44
BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1
Pelaksanaan Penetapan Harga
4.1.1
Faktor-faktor penetapan harga Dalam Pelaksanaan strategi penetapan harga pada PT. Sagateknindo Sejati banyak
sekali faktor yang dipertimbangkan, baik faktor internal perusahaan maupun faktor eksternal perusahaan. 1. Faktor Internal Perusahaan a. Tujuan pemasaran perusahaan Perusahaan dalam menetapkan harga mempunyai beberapa tujuan yaitu maksimisasi laba, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas dan mengatasi persaingan. Tabel di bawah ini memperlihatkan beberapa jenis produk yang memberikan profit yang tinggi.
Tabel 4.1 Daftar Harga Produk Dengan Profit Tinggi Total Profit
Customer
Customer
Saga
Qty
Cost
Price
No.
Name
Code
Code
(Unit)
(Rp.)
(Rp.)
Profit
(Rp.)
1
PT. M
W 393-02
EYELET 3X4.5 BR
240,000
25.0
36.3
31.1%
2,712,000
2
PT. M
W 431-02
PW 6X9X0.5 BRNI
48,000
62.0
110.0
43.6%
2,304,000
3
PT. M
W 1524
SCR 4X13 BRNI
69,000
140.0
195.0
28.2%
3,795,000
4
PT. M
W 10626
SRK 3.1X2.8 BRNI
75,000
335.0
424.6
21.1%
6,720,000
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Oktober 2003
45 Selain ada beberapa produk yang menderita kerugian, juga ada beberapa produk yang memberikan profit yang tinggi, yaitu produk spesial yang tidak terdapat pada perusahaan pesaing sehingga perusahaan dapat menutupi kerugian yang ada. Tujuan mengambil profit yang tinggi juga untuk maksimalisasi keuntungan. Perusahaan setiap kali memberikan penawaran harga selalu dicantumkan rate / kurs Dollar yang dipergunakan dalam perhitungan. Hal tersebut dikarenakan bahan baku yang dipergunakan untuk produksi dihitung dalam USD dan juga untuk jenis produk impor. Jadi perusahaan harus segera memberikan penawaran harga yang baru atau merevisinya apabila terjadi perubahan kurs USD yang signifikan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya melakukan pendekatan kepada semua pihak yang terlibat dalam pemesanan order pada perusahaan pelanggan . Pendekatan secara pribadi mempunyai efek yang sangat besar untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Selain itu perusahaan juga memberikan pelayanan yang lebih maksimal, pengiriman yang tepat waktu, dan kualitas produk yang terjamin. Sebuah produk tidak mungkin memenangkan persaingan di semua bagian pasar. Oleh karena itu sebuah produk perlu memilih pasar tertentu sebagai sasarannya. Sebelum melaksanakan strategi penetapan harga, perusahaan terlebih dahulu mensegmentasikan pasar, menentukan pasar sasaran, menentukan posisi pemasaran. Pasar sasaran yang dituju PT. Sagateknindo Sejati adalah perusahaan industri yang bergerak di bidang otomotif, elektronik, dan furnitur. Dan perusahaan memposisikan produknya sebagai memberikan harga yang kompetitif / murah.
46 b. Biaya Perusahaan dalam menetapkan harga juga sangat memperhatikan aspek biaya, namun kadangkala perusahaan dalam menetapkan harga bisa lebih rendah daripada biaya (rugi). Kejadian itu bukan dikarenakan departemen pemasaran perusahaan lalai dalam menetapkan harga, melainkan sebaliknya. Perusahaan mempunyai pertimbangan dalam menetapkan harga tersebut demi kelangsungan hidup hidup perusahaan dan mengatasi persaingan. Berikut ini penulis sajikan data beberapa jenis produk yang mengalami kerugian.
Tabel 4.2 Daftar Harga Produk Yang Dijual Rugi Cost
Price
(Rp.)
( Rp.)
Loss
(Rp.)
37.5
36.3
3.3%
180,000
480,000
58.0
56.1
3.4%
912,000
60,000
39.0
38.5
1.3%
30,000
240,000
64.5
63.8
1.1%
168,000
60,000
31.5
30.8
2.3%
42,000
Customer
Customer
Saga
No.
Name
Code
Code
Qty (Unit)
1
PT. M
SK 303-01
BMK 3X6.5 NI -
150,000
2
PT. M
SK 406-03
BMK 4X8 NI -
3
PT. M
SK 310-02
BMN 3X4.3 NI
4
PT. M
SK 410-02
BMN 4X8 NI (D8)
5
PT. M
SK 304-03
BMP 3X4.3 NI *
Total Loss
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Oktober 2003
2. Faktor Eksternal Perusahaan a. Persaingan Perusahaan dalam memasarkan produknya sering menjumpai beberapa jenis produk yang juga diproduksi oleh perusahaan pesaing, maka dalam menetapkan harga jual perusahaan wajib memperhatikan harga produk pesaing dengan melakukan peninjauan lapangan. Informasi mengenai harga jual pesaing dan syarat pembayaran dapat diperoleh dari pelanggan maupun orang dalam perusahaan pesaing yang sering kali disebut spionase. Dalam hal ini penawaran
47 harga yang akan diberikan tidak berdasarkan Mark-up 10%, tetapi berdasarkan harga
yang
berlaku
atau
menurut
keadaan,
dimana
perusahaan
dapat
menetapkan harga jual yang lebih rendah sedikit daripada pesaing. Dibawah ini disajikan contoh penetapan harga beberapa jenis produk dan perbandingannya dengan harga produk pesaing.
Tabel 4.3 Daftar Perbandingan Harga Jual PT. Sagateknindo Sejati Dengan Perusahaan Pesaing (Rupiah) Customer
Customer
Saga
No.
Name
Code
Code
1
PT. M
SK 402 – 01
2
PT. M
3
Price (Rp.) PT. Saga
PT. N.A.I
SMP 4X5 MC
14.3
15.0
SK 402 – 02
SMP 4X8 MC
14.3
15.5
PT. M
SK 409-01
SMH 4X12 MC
23.1
23.5
4
PT. M
SK 411 – 01
SMB 4X6 MC
15.4
16.0
5
PT. M
SMN 4X6
SMN 4X6 MC
18.7
19.0
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Oktober 2003
Sasaran strategi harga yang ditetapkan pada PT. Sagateknindo Sejati berorientasi pada hasil penjualan. Perusahaan mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk yang dihasilkan. Keuntungan memiliki pangsa pasar yang besar antara lain : efiensi biaya produksi dengan meningkatnya skala ekonomi, menikmati posisi terbesar dari pertumbuhan pasar, dijadikan sebagai standar oleh konsumen untuk produk-produk sejenis, dan terakhir dijadikan acuan oleh para pesaing. Dari sekian jenis produk yang dijual ada beberapa yang menderita kerugian tetapi secara keseluruhan masih mendapatkan keuntungan. Agar dapat menjadi
48 pemasok tetap perusahaan mempertahankan keadaan tersebut. Beberapa jenis produk yang mengalami kerugian tersebut umumnya dikarenakan pelanggan mendapatkan penawaran harga dari perusahaan pesaing untuk produk tersebut lebih rendah atau pemasok baru yang ingin menjadi salah satu pemasok tetap pada perusahaan pelanggan. Untuk itu perusahaan bersedia menderita kerugian dengan menurunkan harga jual atau menyesuaikan harga dengan harga yang diberikan perusahaan pesaing agar pesaing tidak memasuki wilayah yang telah diduduki perusahaan. Pada
umumnya
perusahaan
pelanggan
PT.
Sagateknindo
Sejati
telah
mendapatkan sertifikat ISO dan mereka menggunakan sistem kontrak kerja dengan
perusahaan
pemasok.
Oleh
sebab
itu
perusahaan
berusaha
mempertahankan hubungan tersebut sebagai pemasok tetap. Tujuan lain dari penetapan harga yang kompetitif ini adalah untuk mendapatkan market share yang lebih besar dari pesaing bahkan bila memungkinkan mendapatkan market share 100% dari perusahaan pelanggan dan untuk mendapatkan
pelanggan
yang
baru
sehingga
volume
penjualan
dapat
ditingkatkan. b. Unsur-unsur eksternal lainnya Perusahaan juga mempertimbangkan faktor kondisi ekonomi. Pada tahun 1997 kondisi ekonomi sedang terpuruk, sehingga menurunnya daya beli dan naiknya harga bahan baku menyebabkan perusahaan mengambil kebijakan harga denagn menaikkan harga yang sesuai dengan kondisi yang berlaku pada saat itu demi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan ini penulis sajikan juga data volume penjualan pada PT. Sagateknindo Sejati antara tahun 1999 sampai dengan tahun 2003 bertujuan untuk mengetahui perkembangan tingkat penjualan yang terjadi berdasarkan strategi penetapan harga yang telah dilakukan. Data tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
49 Tabel 4.4 Perkembangan tingkat penjualan Jan 1999 s/d Des 2003 (Unit) BULAN
1999
2000
2001
JAN
1,137,392
3,072,815
21,369,438
10,275,349
16,688,002
FEB
1,425,485
3,773,248
16,947,412
14,529,172
16,863,521
MAR
2,995,969
8,838,895
17,394,990
18,212,734
17,844,616
APR
3,121,807
9,787,459
16,961,388
18,476,459
21,557,840
MEI
3,241,474
6,688,956
16,447,172
23,862,319
22,830,595
JUN
3,828,860
6,581,136
21,802,432
19,201,795
23,398,012
JUL
3,780,217
12,142,411
17,393,514
21,942,302
22,586,991
AGT
4,144,647
12,299,666
16,181,261
17,998,192
26,446,706
SEP
4,900,692
11,725,248
18,740,198
16,774,369
22,242,903
OKT
7,462,506
12,440,419
12,431,170
17,996,513
24,531,649
NOV
4,561,726
14,427,772
6,258,238
19,877,432
DES
2,803,092
12,206,062
5,451,275
13,347,911
TOTAL
43,403,866
113,984,087
187,378,488
212,494,547
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003
2002
2003
214,990,835
50 Tabel 4.5 Perkembangan tingkat penjualan Jan 1999 s/d Des 2003 (Rupiah) BULAN
1999
2000
2001
2002
2003
JAN
80,490,989
512,786,950
114,647,398
624,757,297
1,190,030,032
FEB
87,940,950
487,496,126
239,461,084
981,404,903
1,296,246,137
MAR
188,779,688
468,173,451
491,711,305
1,170,945,819
1,302,977,385
APR
214,794,190
527,381,429
445,588,791
1,240,680,715
1,667,346,945
MEI
284,207,892
447,895,120
442,180,726
1,465,022,808
1,624,138,761
JUN
301,953,646
637,587,910
429,360,009
1,215,105,739
2,189,553,995
JUL
332,931,085
580,273,452
704,929,004
1,377,696,264
1,999,713,633
AGT
300,438,674
530,502,356
773,777,226
1,272,963,113
2,196,710,728
SEP
384,992,495
599,149,234
793,544,286
1,246,939,173
1,954,302,926
OKT
408,217,014
490,858,267
851,344,509
1,410,651,016
1,990,786,363
NOV
298,901,794
217,397,950
918,278,954
1,576,214,588
DES
226,521,665
209,081,558
788,929,656
1,041,373,466
3,110,170,082
5,708,583,803
TOTAL
6,993,752,948 14,623,754,901 17,411,806,905
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003
Dari tabel di atas dapat kita lihat pada awal tahun 1999 hingga pertengahan tahun 1999 pejualan masih rendah dikarenakan masih terkena dampak krisis moneter dan kerusuhan yang melanda Indonesia pada tahun 1997 sehingga banyak pelanggan PT. Sagateknindo Sejati yang sudah tidak beroperasi lagi. Pada pertengahan tahun 1999 perusahaan mulai dapat berjalan normal seperti semula, penjualan dalam unit telah menunjukkan angka yang hampir sama seperti sebelum terjadi krisis, tetapi penjulan dalam rupiah menunjukkan peningkatan yang sangat tajam dibandingkan sebelum krisis dikarenakan terdepresiasinya rupiah terhadap USD. Setelah mengalami masa sulit selama krisis, perlahan-lahan perusahaan akhirnya berhasil menaikkan volume penjualan, mulai pertengan tahun 1999 hingga akhir
51 tahun 2001. Hal ini dapat membuktikan bahwa strategi penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Sagateknindo Sejati selama ini dapat meningkatkan volume penjualan. Dan berikut ini tabel volume pembelian PT. M dalam unit dan rupiah dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2003.
Tabel 4.6 Volume Penjualan PT. M Tahun 2000 s/d Tahun 2003 Tahun
Unit
Rupiah
2000
3.885.120
96.398.547
2001
5.180.160
183.616.281
2002
6.475.400
276.530.544
2003
8.145.582
405.251.449
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003
Dari tabel di atas penulis dapat melakukan analisa, sebagai berikut : 1.
Pada tabel 4.1 dapat dilihat perusahaan menetapkan harga dengan tujuan maksimisasi laba.
2.
Pada tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan harga PT. Sagateknindo Sejati dengan perusahaan pesaing yang menunjukkan bahwa harga yang diberikan kepada PT. M sangat kompetitif.
3.
Pada tabel 4.4 dan 4.5 dapat dilihat meningkatnya penjualan dari tahun 1999 s/d 2003 dikarenakan perubahan metode dan strategi penetapan harga yang dilakukan oleh PT. Sagateknindo Sejati dan diiringi juga dengan pulihnya kondisi perekonomian secara perlahan-lahan.
4.
Pada tabel 4.6 dapat dilihat kenaikan volume pembelian PT. M dari tahun 2000 ke tahun 2001 sebesar 47.5% dan dari tahun 2001 ke tahun 2002 sebesar 33.6% dan dari tahun 2002 ke tahun 2003 sebesar 31.7%.
52 Perusahaan memberikan penawaran harga kepada pelanggan berdasarkan sample maupun drawing yang diberikan, yaitu dengan menambahkan biaya mark-up 10% dan biasanya pelanggan akan menawar harga tersebut dan membandingkannya dengan harga produk pesaing sehingga terjadilah negosiasi harga. Dengan demikian maka harga jual yang disetujui nantinya mempunyai biaya mark-up yang bervariasi. Harga jual yang ditetapkan sudah termasuk ongkos kirim untuk wilayah jabotabek, hal ini untuk memperoleh bisnis yang diinginkan. Pada saat ini perusahaan pelanggan PT. Sagateknindo Sejati ada sebanyak 235 pelanggan dan jenis produk yang dijual ada sebanyak 1538 jenis. Karena jenis produknya sangat banyak maka penulis hanya dapat memberikan data beberapa jenis produk untuk dibahas.
4.1.2
Analisis SWOT
Kenaikan volume penjualan tidak hanya dipengaruhi oleh harga jual
suatu
produk, banyak faktor yang mempenaruhinya baik faktor internal maupun faktor eksternal perusahaan. Dengan ini maka penulis menggunakan analisa dari segi kualitatif (SWOT) untuk menganalisa situasi perusahaan secara keseluruhan, sebagai berikut : 1. Strenght (Kekuatan) a. Harga yang kompetitif. Harga jual yang diberikan oleh perusahaan dapat bersaing di pasar bilamana ada perusahaan pesaing yang memberikan harga lebih murah kepada pelanggan, maka perusahaan akan menurunkan harganya sehingga pelanggan akan tetap setia, bahkan kadang ada yang dijual rugi untuk memenuhi permintaan pelanggan, contohnya jenis produk yang terdapat pada tabel 4.2
53 b. Produk spesial yang dimiliki perusahaan. Dengan adanya produk spesial ini maka perusahaan dapat mengambil profit yang tinggi untuk memaksimalkan keuntungan, contohnya jenis produk yang terdapat pada tabel 4.1 Produk spesial ini tidak terdapat pada perusahaan pesaing. 2. Weakness (Kelemahan) Perusahaan belum memiliki sertifikat ISO sedangkan perusahaan pesaing telah memiliki Sertifikat ISO 9001 & 9002 yang menjamin kualitas produk dan manajemen perusahaan mereka. 3. Opportunity (Kesempatan) a. Pasar masih terbuka luas di dalam negeri. Segmen pasar yang dimasuki oleh perusahaan hanya perusahaan yang bergerak dibidang otomotif, elektronik, dan furnitur, masih banyak segment pasar yang dapat dimasuki oleh perusahaan. Wilayah pemasaran perusahaan terutama sekitar Jabotabek, pelanggan yang berada di luar daerah masih sangat sedikit, oleh sebab itu perusahaan masih dapat memperluas wilayah pemasarannya. b. Memasuki pasar luar negeri. Selama ini perusahaan hanya menjual produknya di dalam negeri dan belum memasuki pasar luar negeri. 4. Threat (Ancaman) a. Perusahaan baru yang sejenis. Perusahaan baru yang sejenis, biasanya mereka memberikan harga yang lebih murah guna mendapatkan pelanggan. Dengan demikian perusahaan harus lebih berhati-hati dalam menjaga hubungan dan dalam memberikan pelayanan. b. Keadaan negara yang tidak aman. Kebanyakan pelanggan merupakan PMA murni , bila negara tidak aman seringkali pelanggan menarik investasinya dari Indonesia, sehingga perusahaan akan kehilangan pelanggan.
54 c. Produk impor membanjiri pasar. Bila produk impor membanjiri pasar dalam negeri degan harga murah maka perusahaan akan sulit mengatasi perang harga tersebut bahkan dapat kehilangan pelanggan.
4.2
Metode dan Strategi Penetapan Harga
4.2.1
Metode Penetapan Harga Dalam
menetapkan
harga,
PT.
SAGATEKNINDO
SEJATI
pada
dasarnya
menggunakan metode markup pricing, dimana perusahaan telah menentukan dasar dalam bentuk persentase untuk menentukan harga awal.
Tabel 4.7 Daftar Harga Awal PT. LG Refrigerator COST No. LGR P/N.
SAGA CODE
1 DA-5J04010A BTB 4X12 MC
PRICE
REMARK 01-Jul-03
10-Jul-03
PROFIT
LOKAL
29.5
37.0
20%
IMPORT
70.5
88.0
20%
31.2
39.0
20%
LOKAL
142.6
179.0
20%
5 J351-00016B STB 4X10 MC
LOKAL
32
40.0
20%
6 DA-5J04007A STT 4X12 MC
LOKAL
35.4
44.0
20%
7 J351-00004K STW 5X16 UC
LOKAL
78.9
99.0
20%
8 J351-00004L STW 6X16 MC
LOKAL
118
147.0
20%
2 4J00382C
PW 10X16X1 SUS
3 DA-5J04001B SMN 4X10 MC D9T0.8 LOKAL 4 4J04238A
SRK 4.8X50 MC
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003
55 Namun ketika produk tersebut sudah berjalan, setelah beberapa waktu kemudian perusahaan akan menggunakan metode penetapan harga berbasis persaingan, dimana perusahaan akan menurunkan harga produk yang disebabkan adanya permintaan dari konsumen atau dapat juga disebabkan pesaing menurunkan harga.
Tabel 4.8 Daftar Harga PT. LG Refrigerator 1 Nov ‘03 COST No. LGR P/N.
SAGA CODE
1 DA-5J04010A BTB 4X12 MC
PRICE
REMARK 01-Jul-03
01-Nov-03
PROFIT
LOKAL
29.5
35.00
16%
IMPORT
70.5
80.000
12%
3 DA-5J04001B SMN 4X10 MC D9T0.8
LOKAL
31.2
36.0
13%
4 4J04238A
LOKAL
142.6
165.0
14%
5 J351-00016B STB 4X10 MC
LOKAL
32
38.0
16%
6 DA-5J04007A STT 4X12 MC
LOKAL
35.4
40.0
12%
7 J351-00004K STW 5X16 UC
LOKAL
78.9
90.0
12%
8 J351-00004L STW 6X16 MC
LOKAL
118
135.0
13%
2 4J00382C
PW 10X16X1 SUS SRK 4.8X50 MC
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati November 2003
4.2.2
Strategi Penetapan Harga Strategi yang dilakukan oleh PT. SAGATEKNINDO SEJATI
adalah strategi
penetapan harga fleksibel yaitu memberikan harga yang berbeda kepada pelanggan yang berbeda untuk produk yang sama, dengan pertimbangan untuk memaksimalkan laba jangka panjang.
56 Tabel 4.9 Daftar Perbedaan Harga Terhadap Produk Sama di Beberapa Perusahaan
No.
PT. PT. NATIONAL POLYTRON GOBEL
Nama Barang
PT. LG
PT.
SHARP
PT. MASPION
1 BTP 3X10 ZK
23
22
19
24
20
2 PTT 3X12 ZK
26
24
23
26
22
3 PW 3X8X0.8 ZK
20
20
22
25
24
4 PW 4X10X1 MC
25
21
23
26
20
5 STW 5X16 UC
85
87
90
95
100
6 TSAT 4X10 MC
30
32
34
35
33
7 TSAT 4X12 MC
33
33
36
37
35
8 TSAT 4X14 MC
38
35
38
39
37
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Desember 2003
Perusahaan juga menggunakan strategi harga tunggal bagi perusahaan yang menjadi subcont
dari perusahaan utama dan perusahaan utama guna menghindari
terjadinya konflik harga yang akan menyebabkan pelanggan beralih ke pesaing. Tabel 4.10 Daftar Harga Tunggal Antara Perusahaan Utama dengan Perusahaan Subcont
No.
Nama Barang
PT. PT. SHOWPLA DAESOUNG
PT. LG
PT. OKI
1
PTT 3X12 ZK
23
23
23
23
2
PW 3X8X0.8 ZK
22
22
22
22
3
PW 4X10X1 MC
23
23
23
23
4
TSAT 4X10 MC
34
34
34
34
5
TSAT 4X14 MC
38
38
38
38
Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Desember 2003
57 4.3
Analisa Terhadap Volume Penjualan PT. Sagateknindo Sejati berusaha memberikan harga yang kompetitif kepada pelanggan yang kadang kala produk tersebut harus dijual rugi, maka untuk menutupi kerugian tersebut perusahaan mengambil profit yang tinggi untuk jenis produk spesial yang tidak dimiliki pesaing. Menetapkan profit yang tinggi pada beberapa jenis produk juga untuk maksimalisasi keuntungan dan untuk mencapai profit on sales yang diharapkan yaitu sebesar 10% tahun ini dan harga yang kompetitif diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan. Dalam pembahasan analisa penetapan harga terhadap volume penjualan. Penulis mengambil data beberapa pelanggan PT. Sagateknindo sejati untuk dianalisa. Tujuan analisa ini adalah untuk membuktikan bahwa harga jual PT. Sagateknindo Sejati mempunyai peranan penting dalam meningkatkan volume penjualan.
Berikut ini adalah data purchase order untuk produk TSAT 4X10 MC dari beberapa pelanggan di bulan Oktober 2003.
58 Tabel 4.11
“Purchase Order” Produk TSAT 4X10 MC NO.
CUSTOMER
PRICE (Rp.)
NAME
1 PT. AEI (DAST / Refrigerator) 2 PT. DAIKIN 3 PT. HIT (POLYTRON) 4 PT. JVC 5 PT. KIRIN 6 PT. LG 7 PT. MASPION 8 PT. MATSUSHITA 9 PT. MECOINDO 10 PT. METBELOSA 11 PT. NATIONAL 12 PT. PEC 13 PT. PGE 14 PT. PJI (ANTENNA) 15 PT. PLE (DAST A/C) 16 PT. SAMSUNG 17 PT. SANYO 18 PT. SHARP 19 PT. TOA 20 PT. TOSHIBA Sumber : PT. Sagateknindo Sejati Desember 4.3.1
QUANTITY (UNIT)
37 37 32 36 33 34 33 31 32 30 30 34 36 33 34 35 31 35 36 34 2003
AMOUNT (Rp.)
20,000 15,000 150,000 30,000 80,000 240,000 200,000 130,000 100,000 135,000 300,000 200,000 50,000 65,000 18,000 40,000 270,000 320,000 140,000 170,000
740,000 555,000 4,800,000 1,080,000 2,640,000 8,160,000 6,600,000 4,030,000 3,200,000 4,050,000 9,000,000 6,800,000 1,800,000 2,145,000 612,000 1,400,000 8,370,000 11,200,000 5,040,000 5,780,000
Deskriptive Statistics
Tabel 4.12
Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation Volume Penjualan 133650.0000 96886.4093 Harga 33.6500 2.1831 Sumber : Output SPSS
N 20 20
Rata-rata volume penjualan (dalam jumlah data 20 pelanggan) adalah 133650.0000 dengan
standard
deviasi
adalah
96886.4093.
Standard
deviasi
adalah
batas
penyimpangan yang terdiri dari batas atas 133650.0000 + 96886.4093 = 230536.4093, dan batas bawah 133650.0000 – 96886.4093 = 36763.5907.
59 Rata-rata harga (dalam jumlah data 20 pelanggan) adalah 33.6500 dengan standard deviasi adalah 2.1831. Standard deviasi dengan batas atas 33.6500 + 2.1831 = 35.8331 dan batas bawah 33.6500 – 2.1831 = 31.4669.
4.3.2
Correlations
Tabel 4.13
Correlations
Volume Penjualan
Quantity 1.000
Harga -.484
Harga Sig. (1-tailed) Volume Penjualan Harga N Volume Penjualan Harga
-.484 . .015 20 20
1.000 .015 . 20 20
Pearson Correlation
Sumber : Output SPSS 4.3.2.1 Analisa Korelasi Harga Terhadap Penjualan Besar hubungan antara variabel harga dengan variabel jumlah penjualan yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah –0.484 dengan α sebesar 1.5% , hal ini menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara harga dengan volume penjualan. Arah hubungan yang negatif (tidak positif pada angka –0.484) dan ternyata hubungan tersebut signifikan karena α dibawah 5%.
4.3.3
Model Summary
Tabel 4.14
Model Summary Model
R
R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 .484 .234 .192 87113.5514 a Predictors: (Constant), Harga Sumber : Output SPSS
60 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa : Angka R Square (koefisien determinasi ganda) adalah 0.234 yang dalam hal ini berarti 23.4%, Volume penjualan dapat dijelaskan oleh variabel harga, sedangkan sisanya 76.6% dijelaskan oleh sebab-sebab lainnya.
4.3.4
Coefficients
Tabel 4.15
Coefficients Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta 1 (Constant) 856242.408 308669.043 2.774 Harga -21473.771 9154.645 -.484 -2.346 a Dependent Variable: Volume Penjualan
Sig.
.013 .031
Sumber : Output SPSS
Dari tabel diatas dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut : Y = 856242.408 – 21473.771x Dari persamaan regresi diatas diketahui bahwa intercept adalah positif sebesar 856242.408, artinya bahwa jika tidak ada faktor harga maka volume penjualan adalah sebesar 856242.408. Pengaruh ini signifikan karena tingkat α sebesar 0.031 atau 3,1% yang berarti lebih kecil dari 5%, sehingga dari persamaan diatas
dapat ditarik
kesimpulan bahwa jika harga turun, maka Y (volume penjualan) akan bertambah, begitu juga sebaliknya apabila harga naik maka Y (volume penjualan) akan berkurang secara signifikan. Atau dapat diartikan apabila harga turun 1 rupiah, maka volume penjualan akan naik sebesar 21473.771, begitu juga sebaliknya apabila harga naik 1 rupiah, maka volume penjualan akan turun sebesar 21473.771.