BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1
Landasan Teori
4.1.1
Teori Public Service Announcement (PSA) PSA atau iklan layanan masyarakat adalah tipe iklan yang berada di televisi, radio, cetak, atau media lainnya. Sedangkan tujuan dari iklan standar untuk memasarkan produk, sebuah PSA dimaksudkan untuk mengubah kepentingan umum, dengan menaikan kesadaran akan masalah, mempengaruhi sikap publik, dan tindakan yang berpotensi. Menurut “iklan di Amerika – 200 tahun pertama, iklan yang berhubungan dengan isu-isu poblik mendahului sektor periklanan komersial. Diterbitkan oleh Advertising Age, inti buku ini menyatakan bahwa selama Perang Saudara pemerintah menjual obligasi melalui iklan surat kabar gratis yang sangat efektif yang mereka hasilkan kampanye iklan berbayar nasional pertama untuk Baking Powder, sabun dan perjalanan kereta api. PSA pada masa sekarang berbagai cara dibentuk oleh Dewan Iklan (awalnya disebut Dewan Periklanan Perang) selama dan setelah Perang Dunia II. Dewan Iklan membuat tanda dengan menerapkan dalam ide skala besar yang menggunakan iklan untuk mempengaruhi masyarakat Amerika di berbagai bidang. Kampanye pertama berfokus pada kebutuhan negara tersebut selama Perang Dunia II. Setelah perang, Dewan Iklan memperluas fokus untuk menghadapi isu seperti kebakaran hutan, donor darah dan keselamatan jalan raya.
4.1.2
Jenis- Jenis Iklan Bermacam-macam tujuan dari sebuah iklan yang dibuat oleh sebuah perusahaan meka berdampak pada berbedanya jenis dari sebuah iklan. Iklan yang sering muncul diberbagai media dan umumnya dibuat oleh perusahaan periklanan adalah sebagai berikut: 1. Iklan Komersial
16
17 Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan untuk mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial ini sendiri terbagi menjadi beberapa macam, yaitu: a.
Iklan strategis Digunakan
untuk
membangun
merek.
Hal
ini
dilakukan
dengan
mengkomunikasikan nilai merek dan manfaat produk. Perhatian utama dala jangka panjang adalah memposisikan
merek serta
membangun pangsa pikiran dan pangsa pasar. Iklan ini mengundang konsumen untuk menikmati hubungan dengan merek serta meyakinkan bahwa merek ini ada bagi para pengguna. b. Iklan taktis Memiliki tujuan yang mendesak. Iklan ini dirancang untuk mendorong konsumen agar segera melakukan kontak dengan merek tertentu. Pada umumnya iklan ini memberikan penawaran khusus jangka pendek yang memacu konsumen memberikan respon pada hari yang sama. 2. Iklan Corporate Iklan yang bertujuan membangun citra suatu perusahaan yang pada akhirnya diharapkan juga membangun citra positif produk-produk atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut. Iklan corporate akan efektif bila didukung oleh fakta yang kuat dan relevan dengan masyarakat, mempunyai nilai berita dan biasanya selalu dikaitkna dengan kegiatan yang berorientasi pada kepentingan masyarakat. Iklan corporate merupakan bentuk lain dari iklan strategis ketika sebuah perusahaan melakukan kampanye untuk mengkomunikasikan nilai-nilai korporatnya kepada publik. Iklan corporate sering kali berbicara tentang nilai-nilai warisan perusahaan, komitmen perusahaan kepada pengawasan mutu, peluncuran merek dagang atau
18 logo perusahaan yang baru atau mengkomunikasikan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan sekitar. 3. Iklan Layanan Masyarakat Merupakan bagian dari kampanye sosial marketing yang bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Biasanya pesan berupa ajakan, pernyataan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau merubah perilaku yang tidak baik, supaya menjadi baik, misalnya masalah kebersihan lingkungan, mendorong penghargaan terhadap perbedaan pendapat, keluarga berencana, dan sebagainya. ILM juga menyajikan pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang dapat mengancam keserasian dan kehidupan mereka secara umum. Pesan tersebut dengan kata lain bermaksud memberikan gambaran tentang peristiwa dan kejadian yang akan berakibat pada suatu keadaan tertentu, baik yang bersifat positif maupun negatif. Pada awal perkembangan ILM tidak terlalu terikat pada penataan yang ketat, perencanaan pesan yang rumit, pemilihan media yang sesuai, sampai pada penentuan target audiens maupun pemilihan tempat dan waktu yang benar-benar tepat. Namun seiring berkembangnya dunia periklanan dan semakin banyaknya perusahaan yang membuat ILM disertai dengan perubahan paradigma dalam menciptakan pesan-pesan sosial maka ILM juga harus dibuat secara profesional seperti iklan komersial. 4.1.3
Teori 3D rendering 3D rendering adalah proses komputer grafis 3D secara otomatis mengubah model wireframe 3D ke 2D gambar dengan efek 3D foto realistik pada komputer. Merupakan proses akhir dari pembuatan gambar 2D aktual atau animasi dari adegan yang disiapkan. Animasi untuk non-interaktif media, seperti film dan video, dirender jauh lebih lambat.
19 Non-real time memungkinkan pemanfaatan kekuatan prosesor yang terbatas untuk mendapatkan kualitas gambar yang lebih tinggi. Waktu rendering untuk frame bisa berbeda dari beberapa detik hingga beberapa hari untuk adegan yang kompleks. Rendered frame disimpan pada hard disk kemudian dapat ditransfer ke media lain seperti motion optical film atau optical disk. Frame ini kemudian ditampilkan secara berurutan pada frame rate tinggi, biasanya 24, 25 atau 30 frame per detik, untuk mencapai ilusi gerakan. 4.1.4
Teori Shade Color Menarik untuk dicatat bahwa dalam dunia bioskop, dan lebih khusus dalam animasi, warna memegang tempat yang sangat penting. Warna dapat langsung menentukan (di mata penonton) jenis seperti apa program atau karakter yang ditangani dengan segera setelah warna yang dipilih muncul dalam serial TV atau film animasi. Kita dapat mengatakan bahwa warna tidak hanya menyorotkan karakter sangat baik dari film atau seri tetapi mereka dapat menyediakan semua intensitas untuk adegan tertentu dalam cerita. Dengan demikian, penggunaan warna-warna lembut atau “keras” warna akan tergantung pada intensitas emosional dari tindakan. Seseorang dapat melihat bahwa warna tidak membuat cerita tetapi mereka pasti menyimpan atau menyorot narasi atau tindakan serta kepribadian dari karakter. Warna dapat dikatgorikan menjadi tiga, yaitu, tint, tone dan shade.shade merupakan warna yang gelap yang merupakan kombinasi dari sebuah warna dan hitam. Warna shade cenderung digunakan untuk menimbulkan kesan dewasa, dingin, elegan, dan lain sebagainya.
4.1.5
Teori Typewriter Typeface Tipografi dapat dibagi menjadi empat kategori utama: serif, sans serif, script dan dekoratif. Serif terdiri dari fitur kecil pada akhir stroke dalam huruf. Industri percetakan mengacu pada jenis huruf tanpa serif sebagai san serif (sans dari Perancis, yang berarti tanpa). Sedangkan untuk script merupakan kategori yang luas dari jenis yang meniru gaya tulisan tangan sejarah atau modern yang terlihat seolah-olah ditulis dengan gaya yang berbeda dari alat tulis pena kaligrafi dengan pena ballpoint. Dekoratif merupakan salah satu yang paling populer karena seseorang dapat mencapai tampilan apapun
20 dengan salah satu dari ribuan gaya yang berbeda dari font ini. Gaya jenis huruf ini tidak praktis untuk digunakan sebagai teks karena keterbacaan yang terbatas. Typewriter adalah jenis huruf yang terdapat pada mesin cetak. Sebagai contohnya, Blackletter merupakan tipografi paling awal digunakan dengan penemuan mesin cetak, menyerupai kaligrafi blackletter saat itu. Sebuah kalimat yang menggunakan semua dari abjad, seperti “the quick brown fox jumps over the lazy dog”, sering digunakan sebagai alat estetika desain untuk menunjukkan kepribadian karakter jenis huruf dalam satu setting (karena menampilkan semua huruf abjad). 4.1.6
Teori Sound Effect Dalam konteks film dan televisi, efek suara mengacu pada seluruh hirarki dari elemen suara, yang produksinya meliputi berbagai disiplin ilmu, termasuk: Efek suara keras (Hard Sound) merupakan suara umum yang muncul di layar, seperti bantingan pintu, penembakan senjata, dan mengendarai mobil. Latar belakang efek suara (BG) merupakan suara yang tidak secara eksplisit melakukan sinkronisasi dengan gambar, tetapi mengindikasikan pengaturan untuk penonton, seperti suara hutan, dengung dari lampu neon dan interior mobil. Suara orang berbicara di latar belakang juga dianggap sebagai BG, tetapi hanya jika pembicara tidak dapat dimengerti dan bahasa yang dikenali (dikenal sebagai walla). Suara-suara latar belakang juga disebut suasana atau atmosfer (suasana). Foley efek suara adalah suara yang menyingkronkan di layar, dan membutuhkan keahlian seorang seniman Foley untuk merekam dengan benar. Langkah kaki, gerakan alat peraga tangan (misalnya, secangkir teh dan piring), dan gemerisik kain yang umum. Desain efek suara adalah suara yang tidak biasanya terjadi di alam, atau tidak mungkin untuk merekam di alam. Suara ini digunakan untuk emnunjukkan teknologi futuristik dalam film fiksi ilmiah, atau digunakan dalam mode musik untuk menciptakan suasana emosional.
4.1.7
Teori Framing atau Komposisi
21 Dalam dunia fotografi dikenal beberapa jenis komposisi yaitu komposisi bidang ruang, warna, bentuk, pola, dan garis. Sebuah gambar enak dipandang biasanya mempunyai komposisi warna, bidang, bentuk, pola, dan garis yang serasi. Dalam buku Fotografi Digital (2009), Scott Kelby memaparkan trik membuat sebuah hasil foto yang indah. Beberpa bagian komposisi di dalam fotografi yang penting untuk diperhatikan, yaitu: 1. Komposisi Warna 2. Komposisi Garis 3. Komposisi Bentuk atau Pola 4. Komposisi Bidang 5. Komposisi Perspektif 4.1.8
Formula AIDA AIDA merupakan singkatan dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Berikut adalah penjelasannya: 1. Attention / perhatian Di dunia kami yang dipenuhi media, Anda harus cepat dan langsung merebut perhatian orang. Gunakan kata-kata yang kuat, atau gambar yang akan menarik mata pembaca dan membuat mereka berhenti dan membaca apa yang Anda katakan selanjutnya. 2. Interest / menarik Ini merupakan salah satu proses yang paling menantang. Anda mendapat perhatian beberapa target audien Anda, tetapi Anda dapat terlibat dengan mereka sehingga mereka akan menghabiskan waktu berharga mereka untuk memahami pesan Anda secara terperinci. Mendapatkan minat pembaca adalah proses yang lebih dalam dari meraih perhatian mereka. Mereka akan memberikan waktu yang lebih sedikit untuk melakukannya, tetapi Anda harus tetap fokus pada kebutuhan mereka.dalam arti membantu mereka untuk memilih pesan dengan relevan yang cepat.
22 3. Desire / minat Bagian-bagian dari menarik dan minat: ketika Anda sedang membangun minat pembaca, Anda juga perlu untuk membantu mereka memahami bagaimana yang Anda tawarkan dapat membantu mereka. Cara utama untuk melakukannya adalah dengan menarik dengan kebutuhan pribadi mereka dan keinginan mereka. Jadi, daripada hanya mengatakan “Seminar makan siang kami akan mengajarkan kemampuan mengumpan balik”, menjelaskan kepada penonton apa untungnya bagi mereka. 4. Action / tindakan Akhirnya, sangat jelas tentang apa tindakan yang akan Anda inginkan dari pembaca untuk mengambil tindakan. Sepagai contoh, “Kunjungi website ini sekarang untuk informasi lebih lanjut” bukan hanya meninggalkan orang untuk bekerja apa yang harus dilakukan sendiri. 4.1.9
Planning Target Audience Efektifitas penyampaian iklan ini akan ditayangkan di stasiun televisi daerah yang bersangkutan. Ditujukan untuk menyampaikan informasi pesan berupa iklan layanan masyarakat kepada masyarakat setempat. Berikut merupakan stasiun televisi lokal yang berada di daerah Bengkulu. Tabel 4.1 Daftar Stasiun Televisi Stasiun Televisi Frekuensi TVRI Bengkulu
Kabupaten/Kota Bengkulu
Bengkulu TV
36 UHF
Bentiring, Bengkulu
Sumatra TV
36 UHF
Bengkulu
ESA TV
32 UHF
Bengkulu
RB Tv
23 UHF
Bengkulu
23
4.1.10 Metode Pipeline PSA Dalam tahap ini akan dijabarkan proses pembuatan yang dilakukan dalam pembuatan PSA animasi, dengan urutan sebagai berikut: 4.1.10.1Tahap Pra Produksi 1. Brainstorming, Mind Mapping dan Pencarian Ide Pencarian ide cerita untuk diangkat ke dalam Public Service Announcement berdasarkan dari apa yang dilihat dan didengar, bukan berdasarkan rekaan imajinatif. Juga melakukan berbagai pendekatan kreatif terhadap isu yang diangkat. 2. Riset Pengumpulan data atau informasi melalui observasi mendalam mengenai subjek, peristiwa, dan lokasi sesuai dengan tema. 3. Treatment Menentukan arahan dalam pembentukan visual dan narasi dari PSA yang akan dibuat. 4. Penulisan Naskah Menuliskan pembuatan cerita dari hasil riset sehingga menjadi alur cerita yang menarik dan jelas dalam sebuah PSA. 5. Storyboard Menggambarkan visual awal dari setiap adegan sesuai dengan alur cerita yang telah dibuat. 4.1.10.2Tahap Produksi 1. Character Desain dan Visual Element Production Pembuatan karakter-karakter yang akan dipakai ke dalam PSA, serta pembuatan setting, perancangan judul, teks dan mood. Pengerjaannya menggunakan ilustrasi manual dan pewarnaan dengan software Adobe Photoshop. 2. Animasi Tahap Awal
24 Membuat animasi dari gerakan-gerakan karakter serta elemen visual lain yang ada dalam PSA. 4.1.10.3Tahap Pasca Produksi 1. Compositing dan Editing Gambar yang telah dibuat di compose untuk menjadi sebuah animasi yang bercerita setelah itu dilakukan editing untuk membentuk alur cerita. Proses dilakukan dengan Adobe After Effects dan Adobe Premiere Pro. 2. Sound Editing/Penambahan Scoring Melakukan editing terhadap elemen-elemen suara yang akan dimasukan ke dalam film, serta menambahkan elemen-elemen suara lain untuk mendukung mood dalam film. 3. Final Render Melakukan render terakhir untuk finalisasi kesuluruhan film agar dapat ditayangkan. 4.2
Strategi kreatif
4.2.1
Strategi Komunikasi Melihat tema Harimau Sumatran Terancam Punah yang akan diangkat merupakan tema lingkungan hidup, yang harus dilakukan adalah dengan membuat strategi komunikasi yang semenarik mungkin agar tema tersebut dapat dinikmati oleh para audiennya, dan tujuan dari pembuatan PSA ini dapat tercapai.
4.2.1.1 Fakta Kunci 1. Harimau diburu untuk kepentingan ekonomi, estetika, pengobatan tradisional, magis, olahraga, hobi, serta konflik antara Harimau dengan masyarakat. 2. Harimau Sumatera merupakan salah satu dari enam spesies harimau yang terancam punah. 3. Kepunahan dari Harimau Sumatera mengurangi pendapatan daerah tersebut. 4.2.1.2 Masalah yang Dikomunikasikan
25 Masalah yang dikomunikasikan adalah tentang Harimau Sumatera yang terancam punah, dimana perburuan Harimau Sumatera yang sebagian besar dilakukan oleh orang-orang lokal demi kepentingan dan kepuasan pribadinya. 4.2.1.3 Tujuan Komunikasi 1. Menginformasikan bahwa Harimau Sumatera semakin punah. 2. Membuka wawasan bahwa jika habitat Harimau Sumatera dirusak, dapat mengancam kehidupan manusia itu sendiri. 3. Mengajak masyarakat untuk peduli dengan Harimau Sumatera. 4. Harimau dihormati, dikagumi, dan ditakuti di bagian yang sama oleh jutaan orang di seluruh dunia. 5. Habitat untuk Harimau sama dengan habitat untuk hewan lain. 6. Populasi Harimau yang sehat menjaga ekosistem yang sehat 7. Harimau dapat membantu beberapa masyarakat termiskin di dunia, di mana ada Harimau, wisatawan pergi. Dan di mana wisatawan pergi, terdapat transaksi di dalamnya. 8. Harimau adalah makhluk purba yang bertahan hidup dan telah berkembang selama ribuan tahun. 4.2.1.4 Profil Target Audiens 4.2.1.4.1
Target Primer
1. Demografi a. Berusia 17 – 30 tahun b. Laki-laki atau perempuan c. Warga Negara Indonesia, semua golongan, ras dan agama d. Kurang berpendidikan e. Golongan menengah ke bawah
26
2. Geografi Tinggal di daerah yang berada di sekitar habitat Harimau Sumatera dan terjangkau dengan elektronik. 3. Psikografi Belum memiliki kepedulian dengan lingkungan. Memiliki ketertarikan dengan animasi. Bersifat Etnosentrisme (memiliki keterbatasan dalam pengetahuan, pengalaman maupun komunikasi serta mudah terprofokasi). 4.2.1.5 Judul Film Judul film yang digunakan penulis adalah Harimau Sumatera dengan sub judul terancam punah. Judul ini diinspirasi dari sebuah video keberadaan Harimau di daerah Sumatera yang terjerat perangkap dan akhirnya mati serta melihat populasi Harimau tidak lebih dari 400 ekor. 4.2.1.6 Sinopsis Cerita 4.2.1.6.1 Perburuan Harimau Sebuah senapan yang mencari kepada seekor harimau. Harimau berusaha lari dari si pemburu. Kemudian peluru ditembakkan. Pemburu Harimau tersebut dilumpuhkan. Polisi yang sudah menunggu langsung menangkap pemburu. Akhirnya si pemburu di tangkap dan berada halaman utama sebuah koran. 4.2.1.6.2 Perburuan Harimau Pemburu sedang menyayat Harimau yang telah diburunya. Tiba-tiba polisi menangkap pemburu dan memenjarakannya hingga akhirnya menjadi bagian utama dari topik di sebuah koran Indonesia. 4.2.1.7 Pendekatan Rasional dan Emosional 4.2.1.7.1 Pendekatan Rasional Dengan menceritakan keadaan Harimau Sumatera yang hampir punah, penulis akan menyampaikan hukum satwa yang dilindungi, meliputi penangkapan pemburu, pemberitaan melalui media, dan sanksi hukumnya.
27
4.2.1.7.2 Pendekatan Emosional Melalui animasi yang dirancang oleh penulis, maka yang diharapkan adalah iklan ini mendapat perhatian dan ketertarikan sehingga dapat menjaga populasi Harimau. 4.2.1.8 Treatment Penulis menggunakan alur maju (linier) dengan makna denotasi dalam penceritaan Harimau Sumatera terancam punah ini. Penulis membagi cerita PSA ini ke dalam beberapa bagian cerita, dimana tiap-tiap bagian memiliki pembahasan cerita tersendiri. Bagian-bagian tersebut antara lain: 4.2.1.8.1 Perburuan Harimau 1. Bagian Pertama : (Opening) Senapan yang terarah kepada seekor harimau Bagian ini menceritakan awal dari kisah penembakan Harimau. 2. Harimau berusaha lari Menceritakan bahwa Harimau berusaha berlari dari perburuan 3. Penembak melepaskan tembakan Penembak melepaskan tembakan saat Harimau lengah. 4. Pemburu menyayat Harimau Setelah menembak, Harimau di sayat oleh pemburu. 5. Pemburu di tangkap polisi Saat menyayat Harimau, tiba-tiba dua orang polisi yang datang dari belakang pemburu menangkap pemburu tersebut. 6. Pemburu di penjara muncul sebagai bagian dari topik berita di koran Indonesia Pemburu akhirnya dipenjarakan dan menjadi bagian dalam sebuah koran Indonesia 7. Ending (Credit Title)
28
4.2.1.8.2 Perburuan Harimau 1. Bagian Pertama : (Opening) Pemburu sedang menyayat Harimau Bagian ini menceritakan pemburu yang sedang menyayat Harimau 2. Polisi menangkap pemburu Dari belakang pemburu, dua orang polisi bersiap menangkap si pemburu 3. Pemburu berjalan ke mobil polisi Menceritakan bahwa pemburu sedang berjalan ke mobil polisi diiringi oleh dua orang polisi 4. Pemburu di penjara Bagian ini menceritakan bahwa pemburu akhirnya di penjarakan 5. Pemburu di penjara menjadi bagian dari topik di koran Indonesia Adegan pemburu di penjara menjadi topik utama di koran Indonesia 6. Ending (Credit Title) 4.2.1.9 Script 4.2.1.9.1
Perburuan Harimau 1. BLACKNESS / EXT. HUTAN Di awali dengan CLOSE UP lubang senapan PANNING mencari Harimau. CUT TO: 2. EXT. HUTAN PANNING pemburu yang sedang mengarahkan senapannya. CUT TO: 3. EXT. HUTAN MEDIUM CLOSE UP pemburu bersiap menembak.
29 CUT TO: 4. EXT. HUTAN MEDIUM SHOT TILT UP harimau yang akan ditembak. CUT TO: 5. BLACKNESS / EXT. HUTAN PEMBURU MENYAYAT HARIMAU Pemburu menyayat Harimau yang telah tertembak TILT UP muncul borgol yang siap menangkap pemburu. CUT TO: 6. BLACKNESS / PENJARA / KORAN INDONESIA Pemburu di penjara PANNING ZOOM OUT berubah menjadi bagian dari topik di koran Indonesia CUT TO: 4.2.1.9.2
Perburuan Harimau 1. BLACKNESS / EXT. HUTAN HIGH LONG SHOT harimau di sayat oleh si pemburu. CUT TO: 2. EXT. HUTAN LONG SHOT TILT UP dua orang polisi yang berada di belakang pemburu. CUT TO: 3. EXT. HUTAN LONG SHOT polisi berjalan mendekati pemburu. CUT TO: 4. EXT. HUTAN
30 Polisi menggiring pemburu berjalan ke mobil. 5. EXT. HUTAN / KORAN INDONESIA PANNING pemburu dipenjara berubah menjadi topik utama sebuah koran Indonesia CUT TO: 4.2.1.10Karakter Dalam Film Karakter-karakter yang ada dalam PSA animasi yang akan dibuat adalah: 1. Karakter utama Pemburu sebagai karakter utama yang akan muncul dalam setiap bagian-bagian cerita. 2. Karakter lain Elemen-elemen visual utama yang akan ditampilkan adalah karakter Harimau dan karakter polisi. 4.2.2
Strategi Desain PSA animasi ini menggunakan visual dan efek suara dalam membentuk penceritaannya sehingga komposisi dan koordinasi antara visualisasi dan efek suara akan dibuat saling berhubungan.
4.2.2.1 Perancangan Visual 4.2.2.1.1 Pemilihan Style atau Gaya Gambar Dalam penggambaran ilustrasi atau gambar-gambar yang ada dalam film ini penulis memilih gaya gambar 2D rendering, dengan menyerupai acuan yang digunakan seperti contoh film animasi 2dimensi karya film The Adventure of Tintin. Gaya gambar seperti ini lebih mengacu kepada pesan tersampaikan secara langsung, fakta yang terpercaya, fokus yang dituju dan makna PSA ini dibuat.
31
The Adventure of Tintin Gambar 4.1 Contoh Gaya Gambar 2D 4.2.2.1.2 Pemilihan Warna Untuk mengejar mood dan film ini diperuntukan bagi usia di atas 17 tahun, maka warna-warna yang akan digunakan dalam PSA ini adalah warna-warna dengan shade color.
(a) Elephants Dream
(b) The Chronicle of Java
Gambar 4.2 Contoh Mood Warna Dari Beberapa Film Animasi 4.2.2.1.3 Pemilihan Typeface Jenis huruf-huruf yang dipilih yaitu
32 1. Huruf yang terdapat pada koran adalah huruf serif yaitu Times New Roman dan san serif yaitu Franklin Gothic Heavy.
Gambar 4.3 Contoh Font Franklin Gothic Heavy
Gambar 4.4 Contoh Penggunaan Font Franklin Gothic Heavy
Gambar 4.5 Contoh Font Times New Roman
Gambar 4.6 Contoh Penggunaan Font Times New Roman 2. Serif-dekoratif yaitu Old typewriter untuk memberikan keterangan pada tag line, karena sesuai dengan tema yang mengangkat fakta.
33
Gambar 4.7 Contoh Font Old typewriter
Gambar 4.8 Contoh Penggunaan Font Old Typewriter 4.2.2.2 Perancangan Motion Style Penulis menggunakan teknik 2D rendering dalam PSA animasi ini. Teknik ini lebih diutamakan pada fokus subyek yang lebih dominan dibandingkan dengan latar belakang. Karakter-karakter dalam PSA animasi ini bersifat real dimana bentuk karakter sesuai dengan kenyataan.