16
BAB 4 KONSEP DESAIN
4.1
Landasan Teori 4.1.1
Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan “publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi dari teks dan gambar tersebut membutuhkan pertimbangan yang cukup besar bagi seorang desainer karena jika jumlah halamannya lebih dari 8 sampai 12 halaman baik itu dalam mendesain single format maupun desain dokumen multipage memerlukan fokus desainer yang besar dalam pengaturan penggunaan tipografi ke dalam volume konten yang besar dengan tujuan tetap mudah dan nyaman pada saat membaca banyak halaman. Memperhatikan penataan setiap halaman dan konten halamannya, baik itu berupa image atau text-based merupakan hal yang juga penting untuk dapat membentuk satu kesatuan yang mampu membangun suatu komunikasi yang jauh lebih besar”.
4.1.2
Teori Grid Timothy Samara (2005:22) mengatakan “semua pekerjaan desain melibatkan pemecahan masalah dalam segi visual dan organisasi baik berupa gambar, teks, dan tabel data harus dapat menyatu agar dapat menciptakan suatu komunikasi visual yang baik. Grid merupakan salah satu pendekatan untuk menyatukan bagian-bagian tersebut agar menjadi satu kesatuan. Manfaat dari sistem grid sangatlah sederhana, yaitu dapat memberikan kejelasan, efisiensi, ekonomis dan kontinuitas. Dengan menggunakan grid dapat membentuk urutan sistematis untuk layout, membedakan jenis informasi dan memungkinkan seorang desainer untuk melayout dalam jumlah yang besar. Suatu sistem grid memiliki aturan yang berbeda berdasarkan hubungan keselarasan yang bertindak sebagai panduan untuk mendistribusikan elemen-elemen pada suatu format”. Dalam buku pengetahuan Bread Chronicle untuk anak-anak ini menggunakan sistem grid, yaitu 2 column grid. Column Grid yang digunakan dapat dikatakan fleksibel dan bebas mengingat target dari buku ini sendiri adalah anak-anak yang tidak suka sesuatu yang kaku dan membosankan. Meskipun seperti itu, buku ini tetap menggunakan sistem grid agar konten buku tetap mudah dibaca dan tertata dengan rapi.
4.1.3
Teori Tipografi
17 Menurut Ilene Strizver dalam artikelnya yang berjudul “Typography For Children” menyatakan “Pemilihan jenis huruf yang menarik dan mudah dibaca dapat membantu dalam meningkatkan kegiatan belajar dan membaca anak. Dalam memilih typeface untuk teks yang akan dibaca oleh anak-anak, sebisa mungkin carilah jenis huruf yang memiliki bentuk yang mudah dibaca dan simple. Jangan menggunakan huruf yang mempunyai sudut yang kotak atau tajam. Typeface dengan lebar yang lebih besar umumnya lebih mudah untuk dibaca daripada typeface yang memiliki lebar yang lebih sempit, hal ini terutama berlaku untuk anak-anak. Jenis huruf sans serif maupun serif dapat digunakan selama jenis huruf tersebut menghindari bentuk-bentuk yang ekstrim yang dapat mengganggu keterbacaan teks, misalnya seperti penggunaan typeface yang condensed atau expanded yang dapat membuat karakter huruf sulit untuk dikenali, menghindari jenis huruf yang terlalu tipis atau terlalu tebal. Untuk membuat teks lebih mudah terbaca oleh anak-anak, gunakan ukuran tulisan yang besar (14 sampai 24 point, tergantung jenis huruf dan usia pembacanya) dan leading (4 sampai 6 point). Usahakan panjang kalimat tetap pendek, dan jangan menaruh teks terlalu banyak pada sebuah halaman. Teks yang banyak dapat mengintimidasi bagi pembaca anak-anak. Hindari penggunaan huruf kapital yang terlalu banyak, karena dapat menyulitkan bagi pembaca. Pastikan ada tingkat kontras yang tinggi antara tulisan dengan background. Hal ini terjadi terutama ketika menempatkan tulisan pada background yang berwarna gelap, yang banyak dijumpai pada buku ilustrasi anak-anak. Font yang digunakan untuk judul memberikan kesempatan untuk lebih bermain dalam style, warna dan layout, karena hanya terdiri dari beberapa kata”. Jenis font yang digunakan di dalam buku Bread Chronicle ini adalah jenis sans serif karena dari segi keterbacaan dan karakternya yang disesuaikan dengan karakter anak-anak yang ceria dan bermain. 4.1.4
Teori Warna Bride M. Whelan (1994:7) menyebutkan “warna dapat mempengaruhi hidup seseorang. Warna dapat mengkomunikasikan suatu informasi dengan menggunakan bahasa yang dituangkan melalui warna. Warna juga dapat membangkitkan perasaan seseorang karena warna bersifat emosional. Sebuah ide dapat dikomunikasikan melalui warna tanpa harus menggunakan bahasa baik tertulis maupun lisan, dan menghasilkan respon emosional baik dari warna-warna individual atau dalam kombinasi beberapa warna. Untuk mengembangkan respon yang akurat dengan bahasa warna, pertama-tama perlu untuk memahami harmoni warna”. Untuk publikasi buku ini menggunakan warna-warna cerah, yaitu merah, biru, kuning dan hijau untuk mengkomunikasikan pesan agar dapat menarik perhatian target.
18 Warna merah memberikan kesan aktif, hangat, kuat dan berani serta dapat menjadi aksen dalam sebuah desain. Warna biru memberikan ketenangan, kesejukan, dan kejujuran. Warna hijau dapat memberikan kesan keseimbangan emosi, natural, dan segar. Kemudian warna kuning memberikan keceriaan, kesenangan, ringan, dan komunikatif sehingga dapat menarik perhatian. 4.1.5
4.2
Teori Ilustrasi Irwan Wirya (1999:32) menyebutkan fungsi dari ilustrasi adalah : - Untuk menarik perhatian target audiens - Untuk dapat menonjolkan suatu produk - Mendramatisasi pesan yang ingin disampaikan - Merangsang minat pembaca untuk membaca konten secara keseluruhan - Menjelaskan suatu pernyataan - Menciptakan suatu suasana yang khas Gaya ilustrasi yang digunakan pada buku Bread Chronicle adalah ilustrasi vector bergaya kartun yang ceria dan ringan karena target dari buku ini sendiri ditujukan untuk anak-anak.
Strategi Kreatif 4.2.1
Strategi Komunikasi 4.2.1.1
Fakta Kunci Roti merupakan makanan yang cukup populer di kalangan anak-anak. - Anak-anak suka membaca buku bergambar. - Perlunya pengetahuan mengenai roti untuk anak agar mereka mengetahui jenis makanan seperti apa yang mereka konsumsi dan manfaat dari makanan itu sendiri. Perlunya sebuah buku pengetahuan tentang roti dengan penyampaian yang mudah dimengerti dan menarik untuk anak-anak karena publikasi buku mengenai roti sangat jarang dapat ditemui di pasaran.
4.2.1.2
Masalah yang dikomunikasikan Kurangnya informasi mengenai roti yang seharusnya diketahui oleh anak karena jenis makanan roti sendiri sangat dekat dengan kehidupan masyarakat di Indonesia, sehingga diperlukan sebuah buku yang membahas tentang hal tersebut dengan penyampaian yang mudah dimengerti oleh anak-anak sehingga buku ini akan didesain menggunakan ilustrasi yang menarik, tampilan layout yang tidak membosankan dan mudah dibaca.
4.2.1.3
Tujuan Komunikasi
19 Perancangan komunikasi visual yang berupa buku pengetahuan bergambar dan teks yang disajikan dalam bentuk cerita naratif kepada anak-anak usia 6 sampai 8 tahun ini memiliki beberapa pendukung seperti pewarnaan, ilustrasi vector, tipografi, dan tampilan layout buku. Buku ini bertujuan untuk dapat memberikan informasi tentang roti yang menarik, komunikatif dan mudah dipahami oleh anak dan juga sebagai media hiburan yang dapat menyenangkan untuk anak-anak. 4.2.1.4
Profil Target - Demografi Jenis kelamin : laki-laki & perempuan Usia : Primer : Anak-anak (6 - 8 tahun) Kelas Sosial : B-A (Menengah ke atas) Pendidikan : Sekolah Dasar - Geografi Domisili : Kota-kota Besar Letak : Jakarta dan sekitarnya Kepadatan : Perkotaan -
Psikografi Gaya hidup : bersekolah, berkumpul bersama teman dan keluarga, suka menonton film kartun dan membaca buku bergambar, memiliki waktu luang, senang bermain, senang dengan roti, masih bergantung pada orang sekitar. Kepribadian : memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, aktif, ceria, senang belajar hal-hal baru, rajin, mandiri, polos, petualang. Insight : suka berkhayal, berimajinasi, kreatif.
4.2.1.5
Unique Selling Proposition Buku ini menawarkan buku pengetahuan yang berbeda dengan buku lainnya yang hanya memberikan informasi pengetahuan saja, namun buku ini memberikan informasi pengetahuan dalam bentuk cerita naratif untuk sehingga dapat mengajak pembaca untuk menelusuri ceritanya yang disajikan dengan ilustrasi dan tampilan layout yang menarik dan komunikatif.
4.2.1.6
Big Idea Kisah perjalanan roti
4.2.1.7
Keyword - Perjalanan - Proses - Perkembangan
20 - Roti - Anak-anak
4.2.2
4.2.1.8
Tagline Rahasia Sepotong Roti
4.2.1.9
Pendekatan Rasional dan Emosional Pendekatan rasional dari publikasi buku ini adalah menawarkan buku pengetahuan yang berbeda dengan sajian dalam bentuk cerita naratif yang akan memberikan pengetahuan dasar bagi anak mengenai roti yang perlu mereka ketahui dan disajikan dengan menarik dan mudah dimengerti. Pendekatan emosional dari publikasi buku ini adalah dengan menggunakan penggambaran ilustrasi yang ringan dan menarik untuk anak-anak sehingga buku ini dapat mengajak anak-anak untuk lebih mengetahui tentang asal usul dari makanan yang mereka konsumsi dan dapat memilih makanan yang sehat.
Strategi Desain 4.2.2.1
Tone and Manner Dalam berkomunikasi dengan target audience yang merupakan anak-anak, buku ini lebih bersifat ceria dengan menampilkan ilustrasi dengan suasana yang menarik dan menyenangkan, aktif, menggunakan warnawarna cerah, serta komunikatif. Sehingga dapat membuat pembaca bersemangat dan merasa tertarik untuk membaca.
4.2.2.2
Strategi Verbal Menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan umum, informatif, mudah, dan singkat sehingga anakanak dapat memahaminya dengan mudah.
4.2.2.3
Strategi Visual Unsur-unsur visual yang dipilih untuk mendukung strategi kreatif dengan mempertimbangkan target audience, yaitu : - Warna yang digunakan adalah warna-warna yang ceria dan cerah, yaitu biru, merah, hijau, dan kuning sebagai warna primer yang akan memberikan keceriaan, kesenangan, penuh semangat, dapat disukai dan menarik perhatian anak. Kemudian warna coklat dan krem sebagai warna sekunder untuk tetap memberikan kesan roti. - Ilustrasi yang digunakan adalah ilustrasi vector yang bergaya kartun karena target audience dari buku ini sendiri anak-anak. Karakter ilustrasi yang digunakan
21 bersifat lucu, ceria, dan menyenangkan. Ilustrasi akan digambarkan secara manual terlebih dahulu dan kemudian penyempurnaannya akan dilakukan secara digital. - Jenis font yang digunakan adalah jenis sans serif agar tidak terlalu formal, menyenangkan, dan mudah terbaca oleh anak. - Layout yang digunakan dalam buku ini adalah layout buku bergambar untuk anak. Dimana gambar akan mendominasi namun tetap menggunakan sistem grid dengan hierarki yang jelas dan mudah terbaca, hanya saja tidak akan terlalu kaku dan monoton sehingga membuat anak tidak cepat bosan.