BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Analisa dan Pembahasan Dalam melakukan pengelolaan resiko keuangan yang akan dihadapi oleh perusahaan, maka
perusahaan
perlu
dilakukan
hedging (lindung nilai) yang bertujuan untuk
meminimalkan resiko fluktuasi harga yang dikarenakan pembelian bahan baku timah yang pembayarannya menggunakan/mengikuti kurs dollar. Dalam proses hedging (lindung nilai) yang perlu diperhatikan pada studi kasus ini adalah transaksi valuta asing, tingkat suku bunga dan harga timah dipasar dunia. Pada transaksi valuta asing setelah data diolah maka akan didapat hasil forward rate nya sehingga perusahaan akan mendapat prediksi atau perkiraan nilai tukar suatu mata uang tertentu untuk masa waktu yang akan datang. Pada tingkat suku bunga dapat juga dilakukan
hedging sehingga hasilnya akan lebih maksimal. Setelah menggunakan alternatif hedging maka perusahaan akan mendapatkan gambaran/perkiraan nilai tukar dimasa yang akan datang sehingga perusahaan dapat membuat future contract/forward contract untuk meminimalkan resiko fluktuasi nilai tukar. Pengeloloaan resiko keuangan perusahaan hedging (lindung nilai)
Proses Transaksi Resiko hedging (lindungnNilai)
Transaksi valuta asing
Melaksanakan
transaksi spot, forward, future dan swap
Tingkat suku bunga
Melaksanakan penempatan lindung nilai tingkat suku bunga yaitu interest rate
Harga timah di pasar dunia
Menghitung swap dan melakukan penentuan nilai tukar
GAMBAR 4.1 Proses Pengolahan Resiko Fluktuasi Valas Sumber: Data Diolah
47
48 4.2 Perhitungan Kurs Forward Berdasarkan Swap Point. Dengan adanya sistem nilai tukar mengambang, mayoritas valuta asing berubah hampir setiap hari dan bahkan menyesuaikan diri dalam satu hari, ketidakstabilan nilai tukar akan mengakibatkan terjadinya ketidakpastian nilai transaksi perusahaan. Sehingga hal ini mendorong perusahaan melakukan pengendalian untuk valuta asing dengan menggunakan sistem hedging. Dalam hal ini alternatif yang digunakan adalah metode forward contract
hedging dan open position (tanpa hedging). Dalam transaksi pembelian timah, PT. Citra Logam Alpha Sejahtera diharuskan menggunakan sistem pembayaran mengikuti kurs dollar dikarenakan harga timah mengikuti harga dunia LME (London Material Exchange). Dengan demikian kenaikan harga timah di pasar internasional secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kurs valuta asing, sehingga untuk mengantasi ketidakpastian dari pergerakan nilai tukar, perusahaan perlu melakukan pengendalian guna menghindari atau mengurangi resiko valuta asing tersebut dengan aktivitas lindung nilai (hedging). Contoh : USD/IDR Dapat diambil tanggal 31 Januari 2003 dengan tingkat Suku bunga IDR 12.79% dan suku bunga USD 3.44%. Perusahaan akan membayar 30 hari kedepan, kurs spot yang berlaku tanggal 31 Januari 2003 adalah Rp 9.376,00. Untuk perhitungan hasil forward Januari 2003 maka diperlukan nilai tukar atau spot rate yang berlaku pada akhir bulan Desember tahun 2002. Misalkan 31 Desember 2002 spot rate Rp 9.440,00 maka kurs forward dapat dicari dengan menggunakan swap point yaitu:
Swap Point =
SRx( B − A) xT 100 xDB
A = Base currency interest rate = IDR B = Counter Currency interest rate = USD
49
SR = Spot rate T = Time in days DB = Day basis for the year = 360 hari Swap Point
=
9440 X (13.01 − 3.47) X 30 360 X 100
Swap Point
=
2701728 36000
Swap Point
= -75.048
Swap Point
= -75.05 (pembulatan 2 desimal)
Dengan mendapatkan hasil swap point maka hasil forward point bisa didapatkan dengan rumus
Forward Rate = SpotRatet −1 + SwapRatet −1 Keterangan :
SpotRatet −1 → Spot rate pada bulan sebelumnya SwapRatet −1 → Swap rate pada bulan sebelumnya Maka kurs forward yang jatuh tempo pada 31 Januari 2003 di dapat dengan: menggunakan spot rate pada bulan Desember 2002 ditambah dengan hasil perhitungan
swap point diatas. Forward Rate
= Rp 9.440,00 - Rp 75,05 = Rp 9.515,05
Untuk bulan–bulan dan tahun–tahun selanjutnya dihitung seperti cara perhitungan diatas. Sedangkan Untuk membedakan hasil forward rate itu discount ataupun premium yaitu dengan melihat hasil forward dan membandingkannya dengan spot rate.
Forward Rate dikatakan sebagai premium jika, Forward Rate > Spot Rate. Forward Rate dikatakan sebagai discount jika, Forward Rate < Spot Rate.
50 4.2.1 Kurs Forward Berdasarkan Swap Point Antar USD/IDR Pada Tahun 2003 Tabel 4.1 Besarnya Kurs Forward Berdasarkan Swap Point Dalam USD/IDR Pada Tahun 2003
Date
Spot Rate
Swap Point
Forward Rate
Premium / Discount
31 – Desember – 02
9440
(75.05)
31 – Januari – 03
9376
(73.05)
9364.95
Discount
28 – Febuari – 03
9405
(72.11)
9302.95
Discount
31 – Maret – 03
9408
(65.93)
9332.90
Discount
30 – April – 03
9175
(60.78)
9342.07
Premium
29 – Mei – 03
8779
(57.58)
9114.22
Premium
30 – Juni – 03
8785
(53.66)
8721.42
Discount
31 – Juli – 03
9005
(45.40)
8731.34
Discount
29 – Agustus – 03
9035
(35.16)
8959.60
Discount
30 – September – 03
8889
(38.00)
8999.84
Premium
31 – Oktober – 03
8995
(36.95)
8851.00
Discount
21 – November – 03
9037
(36.15)
8958.05
Discount
31 – Desember – 03
8965
(35.34)
9000.85
Premium
Sumber: Hasil Pengolahan
Adapun hal-hal yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar di karenakan selama tahun 2003 terjadi beberapa masalah diantaranya seperti: Di awal tahun 2003, perbedaan kurs USD/IDR (dollar AS terhadap rupiah) dengan harga emas LM (Logam Mulia) semakin melebar karena di samping harga emas di pasaran dunia tinggi, nilai dollar AS pun melemah.
(Sumber: Kompas Cyber Media, Sabtu, 15 Maret 2003)
Pada awal Februari 2003, ketika tekanan AS memanas terhadap Dewan Keamanan (DK) PBB mengambil tindakan tegas terhadap Irak, harga emas naik mencapai titik tertinggi selama tujuh tahun terakhir (dari Agustus 1996), yaitu level 380-390.80 dollar AS per troy
ounce (1 troy ounce = 31,1035 gr). Hal tersebut menyebaban melemahnya nilai tukar dollar karena banyak investor mengalihkan sebagian alokasi investasinya ke dalam jenis investasi
IDR
Perbandingan Spot Rate dan Forward Rate USD/IDR 2003 9600 9400 9200 9000 8800 8600 8400 8200 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan Spot Rate
Forward Rate
Gambar 4.2 Line Chart Perbandingan Spot Rate dan Forward Rate USD/IDR 2003 Sumber : Hasil Pengolahan
51
52
emas yang dianggap aman. Ketika ajakan AS tidak mendapat sambutan dari sebagian besar anggota DK (Dewan Keamanan) PBB (Persatuan Bangsa Bangsa), harga emas kembali melemah ke level 346-370 dollar AS per troy ounce. dan nilai tukar Dollar pun mengalami peningkatan, sehingga nilai tukar rupiah terhadap dollar kembali melemah.
(Sumber: Kompas
Cycber Media, Sabtu, 15 Maret 2003)
Nilai tukar tukat rupiah yang sering kurang stabil dimanfatkan oleh para spekulan. Di pasar spot antarbank Jakarta sempat melemah ke posisi Rp 8.825 per dollar AS Di samping itu, pelaku pasar juga mengambil untung (profit taking).
(Sumber: Kompas Cycber Media, Kamis, 30
Oktober 2003)
Berapa pengamat pasar uang menilai komunike yang dikeluarkan tujuh negara industri terkemuka atau G7 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pekan lalu, di luar perkiraan pasar. Kata-kata dalam komunike itu sangat keras dari perkiraan pasar. Sekalipun G7 tidak menyebutkan negara atau kelompok ekonomi agar lebih fleksibel dalam kebijakan nilai tukar, namun sangat jelas Jepang dan Cina yang menjadi target seruan. Ini berkaitan dengan kebijakan intervensi pasar Jepang dan kebijakan nilai tukar tetap Cina atas mata uang yuan, yang membuat yen dan yuan relatif murah dibanding dollar. Hal ni jelas suatu kemenangan bagi pihak AS dan Menteri Keuangan John Snow. Dalam pertanyaannya setelah mengadakan pertemuan pekan lalu di Dubai, para menkeu G-7 menyatakan nilai tukar mata uang yang fleksibel diinginkan untuk negara-negara dan ekonomi tertentu untuk membiarkan pasar menentukan secara mulus naik dan turunnya ekonomi. Anggota G-7 adalah AS, Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang.
(Sumber: Kompas Cyber Media, Selasa, 23 September
2003)
Nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap dollar selama Tahun 2003 dipicu oleh beberapa aspek seperti: Adanya intervensi yang dilakukan Bank of Japan (BoJ) guna mempertahankan nilai yen relatif rendah terhadap dollar AS sudah berlebihan. Kantor berita Jepang, Kyodo mengungkapkan, Jepang membelanjakan lebih dari 9 triliun yen atau sekitar 77 miliar dollar
53
AS (sekitar Rp 654,5 triliun) antara bulan Januari hingga Juli 2003 guna membeli dollar AS. Kejatuhan dollar dipicu spekulasi bahwa Jepang kemungkinan mencoba menyetop kejatuhan yen setelah pertemuan menkeu G-7 (Sumber: Kompas Cycber Media, Rabu, 24 September 2003) Menguatnya kembali nilai tukar rupiah pada hari Rabu, 27 Oktober 2003, menurut kalangan dealer, disebabkan faktor psikologis pasar dalam menyambut rencana penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) saham Bank BRI, setelah pemerintah memastikan akan melepas 40,5 persen saham bank terbesar kedua di Indonesia itu. Tingginya permintaan investor asing dinilai menunjukkan masih tingginya kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. Padahal, nilai tukar rupiah di pasar spot antarbank Jakarta sempat melemah ke posisi Rp 8.825,00 per dollar AS, sebelum akhirnya ditutup menguat secara signifikan di sore hari. Di samping itu, pelaku pasar juga mengambil untung (profit taking). (Sumber: Kompas Cycber Media, Kamis, 30 Oktober 2003)
Adanya Pemberitaan dari Bank Indonesia bahwa pada tahun 2003 laju inflasi diperkirakan akan berada disekitar 5%, sementara nilai tukar rupiah terus membaik dan tingkat fluktuasinya semakin rendah. Pada saat ini, nilai tukar rupiah berkisar pada tingkat Rp 8.300 per USD, jauh lebih baik dibandingkan nilai tukar pada tahun 1998 yang sempat mencapai Rp 16.000 per USD. Seiring dengan membaiknya stabilitas ekonomi makro, suku bunga SBI secara bertahap dapat diturunkan hingga mencapai 8,43%, jauh menurun dibandingkan pada masa krisis yang pernah mencapai 70%. Penurunan suku bunga SBI tersebut diharapkan dapat mendorong fungsi intermediasi perbankan dan mendorong kegiatan dunia usaha. Demikian salah satu pokok pikiran yang disampaikan Anwar Nasution, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia di salah satu panel diskusi dengan topik “A New Outlook for Indonesia” dalam “The Indonesia Investors
Conference : Accessing New Opportunities” yang diselenggarakan oleh Euromoney Conference tanggal 5 Desember di Denpasar. (Sumber: Bank Indonesia, Jumat,
5 Desember 2003)
54 4.2.2 Kurs Forward Berdasarkan Swap Point Antara USD/IDR Pada Tahun 2004 Tabel 4.2 Besarnya Kurs Forward Berdasarkan Swap Point Dalam USD/IDR Pada Tahun 2004
Date
Sport Rate
Swap Point
Hasil Forward
Premium / Discount
31 – Desember – 03
8965
30 – Januari – 04
8941
(34.05)
8929.66
Discount
27 – Febuari – 04
8947
(31.24)
8906.95
Discount
31 – Maret – 04
8947
(31.76)
8915.76
Discount
30 – April – 04
9161
(28.70)
8915.24
Discount
31 – Mei – 04
9710
(24.19)
9132.30
Discount
30 – Juni – 04
9915
(24.29)
9685.81
Discount
30 – Juli – 04
9668
(25.86)
9890.71
Premium
31 – Agustus – 04
9828
(28.17)
9642.14
Discount
30 – September – 04
9670
(29.01)
9799.83
Premium
29 – Oktober – 04
9590
(29.17)
9640.99
Premium
30 – November – 04
9518
(27.68)
9560.83
Premium
31 – Desember – 04
9790
(28.06)
9490.32
Discount
Sumber: Hasil Pengolahan
Hal–hal yang menyebabkan terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar selama periode 2004 diantaranya: Peredaran uang palsu menjelang masa kampanye Pemilu 2004 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2003. Menurut data BI, pada Januari 2004 ditemukan uang palsu senilai Rp 221,8 juta, sedangkan pada Januari 2003 senilai Rp 82,7 juta. Pada Februari 2004 ditemukan uang palsu senilai Rp 317 juta sedangkan Februari 2003 senilai Rp 61 juta. Maka dari itu masyarakat terutama kalangan pengusaha memilih memegang dalam bentuk dollar ketimbang memegang rupiah. (Sumber: Kompas Cyber Media, Selasa, 30 Maret 2004) Kenaikan pertama suku bunga AS terjadi Juni 2004 sebagai dampak sehatnya percepatan pertumbuhan ekonomi setempat. Adanya tindakan yang dilakukan oleh bank sentral AS yakni menaikkan suku bunga sebesar 25 basis point. Pasalnya kenaikan suku bunga The Fed tersebut, ternyata tidak diikuti oleh melambungnya suku bunga perbankan Indonesia. (Sumber: Kompas Cycber Media, Kamis, 15 juli 2004)
Perbandingan Spot Rate dan Forward Rate USD/IDR 2004 10000
IDR
9500 9000 8500 8000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan Spot Rate
Forward Rate
Gambar 4.3 Line Chart Perbandingan Spot Rate dan Forward Rate USD/IDR 2004 Sumber : Hasil Pengolahan
55
56 Berbagai faktor eksternal maupun internal mendorong pelemahan rupiah tersebut. Menurut pengamat pasar uang dari Currency Management Group, Farial Anwar, dari sisi eksternal perkiraan bahwa suku bunga The Fed akan terus meningkat telah mendorong penguatan dollar AS terhadap hampir semua mata uang utama dunia. Di pasar global dollar AS naik 0,3 persen terhadap euro ke posisi 1,2015 dollar AS per euro, serta meningkat 0,6 persen terhadap yen Jepang ke posisi 112,35 yen per dollar AS. "Mungkin tanggal 10 Agustus suku bunga The Fed akan mulai naik dan terus naik bertahap sampai akhir tahun sehingga kenaikan mencapai sekitar dua persen. Itu yang membuat dollar cenderung menguat terhadap semua mata uang dunia," kata Farial.
(Sumber: kompas
Cyber Media, Jumat, 30 Juli 2004)
Selain suku bunga AS, harga minyak dunia naik ke posisi tertinggi dalam 14 tahun terakhir ke posisi 43 dollar AS per barrel. Kenaikan harga minyak ini di satu sisi menguntungkan AS sehingga mendorong penguatan dollar AS. Di sisi lain merugikan Indonesia karena menambah defisit APBN serta menambah kesulitan pasokan bahan bakar minyak di dalam negeri sehingga terus menekan rupiah. "Itu semua memberi persepsi negatif pada rupiah," kata Farial.
(Sumber: kompas Cyber Media, Jumat, 30 Juli 2004)
Akibat sentimen melemahnya yen Jepang atas dolar AS berdampak pada pelemahan sejumlah mata uang dunia termasuk rupiah. Pagi ini rupiah terpantau di kisaran Rp9.135Rp9.145 per US$ 1."Kelihatannya melemahnya rupiah pagi ini lebih disebabkan oleh sentimen regional terutama menguatnya dolar AS atas yen Jepang," kata dealer Bank Niaga di Jakarta, Kamis (29/7). Saat pembukaan rupiah terpantau di kisaran Rp9.145-Rp9.165 per US$ 1 dan beberapa saat kemudian ke kisaran Rp 9.135,00 – Rp 9.145,00 per US$ 1. Kemarin rupiah diprediksikan akan bermain dikisaran Rp 9.130,00 – Rp 9.180,00 per US$ 1. Namun diyakini Bank Indonesia akan terus mengawal rupiah agar tidak terperosok jauh. (Sumber: Banjarmasin Post Cyber, Jumat, 30 Juli 2004)
57 Kenaikan suku bunga AS juga berdampak kepada menguatnya nilai tukar dolar AS. Mata uang euro diperdagangkan pada 1,2875 dolar AS. Sebelumnya, euro diperdagangkan pada 1,3006 dolar AS. Dolar AS juga menguat 0,2% terhadap yen dan dan diperdagangkan pada 107,00 yen Jepang dari sebelumnya 107,30 yen Jepang, meskipun pada awal pekan sempat menyentuh 105,28 yen Jepang. (Sumber: Pikiran Rakyat Cyber Media, Jumat, 12 November 2004) Bank Sentral AS (Federal Reserve) menaikkan lagi suku bunga utamanya untuk keempat kalinya dalam tahun 2004 menjadi 2%. Kenaikan sebesar seperempat poin persentase atau 25 basis poin tersebut dipastikan membuat masa depan bursa kerja setempat cerah. Pertemuan Komite Pasar Terbuka AS (Federal Open Market Committe - FOMC) Bank Sentral AS, Rabu waktu setempat atau kamis dini hari menyepakati kenaikan suku bunga utama (Fed
Fund) dari 1,75% menjadi 2%. (Sumber: Pikiran Rakyat Cyber Media, Jumat, 12 November 2004) Penguatan nilai tukar rupaih terhadap dollar dipicu oleh beberapa indikator seperti: Dalam setahun terakhir, kita boleh merasa lega karena kurs stabil di rentang Rp8.200,00 sampai Rp8.500,00 per dollar AS. Tetapi, dalam tiga minggu terakhir, stabilitas kurs menjadi sangat sulit dikendalikan oleh Bank Indonesia. Untuk sesaat, kurs sempat menyentuh angka Rp 9.300 per dollar AS. Kita sekarang baru menyadari bahwa stabilitas makroekonomi selama setahun terakhir yang ditunjukkan dengan turunnya inflasi dan suku bunga serta menguatnya rupiah merupakan stabilitas yang lebih banyak didorong oleh faktor-faktor eksternal atau externally driven stability. (Sumber: Kompas Cyber Media, Rabu, 02 Juni 2004) Kalangan pelaku dan pengamat dunia usaha, merespons positif pelaksanaan pemilu presiden putaran pertama yang berlangsung aman dan lancar. Sementara di pasar regional, pelaku pasar uang juga memberikan sentimen positif sehingga nilai tukar rupiah terapresiasi. Menurutnya, pelaksanaan pemilu presiden yang berlangsung aman telah memberikan keyakinan kepada para investor bahwa proses pemilu berjalan sesuai harapan. "Apalagi jika pasangan capres dan cawapres yang diinginkan mereka nantinya mendapat banyak suara
58 dalam pemilu. Pasti rupiah akan lebih menguat lagi," katanya, sambil meminta tak menyebutkan nama capres dan cawapres yang banyak didukung oleh pelaku pasar valas tersebut. (Sumber: Kompas Cycber Media, Jumat, 2 Juli 2004) Tercatat di pasar uang Singapura dan Hong Kong dalam perdagangan Senin (5/7) nilai tukar rupiah diperdagangkan di posisi Rp 9.120,00 per dolar AS menguat dari perdagangan Jumat (2/7) di level Rp 9.160,00 per dolar AS. Bahkan di pasar uang Beijing, rupiah sempat diperdagangkan pada posisi Rp 9.115,00 per dolar AS.
(Sumber: Kompas Cycber Media Senin, 05 Juli
2004)
Kepala Cabang Trimegah Sekuritas Bandung, Asep Saefudin memperkirakan penguatan nilai tukar rupiah akan terus berlangsung saat perdagangan di Jakarta dibuka Selasa (6/7) hari ini. Sentimen yang diberikan oleh pelaku pasar regional ini diperkirakan akan terus berlangsung, bahkan menguat saat perdagangan di Jakarta dibuka. (Sumber: Kompas Cycber Media, Senin, 05 Juli 2004)
4.2.3 Kurs Forward Berdasarkan Swap Point Antara USD/IDR Pada Tahun 2005 Tabel 4.3 Besarnya Kurs Forward Berdasarkan Swap Point Dalam USD/IDR Pada Tahun 2005 Date
Sport Rate
Swap Point
Hasil Forward
Premium / Discount
31 – Desember – 04
9790
31 – Januari – 05
9665
(26.82)
9761.94
Premium
28 – Febuari – 05
9760
(26.76)
9638.18
Discount
31 – Maret – 05
9980
(23.95)
9733.24
Discount
29 – April – 05
10070
(26.52)
9956.05
Discount
31 – Mei – 05
9995
(29.90)
10043.48
Premium
30 – Juni – 05
10213
(33.36)
9965.10
Discount
29 – Juli – 05
10319
(35.00)
10179.64
Discount
31 – Agustus – 05
10740
(38.31)
10284.00
Discount
30 – September – 05
10810
(50.18)
10701.69
Discount
31 – Oktober – 05
10590
(54.89)
10759.82
Premium
30 – November – 05
10535
(64.18)
10535.11
Premium
30 – Desember – 05
10330
(67.40)
10470.82
Premium
sumber : Hasil Pengolahan
Perbandingan Spot Rate dan Forward Rate USD/IDR 2005 11000
IDR
10500 10000 9500 9000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bulan Spot Rate
Forward Rate
Gambar 4.4 Line Chart Perbandingan Spot Rate dan Forward Rate USD/IDR 2005 Sumber : Hasil Pengolahan
59
60 Beberapa indikator-indikator yang menyebabkan melemahnya nilai tukar rupiah selama periode 2005 adalah: Adanya pembelian dolar AS dalam jumlah besar oleh Pertamina untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) atau minyak mentah dari luar negeri–ditengarai menjadi salah satu menyebab terpuruknya rupiah selama beberapa hari terakhir. setiap hari, Pertamina memborong dolar dari pasar valas rata-rata sebanyak 50 juta dolar AS. Sementara, volume perdagangan valas di Indonesia hanya sekitar 200 sampai 300 juta dolar AS per hari. Volume pembelian dolar Pertamina yang mencapai seperempat dari volume perdagangan harian inilah yang dituding membuat rupiah terpuruk. Pengamat ekonomi yang juga Komisaris Bank BCA, Cyrillus Harinowo memperkirakan, volume transaksi beli dan jual valas dolar di pasar dalam negeri mencapai 300 juta sampai 500 juta dolar AS. Dengan demikian, jika Pertamina ikut bermain (membeli dolar langsung) di pasar valas, akan ikut mempengaruhi pergerakan kurs rupiah. Disamping itu juga dikarenakan menurunnya Indeks Harga Saham Gabungan IHSG.
(Sumber: banjarmasin Post Cyber Media, Kamis, 28 April 2005)
Penyebab kemerosotan kurs rupiah lebih banyak berasal dari faktor eksternal. Antara lain kenaikan harga minyak dunia yang demikian tajam, mencapai 60 dolar AS per barel. Dan juga kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (The Fed). Di dalam negeri tekanan terhadap rupiah diakibatkan oleh meningkatnya permintaan pada dolar AS, karena banyak utang yang jatuh tempo serta peningkatan kebutuhan dolar Pertamina untuk mengimpor minyak. Melihat perkembangan kondisi internal dan eksternal seperti itu, maka sangatlah wajar bila rupiah mulai goyah dan cenderung melemah. Kalangan dunia usaha pun mulai waswas mengingat instabilitas kurs akan berdampak pada ketidakpastian dan akan dapat menyulitkan pengusaha.
(Sumber: Suara Merdeka, Kamis, 07 Juli 2005)
Di dalam negeri ancaman terhadap stabilitas makro, selain ditunjukkan oleh menurunnya nilai tukar rupiah dan meningkatnya inflasi, juga terlihat dari peningkatan suku bunga. Gejolak di masyarakat yang diakibatkan oleh langkanya pasokan premium, apabila tak segera
61 diatasi, akan dapat menimbulkan dampak spekulatif di mana-mana dan pada gilirannya akan makin mendorong kenaikan harga-harga barang dan jasa. Dalam soal stabilitas moneter, lagi-lagi diingatkan pentingnya menjaga tingkat kepercayaan masyarakat. Soal kelangkaan BBM misalnya, tak bisa dianggap sepele. Apa pun alasannya, masalah itu perlu segera diatasi demi menjaga stabilitas makroekonomi. Bagaimanapun caranya, sebab masyarakat sulit untuk dijelaskan dengan argumen apa pun. Belum terlalu lama kita menikmati stabilitas moneter, termasuk stabilitas nilai tukar rupiah. Kalau indikator ekonomi yang satu ini mulai terganggu, maka biasanya akan lebih cepat menggoyahkan indikator lainnya.
(Sumber: Suara
Merdeka, Kamis, 07 Juli 2005)
Berawal dari penerapan rezim uang ketat oleh Amerika Serikat yang memberi konsekuensi pada peningkatan suku bunga jangka pendek (Fed Fund). Bila dipantau lebih jauh, kebijakan ini diambil sebagai upaya menekan besarnya defisit kembar (twin deficit) yang dituding sebagai penyebab utama terjadinya ketidakseimbangan global. Sesuai dengan pakemnya di sana, kenaikan suku bunga dilakukan dalam kelipatan 25 basis poin. Hingga saat ini Komite Pasar Uang Amerika Serikat (FOMC) telah sembilan kali menaikkan suku bunga hingga bercokol pada posisi 3,25%. Ini merupakan kenaikan yang luar biasa, karena selama puluhan tahun Amerika Serikat menikmati tingkat bunga yang sangat rendah, di bawah 1%. Tentunya kenaikan suku bunga ini memberi dampak yang besar pada permintaan dolar AS yang pada akhirnya mendongkrak nilai tukar uang Paman Sam tersebut terhadap mata uang dunia yang menganut sistem mengambang (floating exchange rate
system) termasuk euro. (Sumber: Pikiran Rakyat Cyber Media, Senin, 11 Juli 2005) Dalam laporan tahunan 2005 Bank for International Settlements (BIS) yang merupakan bank sentralnya bank sentral, mencatat ada tiga faktor utama memengaruhi pergerakan nilai tukar dolar AS ini. Pertama, pelaku pasar memfokuskan pada defisit neraca berjalan AS yang semakin melebar, dan peran dolar AS di portofolio sejumlah bank sentral di Kawasan Asia tampaknya memberi tekanan tersendiri pada nilai tukar. Kondisi ini sebenarnya sudah
62 menjadi masalah "klasik" dan menjadi agenda wajib untuk dibahas dalam setiap even-even ekonomi dan keuangan di dunia. Kedua, pada awal 2005, beralihnya ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi AS dan perubahan suku bunga yang cenderung mendorong penguatan dolar AS. Prospek pertumbuhan ekonomi AS dan perbedaan suku bunga AS dengan negara lain, juga membantu menjelaskan pergerakan kurs dolar AS pada awal 2004 dan beberapa bulan pertama 2005. Ketiga, akumulasi cadangan devisa bank sentral di kawasan Asia yang terus meningkat dalam beberapa tahun ini telah menahan depresiasi dolar AS terhadap beberapa nilai tukar di kawasan ini. Selain itu kebijakan nilai tukar dan intervensi yang dilakukan beberapa bank sentral semakin mempertajam fluktuasi nilai tukar mereka.
(Sumber: Pikiran Rakyat Cyber Media, Senin, 11 Juli 2005)
Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dalam 2–3 pekan ke depan sangat bergantung kepada kebijakan pemerintah soal ketersediaan bahan bakar minyak (BBM). Jika pemerintah memberikan kepastian ketersediaan BBM, nilai tukar rupiah akan bergerak antara Rp 9.600,00 - Rp 9.900,00 per dolar AS. Marketing Manager PT. Monex Investindo Futures Bandung Sandy Susanto mengungkapkan hal itu dalam pertemuan mingguan Rotary Club Bandung Dago, Sabtu (9/7), yang dipandu Presiden RC (Rotary Club) Bandung Dago 20052006 M. Ridlo Eisy. "Sebaliknya, bila dalam dua pekan mendatang tidak ada kepastian soal BBM, rupiah bisa menembus level Rp 10.000,00 bahkan Rp 10.100,00" ujar Sandy.
(Sumber:
banjarmasin Post Cyber Media, Senin 11 Juli 2005)
Adanya pemborongan dollar setiap bulan ketiga, keenam, dan kesembilan, perusahaan besar seperti Pertamina, juga perusahaan-perusahaan asing, membutuhkan dolar AS dalam jumlah yang besar. Pada saat bersamaan, harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan lebih dari 60 dolar AS per barel. Hal ini menjadikan dolar AS menguat dan rupiah melemah. Ungkap Marketing Manager PT. Monex Investindo Futures Bandung Sandy Susanto
(Sumber:
Pikiran Rakyat Cyber Media, Senin, 11 Juli 2005)
Adanya aksi cari untung yang dilakukan oleh para spekulan sehingga nilai tukar rupiah pun semakin melemah terhadap dollar. Cadangan devisa yang semakin menurun akan
63 menajadi sasaran empuk bagi spekulan. Apalagi cadangan devisa kita turun tajam, dari 37,5 miliar dolar AS menjadi hanya 31 miliar dolar saat ini dan 9 miliar dolar diantaranya milik IMF.
(Sumber: Banjarmasin Post Cyber Media, Senin, 12 September 2005)
Adapun hal-hal yang menyebabkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar di karenakan ditahun Tahun 2005 ini didukung oleh: Dengan adanya kehadiran presiden di BEJ cukup membuat rupiah ‘percaya diri’. Pada penutupan perdagangan sesi sore, rupiah diperdagangkan di level Rp 9.650,00 per dolar AS atau menguat 45 basis poin. Sebelumnya pada pembukaan sesi pagi rupiah mampu menguat 85 poin terhadap dolar AS dibandingkan penutupan hari sebelumnya menjadi Rp 9.595,00. Mayoritas mata uang Asia sendiri kemarin ditutup melemah terhadap dolar AS. (Sumber: Banjarmasin Post Cyber Media, Kamis, 28 April 2005)
IHSG juga langsung menguat 0,45 poin ke level 1.032,218. Saham-saham unggulan naik secara mencolok saat-saat terakhir seperti saham Bank Mandiri yang langsung naik Rp 50,00 menjadi Rp 1.470,00 PGN naik Rp 75,00 menjadi Rp 2.625,00. (Sumber:
Banjarmasin Post Cyber
Media, Kamis, 28 April 2005)
Adanya pemberutaan bahwa pemerintah dan otoritas moneter akan segera mengambil tindakan cepat. Beberapa kalangan menilai langkah antisipasi untuk menahan penurunan rupiah agak terlambat. Dalam kaitan ini Bank Indonesia telah menyiapkan lima langkah khusus untuk mengatasi tekanan terhadap rupiah. Kelima langkah tersebut adalah, pertama, pemerintah akan memenuhi kebutuhan valas Pertamina dalam rangka pengadaan BBM dengan membayar subsidi BBM dalam bentuk valas. Setidak-tidaknya hal ini akan membatasi peredaran rupiah dan juga permintaan terhadap dolar. Kedua, valas untuk BUMN-BUMN di luar Pertamina juga akan dipenuhi melalui bank-bank yang ditunjuk. Ketiga, BUMN diwajibkan menempatkan devisa hasil ekspor pada bank-bank di dalam negeri. Keempat, memperkuat kecukupan cadangan devisa melalui peningkatan nilai Bilateral Swap
Arrangement (BSA) dalam kerangka kerja sama ASEAN dengan Cina, Jepang, dan Korea. Sedangkan kelima mengurangi kegiatan spekulasi di pasar valas melalui penerapan Peraturan
64 Bank Indonesia No 7/14/PBI/2005 tentang pembatasan transaksi rupiah dan pemberian kredit valuta asing. Kita tunggu apakah kelima langkah tersebut akan efektif untuk meredam gejolak rupiah sehingga bisa kembali menguatkan pada posisi ideal Rp 9.000,00 per dolar AS. Mungkin tak akan bisa terlalu cepat, namun setidak-tidaknya kita harapkan akan ada tren penguatan kembali. Bagaimanapun kurs rupiah tidak boleh menyentuh level psikologis mengingat dampak psikologisnya pun akan besar.
(Sumber: Suara Merdeka, Kamis, 07 Juli 2005)
Pemerintah menyatakan telah menerima dan hasil penjualan obligasi internasional US$1,5miliar. Hasil penerimaan global bond ini diperkirakan memperkuat nilai tukar rupiah menjadi Rp 9.500,00 – Rp 9.800,00/USD. Pembayaran itu telah dikurangi dengan biaya konsultan sebesar 0,1% untuk obligasi INDO-16, dan 0,2% untuk INDO-35. Hasil penjualan bersih INDO-16 dengan jatuh tempo 10 tahun, dengan nilai 99,139% dari total yang diterbitkan US$ 900 juta. Sedangkan INDO-35 dengan jangka waktu jatuh tempo 30 tahun nilai bersihnya 98,66 dari total penerbitan US$ 600 juta. Hal ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Jusuf Anwar, Dirjen Perbendaharaan Negara, Mulia Nasution, dan Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara (SUN) Rachmat Waluyanto, di Jakarta.
(Sumber: Media Indonesia
Online, Kamis, 13 Oktober 2005)
Di tempat yang sama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Abudizal Bakrie mengatakan dana hasil penerbitan global bond diharapkan akan menyebabkan penguatan cadangan devisa. Pada akhirnya berpotensi memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. “Global bond kita tentunya akan memperkuat cadangan devisa. Pasti juga akan memperkuat rupiah.
(Sumber: Media Indonesia Online, Kamis, 13 Oktober 2005)
Adanaya Tanggapan dari Gubernur Bank Indonesia (BI) Burhanuddin Abdullah optimistis nilai tukar rupiah pada tahun 2005 akan berada di level sekitar Rp 9.000,00 per dollar AS. Sementara Deputi Senior BI Miranda S Goeltom mengatakan, penguatan rupiah ke level Rp 9.000,00 per dollar AS diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2005. (Sumber: Bank Indonesia, Kamis 13 Oktober 2005)
65 4.3 Analisis Perbandingan Forward Contract (Hedging) dan Open Position (Tanpa
Hedging). Dari perhitungan perbandingan penggunaan hedging dan open position, maka dengan hasil ini, perusahaan dapat mengetahui cara yang paling menguntungkan bagi perusahaan dalam melakukan transaksi pembelian timah yang pembayarannya menggunakan dollar (mengikuti kurs dollar). Serta menentukan besarnya resiko yang dapat diminimalis akibat fluktuasi nilai tukar dollar terhadap rupiah dengan menerapkan alternative forward contract
hedging. Berikut perbandingkan penggunaan hedging dengan open position selama tiga tahun, dari tahun 2003 sampai 2005 untuk jenis mata uang USD/IDR. Tabel 4.4 Pengeluaran PT. Citra Logam Alpha Sejahtera Untuk Pembelian Timah Tahun 2003
Bulan
Harga Pembelian
Quantitas/Ton
Total Pengeluaran
Januari
$ 4,530.50
8
$ 36,244.00
Febuari
$ 4,680.24
7
$ 32,761.68
Maret
$ 4,698.87
7
$ 32,892.09
April
$ 4,765.28
8
$ 38,122.24
Mei
$ 4,775.54
7
$ 33,428.78
Juni
$ 4,780.73
8
$ 38,245.84
Juli
$ 4,798.20
6
$ 28,789.20
Agustus
$ 5,024.84
8
$ 40,198.72
September
$ 5,157.15
6
$ 30,942.90
Oktober
$ 5,305.64
7
$ 37,139.48
November
$ 5,563.62
7
$ 38,945.34
Desember
$ 6,585.48
9
$ 59,269.32
Total
$ 60,666.09
88
$ 446,979.59
Sumber: data Perusahaan
Dengan mengetahui jumlah dollar yang diperlukan oleh PT. Citra Logam Alpha Sejahtera selama kurun waktu satu tahum maka dapat dihitung besarnya resiko valas yang dapat diminimalkan ataupun resiko yang harus dihadapi oleh perusahaan baik menggunakan hedging maupun tanpa hedging
Tabel 4.5 SIMULASI UNHEDGE VS FORWARD CONTRACT 1 BULAN (HEDGED) USD/IDR 2003 KONTRAK
JATUH TEMPO KONTRAK TANPA
TANGGAL
SPOT
AMOUNT
RATE
IN USD
TANGGAL
AMOUNT
HEDGING
IN IDR
SPOT RATE
HEDGING
AMOUNT
FORWARD
IN IDR
RATE
A
RESIKO VALAS (A - B)
B
31-Dec-02
9440
36244
31-Jan-03
9,376.00
339,823,744.00
9,364.95
339,423,320.29
400,423.71
31-Jan-03
9376
32761.68
28-Feb-03
9,405.00
308,123,600.40
9,302.95
304,780,118.07
3,343,482.33
28-Feb-03
9405
32892.09
31-Mar-03
9,408.00
309,448,782.72
9,332.90
306,978,422.30
2,470,360.42
31-Mar-03
9408
38122.24
30-Apr-03
9,175.00
349,771,552.00
9,342.07
356,140,466.90
(6,368,914.90)
30-Apr-03
9175
33428.78
29-Mei-03
8,779.00
293,471,259.62
9,114.22
304,677,109.00
(11,205,849.38)
29-Mei-03
8779
38245.84
30-Jun-03
8,785.00
335,989,704.40
8,721.42
333,558,201.86
2,431,502.54
30-Jun-03
8785
28789.2
31-Jul-03
9,005.00
259,246,746.00
8,731.34
251,368,244.35
7,878,501.65
31-Jul-03
9005
40198.72
29-Aug-03
9,035.00
363,195,435.20
8,959.60
360,164,443.34
3,030,991.86
29-Aug-03
9035
30942.9
30-Sep-03
8,889.00
275,051,438.10
8,999.84
278,481,111.75
(3,429,673.65)
30-Sep-03
8889
37139.48
31-Oct-03
8,995.00
334,069,622.60
8,851.00
328,721,519.84
5,348,102.76
31-Oct-03
8995
38945.34
21-Nov-03
9,037.00
351,949,037.58
8,958.05
348,874,129.36
3,074,908.22
21-Nov-03
9037
59269.32
31-Dec-03
8,965.00
531,349,453.80
9,000.85
533,474,377.46
(2,124,923.66)
31-Dec-03
8965 4,046,641,464.50
4,848,911.92
JUMLAH
4,051,490,376.42
Sumber : Hasil Pengolahan
66
67 Untuk tahun 2003 dari bulan Januari – Maret apabila perusahaan melakukan hedging maka perusahaan menghemat dana sebesar Rp6.214.266,46. Kemudian untuk bulan April dan Mei dengan melakukan forward contract hedging maka resiko valas yang harus ditanggung perusahaan adalah sebesar Rp17.575.078,28. Pada Bulan Juni – Agustus 2003 dengan melakukan hedging maka perusahaan akan menghemat sebesar Rp13.340.996.06 Sedangkan untuk bulan September 2003 dengan melakukan hedging maka resiko yang harus dihadapi perusahaan adalah sebesar Rp3.429.673,65. Untuk Oktober – November dengan penggunaan hedging perusahaan menghemat sebesar Rp8.423.010,99 Diakhir bulan Desember 2003 justru dengan penggunaan open position maka perusahaan harus menanggung resiko sebesar Rp2.124.923,66 Secara umum penggunaan alternatif hedging dalam hal ini forward contract hedging selama 1 tahun untuk tahun 2003 tepat karena hasil analisis tabel 4.5 menunjukkan bahwa dengan melakukan hedging maka perusahaan menghemat dana sebesar Rp4.848.911,92. Tabel 4.6 Pengeluaran PT. Citra Logam Alpha Sejahtera Untuk Pembelian Timah Tahun 2004
Bulan
Harga Pembelian
Quantitas/Ton
Total Pengeluaran
Januari
$
6,498.88
8
$ 51,991.04
Febuari
$
6,898.80
7
$ 48,291.60
Maret
$
8,543.14
6
$ 51,258.84
April
$
8,843.19
6
$ 53,059.14
Mei
$
9,578.45
5
$ 47,892.25
Juni
$
8,943.57
6
$ 53,661.42
Juli
$
8,980.57
7
$ 62,863.99
Agustus
$
9,025.71
6
$ 54,154.26
September
$
9,052.32
6
$ 54,313.92
Oktober
$
9,116.13
6
$ 54,696.78
November
$
8,824.38
8
$ 70,595.04
Desember
$
8,753.24
7
$ 61,272.68
$103,058.38
78
$664,050.96
Total (Sumber: data Perusahaan)
Tabel 4.7 SIMULASI UNHEDGE VS FORWARD CONTRACT 1 BULAN (HEDGED) USD/IDR 2004 KONTRAK
JATUH TEMPO KONTRAK TANPA
SPOT
TANGGAL
RATE
AMOUNT IN USD
TANGGAL
AMOUNT
HEDGING
IN IDR
SPOT RATE
HEDGING
AMOUNT
FORWARD RATE
A
RESIKO VALAS
IN IDR
(A - B)
B
31-Dec-03
8,965.00
51,991.04
30-Jan-04
8,941.00
464,851,888.64
8,929.66
464,262,464.05
589,424.59
30-Jan-04
8,941.00
48,291.60
27-Feb-04
8,947.00
432,064,945.20
8,906.95
430,130,851.73
1,934,093.47
27-Feb-04
8,947.00
51,258.84
31-Mar-04
8,947.00
458,612,841.48
8,915.76
457,011,518.31
1,601,323.17
31-Mar-04
8,947.00
53,059.14
30-Apr-04
9,161.00
486,074,781.54
8,915.24
473,034,869.13
13,039,912.41
30-Apr-04
9,161.00
47,892.25
31-Mei-04
9,710.00
465,033,747.50
9,132.30
437,366,180.76
27,667,566.74
31-Mei-04
9,710.00
53,661.42
30-Jun-04
9,915.00
532,052,979.30
9,685.81
519,754,099.33
12,298,879.97
30-Jun-04
9,915.00
62,863.99
30-Jul-04
9,668.00
607,769,055.32
9,890.71
621,769,384.52
(14,000,329.20)
30-Jul-04
9,668.00
54,154.26
31-Aug-04
9,828.00
532,228,067.28
9,642.14
522,162,853.62
10,065,213.66
31-Aug-04
9,828.00
54,313.92
30-Sep-04
9,670.00
525,215,606.40
9,799.83
532,266,987.10
(7,051,380.70)
30-Sep-04
9,670.00
54,696.78
29-Oct-04
9,590.00
524,542,120.20
9,640.99
527,331,109.01
(2,788,988.81)
29-Oct-04
9,590.00
70,595.04
30-Nov-04
9,518.00
671,923,590.72
9,560.83
674,947,205.70
(3,023,614.98)
30-Nov-04
9,518.00
61,272.68
31-Dec-04
9,790.00
599,859,537.20
9,490.32
581,497,247.53
18,362,289.67
31-Dec-04
9,790.00
JUMLAH
6,300,229,160.78
6,241,534,770.80
58,694,389.98
Sumber : Hasil Pengolahan
68
69
Untuk awal bulan Januari – Juni 2004 dengan melakukan hedging maka perusahaan terbebas dari resiko kerugian sebesar Rp57.131.200,34. Setelah pada enam bulan pertama penggunaan forward contract hedging membantu mengurangi resiko kerugian, justru pada bulan berikutnya, yakni bulan Juli hal tersebut merugikan bagi perusahaan. Hal itu dikarenakan dengan melakukan hedging pada bulan Juli maka perusahaan harus menderita kerugian sebesar Rp14.000.329,20 Dibulan berikutnya, bulan Agustus keadaan berubah justru dengan melakukan hedging maka perusahaan dapat menghindari resiko kerugian sebesar Rp10.065.213,66. Di bulan September – November 2004 dengan penggunaan hedging membuat perusahaan harus mengeluarkan dana ekstra untuk pembelian timah yakni sebesar Rp12.863.984,49. Tetapi pada akhir bulan Desember 2004, hedging kembali lagi terbukti efektif. Karena dengan melakukan hedging perusahaan terbebas dari resiko kerugian sebesar Rp18.362.289,67 Tabel 4.8 Pengeluaran PT. Citra Logam Alpha Sejahtera Untuk Pembelian Timah Tahun 2005
Bulan
Harga Pembelian
Quantitas/Ton
Total Pengeluaran
Januari
$ 8,155.26
7
$ 57,086.82
Febuari
$ 8,463.27
6
$ 50,779.62
Maret
$ 8,158.92
7
$ 57,112.44
April
$ 8,243.83
6
$ 49,462.98
Mei
$ 8,457.14
6
$ 50,742.84
Juni
$ 7,390.28
8
$ 59,122.24
Juli
$ 7,243.54
8
$ 57,948.32
Agustus
$ 7,128.45
7
$ 49,899.15
September
$ 6,630.19
9
$ 59,671.71
Oktober
$ 6,489.10
8
$ 51,912.80
November
$ 6,477.86
9
$ 58,300.74
Desember
$ 6,510.15
11
$ 71,611.65
Total
$ 89,347.99
92
$ 673,651.31
(Sumber: data Perusahaan)
Tabel 4.9 SIMULASI UNHEDGE VS FORWARD CONTRACT 1 BULAN (HEDGED) USD/IDR 2005 KONTRAK
JATUH TEMPO KONTRAK TANPA
TANGGAL
SPOT
AMOUNT
RATE
IN USD
TANGGAL
AMOUNT
HEDGING
IN IDR
SPOT RATE
HEDGING
AMOUNT
FORWARD
IN IDR
RATE
A
RESIKO VALAS (A - B)
B
31-Dec-04
9,790.00
57,086.82
31-Jan-05
9,665.00
551,744,115.30
9,761.94
557,277,845.23
(5,533,729.93)
31-Jan-05
9,665.00
50,779.62
28-Feb-05
9,760.00
495,609,091.20
9,638.18
489,423,098.85
6,185,992.35
28-Feb-05
9,760.00
57,112.44
31-Mar-05
9,980.00
569,982,151.20
9,733.24
555,889,161.66
14,092,989.54
31-Mar-05
9,980.00
49,462.98
29-Apr-05
10,070.00
498,092,208.60
9,956.05
492,455,803.10
5,636,405.50
29-Apr-05
10,070.00
50,742.84
31-Mei-05
9,995.00
507,174,685.80
10,043.48
509,634,817.08
(2,460,131.28)
31-Mei-05
9,995.00
59,122.24
30-Jun-05
10,213.00
603,815,437.12
9,965.10
589,158,932.82
14,656,504.30
30-Jun-05
10,213.00
57,948.32
29-Jul-05
10,319.00
597,968,714.08
10,179.64
589,892,893.27
8,075,820.81
29-Jul-05
10,319.00
49,899.15
31-Aug-05
10,740.00
535,916,871.00
10,284.00
513,162,928.04
22,753,942.96
31-Aug-05
10,740.00
59,671.71
30-Sep-05
10,810.00
645,051,185.10
10,701.69
638,588,380.88
6,462,804.22
30-Sep-05
10,810.00
51,912.80
31-Oct-05
10,590.00
549,756,552.00
10,759.82
558,572,569.72
(8,816,017.72)
31-Oct-05
10,590.00
58,300.74
30-Nov-05
10,535.00
614,198,295.90
10,535.11
614,204,621.53
(6,325.63)
30-Nov-05
10,535.00
71,611.65
30-Dec-05
10,330.00
739,748,344.50
10,470.82
749,833,004.39
(10,084,659.89)
30-Dec-05
10,330.00 6,858,094,056.56
50,963,595.24
JUMLAH
6,909,057,651.80
Sumber : Hasil Pengolahan
70
71
Untuk awal bulan Januari dengan melakukan hedging maka perusahaan harus menghadapi resiko kerugian sebesar Rp5.533.729,93. Pada tiga bulan berikutnya, dari bulan Febuari – April keadaan berubah justru dengan melakukan hedging maka perusahaan dapat menghindari resiko kerugian sebesar Rp25.915.387,39. Di bulan Mei dengan penggunaan
hedging kembali lagi membuat perusahaan harus mengeluarkan dana ekstra untuk pembelian timah yakni sebesar Rp2.460.131,28 Akan tetapi pada empat bulan berikutnya yakni pada bulan Juni – September 2004, penggunaan alternatif forward contract hedging sangat tepat karena hasil yang didapat menunjukkan bahwa dengan melakukan hedging maka perusahaan mampu menghemat Rp51.949.072,29. Tetapi pada 3 bulan terakhir yakni bulan Oktober – Desember 2004
hedging tidak bagus karena dengan melakukan hedging perusahaan akan menghadapi resiko kerugian sebesar Rp18.907.003,23 Secara umum penggunaan hedging, dalam hai ini forward contract hedging selama tahun 2005 adalah bagus karena dari hasil analisis yang ditunjukan oleh tabel 4.8 hasilnya perusahaan masih bisa menghemat dana sebesar Rp 50,963,595.24 untuk pembelian timah.