11
BAB 4 LANDASAN TEORI 4.1
Landasan Teori 4.1.1 Teori Komunikasi
Dalam Wikipedia.orgistilah komunikasi sendiri berasal dari bahasa latin communicates, dan bahasa inggris communication, yang memiliki arti berbagi atau menjadi milik bersama. Dapat diartikan komunikasi ialah proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut. Menurut Laswell, komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bias berlangsung dengan baik. Komponen komunikasi itu ialah sebagai berikut : 1. Pengirim atau komunikator adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain. 2. Pesan adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak ke pihak lain. 3. Saluran adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. Dalam komunikasi antar pribadi atau tatap muka saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada (suara). 4. Penerima/ komunikan adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain. 5. Umpan balik adalah tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikannya. 4.1.2 Teori Ilustrasi Menurut Yoki Miryanto dalam blognya ia menulis, Gambar Ilustrasi adalah suatu karya seni rupa dua dimensi yang bertujuan untuk memperjelas suatu pengertian suatu teks, bacaan, cerita, atau keadaan. agar mudah dipahami. Gambar Ilustrasi yang baik adalah gambar yang dapat menggambarkan dengan jelas terhadap pesan yang hendak dijelaskan atau disampaikan. Gambar ilustrasi menggunakan beberapa gambar objek yang digabungkan, diantaranya unsur figur manusia, hewan, dan keadaan lingkungan. Menurut Rohidi (1984: 87) berpendapat bahwa gambar ilustrasi dalam hubungannya dengan seni rupa adalah menggambar ilustrasi sebagai penggambaran sesuatu melalui elemen rupa untuk lebih menerangkan, menjelaskan atau pula memperindah sebuah teks, agar pembacanya dapat ikut merasakan secara langsung melalui mata sendiri, sifat-sifat dan gerak, dan kesan dari cerita yang disajikan. Pengertian gambar ilustrasi di atas menekankan bahwa gambar yang dibuat untuk menjelaskan atau menerangkan sesuatu naskah tertulis agar mudah ditangkap isi dan kandungannya. Sedangkan menurut Wikipedia.org Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.
11
11
12
Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita, tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual, tulisan tersebut lebih mudah dicerna. Fungsi khusus ilustrasi antara lain: • Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita • Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan ilmiah • Memberikan bayangan langkah kerja • Mengkomunikasikan cerita. • Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia. • Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan. • Dapat menerangkan konsep 4.1.2.1 Ilustrai Dalam Buku Cerita Anak Ilustrasi bagi anak sangat membantu anak untuk mempermudah anak mengamati sasuatu informasi yang dibantu oleh visual yang digambarkan. Kebanyakan anak-anak lebih tertarik pada komunikasi visual yang komunikatif, bukan sekedar visualisai yang bagus saja. Selain itu anak-anak lebih tertarik pada ilustrasi yang menggunakan warna-warna cerah dan menggunakan karakter yang lucu seperti yang ditulis dalam buku Desain Pembelajaran PAUD. Menurut Drs. Suyadi yang sering disebut Pak Raden ini didalam blognya mengungkapkan bahwa, penggunaan ilustrasi dalam buku cerita anak mutlak diperlukan karena sejumlah alasan, diantaranya : 1. Ilustrasi membuat penampilan buku lebih menarik. Anak-anak lebih senang memiliki buku dengan gambar-gambar yang bagus dan menarik. 2. Ilustrasi dapat memperjelas informasi atau teks yang diberikan, kehadiran gambar akan memudahkan pembaca mengikuti jalan ceritanya. 3. Ilustrasi dapat memudahkan pembaca membayangkan secara benar apa yang dituangkan dalam informasi yang diberikan. 4. Ilustrasi dapat merangsang minat baca. Bila gambar-gambar dalam buku itu menarik, anak akan terangsang untuk membacanya. Menurut beliau, penggunaan ilustrasi harus disesuaikan dan dikaitkan dengan usia pembaca untuk mencapai sasaran yang tepat. Pada umumnya makin muda usia anak, makin banyak ilustrasi yang ditemukan dan diperlukan sebagai pengganti dari teks, sehingga sedikit teks yang ditulis dalam buku tersebut. 4.1.3
Edutainment
Menurut wikipedia.org, edutainment (educational entertaiment atau entertainment- education) merupakan suatu bentuk hiburan yang didesain untuk kepentingan pendidikan secara menyenangkan. Edutainment biasanya digunakan untuk pelajaran pada suatu bentuk hiburan umum, seperti : program televisi, komputer dan video games, film, music, situs, software multimedia, dsb. Melalui edutainment proses belajar terasa lebih menyenangkan, anak dapat melakukan proses belajar dengan gembira dan tidak tertekan sehingga dapat menyerap pelajaran dengan lebih mudah. Selain itu, melalui edutainment anak secara aktif melakukan praktek pembelajaran, sehingga ilmu yang didapat bukan sekedar
13 11 teori belaka namun juga praktikal yang berpotensi memberikan lebih banayk pengalaman. 4.1.4
Pop-Up
Menurut wikipedia.org, sebutan pop-up yang sering digunakan untuk berbagai tiga dimensi atau movable book (buku yang dapat bergerak) sebenarnya merupakan istilah umum yang meliputi pop-up, transformasi, tunnel book, volvelles, flap, pull- tab, pop-out, pull-down, dsb, yang masing-masing bekerja dengan cara berbeda. Termasuk juga disini, karena menggunakan teknik yang sama, adalah kartu ucapan tiga dimensi. Buku pop up merupakan sebuah buku dengan unsur-unsur kertas di dalam halaman yang dapat dimanipulasi oleh pembaca. Beberapa mengacu pada buku yang dapat bergerak. Buku pop-up meliputi teks, gambar, dan lipatan, lem, atau elemen pull-tab yang bergerak di antara halaman cerita. Buku pop-up terutama ditujukan untuk anakanak. 4.1.5
Kemasan
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kemasan, pertama; menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus sebagai sebuah produk. Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Sedangkan menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus suatubarang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut. Dari pengertian asal kata yakni desain dan kemasan dapat kita tarik suatu garis kesimpulan bahwa desain kemasan merupakan suatu rancangan atas kemasan pada suatu produk tertentu yang dilakukan sebagai upaya peningkatan dan syarat produksi yang mendukung pemasaran suatu produk. 4.1.6
Teori Perkembangan Anak
Menurut Abu ahmad dan munawir Sholeh dalam buku Psikologi Perkembangan nya menyatakan, pekmebangan adalah suatau perubahan kualitatif dari setaip fungsi kepribadian akibat dari pertumbuhan dan belajar. Menurut Bijau dan Baer , perkembangan ialah perubahan progresif yang menunjukkan cara organisme bertingkah laku dan bernteraksi dengan lingkungan. Seperti hal pertumbuhan, perkembangan seorang anak juga ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang memengaruhi perkekmbangan seorang anak ragamnya sangat banyak, baik sifatnya internal maupun eksternal. Internal artinya faktor tersebut berasal dari dalam diri sang anak, missal faktor turunan. Sedangkaneksternal berarti faktor yang dimaksud berasal dari luar dirinya, misalkan faktor lingkungan. Anak usia dini merupakan masa dimana semua aspek dalam dirinya sedang mengalami perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya. Banyak aspek perkembangan yang dapat diliat langsung pada diri seorang anak. Misalnya, aspek kognitif, emosi, bahasa, moral, sosial, dana daya imajinasi atau fantasi.
11
14 4.1.6.1 Perkembangan Kognitif
Teori Perkembangan Kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkunganny dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme, yang berarti, tidak seperti teori nativisme (yang menggambarkan perkembangan kognitif sebagai pemunculan pengetahuan dan kemampuan bawaan), teori ini berpendapat bahwa kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang termotivasi dengan sendirinya terhadap lingkungan. Untuk pengembangan teori ini, Piaget memperoleh Erasmus Prize. Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia: • • •
•
Periode sensorimotor (usia 0–2,5 tahun) : Pada masa ini seorang anak mulai menggunakan system pengindraan dan aktivitas motoric untuk mengenal lingkungan seperti refleks menangis dan lain-lain. Periode praoperasional (usia 2–7 tahun) : Pada masa ini seorang anak sudah memiliki kemampuan menggunakan simbol yang mewakili suatu konsep. Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) : Pada masa ini anak sudah dapat melakukan berbagai tugas konkret. Ia mulai mengembangkan tiga macam operasi berfikir, yaitu identifikasi ( mengenali sesuatu), negasi ( mengingkari sesuatu), dan reproaksi (mencari hubungan timbanl balik antara beberapa hal). Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa) : Pada masa ini seorang anak sudah dapat berpikir yang abstrak dana hipotesis, seperti menyimpulkan sesuatu hal.
Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun) Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia tujuh sampai sebelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: Pengurutan kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Klasifikasi kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut. Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua benda hidup dan berperasaan).
11 15 Decentering anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi. Reversibility anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa 4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya. Konservasi memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama banyak dengan isi cangkir lain. Penghilangan sifat Egosentrisme kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah). Sebagai contoh, tunjukkan komik yang memperlihatkan Siti menyimpan boneka di dalam kotak, lalu meninggalkan ruangan, kemudian Ujang memindahkan boneka itu ke dalam laci, setelah itu baru Siti kembali ke ruangan. Anak dalam tahap operasi konkrit akan mengatakan bahwa Siti akan tetap menganggap boneka itu ada di dalam kotak walau anak itu tahu bahwa boneka itu sudah dipindahkan ke dalam laci oleh Ujang. 4.1.6.2 Perkembangan dalam Pemilihan Buku Anak Sejalan dalam perkembangan anak dalam pemilihan buku juga mempunyai batasan-batasan sendiri dalam pengklasifikasi tema dan target umur. Seperti yang diungkapkan oleh Ch. Buhler beliau membagi tahap perkembangan imajinasi anak menajdi beberapa tahap, sebagai berikut : 1. Usia fantasi (2-4 tahun) 2. Usia dongeng (4-8 tahun) 3. Usia petualang (8-11/12 tahun) 4. Usia kepahlawanan (12-15 tahun) 5. Usia liris dan romantis (15-20 tahun) Berikut juga dikemukakan oleh Joko D. Muktiono dalam bukunya yang berjudul Aku Cinta Buku, yaitu : Usia 3-6 tahun Pada anak usia tersebut yaitu usia pra sekolah dan taman kanak-kanak menyukai buku yang menggambarkan obyek atau pengalaman yang akrab dan mengasyikkan. Dalam usia tersebut mreka menyukai buku-buku yang memberikan mereka kesempatan untuk melakukan kegiatan bermain yang konstruktif, dengan gambar yang dapat bergerak atau pop up dan memberikan efek-efek menakjubkan.Pada fase ini pilihan bacaan mereka menjadi cukup beragam contohnya seperti eksiklopedia anak-anak, kamus bergambar, dan atlas mulai bisa diberikan.
11
16
Usia 6-8 tahun Sebagian anak usia sekolah awal sudah mampu membaca dengan lancar. Buku bergambar dengan plot cerita kuat disertai dengan pengembangan karakter tokoh dan cerita yang tidak bertele-tele dan menggunakan kata yang sederhana merupakan pemilihan yang tepat. Buku informatif bertema juga merupakan pilihan yang tepat karena dapat memuaskan rasa ingin tahu anak tentang subyek-subyek yang beragam. Usia 9-12 tahun Anak pada usia ini mulai menunjukkan kecenderungan sikap dan kegemaran. Disni kita perlu mempertimbangkan karakter dan kesukaan anak. Buku-buku informatif dengan jenis minat tertentu seperti, horor, petualang, fantasi, fiksi-ilmiah, detektif, humor. Pemilihan dengan ilustrasi yang bagus juga perlu dipertimbangkan, agar mereka dapat mengapresiasi gambar-gambar tersebut. Dari penjelasan diatas dapat ditarik disimpulakan bahwa, buku informatif bertema sederhana dengan ilustrasi menarik juga didukung dengan teknik pop up movable book mampu mengajak anak untuk berpetualang dan bereksperimen langsung merupakan pilihan yang sangat tepat karena merupakan rentang umur yang pas dalam minat baca anak ( berusia 6-9 tahun sebagai target utama) pada fase-fase yang dijelaskan. 4.1.7
Teori Dasar Desain Grafis
4.1.7.1
Teori Layout
Menurut Surianto Rustan, S.Sn. dalam bukunya yang berjudul “Layout asar & penerapannya,” layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah salah satu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya, sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan bahwa me- layout itu sama dengan mendesain. Prinsip dasar layout merupakan prinsip dasar desain grafis, antara lain urutan (sequence), penekanan (emphasis), keseimbangan (balance), kesatuan (unity), yang bertujuan agar elemen gambar dan teks menjadi komunikatif sehingga dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan. Oleh karena itu, buku atlas ini memilih layout yang bebas dalam peletakan ilustrasi maupun teks pada tiap-tiap panelnya, agar tidak bersifat monoton dan membosankan, yang dimana tetap mematuhi prinsip-prinsip dasar layout sehingga segi estetika dari keseluruhan isi buku ini tetap terjaga.
4.1.7.2
Teori Tipografi
Dalam buku “Tipografi Dalam Desain Grafis”, Danton Sihombing MFA mengemukakan bahwa Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif, Sedangkan menurut Dendi Sudiana berpendapat mengenai tipografi dalam buku “Pengantar Tipografi” bahwa gambar merupakan suatu unsur grafis yang paling
17 11 mudah terbaca. Tetapi melalui kata-kata yang tersusun dari huruf demi huruflah yang menuntun pemahaman pembaca terhadap pesan atau gagasan. Dari beberapa penjelasan diatas yang dikemukakan oleh para ahli dapat diketahui bahwa tipografi adalah suatu sarana komunikasi visual yang sangat berarti oleh manusia. Dan huruf merupakan saksi yang menuliskan dan menceritakan peradaban manusia selama berabad-abad lamanya. 4.1.7.3
Teori Warna
Warna menururt designstudio ialah poin vital dalam dunia desain grafis. Setiap desainer grafis dituntut untuk selalu kreatif dalam menggunakan warna. Oleh karena itu, mempelajari teori warna dan hal-hal yang dapat membantu meningkatkan kreasi desainer grafis dalam bekerja dengan warna seakan menjadi suatu keharusan yang tidak terelakkan. Warna dapat mewakili karakter dan perasaan-perasaan tertentu. Misal, merah memberi kesan agresif, gairah, panas dan cepat. Hitam memberi kesan misteri, kelam, dan canggih. Dengan mempelajari psikologi warna, kita dapat menyesuaikan desain dengan target yang dituju, komunikasi visual yang efektif, dan membangun suatu kesatuan rasa kepada pembaca visual. 4.2
Konsep Buku
Konsep buku yang akan penulis rancang adalah perancangan ulang visual komuniaski yang ada di buku atlas pada umumnya, didukung dengan media interaktif atau yang biasa sering disebut movable book seperti pop up, flap, dsb yang dapat berinteraksi langsung dengan anak-anak. Dalam buku ini penulis ingin membuatnya berbeda dengan mespesifikasi buku atlas ini menjadi kategori ragam budaya Indonesia saja dengan maksud memperkenalkan lagi budaya Indonesia kepada anak-anak diusia dini. Dan ingin membawa rasa minat anak membaca , penulis ingin merubah pemikiran anak-anak tentang membaca dan belajar tentang budaya itu tidak membosankan. Buku ini juga dikemas semenarik mungkin sehingga anak-anak dapat merasakan hal yang berbeda dengan buku-buku lainnya. 4.3
Strategi Kreatif 4.3.1
Strategi Komunikasi
Key Fact • Isi buku dapat memperluas wawasan akan pengetahuan budaya Indonesia kepada anak-anak. • Banyak orang sudah mengetahui tentang kebudayaan Indonesia, tapi apabila diminta untuk menjabarkan terkadang banyak sekali yang meleset, itu pun banyak terjadi pada orang tua sehingga mereka susah untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada anak-anak mereka. • Kurangnya kepedulian orang dewasa (orang tua, guru, dsb) mengenai pentingnya mengenai pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia yang sangat beraneka ragam ini. • Buku Ragam Budaya Indonesia yang dikemas dalam bentuk pop up masih jarang di Indonesia.
18
11 4.3.2 USP (Unique Selling Preposition) Buku ini menggabungkan unsur-unsur edukasi akan pengetahuan tentang kebudayaan indonesia yang dikemas dalam sebuah media interaksi menarik dan mempermudah anak-anak dalam menyerap informasi dan pengetahuan dari isi melalui pendeketan visual ilustrasi . 4.3.3 Positioning Buku Ragam Budaya Indonesia yang berjudul “ Cari Tahu ? Ragam Budayamu” merupakan satu-satunya buku tentang ragam budaya yang dituangkan dalam bentuk pop up melalui pendeketan permainan dengan ilustrasi dan bahasa ringan dan sederhana agar mudah di serap oleh anakanak. 4.3.4 Keyword Anak, Ceria, Budaya , Playful 4.3.5 Big Idea Ayo Cari Tahu Ragam Budayamu !
4.4
Strategi Desain 4.4.1
Tone and Manner/Mood
Kesan yang ingin disampaikan disni adalah colorfull, cheerful, fun namun sarat dengan unsur edutainment. Dikemas dengan cara yang menyenangkan melalui media pop-up yang menarik dan elemen-elemen bergerak, berputar, dan berdimensi. Unsur fun sendiri dicapai melalui ilustrasi yang penuh warna, warna yang dipilih pun disesuaikan dengan warna yang umumnya anak-anak lebih gemari seperti blocking, setra didukung dengan penggambaran karakter, dan elemen lainnya yang bersifat lucu dan cheerful. 4.4.2
Strategi Verbal
Gaya bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah gaya bahasa santai tidak baku dan kaku, singkat namun jelas dan mudah dipahami anak-anak. Sehingga apa yang ingin disampaikan dalam buku ini bisa langsung tertuju kepada inti sari. 4.4.3
Strategi Visual
Unsur dan elemen desain yang digunakan dipilih dengan pertimbangan usia, pendidikan dan strata target audience serta pendeketan rasional dan emosional : 1. Warna yang colorful : untuk memperkuat konsep fun yang bersifat kuat dengan menyenagkan, gembira. Pewarnaan colorful sendiri juga bersifat attracting sehingga mudah bagi menarik perhatian anak-anak. 2. Ilustrasi yang digunakan bersifat fun. 3. Penggambaran karakter dan setting sebagai elemen pendukung digambarkan dengan lucu agar dapat menarik perhatian anak. 4. Penggunaan media pop up yang dapat bergerak, ditarik, dibuka dsb, sehingga menarik perhatian anak terhadap isi buku, inovasi seperti ini dapat
12 19 5. meningkatkan minat anak untuk membuka, melihat dan membacanya berulang-ulang tanpa bosan.
4.5
Pemilihan Item
Penggunaan media sangat berpengaruh dalam menunjang keberhasilan perancangan sebuah buku, media tersebut antara lain : 1. Buku atlas pop up ber seri : “Cari Tahu? Ragam Budayamu” • Seri 1 “ Cari Tahu ? Ragam Budayamu : Edisi Pulau Sumatera • Seri 2 “ Cari Tahu ? Ragam Budayamu : Edisi Pulau Jawa • Seri 3 “ Cari Tahu ? Ragam Budayamu : Edisi Pulau Kalimantan • Seri 4 “ Cari Tahu ? Ragam Budayamu : Edisi Pulau Maluku • Seri 5 “ Cari Tahu ? Ragam Budayamu : Edisi Pulau Sulawesi • Seri 6 “Cari Tahu ? Ragam Budayamu : Edisi Pulau Papua 2. Packaging buku yang sekaligus berfungsi sebagai tempat media pendukung lainnya selain buku. 3. Poster promosi Buku 4. Tas Serut 5. Stiker 6. Pensil 7. Boneka Pensil 8. Buku tulis 9. Elemen pendukung display