Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
BAB-6 BAB VI ARAH PENGEMBANGAN JARINGAN TRANSPORTASI 6.1 Potensi dan Kendala Dalam menyusun kebijakan dan program perlu memperhatikan potensi dan kendala memperhatikan faktor internal Pemerintah dan faktor eksternal di luar Pemerintah, dari hasil diskusi yang telah dilakukan didapat hasil sebagai berikut:
Kekuatan 1. Kabupaten Manggarai Barat memiliki posisi sebagai pintu masuk wilayah Nusa Tenggara Timur melalui jalur transportasi darat yang juga berfungsi sebagai kota transit bagi wilayah lain di daratan Flores. 2. Sektor pariwisata menjadi daya tarik sendiri dengan ditetapkannya Komodo sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. 3. Memiliki pulau – pulau kecil yang relatif banyak dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi obyek wisata.
Kelemahan 1. Kondisi infrastruktur khususnya prasarana jalan kolektor (penghubung) antar SKN/PKN dengan SKW/PKW dengan Kawasan Strategis Provinsi dan Kabupaten serta kota kecamatan lainnya sebagai SKL/PKL belum memadai dan perlu menjadi prioritas pembangunan pada tahun tahun yang akan datang. 2. Memiliki daerah yang relatif luas yang tidak sepenuhnya dilayani oleh transportasi. 3. Sulitnya merubah tata guna lahan pada kawasan kota lama Labuan Bajo untuk pengembangan prasarana jalan. 4. Minimnya sumber daya manusia di sektor transportasi.
6-1
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
Peluang 1. Sesuai arah pembangunan nasional maka Taman Nasional Komodo di Pulau Rinca dan Pulau Komodo menjadi kawasan strategis nasional dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup . 2. Permintaan terhadap pelayanan transportasi relatif tinggi terutama pada sektor pariwisata. 3. Pembangunan infrastruktur transportasi memacu pengembangan wilayah dan sektor lain serta mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Ancaman 1. Masih relatif rendahnya pendanaan pembangunan dan penyediaan sarana-prasarana pendukung kegiatan ekonomi, sosial dan layanan umum lainnya. 2. Pesatnya permintaan jasa transportasi di masa yang akan datang menimbulkan peningkatan kebutuhan sarana prasarana transportasi. 3. Tingginya kepemilikan kendaraan pribadi dan sepeda motor akan menimbulkan buruknya kinerja pelayanan jalan. 4. Memiliki posisi sebagai kota tujuan wisata sangat rawan terhadap pergeseran budaya.
6.2 Arah Pengembangan Jaringan Transportasi Pengembangan jaringan prasarana transportasi disesuaikan dengan hirarki arahan pengembangannya pada tingkat nasional, provinsi, hingga kabupaten/kota. Dalam dokumen sistem transportasi nasional (Sistranas) 2005 disebutkan perlunya peningkatan aksesibilitas yang dicerminkan dari simpul dan jaringan prasarana transportasi terhadap luas wilayah. Selanjutnya perlu diperhatikan juga masalah peningkatan wilayah pelayanan dan kapasitas pelayanan sarana transportasi untuk angkutan penumpang dan barang secara nasional sesuai dengan perkembangan kondisi masing-masing wilayah. Pada tahap berikutnya yang perlu diperhatikan adalah upaya meningkatkan keselamatan, ketertiban pelayanan, kemudahan informasi dan keterpaduan pelayanan dalam penyelenggaraan pelayanan jasa transportasi nasional. Secara khusus, arahan pengembangan jaringan transportasi nasional untuk wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Perencanaan arah pengembangan jaringan transportasi harus dilakukan dengan baik dan komprehensif. Yang dimaksud dengan pengembangan jaringan di sini adalah pengembangan 6-2
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
jaringan infrastruktur maupun pelayanan transportasi. Untuk itu perencanaan arah pengembangan harus dilakukan dengan sistematis. Untuk mencapai hal itu, di bawah ini disampaikan beberapa hal yang harus menjadi acuan bagi pengembangan jaringan transportasi antara lain: 1. Mendukung perkembangan dan pengembangan wilayah; 2. Mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan industri; 3. Mendukung pertumbuhan produksi wilayah; pertanian, perkebunan dan kehutanan; 4. Menstilumasi kawasan kurang berkembang; 5. Integrasi antarwilayah (kecamatan) secara terpadu.
6.3 Kebijakan, Strategi, Program Pengembangan Jaringan Transportasi 6.3.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Jaringan Transportasi Tataran transportasi pada tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional diarahkan untuk mewujudkan pelayanan transportasi yang terintegrasi antara tataran transportasi lokal dengan tataran transportasi wilayah dan tataran transportasi nasional, oleh karena itu dalam pengembangannya harus disertai dengan berbagai kebijakan agar tercipta iklim kondusif untuk mewujudkan tersedianya jaringan prasarana dan pelayanan yang efisien dan efektif dan terintegrasi dalam suatu sistem pelayanan transportasi sesuai dengan sumber daya yang tersedia guna meningkatkan pengembangan wilayah dan menumbuhkembangkan serta memacu dan menunjang perekonomian di wilayah Kabupaten Manggarai Barat.
A.
Kebijakan Pengembangan Jaringan Transportasi
Dalam rangka mewujudkan kondisi tersebut di atas, perlu dirumuskan kebijakan implementasi pengembangan jaringan pelayanan dan prasarana sebagai berikut: 1.
Pengembangan peningkatan pelayanan tataran transportasi lokal a. Memperjelas dan mengharmonisasikan peran masing–masing instansi di lingkungan pemerintah Kabupaten dan Provinsi di bidang perencanaan, pengaturan administrasi, dan penegakan hukum pada sektor transportasi. b. Menetapkan bentuk koordinasi dan konsultasi antar instansi pemerintah, baik dengan Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, penyelenggara dan pemakai jasa transporatasi serta legislatif, termasuk mekanisme hubungan kerja dalam rangka pengembangan 6-3
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
jaringan pelayanan dan pengadaan/penyediaan sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Manggarai Barat. c. Di sepanjang jaringan jalan arteri primer yang berada dalam wilayah kota harus dilakukan extra pengawasan dan pengendalian penggunaan lahan di sekitarnya yang berorientasi pada kebutuhan lahan untuk pengembangan jalan dan penerapan sistem manajemen lalu lintas di masa depan. 2.
Kebijakan peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi. a. Menetapkan standarisasi sarana, prasarana dan fasilitas penunjang penyelanggaraan transportasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik nasional maupun internasional. b. Menyediakan sarana dan prsarana guna menunjang persyaratan kelaikan, keselamatan dan keamanan angkutan. c. Meningkatkan kesadaran masyarakat dan awak kendaraan tentang keselamatan transportasi melalui penyuluhan, seleksi dan menguji awak kendaraan, serta penegakan hukum bagi pelanggarnya. d. Meningkatkan kemampuan dan koordinasi antar instansi untuk mengawasi penyelenggaraan angkutan pada simpul transportasi, seperti terminal, pelabuhan dan bandara guna mewujudkan rasa aman bagi pengguna jasa.
3.
Kebijakan peningkatan pembinaan pengusaha transportasi: a. Menata dan menyederhanakan perijinan di bidang pengusahaan dan penyediaan prasarana, sarana dan operasional transportasi. b. Menghilangkan biaya ekonomi dalam pengoperasian sarana dan prasarana transportasi dengan mengurangi pungutan yang tidak disertai pelayanan.
4.
Kebijakan peningkatan investasi dan penyediaan dana pembangunan transportasi : a. Meningkatkan kesempatan kepada swasta untuk melaksanakan kerja sama pembangunan sarana dan prasarana transportasi dengan meminimalkan hambatan peraturan daerah terhadap partisipasi masyarakat/swasta di sektor transportasi. b. Mengutamakan akan penggunaan pendapatan dari sektor transportasi untuk pembangunan sektor transportasi.
5.
Kebijakan peningkatan kualitas lingkungan hidup: 6-4
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
a. Membatasi izin operasi penyelengaraan transportasi yang merusak lingkungan dan hasil – hasil pembangunan dalam proses distribusi barang, baik hasil pertambangan maupun perkebunan dari daerah produksi menuju simpul distribusi, seperti memberikan prioritas kepada pengangkutan produksi pertambangan. b. Menetapkan jalur hijau dan ruang terbuka hijau pada wilayah Kota. c. Melakukan penghijauan di kawasan pinggir jalan. 6.
Kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia a. Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia sektor transportasi yang mencakup aparat pemerintah, penyedia dan pengguna jasa atau masyarakat lainnya. b. Meningkatkan kompetensi aparat pemerintah yang membidangi transportasi melalui pendidikan dan kursus-kursus di bidang perencanaan transportasi, manajemen dan rekayasa transportasi serta perundang –undangan bidang transportasi.
B.
Strategi Pengembangan Jaringan Transportasi
Agar arah pengembangan transportasi secara bertahap dan berkelanjutan diwujudkan ke arah tujuan dan sasaran, perlu disusun strategi-strategi pengembangannya antara lain: 1)
Optimalisasi, peningkatan pelayanan transportasi untuk mendukung mobilisasi dan distribusi hasil produksi di Kabupaten Manggarai Barat.
2)
Optimalisasi, peningkatan dan pembangunan/pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan transportasi.
3)
Pengembangan pelayanan perintis untuk membuka daerah yang masih terisolir.
6.3.2 Program Pengembangan Jaringan Transportasi Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Manggarai Barat yang telah disusun di atas perlu mendapatkan dukungan dalam perwujudannya. Dalam masterplan transportasi darat yang dikembangkan oleh Kementerian Perhubungan ada beberapa aspek yang dapat dijadikan pertimbangan dalam menyusun Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Manggarai Barat, yaitu: 1. Sesuai dengan rencana pengembangan wilayah, maka pengembangan jaringan transportasi Kabupaten Manggarai Barat disusun untuk memberikan aksesibilitas, 6-5
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
mengarahkan pertumbuhan wilayah dengan mempertahankan keseimbangan lingkungan dan ketersediaan sumber daya sebagai pedorong bagi pengembangan wilayah dan menyediakan mobilitas yang memadai sehingga terwujud efisiensi ekonomi wilayah. 2. Sesuai peran jaringan transportasi Kabupaten Manggarai Barat, maka pengembangan jaringan transportasi di Kabupaten Manggarai Barat diarahkan untuk menyediakan aksesibilitas untuk mendukung interaksi antarruang kegiatan untuk menjalankan fungsi ruang sesuai dengan yang diharapkan, menyediakan mobilitas orang, barang, dan jasa secara efisien untuk mendukung daya saing ekonomi, penghematan sumber daya, dan pengurangan dampak lingkungan serta menyediakan pelayanan transportasi yang beragam bagi semua golongan. 3. Mendorong penggunaan angkutan massal untuk menggantikan kendaraan pribadi di sebagai pelaksanaan pembatasan kendaraan pribadi. a. Mengembangkan standar pelayanan angkutan umum massal untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan mampu berkompetisi dengan kendaraan pribadi. b. Mendukung program penggunaan angkutan umum dan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi. c. Membina dan mendorong perusahaan angkutan umum yang sehat secara finansial dan mantap secara operasional didukung dengan manajemen yang kuat. d. Menerapkan sistem pemberian ijin kepada calon operator dengan sistem tender untuk menjaring calon operator potensial. e. Memberikan kesempatan yang sama kepada swasta untuk ikut serta dalam persaingan penyediaan layanan transportasi darat. f. Memperjelas bentuk-bentuk kerjasama pemerintah dan swasta dalam pengembangan angkutan umum. 4. Mendorong penyusunan standar kompetensi untuk SDM transportasi darat (pemangku kebijakan, operator) a. Mendorong dan memfasilitasi pendidikan profesi untuk SDM transportasi b. Memberdayakan asosiasi profesi untuk SDM transportasi c. Menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan dalam rangka penyusunan standar kompetensi 5. Mendorong penggunaan teknologi dalam pengembangan transportasi 6-6
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
a. Melakukan penelitian dan pengembangan teknologi dalam rangka pengembangan transportasi di masa depan b. Melakukan penilaian terhadap berbagai pilihan teknologi c. Melakukan inventarisasi dan promosi teknologi lokal (indigenous technology) d. Melakukan kerjasama dengan institusi pendidikan dalam rangka pengembangan teknologi e. Melakukan inovasi teknologi transportasi darat, termasuk bekerja sama dengan institusi penyedia jasa Research and Development; 6. Mendorong instansi-instansi terkait untuk mendukung Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Manggarai Barat yang terintegrasi sehingga mampu mengatasi akar permasalahan transportasi di ketiga wilayah tersebut. a. Melakukan sosialisasi Tataran Transportasi Lokal Kabupaten Manggarai Barat ke instansi terkait b. Menyusun panduan/pedoman perencanaan transportasi sebagai pegangan bagi instansi terkait c. Mendorong dan memfasilitasi terbentuknya forum kerjasama dalam rangka pengembangan sistem transportasi Kabupaten Manggarai Barat 7. Menyusun regulasi yang memberikan kepastian dan ketetapan hukum tata niaga transportasi. a. Bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam menyusun kajian penyiapan regulasi tata niaga transportasi. b. Mensosialisasikan regulasi tata niaga transportasi ke seluruh daerah. c. Meningkatkan kompetensi SDM perangkat dan aparat hukum sehingga mampu menegakkan kepastian & ketetapan hukum. Prioritas–prioritas dalam pengembangan sarana prasarana transportasi sesuai harapan MP3EI pada Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam tataran transportasi lokal, wilayah dan nasional meliputi:
6-7
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
Tabel 6-1 Prioritas–Prioritas Pengembangan Sarana Prasarana Transportasi di Kabupaten Manggarai Barat No.
ModaTransportasi
1.
Keterpaduan Transportasi
2.
Transportasi Jalan
2013-2014
Moda 1) Pengembangan angkutan pemadu moda untuk melayani bandara Komodo dengan pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan Labuan Bajo. 1) Pengembangan / redesain pola trayek dalam Kota Labuan Bajo dari pola trayek radial bersilang ke pola trayek time transfer network untuk menunjang kepentingan wisatawan dan mendukung Labuan Bajo sebagai daerah tujuan wisata baik wisatawan asing maupun lokal. 2) Optimalisasi trayek antarkota dalam provinsi Labuan Bajo – Ruteng - Bajawa – Mbay – Ende – Maumere – Larantuka. 3) Optimalisasi angkutan perdesaan dan pengembangan pelayanan non ekonomi di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. 4) Pengembangan angkutan perintis untuk menghubungkan pusat kegiatan dengan daerah pedalaman di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. 5) Pengembangan angkutan
Jangka Pendek (Tahun 2015 – 2020) Pengembangan angkutan barang multimoda.
Jangka Menengah (Tahun 2021 – 2025) Pengembangan terminal terpadu.
Jangka Panjang (Tahun 2026 – 2030) Peningkatan terminal terpadu.
1) Pengembangan angkutan umum 1) Pengembangan terminal 1) Pengembangan jaringan massal atau angkutan umum dalam tipe C di ibukota jalan untuk kota kapasitas di atas 24 seat yang kecamatan di Kabupaten menghubungkan pusat berwawasan lingkungan di Labuan Manggarai Barat. kegiatan lokal baru. Bajo. 2) Peningkatan kapasitas 2) Pengembangan terminal 2) Pengembangan angkutan jalan perbatasan yang Nggorang guna penumpang jenis bisnis dan menghubungkan peningkatan eksekutif untuk pelayanan Haumeni Ana – Soe. fungsipelayanan terminal. antarkota dalam provinsi 3) Pengembangan jaringan 3) Pengembangan jaringan lintas jalan untuk lintasan angkutan barang. angkutan barang 4) Pengembangan angkutan barang dan peti kemas di Manggarai Barat. 5) Pengembangan ATCS untuk kawasan terminal transportasi jalan, kawasan pasar, kawasan pusat kegiatan di Labuan Bajo, serta kawasan pelabuhan dan bandara di Labuan Bajo. 6) Pengembangan jaringan jalan dan peningkatan kapasitas jalan baik dalam wilayah Kota Labuan Bajo maupun jalan lokal yang
6-8
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
No.
ModaTransportasi
2013-2014
6)
7)
8)
9) 10) 11)
pariwisata untuk jalan raya dan laut. Pengembangan Sistim Informasi, pengendalian dan Peningkatan Keselamatan Transportasi pada ruas jalan nasional, provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Kabupaten Manggarai Barat. Pengembangan penyajian data base transportasi berbasis internet. Penataan daerah rawan kecelakaan dengan penempatan fasilitas LLAJ pada jalan nasional, provinsi dan kabupaten/kota di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Pembatasan Kendaraan pada tempat dan waktu tertentu. Optimalisasi jembatan timbang Nggorang di Manggarai Barat. Peningkatan fasilitas keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan di jalan Nasional dan jalan Provinsi.
7)
8)
9)
10)
11)
Jangka Pendek (Tahun 2015 – 2020) menghubungkan antarkecamatan di Kabupaten Manggarai Barat. Peningkatan kapasitas jalan pada jalan arteri primer yang menghubungkan Labuan Bajo – Manggarai – Ngada – Nagekeo – Ende – Sikka – Flores Timur. Pengembangan terminal tipe B Nggorang di Labuan Bajo Manggarai Barat untuk mendukung pelayanan antarkota dalam provinsi di Pulau Flores, angkutan perdesaan di Manggarai Barat dan angkutan perkotaan di Labuan Bajo. Pengembangan terminal penumpang tipe C di Desa Gorontalo Labuan Bajo sebagai pusat pengendalian angkutan kota. Pengembangan fasilitas parkir pada kawasan perdagangan, ekonomi dan bisnis Pengembangan jalan arteri sekunder pantai utara Flores yang menghubungkan Nggorang – Kondo – Hita – Kendidi – Reo – Pota – Waikelambu – Riung – Mboras – Danga – Nila – Aeramo – Kaburea – Nabe – Ronokolo – Maurole – Kotabaru – Koro – Magepanda – Maumere.
Jangka Menengah (Tahun 2021 – 2025)
Jangka Panjang (Tahun 2026 – 2030)
6-9
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
No. 3.
ModaTransportasi Transportasi Penyeberangan
2013-2014 1) Pengembangan sarana angkutan 1) penyeberangan untuk kepentingan pariwisata Labuan Bajo – Rinca – Komodo – Sape. 2) Peningkatan fasilitas keselamatan pelayaran dengan pembangunan 2) rambu – rambu lalu lintas angkutan penyeberangan. 3)
4)
5)
4.
Transportasi Laut
1) Peningkatan peran armada pelayaran nasional, baik untuk pelayanan dalam regional Nusa Tenggara Timur maupun ke luar wilayah Nusa Tenggara Timur. 2) Pengembangan Kapal Pesiar 7GT ke atas untuk melayani kepentingaan pariwisata Labuan Bajo – Pulau Rinca – Pulau kecil sekitar – Pulau Komodo – Sumbawa – Lombok. 3) Optimalisasi trayek transportasi laut yang ada.
1)
Jangka Pendek Jangka Menengah (Tahun 2015 – 2020) (Tahun 2021 – 2025) Pengembangan sarana angkutan 1) Pengembangan trayek penyeberangan Labuan Bajo – transportasi Waikelo untuk distribusi barang dan penyeberangan untuk jasa dari wilayah Manggarai ke mengantisipasi beban Pulau Sumba. lalu lintas di jalan raya Pengembangan trayek transportasi serta kondisi topografi penyeberangan Labuan Bajo – yang berpotensi Rinca – Komodo – Sape. menimbulkan kecelakaan Pengembangan trayek transportasi lalu lintas, antara lain: penyeberangan Labuan Bajo – a) trayek Bolok – Rinca – Waikelo. Naikliu – Teluk Pengembangan/pembangunan Gurita dermaga II di Labuan Bajo dan b) trayek Labuan Bajo dermaga III di Bolok. – Aimere Peningkatan fasilitas dermaga c) trayek Labuan Bajo penyeberangan di dermaga - Marapokot penyeberangan Bolok, danLabuan 1) Pengembangan sarana Bajo. angkutan Pengembangan pelabuhan laut di 1) Pembangunan Pulau Rinca untuk kepentingan pelabuhan laut dan pariwisata. terminal peti kemas di kawasan Rangko/Ketentang Manggarai Barat. 2) Pengembangan prasarana pelabuhan serta jalan akses ke pelabuhan laut.
Jangka Panjang (Tahun 2026 – 2030) 1) Pengembangan dermaga di Labuan Bajo 2) Pengembangan trayek penyeberangan Labuan Bajo – Marapokot. 3) Peningkatan fasilitas pelayaran lalu lintas angkutan penyeberangan.
1) Pengembangan pelabuhan laut di kawasan Tenau atau kawasan sekitar untuk mendukung aktifitas bongkar muat barang. 2) Peningkatan pelabuhan laut Rangko/Ketentang untuk mendukung aktifitas bongkar muat.
6-10
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
No.
5.
ModaTransportasi
Transportasi Udara
2013-2014
Jangka Pendek (Tahun 2015 – 2020)
Jangka Menengah (Tahun 2021 – 2025)
Jangka Panjang (Tahun 2026 – 2030)
4) Pengembangan rute keperintisan laut untuk membuka keterisolasian wilayah. 5) Pemenuhan standar pelayanan internasional untuk peningkatan keselamatan pelayaran pada saat pelayaran maupun saat berlabuh dan bongkar muat. 1) Pengembangan sistem 1) Peningkatan fasilitas 1) Pengembangan sistim pelayanan 1) Peningkatan fasilitas pemrosesan barang guna bandar udara Komodo naik turun penumpang dari dan ke bandar udara Komodo meningkatkan nilai komoditas. Labuan Bajo meliputi pesawat. meliputi fasilitas bandar 2) Pengembangan kapasitas angkut 2) Pengembangan trayek transportasi fasilitas bandar udara, run udara, run way, taxiway, pesawat untuk kepentingan way, taxiway, apron dan udara untuk mendukung sektor apron dan fasilitas pariwisata dan umum tujuan pariwisata Labuan Bajo – fasilitas keselamatan keselamatan Labuan Bajo. penerbangan. Tambolaka, Labuan Bajo – penerbangan. 3) Optimalisasi trayek transportasi Maumere, Labuan Bajo – Lombok, udara yang ada. Labuan Bajo – Surabaya, Labuan 4) Optimalisasi trayek perintis udara Bajo – Jakarta dan Labuan Bajo – untuk mendorong pertumbuhan Makasar. ekonomi 3) Peningkatan fasilitas bandar udara Komodo meliputi fasilitas bandar udara, run way, taxiway, apron dan fasilitas keselamatan penerbangan. 4) Peningkatan kelas bandara Komodo di Kabupaten Manggarai Barat menjadi bandar udara pengumpul skala tersier sesuai dengan peningkatan jumlah penumpang dan kapasitas pelayanan.
6-11
Tatralok Kabupaten Manggarai Barat
BAB-7
Table of Contents
BAB-6 BAB VI .....................................................................................................6-1 6.1
Potensi dan Kendala............................................................................... 6-1
6.2
Arah Pengembangan Jaringan Transportasi .......................................... 6-2
6.3
Kebijakan, Strategi, Program Pengembangan Jaringan Transportasi .... 6-3 6.3.1
Kebijakan dan Strategi Pengembangan Jaringan Transportasi .. 6-3
6.3.2
Program Pengembangan Jaringan Transportasi......................... 6-5
No table of figures entries found. Tabel 6-1 Prioritas–Prioritas Pengembangan Sarana Prasarana Transportasi di Kabupaten Manggarai Barat
6-8
6-12