BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
Daerah rawan banjir merupakan daerah yang mudah atau mempunyai kecenderungan untuk terlanda banjir. Analisa daerah rawan banjir yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan membuat klasifikasi tingkat kerentanan suatu wilayah terlanda banjir akibat adanya perubahan penutupan lahan. Dalam pelaksanaannya terdapat faktor yang perlu dianalisa yaitu curah hujan, bentuk lahan, kontur tanah dan penggunaan lahan serta dibantu analisis faktor manusia. Berikut adalah peta banjir di daerah Tangerang
Gambar 4.1 Peta banjir di Tangerang
Penyebab utama pada banjir di Tangerang yaitu karena sungai Angke yang meluap. Kali Angke berhulu di daerah semplak, Kabupaten Bogor dan muara di laut Jawa. Panjang aliran mencapai 40 km, bagian tengahnya mengalir di Wilayah Kota Tangerang sepanjang 10 km. dan lebar kali Angke 12 m (mempunyai 3-4 m di 39
40 kawasan perkotaan) debit nominal 4,38 m3/dtk. Pada musim kemarau debit air relaitf kecil. Sementara pada musim hujan debit air akan sangat melonjak karena air limpasan daerah hulu maupun kawasan-kawasan permukiman sepanjang Daerah Aliran Sungai Angke.
Gambar 4.2 Zonasi Bahaya dan resiko bencana banjir kota Tangerang
Pada bab ini penulis menganalisa masalah di Perumahan Ciledug Indah 1 Tangerang, yaitu menganalisa banjir. Sebelum menganalisa terlebih dahulu mempersiapkan berbagai data-data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisa lalu dibuat sintesa agar data analisa bisa jadikan acuan untuk menemukan solusi dengan penerapan desain Rumah Panggung.
41 4.1
Analisa Iklim Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di BMKG, Stasiun Geofisika Klas
III Budiarto, Curug , yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas matahari , curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Tabel 4.1 Data Geografis dan Iklim Tangerang
Sumber: Tangerang dalam angka 2012
Temperatur udara rata-rata berkisar an-tara 21,5 – 34,1 0C, temperatur maksimum tertinggi pada Bulan Oktober dan Desember yaitu 35,4 0C dan temperatur minimum terendah pada bulan Agustus yaitu 20,2 0C. Rata-rata kelembaban udara dan intensitas matahari sekitar 79,9% dan 54,5%. Keadaan curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan Juni dan November yaitu 17 mm, sedangkan ratarata curah hujan dalam setahun adalah 10,9 mm. Hari hujan tertinggi pada Bulan Januari dengan hari hujan sebanyak 24 hari dan terendah pada Bulan Agustus
42 sebanyak 3 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 3,5 km/jam dengan kecepatan maksimum 24 km/jam. (sumber: BPS – Statistik Daerah Kab.Tangerang 2012).
4.1.1 Analisa curah hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap. (BMKG. 2012) Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) lebih dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim hujan. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1981-2010) disebut sebagai sifat hujan. (BMKG 2012/2013)
43
Gambar 4.3 Cakupan Wilayah Zona Musim Propinsi Banten dan DKI Jakarta Tabel 4.2 Wilayah Zona Musim Propinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM
Wilayah
55
Kab Pandeglang dan Kab Lebak bagian barat
56
Kab Pandeglang bagian utara dan Kab Serang bagian barat daya
57
Kab Serang bagian selatan, Kab Pandeglang bagian timur laut dan Kab Lebak bagian utara
58
Kota Cilegon, Kota Serang, Kab Serang bagian timur, Kab Tangerang bagian tengah dan Kota Tangerang, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan bagian utara, Jakarta Timur bagian barat
59
Kab Serang bagian timur laut dan Kab Tangerang bagian utara
60
Jakarta Utara, Jakarta Timur bagian utara, Jakarta Barat bagian utara
61
Jakarta Timur bagian selatan, Jakarta Selatan bagian selatan, Kota Tangerang Selatan, Kab Tangerang bagian selatan, Kab Serang bagian tenggara, Kab Lebak bagian timur laut
62
Kab Lebak bagian tengah
63
Kab Lebak bagian selatan
67
Kab Lebak bagian Tenggara (Wilayah Zona Musiman Propinsi Jawa Barat)
Sumber: http://litbang.tangerangkota.go.id/uploads/publikasi_litbang/0a071a288e3bbcc79e9c6f64db fab563.pdf
44 Pembagian Wilayah Zona Musim (ZOM) Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Pada Perumahan Ciledug Indah 1 termasuk dalam Zona Musim M 61. Berikut adalah Grafik Normal Hujan di Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Grafik ini menunjukan adanya peningkatan pada dasarian 1-4, dan penurunan dasarian yang paling turun yaitu pada dasarian 13-17. Berikut adalah grafik nominal hujan pada daerah Tangerang.
Gambar 4.4 Grafik nominal hujan pada daerah Tangerang
Berikut adalah Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2012/2013 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
Gambar 4.5 Peta Prakiraan Awal Musim Hujan 2012/2013 Propinsi Banten dan DKI Jakarta
45 Tabel 4.3 Sifat curah hujan 2012 CURAH HUJAN
WILAYAH
Rendah (0 – 100 mm)
Kab Serang bagian Utara, Kab Lebak bagian Timur
Menengah (101 – 300
DKI Jakarta, Kab Tangerang, Kab Serang, Kab Lebak bagian Tengah,
mm)
Utara dan Tenggara, Kab Pandeglang bagian Tenggara
Tinggi (301 – 400 mm)
DKI Jakarta bagian Timur Laut, Kab Serang bagian Barat, Kab Lebak bagian Selatan dan Barat, Kab Pandeglang bagian Timur dan Utara
Sangat Tinggi
Kab Lebak bagian Selatan dan Barat Laut, Kab Pandeglang.
> 401 mm
Sumber : BMKG. 2012, Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Desember 2012, Januari dan Pebruari 2013, Pondok Betung
Berikut adalah Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Nopember 2012 Propinsi Banten
Gambar 4.6 Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Nopember 2012 Propinsi Banten
Di lihat dari gambar diatas pada wilayah Propinsi Banten, sebagian besar wilayah tersebut diprakirakan berpotensi banjir dengan tingkat menengah.
46 4.2
Analisa manusia Analisa aktifitas masing-masing individu pada sehari-harinya secara umum
dapat diuraikan sebagai berikut : Tabel 4.4 Kegiatan warga Perumahan Ciledug Indah 1
No 1
2
Pelaku Pedagang pasar
Pekerja / karyawan
Aktifitas
Waktu
- Persiapan berangkat ke pasar
02.30 – 03.00
- Loading
03.00 – 04.00
- Berdagang
04.00 – 07.00
- Unloading
16.00 – 18.00
- Persiapan berangkat kerja
05.00 – 08.00
- proses bekerja
08.00 – 17.00
- selesai bekerja dan bersantai bersama
17.00 – 22.00
keluarga ataupun teman
3
4
Ibu rumah tangga
Mahasiswa
- Istirahat / tidur malam
22.00 – 05.00
- Merpesiapkan suami kerja
05.00 – 08.00
- Melakukan pekerjaan rumah tangga
08.00 – 12.00
- Waktu santai bersama keluarga
12.00 – 22.00
- Istirahat / tidur malam
22.00 – 06.00
- Persiapan berangkat kekampus
05.00 – 08.00
- proseskuliah
08.00 – 13.00
- Waktu santai bersama keluarga / teman atau
13.00 – 22.00
mengerjakan tugas
5
Anak-anak
- Istirahat / tidur malam
22.00 – 05.00
- berangkat sekolah
07.00 – 12.00
- Istirahat siang / tidur siang
12.00 – 15.00
- Waktu santai bersama keluarga
15.00 – 20.00
- Istirahat / tidur malam
20.00 – 07.00
Sumber: Hasil olahan pribadi 2013
47 4.2.1 Analisis Perilaku Berdasarkan Mobilitas Kegiatan Harian Mobilitas/pergerakan warga Perumahan Ciledug Indah 1 tidak terlepas dari suatu aktifitas/kegiatan yang dilakukan mereka. Pengolahan Site Plan yang sudah diolah menjadi sangat penting untuk mendukung kegiatan serta mendukung kenyamanan. Kegiatan harian yang baik perlu didukung oleh suatu rancangan ruang yang dapat mengintegrasikan hubungan antara kegiatan yang saling berhubungan antara ruang dan kegiatan. Pada kesimpulannya kegiatan akan menghasilkan ruang, dan ruang tersebut dilakukan untuk melakukan pergerakan/mobilitas sebagai pendukung kegiatan. Mobilitas kegiatan harian ini akan membentuk dan mempengaruhi kenyaman warga Perumahan Ciledug Indah 1. Berikut adalah waktu sibuk warga Perumahan Ciledug Indah 1 Tangerang. 14
14 12 10
10
11
11
9 8 8 6 4 2 jam Gambar 4.7 Grafik waktu aktifitas
48 Keterangan waktu aktifitas Pedagang Pekerja / karyawan Ibu rumah tangga Mahasiswa Anak-anak
Aktifitas warga Perumahan Ciledug Indah 1 dilakukan pada hari kerja umumnya dihabiskan diluar area perumahan pada siang hari, maka pada sore dan malam hari digunakan sebagai waktu untuk berkumpul bersama keluarga, namun pada saat banjir tiba para warga harus mengungsi pada Perumahan Ciledug indah 2 atau ke tempat yang tidak terkena banjir misalnya masjid dan sekolah karena ketinggian air yang tinggi. Sebagian besar warga Perumahan Ciledug Indah 1 menyadari bahwa menjaga kebersihan di lingkungan sangat penting, hal ini di dasari dengan perumahan tersebut selalu menjadi langganan banjir pada saat musim hujan. 4.3
Analisa Bangunan
4.3.1 Tipologi Bangunan Rumah Ciledug Indah 1 pertama kali dibangun pada tahun 1986, namun semakin berkembangnya jaman, rumah-rumah di Ciledug Indah 1 mengalami perubahan. Berikut adalah tipologi rumah Perumahan Ciledug Indah 1 Tangerang.
49
Gambar 4.8 Bentuk rumah Perumahan Ciledug Indah 1
Gambar diatas adalah bentuk awal rumah Perumahan Ciledug Indah 1. Dilihat dari fasadenya, bentuk rumah ini sangat dominan dengan gaya rumah tropis. Umumnya rumah-rumah di perumahan ini memiliki luas bangunan : 102 m2 yang terdiri dari ruang 2 Kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan dapur.Seiring berjalannya waktu, rumah rumah di Perumahan Ciledug Indah 1 mengalami perubahan bentuk serta gaya bangunannya.
Gambar 4.9 Bentuk rumah Perumahan Ciledug Indah 1
Perubahan tersebut didasari denganperkembangan perumahan lain yang merancang rumah dengan gaya yang semakin modern hal ini membuat pengembang serta warga untuk merenovasi fasade rumah tersebut.
50
Gambar 4.10 Bentuk rumah Perumahan Ciledug Indah 1
Pada gambar diatas, memperlihatkan bentuk rumah Ciledug Indah 1 semakin mengalami perubahan, yaitu warga banyak membangun rumah tingkat. Perubahan tersebut didasari oleh masalah banjir yang sering terjadi diperumahan tersebut. Warga menyadari bahwa banjir yang terjadi akan terjadi dalam jangka yang panjang sehingga rumah tingkat tersebut menjadi salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi banjir sampai saat ini masih bertahan. Bangunan pada Perumahan Ciledug Indah 1 ini lebih dominan di huni oleh orang yang sudah berumah tangga. Pada perumahan ini banyak sekali bekas-bekas ketinggian air pada saat banjir tiba, hal ini menunjukan bukti bahwa lokasi rumah tersebut tergenang banjir. Hujan dengan intensitas tinggi kembali mengakibatkan Kali Angke meluap. Ketinggian air kali pada alat ukur diperumahan Ciledug Indah I, Pedurenan, Karang Tengah, menunjukkan angka tertinggi, yakni 2 meter. Luapan Kali Angke menyebabkan sebagian rumah warga perumahan itu kembali tergenang 40 cm. pada saat turun hujan selama 1 jam dengan sifat hujan sedang, sudah membuat perumahan ini tergenang 30-40 cm. Berikut adalah gambarnya:
51
Gambar 4.11 Master plan Perumahan Ciledug Indah 1 dan gambar ketinggian banjir
Ketinggian banjir pada januari-april 2013 di perumahan ini masih tergolong normal yang mencapai 30 cm – 100 cm. curah hujan yang tinggi serta sistem penyerapan air yang kurang baik menyebabkan perumahan ini selalu terendam banjir. Bangunan di perumahan ciledug indah 1 sekitar ± 10% - 15 % telah kosong, dikarenakan rumah mereka tergenang air yang lebih tinggi sehingga memaksa mereka untuk menjual, dikontrakan atau dikosongkan sebagai tindakan yang tepat. Bangunan rumah yang sudah kosong sebagian besar berada di area Jl. Surya dan Jl. Alam berikut adalah lokasinya.
52
Area jl. alam Area jl. surya
Gambar 4.12 Master plan Perumahan
Gambar 4.13 Rumah di Perumahan Ciledug Indah 1
Ciledug Indah 1
Pada area jl. Surya dan jl. Alam juga mayoritas bangunan bertingkat, hal ini untuk menghindari ketinggian banjir yang selalu merendam rumah ini. Dari data survey yang saya dapatkan, pada area ini kondisi rumah sangat tidak terawat sehingga menyebabkan harga jual rumah di area ini sangat murah di banding dengan area rumah yang lainnya. Beberapa data dari interview warga juga menyebutkan, area rumah ini di kosongkan sejak tahun 2007. Para penghuni rumah pindah karena merasa sangat tidak nyaman dengan kondisi rumah yang terendam banjir setiap musim hujan tiba. Berikut adalah gambar tentang ketinggian tanah pada perumahan ciledug indah 1.
53
Gambar 4.14 Ketinggian tanah Perumahan Ciledug Indah 1
Dari gambar di atas bahwa ketinggian pada Perumahan Ciledug Indah 1 berada diketinggian – 0.50 cm, hal ini menyebabkan selalu banjir pada saat musim hujan tiba dan pada saat sungai angke meluap. Berikut adalah ketinggian air pada saat hujan tiba
Gambar 4.15 Ketinggian banjir Perumahan Ciledug Indah 1
Dari gambar di atas ketinggian air di dalam perumahan Ciledug Indah 1 mencapai 30 cm – 100 cm, sedangkan pada Jalan Raya Ciledug lebih rendah hanya mencapai 30 cm – 40 cm, dari gambar di atas menunjukan ketinggian air pada saat hujan tiba dipengaruhi oleh debit air yang banyak dari sungai Angke, material pada jalan serta sistem penyerapan air yang kurang baik juga merupakan salah satu faktornya.
54 4.4
Analisa Lingkungan
4.4.1 Denah Kontur
Banyak rumah yang sudah kosong akibat ketinggian banjir di atas 2 meter
- Area tanah yang cukup dalam sehingga ketinggian banjir bisa mencapai 1.5 - 2 meter
-
-
U
-
Pada level 140 cm ketinggian banjir mencapai 30-150 cm
Pintu masuk Perumahan Ciledug Indah 1 Level tanah -50 cm dari Jalan Raya
Pada level 90 cm ketinggian banjir mencapai 30-100 cm
-
-
Gambar 4.16 Denah Kontur Perumahn Ciledug Indah 1
Level tanah di Perumahan Ciledug indah 1 merupakan dataran rendah, sehingga perumahan tersebut selalu banjir pada saat musim hujan. Level tanah yang rendah
diakibatkan
oleh
seringnya
terendam
banjir,
semakin
banyaknya
pembangunan serta banyaknya kendaraan yang melewati jalan, sehingga kondisi
55 tanah semakin turun. Dampak dari penurunan tanah adalah semakin rendah level tanah di Perumahan Ciledug Indah 1 terhadap level tanah di Jalan Raya maka semakin tinggi juga ketinggian banjir pada saat musim hujan. Ketinggian banjir pada saat musim hujan sampai saat ini 30 cm – 2.2 meter. 4.4.2 Analisa Banjir
Gambar 4.17 Awal terjadinya banjir Perumahan Ciledug Indah 1
Awal terjadinya banjir yaitu disebabkan karena sungai Angke meluap tidak bisa menampung debit air yang lebih banyak lagi, sehingga air mengalir masuk ke Perumahan Ciledug Indah 1 ini yang membuat perumahan ini selalu banjir.
4.4.3 Analisa Tanggul Area rumah yang berada didekat dengan sungai Angke telah dibatasi dengan tanggul, tanggul ini berfungsi sebagai penahan air sungai Angke agar tidak masuk
56 kedalam perumahan. Tanggul ini mempunyai ketiggian 2.5 meter dari level sungai, dan tinggi dari level tanah perumahan yaitu 2.5 meter dengan ketebalan 30 cm.
Gambar 4.18 Gambar letak tanggul pada Perumahan Ciledug Indah 1
Keterangan: : Tanggul : Aliran sungai Angke
Tanggul ini mempunya peran yang sangat penting bagi warga Perumahan Ciledug Indah 1 Tangerang sebagai penyelamat sampai saat ini, namun pada saat banjir datang dengan ketinggian diatas 2 meter, tanggul ini tak bisa menghalangi air masuk kedalam perumahan.
57
Gambar 4.19 Ketinggian tanggul
Gambar 4.20 Tanggul di Perumahan Ciledug Indah 1
Gambar 4.21 Ketinggian air sungai dan banjir di Perumahan Ciledug Indah 1
58 Pada saat air sungai meluap dengan ketinggian kurang dari 2 meter di level ketinggian tanah 0.00, ketinggian tanggul masih bisa menolong perumahan tersebut. Area perumahan tergenang banjir disebabkan karena faktor air sungai Angke meluap dan mengalir dipintu utama Perumahan Ciledug Indah 1, karena sungai Angke tidak bisa lagi menampung debit air yang banyak. Faktor material jalan juga menjadi faktor yang penting karena pada perumahan ini area jalan menggunakan Coran dan Batu Konblok yang membuat air yang tergenang tidak bisa meresap kedalam tanah dengan baik. 4.4.4 Analisa Jalan
Gambar 4.22 Material jalan dengan bahan yang berbeda
Keterangan; : Jalan dengan Coran Semen : Jalan dengan Batu Konblok Pada jalan Perumahan Ciledug Indah 1 terdiri dari bahan yang berbeda yaitu pada jalan utama material yang digunakan adalah Coran dimana bahan dari coran
59 memiliki ketahanan jalan yang baik namun ada kekurangan yaitu tidak ada celah pada bagian jalan untuk penyerapan air, sedangkan pada jalan ke gang material yang digunakan yaitu Konblok. Peletakan konblok pada gang berfungsi sebagai penyerapan air pada saat musim hujan sehingga dapat membantu menurunkan ketinggian banjir serta adanya konsep green pada Perumahan Ciledug Indah 1 ini. 4.4.5 Analisa pintu masuk
Gambar 4.23 Pintu masuk Perumahan Ciledug Indah 1
Gambar 4.24 Sungai Angke, Jl. Kh. Hasyim ashari dan jembatan (kiri-kanan)
Pada gambar di atas menjelaskan kondisi Jalan Raya Ciledug dan sungai Angke yang mengalir didekat Perumahan Ciledug Indah 1 Tangerang. Pada gambar diatas juga menjelaskan lokasi awal terjadinya banjir pada saat musim hujan. Hal ini
60 disebabkan karena jalan dekat jembatan lebih rendah yang membentuk cekungan serta sungai Angke yang meluap, sehingga menyebabkan genangan air yang menyebabkan Perumahan Ciledug Indah 1 selalu banjir. Berikut adalah gambar masuknya air sungai pada Perumahan Ciledug Indah 1.
Gambar 4.25 Master plan dan Jalan Utama Perumahan Ciledug Indah 1
Keterangan : Aliran sungai Angke : Air sungai yang masuk ke gerbang Perumahan Ciledug Indah 1 : Aliran air dari sungai Angke masuk ke area perumahan Pintu gerbang Perumahan Ciledug Indah 1 merupakan akses utama menuju area perumahan tersebut, tetapi pintu gerbang ini juga merupakan akses utama masuknya air sungai yang selalu membanjiri didalam area perumahan, dikarenakan karena debit air sungai Angke yang banyak sehingga air mengalir menuju jalan raya serta menuju pintu gerbang Perumahan Ciledug Indah 1 .
61 4.4.6 Analisa sebelum banjir dan pada saat banjir
Gambar 4.26 Master plan sebelum banjir
Gambar 4.27 Master plan pada saat banjir
Keterangan: : Air dari sungai Angke : Area rumah yang terkena banjir lebih sedang : Area rumah yang terkena banjir lebih tinggi : Area rumah yang terkena banjir lebih rendah : Arah aliran air sungai Air sungai Angke selalu menggenangi area Perumahan Ciledug Indah 1, dari berbagai sumber warga setempat (interview), banjir yang melanda Perumahan Ciledug Indah 1 ini di karenakan oleh lahan sungai yang meruncing sehingga debit air yang menimbun pada lahan yang lebar tidak bisa lagi menampungnya, serta
62 banyaknya tanggul yang pendek sehingga memungkinkan area perumahan ini selalu terendam banjir. Banjir yang terjadi di Perumahan Ciledug Indah 1 yang paling besar yaitu pada tahun 2002 dan 2007, pada tahun 2002 banjir bisa mencapa ketinggian 1.5 meter dan pada tahun 2007 ketinggian banjir mencapai 2 meter lebih. Para warga setempat sudah terbiasa adanya banjir seperti itu, tetapi bantuan dari pemerintah untuk mengantisipasi banjir lebih besar lagi belum di ada tanggapan yang lebih serius. Berikut adalah data ketinggian banjir setiap tahun dari tahun 2000-2012. Tabel 4.5 Ketinggian banjir dari tahun 2000-2012.
TAHUN
KETINGGIAN BANJIR (cm)
2000
30-50
2001
30-50
2002
30-180
2003
30-60
2004
30-60
2005
30-60
2006
30-60
2007
30-220
2008
30-100
2009
30-100
2010
30-100
2011
30-100
2012
30-100
Sumber: Hasil olahan pribadi 2013
63 Dari tabel diatas menyebutkan dari tahun ke tahun banjir selalu naik dengan ketinggian yang berbeda, berbagai sumber dari warga setempat bahwa banjir yang paling besar yaitu pada tahun 2002 dan 2007, banjir besar yang terjadi di tahun 2002 dan 2007 didasari oleh tingginya curah hujan yang terjadi di Tangerang, sempitnya lahan sungai Angke dan pedangkalan sungai serta tidak adanya kesadaran masyarakat membuang sampah di sungai Angke. Berikut adalah foto-foto area Perumahan Ciledug Indah 1
Gambar 4.28 Area Perumahan Ciledug 1 Pada foto-foto diatas memperlihatkan keadaan lingkungan perumahan Perumahan Ciledug Indah 1 sebelum banjir. Tanah di kawasan perumahan ini berkontur rendah, sedangkan sungai yang dekat perumahan ini sebenarnya berkontur rendah akan tetapi sungai kali angke menjadi berkontur tinggi karena banyaknya
64 lumpur, pasir serta tanah yang terbawa dari arah aliran sungai sehingga pada musim hujan kawasan perumahan ini menjadi banjir yang selalu merendam perumahan ini.; Berikut adalah lokasi adanya pengontrolan pintu air agar air dari sungai Angke bisa dikontrol dengan baik sehingga dapat meminimalisir banjir yang semakin tinggi serta dampak yang dapat merugikan warga setempat.
Gambar 4.29 Pintu air Perumahan Ciledug Indah 1 Pintu air ini berfungsi sebagai pengontrol air pada saat musim hujan dan banjir. Pintu air ini hanya berfungsi sebagai alat untuk memperlancar air dari saluaran air perumahan menuju ke sungai Angke. jika ketinggian banjir lebih rendah dari pintu air ini, namun pada saat ketinggian banjir melebihi alat ini, alat pengontrol air ini tidak tidak bisa digunakan secara total, karena titik lokasi pintu air ini berada di kontur yang lebih rendah.
65 4.4.7
Sarana dan Prasarana Lingkungan
Fasilitas yang ada di lokasi Perumahan Ciledug Indah 1
Taman Masjid
Lapangan Lapangan
Posyandu
Musholah
Gambar 4.30 Fasilitas yang ada di lokasi Perumahan Ciledug Indah 1
Di Perumahan Ciledug Indah 1 terdapat fasiltas yang mendukung kebutuhan warga, fasilitas tersebut adalah: Masjid, Lapangan Serba guna, Taman, Posyandu dan musholah. Fasilitas yang sudah ada terkadang tidak terlalu di gunakan secara maksimal, karena warga lebih memilih untuk berkunjung kerumah tetangga. Menurut survey dan narasumber, fasilitas di gunakan hanya pada saat tertentu saja, misalkan Masjid ramai jika pada hari jumat, lapangan di gunakan untuk lomba dan sebagainya.
66
Tabel 4.6 Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Jenis Sarana
Jumlah Penduduk pendukung (jiwa)
parkir umum
30.000
LuasLahan Standard pencapaian Radius Min. (m2) (m2/jiwa)
500
1.250
TK
500
Lokasi dan Penyelesaian
Keterangan
0,017
Dilokasikan dapat melayani kebutuhan bangunan sarana kebudayaan dan rekreasi lain berupa geduang serba guna /balai karang taruna.
0,28 m2/j
500
Di tengah kelompok warga. Tidak menyeberang jalan raya.Bergabung dengan taman sehingga terjadi pengelompokan kegiatan.
2 rombongan prabelajar @ 60 murid dapat bersatu dengan sarana lain Dapat bergabung dengan balai warga atau sarana hunian/rumah
Posyandu
1.250
60
0,048
500
Di tengah kelompok tetangga tidak menyeberang jalan raya.
Toko / Warung
250
100 (bila berdiri sendiri)
0,4
300 m’
Di tengah kelompok tetangga. Dapat merupakan bagian dari sarana lain
Taman/ Tempat Main
2.500
1.250
0,5
1
Di pusat kegiatan lingkungan.
Sumber: Standar Nasional Indonesia (SNI )03-1733-2004
Pada tabel di atas memperlihatkan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini perlu adanya desain fasilitas sesuai dengan dimensi peraturan pemerintah. Pada lokasi Proyek Perumahan Ciledug indah 1 mempunyai Program ruang fasilitas. Berikut adalah program ruangnya. Tabel 4.7 Program Ruang Fasilitas
Jenis Sarana Ruko Area terbuka hijau Lapangan serba guna parkiran evakuasi parkiran masjid TK Posyandu
Luas lahan sudah di sediakan (m2) 1.120 4000 2000 11.100 300 630 288 Sumber: Hasil olahan pribadi 2013
Standard(m2/jiwa) 0,4 0,5 0,5 0,017 0,017 0,28 m2/j 0,048
67
4.5
Analisa Tapak
4.5.1 Bentuk Tapak dan Peraturan Data kondisi tapak
Analisis
- Luasan tapak ± 44.405 m² -Bentuk tapak persegi panjang, sisi bagian barat relatif tidak beraturan. - Regulasi tapak : ∗ GSB 3 meter bagian depan dan 3 meter bagian belakang ∗ KDB 60% ∗ KLB 2 ∗ Ketinggian maksimum 3 lantai
-Luas lahan: 44.405 m² -KDB: 60 % x luas lahan (44.405 m²) = 26.643 m² -KLB: 2 x 44.405 m² = 88.810 m² -Jumlah lantai: 88.810 :26.643 m² = 3 lantai -Diperuntukan: Perumahan Rumah Tinggal -GSS : 10 m
Tanggapan Rancangan
Luasan tapak ± 44.405 m² GSB = 3 meter dan 3 meter KDB = 60% KLB = 2 Maksimum 3 lantai - Ketinggian bangunan berkisar antara maksimal ± 12 meter untuk hunian. Total unit rumah yang sudah ada = 385 unit Total units yang di rencanakan ± 435 unit
67
68
4.5.2 Analisa Kondisi Sekitar Data kondisi tapak
A. Terdapat jalan utama yaitu Jl. Kh. Hasyim ashari
B. Terdapat Sungai Angke yang melintas di Perumahan Ciledug
Analisis
- Bangunan sekitar kebanyakan memiliki konsep kontekstual yang tinggi. - Banyak bangunan sekitar berfungsi sebagai bangunan komersial seperti warung makan, konter HP dan yang lainnya. - Kepadatan rumah-rumah disekitar lokasi tapak sedikit mempunyai area terbuka hijau - Rutinitas kegiatan warga selalu bergerak sepanjang hari.
C. Terdapat rumah warga
- Proyeksi kemacetan harian yaitu cukup macet. Sering terjadi kemacetan pada waktu-waktu tertentu. - Lebar antar kedua bahu jalan utama 7 meter
Tanggapan Rancangan
- Desain bangunan dan ruang luar di dalam tapak yang mampu mengakomodasikan mobilitas kegiatan harian pengguna bangunan dan tapak pada saat banjir maupun tidak banjir. - Bentuk bangunan akan merupakan bangunan panggung dengan mengikuti peraturan dan kondisi bangunan sekitar.
69
4.5.3 Analisa Vegetasi Data kondisi tapak
A. Penghijauan yang banyak terdapat di dekat Sungai Angke saja.
Analisis
- Gambar di atas menunjukan penghijaun di sekitar lokasi sangat sedikit. - Sedikitnya vegetasi ini menjadikan kawasan tidak asri dan rindang.
B. Penghijauan di depan rumah warga sangat sedikit sekali.
C. Penghijauan dijalan utama juga sangat sedikit, hal ini di sebabkan karena warga tidak perduli dengan pedestrian
- Keberadaan vegetasi kurang di perhatikan warga karena faktor lahan yang kurang - Vegetasi ini pun dapat berfungsi sebagai
Tanggapan Rancangan
- penambahan vegetasi didalam tapak untuk penghijauan - Sekeliling lahan tapak akan ditanami vegetasi dan menjadi buffer dari keadaan sekitar.
70
4.5.4 Analisa Utilitas
Data kondisi tapak
A
Tiang listrik
B
Tempat kontrol air
C
D
Saluran air
Tiang listrik
Tiang listrik dan lampu jalan Saluran air
Analisis
- Instalasi listrik sebagai penyuplai dan pembangkit listrik ke dalam lokasi tapak dan rumah warga. - Aliran drainase ditujukan ke dalam saluran air, riol kota, ataupun lansung ke Sungai Angke
Tanggapan Rancangan
Ruang-ruang utilitas seperti ruang diesel, gardu listrik, dan sebagainya dibuat area tersendiri untuk penyuplai listrik ke dalam bangunan. - Aliran drainase harus dapat mengalir dengan baik dengan kelandaian tertentu.
71
4.5.5 Analisa Sirkulasi Kendaraan
Data kondisi tapak
Analisis
Tanggapan Rancangan
Tanggapan pencapaian kendaraan ke dalam tapak :
Lalu lintas kendaraan utama (sirkulasi kendaraan utama) yakni pada saat pagi hari pukul 07.00 sampai 10.00 dan sore hari pukul 16.30 sampai 19.00 biasanya sangat padat dan macet
merupakan akses jalan satu-satunya Perumahan Ciledug Indah 1
Akses jalan semakin ke utara semakin sepi di lalui kendaraan
Sirkulasi utama ke dalam tapak
Sirkulasi pendukung ke dalam tapak
Skala Penilaian 1. Tidak 2. Cukup 3. Ya Titik pencapaian kendaraan masuk ke dalam tapak yang terpilih adalah nomor 1 dan nomor 2, dengan memperhatikan berbagai aspek/kriteria.
72
4.5.6 Analisa Matahari dan Arah Angin
Data kondisi tapak
Matahari : - Orientasi sisi memanjang tapak cenderung menghadap utara dan selatan. - Bangunan-bangunan yang berada pada sisi barat dan timur harus di beri tanaman besar agar terlindung dari panasnya matahari timur dan barat - Sebaliknya bangunanbangunan yang berada pada sisi utara dan selatan merupakan bangunan yang memiliki ketinggian relatif menengah ke bawah
Analisis
Tanggapan Rancangan
Sinar Matahari pagi
- Unit rumah diusahakan tidak menerima sinar matahari langsung terutama matahari sore.
Sinar matahari sore
- Matahari sore diusahakan dapat diredam dengan mendapat pembayangan dari bangunan lainnya di sisi barat lokasi tapak dan pembayangan dari vegetasi sekitar.
Cahaya matahari utara dan selatan
Arah angin
Pembagian ruang berdasarkan analisis matahari dan arah angin menjadi penting untuk kenyamanan penghuni rumah. - Arah dominan angin dari selatan ke utara memiliki hubungan dengan analisis matahari yang tidak bertolak belakang, sehingga desain dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada.
73
4.5.7 Analisa Kebisingan Data kondisi tapak
Analisis
Tanggapan Rancangan
Keterangan : - Kebisingan Utama Kebisingan terbesar karena sirkulasi kendaraan berlalu lalang dan mobilitas kegiatan utama pada sekitar jalan utama yaitu Jl. Kh. Hasyim ashari - Kebisingan Kecil Hampir tidak dirasakan kebisingan yang berarti dan mempengaruhi lokasi tapak. Jarang dilewati kendaraan.
Efek besar . berasal dari kebisingan utama.
Efek kecil.
Hampir tidak ditemukan sumber kebisingan yang besar selain dari jalan utama yaitu Jl. Kh. Hasyim ashari
- Unit hunian diusahakan jauh dari sumber kebisingan utama. - Pembagian ruang berdasarkan analisis kebisingan menjadi penting untuk kenyamanan penghuni di dalam. Ruang-ruang utama dan private diusahakan jauh dari sumber kebisingan langsung. - Efektivitas vegetasi untuk meredam kebisingan.
74
4.6
Solusi Desain
4.6.1 Pola perumahan
Gambar 4.31 Pola Perumahan
4.6.2 Program Ruang Berikut adalah program ruang untuk Perumahan Ciledug Indah 1 dengan konsep Rumah Panggung. Tabel 4.8 Program ruang type 60/90 Unit rumah type 60/96 RUANG JUMLAH RUANG Kamar tidur utama 1 kamar tidur anak 1 Kamar mandi 1 Ruang tamu dan R. Keluarga 1 Dapur dan Ruang makan 1 Garasi 1 Sirkulasi Total keseluruhan
LUAS (m) TOTAL (m) 3x 3 9 3x 2.5 7.5 1.5 x 2 3 3 x 3.5 10.5 2.5 x 3 7.5 2.5 x 5 12.5 20% 50 60
Sumber: Hasil olahan pribadi (2013)
75 Tabel 4.9 Program ruang type 75/120 single fasade Unit rumah type 75/120 single fasade RUANG JUMLAH RUANG LUAS (m) Kamar tidur utama 1 3 x 3.5 kamar tidur anak 1 1 3x 3 kamar tidur anak 2 1 3x 3 Kamar mandi 1 1.5 x 2 Ruang tamu dan R. Keluarga 1 3 x 3.5 Dapur dan Ruang makan 1 2.5 x 3 Garasi 1 2.5 x 5 sirkulasi 20% Total keseluruhan
TOTAL (m2) 10.5 9 9 3 10.5 7.5 12.5 62 74.4
Sumber: Hasil olahan pribadi (2013) Tabel 4.10 Program ruang 75/120 double fasade Unit rumah type 75/120 double fasade RUANG JUMLAH RUANG LUAS (m) Kamar tidur utama 1 3 x 3.5 kamar tidur anak 1 1 3x 3 kamar tidur anak 2 1 3x 3 Kamar mandi 1 1.5 x 2 Ruang tamu dan R. Keluarga 1 3 x 3.5 Dapur dan Ruang makan 1 2.5 x 3 Garasi 1 2.5 x 5 sirkulasi 20% Total keseluruhan
TOTAL (m) 10.5 9 9 3 10.5 7.5 12.5 62 74.4
Sumber: Hasil olahan pribadi (2013)
Berikut adalah bubble diagram untuk konsep Rumah Panggung
Gambar 4.32 Bubble diagram ruang lantai dasar
76
Pada bagian lantai dasar Rumah Panggung hanya terdapat garasi dan ruang santai. Bagian bawah Rumah Panggung pengolahan kontur tanah sangat dibutuhkan agar pada saat banjir, ruang santai dan garasi tidak terlalu terendam air.
Gambar 4.33 Bubble diagram ruang lantai 1
4.6.3 Desain Masterplan
Gambar 4.34 Rencana Master plan Perumahan Ciledug Indah 1
Pada master Perumahan Ciledug Indah 1 terdapat pola rumah yang sedikit tidak teratur pada bagian area yang dekat dengan kali Angke. Hal ini bisa menyumbat aliran air yang masuk sehingga pola tersebut harus dig anti dengan pola yang teratur. Pada desain pola rumah diatas, aliran air bisa mengalir dengan maksimal, karena pola tersebut tidak menghambat air masuk ke arah timur. 76
74