BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha 1.1.1
Bentuk Usaha
PT. Angkasa Pura II (Persero) adalah perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan pelayanan lalu lintas udara yang telah melakukan aktivitas pelayanan jasa penerbangan dan jasa penunjang bandara di kawasan barat indonesia. Pada awal berdirinya, 13 Agustus 1984, Angkasa Pura II (Persero) bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang bertugas mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma. Tanggal 19 mei 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan selanjutnya tanggal 2 juli 1993, resmi menjadi Persero sesuai Akta Notaris Muhani Salim,SH No.3 tahun 1993 menjadi PT. Angkasa Pura II (Persero).
Saat ini PT. Angkasa Pura II (Persero) mengelola dua belas bandara utama di kawasan barat indonesia yaitu, Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdana
Kusuma
(Jakarta),
Polonia
(Medan),
Supadio
(Pontianak),
Minangkabau (Ketaping) dulunya Tabing, Sultan Mahmud Baharudin II 1
(Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisibililah (Tanjung Pinang) dulunya Kijang, Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), serta melayani jasa untuk wilayah udara (Flight Information Region / FIR) Jakarta.
Aktivitas PT. Angkasa Pura II (Persero) mencakup Pelayanan Jasa Penerbangan (Aeronautika) dan Pelayanan Jasa Penunjang Bandar Udara (Non Aeronautika).
Pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia telah meningkatkan pendapatan PT. Angkasa Pura II (Persero) sebagai salah satu BUMN yang handal. PT. Angkasa Pura II (Persero) telah beberapa kali berhasil meraih tingkat kesehatan Perusahaan dengan kategori ‘Sehat AA’ meliputi aspek keuangan, operasi dan administrasi.
Seiring dengan pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia yang meningkat pesat, PT. Angkasa Pura II (Persero) selalu mengedepankan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa bandara. Bandara yang di kelola PT. Angkasa Pura II (Persero) selalu memperoleh penghargan Prima Pratama dari Departemen Perhubungan RI Bandara.
2
untuk katagori Terminal Penumpang
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang handal, selama tiga tahun berturut-turut PT. Angkasa Pura II (Persero) telah memperoleh penghargaan The Best BUMN in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006) dan The Best Iin Good Corporate Governance (2006).
PT. Angkasa Pura II (Persero) selalu melaksanakan kewajibannya memberikan deviden kepada negara sebagai pemegang saham dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap karyawan dan keluarganya serta masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.
Adapun Visi dan Misi PT (Persero) Angkasa Pura II yaitu :
a)
VISI
Menjadi pengelola bandar udara bertaraf Internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.
b)
MISI
Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegam saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
3
c)
FALSAFAH
Falsafah perusahaan : PERDULI dengan Pelayanan Prima, Efektif dan Efisien, Dedikasi Tinggi, Unggul dalam Lingkungan Internasional.
1.1.2
Bidang Usaha
PT. Angkasa Pura II (Persero) mempunyai 2 bidang usaha yaitu :
a)
Jasa Penerbangan (Aeronautika)
Pelayanan lalu lintas udara (Air Traffic Services) adalah salah satu aktivitas bisnis utama PT. Angkasa Pura II (Persero). Dalam melakukan aktivitasnya tersebut PT. Angkasa Pura II (Persero) senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya dari aspek fasilitas, prosedur kerja maupun kemampuan personil sehingga mampu melaksanakan misinya untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan.
Dalam upaya memberikan pelayanan yang optimal bagi pengguna jasa, PT. Angkasa Pura II (Persero) juga telah menginvestasikan berbagai peralatan navigasi dan komunikasi penerbangan di sepanjang rute - rute penerbangan yang dalam wilayah Flight Information Region ( FIR ) Jakarta.
Sejak
tahun
2004
PT.
Angkasa
Pura
II
(Persero)
telah
mengimplementasikan RSVM (Reduce Vertikal Separation Minima) yang 4
memungkinkan pemantauan radar yang efektif atas ruang udara di sepanjang jalur penerbangan sehingga dapat mengoptimalkan kapasitas ruang udara yang tetap mempertahankan faktor keselamatan.
PT. Angkasa Pura II (Persero) juga melengkapi bandara –bandara yang dikelolanya dengan berbagai fasilitas dan peralatan yang berteknologi tinggi seperti Flight Procedure Design and Airspace Manegement (FPDAM) yang sangat membantu penerbang dalam proses tinggal landas atau pun pendaratan di bandara, peralatan Facility Design Aeronautical Maping (FDAM) untuk membuat peta navigasi udara bagi petugas ATS (Air Traffic Service) dalam menentukan posisi pesawat dan rute penerbangan dan penggunaan Simulation Model (SIMMOD) yang sangat memudahkan proses perhitungan kapasitas ruang udara, ruang parkir pesawat dan landasan pacu bandara.
Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi lalu lintas udara, PT. AngkasaPura II (Persero) tengah mempersiapkan penerapan sistem komunikasi dan navigasi udara untuk masa depan yang berbasis satelit (New
CNS/ATM-Comunication
Manegement).
5
Network
Surveillance/Air
Trafic
Dengan di tunjang sumber daya manusia yang handal dan profesional, PT. Angkasa II (Persero) mampu memberikan jaminan pelayanan dan keselamatan penerbangan secara optimal bagi pengguna jasanya.
b)
Jasa Penunjang Bandar Udara (Non Aeronautika)
Perkembangan telah menuntut fleksibilitas fungsi bandara yang tidak lagi terbatas sebagai tempat berlabuh pesawat udara atau pun naik turunnya penumpang, tetapi juga dapat memberikan suasana yang lebih nyaman seperti kelengkapan sarana bisnis, penginapan, perbelanjaan dan rekreasi bagi pengguna jasa bandara.
Selain itu perkembangan perusahaan penerbangan dengan konsep low cost carrier yang sangat pesat mendorong beralihnya pengguna moda transportasi lain ke moda transportasi udara, sehingga jumlah penumpang pesawat udara di bandara terus mengalami kenaikan yang signifikan.
PT. Angkasa Pura II (Persero) sejak awal telah menyadari paradigma tersebut. Oleh karenanya peningkatan pelayanan dan fasilitas terminal bandara senantiasa memperoleh perhatian serius. Pengaturan slot time penerbangan, pemberlakuan Common Use Chek-in Counter Sistem dan penambahan jumlah X-ray merupakan contoh upaya PT. Angkasa Pura (Persero) untuk mengurangi panjangnya antrian penumpang. 6
Penyediaan ruangan untuk perkantoran, pertokoan, restoran, bank, penukaran uang, ATM, telepon umum dan peremajaan serta penambahan fasilitas di bandara seperti toilet, taman, mushollah, akan di tingkatkan kualitas dan pelayanannya.
Sarana penunjang lain seperti tempat parkir kendaraan yang luas, hotel yang nyaman, tempat rekreasi yang beragam, serta berbagai sarana transportasi yang memadai juga dapat perhatian. Sebagai contoh di Bandara SoekarnoHatta telah di lengkapi dengan hotel berbintang empat, lapangan golf 18 holes berstandar internasional dan dalam proses penyediaan Kereta Bandara .
PT. Angkasa Pura II (Persero) mendapat kepercayaan dari Pemerintah untuk melaksanakan pelayanan pemberangkatan dan pemulangan jamaah haji melalui bandara-bandara yang di kelolanya. Di Bandara Soekarno-Hatta, PT. Angkasa Pura II (Persero) menyediakan Terminal khusus Haji yang merupakan satu-satunya di Indonesia dan yang kedua di dunia.
Untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada para pengguna bandara, PT. Angkasa Pura II (Persero) melengkapi seluruh bandara yang di kelola dengan berbagai fasilitas keselamatan dan keamanan sesuai standar internasional, seperti Unit Gawat Darurat (UGD), Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK), peralatan X-ray, Walk
7
Though Metal Detector, Handheld Metal Detector, Bomb Blanket dan Close Circuit Television (CCTV).
Semua ini membuktikan komitmen PT. Angkasa Pura II (Persero) dalam memberikan layanan prima kepada masyarakat, khususnya pengguna jasa bandara.
1.1.3.
Perkembangan Usaha
Pada tahun 2007, pertumbuhan penumpang dan pergerakan pesawat udara terus mengalami
peningkatan sebagai
kelanjutan dari tahun
sebelumnya. Pertumbuhan ini dikhawatirkan akan terjadi perlambatan yang dikarenakan oleh tingginya harga minyak bumi. Namun di masa yang akan datang seiring dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian Indonesia prospek kegiatan usaha PT Angkasa Pura II (Persero) akan tetap berkembang, hal ini disebabkan kondisi geografis Indonesia yang sangat membutuhkan jenis transportasi udara. Perkembangan jasa aeronautika menjadi bersinergi dengan jasa non aeronautika agar dapat diperoleh manfaat yang optimal.
Untuk dapat memberikan manfaat kepada stakeholdernya, PT. Angkasa Pura II (Persero) dihadapkan pada tuntutan untuk dapat melakukan pengembangan usaha dengan menjaga pertumbuhan usaha ke depan. Termasuk dalam kegiatan itu adalah melakukan kegiatan investasi untuk 8
kepentingan operasional bandara dan pelayanan kepada pengguna jasa bandara. Dengan kondisi keuangan perusahaan yang sehat, PT. Angkasa Pura II (Persero) di tuntut untuk dapat memanfaatkan potensi yang di miliki dan juga sumber dana dari pihak perbankan maupun pihak investor lainnya .
Pada tahun 2009 akan di berlakukan kebijakan Open Skies Policy di Negara ASEAN. Kebijakan ini menuntut PT. Angkasa pura II (persero) untuk dapat memanfaatkannya menjadi peluang kegiatan usaha. Disisi lain, kebijakan ini jangan sampai memberikan dampak negatif pada kegiatan usaha PT. Angkasa Pura II (Persero). salah satu peluang yang ada adalah peluang pertumbuhan penumpang internasional di bandara-bandara yang di kelola PT. Angkasa Pura II (Persero) selain Bandara Soekarno-Hatta.
Sedangkan resiko yang mungkin akan di hadapi adalah menurunnya penumpang internasional Bandara Soekarno-Hatta. Yang menjadi motor penggerak utama PT. Angkasa Pura II (Persero).
Resiko usaha di tahun-tahun yang akan datang akan semakin banyak dihadapi oleh PT. Angkasa Pura II (Persero). Salah satu di antaranya adalah adanya perubahan Undang undang penerbangan yang, membuka peluang yang, menimbulkan timbulnya persaingan usaha dengan penyelenggara
9
bandara baru dan keluarnya jasa pelayan lalu lintas udara dari fortopolio pendapatan PT. Angkasa Pura II (Persero).
Untuk dapat mengantisipasi perubahan dan ancaman di masa datang. PT. Angkasa Pura II (Persero) perubahan proses bisnis yang ditempuh dengan cara :
a.
Menetapkan Key Performance Indicator (KPI) yang di susun berdasarkan standar ICAO dan standar yang di tetapkan Kementrian BUMN selaku pemegang saham PT. Angkasa Pura II (Persero).
b.
Peningkatan sumber daya manusia melalui penyusunan pola karir dan pemberdayaan SDM secara lebih intensif .
Penetapan KPI dimaksudkan untuk dapat mengukur kinerja dari setiap unsur di dalam perusahaan. Hal ini akan memberikan perubahan pada seluruh sisi perusahaan yang juga membutuhkan sosialisasi kepada seluruh pegawai perusahaan.
Peningkatan kompetensi karyawan di upayakan melalui program pendidikan dan pelatihan meliputi aspek pendidikan formal, pelatihan teknis dan manajerial, maupun kursus-kursus penyegaran dan kemampuan umum lainnya. PT Angkasa Pura II (Persero) menerapkan system managemen
10
pengembangan SDM yang komprehensif, terarah, dan berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan produktivitas setiap karyawan .
Pengembangan bandara merupakan salah satu aspek yang penting dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kemampuan PT. Angkasa Pura II (Persero) untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa bandara.
Dari tahun ke tahun, aktivitas beberapa bandara di bawah kelolaan PT. Angkasa Pura II (Persero) terus memperlihatkan kenaikan cukup pesat baik dari sisi pergerakan pesawat, penumpang maupun kargo. Hal ini tentunya memberikan tuntutan tersendiri bagi PT. Angkasa Pura II (Persero) untuk mempersiapkan kapasitas bandara yang memadai, baik guna mengakomodasi kenaikan tersebut ataupun untuk mengantisipasi kenaikan lebih lanjut di masa mendatang.
Aktivitas pengembangan bandara di tahun 2009 :
1.
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
11
Kapasitas Terminal 1 dan 2 menurut ADP (Aeroport De Paris) sebagai perencana dan perancang Bandara Soekarno-Hatta, pada awalnya adalah 18 juta penumpang pertahun, sedangkan kondisi penumpang pada tahun 2007 telah mencapai kurang lebih 31,5 juta penumpang. Hal ini memerlukan langkah antisipasi berupa pembangunan Terminal 3.
Terminal 3 direncanakan di bangun di sebelah timur Terminal 2 dengan konsep low cost terminal .Terminal terdiri dari 5 pier dengan kapasitas masing-masing pier adalah 4 juta penumpang per tahun sehingga Terminal 3 memiliki kapasitas total 20 juta penumpang per tahun. Disamping itu antara Terminal 2 dan Terminal 3 akan di bangun Linking Galery yang menghubungkan keduanya. Dengan demikian total kapasitas penumpang Bandara Soekarno-Hatta akan menjadi 38 juta penumpang pertahun, apabila Terminal 3 selesai di bangun secara keseluruhan. Sebagai langkah awal pembangunan Terminal 3 adalah pembangunan pier yang mulai di kerjakan awal tahun 2007 dan beroperasi pada tahun 2009.
2.
Pembangunan Bandara Baru Medan
Kondisi Bandara Polonia - Medan, baik dari segi kapasitas kondisi fasilitas dan lokasinya yang berada di tengah-tengah kota, di anggap sudah cukup baik untuk di pindah ke lokasi baru. Pada tahun 2007 pembangunan
12
Bandara Baru Medan sudah mulai di laksanakan dan akan siap beroprasi pada tahun 2009. Bandara Baru Medan berlokasi di Kabupaten Deli Serdang propinsi Sumatera Utara.
3.
Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda
Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh, mulai di kembangkan pada tahun 2005 sebagai bentuk peningkatan kapasitas pelayanan bandara. Adapun pengembangan tersebut di laksanakan PT. Angkasa Pura II (Persero) bekerja sama dengan Pemda Nanggroe Aceh Darusalam. PT. Angkasa Pura II (Persero) berkewajiban mengembangkan terminal dan sebagian sisi darat, sedangkan Pemda berkewajiban dalam pembebasan lahan, pengembangan sisi udara, dan sebagai sisi darat. Pengembangan tersebut berupa pemindahan lokasi terminal penumpang dan fasilitas-fasilitas penunjang operasional bandara, perpanjangan runway, dan perluasan apron.Pembangunan Tahap 1 berupa struktur dan pondasi di laksanakan pada tahun 2005, di lanjutkan dengan Tahap 2 berupa pekerjaan arsitektur (sebagian) pada tahun 2006. Pada tahun 2007 pembangunan Tahap 3 berupa pekerjaan arsitektur dan EME (Elektrikal, Mekanikal, Elektronika) mulai di laksanakan. Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda di targetkan selesai pada tahun 2008.
4.
Pengelolaan dua Bandara Baru
13
Selain melakukan pengembangan Bandara eksisting, PT. Angkasa Pura II (Persero) juga memperluas wilayah pengelolaan dengan mengambil alih dua bandara UPT (Unit Pelaksanaan Teknis) Departemen Perhubungan. Bandara Sultan Thaha dan Depati Amir resmi di kelola PT. Angkasa Pura II (Persero) per 1 Januari 2007 dengan di tandatanganinya BASTO (Berita Acara Serah Terima Operasi) dalam hal ini Departemen Perhubungan dan Kementrian Negara BUMN.
Pengambil alihan pengelolaan tersebut di dasarkan pada potensi komersial sebagai pengaruh dari semakin tingginya intensitas penerbangan dan peningkatan jumlah penumpang di dua bandara tersebut dengan cukup pesat. Dengan proses tersebut di harapkan terjadi peningkatan pelayanan fasilitas pelayanan pada dua bandara tersebut.
5.
Pembangunan Kereta Api Bandara
Padatnya lalu lintas ke arah Bandara Soekarno-Hatta memerlukan solusi pemecahan yang tepat. Keberadaan jalan tol bandara di nilai sudah tidak memadai lagi, di samping jumlah kendaraan yang bertambah setiap waktu, banyaknya pintu tol di sepanjang jalan tol khusus bandara, dan tergenangnya jalan tol apabila terjadi air laut pasang dapat menyebabkan kemacetan luar biasa.
14
Upaya mengatasi persoalan tersebut adalah dengan membangun Kereta Api Bandara yang akan menghubungkan Stasiun Manggarai – Stasiun Dukuh Atas – dan berakhir di bandara. Dalam pelaksanaannya, PT. Angkasa Pura II (Persero) dan PT. Kereta Api Indonesia membentuk Joint Venture Company yang diberi nama PT Railink dan diberi tugas melaksanakan pembangunan dan pengoperasian Kereta Bandara tersebut. Pembangunan Kereta Bandara di rencanakan akan dimulai pada tahun 2008 dan dapat dinikmati masyarakat pada tahun 2009.
6.
Pembangunan Gedung Ticket Sales dan Long Term Park di Soetta
Pembangunan Gedung Ticket Sales dimaksudkan untuk mengurangi kepadatan di terminal penumpang dengan memindahkan area penjualan tiket dan check-in ke gedung baru. Long Term Park direncanakan akan di bangun untuk menambah kapasitas parkir inap di Bandara Soekarno-Hatta. Lokasi pembangunan Gedung Ticket Sales direncanakan di sekitar Bundaran Prasasti.
7.
Pembangunan Terminal Bandara Sultan Syarif Kasim II
Jumlah penumpang yang meningkat sangat pesat, hampir 4 kali lipat dari tahun 2000 sebesar kurang lebih 500.000 penumpang menjadi 2 juta penumpang, memerlukan antisipasi berupa pembangunan terminal baru pada tahun 2008. Pembangunan Terminal Penumpang yang dilakukan pada tahun 15
2008 adalah pembangunan Tahap III sebagai lanjutan dari tahap-tahap yang telah dilakukan sebelumnya.
8.
Pembangunan Terminal Bandara Minangkabau
Pembangunan Bandara Minangkabau Tahap II akan dilakukan sebagai lanjutan program pembangunan bandara yang telah dilakukan sebelumnya.
9.
Peremajaan Bandara Sultan Thaha dan Depati Amir
Sebagai bandara yang baru bergabung, Bandara Sultan Thaha membutuhkan peremajaan baik dari sisi udara maupun sisi darat. Pengembangan di sisi udara dilakukan dengan pengembangan runway dan apron. Sisi darat dilakukan dengan pembangunan terminal bary dengan konsep yang lebih futuristik.
1.2.
Tujuan dan Ruang Lingkup Unit Kerja 1.2.1 Tujuan Unit Kerja
16
Pada pelaksanaan magang di PT. Angkasa Pura (Persero) cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta, penulis ditempatkan pada Divisi Fiscal yang memiliki tujuan diantaranya :
a.
Memberikan
pengertian
kepada
karyawan
perusahaan
tentang
pentingnya dan kewajiban untuk memiliki NPWP. b.
Memberikan pengertian kepada rekanan perusahaan mengenai masalah pemotongan PPh dan lain – lain kewajiban pajak yang harus dilakukan perusahaan agar sesuai dengan ketentuan pajak.
c.
Melakukan
rekonsiliasi
antara
Laporan
Pajak
dengan
Laporan
Akuntansi. Kemudian menghitung, menyetorkan, dan melaporkan Surat Pemberitahuan Masa dan Surat Pemberitahuan Tahunan yang menjadi kewajiban perusahaan. Serta, d.
Memberikan kontribusi yang besar agar perusahaan menjalankan usaha dan melaksanakan kewajiban pajak sesuai dengan peraturan pajak.
1.2.2 Ruang Lingkup Unit Kerja Ruang Lingkup Unit Kerja pada Divisi Fiscal terdiri dari 2 unit kerja. Unit kerja tersebut sebagai berikut:
1)
Dinas PPN
17
a.
Melakukan penatausahaan dan pengecekan surat pemberitahuan masa PPN.
b.
Memantau dan menyusun laporan perkembangan Pengusaha Kena
Pajak
dan
Keputusan
Surat
Pemberitahuan
masa
PPN/PPnBM. c.
Melakukan urusan konfirmasi faktur pajak PPN.
d.
Melakukan urusan verifikasi atas surat pemberitahuan masa PPN, pajak penjualan barang mewah, pajak tidak langsung lainnya.
2)
Dinas PPh
a. Penyiapan laporan-laporan SPT masa PPh pasal 21/23/4(2) b. Memberikan advice dari sudut perpajakan dari setiap kebijakan perusahaan.
1.3
Hubungan Kerja dengan Unit Lain
Untuk mencapai hasil yang maksimal maka dalam setiap organisasi diperlukan adanya kerjasama yang baik antara setiap unit kerja, didalam sistem perpajakan Divisi Fiscal memiliki hubungan dengan beberapa unit kerja. Unit kerja tersebut adalah sebagai berikut:
18
1.
Divisi Akuntansi
Mempunyai hubungan kerja melakukan rekonsiliasi akuntansi lalu membandingkan dengan rekonsiliasi yang dilakukan oleh fiskal.
2.
Divisi Kas
Mepunyai hubungan kerja melakukan penyiapan kebutuhan dana yang diperlukan perhari berdasarkan bukti/data yang telah diotorisasi, melayani penerimaan dan pengeluaran rutin, membuat catatan dalam
buku kasir,
melakukan croos check dengan catatan menurut SAP, mengkoordinasikan penyusunan daftar gaji, mengkoordinasikan pelaksanaan pembayaran dan penyusunan laporan SPT Masa PPh-21 dengan urusan pajak.
3.
Divisi Penagihan
Mempunyai hubungan kerja melakukan urusan penatausahaan piutang pajak,penyiapan surat teguran,dan pengurusan penagihan paksa.
1.4
Tujuan Magang dan Tujuan Penulisan Laporan
Adapun tujuan magang dan penulisan laporan yang saya buat ini, yaitu:
19
1.4.1
Tujuan Magang
Tujuan dari magang adalah :
a) Mengenal dunia kerja secara langsung. b) Memberikan pengalaman kepada penulis agar dapat menyesuaikan diri dengan dunia kerja. c) Melatih
penulis
agar
dapat
bekerja
apabila
penulis
telah
menyeselaikan magang.
1.4.2
Tujuan Penulisan laporan
Tujuan utama penulisan laporan adalah sebagai salah satu syarat kelulusan program D-III Akuntansi. Sedangkan beberapa tujuan lain diantaranya sebagai berikut :
a) Melatih penulis untuk mengkristalisasikan pengalamannya pada praktek kerja yang dikaitkan dan dipadukan dengan teori yang telah diserap selama perkuliahan. b) Menyeimbangkan antara kemampuan berkomunikasi penulis secara lisan dengan keterampilan berkomunikasi melalui tulisan. c) Memberikan alternative pemecahan masalah yang ditemui penulis.
20
21