BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN
4.1.
Tinjauan Terhadap Tapak
4.1.1. Lokasi Proyek Lokasi proyek berada pada kawasan Central Business District (CBD) Puri Indah yang terletak pada Jalan Puri Lingkar Luar, Kembangan, Jakarta Barat di pinggir Tol Lingkar Luar.
Gambar 4.1. Lokasi Tapak Pada Peta Jakarta Sumber : google image
39
40
Gambar 4.2. Lokasi Lahan Sumber : google earth
4.1.2.
Lahan Proyek
Gambar 4.3. Lahan Tapak dan Peraturan Tapak Sumber : http://tatakota-jakartaku.net
41
Berikut ini adalah data lahan tapak yang diperoleh berdasarkan peraturan yang berlaku dalam RUTRK :
4.2.
•
Luasan Tapak
: 7400 m2
•
KDB
: 50%
•
KLB
: 5,0
•
GSB
: 10 m
•
Tinggi Bangunan
: 45 lantai
•
Peruntukan Lahan
: Karya Perkantoran (Kkt)
•
Batas Lahan o Utara
: Kompleks Ruko Sentra Niaga Puri Indah
o Timur
: St. Moritz
o Selatan
: Tol Lingkar Luar
o Barat
: Mal Puri Indah
Analisa Kebutuhan dan Luasan Ruang Rancangan bangunan yang baik selalu dipertimbangkan berdasarkan pengguna dan kegiatan yang akan diwadahi dalam bangunan tersebut.
4.2.1. Analisa Pengguna Kantor Sewa Pada sebuah kantor sewa, secara umum pengguna bangunan dapat dibedakan menjadi: •
Penyewa/konsumen kantor sewa
•
Pengunjung bangunan/tamu
•
Pengelola bangunan
4.2.2. Analisa Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Tabel 4.1. Akitivitas dan Kebutuhan Ruang Pengguna Penyewa
Aktivitas Bekerja Rapat Interaksi sosial Makan
Kebutuhan Ruang Ruang kerja Ruang rapat Ruang santai, cafe, restoran Kantin, restoran, café
Karakter Ruang Semi private Private Publik Publik
42
Pengguna
Aktivitas Istirahat
Tamu/ pengunjung
Pengelola Bangunan
Buang Air Memarkir kendaraan Ibadah Mencari informasi Rapat/bisnis Interaksi sosial Istirahat Buang Air Memarkir kendaraan Ibadah Promosi ruang sewa Layanan kebersihan Layanan keamanan Istirahat Buang Air Memarkir kendaraan Ibadah
Kebutuhan Ruang Ruang santai, taman, cafe, restoran, gym KM/WC Ruang parkir
Karakter Ruang Publik Publik Publik
Ruang ibadah Lobby/ruang resepionis Ruang rapat Ruang santai, cafe, restoran Ruang santai, taman, cafe, restoran KM/WC Ruang parkir
Publik Publik Private Publik Publik
Ruang ibadah Ruang kerja
Publik Semi publik
Ruang cleaning service
Semi private
Ruang kontrol, ruang security Ruang santai, taman, cafe, restoran KM/WC Ruang parkir
Private
Ruang ibadah
Publik
Publik Publik
Publik Publik Publik
4.2.3. Luas Lantai Tipikal Lantai tipikal merupakan area yang akan digunakan sebagai ruang kerja dari bangunan kantor ini. Untuk memperkirakan luas dari lantai tipikal ini dicari dengan menggunakan cara perbandingan bangunan-bangunan kantor yang sudah ada.
43
Tabel 4.2. Studi Banding Proyek Sejenis
Jumlah Lantai Typical Floor Size Ceiling Height
Alianz Tower
Menara Palma
Sequiz Palma
32
29
25
1068 sqm
900-1200 sqm
1100 sqm
2.80 m
2.90 m
2.75 m
Berdasarkan tabel diatas, rata-rata luas lantai tipikal yang dimiliki dari ketiga bangunan tersebut ialah ±1000m². Dengan begitu luas lantai tipikal yang akan digunakan sebagai acuan ialah 1000m².
4.2.4. Pengelompokan Ruang Kantor Lantai tipikal yang akan disewakan dan digunakan menjadi ruang untuk bekerja atau ruang kantor dapat dibagi sesuai dengan fungsinya menjadi tiga kelompok, yaitu: •
Work Spaces / Ruang Kerja Ruang kerja dalam gedung kantor terdapat beberapa jenis sesuai dengan kebutuhan dari kegiatan yang dilakukan agar dapat menciptakan suasana kerja yang baik. Tabel 4.3. Rekomendasi Luas Minimum tiap workstation
Standar ruang untuk menulis dan mengetik 4 m2/orang Penambahan ruang untuk meletakkan kertas pada 1 sisi 1 m2/orang Ruang untuk lemari arsip 1 m2/orang Ruang untuk rapat 1,5 m2/orang Sumber : Planning Office Spaces (Juriaan van Meel, Yuri Martens, Hermen Jan van Ree; 2010)
44
Tipe-tipe ruang kerja menurut Juriaan van Meel, Yuri Martens, Hermen Jan van Ree (2010) : Tabel 4.4. Tipe Ruang Kerja Open Office
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Team Space
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Sebuah ruang kerja untuk 10 orang atau lebih, cocok untuk kegiatan yang membutuhkan komunikasi antar pekerja atau kegiatan rutin yang relatif butuh konsentrasi yang kecil
•
Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang kecil • Kerja kolaboratif yang membutuhkan interaksi dengan orang lain cukup sering • Kerja kreatif membutuhkan sebuah pengaturan atelier-like • Rekomendasi luas minimum ialah 6m2 • Hindari peletakan meja yang ketika orang duduk dengan punggung yang menghadap sirkulasi Sebuah ruang kerja yang setengah tertutup untuk 2 sampai 8 orang. Cocok untuk kerja tim yang membutuhkan komunikasi internal dan tingkat konsentrasi yang sedang
•
Kerja kolaborasi yang membutuhkan interaksi di dalam tim • Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi sedang • Rekomendasi luas minimum ialah 6m2 • Meja dapat diletakkan face-to-face atau backto-back Sebuah ruang kerja yang setengah tertutup untuk 1 orang, cocok untuk kegiatan yang mebutuhkan tingkat konsentrasi yang sedang dan interaksi yang sedang
Cubicle Fungsi dan kegiatan
• •
Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi sedang Pekerjaan yang membutuhkan interaksi antar
45
Ukuran dan tata ruang Private Office
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Shared Office
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Team Room
Fungsi dan kegiatan
pekerja sedang sampai sedikit • Rekomendasi luas minimum ialah 6m2 Ruang kerja yang tertutup untuk 1 orang, cocok untuk kegiatan yang rahasia, membutuhkan banyak konsentrasi atau meliputi banyak rapat kecil
•
Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi • Pekerjaan yang membutuhkan tingkat kerahasiaan yang tinggi • Pekerjaan yang membutuhkan rapat-rapat kecil • Kegiatan yang dapat mengganggu orang lain • Rekomendasi luas minimum ialah 9m2 • Lebih baik apabila peletakan meja dapapt memberikan pengguna berhadapan langsung dengan pintu Ruang kerja yang tertutup untuk 2 atau 3 orang, cocok untuk pekerjaan kolaborasi dalam grup kecil
•
Pekerjaan yang membutuhkan campuran dari konsentrasi dan kolaborasi • Kerja kolaborasi yang membutuhkan interaksi antar 2 sampai 3 orang • Rekomendasi luas minimum 6m2 tiap workstation, atau 7,5m2 ketika ada penambahan meja rapat • Meja dapat diletakkan face-to-face atau backto-back • Lebih baik apabila peletakan meja dapapt memberikan pengguna berhadapan langsung dengan pintu Ruang kerja yang tertutup untuk 4 sampai 10 orang, cocok untuk kerja tim yang memiliki kerahasiaan dan membutuhkan komunikasi internal yang cukup sering
•
Kerja kolaborasi yang membutuhkan interaksi
46
Ukuran dan tata ruang
Study Booth
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Work Lounge
Fungsi dan kegiatan
di dalam tim • Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang sedang • Pekerjaan yang memiliki tingkat kerahasiaan tertentu • Rekomendasi luas minimum 6m2 tiap workstation, atau 7,5m2 ketika ada penambahan meja rapat • Meja dapat diletakkan face-to-face atau backto-back • Lebih baik apabila peletakan meja dapapt memberikan pengguna berhadapan langsung dengan pintu Ruang kerja yang tertutup untuk 1 orang, cocok untuk kegiatan jangka pendek yang membutuhkan konsentrasi atau rahasia
•
Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi • Pekerjaan yang membutuhkan tingkat kerahasiaan yang tinggi • Kegiatan yang dapat mengganggu orang lain • Sebagian besar digunakan secara dipesan untuk penggunaan sementara oleh karyawan yang fleksibel • Rekomendasi luas minimum ialah 6m2 • Lebih baik apabila peletakan meja dapapt memberikan pengguna berhadapan langsung dengan pintu Ruang kerja seperti ruang santai untuk 2 sampai 6 orang, cocok untuk pekerjaan jangka pendek yang membutuhkan kolaborasi dan/atau memungkinkan interaksi
• • •
Ukuran dan tata ruang
•
Pekerjaan individu yang membutuhkan tingkat konsentrasi yang kecil Pekerjaan kolaborasi yang membutuhkan interaksi yang tidak baku antara beberapa orang Sebagian besar digunakan secara 'first come, first served' untuk penggunaan sementara Rekomendasi luas minimum 4m2 tiap workstation
47
Touch Down
Fungsi dan kegiatan
Ruang kerja yang terbuka untuk 1 orang, cocok untuk kegiatan jangka pendek yang membutuhkan konsentrasi yang kecil dan interaksi yang rendah
•
Pekerjaan yang membutuhkan waktu yang sedikit dan konsentrasi yang kecil • Sebagian besar digunakan secara 'first come, first served' untuk penggunaan sementara Ukuran dan tata ruang • Rekomendasi luas minimum 4m2 tiap workstation Sumber : Planning Office Spaces (Juriaan van Meel, Yuri Martens, Hermen Jan van Ree, 2010)
•
Meeting Space / Ruang Rapat Perbedaan yang paling penting antar berbagai jenis ruang rapat adalah jumlah pengguna dan tingkat ruang tersebut terbuka atau tertutup. Perbedaan yang penting lainnya adalah karakter dari ruang rapat, yang berhubungan dengan sifat rapat. Berbagai jenis rapat (baku dan tidak baku, dijadwalkan atau mendadak) butuh ruang yang berbeda-beda. Tabel 4.5. Rekomendasi Luas Minimum Tiap Ruang Rapat
Ruang rapat terbuka 1,5 m2/orang Ruang rapat tertutup 2 m2/orang Ruang rapat dengan peralatan/perabotan khusus 3 m2/orang Titik rapat dimana orang berdiri 1 m2/orang Sumber : Planning Office Spaces (Juriaan van Meel, Yuri Martens, Hermen Jan van Ree; 2010) Tabel 4.6. Tipe Ruang Rapat Small Meeting Room
Fungsi dan kegiatan
Ruang rapat yang tertutup untuk 2 sampai 4 orang, sesuai untuk interaksi baku maupun tidak baku
•
Sesuai untuk rapat-rapat kecil
48 •
Sesuai untuk diskusi rahasia
•
Ukuran dan tata ruang
Large Meeting Room
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Small Meeting Space
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang Large Meeting Space
Fungsi dan kegiatan
Sering digunakan secara 'first come, first served' • Rekomendasi luas minimum 2m2/orang • Dapat dilengkapi dengan teknologi yang memungkinkan untuk panggilan konferensi dan/atau video Ruang rapat yang tertutup untuk 5 sampai 12 orang, sesuai untuk interaksi baku
•
Sesuai untuk rapat yang sudah dijadwalkan dengan grup • Sesuai untuk rapat rahasia • Sesuai untuk presentasi • Kebanyakan ruangan dipesan • Rekomendasi luas minimum 2m2/orang • Tata ruang harus diatur agar para peserta saling berhadapan Ruang rapat yang terbuka atau setengah terbuka untuk 2 sampai 4 orang, sesuai untuk interaksi yang sebentar dan tidak baku
• • •
Sesuai untuk rapat kecil Sesuai untuk diskusi non-rahasia Sering digunakan secara 'first come, first served' • Rekomendasi luas minimum 1,5m2/orang Ruang rapat yang terbuka atau setengah terbuka untuk 5 sampai 12 orang, sesuai untuk interaksi yang sebentar dan tidak baku
• • • •
Sesuai untuk rapat besar yang tidak baku Sesuai untuk rapat non-rahasia dan presentasi Sesuai untuk 'ritual' tempat kerja Sering digunakan secara 'first come, first
49
Ukuran dan tata ruang
Brainstorm Room
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Meeting Point
Fungsi dan kegiatan
served' • Rekomendasi luas minimum 1,5m2/orang • Tata ruang harus diatur agar para peserta saling berhadapan Ruang rapat yang tertutup untuk 5 sampai 12 orang, sesuai untuk sesi brainstorming dan workshops
•
Sesuai untuk sesi brainstorming dan workshops • Sesuai untuk presentasi dan diskusi semirahasia • Kebanyakan ruangan dipesan • Rekomendasi luas minimum 3m2/orang • Tata ruang harus diatur agar para peserta saling berhadapan • Minimal ada satu dinding yang dapat digunakan untuk proyeksi • Biasanya dilengkapi dengan perabotan yang fleksibel, papan tulis, dan/atau smart boards yang memungkinkan keratifitas dan inovasi Titik pertemuan yang terbuka untuk 2 sampai 4 orang, sesuai untuk suatu tujuan, rapat tidak baku
• • •
Sesuai untuk rapat kecil Sesuai untuk diskusi non-rahasia Sering digunakan secara 'first come, first served' Ukuran dan tata ruang • Rekomendasi luas minimum 1m2/orang Sumber : Planning Office Spaces (Juriaan van Meel, Yuri Martens, Hermen Jan van Ree; 2010)
•
Support Space / Ruang Pendukung Kebutuhan untuk jenis ruang ini akan tergantung pada organisasi dan proses kerja. Sebagai contoh, organisasi dengan proses kerja secara digital akan membutuhkan ruang untuk lemari arsip lebih sedikit dibandingkan dengan sebuah organisasi yang masih bekerja menggunakan kertas.
50
Pertimbangan yang penting ketika mendesain ruang pendukung adalah potensi sosialnya. Banyak ruang pendukung yang dijadikan sebagai titik pertemuan. Tabel 4.7. Tipe Ruang Pendukung Filling Space
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang Storage Space
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Print and Copy Area
Fungsi dan kegiatan
Ruang pendukung yang terbuka atau tertutup untuk penyimpanan berkas-berkas dan dokumen-dokumen yang sering digunakan
•
Penyimpanan dan pengelolaan berkas-berkas dan dokumen-dokumen yang sering digunakan • Dapat menjadi sebagai ruang penyimpanan ketika jarang digunakan • Rekomendasi luas minimum 1m2/lemari arsip Ruang pendukung yang terbuka atau tertutup untuk penyimpanan perlengkapan kantor yang umum digunakan
•
Penyimpanan dan perlengkapan kantor yang umum digunakan • Dapat juga digunakan sebagai tempat penyimpanan untuk material lain • Minimum jumlah ruang penyimpanan adalah 1 per lantai depertemen • Rekomendasi luas minimum 1m2/kabinet penyimpanan Ruang pendukung yang terbuka atau tertutup dengan fasilitas untuk printing, scanning, dan fotokopi
• • •
Printing, scanning, fotokopi, dan paperwork lainnya Biasanya digabungkan dengan fasilitas untuk pengumpulan sampah Kesempatan bertemu dan percakapan santai
51
Ukuran dan tata ruang
Mail Area
•
Minimum jumlah ruang fotokopi adalah 1 per lantai • Rekomendasi luas minimum 6m2/copier Ruang pendukung yang terbuka atau semi terbuka dimana pegawai dapat mengambil atau mengirim surat pribadi mereka
Fungsi dan kegiatan
•
Ukuran dan tata ruang
•
Pantry Area
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Break Area
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Mengumpulkan dan mengantarkan surat yang masuk dan keluar Minimum jumlah area surat adalah 1 per lantai
Ruang pendukung yang terbuka atau tertutup dimana orang bisa mendapatkan kopi dan teh serta minuman ringan dan makanan ringan
•
Mendapatkan minuman dan makanan kemasan • Biasanya disatukan dengan fasilitas untuk daur ulang cangkir, kaleng dan limbah dapur kecil • Minimum jumlah ruang pantry adalah 1 per lantai • Rekomendasi luas minimum 1,5m2/mesin penjual ditambah 1 m2/orang yang menggunakan atau menunggu dalam barisan Ruang pendukung yang semi-terbuka atau tertutup dimana pegawai dapat beristirahat sejenak dari pekerjaan mereka
• • • • •
Beristirahat dari pekerjaan 'Ritual' tempat kerja Dapat digunakan untuk rapat Rekomendasi jumlah minimal ruang istirahat adalah 1/100 workstation Rekomendasi luas minimum 2m2/kursi
52
Locker Area
Fungsi dan kegiatan Ukuran dan tata ruang Library
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang Games Room
Fungsi dan kegiatan
Ukuran dan tata ruang
Waiting Area
Fungsi dan kegiatan
Ruang pendukung yang terbuka atau semi-terbuka dimana pegawai dapat menaruh benda pribadinya
• •
Tempat penyimpanan benda-beda pribadi Rekomendasi jumlah minimal ruang loker adalah 1 per lantai Ruang pendukung yang semi-terbuka atau tertutup untuk membaca buku, jurnal dan majalah
• • •
Pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi Dapat digunakan menjadi rapat tidak baku Biasanya disatukan dengan ruang kerja santai dan touch downs • Rekomendasi luas minimal adalah 1m2/lemari buku ditambah 3m2/tempat belajar Ruang pendukung yang tertutup dimana pegawai dapat bermain game
• • • •
Bermain game Istirahat dari pekerjaan Interaksi sosial dengan rekan kerja Ukuran bervariasi dan tergantung pada fasilitas permainan dan jumlah orang yang berpartisipasi Ruang pendukung yang terbuka atau semi-terbuka dimana pengunjung dapat diterima dan bisa menunggu janji yang telah dibuat
• •
Menunggu Membaca majalah/brosur
53 • • •
Menggunakan laptop, telephone Menonton berita atau meda lainnya Rekomendasi jumlah minimal ruang tunggu adalah 1 per lantai atau bangunan • Rekomendasi luas minimal adalah 2m2/kursi Ruang pendukung yang diperlukan untuk sirkulasi dalam bangunan, menghubungkan semua fungsi utama
Ukuran dan tata ruang
Circulation Space
• • • •
Fungsi dan kegiatan
Bergerak melalui bangunan Naik turun atau berputar-putar Kesempatan bertemu dan percakapan santai Ukuran dan tata ruang Rekomendasi jumlah minimal ruang sirkulasi adalah antara 10% sampai 15% dari total luas lantai • Untuk koridor, rekomendasi lebar minimum 1.2m Sumber : Planning Office Spaces (Juriaan van Meel, Yuri Martens, Hermen Jan van Ree; 2010)
4.2.5. Program Ruang Luas lantai tipikal yang dijadikan acuan dalam mendesain ialah sebesar 1000m². Pada lantai tipikal tersebut terdapat ruang kerja, ruang rapat, ruang pendukung serta terdapat inti bangunan yang menjadi struktur utama pada bangunan. Jimmy (Sistem Bangunan Tinggi) mengatakan bahwa, dalam inti bangunan terdapat sejumlah ruangan yang diatur sedemikian rupa sehingga jumlah keseluruhan luas inti bangunan tidak melebihi 20% luas tipikal yang ada. Di samping itu, 80% luas tipikal masih perlu dikurangi dengan jalur sirkulasi horisontal (koridor), sehingga luas efektif bangunan menjadi berkurang.
Luas lantai tipikal
= 1000m²
Luas inti
= 1000m² x 20% = 200m²
Luas netto
= 800m²
54
Marlina (2008) dalam bukunya mengatakan, terdapat klasifikasi kantor sewa yang dapat dijadikan rujukan pada perencanaan ruang-ruang sewa ditinjau dari bentuk-bentuk ruang yang direncanakan, yaitu: •
Small Space, merupakan modul ruang sewa yang mempunyai kriteria sebagai berikut: o Berkapasitas 1-3 orang o Luas area minimal 8m² dan maksimal 40m²
•
Medium Space, merupakan modul ruang sewa yang mempunyai kriteria sebagai berikut: o Kapasitas memadai untuk grup kerja o Luas area minimal 40m² dan maksimal 150m²
•
Large Space, merupakan modul ruang sewa yang mempunyai kriteria sebagai berikut: o Kapasitas memeadai untuk banyak grup kerja o Luas area di atas 150m²
Pada bangunan ini akan memakai kriteria large space sebagai modul kantor sewa yang akan didesain. Luas netto dari lantai tipikal yang ada ialah sebesar 800m². Dari luas lantai netto yang ada, akan dibagi menjadi 3 ruang yang akan dijadikan ruang kerja.
Luas tiap ruang kerja = 800m² / 3 = 266m²
Dengan demikian, luas netto ruang yang dapat disewakan ialah 266m². Serta luas tersebut akan direncakan besar ruangnya sesuai dengan kebutuhan ruang tersebut.
Tabel 4.8. Dimensi Ruang Kerja No
Nama Ruang
1 Open Office 2 Team Room (4) 3 Private Office
Dimensi Ruang 6m² 24m² 9m²
Jumlah 20 1 1
Total Dimensi 120m² 24m² 9m²
55
No
Nama Ruang
4 5 6 7 8 9
Dimensi Ruang 24m² 6m² 6m² 2m² 6m² 16m²
Large Meeting Room (12) Small Meeting Space (4) Print and Copy Area Waiting Area Pantry Area Break Area (8) Jumlah Sirkulasi (15%) Jumlah keseluruhan
Jumlah 1 3 1 1 1 1
Total Dimensi 24m² 18m² 6m² 2m² 6m² 16m² 225m² 33.75m² 258.75m²
Berdasarkan tabel diatas, luas dari jumlah keseluruhan ruang-ruang yang akan digunakan ialah 258.75m². Jumlah tersebut mendekati luas netto dari lantai tipikal yang akan disewakan yaitu 260m². Sisa dari ruang tersebut dapat digunakan sebagai tempat untuk menaruh kabinet-kabinet untuk menyimpan berkas-berkas perusahaan.
Dalam buku sistem bangunan tinggi mengatakan bahwa inti bangunan digunakan sebagai bagian struktur yang memperkaku bangunan, terutama untuk menahan gaya lateral, seperti tiupan angin atau goncangan akibat gempa bumi. Ruangan-ruangan yang dibutuhkan untuk transportasi vertikal dan distribusi arah vertikal bagi jaringan mekanika dan elektrikal perlu dirancang sejalan dengan rancangan struktural dan optimasi ruangan yang dapat dimanfaatkan untuk fungsi bangunan.
Ruang-ruang yang ada didalam inti bangunan, yaitu: •
Lift penumpang
•
Lift barang
•
Tangga darurat
•
Toilet
•
Ruang panel
•
Ruang AHU
•
Shaft
56
Untuk mengetahui jumlah lift penumpang yang akan digunakan, maka diperlukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan. Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah lift diambil dari buku sistem bangunan tinggi.
T
= waktu perjalanan bolak balik zona (detik)
h
= jarak lantai ke lantai (m)
s
= kecepatan rata-rata lift (m/detik)
n
= jumlah lantai yang dilayani lift
m
= daya angkut / kapasitas lift (orang)
P
= % beban puncak lift
Lnetto
= luas netto per orang
PB
= perkiraan penghuni bangunan
Data yang diketahui (asumsi), yaitu: Jumlah lantai bangunan
= 32 lantai
Luas podium = Lt.1 + Lt.2 = 3500m² + 3500m² = 7000m² Luas lantai tipikal
= 1000m²
Luas inti bangunan
= 200m²
Luas netto tipikal
= 800m²
h
= 3.5m
s
= 5 m/detik
m
= 28 orang
P
= 4% = 0.04
PB
=4
Bangunan ini akan mempunyai total 32 lantai, 2 lantai terbawah digunakan sebagai podium dan 30 lantai lainnya akan digunakan sebagai kantor sewa. Dalam buku sistem bangunan tinggi disebutkan bahwa bangunan yang tingginya lebih dari 25 lantai, dianjurkan untuk membagi layanan lift dengan
57
mengelompokkan lantai yang dilayani, konsep zona, di mana tiap zona dilayani oleh sejumlah lift tertentu. Lift pada bangunan ini akan dibagi menjadi 2 zona. Sehingga perhitungan jumlah lift akan disesuaikan dengan zona masing-masing.
Perhitungan untuk zona 1 Dimana, s1 = 16
Waktu perjalanan bolak balik zona 1 = 149.6 detik
Jumlah lift penumpang yang dibutuhkan pada zona 1 = 3 buah
Perhitungan zona 2
Waktu perjalanan bolak balik zona 2 = 170.6 detik
58
Jumlah lift penumpang yang dibutuhkan pada zona 2 = 3 buah
Jadi jumlah total lift penumpang yang akan digunakan adalah 6 buah. Pada buku sistem bangunan tinggi, mengatakan bahwa pada bangunan kantor untuk 5-6 lift penumpang ada tambahan satu lift barang.
Untuk mengetahui ruang-ruang yang dibutuhkan dalam gedung kantor pada lantai podium, akan dilakukan studi banding pada proyek-proyek sejenis.
Tabel 4.9. Studi Banding Proyek Sejenis No 1
Nama Gedung Menara Prima II
Fasilitas • Bank/ATM • Foodcourt • Mini market • Laundry • Restoran • Cafe • Wellness Center • Salon & spa
59
No 2
3
Nama Gedung Menara Thamrin
Plaza Centris
Fasilitas • Bank/ATM • Food Court • Coffeshop • Travel agent • Money Changer • Minimart
• • •
Bank/ATM Restoran Cafe
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa ketiga bangunan tersebut memiliki fasilitas bank/ATM dan ruang untuk makan (foodcourt, restoran dan cafe), ada juga fasilitas minimart untuk memenuhi kebutuhan para penghuni gedung kantor agar para penghuni tidak sulit untuk membeli barang keperluan sehari-hari. Pada Menara Prima II terdapat fasilitas wellness center serta spa & salon, fasilitas ini berfungsi sebagai ruang santai bagi para penghuni bangunan. Orang yang bekerja sering kali terkena gangguan stress dan kelelahan akibat
60
bekerja ataupun tekanan dari pekerjaannya, maka dari itu fasilitas ruang-ruang santai diperlukan agar dapat merelaksasi para penghuni dan dapat kembali bekerja dengan kondisi yang baik.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan ruang-ruang di podium yang akan memfasilitasi gedung, yaitu: •
Lobby
•
Lounge/ruang tunggu
•
Resepsionis
•
Bank/ATM
•
Restoran
•
Cafe
•
Minimart
•
Ruang-ruang santai/relaksasi (Ruang fitness, ruang senam dan taman)
Dalam buku sistem bangunan tinggi disebutkan bahwa standar parkir untuk gedung perkantoran ialah 1 mobil untuk setiap 100m² lantai bruto.
Luas total bangunan = 37000m² Parkir mobil yang dibutuhkan = 37000m² / 100m² = 370 mobil
4.2.6. Hubungan Ruang Pekerjaan administrasi merupakan pekerjaan memproses informasi. Tekanan dari pekerjaan kantor adalah perubahan dari rutinitas memproses data menjadi pengolahan informasi kreatif dan evaluasi laporan pada perubahan tempat penyimpanan dan improvisasi cara untuk mengakses informasi. Pegawai merupakan bagian penting dalam organisasi pekerjaan kantor. Faktor-faktor seperti citra perusahaan (identitas perusahaan), desain area untuk istirahat dan relaksasi dan pengaturan individu untuk tempat kerja merupakan maksud untuk meningkatkan kinerja pegawai.
61
Tabel 4.10. Hubungan Pekerjaan dengan Tipe Ruang Tugas Tugas rutin Pengembangan Proyek Rapat, Negosiasi
Tipe Pekerjaan Pekerjaan individu
Lokasi Pekerjaan
Kerja tim
Group room
Pertukaran
Meeting room
Single room
Sumber : Data Arsitek Jilid 4
Kantor ini akan menggunakan klasifikasi berdasarkan jumlah konsumen yang menyewa ruangnya yaitu penyewa lantai majemuk. Penyewa lantai majemuk merupakan kantor sewa yang setiap lantainya digunakan untuk lebih dari satu penyewa/unit kantor. Pada kategori kantor sewa ini, dalam satu lantai bangunan dapat disewa sekaligus oleh beberapa penyewa sehingga modul ruang sewa merupakan aspek penting pada perancangan bangunan. (Marlina, 2008)
Berdasarkan klasifikasi kantor sewa berdasarkan pembagian layout denah, kantor ini akan menggunakan kategori Open Plan System (ruang terbuka). Sistem ini mempunyai susunan ruang yang fleksibel menurut kebutuhan pemakai, dengan menggunakan sekat yang dapat terbuat dari partisi, furnitur, maupun vegetasi sebagai pendanda alur gerak sirkulasi dan lalu lintas kelompok atau unit kerja. Pada konfigurasi ini, kelompok kerja umumnya dapat saling melihat dalam posisi berdiri. Konfigurasi ini cocok digunakan untuk rancangan dengan karakter bebas, nonformal, dan masih dalam pola pengelompokan kegiatan yang jelas. (Marlina, 2008)
62
4.2.7. Matriks Matriks Podium
Gambar 4.4. Matriks Podium
Matriks Lantai Tipikal
Gambar 4.5. Matriks Lantai Tipikal
63
4.2.8. Bubble Diagram
Gambar 4.6. Bubble Diagram
64
4.2.9. Utilitas Sebuah bangunan akan berfungsi secara layak jika dilengkapi dengan perlengkapan bangunan seperti sarana transportasi dalam bangunan, sarana penerangan bangunan, dan lain-lain. Perlengkapan bangunan merupakan komponen penting dalam suatu bangunan yang akan mendukung kelancaran aktivitas yang dilakukan di dalam bangunan tersebut.
A. Sistem Distribusi Air Bersih Pada umumnya bangunan komersil dirancang dengan bentuk multilantai (berlantai banyak) dengan pertimbangan maksimalisasi luas lahan yang tersedia. Oleh karena bentuk bangunannya yang bertingkat, perlu direncanakan jaringanjaringan distribusi kelengkapan bangunan, baik secara horisontal maupun vertikal. Salah satu kelengkapan bangunan yang perlu disediakan adalah jaringan distribusi air bersih yang erat kaitannya dengan kesehatan pengunaan bangunan. Sistem distribusi air bersih dalam bangunan bertingkat yang akan digunakan adalah Down Feed System. Down Feed System (sistem distribusi ke bawah) merupakan sistem distribusi air bersih dimana aliran air diarahkan ke bawah, biasanya menggunakan bantuan gaya gravitasi. Pada sistem ini, air diambil dari sumur/sumber air yang biasanya terletak di bawah, lalu ditampung terlebih dahulu di tangki air yang berada di atas (di bagian atas gedung, ataupun dengan menara air terpisah), baru kemudian didistribusikan ke lubang-lubang distribusi yang letaknya lebih rendah sehingga dapat menggunakan bantuan gaya gravitasi bumi. Operasionalisasi sistem pengaliran ke bawah ini dalam jangka panjang membutuhkan asupan energi listrik yang relatif lebih kecil dibanding dengan sistem pengaliran ke atas. Energi listrik diperlukan hanya saat pengisian tangki air atas saja. (Marlina, 2008)
65
Gambar 4.7. Down Feed System Sumber : 4shared.com
Volume tangki penyimpanan air minimal 60m3 dan volume tambahan tangki penyimpanan air bawah tanah berdasarkan luas lantai bangunan.
Luas lantai bangunan = 37000m² Prakiraan volume tambahan tangki bawah tanah = luas lantai bangunan x (0.008-0.010) = 37000 x (0.008-0.010) = 296 - 370 m3
B. Sistem Pembuangan Air Kotor Sistem pembuangan air kotor adalah suatu sistem pembuangan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan menjamin pembuangan semua zat cair
66
dan kotoran yang timbul sebagai akibat aktivitas yang dilakukan dalam bangunan berikut zat-zat yang terkandung di dalamnya, secara cepat dan aman. Keberadaan sistem pembuangan air kotor dalam sebuah bangunan mempunyai peranan penting terhadap keberlanjutan aktivitas yang diwadahi dalam bangunan tersebut. Sistem drainase (pembuangan air kotor) yang memenuhi syarat terdiri atas 3 bagian yang saling melengkapi, yaitu: •
Alat-alat penerima seperti kloset, bak cuci, dan talang.
•
Saluran di dalam dan di luar gedung, lengkap dengan peralatannya baik secara horisontal maupun vertikal
•
Tempat pembuangan air kotor.
Sistem pembuangan air kotor yang akan digunakan adalah The Fully Vent Two Pipe System. Sistem ini merupakan sistem pembuangan air kotor dengan menggunakan dua pipa yang memisahkan jaringan pembuangan air kotor, yaitu antara pipa pembuangan air kotor (waste pipe) dan pipa pembuangan kotoran padat (soil pipe). Pipa yang digunakan lebih kecil daripada single stack system karena secara otomatis kapasitas pipa yang direncanakan nilainya lebih kecil. Dengan penggunaan sistem dua pipa, pemasangan pipa dapat lebih teratur dan terarah. Selain itu, oleh karena pembuangan untuk kotoran padat dan air kotor dilakukan melalui jaringan yang terpisah, pengontrolan terhadap ganggunan pemipaan relatif lebih jelas. (Marlina, 2008)
67
Gambar 4.8. The Fully Vent Two Pipe System Sumber : 4shared.com
Air kotor yang dihasilkan oleh suatu bangunan ditampung dalam septic tank atau diolah dalam unit pengolahan limbah (SPT).
Prakiraan Volume SPT
= luas lantai bangunan x (0.026-0.030) = 37000 x (0.026-0.030) = 962 - 1110 m3
68
Prakiraan Jumlah Sampah (Perkantoran)
= luas lantai bangunan / 4.5 kg/m² = 37000 / 4.5 kg/m² = 8222.22 kg per hari
C. Sistem Pengondisian Udara dalam Bangunan Sistem pengondisian udara yang akan digunakan adalah pengondisian udara (AC) sentral. Pengondisian udara secara sentral atau terpusat adalah pengondisian udara untuk satu bangunan atau setidaknya untuk suatu luasan yang besar sekaligus dengan satu unit pengondisi udara. Unit ini dikontrol secara terpusat sehingga pengondisian udara dalam satu bangunan dikendalikan secara terpusat. Pada sistem ini diperlukan Unit Pengendali Udara (Air Handling Unit) yang digunakan untuk mengatur sirkulasi dan kondisi udara yang dikehendaki sekaligus untuk seluruh bangunan. Untuk gedung perkantoran, udara terkondisi didistribusikan menurut jumlah tingkat lantai, satu AHU dapat melayani satu lantai atau lebih tergantung kapasitas AHU dan beban kalor yang didinginkan. (Marlina, 2008)
69
Gambar 4.9. Sistem Pengondisian Udara Sentral Sumber : http://masisnanto.blogdetik.com/
D. Sistem Penanggunalangan Bahaya Kebakaran Fire protection adalah usaha untuk mengadakan perlindungan terhadap penghuni bangunan apabila terjadi kebakaran. Perlindungan dalam hal ini dimaksudkan sebagai suatu tindakan pencegahan dan pemadaman kebakaran. (Marlina, 2008)
70
Alat-alat yang digunakan untuk memadamkan kebakaran serta penunjang lainnya: •
Fire Alarm System
•
Fire Detection System
•
Sprinkler System
•
Tangga darurat
•
Hydrant
•
Extinguisher
E. Sistem Penangkal Petir Petir berbahaya bagi suatu benda pada jarak 30 meter di atas benda tersebut, serta mempunyai sifat mencari benda tertinggi sebagai batu loncatan dalam perjalanannya ke bumi. Oleh karena sifat tersebut, bangunan-bangunan tinggi sering menjadi sasaran petir. Temperatur panas yang ditimbulkan oleh petir sangat tinggi sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada benda-benda yang dilaluinya. Penangkal petir diperlukan sebagai antisipasi bangunan terhadap gangguan yang mungkin timbul akibat sambaran petir. (Marlina, 2008)
F. Listrik Tenaga listrik yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan suatu bangunan dapat diperoleh dari 2 sumber tenaga, yaitu: •
PLN Aliran listrik berasal dari jaringan kota yang dikelola pemerintah. Oleh karenanya, kapasitas distribusinya sangat terbatas pada pemakaian maksimal yang diizinkan. Untuk bangunan-bangunan besar, dipakai suatu unit pembangkit tenaga listrik sendiri bila ada gangguan aliran listrik dari PLN.
•
Generator Set (Gen Set) Generator merupakan alat yang mengubah gerakan mekanis menjadi elektris melalui proses kemagnetan, sumber tenaga ini dikelola oleh pemilik bangunan dan merupakan fasilitas bangunan.
71
G. Sky Lobby Areal sky lobby dapat digunakan untuk tempat penampungan sementara pada kondisi darurat (kompartemen kebakaran) dan kebutuhan aktivitas lainnya, seperti ruang mekanikal elektrikal (mesin pengkondisian udara dan pompa air), bak penampungan air (reservoir), restoran, ruang pengelola, ruang rapat, dan lain-lain. 4.3.
Analisa Potensi Tapak Data tapak yang diperoleh : •
Luasan Tapak
: 7400 m2
•
KDB
: 50%
Luas lantai dasar yang boleh dibangun : 7400 x 50% = 3700 m2 •
KLB
: 5,0
Luas total bangunan yang boleh dibangun : 7400 x 5 = 37000 m2 •
GSB
•
Tinggi Bangunan : maksimal 45 lantai
: 10 m
Rencana perancangan bangunan untuk memaksimalkan potensi lahan : •
Podium
•
Lantai untuk ruang kerja : 1000m2 x 30 lantai = 30000 m2
: 3500m2 x 2 lantai
= 7000 m2
Total = 37000 m2
72
Gambar 4.10. Peta LRK Tapak Sumber : http://tatakota-jakartaku.net
4.3.1. Analisa Matahari
Gambar 4.11. Analisa Matahari
Dalam merancang desain bangunan, akan diperhitungkan pencahayaan alami yang berasal matahari. Maka dari itu bangunan yang akan dirancang
73
menghindari sinar matahari langsung dari arah barat dan timur serta dianjurkan permukaan bidang bangunan pada sisi utara atau selatan.
Gambar 4.12. Analisa Matahari
Dengan menggunakan bentuk segitiga pada tower, akan dapat menghindari sinar matahari langsung dari arah barat dan timur serta mendapatkan pencahayaan alami pada bidang permukaan di sisi utara.
4.3.2. Analisa Kebisingan
Gambar 4.13. Analisa Kebisingan
74
Kebisingan yang ada di sekitar lahan tidaklah terlalu besar dikarenakan sirkulasi pada jalan-jalan di sekitar tapak tidak padat. Namun kita harus tetap mengantisipasi apabila daerah tersebut menjadi ramai. Pada sekeliling tapak akan ditanam pohon yang berguna menjadi buffer, dan juga bangunan akan menggunakan kaca sebagai lapisan eksterior bangunan sehingga dapat menghalangi bising disekitar tapak.
4.3.3. Analisa Pemandangan
Gambar 4.14. Analisa Pemandangan
Pada arah timur laut, pemandangan dari tapak ialah lapangan parkir yang mempunyai nilai negatif untuk dijadikan sebagai pemandangan. Pada arah tenggara merupakan lahan kosong yang masih dipenuhi tanaman, untuk sisi ini mempunyai nilai positif. Pada arah barat daya merupakan jalan tol, sisi ini mempunyai nilai yang cukup positif. Pada arah barat laut merupakan Mal Puri Indah, untuk sisi ini memiliki nilai yang positif.
4.3.4. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Analisa ini membahas tentang pencapaian ke dalam tapak serta sirkulasi dalam tapak agar terciptanya sirkulasi yang nyaman di dalam tapak. Pintu masuk dan keluar ke dalam wilayah bangunan minimum berada 20 meter dari tikungan dan jika tidak memenuhi persyaratan tersebut, letak pintu ditempatkan pada ujung sisi muka (frontage) terjauh dari tikungan.
75 •
Alternatif sirkulasi dalam tapak 1
Gambar 4.15. Alternatif Sirkulasi Dalam Tapak 1
Keterangan :
: jalur masuk : jalur keluar : sirkulasi dalam tapak
Alternatif 1, dasar pertimbangan meletakkan pintu masuk dan keluar di daerah tersebut adalah mudah dilihat, mudah dalam pencapaiannya karena jalan tersebut merupakan jalan utama dari tapak tersebut. Sirkulasi di dalam tapak dibuat mengelilingi tapak agar tidk membingungkan pengendara. Kekurangannya, dikarenakan tapak ini berada di hook maka ada jarak pintu masuk dan keluar yang harus dipatuhi sehingga tidak dapat dilakukan pemisahan antara pintu masuk dan keluar. Jarak yang dekat antara pintu masuk dan pintu keluar dapat menyebabkan gangguan sirkulasi di dalam tapak maupun di luar tapak terutama untuk jalan yang digunakan untuk pencapaian ke dalam tapak.
76 •
Alternatif sirkulasi dalam tapak 2
Gambar 4.16. Alternatif Sirkulasi Dalam Tapak 2
Keterangan :
: jalur masuk : jalur keluar : sirkulasi dalam tapak
Alternatif 2, pintu masuk dan pintu keluar diletakkan di samping, tidak pada jalan utama. Pertimbangan perletakkan pintu masuk dan pintu keluar tersebut agar mengurangi dampak adanya gangguan sirkulasi di dalam tapak serta di luar tapak. Kekurangannya,
pencapaian
menuju
tapak
menjadi
lebih
sulit
dikarenakan harus memutar lebih jauh terlebih dahulu untuk dapat menuju pintu masuk ke dalam tapak. Pintu masuk juga menjadi sulit untuk dilihat dikarenakan tidak berada di jalan utama sehingga menyulitkan pengendara atau tamu yang akan berkunjung.
77 •
Alternatif sirkulasi dalam tapak 3
Gambar 4.17. Alternatif Sirkulasi Dalam Tapak 3
Keterangan :
: jalur masuk : jalur keluar : jalur masuk samping : sirkulasi dalam tapak
Alternatif 3, pada alternatif ini dilakukan pemisahan antara pintu masuk dengan pintu keluar. Hal ini dilakukan untuk memperkecil dampak ke jalan sekitar. Sirkulasi dalam tapak juga menjadi lancar dikarenakan pengendara yang mau masuk atau keluar tidak saling menghambat. Dalam alternatif ini juga ditambahkan jalur masuk samping bagi pejalan kaki agar pejalan kaki yang datang dari jalan samping tidak harus berjalan jauh-jauh untuk masuk melalui pintu utama bangunan. Alternatif ini dipilih karena aspek kenyamanan, kemudahan dan keamanan dapat tercapai.
78
4.3.5. Analisa Zoning •
Area Parkir Untuk area parkir pada tapak ini diletakkan pada bagian basement. Area
parkir digunakan untuk memfasilitasi pegawai yang bekerja di gedung ini serta untuk tamu yang berkepentingan dengan perusahaan atau pegawai yang bekerja di gedung ini. Jumlah lantai basement akan disesuaikan dengan jumlah kebutuhan parkir.
Gambar 4.18. Zoning Area Parkir
•
Area Podium Pada area podium akan memiliki 2 lantai yang berfungsi sebagai ruang-
ruang penunjang bangunan kantor. Pada lantai 1 ruang-ruang yang direncanakan adalah seperti cafe, restoran, bank/ATM, dan minimart. Di lantai 2 akan digunakan sebagai fasilitas penunjang untuk para penghuni bangunan bersantai atau beristirahat, seperti taman, ruang gym, dan ruang senam. Untuk pembagian ruang akan disesuaikan dengan bentuk podiumnya.
79
Gambar 4.19. Zoning Podium Lantai 1
Gambar 4.20. Zoning Podium Lantai 2
•
Area Lantai Tipikal / Area Ruang Sewa Pada lantai 3 sampai 32, digunakan sebagai ruang kantor atau ruang
kerja untuk perusahaan yang menggunakannya. Di dalam ruang kantor terdapat ruang kerja, ruang meeting serta ruang penunjang kegiatan-kegiatan lainnya.
80
Gambar 4.21. Zoning Ruang Kantor
•
Zoning Vertikal
Gambar 4.22. Zoning Vertikal
81
4.4.
Analisa Massa Bangunan Analisa ini akan membahas tentang massa bangunan dari tower dan juga podium. Analisa massa bangunan ini akan mengambil analisa dari matahari agar dapat mengurangi sinar matahari yang akan masuk ke dalam ruangan agar dapat dimanfaatkan sebagai pencahayaan alami.
4.4.1. Tower Tabel 4.11. Tabel Perbandingan Bentuk Bentuk Lingkaran
Kelebihan • Mengalirkan angin • Bentuk dinamis • Mempunyai pusat
Kekurangan • Ruang kurang efisien • Pembuatan sulit
Kotak
• Efisiensi ruang tinggi • Mudah untuk membuat modul • Pembangunan relatif cepat
• Orientasi bangunan terbatas • Bentuk kotak memiliki bidang rata yang besar
Segitiga
• Mempunyai orientasi lebih banyak • Permukaan bangunan tidak frontal terhadap arah barat dan timur secara langsung
• Efisiensi ruang kurang dikarenakan sulit untuk memanfaatkan daerah sudut
Dari ketiga bentuk tersebut berdasarkan analisa yang dijabarkan dalam tabel tersebut, bentuk yang akan diterapkan dan diambil adalah bentuk segitiga. Dikarenakan bentuk segitiha mempunyai permukaan bangunan yang tidak frontal terhadap arah barat dan timur secara langsung maka dapat mengurangi silau yang akan masuk ke dalam ruangan serta mengurangi dampak dari radiasi panas matahari.
82
Analisa Bentuk Berdasarkan Pencahayaan Analisa ini akan membahas pencahayaan alami yang dilakukan pada bentuk kotak dan segitiga saja, karena bentuk lingkaran tidak cocok untuk fungsi bangunan kantor sebab lingkaran sangat tidak efektif untuk fungsi ruang. •
Bentuk Kotak
Gambar 4.23. Analisa Pencahayaan Pada Bentuk Kotak
Cahaya yang diterima pada bentuk kotak sangatlah tinggi dan hampir menyebar ke seluruh permukaan ruangan dikarenakan permukaan yang frontal menghadap arah barat dan timur sehingga pada bagian barat dan timur mendapatkan cahaya yang sangat besar. Pada area dekat dengan sudut-sudut bentuk mendapatkan cahaya yang besar dikarenakan pada area tersebut mendapatkan pencahayaan dari 2 sisi bangunan.
83 •
Bentuk Segitiga
Gambar 4.24. Analisa Pencahayaan Pada Bentuk Segitiga
Pada bentuk segitiga, cahaya yang masuk ke dalam ruangan yang cukup besar hanya berada pada sisi pinggir ruangan. Dan cahaya yang masuk lebih merata daripada cahaya yang masuk pada bentuk kotak. Cahaya yang masuk tidaklah sebesar pada bentuk kotak karena permukaan ruangan tidak menghadap arah barat dan timur secara frontal sehingga dapat mengurangi masuknya cahaya yang berasal dari arah barat dan timur. •
Bentuk Kotak Dengan Sun Shading Horisontal Pada analisa ini akan ditambahkan sun shading horisontal yang bertujuan
dapat mengurangi cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
84
Gambar 4.25 Perspektif Bentuk Kotak Dengan Sun Shading Horisontal
Gambar 4.26 Analisa Pencahayaan Pada Bentuk Kotak Dengan Sun Shading Horisontal
Berdasarkan analisa yang dilakukan pada bentuk kotak dengan sun shading horisontal, dapat dilihat pada gambar diatas bahwa cahaya yang masuk ke dalam ruangan sudah berkurang dibandingkan dengan bentuk kotak saja. Namun pada area sudut ruangan tetap mendapatkan pencahayaan yang besar dikarenakan terdapat dua permukaan yang menerima cahaya luar. •
Bentuk Segitiga Dengan Sun Shading Horisontal Pada analisa ini akan ditambahkan sun shading horisontal yang bertujuan
untuk mengurangi cahaya yang masuk ke dalam ruangan serta membandingkan dengan bentuk segitiga saja dan bentuk kotak dengan sun shading horisontal.
85
Gambar 4.27. Perspektif Bentuk Segitiga Dengan Sun Shading Horisontal
Gambar 4.28. Analisa Pencahayaan Bentuk Segitiga Dengan Sun Shading Horisontal
Dari analisa yang sudah dilakukan pada bentuk segitiga dengan sun shading horisontal, hasil yang didapatkan ialah cahaya yang masuk ke dalam ruangan mengalami pengurangan daripada bentuk segitiga saja. Cahaya yantg masuk juga lebih merata dibandingkan dengan bentuk kotak dengan sun shading horisontal.
86 •
Bentuk Segitiga Yang Ditransformasi Berdasarkan analisa-analisa yang sudah dilakukan diatas, dapat dilihat
bahwa bentuk segitiga lebih baik daripada bentuk kotak. Namun bentuk segitiga belum sempurna sehingga masih perlu sedikit perubahan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik daripada hasil analisa diatas.
Gambar 4.29. Letak Perubahan Bentuk Segitiga
Perubahan yang akan dilakukan pada bentuk segitiga ialah pada sudutsudut segitiga. Pada sudut segitiga akan ditambahkan permukaan yang berfungsi untuk mengurangi ruang-ruang yang sulit dimanfaatkan serta berguna juga untuk menambah view. Pada titik tengah setiap permukaan juga ditambahkan view yang baru untuk meratakan cahaya yang akan masuk ke dalam ruangan.
Gambar 4.30. Bentuk Segitiga Setelah Transformasi
87
Bentuk segitiga yang mengalami transformasi kemudian juga akan disimulasikan untuk mengetahui apakah bentuk tersebut dapat menghasilkan hasil yang lebih baik daripada analisa-analisa diatas.
Gambar 4.31. Analisa Pencahayaan Pada Bentuk Segitiga Yang di Transformasi
Dari analisa yang sudah dilakukan mendapatkan hasil yang lebih baik daripada analisa pencahayaan bentuk segitiga dengan sun shading horisontal. Cahaya yang masuk ke dalam ruangan lebih merata dan bagian yang terang hanya di bagian pinggir sisi ruangan. Pada area sudut-sudut ruangan juga mendapatkan pencahayaan yang tidak terlalu tinggi dan yang terang hanya pada bagian sisi ruangan saja. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling baik setelah analisa-analisa yang telah dilakukan, sehingga bentuk ini akan mejadi bentuk untuk denah lantai tipikal.
4.4.2. Podium Podium berisi ruangan-ruangan untuk fasilitas penunjang untuk bangunan kantor. Besaran luas dari podium lebih besar daripada tower, sehingga bentuknya tidak sama dengan bentuk towernya. Namun untuk merancang bentuk dari podium akan lebih baik apabila desainnya menyatu dengan bentuk tower yang ada. Maka dari itu dalam merancang podium harus melihat peletakan tower pada tapak.
88
Gambar 4.32. Peletakan Tower Pada Tapak
Peletakan bentuk tower pada tapak mengacu pada arah matahari yang akan jatuh pada bangunan. Permukaan dari tower menghindari jatuhnya cahaya matahari secara langsung pada arah barat dan timur. Untuk pencahayaan alami sangat dianjurkan untuk menerima sinar matahari pada bagian utara. Untuk menyatukan bentuk podium dengan bentuk tower yang dimiliki, maka perlu ada keselarasan dalam merancang podium dengan tower. Titik-titik sudut dari bentuk tower akan menerus sampai ke podium sehingga bentuk podium akan selaras dengan bentuk tower.
89
Gambar 4.33. Titik-Titik Sudut Bentuk Tower Pada Tapak
Bentuk podium juga harus melihat dari bentuk tapak yang dimiliki agar sirkulasi yang akan dirancang pada tapak akan selaras dengan bangunan dan tapak.
Gambar 4.34. Garis Penbentuk Podium
Pada gambar diatas, garis kuning pada podium diambil dari garis tapak pada bagian atas, sehingga garis podium warna kuning dengan garis tapak
90
sejajar. Kemudian garis merah pada pdoium merupakan garis hasil dari mirror garis berwarna kuning pada podium sesuai pada titik sudut bentuk tower.
Gambar 4.35. Garis Penbentuk Podium
Garis podium yang dirancang pada gambar diatas juga mengikuti garis tapak yang ada, garis kunging pada podium merupakan garis sejajar dengan garis tapak pada bagian kiri. Garis merah yang ada merupakan garis mirror pada garis kuning pada podium.
Gambar 4.36. Garis Penbentuk Podium
91
Untuk garis podium pada gambar diatas, mengambil garis yang sejajar dengan bentuk segitiga dasar pada inti bangunan.
Gambar 4.37. Garis Penbentuk Podium
Kemudian garis-garis yang sudah ada pada titik-titik sudut yang berasal dari tower digabungkan dengan garis yang sejajar dengan garis tapak yang ada sehingga terbentuk podium yang selaras dengan bentuk tower serta tapak yang ada.
4.5.
Analisa Sun Shading Bentuk denah tipikal yang sudah dianalisa diatas akan dilakukan simulasi/analisa lebih lanjut dengan penambahan sun shading untuk mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan agar mendapatkan pencahayaan alami (lux) yang sesuai dengan kebutuhan ruangan.
92
Gambar 4.38. Peletakan Kamera Pada Denah Tipikal
4.5.1. Sun Shading Horisontal Analisa ini merupakan analisa pencahayaan dengan penambahan sun shading horisontal pada eksterior ruangan yang bertujuan dapat mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Gambar 4.39. Perspektif Denah Tipikal Dengan Sun Shading Horisontal
93
Gambar 4.40. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Horisontal
Tabel 4.12. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Horisontal Pada 21 Juni Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
900-2000
12:00
750-1800
94
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
15:00
750-2000
09:00
900-2500
12:00
900-2500
15:00
1000-3000
2
95
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
3
09:00
1000-2500
12:00
900-2300
15:00
900-2000
Tabel 4.13. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Horisontal Pada 21 September Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
850-2200
96
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
1300-3500
15:00
1300-4000
09:00
850-2500
12:00
1200-3500
2
97
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
15:00
850-2500
09:00
1200-4000
12:00
1200-3500
15:00
800-2000
3
98
Tabel 4.14. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Horisontal Pada 21 Desember Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
800-2500
12:00
1000-3000
15:00
1600-5000
09:00
800-2500
2
99
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
950-3000
15:00
750-2500
3
1500-5000 09:00
12:00
1000-3000
100
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
15:00
Lux
750-2200
Berdasarkan analisa di atas, penggunaan sun shading horisontal hanya dapat menghalangi sinar matahari untuk waktu tertentu saja, sehingga cahaya yang masuk tetap ada yang besar intensitasnya ketika sun shading horisontal tidak dapat menghalanginya. 4.5.2. Sun Shading Vertikal Analisa ini merupakan analisa pencahayaan dengan penambahan sun shading vertikal pada eksterior ruangan yang bertujuan dapat mengurangi intensitas cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Gambar 4.41. Perspektif Denah Tipikal Dengan Sun Shading Vertikal
101
Gambar 4.42. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Vertikal
Tabel 4.15. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Vertikal Pada 21 Juni Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
700-1500
12:00
900-2500
102
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
15:00
1200-3500
09:00
1500-4000
12:00
1500-5000
15:00
1500-4000
2
103
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
3
09:00
1200-3000
12:00
800-2500
15:00
650-1500
Tabel 4.16. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Vertikal Pada 21 September Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
750-2000
104
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
1200-4000
15:00
1800-5000
09:00
1000-3000
12:00
1100-4500
2
105
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
15:00
900-3000
09:00
2000-5000
12:00
1000-4000
15:00
700-2000
3
106
Tabel 4.17. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Vertikal Pada 21 Desember Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
750-2400
12:00
1100-4000
15:00
2500-6000
09:00
850-2500
2
107
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
800-2500
15:00
750-2500
09:00
2500-6500
12:00
1000-3500
3
108
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
15:00
Lux
750-2300
Berdasarkan analisa di atas, penggunaan sun shading vertikal hanya dapat menghalangi sinar matahari untuk waktu tertentu saja, sehingga cahaya yang masuk tetap ada yang besar intensitasnya ketika sun shading horisontal tidak dapat menghalanginya.
4.5.3. Sun Shading Adaptif Sun shading
ini merupakan sun shading
yang dapat berubah
menyesuaikan dengan waktu, sehingga bukaan pada sun shading dapat diatur agar cahaya yang masuk ke dalam ruang dapat disesuaikan dengan kebutuhan intensitas cahaya ruang. •
Alternatif 1
Konsep dari sun shading pada alternatif 1 ini adalah mengambil konsep dari alam. Bangunan yang akan dirancang ini merupakan bangunan yang akan memperhitungkan kondisi alam pada bangunan tersebut akan dibangun. Bentuk yang diambil adah bentuk daun. Bentuk daun yang pipih kemudian digambarkan menjadi sebuah sun shading yang akan dijadikan sebagai modul untuk penelitian. Pada daun juga memiliki sebuah pusat yang kemudian akan bercabang.
109
• • •
Gambar 4.43. Foto Daun
Kemudian dari bentuk daun tersebut akan diaplikasikan pada bentuk modul sun shading.
Gambar 4.44. Proses Pembentukan Modul Sun Shading Alternatif 1
Gambar 4.45. Tampak Depan Modul Sun Shading Alternatif 1
110
Gambar 4.46. Perspektif Modul Sun Shading Alternatif 1
Gambar 4.47. Perspektif Denah Tipikal Dengan Modul Sun Shading Alternatif 1
Tabel 4.18. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Modul Sun Shading Alternatif 1 Pada 21 Juni Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
400-1000
111
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
500-1200
15:00
350-1000
09:00
400-1000
12:00
500-1300
2
112
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
15:00
800-1500
09:00
600-2000
12:00
500-1000
15:00
400-950
3
113
Tabel 4.19. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Modul Sun Shading Alternatif 1 Pada 21 September Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
400-1200
12:00
700-2000
15:00
500-1500
09:00
250-850
2
114
Kamera
3
Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
450-1200
15:00
400-1500
09:00
800-2000
12:00
400-1300
115
Kamera Waktu
Hasil Analisa
15:00
Lux 400-1000
Tabel 4.20. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Modul Sun Shading Alternatif 1 Pada 21 Desember Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
400-1400
12:00
700-2000
15:00
700-1500
116
Kamera
Waktu
2
09:00
250-750
12:00
250-900
15:00
300-1000
09:00
750-2000
3
Hasil Analisa
Lux
117
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
350-1000
15:00
400-1000
Berdasarkan analisa di atas, sun shading alternatif 1 dapat mengurangi intensitas cahaya yang masuk lebih banyak daripada menggunakan sun shading horisontal dan vertikal. Range antara nilai lux maksimum dengan yang minimun tidaklah sebesar range nilai lux pada sun shading horisontal dan vertikal. •
Alternatif 2 Konsep pada alternatif 2 mengambil dari budaya negara Indonesia. Sebagai
arsitek kita juga harus dapat melestarikan budaya kita, tidak hanya rumah tradisional saja tapi kita dapat melestarikan budaya dengan cara lain. Konsep modul sun shading pada alternatif 2 ini, mengambil konsep dari batik.
118
Gambar 4.48. Corak Batik
Kemudian dari corak batik yang ada, akan diaplikasikan menjadi sebuah modul sun shading untuk alternatif 2.
Gambar 4.49. Proses Pembentukan Modul Sun Shading Alternatif 2
119
Gambar 4.50. Tampak Depan Sun Shading Alternatif 2
Gambar 4.51. Perpektif dan Contoh Penerapan Sun Shading Alternatif 2
Gambar 4.52. Perspektif Denah Tipikal Dengan Modul Sun Shading
120
Tabel 4.21. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Alternatif 2 Pada 21 Juni Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
200-600
12:00
300-750
15:00
250-800
09:00
250-750
2
121
Kamera Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
400-1000
15:00
600-1500
09:00
500-1000
12:00
300-1000
3
122
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
15:00
Lux
200-600
Tabel 4.22. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Alternatif 2 Pada 21 September Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
200-850
12:00
350-1400
15:00
350-1000
123
Kamera Waktu 2
3
Hasil Analisa
Lux
09:00
200-600
12:00
350-1400
15:00
400-1500
09:00
550-2000
124
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
12:00
350-1200
15:00
250-700
Tabel 4.23. Analisa Pencahayaan Denah Tipikal Dengan Sun Shading Alternatif 2 Pada 21 Desember Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
1
09:00
200-800
12:00
400-1500
125
Kamera Waktu
2
Hasil Analisa
Lux
15:00
400-1500
09:00
200-500
12:00
200-600
15:00
200-800
126
Kamera
Waktu
Hasil Analisa
Lux
3
09:00
500-1500
12:00
250-800
15:00
200-700
Berdasarkan analisa di atas, sun shading alternatif 2 dapat mengurangi intensitas cahaya yang masuk lebih banyak daripada menggunakan sun shading horisontal dan vertikal. Pada alternatif 2, permukaan lebih banyak yang tertutup apabila dibandingkan dengan alternatif 1 sehingga pengurangan intensitas cahaya lebih banyak daripada alternatif 1. Namum terdapat juga area-area yang kurang mendapatkan cahaya matahari, sehingga bukaan yang digunakan harus lebih besar agar cahaya dapat masuk secara merata.
127
4.6.
Sistem Mekanisme Sun Shading Adaptif Sistem mekanisme yang digunakan untuk menggerakkan sun shading adalah dengan menggunakan camshaft yang dapat digerakkan cukup dengan 1 motor untuk 1-2 shading, sehingga tidak membutuhkan energi listrik yang terlalu besar untuk menggrakkannya.
Gambar 4.53. Profile cam yang digunakan pada mesin mobil Sumber : www.scientific.net
Sistem camshaft pada parametrik ini terbagi menjadi 6 fase, yaitu: •
Fase 1 : sun shading pada maksimal terbukanya sehingga cahaya yang masuk hanya 20% dari permukaan
•
Fase 2 : sun shading akan bergerak terbuka hingga mencapai 35%
•
Fase 3 : sun shading akan bergerak terbuka hingga mencapai 50%
•
Fase 4 : sun shading akan terbuka sepenuhnya (ketika malam hari)
128