BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Perkembangan Perusahaan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES (UNION BOX), adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang Industri Kotak Karton Gelombang (KKG), berkantor pusat di jalan Terusan Bandengan Utara No. 95 G–H Jakarta, dan pabrik di jalan Raya Lio Baru
No. 33
Batusari Batuceper Tangerang. PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES didirikan pada tahun 1976 oleh Aswan Sjachril. Mulanya usaha ini merupakan home industri yang berlokasi di Bidara Cina-Teluk Gong Jakarta Utara dengan kegiatan usaha memproduksi karton box (mini box) dengan mempekerjakan 5 orang karyawan dan masih menggunakan peralatan serta mesin-mesin yang sangat sederhana. Melihat usaha makin berkembang, pendiri merasa perlunya dibentuk suatu badan usaha, dengan nama yang tepat untuk usaha ini, maka pada tahun 1985 tepatnya pada tanggal 04 November berdasarkan “ Akte Notaris Yudo Paripurno, S.H No.09 ” resmi usaha ini menjadi badan usaha dengan nama “ PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES ”. Yang kemudian pada tahun 1987 secara kolektif diresmikan berdirinya perusahaan oleh Bapak Menteri Tenaga Kerja. Jenis produksi yang dihasilkan berupa, Corrugated carton boxes, single wall, Double
wall, Three wall, Die cut boxes, Single faces, Fluting paper, Laminating, Mereparasi corrugating roll dengan kualitas seperti baru.
46
Pemesan order bukan saja dari perusahaan yang berada di kawasan JABOTABEK (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi), tetapi ada pula dari luar kota, seperti : Bandung, Semarang, Medan, Palembang, Jambi, Padang, Lampung, Banjarmasin, dan Pontianak. Dalam memproduksi, PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES (UNION BOX) ditunjang dengan mesin-mesin Corrugator sistem komputerisasi, dan mesin-mesin otomatis lainnya serta tenaga-tenaga kerja yang terampil. Kemudahan dan fasilitas yang diberikan kepada industri kecil (mini box) didasarkan pada pemikiran pendiri untuk mengembangkan industri kecil khususnya mini box agar dapat berkembang, mengurangi tenaga pengangguran, dan saling menguntungkan sehingga kelangsungan hidup usaha dapat berjalan dengan lancar. Dari hubungan kerjasama yang terjalin cukup lama, tanpa terasa perusahaan telah mempunyai kurang lebih 28 anak angkat yang semuanya merupakan industri kecil yang bergerak di bidang usaha box (mini box), yang kemudian pada tahun 1991 perusahaan mendapat penghargaan “ Piagam Bapak Angkat ” dari Departemen Perindustrian, dan pada tahun 1992 perusahaan mendapat penghargaan “ Upakarti jasa Kepeloporan “ dari Bapak Presiden Soeharto. Pendiri menyadari akan pentingnya bahan baku yang digunakan untuk bidang usaha ini, maka pada tahun 1989 perusahaan pindah lokasi ke jalan Raya Kapuk Kamal Muara, Rawa Melati No. 39 Jakarta. Di tempat baru ini perusahaan memulai perluasan usaha yaitu memproduksi bahan-baku untuk usaha karton box (mini box), yang ditunjang dengan penambahan mesin-mesin Corrugator sistem komputerisasi, mesin-mesin otomatis lainnya dan tenaga kerja yang berjumlah sekitar kurang lebih 500 orang. Dan dalam menunjang kesejahteraan karyawan telah dibentuk Koperasi Karyawan Union Box yang disingkat “ KOPKARUB ”.
47
Ternyata perluasan usaha ini membawa angin segar, baik untuk perusahaan sendiri maupun pada perusahaan karton box (mini box). Disamping dapat menutupi sendiri bahan baku yang dibutuhkan juga menerima pesanan bahan baku dari perusahaan karton box (mini
box) dengan segala kemudahan dan fasilitas yang diberikan, seperti memberikan bantuan mesin-mesin, sheet, box BS, manajemen dan penyuluhan. Karena usaha ini semakin berkembang dan lokasi perusahaan di Jl. Kapuk Kamal dirasakan sudah tidak mencukupi lagi maka pada tahun 2000 perusahaan pindah lokasi ke Jl. Bouraq Lio Baru Batusari Batu Ceper Tangerang dengan luas tanah 7,6 H.
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 4.1.2.1 Visi Perusahaan Visi perusahaan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES ialah menjadi perusahaan package yang solid di Indonesia dengan standar mutu internasional dan menjadi panutan bagi masyarakat Indonesia.
4.1.2.2 Misi Perusahaan Misi perusahaan terbagi dalam tiga prioritas, yaitu : 1. Memberikan nilai tambah bagi para stakeholder. 2. Meningkatkan kesejahteraan karyawan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 3. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan.
48
4.1.3 Kondisi Bisnis Perusahaan Kondisi bisnis perusahaan berdasarkan lima kekuatan Porter :
Pendatang Baru Potensial •
Kekuatan penawaran pemasok
Pemasok
Ancaman pendatang baru
PT. Sintoba
Pesaing Industri
Pembeli
•
PT. Fajar Surya Wisesa
•
PT. Wira Box
•
PT. Kalbe Farma
•
PT. Cengkareng Paper
•
PT. Halim Pratama Box
•
PT. Bintang Toedjoe
•
PT. Pura
•
PT. Monas Box
•
PT. Dankos Laboratorium
•
PT. Sinar Dunia Makmur
•
PT. Naga Sena Box
•
PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk
Kekuatan penawaran pembeli Ancaman produk substitusi
Produk Substitusi •
Kemasan plastik
Gambar 4.1 Kondisi bisnis perusahaan berdasarkan lima kekuatan Porter Sumber : PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
49
1. Pesaing Industri Ancaman utama yang dihadapi oleh PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES datang dari perusahaan pesaing yang telah menjadi kompetitor cukup lama. Perusahaan sejenis diantaranya PT. Wira Box, PT. Halim Pratama Box, PT. Monas Box, dan PT. Naga Sena Box merupakan pesaing utama dari PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES. Untuk tetap bertahan dan memiliki keunggulan kompetitif dari produknya, salah satu strategi yang dilakukan perusahaan ialah dengan melakukan pengendalian dan peningkatan terhadap kualitas produk serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumennya.
2. Pendatang Baru Potensial Datangnya pesaing baru yang potensial merupakan ancaman lain bagi PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES. Hambatan untuk mendirikan sebuah perusahaan yang meghasilkan produk karton seperti PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES sangatlah tinggi karena membutuhkan teknologi yang maju, lokasi yang luas, dan dana investasi yang besar. Oleh sebab itu peluang munculnya perusahaan pesaing bisa dikatakan rendah. Berdasarkan informasi dari PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES didapatkan perusahaan pendatang baru yang mempunyai jenis usaha yang sama yaitu PT. Sintoba.
3. Pembeli Dalam industri karton, produksi tergantung pada pesanan dari pelanggan. Oleh sebab itu pelanggan memegang peranan penting dalam kelangsungan dan keberhasilan bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES sampai saat ini memiliki pelanggan yang cukup banyak sehingga
50
perusahaan ini masih terus beroperasi dan bahkan berkembang dengan pesat. Konsumen dari PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES antara lain PT. Kalbe Farma, PT. Bintang Toedjoe, PT. Dankos Laboratorium, PT. Aqua Golden Mississippi, dan masih banyak lagi yang belum penulis sebutkan.
4. Pemasok Pemasok menyediakan bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES untuk mulai memproduksi produknya. Dalam menjalankan strategi pengendalian dan peningkatan kualitas, salah satu cara yang dilakukan oleh PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES ialah dengan menyeleksi beberapa pemasok sehingga didapatkan pemasok utama yang memenuhi kriteria bahan baku yang berkualitas dan pelayanan yang memuaskan. Beberapa pemasok utama bagi PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES antara lain PT. Fajar Surya Wisesa, PT. Cengkareng Paper, PT. Pura, PT. Sinar Dunia Makmur.
5. Barang Substitusi Salah satu ancaman serius bagi PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES ialah barang
pengganti/substitusi.
Untuk
saat
ini
barang
substitusi
yang
bisa
menggantikan kemasan karton masih sangat sedikit. Berdasarkan informasi yang diterima dari PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES, ancaman serius sebagai barang substitusi ialah produk dalam kemasan plastik. PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES menganggap produk kemasan plastik sebagai ancaman yang serius karena kemasan ini memiliki harga yang jauh lebih murah dibandingkan kemasan karton serta sifat ketahanan/daya tahan yang tinggi dari kemasan plastik dibandingkan kemasan karton.
57
4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan 4.1.4.1 Struktur Organisasi KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA MANAGING DIRECTOR GENERAL MANAGER
SALES & MARKETING ¾ ¾ ¾
MARKETING PRODUCT DEVELOPMENT CUSTOMER SERVICE
MANUFACTURING
¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾ ¾
PRODUCTION PPIC PURCHASING LOGISTICS QA ENGINEERING IT
HRD & GA
FINANCE & ACCOUNTING ¾ ¾
FINANCE ACCOUNTING
¾ ¾
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES Sumber : PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
HRD GA
52
4.1.4.2 Uraian Pekerjaan Pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing berdasarkan struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut : 1. Komisaris Komisaris merupakan pemimpin tertinggi dalam operasi perusahaan. Tugas komisaris adalah : a. Memantau perkembangan perusahaan/kondisi bisnis perusahaan. b. Memonitor strategi yang dijalankan perusahaan. Wewenang komisaris adalah : a. Mengangkat dan memberhentikan direktur. b. Menyetujui atau menolak kebijakan baru/strategi yang dijalankan perusahaan. c.
Mengusulkan strategi baru yang akan dijalankan perusahaan.
2. Direktur Utama Tugas direktur utama adalah : a. Memimpin serta mengurus perusahaan ke arah pencapaian tujuan perusahaan. b. Menetapkan kebijakan perusahaan dan mengambil keputusan yang akan menentukan dalam mengatasi permasalahan dalam perusahaan. c.
Memimpin, membina dan memberi motivasi kepada bawahan agar dapat bekerja secara produktif.
d. Mengatur dan memonitor jalannya seluruh kegiatan perusahaan. e. Mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada komisaris.
53
3. Managing Director Tugas managing direktor adalah : a. Mengatur, mengkoordinasikan, dan mengawasi hasil kerja bagian produksi,
SDM
(Sumber
Daya
Manusia),
akuntansi,
keuangan,
pemasaran dan penjualan. b. Mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada direktur utama. c.
Mengambil keputusan atas kegiatan dalam perusahaan.
d. Mengangkat dan memberhentikan general manager. e. Menggantikan
direktur
utama
dalam
setiap
keputusan
maupun
pertemuan disaat direktur utama tidak dapat membuat keputusan atau menghadiri pertemuan.
4. General Manager Tugas general manager adalah : a. Mengatur, mengkoordinasikan dan mengawasi kerja dari tiap-tiap bagian antara lain produksi, SDM, akuntansi, keuangan, pemasaran dan penjualan. b. Menentukan tugas-tugas yang akan dikerjakan dan siapa yang akan mengerjakannya. c.
Memotivasi dan mengarahkan bawahan dan memecahkan konflik yang terjadi antar karyawan.
d. Membuat keputusan mengenai kegiatan kerja yang terus menerus. e. Mempertanggungjawabkan hasil kerja kepada Managing direktor.
54
5. Marketing Tugas bagian marketing adalah : a. Mencari calon pelanggan dari perusahaan. b. Melakukan pemasaran dan promosi terhadap produk perusahaan.
6. Product Development Tugas bagian product development adalah : a. Melakukan perancangan design produk baru sesuai dengan keinginan konsumen. b. Mengembangkan
design
produk
lama
sesuai
dengan
kebutuhan
konsumen.
7. Costumer Service Tugas costumer service adalah : a. Menerima tanggapan dari pelanggan, keluhan dan saran tentang suatu hal yang berkaitan dengan perusahaan. b. Meneruskan informasi dari pelanggan pada bagian Human Resource
Development.
8. Production Tugas bagian production adalah : a. Mengontrol raw material yang datang. b. Memantau jalannya proses produksi. c.
Memonitor keadaan kualitas produk yang dihasilkan.
d. Memastikan hasil dari produksi apakah dapat digunakan atau tidak.
55
9. PPIC (Production, Planning and Inventory Control) Tugas bagian PPIC adalah : a. Merencanakan kegiatan produksi. b. Mengawasi persediaan bahan baku. c.
Mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses produksi.
10. Purchasing Tugas bagian purchasing adalah : a. Mengatur pembelian bahan baku. b. Mengatur pembelian alat-alat produksi dan alat-alat tulis kantor.
11. Logistics Tugas bagian logistics adalah : a. Mengatur dan melakukan pengiriman produk kepada konsumen. b. Membuat Purchasing Order. c.
Mencari supplier.
d. Mengendalikan tingkat persediaan barang.
12. QA (Quality Assurance) Tugas bagian Quality Assurance adalah : a. Melakukan audit perusahaan. b. Menjadi mutu manajemen.
56
13. Engineering Tugas bagian engineering adalah : a. Melakukan pengawasan pada kondisi mesin. b. Memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil pada mesin.
14. Information Technology (IT) Tugas bagian Information Technology (IT) adalah : a. Membuat program yang memudahkan kegiatan tiap bagian perusahaan. b. Memantau infrastruktur dalam peruashaan. c.
Mensupport divisi lain yang menggunakan IT.
15. Finance Tugas bagian finance adalah : a. Melakukan pembayaran gaji karyawan. b. Menghitung uang lembur karyawan. c.
Membayar segala keperluan yang dibutuhkan perusahaan.
16. Accounting Tugas bagian accounting adalah : a. Membuat laporan keuangan perusahaan. b. Memberikan laporan keuangan perusahaan kepada pimpinan.
17. Human Resource Development (HRD) Tugas Human Resource Development (HRD) adalah : a. Melakukan kegiatan perekrutan dan pemberhentian tenaga kerja.
57
b. Melakukan pendataan tenaga kerja. c.
Mengadakan training untuk meningkatkan keahlian dari tenaga kerja.
d. Mengatasi konflik yang terjadi antara tenaga kerja.
18. General Affair (GA) Tugas General Affair (GA) adalah : a. Merumuskan program pendidikan untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian sumber daya perusahaan. b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari general manager tentang kegiatan dalam divisi HRD dan GA.
4.2 Produk yang dihasilkan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES merupakan perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk kemasan karton dengan berbagai jenis dan ukuran, diantaranya : 1. Single wall carton (B-flute, C-flute, E-flute). 2. Double wall carton (CB-flute, BE-flute, CE-flute). 3. Triple wall carton (BCB-flute). 4. Die-cut box. 5. Single faces. 6. Fluting paper. Dari produk-produk tersebut, single wall carton terdiri dari 3 jenis berdasarkan ketebalannya yaitu B-flute yang memiliki ketebalan yang paling tebal dibandingkan kedua jenisnya, C-flute yang memiliki ketebalan rata-rata, dan E-flute yang memiliki ketebalan yang paling rendah/tipis. Pada produk double wall carton ada 3 jenis yang berbeda
58
berdasarkan tingkat ketebalannya yaitu CB-flute, BE-flute, dan CE-flute. Masing-masing merupakan gabungan dari produk single wall carton sehingga masing-masing jenis memiliki tingkat ketebalan yang berbeda. Produk ketiga ialah triple wall karton yang merupakan produk kemasan karton yang paling tebal karena terdiri dari tiga lapisan
single wall carton yaitu BCB-flute. Karena banyaknya produk yang dihasilkan oleh PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES, maka penulis mengkhususkan melakukan penelitian salah satu dari produk-produk yang dihasilkan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES. Produk yang penulis ambil sebagai sampel penelitian ialah triple wall carton (BCB-flute). Bahan baku utama yang digunakan untuk pembuatan produk kemasan karton adalah kertas craft dan bahan pembantu atau pelengkap dalam pembuatan produk kemasan karton ialah lem.
4.2.1 Penentuan Standar Kualitas Produk Kemasan Karton Standar kualitas produk yang diterapkan oleh PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu standar kualitas bahan baku, standar kualitas dalam proses produksi, dan standar kualitas produk jadi. 1. Standar kualitas bahan baku Bahan baku utama yang digunakan untuk menghasilkan kemasan karton ialah kertas
craft, sedangkan bahan pembantu dalam menghasilkan produk kemasan karton ialah lem. Berikut mengenai spesifikasi dari bahan baku kertas craft :
59
Tabel 4.1 Spesifikasi Bahan Baku Spesifikasi
Ukuran
Warna
Coklat cream
Ketebalan
0.3 mm
Lebar
0.6 m
Sumber : PT.TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
2. Standar kualitas dalam proses produksi Penetapan standar kualitas dalam proses produksi bertujuan untuk memastikan bahwa proses
produksi
berjalan
sesuai
prosedur/terkendali
sehingga
apabila
terjadi
penympangan dalam proses produksi dapat segera dilakukan perbaikan. Standar kualitas proses produksi yang diterapkan ialah : •
Proses corrugating, merupakan proses dimana bahan baku dicetak menjadi lembaran/sheet karton sesuai dengan ukuran yang telah disesuaikan sebelumnya. Dalam tahap ini karyawan sangat berperan penting dalam proses pemanasan uap mesin agar menghasilkan cetakan yang sesuai dengan harapan. Jadi dalam menjalankan mesin corr, kondisi mesin haruslah sudah sesuai ukuran panas uapnya sehingga lembaran karton yang dihasilkan tidak banyak yang cacat. Hasil cetakan lembaran karton haruslah rata dan kaku (tidak lembek) untuk dapat diteruskan pada proses selanjutnya.
•
Proses printing, merupakan proses dimana lembaran/sheet karton yang telah dicetak langsung diprint sesuai dengan kebutuhan produksi. Dalam proses ini mesin sebelumnya sudah disetting untuk mencetak gambar tertentu yang
60
sesuai dengan pesanan. Sebelum melakukan pencetakan gambar, keadaan tinta dan kondisi kebersihan mesin haruslah dijaga agar hasil cetakan jernih dan tidak buram. Jika terdapat hasil cetakan yang kotor, maka lembaran karton tersebut didak dapat dipergunakan lagi. •
Proses slitter, merupakan proses dimana lembaran/sheet karton yang telah dicetak kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan bentuk kemasan yang diinginkan. Sebelum melakukan pemotongan, setting mesin sangat berpengaruh
terhadap
hasil
yang
diinginkan.
Sebelum
melakukan
pemotongan, kondisi pisau pemotong haruslah dilihat apakah pisau masih layak digunakan apa tidak. Hasil setelah pemotongan haruslah diperiksa apakah layak untuk dilanjutkan dalam proses terakhir apa tidak. •
Proses stitching, merupakan proses terakhir dalam membuat kemasan karton dimana dalam proses ini lembaran/sheet yang telah dibentuk potongannya langsung disatukan sambungannya. Dalam tahapan ini terdapat dua alternatif yaitu menggunakan tenaga kerja manusia atau mesin tergantung kebutuhan pesanan. Sebelum melakukan proses penyambungan, jumlah dan kondisi paku stitch dan lem haruslah disiapkan terlebih dahulu agar pada saat penyambungan paku stitch dan lem harus dapat merekat dengan baik.
3. Standar kualitas produk jadi Penetapan standar kualitas pada produk jadi merupakan suatu prosedur perusahaan untuk memastikan bahwa kualitas produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang sebelumnya telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, penetapan standar kualitas produk jadi juga nantinya akan sangat mempengaruhi hubungan dengan konsumen dimana apabila produk tidak sesuai dengan standar kualitas maka konsumen
61
akan kecewa dan akan meninggalkan perusahaan. Standar kualitas produk jadi yang ditetapkan perusahaan ialah : •
Jarak sambungan lembaran/sheet karton pas
•
Kemasan tidak kotor
•
Kemasan tidak basah
•
Hasil cetakan pada kemasan jernih
•
Tidak terdapat lem yang berlebih pada kemasan
•
Posisi paku pada kemasan pas/simetris
4.2.2 Aliran Proses Produksi Aliran proses produksi pada PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES untuk menghasilkan produk kemasan karton ditunjukkan dengan gambar seperti dibawah ini :
Bahan Baku
Corrugating
Printing
Slitter
Stitching
Packing Gambar 4.3 Aliran Proses Produksi Kemasan Karton Sumber : PT.TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
62
Penjelasan mengenai proses produksi pembuatan produk kemasan karton dijelaskan sebagai berikut :
1. Corrugating Proses dimana bahan baku yang telah disiapkan langsung dicetak dengan mesin corr untuk menghasilkan lembaran-lembaran karton yang sesuai dengan kebutuhan pesanan. Pada tahapan ini kertas craft akan diubah langsung menjadi karton yang polos dengan tingkat ketebalan dan ukuran yang telah disesuaikan. Dalam proses ini sebelumnya mesin harus disetting terlebih dahulu agar hasil cetakan yang keluar tidak banyak yang cacat.
2. Printing Proses mencetak gambar dari lembaran-lembaran karton yang telah dihasilkan oleh mesin corr. Dalam proses ini mesin harus dipastikan agar mencetak gambar yang sesuai dengan pesanan agar hasil cetakan tidak sia-sia. Jadi dalam proses ini kertas karton yang sudah jadi dan masih polos akan dicetak sehingga memiliki gambar atau karakteristik dari kemasan produk perusahaan pembeli.
3. Slitter Proses memotong sebagian kecil dari lembaran yang telah dicetak agar nantinya bisa dirangkai menjadi kemasan karton. Pada tahapan proses ini, kertas karton yang sudah dicetak kemudian langsung di potong sehingga didapatkan bentuk dalam melakukan perakitan menjadi kemasan karton. Dalam proses ini sheet karton tidak langsung menjadi box karton akan tetapi masih berbentuk sheet karton yang dipotong sesuai dengan bentuk kemasan yang telah ditentukan sehingga nantinya bisa dibentuk menjadi box kemasan karton.
63
4. Stitching Proses menyatukan sambungan dari kemasan yang akan dirakit sehingga kemasan langsung bisa digunakan. Jadi dalam proses ini sambungan-sambungan yang ada pada potongan sheet karton akan disambung dengan menggunakan lem atau paku stitch tergantung pesanan konsumen. Pada tahapan ini bisa digunakan dua alternatif yaitu menggunakan tenaga manusia atau mesin tergantung dari banyaknya jumlah dan kebutuhan pesanan.
5.
Packing Ini merupakan tahap tambahan dalam proses produksi yaitu menyatukan hasil dari kemasan-kemasan yang sudah jadi dan dikemas dengan rapi untuk selanjutnya disimpan di gudang penyimpanan.
4.3 Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Produk Kemasan Karton Pelaksanaan pengawasan kualitas pada suatu perusahaan merupakan hal yang mutlak harus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar kualitas dan keinginan konsumen sehingga citra perusahaan akan tetap baik dimata konsumen. Dengan adanya pengawasan terhadap kualitas produk, maka perusahaan dapat mendeteksi adanya penyimpangan yang terjadi terhadap produk yang telah dihasilkan sehingga produk yang menyimpang dari kualitas standar tidak sampai ke tangan konsumen yang nantinya akan membuat image perusahaan buruk. Meskipun kegiatan proses produksi telah dilaksanakan dan direncanakan dengan baik, akan tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadinya hal-hal yang dapat menyebabkan penyimpangan terhadap kualitas produk. Pengawasan yang dilakukan oleh PT.TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES ditunjukkan dengan gambar sebagai berikut :
64
Penyimpanan Bahan Baku
Bahan Baku
Corrugating
Printing
Slitter
Stitching
Packing
Pengiriman Barang Keterangan A B C
Penyimpanan
: : Pengawasan kualitas bahan baku : Pengawasan kualitas proses produksi : Pengawasan kualitas produk jadi
Gambar 4.4 Pelaksanaan Pengawasan Kualitas Produk Kemsanan Karton Sumber : PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
Pelaksanaan pengawasan kualitas produk kemasan karton PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES dapat dijelaskan sebagai berikut : 4.3.1 Pengawasan Kualitas Bahan Baku Setiap perusahaan dalam menghasilkan produk selalu menggunakan bahan baku sebagai bahan dasar pembuatan produk. Jadi bahan baku sangat mempengaruhi kualitas dari produk akhir perusahaan. Perusahaan melakukan pengawasan terhadap kualitas bahan baku agar bahan baku yang dipakai dalam proses produksi memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan.
65
a. Seleksi pemasok sumber bahan baku Menyeleksi sumber bahan baku merupakan langkah awal yang penting dalam melakukan pengawasan kualitas, karena dengan melakukan penyeleksian bahan baku perusahaan dapat mengetahui kualitas dari bahan baku yang ditawarkan, waktu pengiriman, kemempuan kontinuitas pengiriman dalam jangka panjang, serta harga yang ditawarkan oleh pemasok. Dengan adanya pemilihan pemasok bahan baku yang telah memenuhi kriteria yang baik, perusahaan optimis hal tersebut dapat mengurangi tingkat kerusakan dari produk yang dihasilkan. Perusahaan memiliki beberapa pemasok yang memenuhi kriteria tersebut diantaranya ialah PT. Fajar Surya Wisesa, PT. Cengkareng Paper, PT. Pura, dan PT. Sinar Dunia Makmur. Alasan perusahaan memilih perusahaan tersebut sebagai pemasok utama ialah : •
Harga bahan baku yang lebih murah bila dibandingkan dengan harga yang titetapkan oleh pemasok lainnya.
•
Perusahaan pemasok ini sudah memiliki image sebagai perusahaan pemasok yang cukup handal dalam menyediakan bahan baku secara kontinu dalam jangka panjang.
•
Perusahaan pemasok mau menerima retur bahan baku jika terdapat adanya cacat dari bahan baku.
•
Pemberian kesempatan untuk melunasi hutang pemesanan bahan baku dalam jangka waktu yang cukup lama.
b. Pemeliharaan gudang penyimpanan Perusahaan perlu melakukan pemeliharan pada gudang serta memenuhi fasilitas yang dibuthukan dalam penyimpanan bahan baku agar bahan baku yang disimpan tersebut tidak rusak dalam jangka waktu tertentu. Gudang penyimpanan bahan baku dan hasil
66
produksi selalu dijaga kondisinya agar tetap bersih, tidak bocor sewaktu hujan, dan dipastikan tidak ada hewan yang bisa merusak kondisi bahan baku dan produk jadi. 4.3.2 Pengawasan Kualitas Proses Produksi Proses produksi merupakan bagian terpenting bagi perusahaan manufaktur, oleh karena itu pengawasan kualitas pada proses produksi sangat penting agar bisa menghasilkan produk yang memenuhi tuntutan kualitas yang diterapkan perusahaan. Pengawasan proses produksi pada PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES dilakukan dalam empat tahap pada masingmasing tahapan proses produksi, antara lain : a. Proses Corrugating Pengawasan kualitas yang dilakukan perusahaan sebelum memasuki proses ini mencakup pemanasan uap mesin corr sebelum dapat digunakan, penempatan kertas
craft pada mesin corr berada dalam posisi yang tepat, dan pembersihan mesin yang dilakukan secara berkala setiap suatu proses selesai dilakukan. Dan pengawasan kualitas selama proses corrugating ialah menyeleksi hasil cetakan sheet dimana
sheet yang nantinya dipergunakan ialah sheet yang rata dan kaku. b. Proses Printing Pengawasan kualitas yang dilakukan sebelum proses printing ialah memastikan keadaan tinta pada mesin flexo, melakukan setting pada mesin mengenai gambar yang akan dicetak, dan memastikan keadaan mesin haruslah bersih agar hasil cetakan nantinya tidak kotor. Sedangkan pengawasan kualitas selama proses
printing ialah memantau kondisi tinta pada mesin, memeriksa hasil cetakan pada lembaran karton, dan menyeleksi hasil cetakan dimana hanya hasil cetakan yang jernih saja yang bisa dilanjutkan pada proses selanjutnya.
67
c.
Proses Slitter Pengawasan kualitas yang dilakukan sebelum proses slitter ialah memastikan keadaan pisau pemotong pada mesin, dan melakukan setting mengenai bentuk kemasan yang nantinya akan dibentuk dengan pemotongan. Sedangkan pengawasan kualitas yang dilakukan selama proses ini ialah menyeleksi hasil pemotongan pada lembaran karton dan memeriksa jarak sambungannya karena untuk bisa menjadi kemasan karton, pemotongan haruslah simetris agar nantinya pada saat dirakit bisa menjadi kemasan yang baik.
d. Proses Stitching Pengawasan kualitas yang dilakukan sebelum proses stitching ialah menyiapkan paku
stitch dan memeriksa kondisi paku stitch, melakukan pengecekan pada mesin stitch, serta menyiapkan lem sebagai perekat sambungan sebagai alternatif apabila tidak menggunakan paku stitch. Sedangkan pengawasan kualitas yang dilakukan selama proses stitching ialah memeriksa hasil dari penyatuan sambungan pada lembaran karton, memeriksa kadar lem yang merekat apakah terlalu sedikit atau terlalu banyak, serta memastikan bahwa sambungan melekat dengan erat.
4.3.3 Pengawasan Kualitas Produk Jadi Pengawasan kualitas yang dilakukan pada produk akhir merupakan upaya terakhir yang dilakukan oleh perusahaan untuk memeriksa ulang apabila terdapat produk rusak yang lolos dari pengamatan pengawas selama proses produksi dan memastikan apakah produk yang dihasilkan telah memenuhi standar kualitas yang ditetapkan sehingga layak untuk dikirim kepada pelanggan. Pemeriksaan produk akhir dilakukan oleh bagian quality control, yang melakukan pengamatan langsung pada hasil akhir dari proses produksi apakah hasil akhir
68
tersebut sesuai dengan kualitas atau tidak. Jika ternyata sesuai dengan standar kualitas, maka segera dilakukan packaging agar lebih teratur dan rapi. Dan setelah itu produk jadi langsung disimpan di gudang penyimpanan. Akan tetapi jika pada produk jadi ada yang tidak memenuhi standar kualitas, maka produk itu disebut sebagai produk cacat yang nantinya juga akan disimpan dan dijual pada perusahaan daur ulang.
4.4 Data Produk 4.4.1 Data Produk Karton Triple Wall (BCB Flute) Bulan Agustus 2006 Berikut data-data produk (dalam satuan unit/pcs) yang telah didapat untuk produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan Agustus 2006 sebagai berikut : Tabel 4.2 Data kerusakan produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) Agustus 2006
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tanggal 01/08/06 02/08/06 03/08/06 04/08/06 05/08/06 07/08/06 08/08/06 09/08/06 10/08/06 11/08/06 12/08/06 14/08/06 15/08/06 16/08/06 18/08/06 19/08/06 22/08/06 23/08/06
Jumlah produksi (unit) 3500 3000 5500 3000 3000 4000 4000 5000 5000 4000 4000 3500 2000 3500 4000 6000 6000 5000
Jumlah cacat (unit) 258 245 273 258 277 295 241 279 334 289 303 260 246 267 284 249 291 268
69
Jumlah produksi (unit) 5000 2500 2000 2000 3500 5000 3000
Jumlah cacat (unit) 311 290 265 272 309 280 292
Total 97000 Sumber : PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
6936
No. 19 20 21 22 23 24 25
Tanggal 24/08/06 25/08/06 26/08/06 28/08/06 29/08/06 30/08/06 31/08/06
4.4.2 Data Produk Karton Triple Wall (BCB Flute) Bulan September 2006 Berikut data-data produk (dalam satuan unit/pcs) yang telah didapat untuk produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan September 2006 sebagai berikut : Tabel 4.3 Data kerusakan produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) September 2006
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tanggal 01/09/06 02/09/06 04/09/06 05/09/06 06/09/06 07/09/06 08/09/06 09/09/06 11/09/06 12/09/06 13/09/06 14/09/06 15/09/06 16/09/06 18/09/06 19/09/06 20/09/06 21/09/06
Jumlah produksi (unit) 3500 4500 4500 5500 2500 3500 5000 3500 4000 4500 2000 3000 3500 4000 5000 3000 3500 6000
Jumlah cacat (unit) 267 258 243 304 261 246 268 253 242 288 287 290 250 270 292 297 270 275
70
Jumlah produksi (unit) 4000 4500 4500 3000 2500 2000 3500 4000
Jumlah cacat (unit) 288 285 258 274 268 252 253 278
Total 99000 Sumber : PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
7017
No. 19 20 21 22 23 24 25 26
Tanggal 22/09/06 23/09/06 25/09/06 26/09/06 27/09/06 28/09/06 29/09/06 30/09/06
4.4.3 Data Produk Karton Triple Wall (BCB Flute) Bulan Oktober 2006 Berikut data-data produk (dalam satuan unit/pcs) yang telah didapat untuk produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan Oktober 2006 sebagai berikut : Tabel 4.4 Data kerusakan produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) Oktober 2006
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Total Sumber : PT. TOP UNION
Tanggal 02/10/06 03/10/06 04/10/06 05/10/06 06/10/06 07/10/06 09/10/06 10/10/06 11/10/06 12/10/06 13/10/06 14/10/06 16/10/06 17/10/06 18/10/06
Jumlah produksi (unit) 2500 3000 3500 4500 5000 3500 2500 3000 4000 4000 4500 2000 2500 3500 4000
52000 WIDYA BOX INDUSTRIES
Jumlah cacat (unit) 265 256 276 274 257 252 259 264 279 265 259 259 270 260 240 3935
71
4.4.4 Data Produk Karton Triple Wall (BCB Flute) Bulan Agustus, September dan Oktober 2006 Berikut data-data produk (dalam satuan unit/pcs) yang telah didapat untuk produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan Agustus, September dan Oktober 2006 sebagai berikut : Tabel 4.5 Data kerusakan produk kemasan karton triple wall (BCB Flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 No.
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
01 Agustus 2006 02 Agustus 2006 03 Agustus 2006 04 Agustus 2006 05 Agustus 2006 07 Agustus 2006 08 Agustus 2006 09 Agustus 2006 10 Agustus 2006 11 Agustus 2006 12 Agustus 2006 14 Agustus 2006 15 Agustus 2006 16 Agustus 2006 18 Agustus 2006 19 Agustus 2006 22 Agustus 2006 23 Agustus 2006 24 Agustus 2006 25 Agustus 2006 26 Agustus 2006 28 Agustus 2006 29 Agustus 2006 30 Agustus 2006 31 Agustus 2006 01 September 2006 02 September 2006
Jumlah produksi (unit) 3500 3000 5500 3000 3000 4000 4000 5000 5000 4000 4000 3500 2000 3500 4000 6000 6000 5000 5000 2500 2000 2000 3500 5000 3000 3500 4500
Jumlah cacat (unit) 258 245 273 258 277 295 241 279 334 289 303 260 246 267 284 249 291 268 311 290 265 272 309 280 292 267 258
72
No. 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Sumber : PT.
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 04 September 2006 4500 05 September 2006 5500 06 September 2006 2500 07 September 2006 3500 08 September 2006 5000 09 September 2006 3500 11 September 2006 4000 12 September 2006 4500 13 September 2006 2000 14 September 2006 3000 15 September 2006 3500 16 September 2006 4000 18 September 2006 5000 19 September 2006 3000 20 September 2006 3500 21 September 2006 6000 22 September 2006 4000 23 September 2006 4500 25 September 2006 4500 26 September 2006 3000 27 September 2006 2500 28 September 2006 2000 29 September 2006 3500 30 September 2006 4000 02 Oktober 2006 2500 03 Oktober2006 3000 04 Oktober 2006 3500 05 Oktober 2006 4500 06 Oktober 2006 5000 07 Oktober 2006 3500 09 Oktober 2006 2500 10 Oktober 2006 3000 11 Oktober 2006 4000 12 Oktober 2006 4000 13 Oktoberr 2006 4500 14 Oktober 2006 2000 16 Oktober 2006 2500 17 Oktober 2006 3500 18 Oktober 2006 4000 Total 248000 TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES
Jumlah cacat (unit) 243 304 261 246 268 253 242 288 287 290 250 270 292 297 270 275 288 285 258 274 268 252 253 278 265 256 276 274 257 252 259 264 279 265 259 259 270 260 240 17888
73
4.5 Menghitung Proporsi Cacat Proporsi cacat produk merupakan perbandingan antara jumlah produk cacat tiap hari dengan jumlah produksi setiap harinya. Menghitung proporsi cacat menggunakan rumus :
P=
=
x n
258 = 0.074 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya. 3500
4.5.1 Menghitung Proporsi Cacat Agustus 2006 Berdasarkan data di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan Agustus 2006 : Tabel 4.6 Hasil perhitungan proporsi cacat triple wall (BCB Flute) Agustus 2006 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tanggal 01 02 03 04 05 07 08 09 10 11 12 14 15 16 18 19 22 23
Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus Agustus
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
Jumlah produksi (unit) 3500 3000 5500 3000 3000 4000 4000 5000 5000 4000 4000 3500 2000 3500 4000 6000 6000 5000
Jumlah cacat (unit) 258 245 273 258 277 295 241 279 334 289 303 260 246 267 284 249 291 268
Proporsi Cacat 0,074 0,082 0,050 0,086 0,092 0,074 0,060 0,056 0,067 0,072 0,076 0,074 0,123 0,076 0,071 0,042 0,049 0,054
74
No. 19 20 21 22 23 24 25 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 24 Agustus 2006 5000 25 Agustus 2006 2500 26 Agustus 2006 2000 28 Agustus 2006 2000 29 Agustus 2006 3500 30 Agustus 2006 5000 31 Agustus 2006 3000 Total 97000 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 311 290 265 272 309 280 292 6936
Proporsi Cacat 0,062 0,116 0,133 0,136 0,088 0,056 0,097 1,964
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah produk cacat secara keseluruhan untuk triple wall (BCB Flute) bulan Agustus 2006 sebesar 6936 unit dari total produksi 97000 unit dengan proporsi 1.964 atau 196.4%. Jumlah produk cacat yang paling banyak terdapat pada hari ke-9 dengan total cacat sebanyak 334 unit dari produksi 5000 unit dengan proporsi 0.067 atau 6.7%. 4.5.2 Menghitung Proporsi Cacat September 2006 Berdasarkan data di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan September 2006 : Tabel 4.7 Hasil perhitungan proporsi cacat triple wall (BCB Flute) September 2006 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tanggal 01 02 04 05 06 07 08 09 11
September September September September September September September September September
2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006 2006
Jumlah produksi (unit) 3500 4500 4500 5500 2500 3500 5000 3500 4000
Jumlah cacat (unit) 267 258 243 304 261 246 268 253 242
Proporsi Cacat 0,076 0,057 0,054 0,055 0,104 0,070 0,054 0,072 0,061
75
No. 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 12 September 2006 4500 13 September 2006 2000 14 September 2006 3000 15 September 2006 3500 16 September 2006 4000 18 September 2006 5000 19 September 2006 3000 20 September 2006 3500 21 September 2006 6000 22 September 2006 4000 23 September 2006 4500 25 September 2006 4500 26 September 2006 3000 27 September 2006 2500 28 September 2006 2000 29 September 2006 3500 30 September 2006 4000 Total 99000 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 288 287 290 250 270 292 297 270 275 288 285 258 274 268 252 253 278 7017
Proporsi Cacat 0,064 0,144 0,097 0,071 0,068 0,058 0,099 0,077 0,046 0,072 0,063 0,057 0,091 0,107 0,126 0,072 0,070 1,986
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah produk cacat secara keseluruhan untuk triple wall (BCB Flute) bulan September 2006 sebesar 7017 unit dari total produksi 99000 unit dengan proporsi 1.986 atau 198.6%. Jumlah produk cacat yang paling banyak terdapat pada hari ke-4 dengan total cacat sebanyak 304 dari produksi 5500 unit dengan proporsi 0.055 atau 5.5%.
4.5.3 Menghitung Proporsi Cacat Oktober 2006 Berdasarkan data di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan Oktober 2006 :
76
Tabel 4.8 Hasil perhitungan proporsi cacat triple wall (BCB Flute) Oktober 2006 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 02 Oktober 2006 2500 03 Oktober2006 3000 04 Oktober 2006 3500 05 Oktober 2006 4500 06 Oktober 2006 5000 07 Oktober 2006 3500 09 Oktober 2006 2500 10 Oktober 2006 3000 11 Oktober 2006 4000 12 Oktober 2006 4000 13 Oktoberr 2006 4500 14 Oktober 2006 2000 16 Oktober 2006 2500 17 Oktober 2006 3500 18 Oktober 2006 4000 Total 52000 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 265 256 276 274 257 252 259 264 279 265 259 259 270 260 240 3959
Proporsi Cacat 0,106 0,085 0,079 0,061 0,051 0,072 0,104 0,088 0,070 0,066 0,058 0,130 0,108 0,074 0,060 1,211
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah produk cacat secara keseluruhan untuk triple wall (BCB Flute) bulan Oktober 2006 sebesar 3959 unit dari total produksi 52000 unit dengan proporsi 1.211 atau 121.1%. Jumlah produk cacat yang paling banyak terdapat pada hari ke-9 dengan total cacat sebanyak 279 dari produksi 4000 unit dengan proporsi 0.070 atau 7%. 4.5.4 Menghitung Proporsi Cacat Agustus, September dan Oktober 2006 Berdasarkan data di atas, maka diperoleh perhitungan proporsi cacat untuk kemasan karton triple wall (BCB Flute) bulan Agustus, September dan Oktober 2006 :
77
Tabel 4.9 Hasil perhitungan proporsi cacat triple wall (BCB Flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 No.
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
01 Agustus 2006 02 Agustus 2006 03 Agustus 2006 04 Agustus 2006 05 Agustus 2006 07 Agustus 2006 08 Agustus 2006 09 Agustus 2006 10 Agustus 2006 11 Agustus 2006 12 Agustus 2006 14 Agustus 2006 15 Agustus 2006 16 Agustus 2006 18 Agustus 2006 19 Agustus 2006 22 Agustus 2006 23 Agustus 2006 24 Agustus 2006 25 Agustus 2006 26 Agustus 2006 28 Agustus 2006 29 Agustus 2006 30 Agustus 2006 31 Agustus 2006 01 September 2006 02 September 2006 04 September 2006 05 September 2006 06 September 2006 07 September 2006 08 September 2006 09 September 2006 11 September 2006 12 September 2006 13 September 2006 14 September 2006
Jumlah produksi (unit) 3500 3000 5500 3000 3000 4000 4000 5000 5000 4000 4000 3500 2000 3500 4000 6000 6000 5000 5000 2500 2000 2000 3500 5000 3000 3500 4500 4500 5500 2500 3500 5000 3500 4000 4500 2000 3000
Jumlah cacat (unit) 258 245 273 258 277 295 241 279 334 289 303 260 246 267 284 249 291 268 311 290 265 272 309 280 292 267 258 243 304 261 246 268 253 242 288 287 290
Proporsi Cacat 0,074 0,082 0,050 0,086 0,092 0,074 0,060 0,056 0,067 0,072 0,076 0,074 0,123 0,076 0,071 0,042 0,049 0,054 0,062 0,116 0,133 0,136 0,088 0,056 0,097 0,076 0,057 0,054 0,055 0,104 0,070 0,054 0,072 0,061 0,064 0,144 0,097
78
No. 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 15 September 2006 3500 16 September 2006 4000 18 September 2006 5000 19 September 2006 3000 20 September 2006 3500 21 September 2006 6000 22 September 2006 4000 23 September 2006 4500 25 September 2006 4500 26 September 2006 3000 27 September 2006 2500 28 September 2006 2000 29 September 2006 3500 30 September 2006 4000 02 Oktober 2006 2500 03 Oktober2006 3000 04 Oktober 2006 3500 05 Oktober 2006 4500 06 Oktober 2006 5000 07 Oktober 2006 3500 09 Oktober 2006 2500 10 Oktober 2006 3000 11 Oktober 2006 4000 12 Oktober 2006 4000 13 Oktoberr 2006 4500 14 Oktober 2006 2000 16 Oktober 2006 2500 17 Oktober 2006 3500 18 Oktober 2006 4000 Total 248000 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 250 270 292 297 270 275 288 285 258 274 268 252 253 278 265 256 276 274 257 252 259 264 279 265 259 259 270 260 240 17888
Proporsi Cacat 0,071 0,068 0,058 0,099 0,077 0,046 0,072 0,063 0,057 0,091 0,107 0,126 0,072 0,070 0,106 0,085 0,079 0,061 0,051 0,072 0,104 0,088 0,070 0,066 0,058 0,130 0,108 0,074 0,060 5,162
79
4.6 Menghitung UCL, CL dan LCL ¾
Nilai CL dihitung dengan rumus : g
p atau CL =
∑ pi = i =1
∑ xi
g
p =
g
i =1
n.g
6936 = 0.072 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya. 97000
Nilai CL merupakan nilai yang didapatkan dari nilai
p . Jadi nilai CL sebesar 0.072
yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang merupakan batas tengah dari peta kendali p. ¾
Nilai UCL dihitung dengan rumus :
UCL =
p(1 − p) n
p +3
UCL = 0.072 + 3
0.072(1 − 0.072) 3500
UCL = 0.072 + 3(0.004) = 0.085 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya. ¾
Nilai LCL dihitung dengan rumus :
LCL = p - 3
p(1 − p) n
LCL = 0.072 – 3
0.072(1 − 0.072) 3500
LCL = 0.072 – 3(0.004) = 0.058 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya.
80
4.6.1 Menghitung UCL, CL dan LCL Bulan Agustus 2006 Berdasarkan perhitungan proporsi di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB Flute) bulan Agustus 2006 sebagai berikut : Tabel 4.10 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Bulan Agustus 2006 Jumlah Jumlah produksi cacat (unit) (unit) 01 Ags 06 3500 1 258 02 Ags 06 3000 2 245 03 Ags 06 5500 3 273 04 Ags 06 3000 4 258 05 Ags 06 3000 5 277 07 Ags 06 4000 6 295 08 Ags 06 4000 7 241 09 Ags 06 5000 8 279 10 Ags 06 5000 9 334 4000 10 11 Ags 06 289 4000 11 12 Ags 06 303 14 Ags 06 3500 12 260 2000 13 15 Ags 06 246 16 Ags 06 3500 14 267 4000 15 18 Ags 06 284 6000 16 19 Ags 06 249 6000 17 22 Ags 06 291 5000 18 23 Ags 06 268 5000 19 24 Ags 06 311 2500 20 25 Ags 06 290 26 Ags 06 2000 21 265 2000 22 28 Ags 06 272 3500 23 29 Ags 06 309 5000 24 30 Ags 06 280 3000 25 31 Ags 06 292 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 No.
Tanggal
Proporsi Cacat 0,074 0,082 0,050 0,086 0,092 0,074 0,060 0,056 0,067 0,072 0,076 0,074 0,123 0,076 0,071 0,042 0,049 0,054 0,062 0,116 0,133 0,136 0,088 0,056 0,097
UCL
CL
LCL
0,085 0,086 0,082 0,086 0,086 0,084 0,084 0,082 0,082 0,084 0,084 0,085 0,089 0,085 0,084 0,081 0,081 0,082 0,082 0,087 0,089 0,089 0,085 0,082 0,086
0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072
0,058 0,057 0,061 0,057 0,057 0,059 0,059 0,061 0,061 0,059 0,059 0,058 0,054 0,058 0,059 0,062 0,062 0,061 0,061 0,056 0,054 0,054 0,058 0,061 0,057
81
Berdasarkan perhitungan di atas, ada beberapa data yang berada diluar batas kendali yaitu pada hari ke-3, 5, 8, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25. Untuk itu perlu dilakukan revisi dengan cara menghilangkan sampel ke-3, 5, 8, 13, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25 tersebut. 4.6.2 Menghitung UCL, CL dan LCL Bulan September 2006 Berdasarkan perhitungan proporsi di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB Flute) bulan September 2006 sebagai berikut : Tabel 4.11 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Bulan September 2006
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tanggal 01 02 04 05 06 07 08 09 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 25 26 27
Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep Sep
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
Jumlah produksi (unit) 3500 4500 4500 5500 2500 3500 5000 3500 4000 4500 2000 3000 3500 4000 5000 3000 3500 6000 4000 4500 4500 3000 2500
Jumlah cacat (unit) 267 258 243 304 261 246 268 253 242 288 287 290 250 270 292 297 270 275 288 285 258 274 268
Proporsi Cacat 0,074 0,082 0,050 0,086 0,092 0,074 0,060 0,056 0,067 0,072 0,076 0,074 0,123 0,076 0,071 0,042 0,049 0,054 0,062 0,116 0,133 0,136 0,088
UCL
CL
LCL
0,084 0,082 0,082 0,081 0,086 0,084 0,082 0,084 0,083 0,082 0,088 0,085 0,084 0,083 0,082 0,085 0,084 0,081 0,083 0,082 0,082 0,085 0,086
0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071 0,071
0,058 0,059 0,059 0,060 0,055 0,058 0,060 0,058 0,059 0,059 0,054 0,057 0,058 0,059 0,060 0,057 0,058 0,061 0,059 0,059 0,059 0,057 0,055
82
Jumlah Jumlah produksi cacat (unit) (unit) 2000 24 28 Sep 06 252 3500 25 29 Sep 06 253 30 Sep 06 26 4000 278 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 No.
Tanggal
Proporsi Cacat 0,056 0,097 0,076
UCL
CL
LCL
0,088 0,084 0,083
0,071 0,071 0,071
0,054 0,058 0,059
Berdasarkan perhitungan di atas, ada beberapa data yang berada diluar batas kendali yaitu pada hari ke-3, 4, 5, 7, 11, 12, 16, 18, 22, 23, 24. Untuk itu perlu dilakukan revisi dengan cara menghilangkan sampel ke-3, 4, 5, 7, 11, 12, 16, 18, 22, 23, 24 tersebut. 4.6.3 Menghitung UCL, CL dan LCL Bulan Oktober 2006 Berdasarkan perhitungan proporsi di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB Flute) bulan Oktober 2006 sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Bulan Oktober 2006 Jumlah Jumlah produksi cacat (unit) (unit) 02 Okt 06 2500 1 265 03 Okt 06 3000 2 256 04 Okt 06 3500 3 276 05 Okt 06 4500 4 274 06 Okt 06 5000 5 257 07 Okt 06 3500 6 252 09 Okt 06 2500 7 259 10 Okt 06 3000 8 264 11 Okt 06 4000 9 279 12 Okt 06 4000 10 265 4500 11 13 Okt 06 259 2000 12 14 Okt 06 259 2500 13 16 Okt 06 270 3500 14 17 Okt 06 260 4000 15 18 Okt 06 240 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 No.
Tanggal
Proporsi Cacat 0,106 0,085 0,079 0,061 0,051 0,072 0,104 0,088 0,070 0,066 0,058 0,130 0,108 0,074 0,060
UCL
CL
LCL
0,092 0,090 0,089 0,088 0,087 0,089 0,092 0,090 0,088 0,088 0,088 0,093 0,092 0,089 0,088
0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076 0,076
0,060 0,061 0,062 0,064 0,064 0,062 0,060 0,061 0,063 0,063 0,064 0,058 0,060 0,062 0,063
83
Berdasarkan perhitungan di atas, ada beberapa data yang berada diluar batas kendali yaitu pada hari ke-1, 5, 7, 11, 12, 13. Untuk itu perlu dilakukan revisi dengan cara menghilangkan sampel ke-1, 5, 7, 11, 12, 13 tersebut. 4.6.4 Menghitung UCL, CL dan LCL Bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 Berdasarkan perhitungan proporsi di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB Flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 sebagai berikut : Tabel 4.13 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Bulan Agustus, September, dan Oktober 2006
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tanggal 01 02 03 04 05 07 08 09 10 11 12 14 15 16 18 19 22 23 24 25 26
Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags Ags
06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06 06
Jumlah produksi (unit) 3500 3000 5500 3000 3000 4000 4000 5000 5000 4000 4000 3500 2000 3500 4000 6000 6000 5000 5000 2500 2000
Jumlah cacat (unit) 258 245 273 258 277 295 241 279 334 289 303 260 246 267 284 249 291 268 311 290 265
Proporsi Cacat 0,074 0,082 0,050 0,086 0,092 0,074 0,060 0,056 0,067 0,072 0,076 0,074 0,123 0,076 0,071 0,042 0,049 0,054 0,062 0,116 0,133
UCL
CL
LCL
0,085 0,086 0,083 0,086 0,086 0,084 0,084 0,083 0,083 0,084 0,084 0,085 0,090 0,085 0,084 0,082 0,082 0,083 0,083 0,088 0,090
0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072
0,059 0,058 0,061 0,058 0,058 0,060 0,060 0,061 0,061 0,060 0,060 0,059 0,054 0,059 0,060 0,062 0,062 0,061 0,061 0,056 0,054
84
No.
Tanggal
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61
28 Ags 06 29 Ags 06 30 Ags 06 31 Ags 06 01 Sep 06 02 Sep 06 04 Sep 06 05 Sep 06 06 Sep 06 07 Sep 06 08 Sep 06 09 Sep 06 11 Sep 06 12 Sep 06 13 Sep 06 14 Sep 06 15 Sep 06 16 Sep 06 18 Sep 06 19 Sep 06 20 Sep 06 21 Sep 06 22 Sep 06 23 Sep 06 25 Sep 06 26 Sep 06 27 Sep 06 28 Sep 06 29 Sep 06 30 Sep 06 02 Okt 06 03 Okt 06 04 Okt 06 05 Okt 06 06 Okt 06 07 Okt 06 09 Okt 06 10 Okt 06 11 Okt 06 12 Okt 06
Jumlah produksi (unit) 2000 3500 5000 3000 3500 4500 4500 5500 2500 3500 5000 3500 4000 4500 2000 3000 3500 4000 5000 3000 3500 6000 4000 4500 4500 3000 2500 2000 3500 4000 2500 3000 3500 4500 5000 3500 2500 3000 4000 4000
Jumlah cacat (unit) 272 309 280 292 267 258 243 304 261 246 268 253 242 288 287 290 250 270 292 297 270 275 288 285 258 274 268 252 253 278 265 256 276 274 257 252 259 264 279 265
Proporsi Cacat 0,136 0,088 0,056 0,097 0,076 0,057 0,054 0,055 0,104 0,070 0,054 0,072 0,061 0,064 0,144 0,097 0,071 0,068 0,058 0,099 0,077 0,046 0,072 0,063 0,057 0,091 0,107 0,126 0,072 0,070 0,106 0,085 0,079 0,061 0,051 0,072 0,104 0,088 0,070 0,066
UCL
CL
LCL
0,090 0,085 0,083 0,086 0,085 0,084 0,084 0,083 0,088 0,085 0,083 0,085 0,084 0,084 0,090 0,086 0,085 0,084 0,083 0,086 0,085 0,082 0,084 0,084 0,084 0,086 0,088 0,090 0,085 0,084 0,088 0,086 0,085 0,084 0,083 0,085 0,088 0,086 0,084 0,084
0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072
0,054 0,059 0,061 0,058 0,059 0,060 0,060 0,061 0,056 0,059 0,061 0,059 0,060 0,060 0,054 0,058 0,059 0,060 0,061 0,058 0,059 0,062 0,060 0,060 0,060 0,058 0,056 0,054 0,059 0,060 0,056 0,058 0,059 0,060 0,061 0,059 0,056 0,058 0,060 0,060
85
No. 62 63 64 65 66 Sumber
Jumlah Jumlah produksi cacat (unit) (unit) 13 Okt 06 4500 259 14 Okt 06 2000 259 16 Okt 06 2500 270 17 Okt 06 3500 260 18 Okt 06 4000 240 248000 Total 17888 : Hasil Analisis Data, November 2006 Tanggal
Proporsi Cacat 0,058 0,130 0,108 0,074 0,060 0,060
UCL
CL
LCL
0,084 0,090 0,088 0,085 0,084 0,084
0.072 0.072 0.072 0.072 0.072 0.072
0,060 0,054 0,056 0,059 0,060 0,060
4.7 Menggambarkan Peta Kendali p 4.7.1 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) bulan Agustus 2006 Berdasarkan perhitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk
triple wall (BCB flute) bulan Agustus 2006 sebagai berikut :
Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute ) Agustus 2006
P ro p o rs i C a c a t
0,150 0,100 0,050 0,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.5 Peta Kendali p untuk Triple Wall (BCB Flute) Agustus 2006 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006
86
Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control. Untuk itu diperlukan revisi. Revisi dilakukan dengan menghilangkan sampel pada data yang out of
control. 4.7.2 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) bulan September 2006 Berdasarkan perhitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk
triple wall (BCB flute) bulan September 2006 sebagai berikut :
Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute ) September 2006
P ro p o rs i
0,200 0,150 0,100 0,050 0,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.6 Peta Kendali p untuk Triple Wall (BCB Flute) September 2006 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control. Untuk itu diperlukan revisi. Revisi dilakukan dengan menghilangkan sampel pada data yang out of
control.
87
4.7.3 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) bulan Oktober 2006 Berdasarkan perhitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk
triple wall (BCB flute) bulan Oktober 2006 sebagai berikut :
P ro p o rs i
Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute ) Oktober 2006 0,140 0,120 0,100 0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.7 Peta Kendali p untuk Triple Wall (BCB Flute) Oktober 2006 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control. Untuk itu diperlukan revisi. Revisi dilakukan dengan menghilangkan sampel pada data yang out of
control. 4.7.4 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 Berdasarkan perhitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk
triple wall (BCB flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 sebagai berikut :
88
Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) Agustus, September dan Oktober 2006
P ro p o rs i C a c a t
0,160 0,140 0,120 0,100 0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 No. Pengamatan UCL
Proporsi Cacat
LCL
CL
Gambar 4.8 Peta Kendali p untuk Triple Wall (BCB Flute) Agustus, September dan Oktober 2006 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control. Untuk itu diperlukan revisi. Revisi dilakukan dengan menghilangkan sampel pada data yang out of control. 4.8 Menghitung Proporsi Cacat (Setelah Revisi) 4.8.1 Menghitung Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Agustus 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control maka dari itu perlu dilakukan revisi. Berikut adalah penghitungan proporsi triple wall (BCB flute) Agustus 2006 :
89
Tabel 4.14 Hasil penghitungan Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute) Agustus 2006
No. 1 2 4 6 7 9 10 11 12 14 15 19 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 01 Agustus 2006 3500 02 Agustus 2006 3000 04 Agustus 2006 3000 07 Agustus 2006 4000 08 Agustus 2006 4000 10 Agustus 2006 5000 11 Agustus 2006 4000 12 Agustus 2006 4000 14 Agustus 2006 3500 16 Agustus 2006 3500 18 Agustus 2006 4000 24 Agustus 2006 5000 Total 46500 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 258 245 258 295 241 334 289 303 260 267 284 311 3345
Proporsi Cacat 0,074 0,082 0,086 0,074 0,060 0,067 0,072 0,076 0,074 0,076 0,071 0,062 0,874
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah produk cacat secara keseluruhan untuk
triple wall (BCB flute) Agustus 2006 sebesar 3345 unit dari 46500 unit produksi dengan proporsi 0.874 atau 87.4%. Jumlah produk cacat yang paling banyak terdapat pada hari ke-9 dengan total cacat 334 unit dari 5000 unit produksi dengan proporsi 0.067 atau 6.7%. 4.8.2 Menghitung Proporsi Cacat (Setelah Revisi) September 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control maka dari itu perlu dilakukan revisi. Berikut adalah penghitungan proporsi triple wall (BCB flute) September 2006 :
90
Tabel 4.15 Hasil penghitungan Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute) September 2006 No. 1 2 6 8 9 10 13 14 15 17 19 20 21 25 26 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 01 September 2006 3500 02 September 2006 4500 07 September 2006 3500 09 September 2006 3500 11 September 2006 4000 12 September 2006 4500 15 September 2006 3500 16 September 2006 4000 18 September 2006 5000 20 September 2006 3500 22 September 2006 4000 23 September 2006 4500 25 September 2006 4500 29 September 2006 3500 30 September 2006 4000 Total 60000 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 267 258 246 253 242 288 250 270 292 270 288 285 258 253 278 3998
Proporsi Cacat 0,076 0,057 0,070 0,072 0,061 0,064 0,071 0,068 0,058 0,077 0,072 0,063 0,057 0,072 0,070 1,008
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah produk cacat secara keseluruhan untuk
triple wall (BCB flute) September 2006 sebesar 3998 unit dari 60000 unit produksi dengan proporsi 1.008 atau 100.8%. Jumlah produk cacat yang paling banyak terdapat pada hari ke15 dengan total cacat 292 unit dari 5000 unit produksi dengan proporsi 0.058 atau 5.8%. 4.8.3 Menghitung Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Oktober 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control maka dari itu perlu dilakukan revisi. Berikut adalah penghitungan proporsi triple wall (BCB flute) Oktober 2006 :
91
Tabel 4.16 Hasil penghitungan Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute) Oktober 2006 No. 2 3 4 6 8 9 10 14 15 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 03 Oktober2006 3000 04 Oktober 2006 3500 05 Oktober 2006 4500 07 Oktober 2006 3500 10 Oktober 2006 3000 11 Oktober 2006 4000 12 Oktober 2006 4000 17 Oktober 2006 3500 18 Oktober 2006 4000 Total 33000 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 256 276 274 252 264 279 265 260 240 2366
Proporsi Cacat 0,085 0,079 0,061 0,072 0,088 0,070 0,066 0,074 0,060 0,655
Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah produk cacat secara keseluruhan untuk
triple wall (BCB flute) September 2006 sebesar 2366 unit dari 33000 unit produksi dengan proporsi 0.655 atau 65.5%. Jumlah produk cacat yang paling banyak terdapat pada hari ke-9 dengan total cacat 279 unit dari 4000 unit produksi dengan proporsi 0.070 atau 7%. 4.8.4 Menghitung Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Agustus, September, dan Oktober 2006 Berdasarkan peta kendali p di atas, terdapat beberapa data yang out of control maka dari itu perlu dilakukan revisi. Berikut adalah penghitungan proporsi triple wall (BCB flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 : Tabel 4.17 Hasil penghitungan Proporsi Cacat (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 No.
Tanggal
1 2
01 Agustus 2006 02 Agustus 2006
Jumlah produksi (unit) 3500 3000
Jumlah cacat (unit) 258 245
Proporsi Cacat 0,074 0,082
92
No. 4 6 7 9 10 11 12 14 15 19 26 27 31 33 34 35 38 39 40 42 44 45 46 50 51 53 54 55 57 59 60 61 65 66 Sumber :
Tanggal
Jumlah produksi (unit) 04 Agustus 2006 3000 07 Agustus 2006 4000 08 Agustus 2006 4000 10 Agustus 2006 5000 11 Agustus 2006 4000 12 Agustus 2006 4000 14 Agustus 2006 3500 16 Agustus 2006 3500 18 Agustus 2006 4000 24 Agustus 2006 5000 01 September 2006 3500 02 September 2006 4500 07 September 2006 3500 09 September 2006 3500 11 September 2006 4000 12 September 2006 4500 15 September 2006 3500 16 September 2006 4000 18 September 2006 5000 20 September 2006 3500 22 September 2006 4000 23 September 2006 4500 25 September 2006 4500 29 September 2006 3500 30 September 2006 4000 03 Oktober2006 3000 04 Oktober 2006 3500 05 Oktober 2006 4500 07 Oktober 2006 3500 10 Oktober 2006 3000 11 Oktober 2006 4000 12 Oktober 2006 4000 17 Oktober 2006 3500 18 Oktober 2006 4000 Total 139500 Hasil Analisis Data, November 2006
Jumlah cacat (unit) 258 295 241 334 289 303 260 267 284 311 267 258 246 253 242 288 250 270 292 270 288 285 258 253 278 256 276 274 252 264 279 265 260 240 9709
Proporsi Cacat 0,086 0,074 0,060 0,067 0,072 0,076 0,074 0,076 0,071 0,062 0,076 0,057 0,070 0,072 0,061 0,064 0,071 0,068 0,058 0,077 0,072 0,063 0,057 0,072 0,070 0,085 0,079 0,061 0,072 0,088 0,070 0,066 0,074 0,060 2,537
93
4.9 Menghitung UCL, CL, dan LCL (Setelah Revisi) ¾
Nilai CL dihitung dengan rumus : g
p atau CL =
∑ pi
g
=
i =1
∑ xi
g
p =
i =1
n.g
3345 = 0.072 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya. 46500
Nilai CL merupakan nilai yang didapatkan dari nilai p . Jadi nilai CL sebesar 0.072 yang berarti CL adalah rata-rata proporsi produk cacat yang merupakan batas tengah dari peta kendali p. ¾
Nilai UCL dihitung dengan rumus :
p(1 − p) n
UCL = p + 3
UCL = 0.072 + 3
0.072(1 − 0.072) 3500
UCL = 0.072 + 3(0.004) = 0.085 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya. ¾
Nilai LCL dihitung dengan rumus :
LCL = p - 3
p(1 − p) n
LCL = 0.072 – 3
0.072(1 − 0.072) 3500
LCL = 0.072 – 3(0.004) = 0.059 (tanggal 01 Agustus 2006) dan seterusnya.
94
4.9.1 Menghitung UCL, CL, dan LCL (Setelah Revisi) Agustus 2006 Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB flute) bulan Agustus 2006 sebagai berikut : Tabel 4.18 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Agustus 2006 (Setelah Revisi)
No.
Tanggal
1 2 4 6 7 9 10 11 12 14 15 19 Sumber
01-Agust-06
Jumlah produksi (unit) 3500
Jumlah cacat (unit)
Proporsi Cacat
UCL
CL
LCL
0,074 0,082 0,086 0,074 0,06 0,067 0,072 0,076 0,074 0,076 0,071 0,062
0,085 0,086 0,086 0,084 0,084 0,083 0,084 0,084 0,085 0,085 0,084 0,083
0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072
0,059 0,058 0,058 0,060 0,060 0,061 0,060 0,060 0,059 0,059 0,060 0,061
258 02-Agust-06 3000 245 04-Agust-06 3000 258 07-Agust-06 4000 295 08-Agust-06 4000 241 10-Agust-06 5000 334 11-Agust-06 4000 289 12-Agust-06 4000 303 14-Agust-06 3500 260 16-Agust-06 3500 267 18-Agust-06 4000 284 24-Agust-06 5000 311 : Hasil Analisis Data, November 2006
4.9.2 Menghitung UCL, CL, dan LCL (Setelah Revisi) September 2006 Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB flute) bulan September 2006 sebagai berikut : Tabel 4.19 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) September 2006 (Setelah Revisi) No.
Tanggal
1
01-Sep-06
Jumlah produksi (unit) 3500
Jumlah cacat (unit)
Proporsi Cacat
UCL
CL
LCL
267
0,076
0,079
0,067
0,054
95
No. 2 6 8 9 10 13 14 15 17 19 20 21 25 26 Sumber
Jumlah Jumlah produksi cacat (unit) (unit) 02-Sep-06 4500 258 07-Sep-06 3500 246 09-Sep-06 3500 253 11-Sep-06 4000 242 12-Sep-06 4500 288 15-Sep-06 3500 250 16-Sep-06 4000 270 18-Sep-06 5000 292 20-Sep-06 3500 270 22-Sep-06 4000 288 23-Sep-06 4500 285 25-Sep-06 4500 258 29-Sep-06 3500 253 30-Sep-06 4000 278 : Hasil Analisis Data, November 2006 Tanggal
Proporsi Cacat 0,057 0,07 0,072 0,061 0,064 0,071 0,068 0,058 0,077 0,072 0,063 0,057 0,072 0,07
UCL
CL
LCL
0,078 0,079 0,079 0,078 0,078 0,079 0,078 0,077 0,079 0,078 0,078 0,078 0,079 0,078
0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067 0,067
0,055 0,054 0,054 0,055 0,055 0,054 0,055 0,056 0,054 0,055 0,055 0,055 0,054 0,055
4.9.3 Menghitung UCL, CL, dan LCL (Setelah Revisi) Oktober 2006 Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB flute) bulan Oktober 2006 sebagai berikut : Tabel 4.20 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Oktober 2006 (Setelah Revisi) Tanggal No.
Jumlah produksi (unit) 3000
03-Okt-06 2 04-Okt-06 3500 3 05-Okt-06 4500 4 07-Okt-06 3500 6 10-Okt-06 3000 8 11-Okt-06 4000 9 12-Okt-06 4000 10 17-Okt-06 3500 14 18-Okt-06 4000 15 Sumber : Hasil Analisis Data, November
Jumlah cacat (unit) 256 276 274 252 264 279 265 260 240 2006
Proporsi Cacat
UCL
CL
LCL
0,085 0,079 0,061 0,072 0,088 0,07 0,066 0,074 0,06
0,086 0,085 0,083 0,085 0,086 0,084 0,084 0,085 0,084
0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072 0,072
0,058 0,059 0,060 0,059 0,058 0,059 0,059 0,059 0,059
96
4.9.4 Menghitung UCL, CL, dan LCL (Setelah Revisi) Agustus, September, dan Oktober 2006 Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh perhitungan UCL, CL, dan LCL untuk triple wall (BCB flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 sebagai berikut : Tabel 4.21 Hasil Perhitungan UCL, CL, dan LCL Triple Wall (BCB Flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 (Setelah Revisi) No.
Tanggal
1 2 4 6 7 9 10 11 12 14 15 19 26 27 31 33 34 35 38 39 40 42 44 45 46 50 51
01-Agust-06
Jumlah produksi (unit) 3500
02-Agust-06 04-Agust-06 07-Agust-06 08-Agust-06 10-Agust-06 11-Agust-06 12-Agust-06 14-Agust-06 16-Agust-06 18-Agust-06 24-Agust-06 01-Sep-06 02-Sep-06 07-Sep-06 09-Sep-06 11-Sep-06 12-Sep-06 15-Sep-06 16-Sep-06 18-Sep-06 20-Sep-06 22-Sep-06 23-Sep-06 25-Sep-06 29-Sep-06 30-Sep-06
3000 3000 4000 4000 5000 4000 4000 3500 3500 4000 5000 3500 4500 3500 3500 4000 4500 3500 4000 5000 3500 4000 4500 4500 3500 4000
Jumlah cacat (unit)
Proporsi Cacat
UCL
CL
LCL
258 245 258 295 241 334 289 303 260 267 284 311 267 258 246 253 242 288 250 270 292 270 288 285 258 253 278
0,074 0,082 0,086 0,074 0,06 0,067 0,072 0,076 0,074 0,076 0,071 0,062 0,076 0,057 0,07 0,072 0,061 0,064 0,071 0,068 0,058 0,077 0,072 0,063 0,057 0,072 0,07
0,083 0,084 0,084 0,082 0,082 0,080 0,082 0,082 0,083 0,083 0,082 0,080 0,083 0,081 0,083 0,083 0,082 0,081 0,083 0,082 0,080 0,083 0,082 0,081 0,081 0,083 0,082
0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070
0,057 0,056 0,056 0,058 0,058 0,059 0,058 0,058 0,057 0,057 0,058 0,059 0,057 0,058 0,057 0,057 0,058 0,058 0,057 0,058 0,059 0,057 0,058 0,058 0,058 0,057 0,058
97
Jumlah Jumlah produksi cacat (unit) (unit) 03-Okt-06 3000 53 256 04-Okt-06 3500 54 276 05-Okt-06 4500 55 274 07-Okt-06 3500 57 252 10-Okt-06 3000 59 264 11-Okt-06 4000 60 279 12-Okt-06 4000 61 265 17-Okt-06 3500 65 260 18-Okt-06 4000 66 240 Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 No.
Tanggal
Proporsi Cacat 0,085 0,079 0,061 0,072 0,088 0,07 0,066 0,074 0,06
UCL
CL
LCL
0,084 0,083 0,081 0,083 0,084 0,082 0,082 0,083 0,082
0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070 0,070
0,056 0,057 0,058 0,057 0,056 0,058 0,058 0,057 0,058
4.10 Menggambarkan Peta Kendali p (Setelah Revisi) 4.10.1 Menggambarkan Peta Kendali p (Setelah Revisi) bulan Agustus 2006 Berdasarkan penghitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk triple wall (BCB flute) bulan Agustus 2006 sebagai berikut :
Peta Kendali p (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute ) Agustus 2006 0,1 P ro o p rsi
0,08 0,06 0,04 0,02 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.9 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) Agustus 2006 (Setelah Revisi)
98
Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 4.10.2 Menggambarkan Peta Kendali p (Setelah Revisi) bulan September 2006 Berdasarkan penghitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk triple wall (BCB flute) bulan September 2006 sebagai berikut :
Peta Kendali p (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute ) September 2006 0,1 P ro p o rs i
0,08 0,06 0,04 0,02 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.10 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) September 2006 (Setelah Revisi) Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 4.10.3 Menggambarkan Peta Kendali p (Setelah Revisi) bulan Oktober 2006 Berdasarkan penghitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk triple wall (BCB flute) bulan Oktober 2006 sebagai berikut :
99
Peta Kendali p (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute ) Oktober 2006 0,1 P ro p o rs i
0,08 0,06 0,04 0,02 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.11 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) Oktober 2006 (Setelah Revisi) Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 4.10.4
Menggambarkan
Peta
Kendali
p
(Setelah
Revisi)
bulan
Agustus,
September, dan Oktober 2006 Berdasarkan penghitungan UCL, CL, dan LCL di atas, maka diperoleh peta kendali p untuk triple wall (BCB flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 sebagai berikut :
100
Peta Kendali p (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute ) Agustus, September,dan Oktober 2006 0,100 P ro p o rsi
0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.12 Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 (Setelah Revisi) Sumber : Hasil Analisis Data, November 2006 4.11 Analisa Cacat Mayor Produk Kemasan Karton Triple Wall (BCB Flute) Dengan menggunakan alat bantu diagram pareto, dapat diketahui jenis cacat yang paling banyak menghasilkan produk cacat dalam pembuatan triple wall karton. Berdasarkan prinsip pareto bahwa sekitar 80% dari masalah disebabkan oleh 20% penyebab. Dari tebaran proporsi peta kendali p akan dibuat diagram pareto untuk mengetahui jenis cacat terbesar. 4.11.1 Analisa Jenis Kerusakan Triple Wall (BCB Flute) bulan Agustus 2006 Berdasarkan data yang terlampir dalam lampiran, berikut adalah penghitungan dalam bentuk diagram pareto untuk produk triple wall (BCB flute) bulan Agustus 2006 :
101
Tabel 4.22 Data Jumlah dan Jenis Cacat Triple Wall Karton bulan Agustus 2006 Jumlah Cacat 1442 935 902 672 653 652
Jenis Cacat
Coakan Lari Posisi Paku Tidak Pas Cetakan Kabur Lem Lepas Cetakan Kotor Jarak Sambungan Rapat / Renggang Sheet Melengkung 476 Lem Lengket 451 Sheet Lembek 392 Sheet Krepek 361 Jumlah 6936 Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006
Persentase Cacat (%) 20,79 13,48 13,00 9,69 9,41 9,40
Persentase Kumulatif (%) 20,79 34,27 47,28 56,96 66,38 75,78
6,86 6,50 5,65 5,20
82,64 89,14 94,80 100,00
Berdasarkan jumlah kecacatan yang disebutkan di atas, maka jenis kecacatan yang memiliki frekuensi terbesar ialah coakan lari dengan jumlah 1442 unit, dan persentase
Jumlah Cacat
Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute ) Agustus 2006 1600
125,00
1200
100,00 75,00
800
50,00
400
25,00
0
0,00 S
S
et he
et he
m
K
Le k
ek
et
gk
be
p re
m
gk
en el
k
an
g un
ng
or ot
da Ti
bu am
M
S
K
ur ab
as
K
n Le
k
et he
Le
S
ra Ja
p Le
an ak
m
an ak
ri
u
La
k Pa
n ka
si si
et C
Le
et C
Po
oa C
Persentase Kumulatif
cacatnya sebesar 20,79%. Berikut diagram pareto yang dibuat berdasarkan data di atas :
t pa Ra
s Pa
en /R gg g an
Jenis Cacat Jumlah Cacat
Persentase Kumulatif
Gambar 4.13 Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute) Agustus 2006 Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006
102
4.11.2 Analisa Jenis Kerusakan Triple Wall (BCB Flute) bulan September 2006 Berdasarkan data yang terlampir dalam lampiran, berikut adalah penghitungan dalam bentuk diagram pareto untuk produk triple wall (BCB flute) bulan September 2006 : Tabel 4.23 Data Jumlah dan Jenis Cacat Triple Wall Karton bulan September 2006 Jumlah Cacat 1315 947 941
Jenis Cacat Coakan Lari Posisi Paku Tidak Pas Cetakan Kabur Jarak Sambungan terlalu 717 rapat/renggang 682 Cetakan Kotor 667 Lem Lepas 463 Sheet Krepek 437 Sheet Lembek 431 Sheet Melengkung 417 Lem Lengket Jumlah 7017 Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006
Persentase Cacat (%) 18,74 13,50 13,41
Persentase Kumulatif (%) 18,74 32,24 45,65
10,22 9,72 9,51 6,60 6,23 6,14 5,94
55,86 65,58 75,09 81,69 87,92 94,06 100,00
Berdasarkan jumlah kecacatan yang disebutkan di atas, maka jenis kecacatan yang memiliki frekuensi terbesar ialah coakan lari dengan jumlah 1315 unit, dan persentase cacatnya sebesar 18,74%. Berikut diagram pareto yang dibuat berdasarkan data di atas :
103
125,00
1200
100,00 75,00
800
50,00
400
25,00
0
Kumulatif
1600
Persentase
Jumlah Cacat
Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute ) September 2006
0,00 m Le et
lu r la te
s Pa
ng ku ng ele M
k be m Le
k ng Le
et he S
et he S
k pe re K
r oto K
an ng bu am S
ak Tid
ur ab K
s pa Le
et he S
m Le
an ak et C
k ra Ja
an ak et C
ri La
u ak iP is os P
n ka oa C
t/r pa ra . e..
Jenis Cacat Jumlah Cacat
Persentase Kumulatif
Gambar 4.14 Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute) September 2006 Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006 4.11.3 Analisa Jenis Kerusakan Triple Wall (BCB Flute) bulan Oktober 2006 Berdasarkan data yang terlampir dalam lampiran, berikut adalah penghitungan dalam bentuk diagram pareto untuk produk triple wall (BCB flute) bulan Oktober 2006 : Tabel 4.24 Data Jumlah dan Jenis Cacat Triple Wall Karton bulan Oktober 2006
Jenis Cacat
Jumlah Cacat 776 545 418 410
Coakan Lari Posisi Paku Tidak Pas Cetakan Kabur Cetakan Kotor Jarak Sambungan terlalu 378 rapat/renggang 372 Lem Lepas 272 Lem Lengket 262 Sheet Melengkung 256 Sheet Lembek 246 Sheet Krepek Jumlah 3935 Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006
Persentase Cacat (%) 19,72 13,85 10,62 10,42
Persentase Kumulatif (%) 19,72 33,57 44,19 54,61
9,61 9,45 6,91 6,66 6,51 6,25
64,22 73,67 80,58 87,24 93,75 100,00
104
Berdasarkan jumlah kecacatan yang disebutkan di atas, maka jenis kecacatan yang memiliki frekuensi terbesar ialah coakan lari dengan jumlah 776 unit, dan persentase cacatnya sebesar 19,72%. Berikut diagram pareto yang dibuat berdasarkan data di atas :
Jumlah Cacat
1200
125,00 100,00
800
75,00 50,00
400
25,00 0
0,00 S
S
S
et he
et he
K
r la te
s Pa
an
k
ng ku
k be
k pe re
m Le
et
g en el M
as
or ot
ur ab
da Ti
ng bu am
K
K
k ng Le
S
p Le
et he
m
m Le
Le
k
an ak
an ak
ri
u
La
ak iP is os
n ka
ra Ja
et C
et C
P
oa C
Persentase Kumulatif
Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute ) Oktober 2006
lu t/r pa ra a gg en ng
Jenis Cacat Jumlah Cacat Persentase Kumulatif
Gambar 4.15 Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute) Oktober 2006 Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006
4.11.4 Analisa Jenis Kerusakan Triple Wall (BCB Flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 Berdasarkan data yang terlampir dalam lampiran, berikut adalah penghitungan dalam bentuk diagram pareto untuk produk triple wall (BCB flute) bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 :
105
Tabel 4.25 Data Jumlah dan Jenis Cacat Triple Wall Karton bulan Agustus, September, dan Oktober 2006 Jumlah Cacat 3533 2427 2261
Jenis Cacat Coakan Lari Posisi Paku Tidak Pas Cetakan Kabur Jarak Sambungan terlalu 1747 rapat/renggang 1745 Cetakan Kotor 1711 Lem Lepas 1169 Sheet Melengkung 1140 Lem Lengket 1085 Sheet Lembek 1070 Sheet Krepek Jumlah 17888 Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006
Persentase Cacat (%) 19,75 13,57 12,64
Persentase Kumulatif (%) 19,75 33,32 45,96
9,77 9,76 9,57 6,54 6,37 6,07 5,98
55,72 65,48 75,04 81,58 87,95 94,02 100,00
Berdasarkan data tersebut di atas, dapat dibuat diagram pareto sebagai berikut :
4200 3500 2800 2100 1400 700 0
125,00 100,00 75,00 50,00 25,00
Persentase Kumulatif
Jumlah Cacat
Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute ) Agustus, September, dan Oktober 2006
0,00 S
S
et he K k
ek
et
be
p re
m
gk
Le
n Le
gk
or ot
en el
as
K an
k
g un
ng
ur ab
da Ti
bu am
M
S
K
ri
u
La
p Le
et he
m
m
an ak
k
et he
Le
S
Le
et C
ra Ja
an ak
n ka
ak iP is os
et C
P
oa C
r la te
s Pa
lu p ra /r at . e.
Jenis Cacat Jumlah Cacat
Persentase Kumulatif
Gambar 4.16 Diagram Pareto Triple Wall (BCB Flute) Agustus, September, dan Oktober 2006 Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006
106
Dari diagram pareto yang telah dibuat, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan antara lain : 1. Cacat sheet krepek Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana kondisi hasil cetakan mesin corr tidak sesuai dengan pola kemasan (tidak halus). Dengan kata lain, cacat sheet krepek ditemukan apabila hasil cetakan sheet yang keluar dari mesin corr memiliki goresan-goresan yang berada pada sisi sheet. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 1070 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat sheet krepek memiliki persentase sebesar 5.98% dari total cacat keseluruhan.
2. Cacat sheet melengkung Merupakan jenis cacat dengan kondisi sheet hasil cetakan tidak rata/melengkung. Jenis cacat semacam ini biasanya masih bisa dipergunakan untuk proses selanjutnya karena masih bisa diperbaiki lengkungannya sampai menjadi lurus. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 1169 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat sheet melengkung memiliki persentase sebesar 6.54% dari total cacat keseluruhan.
3. Cacat sheet lembek Merupakan jenis cacat dimana kondisi sheet tidak kaku melainkan lembek sehingga sheet tidak bisa dibentuk menjadi kemasan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus
107
sampai November 2006 sebanyak 1085 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat sheet lembek memiliki persentase sebesar 6.07% dari total cacat keseluruhan.
4. Cacat cetakan kotor Merupakan jenis cacat dimana kondisi sheet setelah diprint menjadi kotor sehingga sheet tersebut tidak bisa digunakan lagi. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai November 2006 sebanyak 1745 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat cetakan kotor memiliki persentase sebesar 9.76% dari total cacat keseluruhan.
5. Cacat cetakan kabur Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana kondisi sheet yang telah diprint memiliki hasil print yang kurang jelas sehingga tulisan dan merk dalam sheet tidak bisa terbaca. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 2261 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat cetakan kabur memiliki persentase sebesar 12.64% dari total cacat keseluruhan.
6. Cacat coakan lari Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana kondisi potongan sheet untuk membentuk sheet menjadi kemasan tidak simetris sehingga apabila sheet dirangkai akan membentuk kemasan yang tidak seimbang tingginya serta bentuk kemasan yang tidak kotak. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 3533 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat coakan lari memiliki persentase sebesar
108
19.75% dari total cacat keseluruhan. Dan hasil persentase cacat terbesar dari total cacat keseluruhan menunjukkan bahwa cacat jenis ini merupakan cacat mayor yang sering terjadi dalam produksi kemasan karton pada PT.TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES.
7. Cacat jarak sambungan terlalu rapat atau renggang Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana kondisi sheet yang akan dirakit menjadi kemasan memiliki jarak sambungan yang terlalu rapat (sedikit jarak) atau terlalu renggang (banyak jarak). Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 1747 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat jarak sambungan memiliki persentase sebesar 9.77% dari total cacat keseluruhan.
8. Cacat posisi paku tidak pas Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana sheet yang telah dirangkai menjadi kemasan dengan menggunakan paku khusus memiliki posisi yang tidak simetris. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 2427 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat posisi paku tidak pas memiliki persentase sebesar 13.57% dari total cacat keseluruhan.
9. Cacat lem lepas Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana sheet yang telah dirakit menjadi kemasan karton dengan sambungan lem terlepas sehingga sambungan itu tidak menyatu. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 1711 pcs dari total cacat
109
keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat lem lepas memiliki persentase sebesar 9.57% dari total cacat keseluruhan.
10. Cacat lem lengket Merupakan jenis cacat yang terjadi dimana sheet yang telah dirakit menjadi kemasan karton dengan sambungan lem memiliki tingkat keeratan yang berlebihan sehingga ada lem yang keluar dari sambungan. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan analisa, jumlah total cacat
sheet krepek selama tiga bulan terakhir terhitung dari bulan Agustus sampai Oktober 2006 sebanyak 1140 pcs dari total cacat keseluruhan 17888 pcs. Dengan kata lain cacat lem lengket memiliki persentase sebesar 6.37% dari total cacat keseluruhan.
4.12 Faktor-faktor Penyebab Cacat Produk Kemasan Karton 4.12.1 Faktor-faktor Penyebab Cacat Sheet Krepek Materials
Banyaknya kandungan air
Sheet krepek Setting mesin
Perawatan mesin tidak teratur
terlalu cepat
Kondisi mesin sudah tua Mesin
Penempatan bahan baku kurang pas Karyawan
Gambar : 4.17 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Sheet Krepek Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006
110
1. Materials •
Banyaknya kandungan air Bahan baku yang disimpan terlalu lama menimbulkan kadar kelembaban pada kertas kraft menjadi meningkat sehingga apabila bahan baku tersebut tetap dipergunakan dalam proses produksi maka nantinya akan menimbulkan cacat. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan kondisi gudang penyimpanan dan tidak menimbun terlalu banyak persediaan bahan baku dalam jangka waktu yang cukup lama.
2. Mesin •
Perawatan mesin tidak teratur Dalam hal ini, perawatan mesin hanya terjadi apabila mesin mengalami masalah tertentu dalam produksi. Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan terus mengalami penurunan kinerja.
•
Kondisi mesin yang sudah tua Mahalnya mesin-mesin corr membuat perusahaan melakukan pertimbangan untuk mengadakan pembelian mesin baru. Kondisi mesin corr yang ada dalam perusahaan sudah tua dan sudah seharusnya dilakukan pergantian mesin.
3. Karyawan •
Setting mesin terlalu cepat Untuk menghasilkan sheet yang baik, maka mesin perlu dilakukan pemanasan uap agar kondisi mesin benar-benar sudah stabil untuk melakukan proses. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pemanasan uap ini cukup lama yaitu
111
sekitar 2 jam. Hal yang terjadi di atas sebagian besar disebabkan oleh kelalaian para karyawan yang ingin mempercepat produksi tanpa mau menunggu terlalu lama dalam proses pemanasan uap mesin. •
Penempatan bahan baku yang kurang pas Dalam hal ini, karyawan kurang teliti dan terlalu terburu-buru dalam melakukan penempatan bahan baku pada mesin sehingga penempatan yang terjadi tidak pada posisi yang pas.
4.12.2 Faktor-faktor Penyebab Cacat Sheet Melengkung Materials
Banyaknya kandungan air
Sheet melengkung Setting mesin
Perawatan mesin tidak teratur
terlalu cepat
Kondisi mesin sudah tua Mesin
Pemberian lem terlalu sedikit Karyawan
Gambar : 4.18 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Sheet Melengkung Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Banyaknya kandungan air Bahan baku yang disimpan terlalu lama menimbulkan kadar kelembaban pada kertas kraft menjadi meningkat sehingga apabila bahan baku tersebut tetap
112
dipergunakan dalam proses produksi maka nantinya akan menimbulkan cacat. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan kondisi gudang penyimpanan dan tidak menimbun terlalu banyak persediaan bahan baku dalam jangka waktu yang cukup lama. 2. Mesin •
Perawatan mesin tidak teratur Dalam hal ini, perawatan mesin hanya terjadi apabila mesin mengalami masalah tertentu dalam produksi. Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan terus mengalami penurunan kinerja.
•
Kondisi mesin yang sudah tua Mahalnya mesin-mesin corr membuat perusahaan melakukan pertimbangan untuk mengadakan pembelian mesin baru. Kondisi mesin corr yang ada dalam perusahaan sudah tua dan sudah seharusnya dilakukan pergantian mesin.
3. Karyawan •
Setting mesin terlalu cepat Untuk menghasilkan sheet yang baik, maka mesin perlu dilakukan pemanasan uap agar kondisi mesin benar-benar sudah stabil untuk melakukan proses. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pemanasan uap ini cukup lama yaitu sekitar 2 jam. Hal yang terjadi di atas sebagian besar disebabkan oleh kelalaian para karyawan yang ingin mempercepat produksi tanpa mau menunggu terlalu lama dalam proses pemanasan uap mesin.
113
•
Pemberian lem terlalu sedikit Pemberian lem yang terlalu sedikit pada mesin corr akan menyebabkan hasil cetakan sheet tidak tebal sehingga sheet yang tipis itu akan keluar dari mesin corr dalam keadaan yang melengkung.
4.12.3 Faktor-faktor Penyebab Cacat Sheet Lembek Materials
Banyaknya kandungan air
Sheet lembek Setting mesin
Perawatan mesin tidak teratur
terlalu cepat
Kondisi mesin sudah tua Mesin
Pemberian lem terlalu banyak Karyawan
Gambar : 4.19 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Sheet Lembek Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Banyaknya kandungan air Bahan baku yang disimpan terlalu lama menimbulkan kadar kelembaban pada kertas kraft menjadi meningkat sehingga apabila bahan baku tersebut tetap dipergunakan dalam proses produksi maka nantinya akan menimbulkan cacat. Dalam hal ini perusahaan harus memperhatikan kondisi gudang penyimpanan
114
dan tidak menimbun terlalu banyak persediaan bahan baku dalam jangka waktu yang cukup lama. 2. Mesin •
Perawatan mesin tidak teratur Dalam hal ini, perawatan mesin hanya terjadi apabila mesin mengalami masalah tertentu dalam produksi. Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan terus mengalami penurunan kinerja.
•
Kondisi mesin yang sudah tua Mahalnya mesin-mesin corr membuat perusahaan melakukan pertimbangan untuk mengadakan pembelian mesin baru. Kondisi mesin corr yang ada dalam perusahaan sudah tua dan sudah seharusnya dilakukan pergantian mesin.
3. Karyawan •
Setting mesin terlalu cepat Untuk menghasilkan sheet yang baik, maka mesin perlu dilakukan pemanasan uap agar kondisi mesin benar-benar sudah stabil untuk melakukan proses. Waktu yang diperlukan untuk melakukan pemanasan uap ini cukup lama yaitu sekitar 2 jam. Hal yang terjadi di atas sebagian besar disebabkan oleh kelalaian para karyawan yang ingin mempercepat produksi tanpa mau menunggu terlalu lama dalam proses pemanasan uap mesin.
115
•
Pemberian lem terlalu sedikit Pemberian lem yang terlalu banyak pada mesin corr akan menyebabkan hasil cetakan sheet terlalu basahl sehingga sheet yang basah itu akan keluar dari mesin corr dalam keadaan yang lembek.
4.12.4 Faktor-faktor Penyebab Cacat Cetakan Kotor Materials
Tinta terlalu kental
Cetakan kotor Mesin kurang press di unlock
Tinta tidak naik
Kurangnya kontrol pada tinta
Kurangnya kontrol pada mesin Mesin
Tinta terlalu banyak
Karyawan
Gambar : 4.20 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Cetakan Kotor Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Tinta terlalu kental Tinta yang terlalu lama disimpan sebagai persediaan bahan baku tambahan kondisinya tidak akan seperti semula, dan dalam waktu yang cukup lama tinta akan mengental sehingga apabila tetap digunakan maka hasil cetakan dari penggunaan tinta tersebut tidak akan maksimal.
116
2. Mesin •
Tinta tidak naik Dalam hal ini keadaan tinta pada mesin tidak mau mengalir naik untuk mulai melakukan pencetakan gambar sehingga dalam waktu tertentu hasil cetakan akan tidak jelas/kabur akibat proses naiknya tinta terlalu lama.
3. Karyawan •
Pemberian tinta yang terlalu banyak Kurangnya ketelitian karyawan dalam melakukan pengontrolan pada kapasitas keperluan tinta memungkinkan karyawan terlalu banyak memberikan tinta pada mesin yang nantinya berdampak pada hasil cetakan yang kotor.
•
Mesin kurang press di unlock Kurangnya ketelitian karyawan dalam melakukan pengontrolan pada settingan mesin mengakibatkan karyawan kurang melakukan setting tekanan pada keadaan unlock .
117
4.12.5 Faktor-faktor Penyebab Cacat Cetakan Kabur Materials
Tinta terlalu kental
Cetakan kabur Mesin kurang press di unlock
Tinta tidak naik
Kurangnya kontrol pada tinta
Kurangnya kontrol pada mesin Mesin
Tinta terlalu sedikit
Karyawan
Gambar : 4.21 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Cetakan Kabur Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Tinta terlalu kental Tinta yang terlalu lama disimpan sebagai persediaan bahan baku tambahan kondisinya tidak akan seperti semula, dan dalam waktu yang cukup lama tinta akan mengental sehingga apabila tetap digunakan maka hasil cetakan dari penggunaan tinta tersebut tidak akan maksimal.
2. Mesin •
Tinta tidak naik Dalam hal ini keadaan tinta pada mesin tidak mau mengalir naik untuk mulai melakukan pencetakan gambar sehingga dalam waktu tertentu hasil cetakan akan kotor akibat proses naiknya tinta menumpuk terlalu banyak.
118
3.
Karyawan •
Pemberian tinta yang terlalu sedikit Kurangnya ketelitian karyawan dalam melakukan pengontrolan pada kapasitas keperluan tinta memungkinkan karyawan terlalu sedikit memberikan tinta pada mesin yang nantinya berdampak pada hasil cetakan yang kabur karena kekurangan tinta.
•
Mesin kurang press di unlock Kurangnya ketelitian karyawan dalam melakukan pengontrolan pada settingan mesin mengakibatkan karyawan kurang melakukan setting tekanan pada keadaan unlock .
4.12.6 Faktor-faktor Penyebab Cacat Coakan Lari Materials Sheet
melengkung masih dipakai
Ukuran sheet terlalu kecil Coakan lari
Perawatan mesin tidak teratur
Kurangnya kontrol pada mesin Kondisi mesin sudah tua
Mesin
Penempatan sheet yang kurang pas Karyawan
Gambar : 4.22 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Coakan Lari Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006
119
1. Materials •
Sheet melengkung masih dipakai Banyaknya jumlah sheet melengkung yang dihasilkan oleh mesin corr menyebabkan sheet melengkung terpaksa digunakan dalam proses produksi selanjutnya karena kondisi cacat sheet melengkung masih bisa ditolerir.
•
Ukuran sheet terlalu kecil Ukuran sheet yang terlalu kecil menyebabkan penempatan sheet tersebut pada mesin tidak pas sehingga nantinya hasil pemotongan akan asimetris.
2. Mesin •
Perawatan mesin tidak teratur Dalam hal ini, perawatan mesin hanya terjadi apabila mesin mengalami masalah tertentu dalam produksi. Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan terus mengalami penurunan kinerja.
•
Kondisi mesin yang sudah tua Mahalnya mesin-mesin corr membuat perusahaan melakukan pertimbangan untuk mengadakan pembelian mesin baru. Kondisi mesin corr yang ada dalam perusahaan sudah tua dan sudah seharusnya dilakukan pergantian mesin.
3. Karyawan •
Kurangnya kontrol pada mesin Mesin slitter harus selalu dimonitor setiap menjalankannya karena jika sedikit saja karyawan lengah, maka kemungkinan cacat pada proses pemotongan akan sangat besar terjadi.
120
•
Penempatan sheet yang kurang pas Ketelitian karyawan dalam melakukan penempatan sheet pada mesin sangatlah penting untuk menghasilkan potongan sheet yang simetris yang nantinya bisa dirakit menjadi kemasan karton.
4.12.7 Faktor-faktor Penyebab Cacat Jarak Sambungan Materials
Kondisi sheet tidak simetris untuk disambungkan
Jarak sambungan Perawatan mesin tidak teratur
Setting
mesin kurang pas Kurangnya kontrol pada mesin
Mesin
Karyawan kurang berpengalaman
Karyawan
Gambar : 4.23 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Jarak Sambungan Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Kondisi sheet tidak simetris untuk disambungkan Kejadian ini merupakan penyebab dari hasil pemotongan pada proses slitter dimana jarak sambungan untuk merakit kemasan tidak pas atau asimetris.
121
2. Mesin •
Perawatan mesin tidak teratur Dalam hal ini, perawatan mesin hanya terjadi apabila mesin mengalami masalah tertentu dalam produksi. Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan terus mengalami penurunan kinerja.
3. Karyawan •
Setting mesin kurang pas Dalam proses pemotongan untuk menghasilkan jarak sambungan yang pas, peran serta dari karyawan sangatlah penting dalam melakukan settingan pada mesin agar didapat hasil pemotongan dan jarak sambungan yang pas.
•
Karyawan kurang berpengalaman Salah satu kendala dalam proses pemotongan ini ialah kurangnya training bagi para karyawan sehingga para karyawan yang ada masih kurang berpengalaman dalam memecahkan semua masalah pada proses ini mulai dari settingan mesin sampai penempatan sheet untuk pemotongan. Para karyawan yang dipekerjakan untuk menangani proses pemotongan ini rata-rata masih merupakan karyawan baru karena resiko yang tinggi sekali untuk bisa bertahan mengelola proses pemotongan ini sehingga jam terbangnya masih sedikit dan hanya beberapa yang sudah mulai menguasai sepenuhnya. Dalam hal ini perusahaan haruslah segera mengambil tindakan yang tepat agar karyawan dapat menguasai semua informasi mengenai proses pemotongan ini.
122
4.12.8 Faktor-faktor Penyebab Cacat Posisi Paku Tidak Pas Materials
Metode kerja
Kondisi paku stitch yang cacat
Perawatan mesin tidak teratur
Penerapan sistem borongan dalam kuantitas besar
Posisi paku tidak pas
Penempatan sheet kurang pas Kurangnya kontrol pada mesin
Mesin
Karyawan
Karyawan kurang berpengalaman Mengerjakan secara terburu-buru
Gambar : 4.24 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Posisi Paku Tidak Pas Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Kondisi paku stitch cacat Kondisi paku yang sudah cacat seharusnya tidak lagi dipergunakan untuk menyambung jarak sambungan sheet karena nantinya menyebabkan posisi paku yang ditempelkan tidak sesuai dengan pola penempatan paku yang seharusnya.
2. Mesin •
Perawatan mesin tidak teratur Dalam hal ini, perawatan mesin hanya terjadi apabila mesin mengalami masalah tertentu dalam produksi. Dengan tidak dilakukannya perawatan mesin secara berkala, maka kondisi mesin akan terus mengalami penurunan kinerja.
123
3. Karyawan •
Penempatan sheet kurang pas Ketelitian karyawan dalam melakukan penempatan sheet pada mesin sangatlah penting untuk menghasilkan penempatan paku yang sesuai dengan pola seharusnya.
•
Mengerjakan secara terburu-buru Ini merupakan dampak dari metode kerja yang diterapkan oleh perusahaan dimana gaji karyawan dibayar berdasarkan banyaknya jumlah sheet yang sudah mereka sambung sehingga untuk mendapatkan upah yang besar karyawan harus cepat dalam mengerjakannya.
•
Karyawan kurang berpengalaman Karena mudahnya melakukan proses ini maka para karyawan yang dipekerjakan bukan merupakan karyawan tetap melainkan karyawan tambahan yang sewaktuwaktu dibutuhkan. Oleh karena itu karyawan tambahan ini masih kurang berpengalaman dalam menghasilkan sambungan paku stitch yang baik.
4. Metode kerja •
Penerapan sistem borongan dalam kuantitas besar Metode kerja yang dipakai perusahaan cukup beresiko karena dengan sistem tersebut maka para karyawan pasti akan mengejar upah yang sebesar mungkin sehingga menimbulkan dampak pekerjaan yang kurang rapi.
124
4.12.9 Faktor-faktor Penyebab Cacat Lem Mudah Lepas Metode kerja Persiapan lem yang mendadak Penerapan sistem borongan dalam kuantitas besar Lem mudah lepas Daya rekat lem tidak bagus
Pemberian lem terlalu sedikit Kurangnya kontrol pada proses perekatan
Materials
Mengerjakan secara terburu-buru
Karyawan
Gambar : 4.25 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Lem Mudah Lepas Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Daya rekat lem tidak bagus Hasil pengolahan lem yang dibuat sendiri oleh perusahaan, kualitas rekatnya bervariasi tergantung cara pembuatan lem itu sendiri. Kondisi sambungan sheet yang menggunakan lem tersebut mudah lepas karena daya rekat dari lem itu sendiri tidak bagus.
2. Karyawan •
Mengerjakan secara terburu-buru Ini merupakan dampak dari metode kerja yang diterapkan oleh perusahaan dimana gaji karyawan dibayar berdasarkan banyaknya jumlah sheet yang sudah
125
mereka sambung sehingga untuk mendapatkan upah yang besar karyawan harus cepat dalam mengerjakannya. •
Pemberian lem terlalu sedikit Ketidaktelitian karyawan dalam pemberian lem pada sambungan yang terlalu sedikit menyebabkan sambungan tidak dapat merekat dengan baik sehingga sambungan lem mudah lepas lagi.
3. Metode kerja •
Persiapan lem yang mendadak Lem yang dipergunakan oleh perusahaan merupakan hasil buatan sendiri. Oleh karena itu apabila ada pesanan kemasan karton yang sambungannya ingin menggunakan lem, maka karyawan terlebih dahulu harus segera menyiapkan pembuatan lem. Persiapan lem seperti ini yang nantinya akan berdampak pada kurang pasnya daya rekat lem dan persediaan lem itu sendiri.
•
Penerapan sistem borongan dalam kuantitas besar Metode kerja yang dipakai perusahaan cukup beresiko karena dengan sistem tersebut maka para karyawan pasti akan mengejar upah yang sebesar mungkin sehingga menimbulkan dampak pekerjaan yang kurang rapi.
126
4.12.10 Faktor-faktor Penyebab Cacat Lem Terlalu Lengket Metode kerja Persiapan lem yang mendadak Penerapan sistem borongan dalam kuantitas besar
Lem terlalu kental dan lengket
Lem terlalu lengket
Pemberian lem terlalu banyak Kurangnya kontrol pada proses perekatan
Materials
Mengerjakan secara terburu-buru
Karyawan
Gambar : 4.26 Diagram Tulang Ikan untuk Cacat Lem Terlalu Lengket Sumber : Hasil Analisis Data, Desember 2006 1. Materials •
Lem terlalu kental dan lengket Hasil pengolahan lem yang dibuat sendiri oleh perusahaan, kualitas rekatnya bervariasi tergantung cara pembuatan lem itu sendiri. Kondisi sambungan sheet yang menggunakan lem tersebut menjadi lengket karena hasil dari pembuatan lem itu sendiri terlalu kental dan lengket.
2. Karyawan •
Mengerjakan secara terburu-buru Ini merupakan dampak dari metode kerja yang diterapkan oleh perusahaan dimana gaji karyawan dibayar berdasarkan banyaknya jumlah sheet yang sudah
127
mereka sambung sehingga untuk mendapatkan upah yang besar karyawan harus cepat dalam mengerjakannya. •
Pemberian lem terlalu banyak Ketidaktelitian karyawan dalam pemberian lem pada sambungan yang terlalu banyak menyebabkan sambungan terlalu mendapatkan banyak perekat sehingga kelebihan perekat tersebut menjadi lengket.
3. Metode kerja •
Persiapan lem yang mendadak Lem yang dipergunakan oleh perusahaan merupakan hasil buatan sendiri. Oleh karena itu apabila ada pesanan kemasan karton yang sambungannya ingin menggunakan lem, maka karyawan terlebih dahulu harus segera menyiapkan pembuatan lem. Persiapan lem seperti ini yang nantinya akan berdampak pada kurang pasnya daya rekat lem dan persediaan lem itu sendiri.
•
Penerapan sistem borongan dalam kuantitas besar Metode kerja yang dipakai perusahaan cukup beresiko karena dengan sistem tersebut maka para karyawan pasti akan mengejar upah yang sebesar mungkin sehingga menimbulkan dampak pekerjaan yang kurang rapi.
128
4.13 Perbaikan Kualitas dengan 5W dan 1H 1. Why : Mengapa perlu penanggulangan ? Penanggulangan atas cacat coakan lari sebanyak 3533 unit dengan persentase kumulatif sebesar 19,75% dari total keseluruhan dalam tiga bulan terakhir (Agustus, September, dan Oktober 2006). Faktor penyebab utama dari cacat ini ialah faktor mesin, karyawan dan bahan baku. Dimana kondisi mesin tidak lagi memungkinkan untuk terus berproduksi tanpa adanya perawatan yang berkala, masih terdapat karyawan yang kurang teliti dalam melakukan pengawasan dalam proses produksi, dan masih dipergunakannya hasil
sheet melengkung dalam menghasilkan kemasan karton. Untuk mengurangi banyaknya cacat dalam proses produksi, maka perusahaan harus mengambil tindakan yang tepat dalam mengatasi faktor penyebab yang utama tersebut. Jadi dengan adanya penanggulangan atas faktor-faktor penyebab tersebut, diharapkan proses produksi akan berjalan dengan baik dalam menghasilkan produk-produk yang berkualitas. 2. What : Apa yang harus diperbaiki ? Faktor dominan yang selama ini menyebabkan terjadinya cacat coakan lari dalam proses produksi ialah kondisi mesin yang tidak memungkinkan untuk terus dipergunakan. Seperti yang dapat kita lihat dalam lampiran spesifikasi mesin, umur mesin sudah tua dan rentan sekali rusak dalam hal yang kecil. Oleh sebab itu perusahaan setidaknya melakukan perawatan secara berkala terhadap mesin-mesin yang ada sehingga walaupun mesin sudah tua tetapi performa kerjanya masih bisa diandalkan. 3. Where : Dimana penanggulangan dilakukan ? Dalam hal ini penanggulangan dilakukan di departemen Quality Control agar departemen ini dapat segera malakukan penanggulangan atas masalah yang ada.
129
4. When : Kapan penanggulangan harus dilaksanakan ? Langkah-langkah penanggulangan dapat dilakukan secepatnya, hal ini akan sangat efektif karena untuk meningkatkan produktifitas masin yang nantinya akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan. 5. Who : Siapa yang melaksanakan ? Pelaksanaan dari rencana penanggulangan itu harus dilakukan kerja sama antara karyawan-karyawan bagian produksi yang terkait dengan bagian pengendalian kualitas, dalam hal ini bagian Quality Control. 6. How : Bagaimana pelaksanaannya ? Pelaksanaan penanggulangan sebaiknya mengikuti rencana penanggulangan yang sudah dibuat, yaitu : •
Faktor mesin Mulai dilaksanakan perawatan mesin secara berkala oleh teknisi yang berpengalaman dibidangnya.
•
Faktor karyawan Perlunya training bagi para karyawan bagian produksi agar semua karyawan dapat memahami pentingnya pengawasan selama proses produksi dan penanganan mesin dengan baik.
•
Faktor bahan baku Mulai
mencoba
untuk
tidak
menggunakan
sheet
melengkung
dalam
menghasilkan produk kemasan karton, sheet melengkung bisa dijadikan sebagai bahan baku tambahan apabila ternyata sheet yang baik kurang banyak.
130
4.14 Analisa Perbandingan Efektivitas Bagan Kendali Berdasarkan hasil penghitungan di atas, kita dapat menemukan sejauh mana efektivitas dari Statistical Process Control dalam penerapan pada perusahaan PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES. Perbandingannya dapat dilihat sebagai berikut :
Peta Kendali p Triple Wall (BCB Flute ) Agustus, September dan Oktober 2006
P ro p o rs i C a c a t
0,160 0,140 0,120 0,100 0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61 63 65 No. Pengamatan UCL
Proporsi Cacat
LCL
CL
Peta Kendali p (Setelah Revisi) Triple Wall (BCB Flute ) Agustus, September,dan Oktober 2006
P ro p o rsi
0,100 0,080 0,060 0,040 0,020 0,000 1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
33
35
No. Pengamatan UCL
CL
LCL
Proporsi
Gambar 4.27 Perbandingan Bagan Kendali p Sebelum Revisi dengan Sesudah Revisi Sumber : Hasil Analisa Data, Desember 2006
131
Dari gambar 4.18, tampak pada gambar bagan kendali p sebelum revisi bahwa proses produksi pada PT.TOP UNION WIDYA BOX INDUSTIRIES masih belum stabil karena masih terdapat beberapa kegiatan yang keluar dari batas kendali mutu (30 kegiatan yang berada di luar batas kendali mutu). Sedangkan pada gambar kedua, telah tampak bahwa bagan kendali yang telah direvisi kegiatan proses produksinya lebih stabil dimana hampir tiidak ada kegiatan yang keluar dari batas yang telah ditentukan (3 kegiatan yang berada di luar batas kendali mutu). Berdasarkan analisa di atas, maka dapat dikatakan bahwa penerapan Statistical
Process Control pada PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES cukup efektif karena nantinya dalam jangka panjang penerapan metode Statistical Process Control akan membuat proses produksi lebih stabil sehingga mampu mengurangi tingkat kecacatan produk.
4.15 Rekomendasi PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES perlu adanya perbaikan untuk menunjang ke arah peningkatan kualitas produk yang lebih baik. Untuk itu penulis merekomendasikan bagaimana pengimplementasian Statistical Process Control pada PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES dalam memantau proses produksinya. Dalam penerapan Statistical Process
Control, terdapat beberapa elemen yang mempengaruhi kesuksesan program ini pada PT. TOP UNION WIDYA BOX INDUSTRIES yaitu : 1. Kepemimpinan manajemen Kepemimpinan manajemen dalam hal ini ialah bagaimana kepemimpinan ynag diterapkan dalam menjalankan proses produksi. Untuk mengimplementasikan
Statistical Process Control, pemimpin haruslah komitmen dalam melakukan
132
pengendalian proses secara statisik dan meneruskan informasi penerapannya kepada bawahannya. 2. Pendekatan tim Dalam hal ini pendekatan tim sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya penerapan Statistical Process Control dalam perusahaan karena untuk menjalankan suatu pendekatan yang baru haruslah ada pendekatan tim agar semua lini bagian dalam produksi bisa bekerja sama dan menghindari miss communication. 3. Pendidikan bagi karyawan di semua level Pendidikan mengenai pengendalian proses secara statistik sangat diperlukan bagi karyawan di semua level agar karyawan dapat lebih mengerti bagaimana sebenarnya penerapan Statistical Process Control dalam perusahaan. 4. Penekanan pada peningkatan yang berkelanjutan Perlunya penekanan pada peningkatan menunjukkan bahwa perusahaan ingin lebih baik lagi terutama dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Dengan adanya penekanan dari pihak perusahaan, karyawan akan termotivasi untuk melakukan peningkatan dalam segala hal. 5. Mekanisme untuk pengenalan sukses dan mengkomunikasikannya kepada seluruh lini organisasi. Komunikasi mengenai mekanisme tersebut sangatlah penting agar tidak terjadi miss
communication dalam setiap lini sehingga kerja sama tim yang solid nantinya akan dapat terwujud.