89
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil PT. Indomuda Satria Internusa Bab 4 disini akan membahas tentang hasil dan pembahasan tentang pengaruh variabel kompetensi pribadi, faktor – faktor individual, role challenges of ethicsofficer, dan kinerja ethics officer. Pertama – tama akan dijelaskan terlebih dahulu tentang PT. Indomuda Satria Internusa, setelah itu akan dijelaskan tahapan pengolahan data seperti transformasi data, uji validitas dan reliabilitas, dan uji normalitas yang kemudian akan diuji melalui analisa pengaruh dan analisa jalur. Hasil yang didapat dari pengujian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan terkait masalah ethics officer. Dalam bagian ini, penulis akan membahas tentang ethics officer dalam PT. Indomuda Satria Internusa,sebelum membahas tentang ethics officer, penulis akan menjelaskan terlebih dahulu bagian – bagian yang membentuk PT. Indomuda Satria Internusa seperti sejarah, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta data profil responden milik PT. Indomuda Satria Internusa
yang ikut masuk bagian kedalam penelitian
skripsi ini.
89
90
4.1.1. Sejarah PT. Indomuda Satria Internusa. PT. Indomuda Satria Internusa telah beroperasi selama hampir 20 tahun di Indonesia dan mulai dengan bisnis jasa rekayasa, pengadaan dan konstruksi di Indonesia dan Asia Pasifik. Saat ini PT. Indomuda Satria Internusa adalah salah satu badan usaha yang terkemuka di Indonesia dalam bisnis jasa rekayasa, pengadaan dan konstruksi khusunya untuk pekerjaan listrik dan instrumentasi. Berdasarkan wawancara dengan bagian manajemen sumber daya manusia di PT. Indomuda Satria Internusa, dalam lima tahun terakhir, perusahaan ini telah memperluas operasinya dalam bisnis pertambangan dan perdagangan batubara, jasa pengeboran minyak dan gas, dan bisnis pembangkit tenaga listrik. Seiring dengan berjalan nya waktu, PT. Indomuda Satria Internusa mulai mengembangkan
struktur
organisasinyauntuk
memperluas
perusahaannya, bisnis yang dijalankan oleh PT. Indomuda Satria Internusa ini meliputi : -
Konstruksi
-
Coal Mining
-
Power Plant Developer
-
Offshore & Onshore Drilling Services Dari informasi yang didapat dari company profile milik
perusahaan, didalam setiap bisnis yang dijalankan oleh PT.
91
Indomuda
Satria
Internusa,
dibagi
menjadi
beberapa
anak
perusahaan, yaitu : -
Mining : PT. Batara Batari Synergy Nusantara
-
Power Plant : PT. Harmoni Energy Indonesia, PT. Green Energy Strategic.
-
Offshore & Onshore Drillling Services : PT. Harmoni Drilling Services. Berdasarkan informasi yang didapat dari hasil wawancara
dengan manajer sumber daya manusia di PT. Indomuda Satria Internusa, mengenai budaya perusahaan, PT. Indomuda Satria Internusa menerapkan budaya perusahaan yang menjunjung tinggi keterbukaan dalam pelaksanaan kerja di badan perusahaan, maksud dari keterbukaan yang berlaku disini adalah, semua informasi mengenai proses pembuatan keputusan, tidak boleh hanya satu atau dua orang saja yang tahu mengenai hal tersebut, tetapi informasi tersebut harus dapat diketahui dari tingkatan perusahaan paling bawah sampai ke bagian atas, atau bagian CEO PT. Indomuda Satria Internusa. Berdasarkan pengumpulan informasi melalui wawancara tersebut diketahui bahwa PT. Indomuda Satria Internusa juga sangat mengedepankan dan menjunjung tinggi kerja sama yang kuat antar sesama staff dalam membuat keputusan bersama untuk memecahkan masalah
dan
mencapai
kesejahteraan
bagi
seluruh
badan
perusahaan.Bentuk pengerjaan proyek yang terdapat di PT.
92
Indomuda Satria Internusa ini adalah, setiap proyek yang dikerjakan oleh PT. Indomuda Satria Internusa akan melahirkan divisi – divisi baru untuk pengerjaan proyeknya, divisi – divisi ini dikepalai oleh 1 manajer proyek yang bertugas untuk memimpin jalanya pekerjaan di setiap proyek. Untuk mengawasi jalannya pekerjaan, didalam PT. Indomuda Satria terdapat seorang ethics officeryang bertugas untuk memastikan aktivitas – aktivitas yang dijalankan oleh proyek – proyek tersebut bisa selesai tepat waktu tanpa harus melanggar hukum dan peraturan yang berlaku. PT. Indomuda Satria Internusa sendiri termasuk salah satu perusahaan berskala besar di Indonesia, Menurut manager sumber daya manusia dalam PT. Indomuda Satria Internusa,alasan untuk mengangkat seorang ethics officer adalahuntuk mengawasai masalah – masalah etika yang terjadi di dalam dan luar lingkungan perusahaan. Posisi ethics officer di perusahaan ini tadinya dijabat langsung oleh CEO dari PT. Indomuda Satria Internusa sendiri. Dimulai pada tahun 2007, PT. Indomuda Satria Internusa memilih merekrut orang lain untuk menjabat di posisi ethics officer, hal tersebut disebabkan karena CEO sudah tidak terlibat langsung dilapangan. Untuk perekrutan ethics officer sendiri, PT. Indomuda Satria Internusa lebih memilih untuk merekrut seorang ethics officer dari dalam perusahaan dibandingkan dengan harus merekrut ethics officer yang berasal dari luar perusahaan.Alasan mereka untuk
93
merekrut ethics officer dari dalam perusahaan adalah karena menurut mereka perekrutan ethics offier dari dalam perusahaan lebih dapat memberikan keuntungan kepada ethics officer itu sendiri nantinya. Beberapa
keuntungan
yang
mungkin
akan
dapat
terlihat
adalah,ethics officer yang diangkat dari dalam perusahaan tersebut akan lebih cepat beradaptasi dalam lingkungan kerja perusahaan dan figur ethics officer tersebut akan lebih mudah diterima oleh para anggota perusahaan, karena sudah bukan dianggap orang asing atau orang yang berasal dari luar lingkungan mereka. CEO PT Indomuda Satria Internusa menyebutkan bahwa ethics officerdidalam PT. Indomuda Satria Internusa sendiri dalam jajaran hirarki perusahaan, masih tergabung langsung dengan tim manajemen perusahaan,tujuannya adalah agarethics officer tersebut dapat berhubungan langsung dalam hal pembuatan keputusan atau pelaporan tentang yang terjadi dilapangan dengan para senior manager didalam PT. Indomuda Satria Internusa.PT. Indomuda Satria Internusa mewajibkanethics officer mereka untuk mampu dalam memahami betul visi, misi, peraturan & kebijakan yang berlaku, dan bisnis yang dijalani milik perusahaan, mereka juga harus dapat memberikan perlakuan dan pengawasan yang adil kepada seluruh anggota perusahaan. Informasi yang didapat dari manager sumber daya manusia di perusahaan ini menyebutkan bentuk pergantian jabatan dari ethics
94
officer didalam PT. Indomuda Satria Internusa biasanya dilakukan atas rekomendasi dari ethics officer itu sendiri, kebanyakan rekomendasi yang dilakukan adalah menunjuk orang dari dalam perusahaan untuk mengisi jabatan ethics officer.Oleh karena itu, semenjak tahun 2007, ethics officer yang diangkat dari luar perusahaan sudah hampir tidak ada lagi. Hasil wawancara dengan ethics officer perusahaan ini menyebutkan bhwa didalam PT. Indomuda Satria Internusa, ethics officer mempunyai tugas-tugas yang menyangkut tentang masalahmasalah etika di perusahaan tersebut, tugas-tugas yang dijalankan oleh ethics officer di PT. Indomuda Satria Internusa adalah sebagai berikut : a.
Mengembangkan dan mengarahkan etika didalam perusahaan.
b. Sebagai
wujud
compliance
didalam
perusahaan
dalam
melakukan bisnis. c.
Memberikan kepemimpinan, pengawasan, dan saran untuk memastikan pembangunan, interprestasi, ddan implementasi etika.
d. Berfungsi sebagai akuntabilitas untuk semua kegiatan dan program yang berkaitan dengan standar perilaku etis, termasuk hubungan dengan para pihak eksternal. Sebelumnya disebutkan bahwa, ethics officer yang terdapat di PT. Indomuda Satria Internusa selain harus mematuhi kebijakan
95
dan peraturan yang berlaku serta memberikan pengawasan dan perlakuan yang adil bagi seluruh anggota perusahaan, mereka juga wajib
untukmemahami visi
dan
misi
dalam
melaksanakan
pekerjaannya, berdasarkan informasi yang terdapat di situs resmi milik PT. Indomuda Satria Internusa berikut adalah visi dan misi dari PT. Indomuda Satria Internusa : Visi : -
Menjadi perusahaan yang besar dan kompetitif melalui bisnis yang sehat.
Misi : -
Memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan kompeten.
-
Memberikan kepuasan pelanggan dengan pelayanan dengan respon cepat dan memberikan produk berkualitas tinggi.
-
Mengimplementasikan dan menjalankan keamanan kerja sesuai peraturan dan regulasi yang berlaku.
-
Memberikan kesejahteraan bagi seluruh karyawan didalam perusahaan. Menurut CEO perusahaan ini, visi dan misi yang terdapat
pada PT. Indomuda Satria Internusa ini nantinya diharapkan dapat membantu ethics officer dalam menjalankan tanggung jawabnya didalam perusahaan untuk membawa perusahaan tersebut dapat
96
mencapai tujuan dengan efektif dengan tetap memperhatikan hak, wewenang, dan peraturan yang sudah ditetapkan.
4.1.2. Struktur Organisasi PT. Indomuda Satria Internusa Berdasarkan infromasi yang didapat dari company profile milik PT. Indomuda Satria Internusa, didapatkan struktur organisasi sebagai berikut : Direktur Utama (Ir. Hariyanto)
Wakil Direktur Utama (Ir. Handri Triatmoko)
Ethics Officer (Andhy R/Iwan RSA)
General Manager
Engineering Manager
Construction Manager
Procurement Manager
(Dian WidiNugroho)
(Satria Budi Lestari)
(Dona Kurniawan)
(Hartanto)
Finance Manager
Acc & Tax Manager
HRD Manager
(NininSofiana)
(Nani Widayanti)
(Setia Budi HP)
Figure 4.1 Struktur Perusahaan Sumber : Company Profile, 2009
97
Disebutkan sebelumnya bahwa ethics officer didalam PT. Indomuda Satria Internusa dalam menjalankan pekerjaanya masih tergabung langsung kedalam tim manajemen yang ada didalam perusahaan. Ethics officer didalam perusahaan ini berada dibawah perintah dari direktur utama dan wakil direktur utama. Ethics officer didalam
perusahaan
ini
memiliki
tugas
untuk
melakukan
pengawasan terhadap 2 bagian didalam struktur organisasi perusahaan, yaitu bagian home office (general manager, finance manager, acc & tax manager, dan HRD manager) dan business project(Engineering
manager,
construction
manager,
dan
procurement manager).
4.2. Profil Responden
Dalam penelitian ini, penulis dalam membagikan kuisioner kepada seluruh responden menggunakan stratified random sampling, yaitu pengambilan sample dari beberapa bagian strata secara acak. Penulis memberikan kuisoner kepada responden yang didasari oleh jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Responden dalam penelitian ini adalah orang – orang yang berada dibawah pengawasan oleh ethics officer, hasil dari pembagian kuisioner tersebut menghasilkan data yang dapat dilihat sebagai berikut :
98
-
Jenis Kelamin : Tabel 4.1 Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Presentase
Pria
35 orang
58,33 %
Wanita
25 orang
41,67 %
Total
60 orang
100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
-
Usia : Tabel 4.2 Usia Usia
Jumlah
Presentase
21 - 30
15 orang
25 %
31 - 40
26 orang
43,34 %
41 - 50
11 orang
18,33 %
> 50
8 orang
13,33 %
Total
60 orang
100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
-
Tingkat Pendidikan : Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Presentase
S1
37 orang
61,67 %
D3
20 orang
33,33 %
SMA / SMEA / sederajat
3 orang
5%
Total
60 orang
100 %
Sumber: Hasil Penelitian, 2012
99
Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan, ternyata responden dengan usia, tingkat pendidikan, serta jenis kelamin yang berbeda seperti pria dan wanita. Memiliki penilaian atau pandangan yang berbeda tentang kehadiran ethics officer didalam perusahaan. Perbedaan tersebut dapat diketahui melalui hasil wawancara dengan perwakilan perusahaan PT. Indomuda Satria Internusa, salah satu contohnya adalah para pekerja senior di perusahaan ini ternyata lebih nyaman dengan kehadiran ethics officer yang berasal dari dalam perusahaan, berbeda dengan para pekerja – pekerja usia muda di perusahaan ini yang beranggapan bahwa ethics officer dari dalam perusahaan terkadang masih cenderung memberikan pengawasan dan penilaian yang tidak objektif. Untuk melanjutkan tahap penelitian, hasil kuisioner yang berasal dari responden-responden ini berikutnya akan di transformasikan menjadi data interval untuk memenuhi persyaratan analisa pengaruh dan analisa jalur atau path analysis.
4.3. Hasil Penelitian Dalam bagian ini, penulis akan mengolah data yang telah didapat dari kuisioner penelitian skripsi ini. Data – data ini dibutuhkan untuk melakukan analisa pengaruh dan analisa jalur yang nantinya berguna untuk mengetahui pengaruh dan besarnya kontribusi antar variabel – variabel yang digunakan didalam penelitian ini. Untuk melakukan proses analisa data tersebut, perlu dilakukan dahulu tahap awal dari pengolahan data, yaitu proses transformasi data ordinal menjadi interval.
100
4.3.1. Transformasi Data Ordinal menjadi Interval Salah satu persyaratan analisa data yaitu data harus berskala interval. Alat analisi data seperti : korelasi, regresi, analisis jalur,dan SEM mempersyaratkan data minimal harus berskala interval (Jonathan Sarwono, 2011).Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode MSI (method of successive interval) untuk melakukan transformasi data skala ordinal menjadi data skala interval. Pengolahan data dilakukan penulis dengan menggunakan bantuan software Microsoft Excel 2010. Hasil transformasi data yang diperoleh adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Transformasi Data Variabel Kompetensi Pribadi
Ordinal 1
Interval 1
Variabel Faktor –
Ordinal 1
Interval 1
2
2.03
Faktor
2
2.06
3
2.13
(X1)
Individual (X2)
3
2.22
4
3.77
4
1.95
5
4.03
5
1.71
Role
1
1
Kinerja
1
1
Challenges
2
3.11
Ethics
2
2,03
of Ethics
3
3,06
Officer
3
2,20
Officer
4
2,03
(Z)
4
1,99
(Y)
5
1,89
5
3,97
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
101
Berdasarkan tabel diatas, data-data interval dari tiap variabelvariabel didalam penelitian ini sudah berhasil diubah menjadi data ordinal.Dalam tahap ini, kita sudah menyelesaikan salah satu ketentuan
untuk
melakukan
analisa
pengaruh
dan
analisa
jalur.Dengan selesainya tahap transformasi data, kita dapat langsung untuk melakukan uji validitas pada tahap berikutnya.
4.3.2. Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.Jadi, semakin tinggi validitas suatu alat ukur, semakin tepat alat ukur tersebut mengenai sasaran. Pengujian
validitas
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel yang ada. Uji korelasi yang digunakan dengan menggunakan Corrected Item-Total Correlation. Sebuah item dikatakan valid jika nilai Corrected Item-Total Correlation>rtable(Sarjono & Julianita, 2011). Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS, diperoleh hasil - hasil berikut ini: Setelah
melakukan
uji
validitas
terhadap
Kompetensi Pribadi (X1) didapatkan hasil sebagai berikut : •
Kompetensi Pribadi (X1)
variabel
102
Tabel 4.5 Validitas Variabel Kompetensi Pribadi
1
Item Pertanyaan X1_1
2
X1_2
0.641
0.254
Valid
3
X1_3
0.629
0.254
Valid
4
X1_4
0.433
0.254
Valid
5
X1_5
0.339
0.254
Valid
No
r-hitung
r-table
Keterangan
0.541
0.254
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Hasil uji validitas pada variabel Kompetensi Pribadi(X1) menunjukan bahwa seluruh item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah lebih besar dari r-tabel. Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel Faktor – Faktor Individual (X2) didapatkan hasil sebagai berikut : •
Faktor – Faktor Individual (X2) Tabel 4.6 Validitas Variabel Faktor – Faktor Individual
1
Item Pertanyaan X2_1
2
X2_2
0.493
0.254
Valid
3
X2_3
0.655
0.254
Valid
4
X2_4
0.618
0.254
Valid
5
X2_5
0.201
0.254
Tidak Valid
6
X2_6
0.243
0.254
Tidak Valid
No
r-hitung
r-table
Keterangan
0.743
0.254
Valid
103
7
X2_7
0.454
0.254
Valid
8
X2_8
0.524
0.254
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Hasil uji validitas pada variabel Faktor – Faktor Individual (X2) menunjukan bahwa 6 item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah lebih besar dari r-tabel. Sedangkan 2 item lainnya tidak valid , karena nilai r-hitung dari item tersebut adalah kurang dari dari rtabel. Dengan adanya 2 item yang tidak valid, maka dilakukan kembali uji validitas untuk variabel Faktor – Faktor Individual (X2) yang menghasilkan output berikut: Tabel 4.7 Validitas Variabel Faktor – Faktor Individual
1
Item Pertanyaan X2_1
2
X2_2
0.493
0.254
Valid
3
X2_3
0.655
0.254
Valid
4
X2_4
0.618
0.254
Valid
7
X2_7
0.454
0.254
Valid
8
X2_8
0.524
0.254
Valid
No
r-hitung
r-table
Keterangan
0.743
0.254
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Setelah dibuangnya 2 item yang tidak valid, hasil uji validitas pada variabel Faktor – Faktor Individual menunjukan bahwa 6 item
104
yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah lebih besar dari r-tabel. Setelah melakukan uji validitas terhadap variabel Role Challenges of Ethics Officer (Y), didapatkan hasil sebagai berikut : •
Role Challenges of Ethics Officer (Y)
Tabel 4.8 Validitas Variabel Role Challenges of Ethics Officer
1
Item Pertanyaan Y1
2
Y2
0.633
0.254
Valid
3
Y3
0.526
0.254
Valid
4
Y4
0.478
0.254
Valid
5
Y5
0.611
0.254
Valid
6
Y6
0.484
0.254
Valid
7
Y7
0.724
0.254
Valid
8
Y8
0.449
0.254
Valid
9
Y9
0.449
0.254
Valid
10
Y10
0.302
0.254
Valid
11
Y11
0.600
0.254
Valid
12
Y12
0.548
0.254
Valid
No
r-hitung
r-table
Keterangan
0.052
0.254
Tidak Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Hasil uji validitas pada variabel Role Challenges of Ethics Officers (Y) menunjukan bahwa 11 item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item
105
adalah lebih besar dari r-tabel. Sedangkan 1 item lainnya tidak valid, karena nilai r-hitung dari item tersebut adalah kurang dari dari rtabel. Dengan adanya 2 item yang tidak valid, maka dilakukan kembali uji validitas untuk variabel Role Challenges of Ethics Offier (Y) yang menghasilkan output berikut : Tabel 4.9 Validitas Variabel Role Challenges of Ethics Officer
2
Item Pertanyaan Y2
3
Y3
0.526
0.254
Valid
4
Y4
0.478
0.254
Valid
5
Y5
0.611
0.254
Valid
6
Y6
0.484
0.254
Valid
7
Y7
0.724
0.254
Valid
8
Y8
0.449
0.254
Valid
9
Y9
0.449
0.254
Valid
10
Y10
0.302
0.254
Valid
11
Y11
0.600
0.254
Valid
12
Y12
0.548
0.254
Valid
No
r-hitung
r-table
Keterangan
0.633
0.254
Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data (2012) Setelah melakukan uji validitas terhadap Kinerja Ethics Officer(Z), didapatkan hasil sebagai berikut : •
Kinerja Ethics Officer (Z)
106
Tabel 4.10 Validitas Variabel Kinerja Ethics Officer
1
Item Pertanyaan Z1
2
Z2
0.690
0.254
Valid
3
Z3
0.519
0.254
Valid
4
Z4
0.650
0.254
Valid
5
Z5
0.594
0.254
Valid
6
Z6
0.619
0.254
Valid
No
r-hitung
r-table
Keterangan
0.718
0.254
Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012 Hasil uji validitas pada variabel Kinerja Ethics Officer menunjukan bahwa 6 item yang ada pada variabel tersebut adalah valid, karena nilai r-hitung dari masing-masing item adalah lebih besar dari r-tabel. Sedangkan 2 item lainnya tidak valid , karena nilai r-hitung dari item tersebut adalah kurang dari dari r-tabel. Dengan telah didapatkanya hasil yang valid dari butir – butir tiap variabel X1, X2, Y, dan Z, maka dapat dilanjutkan untuk melakukan tahap selanjutnya, yaitu uji reliabilitas.
107
4.3.3. Uji Reliabilitas Uji
realiabilitas
diperlukan
untuk
mengukur
tingkat
keandalan kuesioner.Untuk itu, dilakukan uji realiabilitas pada instrumen penelitian dengan menghitung nilai Cronbach Alpha. Keterangan untuk tabel Reliability Statistics: 1.
Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d. 0,20, berarti kurang reliabel
2.
Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d. 0,40, berarti agak reliabel
3.
Nilai alpha Cronbach 0,42 s.d. 0,60, berarti cukup reliabel
4.
Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d. 0,80, berarti reliabel
5.
Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d. 1,00, berarti sangat reliabel
Sumber : (Triton, 2005) Setelah dilakukan uji reliabilitas untuk mengukur keandalan kuisioner dalam variabel Kompetensi Pribadi (X1), Faktor – Faktor Individual(X2), Role Challenges of Ethics Officer (Y), dan Kinerja Ethics Officer (Z) didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 4.11 Reliabilitas data variabel
Kompetensi Pribadi(X1)
Cronbach’s Alpha 0.311
N of Items 5
Faktor – Faktor Individual(X2)
0.552
8
Role Challenges of Ethics Officer (Y)
0.710
12
Kinerja Ethics Officer(Z)
0.699
6
Variabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2012
108
Berdasarkan tabel didapatkan bahwa variabel kompetensi pribadi(X1) terbilang agak reliabel dan variabel faktor – faktor individual (X2) terbilang cukup reliabel, lalu variabel role challenges of ethics officer (Y) dan variabel kinerja ethics officer (Z) terbilang reliabel.Hasil tersebut menunjukkan, bahwa seluruh variabel tersebut masih layak dipakai untuk tahap uji normalitas, analisa pengaruh dan analisa jalur karena variabel – variabel tersebut terbilang reliabel.
4.3.4. Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas) Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah data yang dipakai dalam penelitian ini terdistribusi secara normal atau tidak.Mendeteksi normalitas data dapat dilakukan dengan uji KS(Kolmogorov-Smirnov). Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian.Dalam penelitian ini, hipotesis yang dimaksud adalah Hipotesis Nol (H0) yaitu data terdistribusi normal. H0 diterima bila nilai dari uji K-S lebih besar dari probabilitas signifikansi pada α = 5%. Kriteria pengambilan keputusan dengan analisis grafik (normal probability), yaitu sebagai berikut : •
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
109
•
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas Tabel 4.12 Normalitas Data Faktor – Faktor Kompetensi
Individual of Ethics Officer Kinerja Ethics
Pribadi (X1) N Normal Parametersa,,b Mean Std. Deviation
Role Challenges
(X2)
(Y)
Officer (Z)
60
60
60
60
15.3584
22.7539
37.7807
18.0706
2.45643
3.70913
5.59071
3.58515
Most Extreme
Absolute
.068
.053
.112
.079
Differences
Positive
.068
.053
.112
.072
Negative
-.051
-.036
-.051
-.079
Kolmogorov-Smirnov Z
.529
.411
.866
.614
Asymp. Sig. (2-tailed)
.942
.996
.441
.846
Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2012 Dari hasil tabel normalitas diatas, dapat dilihat bahwa besarnya nilai signifikansi dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov untuk seluruh variabel adalah lebih besar daripada 0,05.Sehingga dapatdisimpulkan
bahwa
data
dari
seluruh
variabel
adalahberdistribusi normal. Setelah melakukan serangkaian tahap seperti : transformasi data, uji validitas, uji realibilitas, dan yang terakhir uji normalitas, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa antar pengaruh antar variabel dengan menggunakan analisa pengaruh dan analisa jalur atau path analysis.
110
4.4. Analisa Sub-struktur 1 Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dan kuat hubungan antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), role challenges of ethics officer (Y), dan kinerja ethics officer (Z), untuk itu diperlukan terlebih dahulu susunan pertama atau substruktur 1 penelitian skripsi ini yang memuat tentang analisa pengaruh dan analisa jalur antara variabel X1, X2, dan Y.
4.4.1. Analisa Pengaruh Setelah
melakukan
transformasi
data,
uji
validitas,
reliabilitas, dan normalitas, berikutnya akan dilakukan analisa pengaruh antar variabel. Dalam melakukan analisa pengaruh dan analisa jalur atau path analysis, penulis membuat 2 tahap atau dua substruktur terlebih dahulu.Salah satu syarat agar bisa melakukan analisa pengaruh dan analisasa jalur atau path analaysis antar variabel, perlu dilakukan analisa pengaruh antar variabel terlebih dahulu. Untuk melakukan analisa pengaruh antar variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y) dari penelitian ini adalah : 1.
Analisa Pengaruh : melakukan analisa pengaruh antara variabel kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) dengan role challenges of ethics officer (Y).
111
Analisa pengaruh antara variabel X : •
Uji pengaruh antara kompetensi pribadi(X1) dengan faktor – faktor individual(X2)
Analisa pengaruh antar variabel X dengan Y : •
Uji pengaruh antara kompetensi pribadi(X1) dengan role challenges of ethics officers (Y)
•
Uji pengaruh antara faktor – faktor individual(X2) dengan role challenges of ethics officer (Y)
2.
Analisa pengaruh kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual (X2) Terhadap role challenges of ethics officers (Y). Untuk menganalisa pengaruh kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual (X2) terhadap role challenges of ethics officers (Y) digunakan bantuan SPSS 17. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Deskriptif Data X1, X2, dan Y Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Y
3.1485
.46585
60
X1
3.0717
.49130
60
X2
2.8442
.46360
60
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
112
Pertama-tama adalah diinterpretasikan terlebih dahulu hasil output pada tabel 4.1.Untuk menginterpretasikan statistik deskriptif data, akan dibuat suatu kriteria mengenai arti nilai masing-masing variabel yang diteliti ; yaitu variabel kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual (X2),role challenges of ethics officers (Y) dan kinerja ethics officer (Z). Untuk menentukan kriteria tersebut, digunakan rumus Sturgess untuk menghitung jumlah kelas (k) dan anak kelas (I).Dimana jumlah kelas (k) telah ditentukan terlebih dahulu yaitu sebanyak 5 kelas. Kelas pertama “Sangat Buruk”, kelas kedua “Buruk”, kelas ketiga “Cukup Baik”, kelas keempat “Baik” dan kelas kelima “Sangat Baik”. Adapun rumus Sturges untuk lebar kelas (I), yaitu: I = (Xmax - Xmin) / k Untuk variabel X1, X2,Y dan Z menggunakan nilai baru pada skala interval. Sedangkan kriteria penilaian jawaban untuk variabel X1, X2,Y dan Z adalah sebagai berikut : Tabel 4.14 Interpretasi Nilai Variabel X1, X2, Y dan Z Interval Kriteria
Interval Variabel
Kriteria
Variabel
Kompetensi Pribadi (X1) Sangat 1.00 - 1.82
Buruk
Role Challenges of Ethics Officers (Y)
1.00 - 1.91
Sangat Buruk
113
1.83 - 2.65
Buruk
1.92 - 2.83
Buruk
2.66 - 3.48
Cukup
2.84 - 3.75
Cukup
3.49 - 4.31
Baik
3.76 - 4.67
Baik
4.68 - 5.59
Sangat Baik
Sangat 4.32 - 5.14
Baik
Faktor – Faktor Individual (X2)
Kinerja Ethics Officer (Z)
Sangat 1.00 - 1.91
Buruk
1.00 - 1.91
Sangat Buruk
1.92 - 2.83
Buruk
1.92 - 2.83
Buruk
2.84 - 3.75
Cukup
2.84 - 3.75
Cukup
3.76 - 4.67
Baik
3.76 - 4.67
Baik
4.68 - 5.59
Sangat Baik
Sangat 4.68 - 5.59
Baik
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Dari
hasil
tabel4.9,
telah
didapat
tabel
yang
menunjukkan statistik deskriptif data untuk data tiap variabel – variabel penelitian dalam skripsi ini.Dengan begitu, kita dapat langsung untuk melanjutkan ke tahap analisa pengaruh antar variabel. Untuk mengetahui hubungan atau nilai pengaruh antar variabel X1, X2, dan Y dapat melihat korelasi pearson antar variabel yang telah didapatkan melalui bantuan SPSS, tabel
114
korelasi pearson tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.15 Korelasi Pearson X1, X2, dan Y Y Pearson Correlation Y
Sig. (1-tailed)
N
X1
X2
1.000
.679
.724
X1
.679
1.000
.639
X2
.724
.639
1.000
.
.000
.000
X1
.000
.
.000
X2
.000
.000
.
Y
60
60
60
X1
60
60
60
X2
60
60
60
Y
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Selanjutnya dilihat hubungan bivariat antara variabel X1, X2,dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan
dua
arah
antara
dua
variabel
saja
tanpa
memperhitungkan pengaruh faktor lain. Dengan melihat tabel 4.12 a.
Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individu (X2) adalah (rx1x2) = 0.639. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah.
115
Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi(X1) dengan variabel faktor – faktor individual(X2) berdasarkan tabel 4.10. Hipotesis: Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan faktor – faktor individual (X2) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha : komptensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang signifikan dengan faktor – faktor individual (X2) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.639 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai
116
positif. Dengan hasil tersebut, dapat dibuktikan bahwa, berdasarkan dari jurnal penelitian milik Henry Adobor (2006)
yang
menyatakan
adanya
hubungan
antara
kompetensi pribadi dengan faktor – faktor pribadi memiliki keterkaitan, seperti dengan makin tingginya technical knowledge seorang ethics officer, akan dapat membantu dirinya untuk dapat beroperasi dilingkungan yang penuh dengan ambiguitas. b.
Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan role challenges of ethics officer (Y) adalah (rx1y) = 0.679. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Pada bagian ini, penulis menganalisa besarnya hubungan yang dimiliki antara variabel Kompetensi Pribadi (X1) dengan variabel role challenges of ethics officer(Y) berdasarkan tabel 4.12 Hipotesis: Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha : kompetensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
117
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.679 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Dengan begitu, apa yang ditulis oleh Henry Adobor (2006) yang menyatakan tentang terdapatnya keterkaitan hubungan antara kompetensi pribadi dengan role challenges of ethics officer adalah benar adanya, karena dalam menjalankan tugasnya sebagai pengawas masalah – masalah etika di perusahaan, tidak cukup jik hanya dibekali dengan pengetahuan etika dan keahlian/skill yang tinggi saja, tetapi juga harus didukung dengan adanya wawasan luas yang dimiliki ethics officer tentang visi, misi, peraturan, dan bisnis yang dijalankan di perusahaan tempat dia bekerja akan membantu dia dalam menjalankan tugasnya, seperti
118
dengan memahami kebijakan – kebijakan perusahaan dan peran dia sebagai pengawas etika didalam perusahaan akan mengurangi terjadinya ambiguitas peran (role ambiguity) pada diri ethics officer tersebut saat menjalankan tugasnya didalam perusahaan. c.
Korelasi faktor – faktor individual(X2) dan role challenges of ethics officer (Y) adalah (rx2y) = 0.724. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Pada bagian ini, penulis menganalisa besarnya hubungan yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2) dengan variabel role challenges of ethics officer(Y) berdasarkan tabel 4.12 Hipotesis: Ho :faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial denganrole challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha : faktor – faktor individual(X2)memiliki hubungan yang signifikan dengan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
119
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi di atas dapat diketahui bahwa hubungan antara faktor – faktor individual(X2) dan role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.724 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Hubungan ini dapat dikatakan kuat berdasarkan dengan teori milik Henry Adobor (2006) yang mengatakan bahwa, faktor individual seperti Locus of Control didalam diri ethics officer akan mempengaruhi pekerjaanya didalam organisasi. Hal tersebut dapat kita lihat pada ethics officer didalam perusahaan yang cenderung mempunyai tipe internal locus of control, yang sering ditandai dengan tidak mudahnya menyerah kepada nasib atau situasi begitu saja, internal locus of control ini sering dilihat dengan gerak – geriknya yang berinisiatif untuk mengambil alih situasi atau tindakan ketika sedang terjadi
120
masalah, dan juga ethics officer di perusahaan tersebut biasanya sebelum membuat keputusan, membutuhkan pendapat atau input dari pihak – pihak lain, agar nantinya tidak ada pihak yang dirugikan dari keputusan yang telah diambil,
hal
menghindari
tersebut ethics
secara officer
tidak dari
langsung masalah
akan seperti
kompleksitas tugas (task complextiy) dan peran (role ambiguity).
4.4.2. Analisa Jalur Setelah hasil dari analisa pengaruh menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel, maka baru selanjutnya kita dapat melakukan analisa jalur. Analisa Jalur / Path Analysis : •
Melakukan uji simultan antara kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor Individual (X2) dengan role challenges of ethics officer (Y).
•
Melakukan uji parsial antara kompetensi pribadi (X1) denganrole challenges of ethics officer (Y).
•
Melakukan uji parsial antara faktor – faktor individual (X2) denganrole challenges of ethics officer (Y).
Setelah melakukan tahap analisa pengaruh antar variabel Kompetensi Pribadi (X1), Faktor – Faktor Individual (X2) kemudian
121
dilakukan analisa sub-struktur 1 dengan menggunakan analisis jalur, dengan tabel dan persamaan struktural sebagai berikut.
Tabel 4.16 Coefficientssub-struktur 1 Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
(Constant)
.554
.249
X1
.218
.101
X2
.098
.151
T
Sig.
2.227
.030
.230
2.162
.035
.098
.648
.520
a. Dependent Variable: Y Sumber : Hasil Penelitian, 2012 Struktural:
a.
X1YX1
+
X2YX2
+
yε1
Pengujian Secara Simultan (Keseluruhan) antar variabel bebas kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) dengan variabel terikat role challenges of ethics officers (Y). Uji
secara
keseluruhan
ditunjukan
oleh
tabel
4.13.
Berdasarkantabel 4.13 diperoleh hasil sebagai berikut : Hipotesis: Ho :kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara
122
simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha : kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individu (X2) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Besarnya pengaruh variabel kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) secara simultan terhadap variabel role challenges of ethics officers (Y) dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada tabel Model Summary, dimana diperoleh nilai R2 = 0.674 = 67.4%. Sehingga variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2) mempengaruhi variabel role challenges of ethics officers (Y) sebesar 67.4% dan sisanya sebesar 32.6% dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang
123
mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) =
=
=
0.571.
b.
Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi (X1) dengan role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan variabel role challenges of ethics officer (Y) dengan menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.13. Hipotesis: Ho :
kompetensi pribadi (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha :
kompetensi pribadi (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.035 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, variabel kompetensi pribadi (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dengan
124
begitu, dapat kita artikan bahwa ethics officer yang ada di PT. Indomuda Satria Internusa tidak hanya dibekali dengan pengetahuan etika dan keahlian/skill yang tinggi dalam menjadi pengawas etika perusahaan tetapi juga memiliki wawasan yang luas tentang visi, misi, peraturan & kebijakan, dan bisnis yang dijalankan di perusahaan tempat dia bekerja, hal tersebut akan dapat membantu ethics officer dalam menjalankan tugasnya, seperti dengan memahami kebijakan – kebijakan perusahaan dan peran dia sebagai pengawas etika didalam perusahaan akan mengurangi terjadinya ambiguitas peran (role ambiguity) pada diri ethics officer tersebut saat menjalankan tugasnya didalam perusahaan. c.
Pengujian secara parsial antara faktor – faktor individual (X2) dengan role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2) dengan variabel role challenges of ethics officer (Y) dengan menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.13. Hipotesis: Ho :
faktor – faktor individual (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
125
Ha :
faktor – faktor individual (X2) berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.520 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel faktor – faktor individual (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dapat kita simpulkan bahwa, hasil penelitian yang dilakukan oleh Henry Adobor(2006) dengan penelitian ini berbeda, dimana didalam penelitian miliknya, faktor – faktor individual disebutkan memiliki pengaruh yang kuat terhadap role challenges of ethics officer, tetapi saat diuji di PT. Indomuda Satria Internusa, hal tersebut memiliki hasil yang berbeda, yaitu variabel faktor – faktor individual tidak berpengaruh kepada role challenges of ethics officer. Hal ini mungkin disebabkan karena, ethics officer didalam perusahaan tersebut bertipe external locus of control, yang cenderung pasrah terhadap keadaan dan tidak memiliki inisiatif untuk mengambil keputusan saat terjadinya masalah dan orang yang seperti ini cenderung tidak dapat bekerja di dalam lingkungan
126
yang penuh dengan ambiguitas, hal tersebut jelas akan membuat ethics officer tersebut mengalami masalah seperti task complexity dan role conflict. Dengan ketidakmampuan untuk menangani masalah yang ada tersebut, akan menghambat ethics officer tersebut untuk bekerja secara efektif. Kemudian nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 1 Pengaruh Antar Variabel
Koefisien Jalur
Nilai Sig.
Hasil Pengujian
X1 terhadap Y
0.230
0.035
Ho Ditolak
Koefisien Determinasi
Koefisien Variabel lain
0.674 = 0.571
Ho Tidak X2 terhadap Y
0.098
67.4%
0.520 Ditolak
Sumber : Hasil Penelitian, 2012. Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 1, jika disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga model sub-struktur 1 menjadi:
Kompetensi Pribadi (X1)
0.230 0.571
0.098 Faktor – Faktor Individual (X2)
Role Challenges of Ethics Officers (Y)
Figure 4.4 Rangkuman Koefisien Jalur sub-struktur 1 Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
127
Jadi dapat diperoleh persamaan sub-struktur 1 sebagai berikut: X1YX1
+
X2YX2
+
X1 +
yε1
ε1 dimana R2 = 0.674
X2 +
Dari persamaan struktural sub-struktur 1 dapat diartikan bahwa : 1.
Role challenges of ethics officer (Y)pada PT. Indomuda Satria Internusa dipengaruhi oleh kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) secara simultan sebesar 67.4%, sisanyasebesar 32.6% dipengaruhi oleh variabelvariabel lain diluar penelitian ini.
2.
Setiap peningkatan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka role challenges of ethics officer (Y) akan mengalami sebaliknya,
peningkatan setiap
sebesar
0.230.
penurunan
nilai
Begitu
juga
kompetensi
pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka role challenges of ethics officer (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.230 3.
Setiap peningkatan nilai faktor – faktor Individual (X2)sebesar satu satuan, maka role challenges of ethics officer (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.098. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai faktor – faktor individual (X2)sebesar satu satuan, maka role challenges of ethics officer (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0.09
128
Setelah mendapatkan tahapan penelitian pertama atau substruktur 1 yang memuat tentang analisa pengaruh
dan
analisa jalur antara variabel kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y), selanjutnya adalah menyusun substruktur 2 yang terdiri dari analisa pengaruh dan analisa jalur yang didalamnya memuat tentang seluruh variabel tersebut ditambah dengan kehadiran 1 variabel baru, yaitu kinerja Ethics Officer (Z).
4.5. Analisa Sub-struktur 2 Analisa sub-struktur 2 dilakukan untuk melanjutkan tahap penelitian selanjutnya dalam skripsi ini, setelah sebelumnya telah didapatkan substruktur 1 yang didalamnya terdapat analisa pengaruh dan analisa jalur yang menggunakan variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y). Analisa sub-struktur 2 memuat seluruh variabel tersebut dengan adanya tambahan 1 variabel baru, yaitu variabel kinerja ethics officer (Z).
4.5.1. Analisa Pengaruh Hasil dari analisa pengaruh dan analisa jalur yang telah dilakukan didalam substruktur 1 menunjukkan adanya hubungan atau keterkaitan diantara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), dan role challenges of ethics officer (Y). Untuk melengkapi penelitian skripsi ini, pada tahap sub-struktur 2
129
ini akan dilihat bagaimana sebenarnya ketiga variabel tersebut dapat mempengaruhi variabel kinerja ethics officer(Z) dengan melakukan analisa pengaruh dan analisa jalur. Proses untuk menyusun sub-struktur kedua dari penelitian ini adalah : Analisa Pengaruh : melakukan analisa pengaruh antara variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), danrole challenges of ethics officer (Y) dengan kinerja ethics officer(Z) Analisa pengaruh antar variabel X dengan Z : •
Uji pengaruh antara kompetensi pribadi (X1) dengan kinerja ethics officer(Z).
•
Uji pengaruh antara faktor – faktor individual (X2) dengan kinerja ethics officer (Z).
Analisa pengaruh antar variabel Y dengan Z : •
Uji pengaruh antararole challenges of ethics officer (Y) dengan kinerjaethics officer (Z). 1.
Analisa pengaruh kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) serta role challenges of ethics officers (Y) terhadap kinerja ethics officer (Z). Untuk menganalisa pengaruh kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2)serta Role Challenges of Ethics Officers (Y) terhadap kinerja ethics officer(Z)
130
digunakan bantuan SPSS 17. Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut : Tabel 4.18 Korelasi Pearson X1, X2, Y dan Z Z Pearson Correlation Z
Sig. (1-tailed)
N
X1
X2
Y
1.000
.764
.744
.715
X1
.764
1.000
.639
.679
X2
.744
.639
1.000
.724
Y
.715
.679
.724
1.000
Z
.
.000
.000
.000
X1
.000
.
.000
.000
X2
.000
.000
.
.000
Y
.000
.000
.000
.
Z
60
60
60
60
X1
60
60
60
60
X2
60
60
60
60
Y
60
60
60
60
dilihat
hubungan
Sumber : Hasil Penelitian, 2012.
Selanjutnya
bivariat
antara
variabel X1, X2,dan Y dengan menggunakan korelasi Pearson yang melihat hubungan dua arah antara dia
131
variabel saja tanpa memperhitungkan pengaruh faktor lain. Dengan melihat tabel 4.13. 2.
Korelasi kompetensi pribadi (X1) dan kinerja ethics officer (Z) adalah (rx1z) = 0.764. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan variabel kinerja ethics officer (Z) berdasarkan tabel 4.15 Hipotesis: Ho :kompetensi pribadi (X1) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha :kompetensi pribadi (X1)memiliki hubungan yang signifikan dengankinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara kompetensi pribadi (X1) dan kinerja ethics officer(Z)
pada PT. Indomuda Satria
132
Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.764 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Sehingga jika nilai dari variabel kompetensi pribadi (X1) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari variabel kompetensi pribadi (X1) turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer(Z) juga akan turun. Dengan begitu dapat diartikan bahwa faktor – faktor seperti business knowledge yang menyangkut pengetahuan/wawasan tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan perusahaan dan techinal knowledge yang menyangkut tentang keahlian/skill yang dimiliki oleh ethics officer dalam hal pengawasan dan mengelola
masalah
mempengaruhi
etika
keefektivitasan
didalam kinerjanya
perusahaan didalam
organisasi/perusahaan. 3.
Korelasi faktor – faktor individual(X2) dan Kinerja ethics officer(Z) adalah (rx2z) = 0.744. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabel faktor – faktor
133
individual (X2) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) berdasarkan tabel 4.13 Hipotesis: Ho :faktor – faktor individual(X2) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha : faktor – faktor individual (X2)memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.744 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara faktor – faktor individual(X2) dan kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.744 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Sehingga
jika
nilai
dari
variabel
faktor –
faktor
individual(X2) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics
134
officer(Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari variabel faktor – faktor individual (X2) turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan turun. Dengan begitu dapat diartikan bahwa faktor – faktor seperti locus of control, moral character, dan tolerance of ambiguity didalam diri seorang ethics officer akan mempengaruhi
keefektivitasan
kinerjanya
didalam
organisasi/perusahaan. 4.
Korelasi role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja ethics officer(Z) adalah (ryz) = 0.715. Artinya hubungan antara kedua variabel tersebut bersifat kuat dan searah. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa seberapa kuat hubungan yang dimiliki antara variabelrole challenges of ethics officer (Y) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) berdasarkan tabel 4.13 Hipotesis: Ho :role challenges of ethics officer (Y) tidak memiliki hubungan yang signifikan secara parsial dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Ha :role challenges of ethics officer (Y)memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Kesimpulan:
135
Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.715 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Melalui uji signifikansi tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah.Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.715 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Sehingga jika nilai dari variabel role challenges of ethics officer (Y) naik, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan naik. Begitu juga sebaliknya jika nilai dari variabel role challenges of ethics officer (Y) turun, maka nilai dari variabel kinerja ethics officer (Z) juga akan turun. Dengan begitu dapat diartikan faktor – faktor hambatan seperti role conflict, role ambiguity, task complexity, dan low task visibility sangat mempengaruhi keberhasilan untuk mewujudkan keefektivitasan kinerja dari ethics officer. Pada tahap berikut ini, telah didapatkan tabel ANOVA yang didalamnya terdapat variabel Y, X1, dan X2
136
yang mempunyai peran sebagai predictors dan variabel Z sebagai dependen variable. Tabel ini nantinya akan berfungsi sebagai dasar untuk melakukan uji lineritas hubungan antar variabel : Tabel 4.19 ANOVA ANOVAb Sum of
Mean
Model
Squares
df
Square
F
Sig.
1
Regression
15.565
4
3.891
38.919
.000a
Residual
5.499
55
.100
Total
21.064
59
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2 b. Dependent Variable: Z Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, untuk melakunan melakukan analisis jalur, terlebih dahulu perlu dilakukan uji lineritas hubungan pada variabel X1,X2,Y dan Z harus dilakukan uji linieritas hubungan antara kelima variabel tersebut. Pengujian tersebut dilakukan dengan melihat pada tabel 4.16 (ANOVA).
137
Hipotesis: Ho : Hubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) sertarole challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja ethics officer (Z)bersifat tidak linier. Ha : Hubungan antara variabel bebas kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) sertarole challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja ethics officer(Z)bersifat linier. Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak.
Dengan
bahwaHubungan
begitu antara
dapat
ditarik
kesimpulan
variabel
bebas
kompetensi
pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) sertarole challenges of ethics officers (Y) terhadap variabel terikat kinerja ethics officer(Z)bersifat linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Sehingga asumsi mengenai linieritas hubungan dalam analisa jalur terpenuhi. 4.5.2. Analisa Jalur Setelah hasil dari analisa pengaruh menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel, maka baru selanjutnya kita dapat melakukan analisa jalur
138
Setelah melakukan serangkaian tahap di atas, kemudian dilakukan analisa sub-struktur 2 dengan menggunakan analisis jalur yang dilakukan berdasarkan tabel ANOVA, tabel coefficients sebagai berikut : Tabel 4.20 Coefficients sub-struktur 2 Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Std. Model 1
B (Constant)
Error -.546
.300
X1
.577
.122
X2
.735
Y
.397
Beta
T
Sig.
-1.819
.074
.474
4.742
.000
.176
.570
4.182
.000
.155
.309
2.565
.013
a. Dependent Variable: Z Sumber : Hasil Penelitian (2012) Struktural:
X1ZX1
+
X2ZX2
+
YZY
+
Zε2
Tabel ANOVA, Tabel Coefficients, dan persamaan strukturan ini akan digunakan untuk membuat analisa jalur pada sub-struktur 2. Analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pengujian secara simultan (keseluruhan) antar variabel bebas kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)
139
serta role challenges of ethics officer (Y) dengan variabel terikat kinerja ethics officer (Z). Uji secara keseluruhan ditunjukan oleh tabel 4.17. Berdasarkan tabel 4.17 diperoleh hasil sebagai berikut :
Hipotesis: Ho :
kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2) serta role challenges of ethics officer (Y) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha :
kompetensi pribadi(X1), faktor – faktor individual(X2) serta role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan yang didapat dari hasil tersebut adalah kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2) serta role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi yang
140
signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.. Besarnya pengaruh variabel kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2)serta role challenges of ethics officer (Y) secara simultan terhadap variabel kinerja ethics officer(Z) dapat diketahui dengan melihat nilai R square pada tabel Model Summary, dimana diperoleh nilai R2 = 0.739 = 73.9%. Sehingga variabel kompetensi pribadi(X1) dan faktor – faktor individual(X2), serta role challenges of ethics officer (Y) mempengaruhi variabel kinerja ethics officer(Z) sebesar 73.9% dan sisanya sebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar penelitian ini. Sementara itu besarnya koefisien jalur bagi variabel lain diluar penelitian yang mempengaruhi nilai variabel Y (ρY) =
=
= 0.510.
2. Pengujian secara parsial antara kompetensi pribadi(X1) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel kompetensi pribadi (X1) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.17.
141
Hipotesis: Ho :
kompetensi pribadi (X1) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha :
kompetensi pribadi (X1) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa kompetensi pribadi(X1) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja
ethics
officer(Z)
pada
PT.
Indomuda
Satria
Internusa.Sesuai dengan penelitian Henry Adobor (2006) yang mengatakan bahwa ethics officer didalam PT. Indomuda Satria Internusa memiliki pengetahuan yang baik tentang kebijakan & hukum yang berlaku serta pemahaman yang baik tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Dengan begitu, ethics officer tahu apa yang harus dicapai untuk membawa perusahaan sesuai target diinginkan, tetapi dengan tetap memperhatikan hukum dan peraturan yang berlaku,
142
dengan begitu akan membantu terciptanya keefektivitasan kinerja didalam diri ethics officer tersebut.
3. Pengujian secara parsial antara faktor – faktor Individual (X2) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel faktor – faktor individual (X2) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa jalur berdasarkan tabel 4.17. Hipotesis: Ho :
faktor – faktor individual (X2) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Ha :
faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.000 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor – faktor individual(X2) berkontribusi secara signifikan
143
terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa, yang artinya, faktor – faktor individual dari ethics officer didalam perusahaan tersebut mempengaruhi kinerja ethics officer tersebut,
dapat diartikan bahwa ethics officer
diperusahaan tersebut memiliki faktor – faktor individu ideal untuk mendukung kinerja didalam dirinya, seperti tolerance of ambiguity, berarti ethics officer disini mampu beroperasi didalam situasi yang penuh dengan ambiguitas, yaitu mampu untuk mengambil tindakan inisiatif untuk memecahkan masalah atau mengambil alih situasi saat terjadi masalah didalam perusahaan.
Hal
tersebut
sangatlah
berpengaruh
untuk
mewujudkan kinerja yang efektif dari ethics officer. 4. Pengujian secara parsial antara role challenges of ethics officer (Y) dengan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Dalam bagian ini, penulis akan menganalisa besarnya kontribusi yang dimiliki antara variabel role challenges of ethics officer(Y) dengan variabel kinerja ethics officer(Z) dengan menggunakan analisa jalur. Hipotesis: Ho :
role challenges of ethics officer (Y) tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
144
Ha :
role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara signifikan kinerja ethics officer(Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa.
Kesimpulan: Dengan menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95%, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0.013 yang artinya lebih kecil dari 0.05, maka dari itu Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa role challenges of ethics officer (Y) berkontribusi secara signifikan kinerja
ethics
officer(Z)
pada
PT.
Indomuda
Satria
Internusa.Dari hasil yang didapat, dapat kita artikan bahwa, hambatan – hambatan yang dialami oleh role conflict, role ambiguity dan task complexity akan sangat menghambat untuk mewujudkan kinerja efektif dari ethics officer, oleh karena itu, ethics officer harus memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas tentang visi, misi, dan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, serta diperlukan juga moral yang baik dan kemampuan untuk beradaptasi didalam lingkungan kerja yang ambiguitas atau tidak mendukung untuk menghindari hambatanhambatan tersebut dan mencapai kinerja ethics officer yang efektif. Kemudian nilai koefisien jalur (beta) dapat dilihat dalam tabel berikut :
145
Tabel 4.21 Rangkuman Hasil Koefisien Jalur sub-struktur 2 Pengaruh Antar
Koefisien
Nilai
Hasil
Koefisien
Koefisien
Variabel
Jalur
Sig.
Pengujian
Determinasi
Variabel lain
X1 terhadap Z
0.474
0.000
Ho Ditolak
X2 terhadap Z
0.570
0.000
Ho Ditolak
0.739 = 0.510 73.9% Y terhadap Z
0.309
0.013
Ho Ditolak
Sumber : Hasil Penelitian, 2012. Dengan demikian didapat diagram jalur sub-struktur 2, jika disajikan dengan nilai koefisien jalur yang telah didapat melalui analisa data sehingga didapatkan model sub-struktur 2sebagai berikut:
Role Challenges Of Ethics Officer (Y) 0.474 Personal Competencie s (X1)
0.309
0.570 Individual Factors (X2)
0.51 01 Ethics Officer’s Performance(Z)
Figure 4.7 Rangkuman Koefisien Jalur sub-struktur 2 Sumber : Hasil Penelitian (2012) Jadi dapat diperoleh persamaan sub-struktur 2 sebagai berikut: X1ZX1 + X2ZX2 + YZY Zε2 0.474 X1 + 0.570 X2 + 0.309 Y +0.510 ε2 dimana R2 = 0.739
146
Dari persamaan struktural sub-struktur 2 dapat diartikan bahwa : 1.
Kinerja ethics officer (Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa dipengaruhi oleh kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)serta role challenges of ethics officer (Y)secara simultan sebesar 73.9%, sisanyasebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
2.
Setiap peningkatan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer (Z) akan mengalami peningkatan sebesar 0.474. Begitu juga sebaliknya, setiap penurunan nilai kompetensi pribadi(X1)sebesar satu satuan, maka Kinerja Ethics Officer (Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.474.
3.
Setiap peningkatan nilai faktor – faktor individual (X2)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer (Z) akan mengalami peningkatan sebesar 0.570. Begitu juga sebaliknya,
setiap
penurunan
nilai
faktor
–
faktor
individual(X2)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.570. 4.
Setiap peningkatan nilai role challenges of ethics officer (Y)sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan mengalami
peningkatan
sebesar
0.309.
Begitu
juga
sebaliknya, setiap penurunan nilai role challenges of ethics
147
officer (Y) sebesar satu satuan, maka kinerja ethics officer(Z) akan mengalami penurunan sebesar 0.309. Jadi secara keseluruhan pengaruh kausal variabel kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2)serta role challenges of ethics officer (Y) terhadap kinerja ethics officer(Z)
pada
PT.
Indomuda
Satria
Internusa
dapat
digambarkan dalam model struktur lengkap sebagai berikut : 0.571 0.230 Kompetensi Pribadi (X1)
Role Challenges of Ethics Officer (Y)
0.098
0.510 1
0.474 0.570
Faktor – Faktor Individual(X2)
Kinerja Ethics Officer(Z)
Figure 4.8 Besar pengaruh antar variabel Sumber : Hasil Penelitian (2012)
Berdasarkan
hasil
struktur
koefisien
jalur
yang
dihasilkan oleh variabel kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2), role challenges of ethics officer (Y), dan kinerja ethics officer (Z) telah didapatkan tabel rangkuman dekomposisi koefisien jalur berikut :
148
Tabel 4.22 Rangkuman Dekomposisi Koefisien Jalur Pengaruh Variabel
Koefisien Langsung Jalur
X1 terhadap Y
0.230
0.230
X1 terhadap Z
0.474
0.474
Pengaruh Tidak Langsung Melalui Y -
Total 0.230
0.230 x 0.309 = 0.545 0.071 X2 terhadap Y
0.098
0.098
X2 terhadap Z
0.570
0.570
-
0.098
0.098 x 0.309 = 0.600 0.0302 Y terhadap Z
0.309
0.309
-
0.309
ε1
0.571
-
-
-
ε2
0.510
-
-
-
Sumber : Hasil Penelitian (2012) Berdasarkan tabel 4.19, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) tidak memiliki kontribusi yang signifikan secara simultan terhadap role challenges of ethics officers (Y) pada PT. Indomuda Satria Internusa. Akan tetapi jika dilakukan uji secara individu, terdapat satu variabel yang tidak memberikan kontribusi signifikan yaitu faktor – faktor individual (X2).
2.
Komptensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) role challenges of ethics officer (Y) memiliki kontribusi
149
yang signifikan secara simultan terhadap kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa. 4.6. Implikasi Hasil Penelitian Penulis Berdasarkan hasil penelitian di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasi yang dianggap relevam dengan penelitian. Implikasi tersebut antara lain sebagai berikut : 1.
Kompetensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) terhadap role challenges of ethics officer (Y). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil hubungan antara kompetensi pribadi, faktor – faktor individual dengan role
challenges
of
ethics
officer.
Temuan
hasil
penelitian
menunjukkan bahwa kompetensi pribadi (X1) memiliki Hubungan bersifat kuat dengan role challenges of ethics officer (Y) karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.679 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adalah bernilai positif. Lalu, faktor – faktor individual (X2) tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap role challenges of ethics officer (Y). Dengan begitu, dapat diartikan bahwa, seorang ethics officer itu, tidak cukup jika hanya memiliki faktor – faktor individual yang unggul didalam dirinya jika ingin menjalankan tugasnya secara lancar tanpa adanya gangguan seperti ambiguitas peran, tugas, dll. Ethics officer tersebut juga harus memiliki kompetensi pribadi seperti
150
pemahaman tentang peraturan dan regulasi yang berlaku serta pemahaman tentang bisnis dan produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, selain itu dia harus dapat memahami tugas yang ia jalankan, dan dari pihak organisasi atau perusahaan itu juga harus mengangkat ethics officer tidak hanya dari dalam perusahaan saja, tetapi juga harus dipertimbangkan untuk mengangkat seorang ethics officer dari luar perusahaan, untuk dapat membuat pengawasan etika yang lebih ketat dan sifatnya tidak berat kebeberapa pihak.
2.
Komptensi pribadi (X1) dan faktor – faktor individual (X2) terhadap role challenges of ethics officer (Y) dan dampaknya pada kinerja ethics officer(Z). Temuan penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pribadi (X1) dan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.764 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa pemahaman regulasi dan peraturan yang berlaku didalam perusahaan, sudah dilaksanakan dengan baik oleh ethics officer untuk mewujudkan kinerja yang efektif. Faktor – faktor individual (X2) dan kinerja ethics officer (Z) pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata
151
dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.744 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Ini menunjukkan bahwa, faktor – faktor keterampilan yang ada didalam diri sang ethics officer, dapat membantu dirinya untuk bekerja secara efektif dan efisien. Kemudian, role challenges of ethics officer (Y) dan kinerja ethics officer(Z)pada PT. Indomuda Satria Internusa, memiliki hubungan yang nyata dan hubungan keduanya bersifat kuat dan searah. Hubungan bersifat kuat karena nilai koefisien korelasinya adalah sebesar 0.715 (terletak pada interval 0.60-0.799) dan hubungan bersifat searah karena nilai koefisien korelasi tersebut adala bernilai positif. Ini membuktikan bahwa pemahaman tugas dan tanggung jawab oleh ethics officer serta didukung oleh keterampilan pribadi yang tinggi, akan membantu seorang ethics officer untuk dapat menghindari resiko seperti ambiguitas peran dan dapat mencapai kinerja yang efektif dengan baik. Saat diuji secara bersamaan, didapatkan bahwa kinerja ethics officer(Z) sangat dipengaruhi oleh kompetensi pribadi (X1), faktor – faktor individual (X2) dan role challenges of ethics officer (Y)secara simultan sebesar 73.9%, sisanyasebesar 26.1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.