41
BAB 4 Hasil dan Pembahasan
4.1
Sejarah Perusahan P.N. Merpati. berdiri, tanggal 6 September 1962, berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) No.19 tahun 1962. Merpati Nusantara Airlines memulai usahanya sebagai jembatan udara yang menghubungkan tempat-tempat terpencil di Kalimantan. Awalnya, Merpati memiliki empat unit armada jenis de Havilland Otter/DHC-3 dan dua unit Dakota DC-3 , yang merupakan pesawat hibah dari Angkatan Udara Republik Indonesia (TNI AU). Tahun 1964, Merpati menerima penyerahan seluruh hak konsesi dan operasi, serta kepemilikan sejumlah pesawat bekas maskapai Belanda NV de Kroonduif dari Garuda. Pengalihan ini dilakukan, dengan alasan Garuda sedang mengembangkan kegiatan untuk menjadi flag carrier nasional dan internasional. Pesawat hibah itu adalah tiga Dakota DC-3, dua Twin Otter dan satu Beaver. Pada tahun 1969, Merpati dibagi dalam dua daerah operasi, yakni Operasi MIB (Merpati irian barat) dan MOB (Merpati Operasi Barat), yang mencakup jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Sejalan dengan itu, Merpati pun memasuki babak baru dengan berganti nama menjadi Merpati Nusantara Airlines. Sejak saat itu Merpati Nusantara Airlines menjadi nama yang begitu mengena di hati masyarakat luas. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 70 tahun 1971, status perusahaan merpati diubah menjadi PT Merpati Nusantara Airlines, terhitung sejak 6 September 1975. Berdasarkan pengaturan pemerintah nomor 30 tahun 1978, pemerintah memutuskan untuk mengalihkan penguasaan modal negara di PT Merpati Nusantara Airlines ke PT Garuda
42
Indonesia Airways (GIA). Dengan pengalihan ini, Merpati sebagai anak perusahaan PT GIA, diserahi tugas melayani penerbangan perintis, penerbangan lintas batas, penerbangan transmigrasi, penerbangan borongan domestik dan internasional, serta kegiatan lainnya. Tertanggal 29 April 1997, pemerintah menetapkan PT Merpati Nusantara Airlines terpisah dari induknya, Garuda Indonesia, dan menjadi perseroan terbatas yang mandiri dibawah naungan departemen Perhubungan. Pemisahan ini ditetapkan dengan peraturan pemerintah nomor 10 Tahun 1997. Sebagai badan usaha milik negara (BUMN), kini merpati berusaha mengoptimalkan peran intinya sebagai "commercial air transportation". Didasari kebijakan pemerintah untuk mendayagunakan BUMN, Merpati sudah menjadwalkan untuk melaksanakn program restrukturisasi, profitisasi, dan privatisasi. Sesuai dengan visi dan misi yang dideklarasikan manajemen menjadi Airlines Pilihan Utama di Indonesia.
VISI PERUSAHAAN Menjadi Airlines Pilihan Utama Di Indonesia MISI PERUSAHAAN Keselamatan dan Ketepatan Waktu Pelayanan Prima Pertumbuhan Nilai Perusahaan Kesejahteraan Pegawai Centre of Excellence Mitra Terpercaya
43
4.1.1
Uraian Tugas Perusahaan Berikut ini adalah uraian tugas dan tanggung jawab tiap-tiap bagian dalam struktur
organisasi PT. Merpati Nusantara Airlines
President Director 1.
Bertindak sebagai pimpinan perusahaan serta mengkoordinasikan dan membina pelaksaan tugas-tugas di Direktorat Niaga, Direktorat Operasi, Direktorat Teknik, Direktorat Keuangan & Umum serta seluruh kegiatan perusahaan agar dapat mencapai visi dan misi perusahaan, secara efektif dan efisien.
2.
Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Executive Vice-President Commercial 1.
Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksaan tugas di bidang pemasaran dan penjualan terhadap produk-produk perusahaan serta peningkatan pelayanan kepada pelanggan guna meningkatkan pendapatan perusahaan, kepuasan pelanggan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan.
2.
Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Executive Vice-President Operation 1.
Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksaan tugas di bidang penyiapan dan pelaksanaan operasional penerbangan dengan mengacu kepada ketentuan keselamatan penerbangan secara lancar dan aman guna mendukung kegiatan
44
pemasaran produk-produk perusahaan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan. 2.
Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembanga pemerintah dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Executive Vice-President Maintenance & Engineering 1.
Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksaan tugas di bidang penyiapan pesawat agar dalam kondisi andal dan siap terbang dengan mengacu kepada ketentuan
keselamatan
penerbangan
secara
lancar
dan
aman
guna
menunjang kegiatan pemasaran produk-produk perusahaan dan kegiatan operasional
penerbangan
serta
meningkatkan
reputasi
dan
kinerja
perusahaan. 2.
Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintah dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
Executive Vice-President Finance & General Services Memimpin dan mengkoordinasikan pelaksaan tugas di bidang pengelolaan dan pengendalian keuangan, akuntansi serta pengelolaan sumber daya manusia dan kegiatan pendukung perusahaan lainnya guna menjaga dan mengembangan asset perusahaan serta meningkatkan reputasi dan kinerja perusahaan. Menjalin hubungan tingkat tinggi dengan lembaga pemerintahan dan dunia usaha lainnya dalam rangka mempererat kerjasama dan pengembangan usaha serta guna meningkatkan citra perusahaan.
45
Corporate Planning Division Mengelola
penyusunan
rencana
jangka
pendek
dan
jangka
panjang
perusahaan, mengkoordinasikan penyusunan, pengendalian dan analisis terhadap penggunaan dan pencapaian anggaran biaya dan anggaran pendapatan serta evaluasi dan analisis terhadap seluruh tipe armada perusahaan dan merencanakan kebutuhan
armada
disesuaikan
dengan
kebutuhan
pasar
dan
kemampuan
perusahaan.
Aviation Safety Division 1.
Mengelola pelaksanaan kegiatan pencegahan, audit dan investigasi terhadap aspek keselamatan penerbangan agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku dari DSKU dan ICAO serta terhadap aspek pengamanan perusahaan yang meliputi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap seluruh kegiatan operasional dan asset perusahaan, pembinaan tenaga security serta evaluasi
terhadap
kesehatan
dan
keselamatan
kerja
guna
menjamin
peningkatan reputasi perusahaan. 2.
Mengelola penyusunan konsep peningkatan kualiatas bagi seluruh kegiatan manajemen dan operasional perusahaan serta mengendalikan pelaksaan programnya oleh seluruh unit kerja guna menjamin terlaksanannya perbaikan dan peningkatan mutu perusahaan.
Corporate Secretary Division Mengelola kegiatan publikasi, komunikasi intern dan ekstern, protokoler,
stakeholder relations dan kegiatan kehumasan lainnya serta kegiatan perlindungan hak dan kewajiban perusahaan terhadap pihak lain, GCG compliance guna meningkatkan citra perusahaan dan mendukung kelancaran operasional perusahaan.
46
Internal Audit Division Mengelola evaluasi terhadap pelaksaan tugas oleh semua unit kerja serta memberikan saran-saran perbaikan dan pencegahan serta menyampaikannya kepada pimpinan perusahaan dan unit terkait jika terjadi penyimpanan yang berkaitan dengan penyalahgunaan keuangan perusahaan guna tindaklanjutanya dalam rangka peningkatan kinerja perusahaan.
Marketing Division Mengelola perumusan kebijakan dan regulasi pemasaran melalui kegiatan
marketing research, perencanaan, pengembangan dan desain produk, promosi produk-produk perusahaan dan pengembangan pemasarannya guna meningkatkan pendapatan
Sales Division Mengelola penyusunan strategi pengembangan dan pengendalian penjualan dan mengupayakan pencapaian target penjualan, pelaksaan/ taktik penjualan, pengembangan dan pengendalian reservasi, pengembangan angkutan cargo dan
charter serta pengembangan system keagenan guna memaksimalkan penjualan dan pendapatan perusahaan.
Customer Services Division Mengelola penyusunan strategi pelayanan kepada pelanggan yang meliputi
customer relation, airport services, inflight service serta memantau dan mengendalikan kualiatas pelayanan di seluruh wilayah operasional perusahaan secara berkesinambungan guna menjamin dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
SBU Merpati Maintenance Facility Mengelola pemasaran terhadap fasilitas perawatan yang dimiliki oleh perusahaan, perbaikan engine, propeller dan component di MMF Surabaya serta
47
menyelenggarakan heavy maintenance pesawat, perawatan tool dan ground
support equipment beserta pengendalian mutunya guna penyiapan komponen yang serviceable dan pesawat yang siap terbang bagi perusahaan dan memenuhi target customer. SBU Merpati Training Center Mengelola penawaran produk pelatihan dan pengembangan pasar pelatihan melalui kegiatan penyusunan kurikulum pelatihan, desain produk pelatihan, promosi beserta pengelolaan penyelenggaraan pelatihan bagi pegawai perusahaan dan guna menciptakan pola operasional penerbangan perusahaan perusahaan yang solid dan kuat.
SBU Merpati Commuter Services 1.
Mengelola operasional penerbangan yang menggunakan pesawat jenis 20 tempat duduk / seater maupun pesawat jenis CN-235 baik untuk penerbangan perintis maupun penerbangan komersial berkoordinasi dengan unit-unit terkait guna menciptakan pola operasional penerbangan perusahaan yang solid dan kuat
2.
Mengelola pengembangan bisnis jenis 20 tempat / seater maupun pesawat jenis CN 235 bekerja sama dengan perusahaan dan pihak ketiga
4.2
Analisis Penelitian
4.2.1
Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.1.1 Uji Validitas Setelah kuisioner disebarkan dan juga dikembalikan maka langkah-langkah selanjutnya untuk mengolah datanya terlebih dahulu harus menghitung uji validitas dan reliabilitasnya, berukut hasil yang diperoleh dari pengolahan validitas dan reliabilitas dalam
48
penggunaan SPSS 15.00.Dalam setiap pertanyaan dinyatakan valid, apabila Jika dikatakan valid apabila > 0,195 dari Corrected item-Total Correlation. Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.1 Uji Validitas Item-Total Statistics
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31
Scale Mean if Item Deleted 105,38 105,20 105,44 105,29 105,34 105,79 105,83 105,72 105,36 105,40 105,46 105,32 105,77 105,68 105,34 105,49 106,11 105,86 105,62 105,51 105,31 106,36 105,86 105,90 106,17 106,05 105,85 105,81 106,21 105,89 106,28
Scale Variance if Item Deleted 76,541 82,081 79,360 84,046 82,166 82,026 80,143 81,759 79,182 81,192 78,514 81,836 88,037 81,897 84,772 82,980 83,614 84,283 85,511 84,071 85,974 84,152 84,021 83,040 84,163 78,896 85,240 85,125 82,349 83,776 83,820
(Sumber : Hasil pengolahan data)
Corrected Item-Total Correlation ,728 ,501 ,614 ,494 ,424 ,447 ,615 ,406 ,610 ,561 ,602 ,550 -,050 ,511 ,218 ,447 ,217 ,350 ,226 ,376 ,108 ,198 ,233 ,301 ,253 ,403 ,227 ,209 ,327 ,412 ,309
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,839 ,848 ,844 ,850 ,850 ,849 ,845 ,850 ,844 ,846 ,844 ,847 ,863 ,848 ,855 ,850 ,857 ,852 ,854 ,851 ,858 ,857 ,855 ,853 ,854 ,851 ,854 ,855 ,853 ,851 ,853
49
Dari hasil output diatas bias dilihat pada Corrected Item – Total Correlation, inilah nilai korelasi yang didapat. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r tabel, r tbel dicari pada signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n) = 100, maka didapat r tabel sebesar 0,195. Dari analisis yang dapat dilihat bahwa untuk pertanyaan 13 dan 21 kurang dari 0,195. Karena koefisien korelasi pada pertanyaan 13 dan 21 kurang dari 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid. Sedangkan pada pertanyaan lainnya nilainya lebih dari 0,195 dan dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid. Maka dapat disimpulkan pertanyaan yang tertera didalam kuesioner mempunyai tingkat validitas sebesar 98%.
4.2.1.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang menurut Dwi Priyatno (2008, p27) Instrumen dianggap reliable apabila > 0,195, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliable.
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,855
N of Items 31
(Sumber : Hasil pengolahan data) Dari hasil analis diatas didapat nilai Alpha sebesar 0.855. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 100, didapat sebesar 0,195.
50
Karena nilainya lebih besar dari 0,195 maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian ini reliabel.
4.3
Uji Normalitas
Table 4.3 Uji Normalitas Tests of Normality a
X1 X2 X3 Y
Kolmogorov-Smirnov Statistic df Sig. ,085 100 ,074 ,088 100 ,054 ,087 100 ,060 ,085 100 ,074
Statistic ,972 ,954 ,946 ,971
Shapiro-Wilk df 100 100 100 100
Sig. ,034 ,001 ,000 ,027
a. Lilliefors Significance Correction
Dari hasil diatas dapat dilihat pada kolom Kolmogorov - Smirnov
dan dapat
diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kualitas pelayanan (X1) sebesar 0,074; untuk citra perusahaan (X2) sebesar 0,054; untuk harga (X3) sebesar 0,060 dan keputusan pembelian konsumen (Y) sebesar 0,074. Karena signifikasi untuk untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada variabel X1, X2, X3 dan Y berdistribusi normal.
4.4
Uji Homogenitas Tabel 4.4 Uji Homogenitas X1 Test of Homogeneity of Variances Y Levene Statistic 1,097
df1
df2 15
80
Sig. ,373
51
Tabel 4.5 Uji Homogenitas X2 Test of Homogeneity of Variances Y Levene Statistic ,730
df1
df2 8
Sig. ,664
90
Tabel 4.6 Uji Homogenitas X3 Test of Homogeneity of Variances Y Levene Statistic 1,505
df1
df2 8
Sig. ,166
91
Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa signifikansi dari tabel X1= 0,373, X2 = 0,664 dan X3 = 0,166. Maka dari hasil yang diketahui dari ketiga variabel tersebut nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dari kualitas pelayanan, citra perusahaan dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen mempunyai varian yang sama. Pada Angka Levene Statistic menunjukan semakin kecil nilainya maka semakin besar homogenitasnya.
4.5
Uji Multikolinieritas Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas a Coefficients
Tabel 4.5.1 Uji Multikolinieritas
Model 1 (Constant) X1 X2 X3
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 1,866 ,537 ,296 ,111 ,267 ,044 ,115 ,040 ,021 ,090 ,024
a. Dependent Variable: Y
t 3,475 2,670 ,384 ,235
Collinearity Statistics Sig. Tolerance VIF ,001 ,009 ,960 1,042 ,701 ,895 1,117 ,815 ,924 1,082
52
Dari Hasil diatas dapat diketahui nilai Variance Inflation Factor (VIF) kedua variabel, ketiga variabel dai kualitas pelayanan(X1) adalah 1,042, citra perusahaan(x2) adalah 1,117 dan harga (X3) adalah 1,082 lebih kecil dari 5, maka diduga bahwa pada setiap variabel tidak terjadi persoalan multikolinieritas.
4.6
Uji Heteroskedastisitas Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisitas X1
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Lnx1
Unstandardized Coefficients B Std. Error -5,546 2,630 1,960 1,994
Standardized Coefficients Beta ,099
t -2,109 ,983
Sig. ,038 ,328
a. Dependent Variable: Lnei2
Tabel 4.9 Uji Heteroskedastisitas X2 Coefficientsa
Model 1
(Constant) Lnx2
Unstandardized StandardizedX3 Tabel Uji Heteroskedastisitas Coefficients Coefficients B Std. Error Beta -1,331 2,380 -1,316 1,898 -,070
t -,559 -,693
Sig. ,577 ,490
a. Dependent Variable: Lnei2
Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas X3 Coefficientsa
Model 1
(Constant) Lnx3
Unstandardized Coefficients B Std. Error -3,346 1,474 ,331 1,290
a. Dependent Variable: Lnei2
Standardized Coefficients Beta ,026
t -2,270 ,256
Sig. ,025 ,798
53
Penjelasannya bahwa dari hasil output diatas dapat dilihat bahwa nilai t hitung X1= 0,099, nilai t hitung X2=0,070 , dan nilai t hitung X3=0,026 sedangkan nilai t table dapat dicari pada table t dengan df =n-2 atau 100-2= 98 didapat nilai t table sebesar 1,984467.atau dapat dicari di exel dengan rumus = tinv(0,05;98).Nilai t hitung harus berada diantara minus t table <=t hitung <= t table, maka Ho diterima artinya pengujian antara Ln ei2 dengan Ln1 dan Ln ei2 dengan Ln2 dan dengan Ln ei2 dengan Ln3 tidak ada gejala Heteroskedestitas. Dengan ini
dapat disimpulakan bahwa tidak ditemukannya masalah
heteroskedestisitas pada model regresi.
4.7
Uji Otokorelasi Tabel 4.11 Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model 1
R R Square ,282a ,079
Adjusted R Square ,051
Std. Error of the Estimate ,49474
DurbinWatson 2,327
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Dari data diatas didapat nilai DW yang dihasilkan pada model regresi adalah 2,327. Sedangkan dari tabel DW dengan signifikansi 0,05 dan jumlah data (n) = 100, seta k = 3 (k adalah jumlah varibel independen) diperoleh dL sebesar 1.61 dan dU sebesar 1,74. Karena nilai DW (2,327). Oleh karena DW hitung > dL maka tidak terjadi gangguan otokorelasi.
4.8
Uji Keselarasan untuk Keputusan Pembelian Konsumen
54
Tabel 4.12 Uji Keselarasan Test Statistics
Chi-Square a,b,c
Kebutuhan Informasi Alternatif Pilihan Tabel 4.12 Uji Keselarasan 32,910 41,660 56,320 55,750
df Asymp. Sig.
Pasca 43,100
4
2
2
3
4
,001
,000
,000
,000
,000
a. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 20,0. b. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 33,3. c. 0 cells (,0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 25,0.
Penjelasannya bahwa dari tabel diatas nilai Chi Square hitung pada kebutuhan sebesar 32,910, Informasi sebesar 41,660, Alternatif sebesar 56,320, Pilihan sebesar 55,760 dan Pasca sebesar 43,100, Syaratnya adalah Chi Square hitung > chi square tabel. Chi square tabel didapat dari (0,05;42) yang didapat sebesar 58,124. Range Ho diterima jika nilai Chi Square hitung berada diantara - 58,124 sampai 58,124. Karena nilai Chi Square hitung sebesar (32,900. 41,660. 56,420. 55,760. 43,100) maka Ho diterima sehingga hal ini menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan keputusan pembelian konsumen. Penggunaan bahwa untuk proses keputusan pembelian penerbangan melewati keseluruhan dalam proses keputusan pembelian (Kebutuhan, Informasi, Alternative, Pilihan dan Pasca pembelian). Dan selanjutnya dapat masuk pada model regresi.
4.9
Regresi Linier Berganda Tabel 4.13 Varibel Entered Variables Entered/Removed b Model 1
Variables Entered X3, X1, X2a
Variables Removed .
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Y
Method Enter
55
Dari table diatas yang dilihat adalah kolom variable enter dan variable remove, ternyata dapat dilihat bahwa variable X1,X2 dan X3 tidak ada yang dipindahkan ke variable
remove, hal ini menandakan bahwa tidak ada variable yang dikeluarkan dari persamaan regresi. Tabel 4.14 Model Summary Model Summaryb Model 1
R ,518 a
Adjusted R Square ,235
R Square ,278
Std. Error of the Estimate ,35926
DurbinWatson 2,253
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
Dari table diatas kolom yang dilihat adalah kolom R, R Square, adjusted R square. Kolom R menerangkan bahwa koefisien korelasi sebesar 0,518 menunjukan hubungan yg kuat antara variabel indipenden (x1,x2,x3) dengan Y. Koefisien determinasi (R Square / R2 ) sebesar 0,278 memberi pengertian bahwa 27,8% Keputusan pembelian konsumen ditentukan oleh kualitas pelayanan, citra perusahaan dan harga. Adjusted R Square merupakan koreksi dari R Square sehinngga gambarannya lebih mendekati mutu penjajakan model populasi. Tabel 4.15 ANOVA ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 4,309 12,391 16,700
a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y
df 3 96 99
Mean Square 1,436 ,129
F 11,129
Sig. ,000a
56
Dari table diatas kolom yang dilihat adalah Sig atau kolom probabilitas. Jika Probabilitas lebih kecil dari tahap Signifikansi (0,05) maka model diterima, dapat dilihat bahwa
probabilitasnya
adalah
0,000
(<0,05),
maka
model
persamaan
Y=
a+b1X1+b2X2+b3X3 yang digunakan dapat diterima. Tabel 4.16 Coefficients Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
Standardized Coefficients
B 1,679
Std. Error ,358
X1
,296
,111
,267
X2
,042
,144
X3
,482
,116
(Constant)
Beta
t 4,688
Sig. ,000
2,670
,009
,041
,289
,773
,503
4,153
,000
a. Dependent Variable: Y
Dari table diatas kolom yang dilihat adalah kolom t untuk menguji signifikansi konstanta dari setiap variable independent. Nilai t hitung diatas harus lebih besar dari nilai t tabel. Nilai t tabelnya adalah t 0,05(100-4) atau t 0,05 (96). Karena didalam buku tidak terdapat hasil dari t 0,05 (96), maka yang nilai t tabel yang diambil adalah nilai t tabel yang paling mendekati yaitu t 0,05(120) =1,658 Maka penjelasan dari tabel diatas yaitu: t hitung X1 = 2,670 2,670 >1,658 Hal ini menandakan bahwa HO ditolak berarti kualitas pelayanan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen t hitung X2 = 0,289 0,289 < 1,658 Hal ini menandakan bahwa HO diterima berarti citra perusahaan tidak mempengaruhi keputusan pembelian.
57
t hitung X3 = 4,153 4,153> 1,658 Hal ini menandakan bahwa HO ditolak berarti harga yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Persamaan Regresinya : (jika dilihat dari B pada kolom Unstandardized Coefficients pada tabel Coefficients ) Y = 1,679 - 0, 296X1 + 0,042 X2 + 0,482 X3 Dimana
Y = Keputusan pembelian X1= Kualitas Pelayanan X2= Citra Perusahaan X3 = Harga
Dari persamaan diatas dapat diuraikan sebagai berikut: 1.
Konstanta (a) = 1,679 artinya tanpa perlu adanya kualitas pelayanan, citra perusahaan dan harga, sebesar 1,679 orang akan melalui proses keputusan pembelian untuk membeli tiket penerbangan di PT. Merpati Nusantara Airlines
2.
Koefisien Regresi X1 (b1) = 0,048 artinya dengan perusahaan meningkatkan kualitas pelayanan akan memberikan kerugian sebesar 0,048
3.
Koefisien Regresi X2 (b2) = 0,042 artinya peningkatan citra perusahaan sebesar 0,042
4.
Koefisien Regresi X3 (B3) = 0,482 artinya dengan perusahaan meningkatkan harga akan memberikan kerugian sebesar 0,482
Karena pengaruhnya sangat besar dan maka yang mesti dilakukan oleh Merpati dalam memperbaiki kualitas pelayanan dan harga yaitu dengan memperbaiki kondisi perusahaan karena dinilai saat ini konsumen lebih memilih jasa penerbangan lain yang lebih
58
murah dan masyarakat lebih mendahulukan harga murah dibandingkan dengan keselamatan. Dan dari hasil regresi dijelaskan bahwa jika perusahaan meningkatkan kualitas pelayananan dan harga akan memberikan kerugian besar dan pada citra perusahaan akan mengalami peningkatan.
4.10
Implikasi Hasil Penelitian Dengan hasil diatas dapat dikatakan bahwa seluruh analisis yang dilakukan oleh PT.
Merpati Nusantara Airlines sudah baik. Karena hal tersebut yang terdapat pada Merpati Nusantara Airlines sudah memenuhi dengan apa yang diinginkan atau yang telah direncanakan. Dengan hasil dari pengaruh kualitas pelayanan, citra perusahaan dan harga terhadap keputusan pembelian konsumen dan Merpati Nusantara Airlines selalu menjaga konsistensi dalam hal pelayanan penerbangan dan standar harga yang diinginkan konsumen sudah sesuai dengan kebutuhan konsumen. Fokus yang harus diperbaiki oleh Merpati Nusantara Airlines yaitu dalam kualitas pelayanan yang diinginkan oleh pelanggan yaitu mengutamakan jadwal penerbangan yang lebih teliti sehingga ketepatan waktu lebih terjamin, sedangkan yang mempengaruhi kualitas yaitu maintance secara rutin dan baik sehingga tidak akan terjadi masalah pada saat pesawat saat beroperasi. Dalam hal citra perusahaan memang citra perusahaan PT. Merpati Nusantara Airlines sudah disadari oleh perusahaan tersebut karena frekuensi Merpati paling sedikit di rute- rute gemuk, hal tersebut menyebabkan pasar terhadap rute- rute tersebut kurang bila dibandingkan dengan jasa penerbangan lainnya, oleh sebab itu merpati haruslah melakukan suatu inovasi yaitu dengan mengganti merek atau merubah nama perusahaan, sehingga masyarakat lebih mengetahui citra perusahaan yang baru. Dalam segi harga PT. Merpati Nusantara Airlines adalah salah satu jasa penerbangan yang menggunakan standar Internasional, karena pada kondisi apapun harga yang
59
ditawarkan pada PT. Merpati Nusantara Airlines tidak berubah, karena kenyamanan pada saat penumpang dipesawat yang diutamakan, hal tersebut yang membuat PT. Merpati Nusantara Airlines, tetap mengutamakan standar harga internasonal.