwa
payudara
ukuran
tumor
menunjukkan
dan
hubungan
signifikan dengan keterlibatan limfonodi.
Howland
et
al.
(2013)
pada
studi
Lymph
Node
Involvement In Immunohistochemistry-Based Molecular Classifications
Of
Breast
Cancer
mengatakan
bahwa
subtipe molekular berhubungan dengan ukuran tumor; regresi
logistik
multivariabel
tidak
dapat
6
mengidentifikasi subtipe molekular sebagai variabel bebas untuk memprediksi limfonodi positif.