BAB 4 DATA DAN ANALISA
4.1. Landasan Teori 4.1.1. Teori Pemasaran (Promosi) Pemasaran menurut Dr. Philip Kotler, Profesor Pemasaran Universitas Northwestern adalah proses analisis, perencanaan dan pengawasan tentang sumber-sumber kebijakan dan kegiatan-kegiatan yang terlibat didalamnya yang kesemuaannya ditunjukan untuk target audience atau sasaran yang dituju, dengan tujuan utamanya adalah memuaskan kebutuhan dan harapan dari sasaran yang dituju disamping memperoleh keuntungan (benefit) bagi perusahaan atau lembaga yang menyelenggarakannya. Pemasaran atau promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain: melalui media event (ajang atau kegiatan promosi khusus, yang menarik pelanggan untuk datang), kunjungan langsung (promosi lapangan) pada target yang dituju, melalui perantara media publikasi seperti media cetak (majalah, surat kabar, tabloid, brosur, dan lain sebagainya) dan media televisi. Untuk lebih lanjutnya, pembahasan tentang pemasaran akan difokuskan kepada media event sesuai topik tugas akhir yang diambil. Pemasaran melalui event dapat diartikan sebagai penyesuaian sistematis dan terkoordinasi yang membahas mengenai kebijakan dari perusahaan yang menyelenggarakan event dengan tujuan mencapai kepuasan optimal bagi kelompok-kelompok sasaran yang ditetapkan sebelumnya dan juga bertujuan untuk mencapai keuntungan yang memadai. 22
Hal-hal penting yang harus diperhatikan sebelum menyelenggarakan suatu even promosi, antara lain: 1. Penelitian pasar (sasaran yang dituju dan segala kemungkinan yang terdapat didalamnya) 2. Kebijakan tentang produk yang akan dipromosikan 3. Kebijakan penentuan harga yang disepakati 4. Kebijakan mengenai strategi pemasaran yang akan diambil (distribusi) 5. Kebijakan publisitas dan promosi 6. Strategi dan administrasi penjualan Tujuan dari suatu promosi melalui event dan publisitas adalah: 1. Dapat menginformasikan suatu produk seluas mungkin, kepada kelompok sasaran yang ditetapkan. 2. Dapat menyusun produk ini semenarik mungkin, sehingga para target terdorong untuk datang. 3. Sebagai media untuk menyampaikan strategi pesan yang menarik, tanpa harus berbohong. Isi pesan yang akan disampaikan disini hendaknya mempunyai nilai yang dapat membangkitkan hasrat dan keinginan kuat pada sasaran, sebagai nilai kemajuan tersendiri terhadap persaingan-persaingan yang kompeten yang dijumpai di pasaran. Diharapkan dengan pesan yang kuat ini, pelanggan dapat tergugah perhatiannya untuk memilih produk yang ditawarkan oleh event ini. Terdapat perbedaan antara publisitas dan promosi, yaitu publisitas berkaitan dengan sasaran (calon pembeli) yang belum dikenal, publisitas mencakup kegiatan seperti: periklanan dan pengiriman melalui pos langsung 23
ditujukan ke alamat target (seperti direct mail), sedangkan promosi diarahkan pada calon pembeli yang telah dikenal atau diketahui, kegiatan yang termasuk dalam promosi adalah acara-acara (event) khusus, jumpa pers, hubungan masyarakat, dan lain sebagainya. Promosi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka adalah suatu usaha untuk memperkenalkan sesuatu dalam rangka memajukan usaha, dagang dan memperoleh keuntungan yang tinggi (Tim Penyusun, 1998). Untuk lebih lanjutnya, teori ini akan dipakai sebagai pedoman dalam pembuatan strategi kreatif dalam event promosi dalam proyek tugas akhir ini.
4.1.2. Teori Komunikasi Komunikasi menurut Carl L.Hoveland dalam bukunya yang berjudul Contemporary Advertising, adalah suatu proses dimana suatu pihak (baik individu maupun kelompok) mengirimkan suatu stimulasi (rangsangan) berupa lambang-lambang atau bahasa kepada pihak lain dengan tujuan merubah prilakunya. Lewat promosi event fashion show Unforgivable Beauty ini diharapkan adanya pemahaman lewat media-media komunikasi untuk menyampaikan pesan yang tepat kepada sasaran yang dituju untuk datang ke acara tersebut.
4.1.3. Teori Periklanan Iklan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka adalah pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai suatu barang atau jasa
24
yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat khabar dan majalah (Tim Penyusun, 1988). Periklanan dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Periklanan lini atas (above the line), dimana iklan disebarkan melalui sarana media komunikasi massa. Umumnya iklan above the line ini jauh lebih dominant kita temui, karena mencakup 5 media didalamnya, yaitu: pers (termasuk koran dan majalah), radio, televisi ,media bioskop atau sinema dan lembaga jasa iklan antar ruang. 2. Periklanan lini bawah (below the line), dimana iklan disebarkan melalui poster, brosur, booklet dan selebaran (flyer). 3. Outdoor advertising, iklan disini disampaikan melalui media seperti papan reklame dan neon sign. Dalam pemakaian media iklan, sering kita temui juga istilah media primer dan sekunder. Media primer adalah media yang memimpin atau yang menjadi pokok utama dalam sebuah kampanye iklan, sedangkan media sekunder adalah media yang bersifat melengkapi. Pemilihan kedua media tersebut dapat dilihat dari segi produk (jasa) yang diiklankan. Periklanan disini memiliki beberapa fungsi, yaitu antara lain: memberikan informasi tentang produk yang dikeluarkan, membujuk atau mempengaruhi target untuk membeli jasa atau produk yang ditawarkan, menciptakan kesan, memuaskan kebutuhan sasaran, dan yang paling penting sebagai alat komunikasi.
4.1.4. Teori Desain Grafis
25
Desain adalah proses merancang, menciptakan bentuk, menyusun secara grafis, pemilihan bentuk warna dan tekstur untuk kemudian diolah, digarap dan dibentuk, untuk mewujudkan suatu bentuk ciptaan yang mengandung kaidah, rasa, nilai estetik dari wujud yang dimaksud. Dalam penyelenggaraan pagelaran busana Unforgivable Beauty ini, desainer merancang sedemikian rupa materi-materi promosinya, menurut unsur-unsur desain termasuk layout, pemilihan warna yang sesuai serta ilustrasi pendukung keseluruhan desain, agar tercipta suatu perancangan yang tepat dan dapat menarik minat dari sasaran yang telah ditetapkan. Desain yang baik, secara singkatnya adalah kemungkinan ekspresi visual yang terdapat pada suatu hal, bias terhadap produk maupun pesan. Untuk dapat mendesain secara efektif, desainer seharusnya dapat melihat hal-hal atau cara terbaik terhadap sesuatu, bias melalui bentuk, bahan dasar, pemasaran (distributed), penggunaannya, dan segala detail lainnya. Kesemuannya tidak hanya mengutamakan aspek estetika, tetapi juga aspek kegunaannya, yang akan sangat baik juga dapat digunakan untuk segala waktu. (Principles of Form and Design, Wicius Wong, 1993:41).
4.1.5. Teori Tipografi Tipografi adalah ilmu yang mempelajari karakter dan fungsi huruf dan segala aspek penggunaannya, seperti memilih, menyusun dan mengatur tata letak, jarak dan jenis huruf dalam desain grafis.
26
Tipografi adalah ilmu untuk memilih jenis huruf dari ribuan rancangan huruf yang ada, kemudian digabungkan pada ruang yang tersedia. (Jefkins, 1996, pp248) Pemakaian huruf tertentu dapat mempengaruhi suasana hati bagi sasaran yang melihatnya, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tercapai. Tipografi yang tepat harus memiliki aspek-aspek sebagai berikut: 1. Aspek Visibility, mudah dilihat oleh pembaca 2. Aspek Clarity, kejelasan untuk dapat ditangkap oleh mata dengan baik 3. Aspek Legibility, sifat mudah dan cepat terbaca 4. Aspek Readibility, berkaitan dengan karakter huruf yang dipilih, yang dapat dibaca tanpa perlu berpikir terlebih dahulu oleh pembaca Untuk mendukung promosi acara ini, akan digunakan font-font yang cantik, klasik, serta feminim pada setiap pengaplikasian di desain yang dibuat, sesuai dengan tema dan mood yang ingin diciptakan.
4.1.6. Teori Warna Warna adalah mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata manusia. Konsumen melihat warna jauh lebih cepat daripada melihat bentuk atau rupa. Umumnya, warnalah yang akan terlihat pertama kali saat produk berada di tempat penjualan (Iwan Wirya, 1999, pp26). Warna dalam iklan merupakan salah satu aspek terpenting dalam kaitannya dengan membangun citra produk. Terdapat nada yang dapat menciptakan suatu suasana tertentu didalam warna. Warna seringkali dapat menjadi ciri khas suatu produk, mengingat arti penting warna, maka seringkali 27
pemilihan warna dalam desain juga mempertimbangkan sisi psikologis yang dapat mempengaruhi target. Untuk mendukung promosi dari acara ini, maka pemilihan warna yang akan digunakan didasarkan pada kesesuaiannya dengan tema dan koleksi busana yang ditampilkan dalam pagelaran busana ini. Warna musim panas dari busana kali ini ditampilkan sangat colorful dan striking, sengaja dipilih warna untuk desain ilustrasi yang sederhana namun tetap classy, yaitu hitam dan putih, dimaksudkan untuk mendukung warna-warna terang dari koleksi baju yang ditampilkan agar tetap menjadi perhatian utama.
4.1.7.
Teori Ilustrasi Visual dapat didukung dengan teknik ilustrasi atau dengan media fotografi.
Panduan teori dalam penggunaan ilustrasi seperti yang disebutkan oleh Terrence Dalley, dalam bukunya yang berjudul The Complete Guide of Illustration and Design, adalah “Adanya hubungan yang sangat dekat dan kuat antara desainer dan illustrator, yang mana kedua-duanya sama-sama menggunakan bentuk dan gambar dalam menyampaikan maksud dan pesan kepada sasaran yang dituju”. Ilustrasi dalam desain mempunyai fungsi-fungsi, antara lain: 1. Sebagai media komunikasi ringkas, dapat berupa tanda yang mewakili makna tertentu, baik pesan atau suatu peristiwa dengan mudah dan jelas. 2. Sebagai pengganti kata-kata yang juga berfungsi sama, menyampaikan pesan. 3. Media penarik respon, tingkatan emosional, ketertarikan minat sebagai suatu bahasa tanpa adanya kata-kata, namun tetap efektif.
28
4. Mengkomunikasikan pesan langsung dari kegiatan penyelenggara dalam bentuk gambaran ilustrasi seperti misalnya logo, yang secara jelas telah mewakili gaya dan keserasian. Gaya ilustrasi yang akan divisualkan dalam media pendukung pagelaran busana ini adalah ilustrasi klasik yang cantik dan feminim sesuai dengan ciri khas atau gaya busana yang ditampilkan. Mengambil tema fairy tales, dimana para modelnya digambarkan sebagai putri-putri dari kerajaan dongeng yang memilki kecantikan yang luar biasa.
4.2. Strategi Kreatif Untuk mensukseskan promosi event Unforgivable Beauty ini, maka diperlukan strategi kreatif yang tidak sekedar baik namun juga unik, mempunyai karakter yang kuat dan istimewa, agar acara ini bisa terkomunikasikan dengan baik dan benar serta mempunyai nilai lebih tersendiri dari event-event serupa yang pernah diadakan sebelumnya, sehingga timbul antusias dan minat para sasaran untuk datang dan menikmati acara ini. Pendekatan konsep desain diarahkan pada tema yakni Unforgivable Beauty, kecantikan yang sangat, dan tak termaafkan, seperti yang sering digambarkan pada kecantikan putrid dari cerita dongeng (fairy tales).
4.2.1. Strategi Komunikasi Strategi komunikasi yang digunakan untuk mendukung promosi acara ini adalah menggunakan bahasa yang informatif, ringkas namun padat. Dapat dilihat disini komunikasi lebih cenderung bermain dalam visual, karena visual menjadi objek pertama yang dilihat target untuk pertama kalinya, semakin unik dan 29
menarik visual yang diciptakan, maka target akan tertarik dan tergugah didukung rasa penasaran untuk melihat seperti apa acara yang akan ditampilkan ini. Visual yang ditampilkan disini dipilih berupa teknik ilustrasi yang maximalism, menggambarkan para model yang menjadi tokoh utama dalam dongeng-dongeng (fairy tales), dan dengan tetap mengenakan busana dari koleksi Ivy. Strategi yang dilakukan untuk menyampaikan komunikasi ini kepada masyarakat dilakukan secara bertahap, yang antara lain adalah: 1.
Iklan di media cetak (majalah fashion dan life style), dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat dan keistimewaan yang terdapat pada acara ini, yang salah satunya adalah koleksi terbaru karya desainer terkenal Indonesia Deden Siswanto khusus untuk butik Ivy.
2.
Flyer yang diletakan di cafe-cafe dan butik-butik ternama.
3.
Invitation Card
4.2.2. Tujuan Komunikasi Tujuan dari promosi acara “Unforgivable Beauty” adalah: 1. Citra Terciptanya citra “Unforgivable Beauty”, butik Ivy dan Deden Siswanto sebagai salah satu bagian penting dan nilai tambah yang berarti dalam perkembangan fashion Indonesia. 2. Pemahaman a. Memberikan pemahaman dan pembuktian akan keeksistensian Butik Ivy dalam kancah perkembangan fashion di Indonesia.
30
b. Terciptanya
pemahaman
dalam
benak
sasaran
khusus
akan
acara
“Unforgivable Beauty” yang menyajikan sesuatu baru, unik, cantik dan senantiasa menampilkan ciri khas koleksi busana dari butik Ivy dan rancangan Deden Siswanto yang selalu diminati. 3. Minat Menumbuhkan minat dan antusiasme yang tinggi dari pada sasaran yang dituju untuk datang dan menyaksikan pagelaran busana “Unforgivable Beauty”. 4. Tindakan Terciptanya suatu sikap maupun tindakan untuk mendukung terselenggaranya pagelaran busana “Unforgivable Beauty” dengan datang dan menikmati acara ini.
4.2.3. Masalah yang akan dikomunikasikan Event ini adalah event yang istimewa dari butik Ivy, dimana dalam pagelaran busana ini, ditampilkan beberapa koleksi terbaru dari beberapa merek busana ternama mancanegara dan koleksi spektakuler dari salah satu desainer terkemuka Indonesia., Deden Siswanto yang didesain khusus hanya untuk butik Ivy dalam jumlah yang terbatas. Promosi untuk acara ini dilakukan di berbagai media cetak, majalah fashion terkenal ibukota. Berlokasi di tempat yang esklusif dan bergengsi, yaitu di hotel Mulia, mengundang tokoh-tokoh fashion ternama, socialite, pers dan model-model terkenal.
4.2.4. Keyword 1. Beautiful 2. Mewah 31
3. Glamor 4. Fairy Tales
4.2.5. Positioning -
Diposisikan sebagai salah satu event pagelaran busana spektakuler yang
sangat penting dan istimewa bagi pecinta fashion di Indonesia. -
Sebagai suatu puncak mahakarya dari desainer Deden Siswanto dalam
kancah dunia mode Indonesia, dimana dalam koleksinya kali ini ia mendesain busana dalam jumlah yang terbatas dan ditunjukan khusus untuk butik Ivy. -
Diadakan di tempat yang esklusif dan bergengsi, dengan turut mengundang
para tokoh-tokoh socialite dan pecinta fashion terkenal di ibukota, koleksi rancangan yang diperagakan oleh model-model kondang Indonesia. -
Salah satu kemajuan berarti dan nilai tambah bagi perkembangan dunia
fashion Indonesia.
4.2.6. Pendekatan 1.
Pendekatan emosional
Menampilkan ilustrasi unfinished dengan sentuhan cat air, sketsa manual dan efek dari computer, menciptakan kesan klasik yang indah dan dekoratif mengantarkan sasaran untuk masuk ke dunia fairy tales dalam pagelaran busana Unforgivable Beauty. 2.
Pendekatan rasional
Desain promosi yang disebarkan lewat berbagai media, seperti: promosi di bervagai majalah (media cetak) fashion terkenal seperti: Bazzar, Dewi, 32
Cosmopolitan dan Female, juga melalui flyer (selebaran) di berbagai café, restoran dan butik-butik ternama sesuai dengan lifestyle para sasaran yang dituju dan invitation card tentunya. Dimaksudkan agar para sasaran yang dituju dapat sadar dan tahu akan penyelenggaraan acara ini, dan kemudian berniat untuk datang dan mendukungnya.
4.2.7. Strategi Desain Strategi desain yang akan dilakukan dalam desain promosi event Unforgivable Beauty. 4.2.7.1. Tone and Manner 1. Cantik 2. Anggun 3. Mewah 4. Feminim
4.2.7.2. Strategi Verbal Gaya bahasa yang digunakan adalah gaya bahasa yang formal, bersifat informatif, memberikan informasi yang jelas dan tepat pada sasaran akan penyelenggaran pagelaran busana ini.
4.2.7.3. Strategi Visual Unsur-unsur desain yang diaplikasikan pada media promosi ini, dibuat dengan memikirkan karakter dari tokoh-tokoh putri dari kerajaan dongeng yang selalu digambarkan memiliki kecantikan yang tak terelakan 33
sesuai dengan judul dari pagelaran busana kali ini “Unforgivable Beauty”, kecantikan yang tak dapat dimaafkan. Mengingat koleksi busana yang ditampilkan adalah koleksi busana musim panas yang colorful, maka warna ilustrasi yang ditampilkan cenderung sederhana tetapi tetap mempunyai kesan mahal dan berkelas. Visual
gambar
untuk
mendukung
media
promosi
ini,
menggabungkan media fotografi dan ilustrasi unfinished touch, dipilih kedua media tersebut karena fotografi dan ilustrasi dianggap mampu menyampaikan pesan yang tersirat dari event ini secara ringan namun dapat meninggalkan kesan yang mendalam. Pengaplikasikan tipografi disesuaikan dengan mood yang ingin ditampilkan, yaitu elegan, cantik dan berkelas, maka sengaja dipilih fontfont pendukung yang sesuai dengan karakter desain yang anggun. Font yang digunakan antara lain: - font Birmingham
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 - font Dubiel
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVW XYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890 34
- font Petrricoat Script
ABCDEFGHIJKLMNOPQRST UVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvw xyz 1234567890 Pengaturan tata letak (layout) ditampilkan secara clear namun tetap terencana dan berkaitan dengan tema, serta elemen-elemen desain lainnya yang saling mendukung satu sama lain.
4.2.7.4. Pemilihan Item Untuk item-item yang akan digunakan pada promosi akan disesuaikan dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh fakultas dan disesuaikan juga dengan kebutuhan media promosi tersebut. Dalam hal ini item-item yang akan digunakan untuk promosi proyek ini adalah: - Logo - Kartu Undangan - Postcard - Iklan Majalah - Id Card Panitia - Shopping Bag - Wrapping Paper
35