BAB 4 KONSEP 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Still Life Photography Fotografi still life sering kita liat dalam keseharian kita, disadari maupun tidak. Kita banyak menemui foto still life di majalah, kalender, foto berbingkai mewah maupun minimalis dalam lorong2 perkantoran, maupun di di billboard di persimpangan jalan2 protokol. Foto jenis ini dapat berupa makanan, minuman atau foto benda mati lainnya yang ditata sedemikian rupa sehingga menarik mata. Still life identik dengan dunia fotografi komersial dan advertising. Definisi Still Life Photography adalah menciptakan sebuah gambar dari benda atau objek mati tampak jauh lebih "hidup" dan "berbicara". Kata still berarti benda diam atau mati sedangkan kata life berarti hidup; memberikan konteks "kehidupan" pada benda tersebut. Still life juga dapat memberikan arti secara konteks fungsional maupun konteks ekspresif. Konteks fungsional dari fotografi still life berupa pemotretan benda dengan tujuan pembuatan katalog, brosur, newsletter, company profile, mailer, flyer dan iklan. Dalam hal ini, still life berfungsi sebagai iklan atau komunikasi visual dalam konteks komersial. Semua foto yang dibuat harus komunikatif; seberapa bagus desain barangnya, bagaimana fungsi barangnya dan diperuntukkan untuk kalangan siapa barang yang ada dalam foto tersebut. Dalam konteks ekspresif, foto still life dibuat sesuai selera, konsep dan emosi fotografer yang membuat foto still life tersebut. Seorang fotografer dapat mengekspresikan diri ke dalam fotonya.
Sebelum memotret still life, ada 3 unsur yang membuat foto still life menjadi lebih "hidup"; pencahayaan, komposisi dan properti. Properti berkaitan dengan benda2 yang ditambahkan untuk menimbulkan kesan yang ingin ditampilkan dalam foto yang akan kita buat. Misalnya bunga akan menambah kesan feminin dan lembut pada foto sementara batu bertekstur akan mengesankan sisi maskulin. Dengan ke 3 unsur ini, kita dapat memberikan konten (isi) karena 3 unsur ini akan saling mendukung untuk menghidupkan sebuah foto still life. Pada umumnya, seorang fotografer akan mempertimbangkan apakah foto tersebut mempunyai komposisi yang enak diliat serta pencahayaan yang bagus. Properti yang digunakan bertujuan menghidupkan point-of-interests. Ke 3 unsur tidak dapat dipisahkan dalam foto still life.
1
4.1.2 Teori Food Photography Menurut buku “Food photography made easy” fotografi makanan ialah bagaimana membawa makanan ke tingkat yang lebih tinggi dari sekedar pemuas dahaga dan lapar, di buku “Food photography made easy” juga dijelaskan bahwa pemotretan dengan konsep simplicity dalam sebuah frame foto dapat selalu digunakan untuk memaksimalkan dan menonjolkan makanan lebih banyak daripada properti, sedangkan dalam buku yang akan saya desain ulang penggunaan properti dirasa berlebihan serta mendominasi dibandingkan dengan makanan itu sendiri, sehingga makanan tersebut menjadi kurang fokus dan menonjol
Di buku ini dijelaskan, warna warna background, bisa berupa kain atau kertas/karton, pilihan warna seperti, coklat, hitam atau abu-abu, warna netral cocok untuk semua jenis makanan, sementara warna pastel dan ceria cocok untuk cookies, ice cream dan cake, di dalam buku yang akan saya desain ulang banyak sekali pemilihan background yang berwarna pastel dan ceria, sehingga dirasa kurang cocok dipakai sebagai latar belakang foto makanan Indonesia.
Gambar 4.1.2
Menurut buku ini contrast dalam sebuah komposisi menghasilkan titik penting yang mampu dengan lugas ditangkap oleh mata audience, pemunculan titik penting ini dapat ditunjang dengan permainan warna, volume makanan, juga pemanfaatan keterampilan lighting, sedangkan di dalam buku yang akan saya desain ulang penggunaan contrast dalam fotografi kurang tepat karena penggunaan warna latar belakang dengan makanan yang disajikan memilki tone warna yang senada sehingga makanan terlihat kurang menonjol.
Gambar 4.1.3
2
Camera angles di buku ini dikatakan pengambilan yang paling baik untuk sebuah sup atau makanan berkuah ialah dari sudut bird’s eye view bertujuan untuk memperlihatkan detail dari makanan berkuah tersebut, jika makanan berkuah dipotret dengan sudut 45 derajat, maka tekstur dari makanan itu tidak terlihat dan tidak dapat memperlihatkan kuah sayur tersebut berikut garnish. Di buku yang akan saya desain ulang, yang mayoritas makanan berkuah, sudut pengambilan gambarnya ialah sudut pengambilan 45 derajat, sehingga tekstur dan garnish dari makanan tersebut kurang terlihat.
Gambar 4.1.4
4.1.3 Teori Tipografi Menurut Wagiono Sunarto, MSc dalam buku Tipografi dalam Desain Grafis (2001), tipografi memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi visual, baik sebagai unsur utama maupun pelengkap. Tipografi juga bisa menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan huruf menjadi satu-satunya ‘visualisasi’ yang efektif. Menurut Rob Carter dalam Working With Computer, faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan dalam tipografi adalah: 1. 2. 3. 4.
Legability : Kemudahan membaca text dengan huruf pilihan Readibility : Tingkat keterbacaan huruf Visibility : Tingkat kemudahan pengelihatan huruf Clearity : Tingkat kejelasan huruf sehingga mudah dibaca
3
Buku ”Bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” memiliki kekurangan dalam visibility di bagian judul dalam setiap foto makanan nya, karena penggunaan judul yang memiliki huruf berwarna gelap ( hitam ) di dalam gambar yang berwarna gelap membuat kesan keterbacaan nya menjadi berkurang.
Gambar 4.1.5
4.1.4 Teori Desain Komunikasi Visual Desain Grafis adalah usaha membuat atau menggabungkan tanda/simbol dan menyusunnya dalam suatu media untuk mengekspresikan ide/gagasan. Desain Grafis menggabungkan unsur tipografi, ilustrasi, fotografi,dan percetakan, dengan tujuan membujuk, memberitahu, atau mengarahkan.(Alan,1992). Proses desain terdiri dari: 1. Problem definition, yaitu identifikasi masalah. 2. Informasi gathering, yaitu perumusan masalah, pengumpulan fakta dan Informasi mengenai permasalahan, 3. Idea finding, yaitu pengembangan ide 4. Solution finding, yaitu mencari jalan keluar melalui percobaan,. analisa,menguupas permasalahan, dan mencari kemungkinan-kemungkinan 5. Implemenation, yaitu mendeskripsikan desain dan fungsi desain dalam Bentuk usulan, laporan, presentasi, penerimaan dan menjalankan proyek.
4
4.1.5 Teori Layout Membicarakan desain grafis tidak mungkin terlepas dari membicarakan layout. Layout adalah pengaturan tipografi dan unsur-unsur seni, yaitu foto, ilustrasi,dan elemenelemen desain lainnya. Layout itu sendiri berdasarkan buku “layout” karya Surianto Rustan,S.sn. adalah tataletak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep / pesan yang dibawa nya. Sebuah layout yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu: 1. Works (berfungsi), artinya dapat menyampaikan pesan secara cepat dengan cara yang tepat 2. Organizes (teratur),artinya tata letaknya harus teratur sehingga tingkat kepentingan pesan dapat diikuti dengan jelas. 3. Attracts (menarik perhatian), artinya harus tampil beda dan menarik perhatian.
Selain itu layout juga harus memiliki prinsip-prinsip dasar sebuah layout, yaitu : 1. Sequence, ialah urutan dari yang harus dibaca pertama sampai ke yang boleh dibaca belakangan. 2. Balance, ialah pembagian berat yang merata pada suatu bidang layout 3. Emphasis, ialah penekanan dalam sebuah layout agar memberikan kesan paling kuat sehingga menjadi pusat perhatian / point of interest Emphasis dapat diciptakan dengan berbagai cara yaitu : • Memberi ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan elemen layout lainnya pada halaman tersebut • Warna yang kontras / berbeda sendiri pada latar belakang dan elemen lain nya • Letakan di posisi yang strategis atau yang menarik perhatian • Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dari sekitarnya Dari teori diatas buku “ bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” memiliki kekurangan dalam attracts, dari segi layout buku tersebut tidak memiliki tampilan yang berbeda dan menarik perhatian .
5
4.1.6 Teori Warna Warna adalah perangkat utama dalam komunikasi simbolis. Warna terjadi karena sensasi yang ditimbulkan oleh otak sebagai akibat dari sentuhan gelombang cahaya pada retina mata. Dalam sebuah layout, warna berpesan untuk menciptakan mood, menarik perhatian, menandai teks atau bagian yang penting, dan mengatur layout. Semua warna akan berkomunikasi dengan baik dan indah jika digunakan pada tempat yang tepat, dengan perpaduan yang tepat pula. Pola warna merupakan perpaduan beberapa warna sehingga menghasilkan perasaan tertentu. warna spicy, warna spicy yaitu warna-warna hangat seperti unsur warna kuning, merah, dan coklat, kesan keseluruhan dari kolaborasi warna-warna yang tergolong hangat ini menciptakan kesan elegan, dan eksotis Dalam buku “bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” pemakaian warna belum maksimal dalam menciptakan mood yang diinginkan. Dan mood warna yang akan digunakan adalah mood warna spicy . 4.1.7 Teori Ilustrasi Menurut Sigit Santoso, ilustrasi berasal dari kata Latin illustre yang artinya menerangkan.Ilustrasi dapat berupa gambar, simbol, relief, atau musik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan atau menjelaskan sesuatu. Menurut Simmon Jennings dalam bukunya yang berjudul ”The Complete Guide to Advanced Illustration and Design”, ilustrasi memiliki tiga fungsi, yaitu ilustrasi sebagai informasi, ilustrasi sebagai dekorasi, dan ilustrasi sebagai komentar. Dalam buku “bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” pemakaian ilustrasi digunakan dekorasi pada beberapa halaman. . 4.2. Strategi Komunikasi 4.2.1. Fakta komunikasi Fakta-fakta yang menjadi kunci dalam redesign buku ini adalah : - buku ini kurang informatif dalam mendeskripsikan bumbu - visual ( fotografi ) yang tidak sesuai
6
4.2.2. Target Komunikasi a. Sasaran Primer 1. Demografi : - wanita pekerja, berusia 30 - 35 - Golongan menengah ke atas 2. Geografi : - Terutama tinggal di kota besar 3. Psikografi : -Menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kuliner dan masakan b. Sasaran Sekunder Masyarakat yang ingin mengenal bumbu Indonesia
4.2.3. Masalah Yang Hendak Dikomunikasikan (The Big Idea) Redesign buku “bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” yang berisi pembahasan tentang bumbu-bumbu Indonesia secara lengkap serta memiliki visual ( fotografi makanan ) yang khas Indonesia.
4.2.4. Tujuan Komunikasi Arah komunikasi yang diharapkan adalah target komunikasi akan tersita perhatiannya, kemudian tertarik terhadap produk buku. Ketertarikan tersebut diharapkan dapat menimbulkan keinginan yang kuat serta diikuti oleh tindakan untuk membeli dan membaca buku tersebut. 4.2.5. Keyword tradisional, collectible book
4.2.6. Positioning Buku tentang bumbu yang eksklusif serta lebih mengutamakan informasi tentang bumbu serta visual ( fotografi makanan ) yang memiliki unsur tradisional Indonesia yang menarik.
7
4.2.7. Pendekatan Pendekatan yang digunakan oleh perancangan visual adalah pendekatan yang bersifat visual karena lebih bersifat meningkatkan rasa ketertarikan untuk mengetahui serta membuat olahan bumbu Indonesia 4.3. Strategi Desain Konsep visual yang akan ditampilkan dalam redesign buku “Bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” adalah memberi unsur tradisional melalui fotografi dan warna yang digunakan, yaitu warna-warna spicy 4.3.1. Tone & Manner Suasana yang akan ditampilkan dalam perancangan redesign buku “bumbu siap pakai untuk masakan sehari-hari” adalah tradisional dan warm 4.3.2. Strategi Verbal Gaya bahasa yang akan digunakan adalah formal, dan bersifat informatif. Bahasa yang digunakan adalah Indonesia. 4.3.3. Strategi Visual Sesuai dengan karakteristik target komunikasi dan metode pendekatan, maka unsurunsur desain yang dipilih adalah : -Fotografi yang bernuansa modern, serta memiliki sentuhan tradisional - layout yang teratur dan clean -Tipografi semi serif
4.3.3.1 Layout Layout yang digunakan cenderung bersifat teratur dengan unsur visual ( fotografi ) yang mendominasi setiap halaman. 4.3.3.2 Fotografi fotografi dari makanan di buku ini akan lebih close up terhadap makanan nya, sehingga detail serta tekstur makanan dapat terlihat serta membuat makanan tersebut menjadi menonjol, serta penggunaan properti yang tidak terlalu banyak, sehingga membuat makanan tersebut menonjol dan penggunaan warna-warna earth tone pada porperti sehingga membuat kesan tradisional.
8