BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Kanker
payudara
merupakan
salah
satu
keganasan
yang paling sering terjadi pada wanita. Dalam data WHO tahun
2012
terdapat
1,7
juta
kasus
baru
yang
terdiagnosis dan mewakili sekitar 11,9% kasus kanker yang terjadi di dunia (WHO, 2012). Sekitar 7% kasus kanker
payudara
payudara
onset
payudara
onset
beban
yang
dini(Anders dini
ekonomi
produktivitas
terdiagnosis
perlu
yang (Ahsan
et
al.,
menjadi
ditimbulkan et
merupakan
al.,
kanker
2010).
Kanker
perhatian
karena
akibat
2014).
Kanker
hilangnya payudara
onset dini mempunyai subtipe agresif dan tidak merespon terapi sehingga meningkatkan risiko kematian (Harris et al., 2010). Risiko kanker payudara onset dini pada seseorang akan
meningkat
terkena.
seiring
Sekitar
5%
dengan
dari
jumlah
perempuan
keluarga yang
yang
mengalami
kanker payudara terjadi mutasi genetik yang berisiko tinggi untuk memicu terjadinya kanker. Faktor genetik yang diketahui sebagai penyebab kanker payudara adalah
1
2
mutasi gen BRCA1 dan BRCA2. Gen tersebut merupakan gen tumorsurpressor
yang
berperan
dalam
perbaikan
DNA
(Niederhuber et al., 2005). Namun, mutasi gen tersebut hanya terjadi dalam 10% kasus sehingga penyebab kanker payudara yang utama masih belum jelas diketahui (DeVita et al . 2011). Salah progresi
satu
siklus
ciri
sel
khas
yang
dalam
tidak
kanker
terkontrol.
adalah Transisi
dari fase G1 ke fase S dalam siklus sel diregulasi oleh aktifitas
CDK
(cyclin-dependent
kinase)(Kumar
et
al.,2010). Gen P21 mengkode protein P21 yang merupakan inhibitor
poten
fosforilasi Akumulasi
dari
protein
menimbulkan
CDK.
Inhibisi
protein Rb
regulasi
yang
Rb
(Chang
tidak
negatif
dari
dari
CDK
et
mencegah
al.,
2000).
terfosforilasi siklus
sel
akan
dengan
berikatan dengan faktor transkripsi E2F (Tsai et al., 2004). Ekspresi gen P21 diregulasi oleh protein p53 yang merupakan hasil ekspresi gen P53(Fernández-somoano et al., 2012). Penghentian siklus sel akan memberikan waktu untuk memperbaiki DNA. Jika kerusakan DNA tidak dapat
diperbaiki,
p53
akanmenginduksi
kematian
sel
terprogram yang disebut apoptosis. (Kumar et al.,2010)
3
Polimorfisme serine arginine
(GCC)
gen
menjadi
menyebabkan
P21
pada
arginine
codon
31
(GAC).
hilangnya
mengubah
Substitusi
daerah
restriksi
BlPI.(Ma et al., 2011). Hilangnya daerah restriksi B1PI ini
menyebabkan
sehingga dengan
dapat DNA.
perubahan
pada
mempengaruhi Hal
ini
zinc
finger
kemampuannya memungkinkan
motif
berikatan terjadinya
tumorigenesis pada payudara, rahim, dan mulut rahim (Ma et al., 2006). Penelitian mengenai hubungan kodon 31 gen
P21
dengan
risiko
kanker
payudara
sudah
pernah
dilakukan pada populasi berbeda namun hasilnya masih belum konsisten (Ma et al., 2006 dan Qiu et al., 2010).
I.2 Rumusan Masalah Pencegahan
kanker
payudara
onset
dini
sangat
diperlukan karena mempunyai prognosis yang lebih buruk dan angka harapan hidup yang rendah. Oleh karena itu, identifikasi faktor risiko pada variasi genetik yang mempengaruhi siklus sel sangat krusial. Penelitian yang sudah pernah dilakukan di beberapa negara menunjukkan hasil yang berbeda-beda untuk setiap etnis. Hal ini menimbulkan pertanyaan seperti,
4
1. Bagaimana proporsi variasi genetik P21 Ser31Arg pada penderita kanker payudara di Yogyakarta? 2.
Apakah
terdapat
perbedaan
genotip
P21
Ser31Arg
pada penderita kanker payudara onset dini (<40 tahun) dengan penderita kanker payudara diatas 55 tahun?
I.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk
mengetahui
Ser31Arg
pada
proporsi
penderita
polimorfismeP21
kanker
payudara
di
Yogyakarta. 2. Untuk
mengetahuihubungan
polimorfismeP21
Ser31Arg dengan penderita kanker payudara usia< 40 tahun dan > 55 tahun.
I.4 Keaslian Penelitian Penelitian
mengenai
polimorfisme
P21
Ser31Arg
dengan kejadian kanker payudara sudah pernah dilakukan. Penelitian tersebut adalah: 1.
Ma
et
al.,
(2006)
pernah
melakukan
penelitian
variasi genotip CDKN1A dan CDKN1B dengan risiko kanker payudara pada wanita China.
5
2. Qiu et al., (2010) pernah melakukan penelitian meta-analisis
mengenai
hubungan
polimorfisme
P21
Ser31Arg dengan kejadian kanker payudara. 3.
(Driver
et
al.,
2008)
melakukan
penelitian
asosiasi polimorfisme CDKN1A terhadap kejadian kanker payudara pada wanita Inggris. 4.
(Liu
analisis
et
al.,
2011)
polimorfisme
P21
melakukan codon
penelitian
31
terhadap
metarisiko
kanker pada ras Kaukasia. 5.
Ma
analisis
et
al.,
(2011)
polimorfisme
melakukan
P21
penelitian
Ser31Arg
terhadap
metarisiko
kanker.
I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
kekayaan
ilmu bagi penulis dan dapat digunakan sebagai syarat kelulusan program pendidikan sarjana kedokteran. 2. Bagi Akademisi
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
polimorfisme
gen
P21
di
Indonesia
serta
dapat mendorong akademisi untuk melakukan penelitian dalam bidang ini secara lebih mendalam. 3. Bagi Praktisi Medis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
membantu
dalam
screening awal kanker payudara onset dini. 4. Bagi Masyarakat Penelitian baru
ini
tentang
diharapkan faktor
dapat
risiko
membangun
kanker
wawasan
payudara
pada
masyarakat umum sehingga kesadaran akan pemeriksaan dini meningkat.