BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
Sesuai dengan yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya, perusahaan ini merupakan perusahaan yang melakukan impor film yang dikenakan pajak atas Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor yang penjelasannya telah diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam bab ini dijelaskan mengenai analisis penghitungan ketiga jenis pajak tersebut berdasarkan peraturan baru yaitu PMK No. 102/PMK.011/2011 dimana PMK ini menggantikan PMK No.75/PMK.03/2010. Dalam PMK baru ini, terdapat beberapa perubahan salah satunya nilai yang digunakan sebagai dasar pengenaan pajak dalam penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor. Sebagaimana yang disebutkan dalam ruang lingkup penelitian, analisis penghitungan ini dilakukan berdasarkan data perusahaan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Seluruh kegiatan impor film yang dilakukan PT Satrya Perkasa Esthetika Film menggunakan mata uang dolar Amerika yang kemudian dikonversi ke dalam mata uang rupiah sesuai dengan tanggal terjadinya transaksi yang berdasarkan pada kurs Keputusan Menteri Keuangan.
4.1.
Analisis Prosedur Pelaksanaan Impor Film PT Satrya Perkasa Esthetika Film melakukan pembelian film kepada
perusahaan produsen film di luar negeri khususnya Amerika dan Eropa. Salah satu order pembelian dilakukan dari Major Studio (Studio Film), produsen film yang
48
termasuk Major Studio (Studio Film) antara lainParamount Pictures, Walt Disney, Sony Pictures, Twentieth Century Fox, Universal Studios dan Warner Bros,keenam produsen film tersebut berada di Amerika, tetapi impor copy film berasal dari Thailand dan Australia, hal ini disebabkan karena cetakan film dibuat atau dicetak oleh perusahaan dikedua negara tersebut. PT Satrya Perkasa Esthetika Film memiliki perjanjian dengan Major Studio (Studio Film), dimana Major Studio mengkonfirmasi kepada PT Satrya Perkasa Esthetika Film bahwa terdapat film-film yang telah dirilis. Kemudian PT Satrya Perkasa Esthetika Film membuat Purchase Order dan mengkonfirmasi kembali film yang akan dipesan. Film yang dipesan dalam bentuk copy film disimpan dalam hard disk dengan jumlah yang sesuai dengan pesanan PT Satrya Perkasa Esthetika Film. Setelah film sampai di Indonesia dan sebelum diedarkan ke bioskop-bioskop, film-film tersebut harus melewati beberapa proses yang memerlukan waktu sekitar 15 (lima belas) hari atau 2 (dua) minggu, 4 (empat) hari di Bangkok (lab), 2 (dua) hari di airport, 2 (dua) hari untuk melakukan sensor film di Lembaga Sensor Film, 2 (dua) sampai 3 (tiga) hari dibuatkan subtitles. Setelah film yang diimpor dinyatakan Lulus Sensor, film-film tersebut diedarkan ke bioskop-bioskop melalui PT Satrya Perkasa Esthetika Film. Tanggal tayangnya suatu film di bioskop diatur berdasarkan pemilik film asli yaitu produser film dan dialihkan kepada PT Satrya Perkasa Esthetika Film sebagai pembeli film yang juga bisa disebut pemilik film. Bioskop-bioskop yang telah memiliki film yang diedarkan oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film, menerima copy film dalam bentuk hard disk, dimana setiap copy film yang akan ditayangkan, dilindungioleh password sebagai bentuk keamanan atas hak cipta suatu film.
49
PT Satrya Perkasa Esthetika Film sebagai pembeli film memiliki hak edar untuk mengedarkan film ke bioskop-bioskop di seluruh Indonesia. Lama hak edar tergantung pada perjanjian antara PT Satrya Perkasa Esthetika Film dan produsen film, biasanya sekitar 2 (dua) atau 3 (tiga) tahun. Setelah berakhirnya hak edar, PT Satrya Perkasa Esthetika Film wajib memusnahkan film dalam hard disk tersebut dengan menghapus file-file film yang tersimpan didalamnya. PT Satrya Perkasa Esthetika Film memiliki perjanjian pembagian fee dalam bentuk royalti dengan Major Studio(Studio Film). Fee atau royalti yang dibagikan dalam bentuk persentase. Sedangkan atas hak edar film ke bioskop, PT Satrya Perkasa Esthetika Film memperoleh penghasilan yang disebut bagi hasil dengan pihak bioskop dimana bagi hasil tersebut diakui sebagai pendapatan bagi PT Satrya Perkasa Esthetika Film.
4.2.
Identifikasi Penghitungan dan Penyetoran Pajak atas Impor Film Berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 Berdasarkan pada PMK No. 75/PMK.03/2010, penghitungan pajak atas
impor filmyang terdiri dari Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor dapat dilakukan secara langsung dengan menghitung besaran tarif yang bersangkutan dikalikan dengan DPP (Dasar Pengenaan Pajak) yang terdiri dari jenis dan jumlah film yang diimpor. Dalam impor ini yang menjadi DPP adalah jumlah dari Cost, Insurance and Freight(CIF). Berikut rumus yang berlaku untuk impor: Bea Masuk
=
(Cost + Insurance + Freight)x10%
PPN Impor
=
(Cost + Insurance + Freight)+ Bea Masuk)) x 10%
50
PPh Pasal 22 =
(Cost + Insurance + Freight)x NDPBM + Bea Masuk)) x 2,5% (memiliki API)
4.3.
Identifikasi Penghitungan dan Penyetoran Pajak atas Impor Film Berdasarkan PMK No. 102/PMK.011/2011 Dalam PMK terbaru ini, tarif bea masuk berubah menjadi tarif spesifik
dimana dalam peraturan sebelumnya menggunakan tarif advalorum.Berikut adalah penghitungan Bea Masuk dengan tarif spesifik : Bea Masuk = Jumlah Satuan Barang x Tarif Pembebanan Bea Masuk per Satuan Barang Tarif pembebanan Bea Masuk per satuan barang diperoleh dari Peraturan Menteri Keuangan No. 90/PMK.011/2011 Tentang Perubahan Kedelapan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 110/PMK.010/2006 Tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor yang ditetapkan sebesar Rp 21.450/menit. Untuk penghitungan Pajak Pertambahan Nilai, nilai dasar pengenaannya adalah nilai lain. Nilai lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebesar Rp 12.000.000 per copy film cerita impor. Dan penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film dikenakan tarif sebesar 2,5% yang dikali dengan lamadurasi film dimana 1 (satu) menit durasifilm dikonversi menjadi 27,42 meter pita seluloid dan nilai CIF pita seluloid sebesar US$ 0,43 per meter.
51
4.4.
Analisis Penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor Tahun 2008 Berdasarkan pada PMK No. 75/PMK.03/2010 dan PMK No. 102/PMK.011/2011 Tahun 2008 merupakan tahun pertama dilakukannya penghitungan terhadap
Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film. Pada tahun ini, terdapat 10 (sepuluh) judul film yang dijadikan objek penelitian. Kesepuluh judul film tersebut dijadikan objek penelitian berdasarkan besarnya jumlah pajak yang dibayar. Film tersebut sebagian besar diimpor dari Australia dan Thailand. Berikut perincian salah satu film yang diimpor ditahun 2010.
4.4.1. 10.000 BC a.1. Film 35 MM Colour Motion Pictures “10.000 BC” (49 copy, Reel 2,4) Dibawah ini merupakan prnghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 yang penghitungannya dilihat pada Tabel 4.1. No. PIB
=
000000-00250-20080220-000265
Tanggal SSPCP
=
20 Februari 2008
52
Tabel 4.1. Penghitungan Pajak atas Impor Film “10.000 BC” USD ($) NDPBM
9.241,00
FOB
26.176,63
Freight
856
Insurance
136
CIF (USA)
27.168,63
CIF (Rp)
IDR (Rp)
NDPBM x CIF (USA)
251.065.309
BM
CIF x 10%
25.106.531
PPN
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 10%
27.617.184
PPh 22
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 2,5%
6.904.296
BM + PPN +PPh 22
59.628.011
Total
a.2. Film 35 MM Colour Motion Pictures “10.000 BC” (49copy, Reel 2,4) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No.102/PMK.011/2011 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.2. No. PIB
=
000000-00250-20080220-000265
Tanggal SSPCP
=
20 Februari 2008
Durasi film
=
1.242,36 meter / 27,42
=
45 menit
53
Tabel 4.2. Penghitungan Pajak atas Impor Film “10.000 BC” Jumlah 1 copy
1.242,36 m
Total
49 copy
1.242,36 m x 49 copy
60.875,64
US$
0,43 / m
60.875,64 x 0,43
26.176,53
Nilai Impor
9.241,00
241.897.269
BM (10%)
Jumlah satuan barang x Rp 21.450 x 45
47.297.250
PPN (10%)
12.000.000 x 10% x 49copy
58.800.000
2,5% x (Nilai impor + Bea Masuk)
7.229.863
BM + PPN +PPh 22
113.327.113
PPh 22 (2,5%) Total
b.1. Film 35 MM Color Motion Pictures “10.000 BC” (49 copy, Reel 1,3,5) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.3. No. PIB
=
000000-000250-20080220-000266
Tanggal SSPCP
=
20 Februari 2008
54
Tabel 4.3. Penghitungan Pajak atas Impor Film “10.000 BC” USD ($) NDPBM
9.241,00
FOB
37.556,65
Freight
797
Insurance
192
CIF (USA)
38.545,65
CIF (Rp)
IDR (Rp)
NDPBM x CIF (USA)
356.200.351
BM
CIF x 10%
35.620.035
PPN
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 10%
39.182.039
PPh 22
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 2,5%
9.795.510
BM + PPN +PPh 22
84.597.583
Total
b.2. Film 35 MM Colour Motion Pictures “10.000 BC” (49 copy, Reel 2,4) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No.102/PMK.011/2011 yang penghitungannya dapat dilihat padaTabel 4.4. No. PIB
=
000000-00250-20080220-000266
Tanggal SSPCP
=
20 Februari 2008
Durasi film
=
1.782,47 meter / 27,42
=
65 menit
55
Tabel 4.4. Penghitungan Pajak atas Impor Film “10.000 BC” Jumlah 1 copy
1.782,47 m
Total
49copy
1.782,47 m x49copy
87.341,03
US$
0,43 / m
87.341,03 x 0,43
37.556,64
Nilai Impor
9241
347.060.937
BM (10%)
Jumlah satuan barang x Rp 21.450 x 65
68.318.250
PPN (10%)
12.000.000 x 10% x 49copy
58.800.000
2,5% x (Nilai impor + Bea Masuk)
10.384.479
BM + PPN +PPh 22
137.502.729
PPh 22 (2,5%) Total
Perincian penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak PenghasilanPasal 22 atas impor film tahun 2008 dapat dilihat pada tabel lampiran halaman L4. Berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010, total Bea Masuk yang dibayarkan atas film yang diimpor tahun 2008sebesar Rp 518.092.847, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 569.902.132 dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar Rp 142.475.533. Dari total keseluruhan tersebut, PT Satrya Perkasa Esthetika Film membayar pajak atas impor film tahun 2008 sebesar Rp 1.230.470.513. Dalam penghitungan yang berdasarkan pada PMK No. 102/PMK.011/2011, jumlah Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut disebabkan karena perubahan nilai yang dijadikan sebagai dasar pengenaan atas Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor. Total Bea Masuk yang dibayar sebesar Rp 874.646.000, Pajak Pertambahan Nilai sebesar 902.400.000 dan Pajak 56
Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar Rp 144.272.000. Secara keseluruhan, total pembayaran atas impor film yang dilakukan oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film sebesar Rp 1.921.318.000.
4.5.
Analisis Penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor Tahun 2009 Berdasarkan pada PMK No. 75/PMK.03/2010 dan PMK No. 102/PMK.011/2011 Film yang dijadikan objek penelitian ditahun 2009 sebanyak 8 (delapan)
judulfilm dengan total copy film sebanyak 706 copy.Berikut salah satu rincian film yang diimpor ditahun 2009 :
4.5.1. Confession Of A Shopaholic a.1. Film 35 MM Color Motion Pictures “Confession Of A Shopaholic” (29 copy, Reel 1,3,5) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 yang penghitungannya dapat dilihat padaTabel 4.5. No. PIB
=
000000-000250-20090223-000125
Tanggal SSPCP
=
23 Februari 2009
57
Tabel 4.5. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Confession Of A Shopaholic” USD ($) NDPBM
11.965,20
FOB
17.833,60
Freight
501
Insurance
92
CIF (USA)
18.426,60
CIF (Rp)
IDR (Rp)
NDPBM x CIF (USA)
220.477.953,49
BM
CIF x 10%
22.047.795
PPN
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 10%
24.252.575
PPh 22
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 2,5%
6.063.144
BM + PPN +PPh 22
52.363.514
Total
a.2. Film 35 MM Color Motion Pictures “Confession Of A Shopaholic” (29 copy, Reel 1,3,5) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 102/PMK.011/2011 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.6. No. PIB
=
000000-000250-20090223-000125
Tanggal SSPCP
=
23 Februari 2009
Durasi film
=
1.430,12 meter / 27,42
=
52 menit
58
Tabel 4.6. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Confession Of A Shopaholic” Jumlah 1 copy
1.430,12 m
Total
29 copy
1.430,12 x 29 copy
41.473,48
US$
0,43 / m
41.473,48 x 0,43
17.833,60
Nilai Impor
11.965,20
213.382.548
BM (10%)
Jumlah satuan barang x Rp 21.450 x 52 mnt
32.346.000
PPN (10%)
12.000.000 x 10% x 29copy
34.800.000
2,5% x (Nilai impor + Bea Masuk)
6.143.229
BM + PPN +PPh 22
73.289.829
PPh 22 (2,5%) Total
b.1. Film 35 MM Color Motion Pictures “Confession Of A Shopaholic” (29 copy, Reel 2,4,6) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.7. No. PIB
=
000000-000250-20090223-000126
Tanggal SSPCP
=
23 Februari 2009
59
Tabel 4.7. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Confession Of A Shopaholic” USD ($) NDPBM
11.965,20
FOB
19.084,09
Freight
537
Insurance
99
CIF (USA)
19.720,09
CIF (Rp)
IDR (Rp)
NDPBM x CIF (USA)
235.954.820,22
BM
CIF x 10%
23.595.482
PPN
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 10%
25.955.030
PPh 22
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 2,5%
6.488.758
BM + PPN +PPh 22
56.039.270
Total
b.2. Film 35 MM Color Motion Pictures “Confession Of A Shopaholic” (29 copy, Reel 2,4,6)f Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor film berdasarkan PMK No.102/PMK.011/2011 yang penghitungannya dapat dilihat padaTabel 4.8. No. PIB
=
000000-000250-20090223-000126
Tanggal SSPCP
=
23 Februari 2009
Durasi film
=
1.530,40 meter / 27,42
=
56 menit
60
Tabel 4.8. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Confession Of A Shopaholic” Jumlah 1 copy
1.530,40 m
Total
29 copy
1.530,40 x 29 copy
44.381,60
US$
0,43 / m
44.381,60 x 0,43
19.084,09
Nilai Impor
11.965,20
228.344.930
BM (10%)
Jumlah satuan barang x Rp 21.450 x 56 mnt
34.834.800
PPN (10%)
12.000.000 x 10% x 29copy
34.800.000
2,5% x (Nilai impor + Bea Masuk)
6.579.493
BM + PPN +PPh 22
76.214.293
PPh 22 (2,5%) Total
Perincian mengenai penghitungan film impor yang dijadikan sebagai objek penelitian terdapat tahun 2009 terdapat pada tabel lampiran halaman L16. Ditahun 2009, jumlah Bea Masuk yang diimpor berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 sebesar Rp 539.907.545, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 593.898.299 dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar Rp 146.411.952. Jumlah ini dihitung dengan berdasarkan pada Cost, Insurance and Freight (CIF) yang dikenakan dalam impor. Total keseluruhan pajak yang dibayarkan oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film dalam PIB adalah sebesar Rp 1.280.217.796. Dalam PMK No. 102/PMK.011/2011, pembayaran ketiga jenis pajak atas impor tersebut mengalami kenaikan, jumlah Bea Masuk yang dibayar sebesar Rp 881.447.000, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 847.200.000 dan Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar Rp 156.067.000. Total keseluruhan pajak yang
61
dibayar atas impor 8 (delapan) judul film ditahun 2010 adalah sebesar Rp 1.884.714.000.
4.6.
Analisis Penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor Tahun 2010 Berdasarkan pada PMK No. 75/PMK.03/2010 dan PMK No. 102/PMK.011/2011 Tahun 2010 merupakan tahun terakhir dilakukannya penghitungan atas Bea
Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film.Di tahun ini, terdapat8 (delapan) judul film yang dijadikan objek penelitian. 8 (delapan) judul film tersebut dipilih berdasarkan jumlah yang terbesar dari segi pembayaran pajak. Berikut adalahsalah satu judul film yang diimpor dan rincian pajak yang dibayarkan
berdasarkan
PMK
No.
75/PMK.03/2010
dan
PMK
No.
102/PMK.011/2011 :
4.6.1. Clash Of The Titans a.1. Film 35 MM Color Motion Pictures “Clash Of The Titans” (64 copy, Reel 1,3,5) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel4.9. No. PIB
=
000000-00250-20100325-000575
Tanggal SSPCP
=
25 Maret 2010
62
Tabel 4.9. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Clash Of The Titans” USD ($) NDPBM
9.145,40
FOB
34.668,04
Freight
948
Insurance
179
CIF (USA)
35.795,04
CIF (Rp)
IDR (Rp)
NDPBM x CIF (USA)
327.359.958
BM
CIF x 10%
32.736.000
PPN
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 10%
36.010.000
PPh 22
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 2,5%
9.003.000
BM + PPN +PPh 22
77.749.000
Total
a.2. Film 35 MM Color Motion Pictures “Clash Of The Titans” (64 copy, Reel 1,3,5) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No.102/PMK.011/2011 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.10. No. PIB
=
000000-00250-20100325-000575
Tanggal SSPCP
=
25 Maret 2010
Durasi film
=
1.259,74 meter/ 27,42 =
46 menit
63
Tabel 4.10. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Clash Of The Titans” Jumlah 1 copy
1.259,74 m
Total
64 copy
1.259,74 x 64copy
80.623,36
US$
0,43 / m
80.623,36 x 0,43
34.668,04
Nilai Impor
9.145,40
317.053.137
BM (10%)
Jumlah satuan barang x Rp 21.450 x 46 mnt
63.148.800
PPN (10%)
12.000.000 x 10% x 64copy
76.800.000
2,5% x (Nilai impor + Bea Masuk)
9.505.048
BM + PPN +PPh 22
149.453.848
PPh 22 (2,5%) Total
b.1. Film 35 MM Color Motion Pictures “Clash Of The Titans” (64copy, Reel 2,4,6) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No. 75/PMK.03/2010 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.11. No. PIB
=
000000-000250-20100325-000576
Tanggal SSPCP
=
25 Maret 2010
64
Tabel 4.11. Penghitungan Pajak atas Impor Film “Clash Of The Titans” USD ($) NDPBM
9.145,40
FOB
46.755,38
Freight
IDR (Rp)
1.229
Insurance
240
CIF (USA)
48.224,38
CIF (Rp)
NDPBM x CIF (USA)
441.031.244
BM
CIF x 10%
44.104.000
PPN
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 10%
48.514.000
PPh 22
(CIF x NDPBM) + Bea Masuk)) x 2,5%
12.129.000
BM + PPN +PPh 22
104.747.000
Total
b.2. Film 35 MM Color Motion Pictures “Clash Of The Titans” (64 copy, Reel 2,4,6) Dibawah ini merupakan penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film berdasarkan PMK No.102/PMK.011/2011 yang penghitungannya dapat dilihat pada Tabel 4.12. No. PIB
=
000000-000250-20100325-000576
Tanggal SSPCP
=
25 Maret 2010
Durasi film
=
1.698,96 meter / 27,42
=
62 menit
65
Tabel 4.12. Penghitungan Pajak Atas Impor Film “Clash Of The Titans” Jumlah 1 copy
1.698,96 m
Total
64 copy
1.698,96 x 64 copy
108.733,44
US$
0,43 / m
108.733,44 x 0,43
46.755,38
Nilai Impor
9.145,40
427.620.022
BM (10%)
Jumlah satuan barang x Rp 21.450 x 62 mnt
85.113.600
PPN (10%)
12.000.000 x 10% x 64 copy
76.800.000
PPh 22 (2,5%)
2,5% x (Nilai impor + Bea Masuk)
12.818.341
BM + PPN +PPh 22
174.731.941
Total
Film Clash Of The Titans merupakan salah satu film yang diimpor oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film pada tahun 2010.Untuk film-film lain yang diimpor oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film dapat dilihat pada lampiran halaman L26. Berdasarkan
pada
penghitungan
dengan
menggunakan
PMK
No.
75/PMK.03/2010, total Bea Masuk yang dibayar PT Satrya Perkasa Esthetika Film pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 627.279.000, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 690.008.000 dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar Rp 172.509.000. Total keseluruhan pajak yang dibayar atas impor film yang dilakukan PT Satrya Perkasa Esthetika Film sebesar Rp 1.489.796.000. Dalam peraturan baru yaitu PMK No. 102/PMK.011/2011, total Bea Masuk yang dibayar sebesar Rp 1.229.344.000, Pajak Pertambahan Nilai sebesar Rp 1.144.800.000 dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film sebesar
66
Rp 182.371.000. Total keseluruhan pajak yang dibayar oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film atas kegiatan impor film sebesar Rp 2.556.515.000.
4.7.
Perbandingan
PMK
No.
75/PMK.03/2010
dan
PMK
No.
102/PMK.011/2011 Perbedaan PMK yang mengatur penghitungan Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor menyebabkan jumlah pajak yang dibayar menjadi lebih tinggi. Berikut adalah rincian tabel perbandingan 2 (dua) PMK tersebut.
4.7.1.Tahun 2008 Tabel 4.13. Perbandingan PMK Lama dan PMK Baru Tahun 2008 Total
Selisih
%
PMK Nomor
PMK Nomor
75/PMK.03/2010
102/PMK.011/2011
518.092.847
874.646.000
356.553.153
69%
PPN
569.902.132
902.400.000
332.497.868
58%
PPh 22
142.475.533
144.272.000
1.796.467
1%
1.230.470.513
1.921.318.000
Bea
Kenaikan
Masuk
BerdasarkanTabel 4.13.diatas, diperoleh hasil bahwa ketiga jenis pajak mengalami kenaikan. Bea Masuk mengalami kenaikan sebesar 69%, Pajak Pertambahan Nilai sebesar 58% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas Impor film hanya sebesar 1%.Kenaikan ini disebabkan karena berdasarkan penghitungan PMK lama, nilai yang dipenghitungkan hanyalah CIF sedangkan di PMK baru memperhitungkan durasi film, panjang pita seluloiddan total copy film yang diimpor.Dengan rata-rata kurs sebesar Rp 10.315,43, persentase kenaikan tahun
67
2008 masih lebih rendah dibandingkan tahun 2010, tetapi total film yang diimpor masih lebih tinggi daripada tahun 2009 yaitu sebesar 752copy film.
4.7.2. Tahun 2009 Tabel 4.14. Perbandingan PMK Lama dan PMK Baru Total
PMK Nomor
PMK Nomor
Selisih
75/PMK.03/2010 102/PMK.011/2011 Bea
% Kenaikan
539.907.545
881.447.000
341.539.455
63%
PPN
593.898.299
847.200.000
253.301.701
43%
PPh 22
146.411.952
156.067.000
9.655.048
7%
1.280.217.796
1.884.714.000
Masuk
Sama seperti tahun 2008, kenaikan pajak ditahun 2009 juga disebabkan perbedaan PMK yang berlaku. Persentase kenaikan Bea Masuk sebesar 63%, Pajak Pertambahan Nilai sebesar 43% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar 7%. Persentase kenaikan atas Bea Masuk dan Pajak Pertambahan Nilai yang dialami ini lebih rendah daripada tahun 2008, sedangkan persentase Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan jumlah film yang diimpor pada tahun 2009 lebih sedikit yaitu hanya 8 (delapan) judul film dengantotal seluruhnya 706 copy film danrata-rata kurs sebesar Rp 11.014,48, jumlah rata-rata kursini lebih tinggi dari tahun 2008 dan 2010.
68
4.7.3. Tahun 2010 Tabel 4.15. Perbandingan PMK Lama dan PMK Baru Total
PMK Nomor
PMK Nomor
Selisih
75/PMK.03/2010 102/PMK.011/2011 Bea
% Kenaikan
627.279.000
1.229.344.000
601.955.000
96%
PPN
690.008.000
1.144.800.000
454.792.000
66%
PPh 22
172.509.000
182.371.000
9.860.000
6%
1.489.796.000
2.556.515.000
Masuk
Tahun 2010 merupakan tahun dimana PT Satrya Perkasa Esthetika Film mengalami kenaikan pajak tertinggi jika dibandingkan dengan 2 (dua)tahun sebelumnya dengan persentase kenaikan Bea Masuk sebesar 96%, Pajak Pertambahan Nilai sebesar 66% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar 6%. Hal ini disebabkan pada tahun 2010, PT Satrya Perkasa Esthetika Film melakukan impor film dengan jumlahcopy yang tinggi per judul film sehingga penghitungan Bea Masuk dan Pajak Pertambahan Nilai mengalami kenaikan.Untuk rata-rata kurs pada tahun 2010,persentase ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar Rp 8.999,81 dengan total film sebesar 954 copy. Berikut adalah grafik yang menggambarkan persentase perbandingan PMK No. 75/PMK.03/2010 dengan PMK No. 102/PMK.011/2011 dari 3 (tiga) tahun perbandingan yaitu tahun 2008, 2009 dan 2010.
69
Gambar 4.1. Grafik Perbandingan PMK Lama dan PMK Baru Tahun 2008 - 2010 Grafik diatas menunjukkan persentase perbandingan kedua PMK tersebut. Secara keseluruhan, kenaikan ketiga jenis pajak atas importerjadi setiap tahun dengan jumlah persentase yang berbeda.Hal ini terjadi karena adanya perbedaan peraturan yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor. Penghitungan yang menggunakan peraturan baru menghasilkan pajak yang lebih besar daripada penghitungan yang menggunakan peraturan lama. Untuk Bea Masuk ditahun 2008, persentase kenaikan sebesar 69%. Angka ini cukup signifikan mempengaruhi besarnya Bea Masuk yang harus dibayar. Pajak Pertambahan Nilai mengalami kenaikan sebesar 58% dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor sebesar 1%. Di tahun 2009, Bea Masuk yang dibayarkan mengalami kenaikan sebesar 63% tetapi mengalami penurunan sebesar 7% dari tahun 2008. Begitu pula dengan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor, keduanya juga mengalami kenaikan masing-masing sebesar 43% dan 7%. Pada tahun 2010, persentase Bea Masuk sebesar 96%, Pajak Pertambahan Nilai sebesar 66% dan 6% untuk Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor film PT Satrya Perkasa Esthetika Film. Ini merupakan tahun dengan persentase kenaikan tertinggi dari 3 (tiga) tahun yang diperbandingkan. 70
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan pembayaran ketiga jenis pajak tersebut antara lain: a.
Perubahan
PMK
No.
75/PMK.03/2010
menjadi
PMK
No.
102/PMK.011/2011 yang menyebabkan perubahan penghitungan ketiga jenis pajak tersebut. b.
Tarif untuk menghitung Bea Masuk yang sebelumnya menggunakan tarif advalorum berubah menjadi tarif spesifik.
c.
Dasar Pengenaan Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai yang semula berdasarkan perkiraan hasil rata-rata per judul film, diubah menjadi per satuan film.
d.
Setiap tahun, jumlah film dan copy film yang diimpor tidak sama, tergantung dari pemesanan yang dilakukan oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film kepada produsen film.
e.
Kurs konversi mata uang dolar Amerika berbeda-beda setiap transaksi, bergantung pada tanggal transaksi tersebut terjadi.
f.
Dalam PMK lama, durasi film tidak dijadikan komponen untuk menghitung Bea Masuk, sedangkan dalamPMK baru durasi film merupakan komponen untuk menghitung Bea Masuk dan jumlah durasiper copy film tidaklah sama. Seluruh pajak yang harus dibayar oleh PT Satrya Perkasa Esthetika Film atas
impor film dari thun 2008, 2009 dan 2010 disetor dengan menggunakan SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak) pada tanggal yang sama dengan tanggal di PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dan jumlah pajak yang di PIB ditambah dengan PNBP atau PendapatanDJBC sebesar Rp 100.000 dan disetorkan melalui Bank Devisa atau Bank Persepsi.
71
4.8.
Analisis Dampak Perubahan PMK No.75/PMK.03/2010 Menjadi PMK No. 102/PMK.011/2011 Perubahan PMK ini memberikan dampak yang cukup signifikan bagi PT
Satrya Perkasa Esthetika Film. Salah satu dampak yang dialami adalah naiknya jumlah pajak yang dibayar PT Satrya Perkasa Esthetika Filmatas impor film, khususnya Bea Masuk, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan Pasal 22 atas impor. Hal ini menyebabkan biaya impor sebagai pengurang pendapatan menjadi lebih tinggi dan berpengaruh pada laba PT Satrya Perkasa Esthetika Filmdan menimbulkan keberatan bagi PT Satrya Perkasa Esthetika Film.Dengan semakin besarnya pajak yang dibayarkan,PT Satrya Perkasa Esthetika Film memiliki siasat untuk mengatasi kenaikan pajak yang dibayar denganmelakukan seleksi atas film yang akan diimpor sehinggafilm impor yang masuk ke Indonesia terbatas, alhasil film-film impor yang ditayangkan di bioskop tidak banyak seperti sebelumnyadan hal ini jugaberpengaruh terhadap minat penonton yangsecara otomatis akan mengalami penurunan karena film-film impor tidak ditayangkan secara serentak di bioskop seluruh Indonesia. Selain itu, PT Satrya Perkasa Esthetika Film juga melakukan ekstensifikasi dengan memperbanyak film domestik yang berkualitas baik dan diakui oleh dunia perfilman internasional dengan cara membatasi film impor tersebut. Atas kenaikan pembayaran pajak yang terjadipada PT Satrya Perkasa Esthetika Film, pemerintah mengharapkan produksi film dalam negeri dapat mengalami peningkatan seiring dengan berkurangnya film imporyang diedarkan di bioskop Indonesia dan film dalam negeri juga dapat bersaing dengan film-film impor.
72