BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1
Analisis Tapak
4.1.1 Keterangan Site
Adapun Lokasi Site di Jakarta
Gambar 4.1. Tapak Sumber: http://www.tatakota-jakartaku.net/
• Lokasi
:Sudirman Center Buisness District (SCBD) Lot. 6, Jakarta
Selatan, DKI Jakarta. • Luas Lahan
: 9957 m²
• KDB
: 55%
45
46
• Luas lahan
: 55% x 9957 m² = 5476.35 m²
• KLB
:3
• Luas total bangunan yang boleh dibangun
: 3 x 9957= 29871 m²
• Ketinggian maksimum : 60 Pada Saat ini Tapak dijadikan tempat parkir motor bagi pengguna bangunan lain dan khususnya Pasifik Place. Selain itu pada tapak juga terdapat bangunanbangunan bertingkat dua yang berfungsi sebagai ritail dan restaurant.
Gambar 4.2. Kondisi Tapak Sumber: Dokumentasi pribadi
4.1.2 Analisis Bangunan Sekitar Dalam desain suatu bangunan ini salah satu aspek yang terpenting adalah lingkungan sekitarnya baik lingkungan buatan yaitu bangunan sekitar dan juga alam, berikut analisis sekitar bangunan yang dilakukan
47
Gambar 4.3. Masterplan SCBD Sumber: SCBD.com
Dari gambar dapat diperoleh keterangan bahwa Tabel 4.1. Tabel bangunan sekitar Fungsi Tinggi Bangunan
Lokasi (Batas site) Lot
Nama
Pasifik
Mixed use 170 m
3&5(
Place
Mall,
Utara)
Hotel, Residence
Lot 9 ( Energi Barat)
Office
Building
Lot 10 ( Tengga ra)
217m
Ketentuan -
-
32 lt.
Foto
48
Lot
7 Ritail dan Bangunan
(Selata
tempat
sementara
n)
parkir
(ritail),
Ketentuan 28 lt.
tempat parkir mobil Lot 22 ( Electroni
Pusat
Timur)
Perbelanja
c City
16 m
an Elektronik Lot 24 ( The
Mixed Use
Timur
Office
laut)
Capital
∗
m
&
Apartment
Sumber: Dokumentasi Pribadi
∗
Sirkulasi kendaraan
Kepadatan tinggi
Kepadatan sedang
Gambar 4.4. Sirkulasi Kendaraan Sumber: Analisis pribadi
Kepadatan rendah
49
Kepadatan tinggi terdapat pada jalan sudirman dimana merupakan jalan arteri yang sangat sering dilalui kendaran menuju Thamrin atau Blok M.Kepadatan sedang terjadi di jalur utama SCBD dimana terdapat kendaraan orang orang-orang penghuni SCBD dan juga dilalui kendaraan yang yang melintas dari Sudirman Sudirman-MT haryono dan juga Sudirman-Blok Sudirman S. ∗ Analisis Entrance dan zoning tapak
Jalur kendaraan
Jalur service
Jalur pejalan kaki
Gambar 4.5. Analisis Entramce Sumber: Analisis pribadi
Berdasarkan letak jalan utama yang terdapat pada sisi barat dan timur yang merupakan jalur utama dengan satu arah, maka entrance utama untuk kendaraan diletakan pada sisi timur dan pintu keluar pada sisi barat. Posisi tapak yang berbatasan langsung dengan tapak disebelah selatan, jalur service diletakan pada sisi ini dimana tidak terlihat langsung oleh publik dan pengguna. Pada sisi utara terdapat Bangunan Mixed use yaitu Pasifik Place. Pasifik Place terdiri dari mall, hotel berbintang lima, apartment, dan juga office dimana memiliki daya tarik yang besar terhadap pengunjung. Kondisi tapak langsung
50
menghadap salah satu site entrance pasifik place yang terpisah oleh jalan, namun dengan kondisi lalu lintas yang jarang kendaraan, oleh karena itu kondisi demikian an diangkap merupakan suatu potensi yang dapat dimanfaatkan untuk mempermudah akses antara tapak dan Pasifik Place.
Gambar 4.6. Akses tapaktapak Pasifik place Sumber: Dokumentasi pribadi
Analisis Kebisingan
Kebisingan sedang
Kebisingan rendah
Gambar 4.7. Analisis Kebisingan Sumber: doc. Analisis Pribadi
Pada kawasan SCBD tidak terdapat sumber kebisingan yang tinggi, namun masih terdapat kebisingan dari suara kendaraan. Kondisi demikian dapat diatasi dengan memberikan penghijauan disekeliling tapak sebagai buffer suara.
51
4.2
Analisis Adaptif Terhadap Radiasi Radia Matahari
4.2.1.Analisis Orientasi • Analisis tiap sisi dengan bentuk dasar
Analisis matahari dilakukan dengan Vasari. Pada analisis ini dibuat pemodelan bangunan sekitar sesuai dengan luasan dan tinggi masing-masing masing masing bangunan tersebut. Analisis awal dilakukan dengan membuat model bangunan dasar yaitu persegi delapan dengan orientasi pada delapan mata angin yang bertujuan untuk mengetahui orientasi terbaik berdasarkan insolasi radiasi matahari pada masing-masing masing permukaan tiap sisi. Dari hasil analisis tersebut didapati chart perbandingan sebagai berikut
Sisi
Tabel 4.1. Tabel bangunan sekitar Analisis Hasil
Utara
Pada Sisi utara
insolasi
radiasi matahari tidak terlalu panas yaitu sebesar 19,072 w/m²,
selain
karena
orientasi
merupakan paling
dikarenakan
orientasi
yang
karena
tidak
menghadap
arah
baik
langsung matahari
utara
dan
dibayangi Pasifik Place
juga
oleh
karena
bangunan
52
Barat Laut
Pada sisi Barat Laut insolasi radiasi masih cukup yaitu sebesar 36,92 w/m².
Barat
Pada sisi bagian barat insolasi radiasi matahari tinggi yaitu sebesar 90,03 w/m² namun sekalipun sisi ini memiliki orientasi
yang
menghadap
pada
langsung matahari
namun masih terdapat sisi yang terbayangi oleh Energi Building.
Selatan
Sisi
bangunan
yang
menghadap selatan merupakan
53
orientasi yang terbaik 13,29 w/m²
dikarenakan
orientasi
utara
karena
merupakan
orientasi yang baik karena tidak
langsung
menghadap
arah matahari. Tenggara
Pada sisi Tenggara
insolasi
radiasi cukup tinggi yaitu sebesar
65,65
w/m²,
dikarenakan perbandingan sisi yang tidak terbayangi Timur
Pada sisi Timur merupakan sisi dimana insolasi radiasi paling
tinggi
sebesar dikarenakan
tinggi
114,66 pada
yaitu w/m²
sisi
ini
hampir tidak terbayangi oleh bangunan di depannya yang memiliki rendah.
ketinggian
yang
54
Timur Laut
Sisi Timur Laut merupakan sisi dimana insolasi radiasi yang tinggi yaitu sebesar 47,6 w/m²dikarenakan pada sisi ini hampir tidak terbayangi
Sumber: doc. Analisis Pribadi
55
Dari hasil analisis diatas maka dapat diperoleh grafik sebagai berikut
Rata-rata Insolasi (w/m²) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 utara
Barat Laut
Barat
Barat Daya Selatan
Tenggara
Timur
Timur Laut
Gambar 4.8. Grafik hasil analisis orientasi tiap sisi Sumber:Analisis Pribadi
Dari hasil analisis di atas maka diperoleh kesimpulan yaitu meminimalisasikan sisi bangunan yang berorientasi pada timur dan timur laut dimana terjadi insolasi yang sangat tinggi , dan mengoptimalkan sisi yang menghadap utara dan selatan. Kondisi tersebut juga sesuai dengan bentuk tapak yang memiliki orientasi arah utara dan selatan • Analisis dengan modifikasi perbandingan
Setelah melakukan simulasi pada tiap sisi dan memperoleh hasilnya maka diketahui sisi dari besar insolasinya hingga yang tidak terlalu besar. Kemudian dalam rangka mencari orientasi paling baik maka dilakukan perhitungan dengan melakukan perubahan komposisi masing-masing
sisi dengan
mengurangi luasan sisi yang mengalami insolasi yang besar dan menambahkan luasan sisi yang tidak terlalu besar insolasinya. Dalam modifikasi model untuk perbandingan ini dilakukan dengan komposisi yang tidak mengubah orientasi model tersebut sesuai dengan delapan arah mata angin. Perbandingan
56
dilakukan dengan memberikan nilai pada masing-masing masing masing sisi sesuai dengan nilai insolasi dalam w/m ² dan me membagi mbagi dengan dua (2) untuk mempermudah perhitungan. Berikut terdapat lima modifikasi model yang akan dianalisis lebih lanjut : Tabel 4.2 perbandingan tiap orientasi massa Perbandingan Tiap Orientasi Massa 1
2
4
3
5
Sumber: doc. Analisis Pribadi
•
Bentuk 1
Pada bentuk 1 dilakukan perbandingan Timur :Tenggara:Selatan:Barat Daya:Barat Laut: Utara: Timur Laut, sebesar 1:1:1:1:1:1:1:1. Perhitungan ini diperoleh hasil rata-rata rata insolasi sebesar 74 w/m². •
Bentuk 2
Pada bentuk 2 dilakukan modifikasi dengan menghilangkan sisi timur yang memiliki nilai insolasi yang tinggi. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut maka untuk mempertahankan arah delapan mata angin, sisi timur laut dan
57
tenggara mengalami penambahan sehingga kedua ujungnya bertemu. Sehingga perbandingan Timur :Tenggara:Selatan:Barat Daya:Barat Laut: Utara: Timur Laut, sebesar 0:1.7:1:1:1:1:1:1.7. Dalam kondisi demikian maka diperloleh hasil bahwa insolasi pada model berkurang menjadi 72 w/m². •
Bentuk 3
Pada bentuk 3 dilakukan modifikasi yaitu menghilangkan sisi yang memiliki nilai insolasi yang tinggi berikutnya yaitu sisi barat laut. Dengan demikian maka untuk mempertahankan delapan sisi mata angin maka sisi barat dan sisi utara
mengalami
penambahan
sehingga
perbandingan
Timur
:Tenggara:Selatan:Barat Daya:Barat Laut: Utara: Timur Laut, sebesar 0:1.7:1.7:1:1:0:1.7:1.7. Dari perbandingan tersebut maka dihasilkan nilai ratarata insolasi yang berkurang yaitu menjadi sebesar 56 w/m². •
Bentuk 4
Pada bentuk 4 dilakukan modifikasi dengan menghilangkan sisi timur laut . Untuk menjaga sisi menghadap sisi delapan mata angin maka sisi utara dan tenggara mengalami perpanjangan sehingga kedua ujungnya bertemu sehingga
diperoleh
perbandingan
sebagai
berikut
yaitu
Timur
:Tenggara:Selatan:Barat Daya: Barat: Barat Laut: Utara: Timur Laut, sebesar 0:4.12:1.7:1:1:0:4.12:0. Dari perbandingan berikut maka didapati hasil nilai rata-rata pada tiap sisi semakin bertambah sekalipun tidak terdapat perbedaan yang jauh yaitu menjadi 58 w/m² namun dapat diartikan bahwa model ini tidak berhasil untuk memperoleh nilai rata-rata yang baik.
58
•
Bentuk 5
Pada bentuk dilakukan modifikasi dengan meniadakan sisi yang memiliki nilai insolasi besar berikutnya yaitu sisi tenggara. Dengan mengurangi sisi tenggara maka untuk mempertahankan delapan sisi mata angin pada sisi timur laut dan selatan mengalami penambahan panjang sehingga kedua ujungnya bertemu. Timur :Tenggara:Selatan:Barat Daya: Barat: Barat Laut: Utara: Timur Laut, sebesar 0: 0: 4.12:1:1.7:0:1.7: 4.12. Dengan bentuk modifikasi berikut maka nilai rata-rata insolasi berkurang kembali menjadi 52 w/m². Dari beberapa modifikasi yang sudah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa perbandingan setiap sisi yang dapat mengoptimalkan pengurangan nilai ratarata insolasi pada permukaan bangunan di setiap sisi adalah model 5. Berikut adalah grafik perbandingan nilai rata-rata insolasi pada permukaan bangunan pada setiap modifikasi model :
Hasil rata2 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1
2
3
4
5
Gambar 4.9. Grafik hasil analisis setiap modifikasi model Sumber:Analisis Pribadi
4.2.2 Analisis Gubahan Massa
Setelah memperoleh perbandingan orientasi yang terbaik maka untuk menemukan bentuk massa yang sesuai untuk kembali mengurangi insolasi
59
radiasi matahari pada permukaan bangunan maka dilakukan analisis dengan model bangunan 5 dengan extrude sesuai dengan ketinggian bangunan. Berikut adalah tabel analisis yang dilakukan
Dari hasil analisis ini dapat terlihat bahwa terdapat perbedaan intensitas insolasi pada masing-masing masing masing sisi dan pada setiap sisinya jg terdapat perbedaan yang digambarkan dengan warna kuning untuk intensitas tinggi, merah untuk intensitas sedang dan biru untuk intensitas rendah. Tabel 4.2 Perbandingan tiap orientasi gubahan massa standar Utara
Timur Laut
Barat Daya
Selatan
Barat
Sumber: doc. Analisis Pribadi
•
Gubahan massa 1
Pada gubahan massa satu dilakukan modifikasi dengan memberikan cekungan pada massa yaitu dengan memasukan satu bagian tengah dan membuat modifikasi ini menghasilkan self shading.Self shading dapat terlihat dari perubahan warna yang dihasilkan. Kekurangan bentuk ini adalah bagian bawah menghadap keatas dan membuat intensitas pada bagian ini semakin besar. Komposisi demikian dirasa belum memenuhi tujuan untuk mereduksi insolasi pada permukaan bangunan. ikut adalah tabel analisis yang dilakukan
60
Tabel 4.3 Perbandingan tiap orientasi gubahan massa 1 Utara Timur Laut Selatan
Barat Daya
Barat
Sumber: doc. Analisis Pribadi
•
Gubahan massa 2
Pada gubahan massa 2 dilakukan modifikasi dengan memundurkan dua bagian permukaan massa pada tiap sisi untuk mencoba mendapatkan self shading yang lebih efektif. Hasil menunjutkan bahwa terdapat perubahan warna yang lebih baik pada gubahan massa 2 dibandingan dengan gubahan massa 1. Berikut ikut adalah tabel hasil analisis gubahan massa 2. Tabel 4.4 Perbandingan tiap orientasi gubahan massa 2. Utara Timur Laut Selatan
Barat Daya
Barat
Sumber: doc. Analisis Pribadi
•
Gubahan massa 3
Pada gubahan massa 3 dilakukan modifikasi dengan memundurkan tiga bagian permukaan massa pada tiap sisi untuk mencoba mendapatkan self shading yang lebih efektif. Hasil menunjutkan bahwa terdapat perubahan warna yang lebih baik
61
pada gubahan massa 3 dibandingan dibandingan dengan gubahan massa 2. Berikut adalah tabel hasil analisis gubahan massa 3. Hasil gubahan massa 3 inilah yang kemudian dianalisi lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien dengan menggunakan konsep adaptif. Tabel 4.5 Perbandingan tiap orientasi orientasi gubahan massa 3 Utara Timur Laut Selatan
Barat Daya
Barat
Sumber: doc. Analisis Pribadi
Dari hasil Analisis tersebut maka didapati hasil sebagai berikut dimana pada modifikasi bentuk terdapat perubahan insolasi radiasi matahari pada permukaan fasade. Dari hasil ini diperoleh keputusan untuk menggunakan modifikasi 3 dimana besaran rata-rata rata insolasi paling rendah.
Rata Rata-rata Insolasi (kwh/m²) 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
2
3
Gambar 4.10. Grafik hasil analisis setiap modifikasi model Sumber:Analisis Pribadi
62
•
Gubahan Massa Adaptif
Analisis selanjutnya dilakukan dengan lebih spesifik pada pk 09.00, 12.00, dan 15.00. Analisis ini dilakukan untuk memperoleh perubahan adaptif panel guna untuk menghasilkan self shading yang lebih optimal untuk menghasilkan insolasi yang lebih rendah pada masing-masing masing permukaan sisi gubahan massa. Selain itu dilakukan analisis juga dengan kurun waktu sepanjang tahun dengan tujuan menemukan bentukan panel dengan rata rata-rata yang lebih baik sepanjang tahun dibanding dengan gubahan massa awal Posisi ini dilakukan kan untuk menemukan bentuk standar panel bila karena satu dan lain hal, panel tidak dapat beradaptasi. Adapun tabel perubahan massa yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Tabel 4.6 Perbandingan hasil analisis tiap jam 09.00
12.00
Utara
Barat
Barat Daya
Selatan
Timur Laut
Sumber: doc. Analisis Pribadi
15.00
63
4.3
Mekanisme Panel Adaptif
Panel yang digunakan sebagai double skin fasade, adapun posisi panel dipasang pada sisi sisi-sisi sisi permukaan bangunan. Berikut adalah mekanisme panel dan penerapannya pada bangunan.
Gambar 4.11. Panel Adaptif Sumber: doc. Pribadi
Panel merupakan panel yang terdiri dari dua lapis panel sliding yang dapat beradaptasi dengan kondisi insolasi pada permukaannya dengan pergerakan maju dan mundur sehingga memungkinkan untuk menghasilkan modifikasi bentuk massa keseluruhan bangunan berbeda-beda. berbeda beda. Adapun panel dibuat dengan dua lapisan sliding sebagai respon dari modifikasi posisi maju dan mundur karena pada saat panel dalam posisi maju maka maka panel membutuhkan perenggangan yang cukup. Panel adaptif ini memiliki beberapa komponen seperti berikut :
2 1
Gambar 4.12. Panel Adaptif Sumber: doc. Pribadi
3
64
1. Bagian 1 adalah panel berlapis 2 dengan kemampuan sliding. Adapun panel terbuat dari polikarbonat transparant yang memiliki kemampuan anti UV sehingga insolasi radiasi matahari pada permukaan bangunan dapat berkurang kembali dan juga tidak menghalangi daya pandang pengguna terhadap pemandangan luar bangunan. 2. Bagian 2 merupakan komponen sebagai struktur panel yang menjaganya tetap rigid. Selain itu pada bagian inilah terdapat rel dan roda untuk panel dapat melakukan sliding. 3. Bagian 3 adalah tiang penopang yang dapat bergerak maju dan mundur yaitu untuk beradaptasi. Tiang ini berada dibawah ring balok dengan panjang 8 meter agar tidak mudah goyah, atau menjaga panel tetap kokoh. Dalam mekanisme pergerakannya digunakan teknologi cam, dimana cam memiliki bentuk yang mengatur rotasi pergerakan panel untuk maju mundur secara langsung dengan setting yang sesuai panjang dan waktu yang diinginkan. Dengan Cam bentuk yang telah dihasilkan adalah kemudian dihubungkan dengan mekanisme penggerak berbentuk busur dengan ° sudut (A) 90 yang akan menghasilkan ¼ gerakan lingkaran. Gerakan di sepanjang busur kemudian terhubung ke poros tengah (C) untuk memindahkan panel membuka atau menutup. Selain itu, penggabungan rotasi cam dengan bentuk tertentu dan mekanisme pengemudi akan hasil dalam membuka dan menutup gerakan yang bervariasi sesuai dengan panjang L dan jumlah P.
65
Gambar 4.13. Mekanisme Chamsaft Sumber: doc. Pribadi
4.4
Analisis Sistem Bangunan
4.4.1 Zoning Vertikal •
Zoning kantor dan apartemen
Pada bangunan bertingkat tinggi ada beberapa sistem yang mendukung jalannya bangunan tersebut. Karena ketinggian bangunan yang mencapai 60 lt., untuk mempermudah kinerja bangunan dalam hal penggunaan lift, sistem utilitas, dan juga keamanan dan kenyamanan pengguna maka bangunan ini dibagi menjadi 3 zona dengan masing-masing masing masing zona 20 lt. Pada zona pertama diperuntukan peruntukan untuk kantor dan dua zona diatasnya diperuntukan untuk apartemen. Adapun pembagian zona kantor diletakan dibawah zona untuk apartemen dikarenakan oleh sifat fungsi kantor yang lebih bersifat publik dan juga tidak memerlukan privasi yang terlalu tinggi. Berbeda dengan Apartemen yang diletakan diatas karena fungsi apartemen lebih bersifat privat dan memerlukan privasi yang tinggi bagi para penghuninya.
66
Gambar 4.14. Zoning bangunan dibagi 3 Sumber:Analisis Pribadi
•
Skylobby
Pada zona dua dan zona tiga terdapat sky lobby dimana pada sky lobby yang berfungsi sebagai transfer level sistem utilitas, pergerakan pengguna dan juga ruang komunal untuk penghuni apartemen seperti sky garden , kolam renang, dan lain-lain.
Gambar 4.15. Peletakan Sky lobby Sumber:Analisis Pribadi
67
•
Podium
Pada bangunan ini diperlukan lantai podium yaitu sebagai bentuk dari pemanfaatan lahan yang optimal untuk lantai-lantai lantai lantai yang berada di dasar dan juga sebagai penopang struktur bangunan bertingkat tinggi. Adapun pada lahan SCBD yang memiliki peraturan garis sepadan bangunan (GSB) yang tidak jauh dari jalan sebagai fungsinya untuk mendukung pedestrian, podium memiliki fungsi sebagai “muka” bangunan yang dapat terlihat langsung dari luar. Pada bagian podium ini bersifat publik dimana terdapat lobby kantor, lobby by apartmen, dengan ritail dan food court sebagai sarana fasilitas pelengkap baik untuk pengguna apartemen dan juga kantor.
Gambar 4.16. Podium Sumber:Analisis Pribadi
•
Observasi
Pada bangunan bertingkat tinggi, sebagai pemanfaatan yang optimal untuk lantai yang paling tinggi dari bangunan maka diperuntukan untuk observasi dimana terdapat suatu ruang publik yang dapat diakses langsung dari lobby. Pada bagian observasi ini dimanfaatkan dimanfaat sebagai publik walk, ritail, dan juga kafe and lounge.
68
Gambar 4.17. Observasi Sumber:Analisis Pribadi
•
Mekanikal
Untuk mendukung kinerja bangunan maka zona service yaitu mekanikal tidak hanya satu namun ada pada masing-masing masing zona yaitu pada transfer level. Pada zona mekanikal terdapat tranfer utilitas, ruang-ruang ruang ruang mekanikal bangunan, seperti mesin lift, dll.
Gambar 4.18. Podium Sumber:Analisis Pribadi
69
•
Lobby
Dalam bangunan mixed use kantor-dan kantor dan apartemen ini, masing masing-masing memiliki lobby yang yang letaknya berbeda level. Hal tersebut dikarenakan oleh apartemen yang memerlukan privasi yang lebih bagi para penghuninya. Kedua lobby ini dapat memiliki akses langsung namun terdapat penjagaan oleh pihak keamanan bangunan sehingga tidak semua orang dari lobby kantor dapat mengakses lobby apartemen.
Gambar 4.19. Podium Sumber:Analisis Pribadi
•
Basement
Sebagai penopang struktur bangunan bertingkat tinggi maka diperlukan basement. Selain itu dalam lahan yang terbatas dan harga yang mahal maka basement dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Lahan parkir bagi penghuni apartemen dan pengguna kantor dibedakan kembali menjadi dua zona agar masing-masing masing mendapat parkir yang sesuai dengan peruntukannya (lebih teratur).
70
Gambar 4.20. Podium Sumber:Analisis Pribadi
Tabel 4.2. Tabel Program Ruang Office PROGRAM RUANG Office
Area
Keterangan Ruang
Zona
Jumlah / kapas it as
Standar m² )
(
Total Rencan Luas + a luas S Sirk irkulas ulas (m² ) i ( 20% )_
AREA PRIVAT
Office
Receptionis t
PR
20
2 m²/ orang
4
Ruang Kerja
PR
2
2 m²/ orang
4
Pantry
PR
4
1.5m²/ orang
6
Ruang bers ama
PR
2
2 m²/ orang
4
Ruang Rapat
PR
4
1.5 m²/ orang
6
Toilet pria
SP
3
Toilet wanita
SP
3
1 m²/ orang 1.5 m²/ orang
4.5
Entrance Hall
PB
20
1 m²/ orang
20
Receptionis t
PB
4
2 m²/ orang
8
Area duduk
PB
20
1 m²/ orang
20
Area lift
PB
20
PB
2
1 m²/ orang 2 m²/ orang
20
Security
32
3
AREA PUBLIC
Lobby
92,4
4
Toilet pria
SP
5
Toilet wanita
SP
5
1 m²/ orang 1.5 m²/ orang
7.5
Ha l l Peneri ma
PB
10
1 m²/ orang
10
Ruang ma kan
PB
30
60
Da pur
SR
4
2 m²/ orang 40% Ruang makan
2
5
AREA PUBLIC
Res ta ura nt
20
Toi l et Pri a
SP
2
1 m²/ orang
Toi l et wani ta
SP
2
1.5 m²/ orang
3
Was ta fel
SP
3
1 m²/ orang
3
Guda ng
SR
1
2 m²/ orang
6
Kas i r
SR
2
2 m²/ orang
4
Sumber. Analisis
129,6
71
4.4.2 Program Ruang
Tabel 4.3. Tabel Program Ruang Apartemen PROGRAM RUANG Apartment Area
Keterangan Ruang
Zona
Jumlah Standar / m² ) kapasit
(
Rencan Total a luas Luas + (m² ) Sirkulas
AREA PRIVAT
Room Units
Ruang tamu
PR
4
1 m²/ orang
4
Dapur
PR
2
2 m²/ orang
4
R. Makan
PR
4
1.5m²/ orang
6
R. Kerja
PR
2
2 m²/ orang
4
R. Keluarga
PR
4
1.5 m²/ orang
6
R. Tidur anak
PR
0
4.5 m²/ orang
4.4
R. Tidur anak
PR
1
4.5 m²/ orang
4.5
PR
2
4.5 m²/ orang
9
Entrance Hall
PB
20
1 m²/ orang
20
Receptionis t
PB
4
2 m²/ orang
8
Area duduk
PB
20
1 m²/ orang
20
Area lift
PB
20
1 m²/ orang
20
Security
PB
2
2 m²/ orang
4
R. Tidur utama AREA PUBLIC
Lobby
Toilet pria
SP
5
1 m²/ orang
5
Toilet wanita
SP
5
1.5 m²/ orang
7.5
Hal l Peneri ma
PB
10
1 m²/ orang
10
Ruang makan
PB
30
2 m²/ orang 40% Ruang makan
60
40
92,4
AREA PUBLIC
Restaurant
Dapur
SR
4
Toi l et Pri a
SP
2
1 m²/ orang
20 2
Toi l et wani ta
SP
2
1.5 m²/ orang
3
Wastafel
SP
3
1 m²/ orang
3
Gudang
SR
1
2 m²/ orang
6
Kasi r
SR
2
2 m²/ orang
4
Kolam renang
PB
30
1.4 m²/ orang
42
Lobby
SP
10
1 m²/ orang
10
Receptionis t Ruang ganti/ loker pria Ruang ganti/ loker wanita
SP
2
2 m²/ orang
4
SP
2
1.5 m²/ orang
SP
2
1.5 m²/ orang
Kamar Mandi Pria
SP
2
1 m²/ orang
2
129,6
SPORT PUBLIC
Kolam renang
Fitness center
3 3
Kamar Mandi Wanita
SP
2
1.5 m²/ orang
3
Toilet pria
SP
2
1 m²/ orang
2
Toilet wanita
SP
2
1 m²/ orang
2
Wastafel
SP
4
1 m²/ orang
4
Gymnasium
SP
25
2 m²/ orang
50
Ruang alat
SP
15
3 m²/ orang
45
Ruang aerobic
SP
15
1 m²/ orang
15
Sumber. Analisis
90
132
72
Tabel 4.4. Tabel Program Management Office dan Area Service PROGRAM RUANG Management Area
Keterangan Ruang
Zona
Jumlah/ kapasitas
Standar m² )
(
Rencana luas (m² )
Total Luas + Sirkulasi ( 20% )_
AREA PRIVAT
Office
Lobby
PR
4
1 m²/ orang
4
R. Manager
PR
2
2 m²/ orang
4
R. Marketing
PR
4
1.5m²/ orang
6
R. Humas
PR
2
2 m²/ orang
4
R. Sekretaris
PR
4
1.5 m²/ orang
6
R. Finance
PR
0
4.5 m²/ orang
4.4
R. Administrasi
PR
1
4.5 m²/ orang
4.5
2
4.5 m²/ orang
9
20
R Rapat
PR
R. Arsip
PR
R. Bersama
PR
Toilet wanita
PR
Toilet Pria
PR
R. Karyawan
PB
20
1 m²/ orang
R. Istirahat
PB
4
2 m²/ orang
8
R. Loker
PB
20
1 m²/ orang
20
Security
SR
2
2 m²/ orang
4
40
AREA SERVICE
68,4
R. CCTV
Service
Parkir
Toilet pria
SR
5
1 m²/ orang
5
Toilet wanita
SR
5
1.5 m²/ orang
7.5
R. Operator
SR
20
1 m²/ orang
20
R Mesin
SR
30
2 m²/ orang
60
R. Genset
SR
2
1 m²/ orang
2
R. Trafo
SR
2
1.5 m²/ orang
3
Ruang Panel
SR
3
1 m²/ orang
3
R. Pompa
SR
1
2 m²/ orang
6
Gudang Loading dock Kendaraan Office Management Mobil Penghuni Apartment Mobil Karyawan Office
SR
2 m²/ orang
SR
2 30
1.4 m²/ orang
4 42
SR
10
1 m²/ orang
SR
2
1/ 5 unit
SR
2
Sumber. Analisis
10 4 3
117,6
70,8
73
4.4.3 Utilitas • Perhitungan Lift
Untuk menghitung lift dilakukan sebagai berikut Perhitungan lift a : Luas lantai tipikal rata-rata h : floor to floor p : Persentase penghuni untuk beban puncak lift w : waiting time n : jumlah lantai s₁ : kecepatan rata-rata m : daya angkut
T₁=
-
(2h + 4s₁)(n₁ - 1)+s₁(3m +4) s₁
Zona 1 Pada zona 1 dilakukan perhitungan dengan n1 : 20, a : 1160, h:3.6, s1 : 2.5, m:17, p:4. Dari perhitungan ini dihasilkan T1 sebesar 185,72 dan n1 sebesar 2,9.
-
Zona 2 Pada zona 1 dilakukan perhitungan dengan n2 : 21, a : 1160, h:3.6, s2 : 2.5, m:17, p:3. Dari perhitungan ini dihasilkan T1 sebesar 183 dan n2 sebesar 2,26.
-
Zona 3 Pada zona 1 dilakukan perhitungan dengan n3 : 21, a : 1160, h:3.6, s3 : 2.5, m:17, p:3. Dari perhitungan ini dihasilkan T3 sebesar 185,72 dan n3 sebesar 2,26.
74
•
Perhitungan Parkir
-
Parkir Apartment Jumlah unit x 1, yaitu 168 unit x1 = 168 parkir
-
Parkir Kantor 100 m² lt. Bruto x 1 parkir, yaitu (1160 x15)/100 = 180 parkir
•
Sirkulasi vertikal.
Sirkulasi vertikal dapat melalui lift dan eskalator.
Gambar 4.21. Lift dan Eskalator Sumber: doc. google
•
-
Basement-lobby lobby kantor, disediakan 2 lift
-
Basement-lobby apartemen, disediakan 2 lift
-
Lobby kantor- kantor, disediakan 4 lift
-
Lobby Apartemen-sky Apartemen lobby 2, disediakan 2 lift
-
Sky lobby zona 2-- unit apartemen zona 2, disediakan 3 lift
-
Sky lobby zona 3-- unit apartemen zona 3, disediakan 3 lift
-
Lobby Observasi-- observasi, disediakan 1 lift.
-
Lantai podium, 2 eskalator tiap lantai
-
Lantai Observasi, 2 eskalator tiap lantai
Transfer Air Bersih
Pipa air saluran air bersih pipa saluran air bersih ini berfungsi mengalirkan air bersih yang biasanya bersumber dari PDAM ataupun ataupun sumber air bersih
75
lain nya ke seluruh ruangan yang membutuhkan, seperti Kamar mandi, wastafel dan lain lain. Distribusi air bersih menggunakan sistem down feed
Gambar 4.22. sistem air down feed Sumber:Sistem bangunan tingkat tinggi
•
Transfer Limbah
Pengolahan dan Panyaluran air limbah -
Pipa saluran air kotor berfungsi mengalirkan air kotor atau air yang sudah dipakai dari ruangan ke tempat pembuangan seperti STP dan lain lain. Pipa pembuangan limbah kamar mandi harus mudah diakses, maka biasanya kamar mandi dalam tiap unit kamar ditempatkan pada sisi yang berbatasan dengan koridor agar shaf-shaft shaf shaft pipa dapat diakses dari koridor. Bila kamar mandi ditempatkan pada sisi dinding luar, memang dapat memperoleh pengudaraan dan pencahayaan alami, namun sisi ya yang ng potensial ini jadi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal untuk view dan pencahayaan ke dalam kamar, selain itu, akses ke shaft pipa menjadi lebih sulit dan membutuhkan tambahan ruang. Limbah kamar mandi padat disalurkan ke STP untuk diolah agar dapat dibuang ke lingkungan dan riol kota dengan aman dan
76
tidak mencemari. Limbah kamar mandi cair disalurkan ke WTP untuk diolah. Hasil olahannya biasanya cukup bersih, dapat digunakan kembali untuk penyiram taman dan flush toilet. Air hujan sebaiknya ditampun ditampungg dalam sumur resapan. Pembuatan sumur resapan dan biopori perlu diupayakan terkait dengan upaya perbaikan drainase tapak. Dimensi pipa pembuangan air hujan dan sumur resapan tergantung dari luas atap.
Gambar 4.23. Resapan Sumber: doc. google
•
Pembuangan Sampah.
Sistem shaft, yaitu menyediakan sebuah ruangan yang langsung berhubungan dengan lantai dasar tanpa penyekat antar lantai. Pada bagian bawah terdapat ruangan penampungan.Penggunaan shaft ini lebih efisien karena dapat menghemat tenaga dan waktu.
Gambar 4.24. Sistem Pengamanan Sumber: Panduan Sistem Bangunan Tinggi
Sistem proteksi kebakaran berfungsi sebagai daerah atau tempat perlindungan yang di manfaatkan oleh penghuni gedung apabila terjadi kebakaran atau situasi darurat. Daerah ini seharusnya mampu bertahan hingga 2 jam. Jarak
77
radius untuk mencapai tangga darurat darurat adalah 30 meter dan 10 meter dari koridor buntu. Untuk Tangga darurat menggunakan sistem shaft tertutup sehingga saat terjadi kebakaran asap tidak berkumpul di dalam ruang tangga kebakaran. Dengan terbukanya ruang tangga kebakaran maka para korban bisa ddi evakuasi dengan mudah lewan balkon yang terbuka. Proteksi kebakaran ini terdiri dari 2, yaitu berupa proteksi aktif contoh nya hidran dan sprinkler dan proteksi pasif berupa tangga darurat atau struktur bermaterial tahan api.
Gambar 4.25. Sprinker Sumber: doc. google
Pemadam api berupa hidran juga perlu disediakan. Hidran dalam biasanya ditempatkan di dekat atau di dalam tangga kebakaran, dilengkapi selang, katup, tabung pemadam, serta alarm atau tombol panggil. Air yang digunakan diambil dari menara menara air, yang memang sebagian isinya dicadangkan untuk keperluan darurat, ditambah dari kolam renang dalam bangunan. Hidran luar berupa kepala hidran dan selang yang sumber airnya dari sistem hidran kota. • Instalasi Listrik
Instalasi listrik mengambil arus dari PLN. Selain dari PLN, disiapkan pula pembangkit listrik cadangan berupa generator atau genset yang akan dioperasikan apabila terjadi gangguan.
78
Penempatan ruang genset dan ruang-ruang ruang ruang panel utama bisa ditempatkan pada basement agar bunyi dan getaran yang yang mungkin dihasilkan tidak mengganggu kenyamanan ruang-ruang ruang ruang utama. Selain itu pengantaran bahan bakar untuk solar juga dapat dilakukan dengan mudah tanpa menggangu penghuni begitu juga saat terjadi kerusakan. •
Penangkal Petir
Bangunan yang berisi ratusan orang untuk beristirahat harus diberikan proteksi terhadap penangkal petir. Hal ini dibutuhkan mengingat bangunan ini cukup tinggi dibanding dengan bangunan di sekitarnya. Sehingga apabila ada petir yang menyambar, maka bangunan ini bisa kena pertama kali. kali Penangkal petir yang digunakan adalah sistem Thomas. Sistem ini mempunyai jangkauan perlindungan yang luas, daerah bangunan yang terlindungi dalam radius 60 m dan luas lahan yang terlindungi dalam kerucut perlindungannya dalam radius 125 m. sistem ini dianggap dianggap cocok karena terbilang efisien apabila di taruh di bagian tower apartment untuk jangka panjang. Sehingga bisa melindungi bangunan-bangunan bangunan rendah, pohon-pohon pohon dalam tapak.
Gambar 4.26. Penanganan Petir Sumber: doc. google
79
•
Pencahayaan
Pada bangunan terdapat 2 macam pencahayaan, Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang didapat dari cahaya matahari. Pemanfaatan pencahayaan alami harus semaksimal mungkin. Penempatan bukaan bukaan harus lebih di tata secara baik sehingga cahaya dapat masuk kedalam ruangan. Lebar koridor pada sirkulasi sirkulasi horizontal juga harus di tata agar tidak terlalu sempit sehingga tidak menjadi gelap. Pencahayaan
buatan
adalah
pencahayaan
yang
dilakukandengan
menggunakan lampu. Perencanaan bangunan yang baik akan dapat mengurangi atau dapat membantu penghematan energi. energi. Untuk guest room antara 120-150 150 lux (TL, Down Light), untuk lobby dan restoran 250 250-350 lux (TL, Down Light).Untuk lebih hemat energi maka menggunakan lampu LED, yang umurnya jauh lebih panjang (60x dari bohlam dan 10x dari neon).Konsumsi energi yang dibutuhkan dibutuhkan juga lebih sedikit hampir 87%.
Gambar 4.27. Lampu LED Sumber: doc. google
4.4.4 Sistem Struktur • Pondasi Bore Pile
Pondasi yang digunakan dalam project ini adalah pondasi bore pile dengan keuntungan kekuatan untuk menahan beban. Sistem ini dilakukan dengan
80
pengeboran tanah kemudian dilakukan pengecoran terhadap lubang tersebut. Cara pengerboran merupakan cara yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dngan paku bumi. • Kolom Beton
Untuk struktur bangunan digunakan kolom beton. Struktur beton memiliki kekakuan yang tinggi dan memiliki konduksi yang lebih kecil dibanding baja. • Struktur Portal
Untuk bagian bangunan yang memiliki bentangan yang lebar seperti concert hall dan ballroom, maka digunakan struktur portal dengan pertimbangan keflesibelan disain.