BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI
5.1 AREA BERESIKO SANITASI Penetapan area berisiko bertujuan untuk memetakan area (kelurahan/desa) yang berada dalam kota/kabupaten yang memiliki tingkat resiko. Klasifikasi area berdasarkan tingkat resiko kesehatan lingkungan ini akan menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan prioritas pelaksanaan program/kegiatan pembangunan dan pengembangan sistem sanitasi. Secara umum berikut adalah bagan/skema yang memperlihatkan posisi area beresiko sebagai dasar atau menjadi acuan dalam penyusunan peta sistem sanitasi jangka menengah. Secara institusional, masing-masing SKPD teknis di Kabupaten Hulu Sungai Utara telah memiliki atau memetakan area-area beresiko khususnya dinas kesehatan yang memang terkait dengan sanitasi. Program PPSP sebagai program yang memprioritaskan sanitasi sebagai hal yang mendesak ditangani menfasilitasi pokja kabupaten untuk memetakan kondisi sanitasi yang lebih spesifik kearah air limbah, persampahan, prohisan dan drainase.
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Penentuan area beresiko berdasarkan tingkat resiko sanitasi dilakukan dengan menggunakan : (i) Penilaian dan pemetaan sanitasi kabupaten/kota; (ii) Penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi berdasarkan persepsi SKPD; dan (iii) Penilaian dan pemetaan kondisi sanitasi berdasarkan hasil studi EHRA Data yang digunakan untuk proses penetapan area berisiko ini terdiri dari data sekunder yang diperoleh dari SKPD terkait dan data primer yang diperoleh melalui survey studi EHRA dan persepsi SKPD terkait dengan kualitas, kuantitas dan penggunaan dari sarana dan prasarana sanitasi. Observasi atau kunjungan ke kelurahan/desa sangat dianjurkan untuk memastikan hasil proses penetapan area berisiko. Secara detail, langkah-langkah menetapkan area berisiko sanitasi adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data, menganalisis, dan menetapkan area berisiko berdasarkan data sekunder, termasuk didalamnya menetapkan (i) kawasan urban-high, urban-medium, urban-low, peri-urban dan rural; dan (ii) kawasan tipikal. 2. Mengumpulkan data, menganalisis, dan menetapkan area berisiko berdasarkan data primer yaitu persepsi SKPD. 3. Mengumpulkan data, menganalisis, dan menetapkan area berisiko berdasarkan data primer yaitu hasil studi EHRA. 4. Menetapkan area berisiko (awal) berdasarkan analisis data (primer dan sekunder). 5. Melakukan observasi/kunjungan ke kelurahan/desa untuk mengechek hasil analisis. 6. Menyepakati dan menetapkan area berisiko final (akhir). 5.1.1 PENETAPAN AREA BERISIKO BERDASARKAN DATA SEKUNDER Penetapan kelurahan/desa berisiko berdasarkan data sekunder adalah penetapan area berisiko menggunakan data umum (misalnya data kepadatan penduduk dan angka kemiskinan) dan ketersediaan layanan fasilitas sanitasi dan air minum yang dikumpulkan dari SKPD-SKPD terkait. Data sekunder yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dengan indikator yang disepakati dan merupakan data terakhir dan memiliki tahun yang sama, sahih dan harus disepakati oleh anggota Pokja. Berikut adalah indikator yang digunakan beserta pembobotan yang telah disepakati oleh anggota pokja sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara : Persentase kepadatan penduduk (jumlah populasi, nama kelurahan/desa, jumlah RT & RW, luas wilayah setiap kelurahan/desa) diberikan bobot 15 % Persentase KK miskin dengan bobot 30% Persentase layanan air minum (Sambungan Rumah dan Hidran Umum) dengan bobot 20% Persentase ketersediaan jamban di tingkat KK dengan bobot 35 % Persentase luas genangan (indikator ini tidak digunakan oleh pokja karena tidak tersedianya data genangan (luas, lama dan tinggi genangan) per desa . Berdasarkan hasil analisis data sekunder diperoleh data bahwa terdapat : Skor 4 (Resiko sanitasi sangat tinggi) terdapat 36 desa/kelurahan Skor 3 (Resiko sanitasi tinggi) terdapat 62 desa/kelurahan Skor 2 (Resiko sanitasi sedang) terdapat 77 desa/kelurahan Skor 1 (Resiko sanitasi rendah) terdapat 44 desa/kelurahan Berikut disajikan peta area beresiko berdasarkan pembobotan yang diberikan pokja dengan menggunakan data sekunder. BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Peta 5.1 Area Beresiko Berdasarkan Data Sekunder
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. HSU 2013 5.1.2 PENETAPAN AREA BERISIKO BERDASARKAN PERSEPSI SKPD Tahap awal yang harus dilakukan pada proses ini adalah penyepakatan siapa (anggota pokja) yang akan melakukan penilaian. Di Kabupaten Hulu Sungai Utara penilaian area beresiko disepakati anggota pokja yang mewakili SKPD dengan rincian sebagai berikut : Bappeda Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kesehatan Dinas Pasar, Kebersihan dan Tata Kota PDAM Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup Pada tahap ini setiap anggota Pokja yang telah disepakati memberikan penilaian kondisi sanitasi berdasarkan persepsi atau pandangan terhadap area/kelurahan/desa yang berpotensi terkena resiko kesehatan lingkungan. Persepsi atau pandangan tersebut diberikan berdasarkan pengamatan, pengetahuan praktis dan keahlian profesi yang dimiliki individu anggota pokja kota/kabupaten. Persepsi setiap SKPD yang terlibat diukur menggunakan skor atau nilai 1 s/d 4 dengan : skor 1 = resiko rendah; skor 2 = resiko sedang skor 3 = resiko tinggi; dan skor 4 = resiko sangat tinggi/buruk.
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Peta 5.2 Area Beresiko Berdasarkan Penilaian/Persepsi SKPD
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. HSU 2013 Berdasarkan peta diatas, menurut penilaian/persepsi beberapa SKPD dapat kita lihat bahwa scoring yang diberikan pada 219 desa/kelurahan dapat diurai sebagai berikut : Skor 4 (Resiko sanitasi sangat tinggi) terdapat 46 desa/kelurahan Skor 3 (Resiko sanitasi tinggi) terdapat 91 desa/kelurahan Skor 2 (Resiko sanitasi sedang) terdapat 51 desa/kelurahan Skor 1 (Resiko sanitasi rendah) terdapat 31 desa/kelurahan 5.1.3 PENETAPAN AREA BERISIKO BERDASARKAN STUDI EHRA Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) adalah sebuah survey partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih, penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SKK). Adanya keterbatasan dana yang disiapkan oleh pokja Kabupaten Hulu Sungai Utara untuk melaksanakan studi EHRA sehingga metoda yang digunakan untuk penentuan target area survey melalui proses yang dinamakan Klastering. Proses pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” . Berdasarkan Kaidah ini setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dengan demikian metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Adapun penetapan klaster dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama dalam melakukan studi EHRA yaitu : a. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Untuk mendapatkan data akurat tentang kepadatan penduduk seharusnya menggunakan jumlah penduduk per luas wilayah terbangun, akan tetapu data wilayah terbangun tidak tersedia sehingga hanya menggunakan luas wilayah. BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Di Kabupaten Hulu Sungai Utara tingkat kepadatannya masih rendah karena sebagian besar lahannya sebagian besar masih berupa daerah rawa, danau dan hanya 4,79 % yang dijadikan hunian sementara kepadatan tinggi hanya terpusat di beberapa kecamatan saja. Sehingga disepakati kepadatan penduduknya tidak merata akan diutamakan di kecamatan dan desa dengan kepadatan penduduk lebih dari 25 jiwa per Ha. b. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau desa/kelurahan. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1 dengan formula sebagai berikut: (∑ Pra-KS + ∑ KS1) Angka kemiskinan =
---------------------------------- X 100% ∑ KK
Persentase angka kemiskinan yang digunakan oleh pokja adalah hasil studi PPLS tahun 2012 dimana diharapkan data tersebut menjadi acuan data kemiskinan yang berbeda-beda dan tersebar di beberapa SKPD. c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai//saluran drainase/ saluran irigasi yang berpotensi digunakan atau telah digunakan sebagai sarana MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat d. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, dan lamanya surut yang bisa ditentukan oleh Pokja atau mengacu kepada SPM PU dengan ketinggian genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam. Klastering wilayah dalam sebuah kabupaten/kota akan menghasilkan kategori klaster. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik tingkat risiko kesehatan yang identik/ homogen. Berikut adalah tabel hasil klastering yang menjadi area survey pada suatu klaster dan akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Tabel Penetapan Hasil Klastering Studi EHRA NO
KLASTER
KELURAHAN/DESA TERPILIH
JUMLAH KELURAHAN/DESA TERPILIH
PEMBULATAN
JUMLAH RESPONDEN TIAP KELURAHAN/DESA
TOTAL RESPONDEN
1
0
10
1.141552511
1
40
40
2
1
35
3.99543379
4
40
160
3
2
77
8.789954338
9
40
360
4
3
93
10.61643836
10
40
400
5
4
4
0.456621005
1
40
40
219
25
25
40
1000
TOTAL
Sumber : EHRA HSU 2013 BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti: A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: 1. Sumber air minum, 2. Layanan pembuangan sampah, 3. Jamban, 4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga. B. Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higienitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM: 1. Buang air besar 2. Cuci tangan pakai sabun, 3. Pengelolaan air minum rumah tangga, 4. Pengelolaan sampah dengan 3R 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan) Berdasarkan penilaian aspek teknis (fasilitas sanitasi) dan non teknis (perilaku masyarakat) di dapatkan indeks resiko sanitasi (IRS) Kabupaten Hulu Sungai Utara yang dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Sumber : Analisis EHRA Kab. HSU 2013 Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa faktor yang sangat mempengaruhi tingginya risiko sanitasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara tahun 2013 menurut tingkat besarnya nilai risiko adalah sebagai berikut : - Genangan air - Air limbah domestik termasuk tinja - Persampahan - Perilaku higiene dan sanitasi - Sumber air. Pemetaan area beresiko berdasarkan studi EHRA dapat kita lihat pada peta berikut dimana secara umum Kabupaten Hulu Sungai Utara memiliki area beresiko sanitasi cukup banyak, setelah dilakukan studi EHRA hasilnya pun tetap sama.
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Peta 5.3 Peta Area Beresiko Berdasarkan studi EHRA
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. HSU 2013 Dari peta diatas, area-area beresiko sanitasi berdasarkan studi EHRA tersebar di 219 desa/kelurahan namun lebih didominasi warna merah dan kuning yang berarti resiko sanitasinya sangat tinggi dan tinggi, rinciannya adalah sebagai beriku : Skor 4 (Resiko sanitasi sangat tinggi) terdapat 81 desa/kelurahan Skor 3 (Resiko sanitasi tinggi) terdapat 128 desa/kelurahan Skor 2 (Resiko sanitasi sedang) terdapat 0 desa/kelurahan Skor 1 (Resiko sanitasi rendah) terdapat 10 desa/kelurahan 5.1.4 PENETAPAN AREA BERISIKO SANITASI Kesepakatan akhir (agreed score) area berisiko, yang merupakan daftar urutan prioritas kelurahan/desa, disusun dengan langkah-langkah berikut ini: 1. Menyandingkan seluruh hasil penilaian (data sekunder, persepsi SKPD, data EHRA) 2. Seluruh anggota pokja mendiskusikan dan menyepakati pembobotan ketiga instrumen tersebut dan disepakati pembobotan untuk masing-masing instrumen adalah : Bobot Persepsi SKPD adalah 25 % Bobot Data Sekunder adalah 25 % Bobot Data EHRA adalah 50%
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
3. Melakukan observasi lapangan untuk memastikan/mengecheck bahwa penetapan area berisiko ini sesuai dengan kondisi lapangan, namun anggota pokja menganggap bahwa kondisi tersebut memang sudah sesuai dengan kondisi yang ditemukan di lapangan. Hasil penetapan area berisiko sanitasi dituangkan dan disajikan dalam bentuk peta dan tabel dibawah ini yang memperlihatkan area-area (kelurahan/desa) dengan tingkat resiko yang telah ditetapkan atau disepakati bersama. Berdasarkan area beresiko tersebut dapat kita lihat terdapat 184 desa/kelurahan yang menjadi wilayah prioritas penanganan dan dalam tabel selanjutnya juga dicantumkan area-area beresiko yang masuk kategori 4 dan kategori 3 dan penyebab utamanya. Dengan menggunakan peta dasar adalah peta administratif kabupaten Hulu Sungai Utara, penggambaran atau layout dari area beresiko sanitasi disepakati dengan warna : skor 4 diberi warna merah; skor 3 diberi warna kuning; skor 2 diberi warna hijau; skor 1 diberi warna biru. Penyebaran area beresiko sanitasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara dapat kita lihat pada peta berikut ini dimana penyebaran area dengan skor 4,3 ,2 dan 1 dirinci sebagai berikut: Skor 4 (Resiko sanitasi sangat tinggi) terdapat 83 desa/kelurahan Skor 3 (Resiko sanitasi tinggi) terdapat 101 desa/kelurahan Skor 2 (Resiko sanitasi sedang) terdapat 25 desa/kelurahan Skor 1 (Resiko sanitasi rendah) terdapat 10 desa/kelurahan Peta 5.4 Peta Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Hulu Sungai Utara
Sumber : Pokja Sanitasi Kab. HSU 2013
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
TABEL PENETAPAN AREA BERESIKO SANITASI
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Tabel 5.xx Area Beresiko Sanitasi dan Penyebabnya No
Area Beresiko
1.
Resiko 4
Wilayah Prioritas Kecamatan Sungai Pandan
Kecamatan Sungai Tabukan
Kecamatan Amuntai Selatan
Kecamatan Paminggir
Kecamatan Haur Gading Kecamatan Amuntai Tengah
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Rantau Karau Hilir Pondok Babaris Banyu Tajun Hulu Pangkalan Sari Banyu Tajun Hilir Rantau Karau Hulu Rantai Karau Tengah Rantau Karau Raya Teluk Sinar Tambalang Tambalang Tengah Tambalang Kecil Putat Atas Padang Bangkai Gelagah Nelayan Pematang Benteng Hilir Pasar Sabtu Hilir Mesjid
Penyebab Utama Resiko Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Genangan, Limbah domestik, Sampah Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan
Gampa Raya Banua Hanyar Sungai Haji Rantau Bujur Darat Ilir Masjid Telaga Hanyar Harusan Telaga Pulau Tambak Bajawit Padang Tanggul Paminggir Ambahai Sapala Bararawa Pal Batu Tampakang Haur Gading
Sampah, Limbah domestik, genangan Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan
Danau Cermin Pinangkara Pinang Habang Mawar Sari Datu Kuning
Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan
Kecamatan Amuntai Utara
Kecamatan Banjang
Kecamatan Babirik
Kecamatan Danau Panggang
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Rantawan Pasar Senin Panangkalaan Padang Basar Panangian Sungai Turak Dalam Muara baruh Air Tawar Tayur Banjang Baringin Kalintamui Pandulangan Danau terati Teluk Serikat Pulau Damar Sungai Durait Tengah Hambuku Baru Murung Panti Hulu Sungai Papuyu Kalumpang Luar Kalumpang Dalam Sungai Nyiur Sungai Dalam Pajukungan Pajukungan Hulu Sungai Namang Sungai Panangah Sarang burung Telaga Mas Manarap Hulu Manarap Longkong Bitin Baru Teluk Masjid Darussalam Pandamaan Danau Panggang Rintisan
Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Limbah domestik, Genangan, PHBS Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan Sampah, Limbah domestik, genangan
No
Area Beresiko
1.
Resiko 3
Wilayah Prioritas Kecamatan Sungai Pandan
Banyu tajun dalam Tapus dalam Teluk masjid Tatau Laban Hambuku Tengah Hambuku Pasar Hambuku Raya Hambuku Hulu Sungai Pandan Hulu Sungai Pandan Sungai Sandung Sungai Pinang Pandulangan Kecamatan Sungai Teluk Cati Tabukan Gelagah Hulu Sungai Tabukan Pematang Benteng Kecamatan Amuntai Keramat Selatan Panyiuran Cempaka Ujung Murung Jarang Kuantang Kota Raja Jumba Cangkering Simpang empat Rukam Hilir Mamar Teluk Sari Telaga Silaba Banyu Hirang Kayakah Murung Panggang Kecamatan Paminggir Seberang Paminggir Kecamatan Amuntai Tapus Tengah Muara Tapus Kandang Halang Kembang Kuning Kota Raden Kota Raden Hilir Sungai Karias Tangga Ulin Hulu Tangga Ulin Hilir Antasari Murung Sari Palampitan Hilir
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Penyebab Utama Resiko Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Sampah, Limbah domestic, genangan Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Genangan, sampah, limbah domestic Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestic, genangan, PHBS Genangan, Limbah domestic, sampah Genangan, Limbah domestic, sampah Sampah, Limbah domestic, genangan Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestic, genangan, PHBS Genangan, Limbah domestic, sampah Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Gengangan, limbah domestic, sampah Limbah domestik, genangan, PHBS Gengangan, limbah domestic, sampah Gengangan, limbah domestic, sampah Sampah, limbah domestic, genangan Sampah, limbah domestic, genangan Sampah, limbah domestic, genangan Genangan, sampah, limbah domestic Sampah, limbah domestic, genangan Genangan, sampah, limbah domestic
Sungai Malang Sungai Baring Harus Kecamatan Amuntai Pamintangan Utara Pakacangan Cakeru Panangkalaan Hulu Padang Basar Hilir Murung Karangan Kamayahan Kuangan Telaga Bemban Tabalong Mati Panyaungan Pandawanan Pimping Padang Luar Guntung Kecamatan Banjang Pawalutan Kalintamui Palanjungan Sari Kaludan Besar Kaludan Kecil Rantau Bujur Karias Dalam Lok Bangkai Patarikan Teluk Buluh Garunggang Baruh Tabing Pulau Damar Kecamatan Babirik Murung Kupang Babirik Hilir Babirik Hulu Sungai Jamjam Sungai Durait Hilir Sungai Durait Hulu Hambuku Lima Hambuku Hilir Murung Panti Hilir Teluk Limbung Sungai Luang Hilir Parupukan Sungai Luang Hulu Kecamatan Haur Palimbang Gusti Gading Lok Soga Palimbang Sari Jingah Bujur Tambak Sari Panji BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Genangan, sampah, limbah domestic Gengangan, limbah domestic, sampah Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Genangan, limbah domestic, sampah Sampah, limbah domestic, genangan Genangan, limbah domestic, sampah Genangan, limbah domestic, sampah Sampah, limbah domestic, genangan Sampah, limbah domestic, genangan Genangan, limbah domestic, sampah Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Limbah domestik, genangan, PHBS Sampah, Limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS
Polantani Sungai Limas Pihaung Teluk Haur Waringin Panawakan Tangkawang
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS Sampah, limbah domestic, genangan Limbah domestic, genangan, PHBS Limbah domestic, genangan, PHBS
5.2 POSISI PENGELOLAAN SANITASI Untuk mengetahui posisi pengelolaan sanitasi per komponen saat ini, digunakan metode SWOT dengan menggunakan pembobotannya serta penggalian isu isu strategis berkenaan dengan faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman dilakukan kepada SKPD kepentingan sanitasi di Kabupaten Hulu Sungai Utara. –
Metode ini merupakan Salah satu metode yang cukup handal untuk penetapan strategi dan sudah umum digunakan di kalangan pemerintahan serta metode ini dapat menumbuhkan semangat kebersamaan & menyatukan kepentingan kepentingan stakeholder dalam mencapai tujuan. Essensi dari metode SWOT adalah : – Landasan untuk menetapkan strategi – Landasan penetapan visi & misi pembangunan sanitasi kabupaten/kota – Landasan penetapan pola pendanaan SSK ke depan. Lingkungan internal : – Issue-issue dalam kontrol pemerintah kabupaten/kota terkait dengan pembangunan & pengelolaan sanitasi permukiman – Menggambarkan faktor kekuatan (strength) & kelemahan (weakness) Lingkungan Eksternal : – Issue-issue di luar kontrol pemerintah kabupaten/kota terkait dengan pembangunan & pengelolaan sanitasi permukiman – Menggambarkan faktor berbagai peluang (opportunity) yang dapat menguntungkan pembangunan sanitasi di kab/kota & ancaman (threat) yang harus dihindari. Beberapa kelemahan dari pelaksanaan SWOT adalah pokja kabupaten masih belum maksimal memahami metode ini dan kesulitan dalam menggali issue-issue yang berkaitan dengan sanitasi.
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
Langkah-Langkah Analisis Lingkungan Penetapan issue setiap aspek penelitian untuk air limbah, persampahan, drainase dan prohisan Konsolidasi Issue a. Penyatuan issue-issue yang saling terkait b. Penetapan issue ke kuadran yang paling tepat c. Penetapan score tiap issue (untuk kebutuhan eliminasi issue-issue) d. Pengurangan jumlah issue yang terlalu banyak dengan mengeliminir issue yang memiliki score terendah Menetapkan : a. Penetapan bobot dan tingkat pengaruh untuk masing-masing issue di setiap kuadran b. Perhitungan total scoring (bobot x tingkat pengaruh) masing-masing kuadran (strength, weakness, opportunity, threat) c. Penetapan koordinat lingkungan eksternal dan internal (strength – weakness – opportunity threat) Penetapan posisi kuadran kondisi sanitasi kabupaten Berikut adalah posisi pengelolaan sanitasi komponen air limbah domestic, persampaha, drainase dan aspek Prohisan serta analisis per komponen 5.2.1 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini Komponen Air Limbah domestik
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
5.2.2 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini Komponen Persampahan
5.2.3 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini Komponen Drainase
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU
5.2.4 Posisi Pengelolaan Sanitasi Saat ini aspek Promosi Hygiene dan Sanitasi Lingkungan Mendukung (+)
PEMELIHARAAN AGRESIF
PEMELIHARAAN SELEKTIF
PERTUMBUHAN STABIL
PERTUMBUHAN CEPAT Internal kuat (+)
Internal Lemah (-) DIVERSIFIKASI BESAR-BESARAN
BERPUTAR
CERUK
DIVERSIFIKASI TERPUSAT
Lingkungan Kurang Mendukung (-)
BUKU PUTIH SANITASI KAB. HSU