BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Karsinoma nasofarings (KNF) merupakan salah satu kasus
keganasan
yang
tergolong
jarang
ditemukan
di
dunia, namun memiliki insidensi yang cukup tinggi di Cina, Arktik, Timur Tengah/Afrika Utara, dan beberapa negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara (Fles et al,
2010),
(Globocan,
dengan
insidensi
tersering
2012).
Berdasarkan
data
di
Malaysia
World
Health
Organization atau WHO (2008), KNF menempati urutan ke24 keganasan dengan insidensi tersering di dunia. Di
Indonesia
sendiri,
KNF
memiliki
insidensi
6
kasus/100.000 populasi per tahunnya (Wildeman et al, 2013) dengan rasio 2 sampai 3 kali lebih sering terjadi pada pria (Jemal et al, 2011). Dengan nilai tersebut, KNF menepati peringkat ke-5 keganasan dengan insidensi tersering
pada
pria
di
Indonesia
dan
sekaligus
merupakan keganasan tersering di bagian kepala leher (Globocan, 2012).
1
2
Hingga saat ini, manajemen yang digunakan untuk menangani kasus KNF adalah dengan terapi radiasi atau dengan penggabungan terapi radiasi dan kemoterapi. Pada stadium tinggi
awal
(I-II),
terhadap
KNF
memiliki
radioterapi.
sensitivitas
Namun
apabila
yang telah
mencapai stadium yang lebih lanjut (III-IV), penggunaan kemoterapi dan radioterapi dibutuhkan (Wildeman et al, 2013) dengan terapi standar berupa pemberian kemoterapi dan
radioterapi
secara
bersamaan
atau
concurrent
chemoradiotherapy (CCRT) (Taroeno-Hariadi et al, n.d.). Sayangnya, berkembang tersedia
di
lainnya, dan
dapat
Indonesia terapi
dan
beberapa
negara
standar
terkadang
tidak
menimbulkan
komplikasi
setelah
terapi apabila tidak dilakukan secara sesuai (Wildeman et al, 2013). Selain itu, gejala yang muncul pada KNF stadium
dini
terlambat
biasanya
memeriksakan
tidak diri
ke
khas
sehingga
dokter
dan
pasien
diagnosis
sulit ditegakkan (Fles et al, 2010). Berdasarkan data AJCC (2010), angka harapan hidup 5 tahun pada penderita KNF adalah 72% pada stadium I, 64% pada stadium II, 62% pada stadium III, dan 38% pada stadium
IV.
Namun,
data
tersebut
belum
tentu
dapat
mewakili pasien KNF di Indonesia dan beberapa negara berkembang
lainnya
karena
data
dari
literatur
yang
3
tersedia biasanya menggambarkan hasil terapi dari rumah sakit-rumah sakit terbaik (Wildeman et al, 2013). Oleh sebab itu, informasi mengenai angka ketahanan hidup
pasien
Sardjito
KNF
yang
sangat
mendapat
diperlukan.
CCRT
di
Informasi
RSUP
Dr.
tersebut
diharapkan dapat lebih menggambarkan prognosis pasien yang mendapatkan terapi di sana.
I.2 Rumusan Masalah Rumusan
masalah
yang
menjadi
pendukung
dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Karsinoma Nasofarings merupakan keganasan yang paling sering ditemukan di daerah kepala leher. 2. Tidak tersedianya terapi standar di beberapa negara berkembang, termasuk Indonesia. 3. Perlunya
mengetahui
angka
ketahanan
hidup
pasien KNF yang mendapat terapi standar di RSUP Dr. Sardjito
I.3 Keaslian Penelitian Sejauh ini belum terdapat banyak penelitian yang terkait dengan angka ketahanan hidup pasien KNF di RSUP Dr. Sardjito. Selain itu, belum ada penelitian yang dilakukan
untuk
mengetahui
angka
ketahanan
hidup
3
4
tahun
pasien
Sardjito.
KNF
yang
mendapat
CCRT
Penelitian-penelitian
di
lain
RSUP
yang
Dr.
telah
dilakukan dan berhubungan dengan angka ketahanan hidup pasien KNF antara lain: 1. Penelitian yang
yang
berjudul
dilakukan
“Angka
oleh
Harapan
Nuardi
Hidup
5
Yusuf Tahun
Penderita Karsinoma Nasofaringss Yang Mendapat Terapi
Fotodinamik
Penelitian analisis
tersebut
deskriptif
kesintasan terhadap
Di
RS.
merupakan yang
Kaplan-Meier pasien
setelah
Dr.
KNF
mendapat
Sardjito”.
suatu
menggunakan dalam
analsis
penelitiannya
rekurens terapi
studi
atau standar
residu dan
fotodinamik. Berdasarkan hasil studi tersebut diketahui bahwa angka ketahanan hidup 5 tahun pasien
KNF
yang
mendapat
terapi
fotodinamik
adalah 52.9% dengan agka ketahanan hidup rerata 39.94 bulan. Penelitian ini tidak mengungkapkan angka
ketahanan
hidup
3
tahun
pasien
yang
mendapat CCRT. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Alexander Randy Angianto yang berjudul “Disease Free Survival Rate Pada Penderita Karsinoma Nasofarings Yang Mendapat
Terapi
Fotodinamik”.
Penelitian
5
tersebut merupakan suatu studi case series yang dianalisis
dengan
Meier
dilakukan
dan
residu
dan
menggunakan
grafik
terhadap
rekurens
yang
15
Kaplan-
pasien
mendapat
KNF
terapi
fotodinamik pada tahun 2005-2007. Berdasarkan hasil
penelitian
overall adalah
survival 66,7%
dan
tersebut rate
diketahui
bahwa
selama
tahun
pasien
disease
free
3
survival
rate
selama 3 tahun adalah 80%. Penelitian ini tidak mengungkapkan angka ketahanan hidup pasien yang mendapat CCRT. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Raky Nara Swari yang
berjudul
Penderita
“Angka
Karsinoma
Harapan
Hidup
Nasofarings
2
Stadium
Tahun III
Tipe WHO III Di RS. Dr. Sardjito”. Penelitian ini merupakan suatu studi potong lintang dengan analisis hasil
kesintasan
studi
Kaplan-Meier.
tersebut
diketahui
Berdasarkan bahwa
angka
harapan hidup pasien KNF stadium II tipe WHO III di RS. Dr. Sardjito adalah 63 dengan rerata harapan hidup 21,4 bulan. Penelitian ini tidak mengungkapkan angka ketahanan hidup pasien yang mendapat CCRT.
6
4. Penelitian yang dilakukan oleh A.T.C. Chan dan kawan-kawan
yang
berjudul
Chemotherapy-Radiotherapy
“Concurrent
Compared
with
Radiotherapy Alone in Locoregionally Advanced Nasopharyngeal Survival
Analysis
Carcinoma: of
a
Progression-Free
Phase
III
Randomized
Trial”. Penelitian ini merupakan suatu uji acak terkendali dengan analisis kesintasan KaplanMeier terhadap 350 pasien KNF stadium III dan IV. Hasil yang didapat adalah peningkatan 7% pada
progression-free
penelitian
ini
lebih
survival bertujusn
sehingga untuk
membandingkan membandingkan radioterapi dengan CCRT.
I.4 Manfaat Penelitian Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat sebagai sarana pengembangan kemampuan penulis dalam meneliti. Selain itu penelitian ini juga akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan klinisi (khususnya di bidang Ilmu Penyakit Telinga Hidung dan Tenggorok) untuk mengetahui angka ketahanan hidup pada penderita KNF yang nantinya akan berguna dalam proses penentuan prognosis pasien. Selain itu, informasi yang didapatkan dari penelitian
7
ini
diharapkan
dapat
mendorong
dilaksanakannya
penelitian-penelitian lebih lanjut yang terkait kasus KNF.
I.5 Tujuan Penelitian Secara
umum,
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui angka ketahanan hidup 3 tahun pada penderita KNF
yang
Bagian khusus, rerata
THT
mendapat RSUP
DR.
penelitian harapan
concurrent
concurrent SARDJITO.
ini
hidup
chemoradiotherapy Selain
bertujuan pasien
chemoradiotherapy
Sardjito pada tahun 2008-2010.
di
itu,
untuk
KNF Bagian
yang THT
di
secara
mengetahui mendapat RSUP
Dr.