Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buton Tahun 2013
BAB 5
INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
AREA BERESIKO SANITASI Area beresiko Sanitasi adalah Area atau Wilayah dimana pada area tersebut terjadi penurunan kualitas hidup, kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat. Maksud Dari Penetapan area Beresiko Sanitasi adalah untuk mengetahui lokasi / wilayah yang memiliki resiko sanitasi dalam wilayah Kajian PPSP Kab. Buton Adapun Tujuan dari Penetapan area Beresiko adalah : 1. Terpetakan area beresiko sanitasi berdasarkan data sekunder 2. Terpetakan area beresiko berdasarkan penilaian SKPD 3. Terpetakan area beresiko berdasarkan Studi EHRA 4. Tercapainya penetapan area beresiko sanitasi Proses penetapan area beresiko sanitasi Kabupaten Buton diawali dengan pengumpulan data-data baik itu data sekunder maupun data primer yang akan menjadi indikator dalam penentuan area beresiko. Setelah data-data tersebut oleh POKJA dianggab cukup maka dilakukan analisa mendalam dari data-data yang menjadi indikator penilaian. Beberapa indikator yang digunakan untuk skoring dari data skunder adalah : Kepadatan Penduduk, Angka Kemiskinan, Akses Air Minum Akses Sarana Jamban dan Area Genangan. Penginputan data dilakukan oleh POKJA AMPL pada lembar kerja template area beresiko untuk indikator-indikator tersebut yang sebelumnya telah dikumpulkan melalui data-data pada SKPD terkait. Penentuan area beresiko Sanitasi berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan melalui penilaian dengan metode pemberian skor berdasarkan data sekunder yang telah tersedia di SKPD terkait serta skor Persepsi SKPD dan Skor hasil analisa data studi Enviroment Health Risk Assesment (EHRA) atau studi penilaian resiko kesehatan lingkungan.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buton Tahun 2013
Peta 5.1: Peta area berisiko sanitasi air limbah domestik
Peta 5.2: Peta area berisiko sanitasi persampahan
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buton Tahun 2013
Peta 5.3: Peta area berisiko sanitasi drainase perkotaan
Untuk peta Belum dapat di tampilkan karena masih dalam Proses Pengerjaan.
Dalam penentuan area beresiko berdasarkan data , setiap indikator dalam variabel akan diberi skor dan pembobotan. Nilai pembobotan IMPAC yang disepakati untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut : 1. Bobot Jumlah Penduduk adalah 25% 2. Bobot kepadatan penduduk adalah 25% 3. Bobot Angka Kemiskinan adalah 25% 4. Bobot Fungsi Urban dan Rural adalah25% Sedangkan Pembobotan Eksposure yang di sepakati Pokja sanitasi Berdasarkan hasil Studi EHRA, Data Sekunder dan Persepsi SKPD menyepakati sebagai Berikut : 1. Bobot berdasarkan Data Sekunder adalah 40% untuk Air Limbah, 50% Persampahan dan 50% untuk drainase 2. Bobot berdasarkan Indeks Resiko sanitasi (EHRA) adalah 40% untuk Air Limbah, 40% untuk Persampahan dan 35% untuk Drainase 3. Bobot berdasarkan Persepsi SKPD adalah 20% Air Limbah, 10% Persampahan dan 15% untuk Drainase.
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buton Tahun 2013
Tabel 5.1: : Area berisiko sanitasi Air Limbah Domestik
Wilayah prioritas Air Limbah
No 1
Area Berisiko*) Risiko 4 Desa Kambawakole
2
Risiko 3
Kel Saragi
Tabel 5.2: Area berisiko sanitasi Persampahan
No 1
Area Berisiko*) Risiko 4
Wilayah prioritas Persampahan Desa Wakangka Desa Kamaru Desa Wajah Jaya Desa Ambua Togo Desa Holimombo Jaya Desa Kambawakole Desa Mantowu Desa Kumbewaha Desa Sumber Sari
2
Risiko 3
Desa Manuru Desa Barangka Desa Watumotobe Desa Boneatiro Barat Desa Bonelalo Desa Lasembangi
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buton Tahun 2013
No
Area Berisiko*)
Wilayah prioritas Persampahan Desa Saragi Desa Matawia
Tabel 5.3: Area berisiko sanitasi Drainase
No 1 2
Wilayah prioritas Area Berisiko*) Drainase Risiko 4 Desa Kambawakole Risiko 3
Desa Barangka Desa Wajah Jaya Desa Ambua Togo Desa Saragi