BAB 3 PERUMUSAN OBJEK PENELITIAN
3.1
Sejarah Perusahaan 3.1.1
Sejarah Robot Robotika berasal dari kata “Robota” yang berarti budak, pertama kali dicetuskan oleh seorang penulis asal Ceko, Karel Capek pada tahun 1920. Robot dalam sudut pandang “awam” adalah bentuk manusia yang terbuat dari mesin/besi, sebuah peralatan mekanik yang dikendalikan secara elektronika yang disesuaikan untuk kebutuhan/keinginan manusia. Istilah “robot” ini kemudian mulai terkenal dan digunakan untuk menggantikan istilah yang dikenal saat itu, yaitu automaton. Saat ini hampir tidak ada orang yang tidak mengenal robot, namun pengertian robot tidaklah dipahami secara sama oleh setiap orang. Sebagian membayangkan robot adalah suatu mesin tiruan manusia (humanoid), meski demikian humanoid bukanlah satu-satunya jenis robot. Untuk memahami pengertian robot penulis mencoba untuk menelusuri pengertian robot dari beberapa sumber. Yang pertama pada kamus Webster, pengertian robot yaitu “An automatic device that performs function ordinarily ascribed to human beings”. Dan kemudian dari kamus Oxford diperoleh pengertian robot adalah “A machine capable of carrying out a complex series of actions automatically, especially one programmed by a computer.” Pengertian dari Webster mengacu pada pemahaman banyak orang bahwa robot melakukan tugas manusia, sedangkan 53
54 pengertian dari Oxford lebih umum, yaitu sebuah mesin yang mampu melakukan serangkaian tindakan otomatis yang kompleks, terutama yang diprogram oleh komputer. Beberapa organisasi di bidang robot membuat definisi tersendiri. Robot Institute of America memberikan definisi robot sebagai: “A reprogammable multifunctional manipulator designed to move materials, parts, tools or other specialized devices through variable programmed motions for the performance of a variety of tasks”. Sebuah manipulator yang memiliki multifungsi dari beberapa program yang dirancang untuk memindahkan bahan, suku cadang, peralatan atau perangkat khusus lain melalui gerakan yang telah di program berdasarkan variabel untuk kinerja berbagai tugas. International Standard Organization (ISO 8373) mendefinisikan robot sebagai: “An automatically controlled, reprogrammable, multipurpose, manipulator programmable in three or more axes, which may be either fixed in place or mobile for use in industrial automation applications”. Sebuah pengontrol secara otomatis, terperogram, serbaguna manipulator, diprogram dalam sumbu tiga atau lebih, yang mungkin baik tetap di tempat atau bergerak untuk digunakan dalam aplikasi otomatis industri. Dari beberapa definisi di atas, kata kunci yang ada yang dapat menerangkan pengertian robot adalah: 1. Dapat memperoleh informasi dari lingkungan (melalui sensor). 2. Dapat di program.
55 3. Dapat melaksanakan beberapa tugas yang berbeda. 4. Bekerja secara otomatis. 5. Cerdas (intelligent). 6. Digunakan di industri. Saat ini pemahaman bahwa robot digunakan hanya di industri sudah tidak sesuai lagi. Perkembangan teknologi mobile robot memungkinkan robot digunakan secara luas, hingga merambah bidang pertahanan, pendidikan, eksplorasi tempat berbahaya, bahkan hiburan. Contoh robot yang cukup dikenal adalah Asimo, humanoid buatan Honda yang dapat berjalan, berlari dan menaiki tangga, serta AIBO, animoid berbentuk anjing. Sebetulnya anatomi robot yang mirip dengan manusia dari segi fungsinya. Ekivalensi komponen robot dengan anggota tubuh manusia dapat dilihat pada Tabel 1. Ekivalensi komponen robot dengan anggota tubuh manusia, yaitu: Tabel 3.1 Ekivalensi komponen robot dengan anggota tubuh manusia Robot
Manusia
Sensor
Panca indra
Aktuator
Otot
Catu daya
Sistem pencernaan
Sistem komunikasi
Mulut dan telinga
Sistem pemindah
Kaki
Manipulator/end effector
Lengan/tangan
Rangka
Tulang
Kontroler
Otak
Program
Pikiran
56 Sensor adalah peranti untuk menerima suatu besaran/sinyal fisik yang kemudian meneruskannya ke kontroler. Terdapat dua jenis sensor pada robot, yaitu sensor internal yang menerima informasi dari bagian robot dan sensor eksternal yang menerima informasi dari lingkungan di luar robot. Contoh dari sensor internal adalah sensor kecepatan atau torsi motor, sedangkan contoh sensor eksternal adalah sensor cahaya, temperatur, suara, tekanan, vision, dan sensor-sensor lainnya. Aktuator adalah peranti yang menghasilkan gerakan pada robot. Motor listrik, pneumatika, dan hidrolika adalah contoh dari aktuator. Selain output gerakan, pada suatu robot sering kali diperlukan output dalam bentuk lain, misalnya display untuk menampilkan keadaan sensor ataupun aktuator. Display dapat berupa LED, seven segment, ataupun LCD. Robot memerlukan catu daya sebagai sumber tegangan untuk seluruh rangkaian elektronik yang terdapat di dalamnya. Catu daya dapat berupa batere, aki, listrik AC (via adaptor), dan sel surya. Kontroler adalah peranti yang berfungsi untuk mengolah informasi yang diberikan sensor dan kemudian memberikan perintah kepada aktuator untuk melakukan hal tertentu. Misalnya pada suatu robot pencari cahaya, maka jika terdapat cahaya sensor akan memberikan informasi kepada kontroler yang kemudian akan memerintahkan kepada aktuator untuk bergerak mendekati arah cahaya. Kebanyakan kontroler yang digunakan pada robot adalah peranti digital yang dapat diprogram (atau secara umum disebut komputer) karena alasan fleksibilitas. Banyak
57 peranti yang dapat dijadikan kontroler robot, seperti PC, mikrokontroler, PLC serta kontroler digital lainnya (misal FPGA), namun yang paling banyak dipakai (terutama untuk mobile robot) adalah mikrokontroler. Selain bekerja secara mandiri, suatu robot sering kali dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan manusia, suatu pusat kendali ataupun robot lainnya.
Komunikasi
dapat
dilakukan
melalui
kabel,
biasanya
menggunakan komunikasi serial (RS232/485), ataupun tanpa kabel (wireless). Komunikasi tanpa kabel dapat memanfaatkan gelombang radio, transmisi inframerah atau yang terbaru menggunakan teknologi bluetooth. Dalam melaksanakan tugasnya robot sering kali perlu untuk berpindah tempat. Untuk itu diperlukan suatu sistem pemindah (locomotion system). Terdapat banyak variasi sistem pemindah, namun pada pada dasarnya semua menggunakan salah satu dari roda, rantai (track), atau kaki dengan jumlah kaki 2, 4, ataupun 6. Robot dengan dua kaki disebut sebagai biped. Robot industri pada umumnya hanya berupa lengan robot yang bersifat statis sehingga tidak memerlukan sistem pemindah ini. Untuk memanipulasi obyek lain digunakan manipulator. Proses manipulasi ini dapat berupa pengangkatan, pemindahan, atau pengubahan orientasi dari suatu obyek. Untuk robot industri menipulasi berarti pelaksanaan tugas spesifik menggunakan peralatan khusus, misalnya pengelasan, pengecatan, penanganan material, perakitan, inspeksi, dan lain-lain. Ujung dari manipulator tempat terdapat peralatan secara umum
58 disebut
sebagai
end-effector
atau
jika
digunakan
sebagai
pencekam/pemegang secara khusus disebut gripper. Rangka adalah tempat/wadah dari seluruh komponen robot terpasang. Bermacam-macam material dapat digunakan sebagai rangka, di antaranya plastik, kayu, ataupun logam. Selain komponen berupa perangkat keras, robot juga memerlukan perangkat lunak berupa program. Bahasa pemrograman yang dipergunakan bermacam-macam dari bahasa pemrograman tingkat menengah (assembly), bahasa pemrograman tingkat tinggi (Basic, C, Java), hingga bahasa pemrograman visual (misalnya Microsoft Robotics, Robotic Invention System dari Lego, dan GUI-bot dari Parallax).
3.1.2 Perkembangan Robot Kemajuan
teknologi
umat
manusia
memang
sangat
mengagumkan. Bermula dari rasa ingin tahu, berkembang menjadi sebuah temuan yang mengagumkan. Adalah robot, salah satu penemuan yang paling mengagumkan dalam sejarah manusia pada abad ke 20. Postingan singkat ini akan menguak bagaimana sejarah awal dari sebuah sistem mekanika rumit dan bergerak, mampu hadir ditengah masyarakat hingga kini, yang kita kenal dengan sebutan Robot. Robot adalah alat menaknika yang dapat melakukan tugas fisik, baik lewat pantauan manusia, maupun bekerja secara komputerisasi yang menghasilkan kecerdasan dan perilaku yang individu.
59 Kata robot sendiri, diperkenalkan oleh seorang penulis sains-fiksi berkebangsaan Ceko (Czech), Karel Capek (9 Januari 1890-25 Desember 1938) pada tahun 1920an. Robot sendiri, menurut Karel Capek, bukanlah pengertian “robot” yang seperti kita kenal sekarang ini. Robot menurut dia adalah sesuatu yang mengarah kepada “monoton”, dan “pekerja”. Karel Capek memperkenalkan istilah robot (robota, bahasa CekoEnsiklopedia Indonesia) dalam sebuah karya sandiwaranya, Rossum’s Universal Robot. Penciptaan robot yang sesunguhnya (bukan robot dalam sandiwara Karel Capek), bermula dari keinginan manusia untuk membuat tiruan binatang atau manusia itu sendiri. Namun fasilitas pengetahuan pada masa itu nampaknya menjadi kendala terbesar dalam terwujudnya proyek tersebut. Akhirnya, dibuatlah robot sederhana beroda yang digunakan untuk keperluan navigasi, pengamatan tingkah laku, sampai dengan perencanaan jalur. Berkembanglah robot dengan konsep heksapoda (konsep kaki enam) dan beberapa platform kaki banyak lainya. Dan pada pada masa itu, serangga menjadi inpirasi dalam pembuatan robot. Robot masa kini Saat ini, robot secara umum berfungsi sebagai pengganti pekerjaan manusia, seperti membersihkan limbah beracun, untuk operasi medis, untuk keperluan militer, untuk penyelidikan wahana dalam air, penjelajahan luar angkasa, keperluan produksi, sampai untuk memotong rumput dan membersihkan debu. Sekarang, robot sudah menjadi suatu perangkat yang sangat berguna. Walaupun definisi robot
60 sendiri sangat banyak dan berbeda tiap negara dan organisasi, namun, rupanya robot tidak hanya mendatangkan berbagai manfaat, tapi juga kekhawatiran. Adalah seorang Vernor Vinge, yang pernah memperingatkan bahwa suatu saat komputer akan lebih baik daripada manusia, dan itu sangat menghawatirkan. Namun, apapun anggapan atau hujatan atas teknologi komputer pada sebuah robot, robot selalu menjadi inspirasi bagi tiap manusia. Baik dalam sebuah karya film, maupun sebuah karya fiksi yang menghibur.
3.2
Sejarah Perkembangan Perusahaan Dimulai pada bulan juli di tahun 2005 bertempat di Muara Karang, Jakarta Utara, oleh salah satu pendirinya yaitu Ibu Jully Tjindrawan. Mendirikan tempat khursus yang bernama Robotic Explorer (RE) dan telah menjalin hubungan kerjasama dengan 15 sekolah nasional dan internasional di Jakarta untuk mengakomodasi murid mempelajari dunia robotika melalui program ekstrakurikuler. Dalam satu tahun perkembangannya, untuk meningkatkan kualitas dari pelajaran robotika, kami bekerja sama dengan pakar-pakar di dunia elektronika dan robotika, antara lain adalah: 1. Ir. Paulus Wijayacitra, pendiri dari Institut Hertz Electronic, Jakarta dan Kepala Pendidikan Elektronika Nasional. Beliau juga mengajar elektronika dan mikrokontroler di Universitas Taruna. Beliau bergabung dengan RE sejak Oktober 2006.
61 2. Dr. Ir. Wahidin Wahab MSc., seorang pakar robotika dan presiden dari Kontes Robot Indonesia (KRI) sejak tahun 2004. Beliau juga anggota dari Badan Riset Nasional di Indonesia. Bersama beliau, Robotic Explorer menyamakan visi dan misi untuk mengakomodasi anak Indonesia belajar robotika di tingkat yang lebih tinggi sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Sekarang Robotic Explorer telah masuk dilebih dari 40 sekolah nasional dan internasional. Tidak hanya di dalam program ekstrakurikuler tetapi juga menjadi bagian dari pelajaran intra sekolah. Pada tahun 2010 bulan Desember Ibu Jully Tjindrawan yang bekerjasama dengan beberapa pihak telah berhasil mengembangkan Robotic Explorer yaitu dengan mendirikan World Robotic Explorer (WRE). World Robitic Explorer adalah sebuah pusat rekreasi berkonsep pendidikan (Edutainment) yang unik bagi anak-anak mulai usia 3 tahun hingga dewasa dan menjadi tempat berkumpulnya komunitas robot mania dan para peneliti robotika. Berdiri di area lebih dari 2400 m2, dengan fasilitas lengkap di pusat Jakarta yang strategis, dikelilingi pusat bisnis dan perbelanjaan modern yang terjangkau dari segala jurusan, serta areal parkir yang luas. Berawal dari mimpi untuk menjadikan dunia robotika sebagai ilmu yang bisa dipelajari oleh semua kalangan maka Ibu Jully Tjindrawan sebagai pendiri Robotic Explorer melahirkan ide untuk mendirikan World Robotic Explorer (WRE). WRE adalah sebuah rumah robot pertama di dunia yang menyajikan pendidikan ilmu robotika dalam bentuk hiburan (Edutainment) serta tempat research robot terbesar di Indonesia. Diharapkan Indonesia dapat
62 memasuki era robotika seperti negara-negara maju lainnya, seiring dengan kemajuan teknologi di dunia saat ini. World Robotic Explorer merupakan buah pikir dan inspirasi untuk menempatkan bangsa Indonesia sejajar dengan bangsa lain dalam bidang robotika. Didukung aspirasi dari banyak pihak, selama 4 (empat) tahun Ibu Jully sudah bergerak dan melakukan pembelajaran ke berbagai sekolah dalam program ekstra kulikuler maupun intra kulikuler. Selama 4 (empat) tahun ini, kami banyak melihat mimpi dari berbagai pihak agar terwujudnya suatu wadah untuk pengembangan robotika di Indonesia dari tingkat SD sampai Universitas. Banyak kepala sekolah dan rektor universitas menyayangkan sedikitnya dukungan yang diberikan untuk anak bangsa dalam bidang robotika. Padahal potensi anak Indonesia berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia dalam hal “science”. Adapun beberapa pihak yang juga mendukung terwujudnya World Robitic Explorer seperti Axioo computer yang mendukung seluruh kebutuhan komputer di dalam World Robotic Explorer serta event-event tingkat nasional maupun internasional. Agung Podomoro Group, pengembang Thamrin City dengan lahan yang cukup luas dan fasilitas yang lengkap. Terletak di pusat kota Jakarta dan juga telah menjadi pusat Batik Indonesia, memiliki fokus atau visi yang sama dengan World Robotic Explorer, yaitu “Untukmu Indonesiaku.” Dan juga didukung penuh oleh tersedianya Tim Robotic Explorer yang solid dan setia serta berkomitmen untuk mewujudkan keberhasilan bersama.
63 3.2.1
Visi dan Misi perusahaan Adapun visi dari perusahaan adalah untuk menggali potensi dan membimbing anak-anak Indonesia untuk mencintai dan mempelajari ilmu robotika yang telah menjadi mata pelajaran inti hampir di seluruh dunia, serta membawa Indonesia ke kancah kompetisi multi internasional. Visi ini dibentuk juga untuk menunjang tujuan dibangunya World Robotic Explorer yaitu menjadi sebuah tempat yang menyenangkan untuk semua kalangan sekaligus menjadi pusat pameran, pembelajaran, penelitian, dan pengembangan pembuatan robot dengan harapan agar Indonesia dapat memasuki era robotika seperti negara-negara maju lainnya, seiring dengan kemajuan teknologi di dunia saat ini. Dapat membantu meningkatkan pengetahuan tentang robotika kepada anak-anak bangsa yang dimulai dari sejak dini. Membantu mendorong anak-anak bangsa, menjadi lebih kreatif dalam bidang teknologi robotika. Menyiapkan tenaga ahli yang terampil dalam teknologi robotika. Membimbing dan mengajak anak-anak Indonesia untuk mencintai dan mempelajari ilmu di bidang teknologi robot. Misi
perusahaan
memberikan
kontribusi
kongkrit
bagi
pengembangan sumber daya manusia di Indonesia mulai dari anak-anak hingga dewasa dengan menerapkan minat dan meningkatkan kreatifitas, pengetahuan dan teknologi ilmu robot dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia. Kami melihat, potensi anak bangsa Indonesia untuk berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa di dunia dalam hal “science”. Semua fasilitas ini dibangun untuk meningkatkan pemahaman dan kecintaan
64 masyarakat Indonesia terhadap robot serta memberikan hiburan, pendidikan, kesempatan bagi setiap orang yang berminat dapat menyalurkan bakat, kegemaran serta menghasilkan suatu karya kreasi robot yang pada akhirnya dapat membantu kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Gambar 3.1 Logo World Robotic Explorer Makna bendera Indonesia yang melengkapi Logo dari WRE yaitu: •
Bendera merah putih yang artinya World Robotic Explorer di dirikan untuk Indonesia, sesuai dengan tagline serta salah satu visinya yaitu “Untukmu Indonesiaku”.
•
Gambar lempengan mesin yang terdapat pada kata “World” memiliki arti yang dimana robot identik dengan sebuah mesin yang terbuat dari lempengan-lempengan besi yang juga bersifat kuat, seperti tim yang terdapat di World Robotic Explorer yang diharapkan untuk tetap kuat dan kokoh dalam pekerjaan yang mengedepankan keeratan atau kekuatan dari team work itu sendiri.
•
Warna biru pada pita Robotic Explorer adlah sebuah warna yang di pilih menjadi simbol keselarasan di antara unsur-unsur yang terdapat pada perusahaan dan juga terhadap konsumen.
65 •
Kata “Thamrin city” yang juga tertera pada logo itu adalah karena World Robotic berada di Thamrin city yang juga memiliki visi yang sama berdiri untuk bangsa Indonesia dengan program pemberdayaan batik terbanyak.
3.2.2 Program Perusahaan Robotic Explorer memiliki program pembelajaran dari tingkat TK sampai SLTA yang meliputi 3 bidang : 1. Mekanik. 2. Elektronik. 3. Computing. Manfaat yang didapat , adalah : 1. Menumbuhkan antusias di bidang teknologi dan awal pembuatan robot. 2. Menampung kreatifitas anak sehingga tidak hanya melihat atau membeli robot, tetapi mereka dapat merancang dan membuat robot sendiri. 3. Mengembangkan keterampilan koordinasi lanjut. 4. Mendorong keakraban dengan prinsip-prinsip teknis “by doing.” Basic Programs 1. Remote Robot Dalam program ini, murid akan diajarkan untuk mengoperasikan kendaraan menggunakan pengendali jarak jauh dan akan ditantang untuk menggali bagaimana menggunakan pengendali jarak jauh untuk
66 menggerakkan kendaraan tersebut. Murid diharapkan dapat membuat kendaraan yang dapat bergerak ke segala arah. 2. Robot Computing Dalam program ini murid akan belajar mengenai berpikir logis dan memprogram menggunakan Robo-Pro Software, termasuk algoritma, flow chart, Graphic User Interface (GUI). Sambil memulai mempelajari dasar kelistrikan, murid ditantang untuk membangun dan memodifikasi mesin menjadi mesin yang terprogram termasuk di dalamnya mesin bertenaga baterai, angin, air dan matahari. 3. Mobile Robot Dalam program ini, murid akan diajarkan menggali konsep logika dibalik robot bergerak, robot dinamis yang dapat bergerak kemana saja. Mereka ditantang untuk menguasai logical thinking dan artificial intelligence untuk dimasukkan ke dalam robot bergerak sehingga mereka dapat merespon dengan keadaan sekitarnya. Basic Electric. Dalam program ini, murid akan belajar mengenai komponen elektrik, termasuk power supply dan bagaimana merakit alat elektronik. Murid akan belajar tentang komponen elektronik sampai papan sirkuit, serta dasar mikrokontroller. Basic microcontroller. Dalam program ini, murid akan belajar mengenai bagaimana cara berpikir robot dan bagaimana menulis program oleh manusia yang dapat dimengerti robot. Program ini membuka pintu untuk mendalami robotik sesungguhnya dalam berbagai macam program.
67 Suasana
belajar
berkonsep
open
space
yang
sangat
menyenangkan. Guru dan murid-murid dapat berinteraksi secara langsung. Karena memang program Robotic Explorer dibuat mudah untuk di serap. Untuk di World Robotic Eksprlorer sendiri, yang dimana dasarnya adalah wahana permainan maka banyak hal yang dapat dilakukan di tempat ini. Adapun ruangan-ruang yang terdapat pada World Robotic Explorer yaitu: 1.
Workshop Room.
2.
Creativity Room.
3.
Laboratory.
4.
Trial Room: Maket Soccer, Maket Fire Fighting, Maket Micromouse, Maket Line Follower, Maket Sumo Bot.
5.
Gallery.
6.
E-Learning Center (Terdiri dari E-Library dan E-Learning).
7.
Robot Shop.
8.
Movie Room.
9.
Cafetaria.
10. Office (Terdiri dari: Server Room,Office Room, Locker, Meeting Room, CCTV & Security Room).
World Robotic Explorer (WRE) hadir sebagai suatu tempat penelitian, pengembangan, pembelajaran, dan pameran robot pertama di
68 Indonesia. Dengan area seluas 2400 m2 bertempat di Mall Thamrin City, diharapkan WRE dapat menjadi sebuah Robot Center Indonesia. World Robotic Explorer (WRE) memiliki Galeri Robot, disini pengunjung dapat melihat beragam jenis robot dunia dan robot indonesia. Robot-robot ini banyak di impor dari negara-negara maju seperti Korea, Jepang, Perancis, Taiwan. Sehingga pengunjung dapat melihat langsung bentuk robot ini, melihat robot-robot beratraksi, dan bahkan berinteraksi langsung dengan robot. Jika kita melihat sekitar, handphone bukan lagi menjadi barang mewah, gadget-gadget lainnya yang sudah bertebaran dimana-dimana, digunakan dari kalangan bisnis, orang tua bahkan sampai anak-anak, kita menyadari bahwa teknologi tidak bisa terlepas dari hidup kita. World Robotic Explorer (WRE) memberikan perkenalan robotika mulai dari anak-anak, sebuah area Creativity Room dibangun, di area ini anak-anak yang berusia 3-12 tahun dapat merakit robotnya sendiri. Materi dan peralatan yang diberikan disesuaikan dengan usia anak. World
Robotic
Explorer
(WRE)
juga
memiliki
ruangan
Workshop. Beragam materi diberikan seputar dunia robot, pelajar dan mahasiswa dapat menambah dan mengembangkan pengetahuannya dengan bimbingan instruktur-instruktur berpengalaman di bidang robotika. World Robotic Explorer (WRE) juga memiliki perpustakaan yang memiliki literatur teknologi baik berupa buku ataupun data digital yang dapat diakses melalui PC yang disediakan lengkap dengan akses internet super cepat.
69 Untuk tingkat yang lebih expert, World Robotic Explorer (WRE) menyediakan 2 buah Lab, Lab. Production dan Lab. Design lengkap dengan semua peralatan yang dibutuhkan. Sesuai dengan salah satu tujuan didirikannya World Robotic Explorer (WRE) ini diharapkan melalui laboratorium ini dapat lahir teknologi-teknologi baru. Sebuah area cukup luas dibangun untuk melengkapi kebutuhan para pelajar, peneliti, dan pengembang robotika. Area ini diberi nama Trial Room, di area ini disediakan arenaarena robot dengan standar Internasional, mulai dari Lapangan Robo Soccer, Arena Line Follower, Arena Fire Fighting, dan arena lainnya. Sesuai dengan namanya area ini digunakan untuk dilakukan pengujian robot-robot yang telah dibuat. Selain itu WRE juga menyediakan tempat istrirahat yaitu Cafetaria, yang dilengkapi dengan fasilitas Hot Spot akses super cepat. Movie Room dibangun menyediakan tontonan animasi robot karya anak bangsa dan materi pendidikan lainnya yang dikemas dengan sangat menarik. Pengunjung yang masuk ke area WRE ini wajib menggunakan akses RF-ID. Dengan akses ini, operator WRE dapat memantau posisi pengunjung sehingga orang tua tidak perlu panik mencari anak-anaknya. World Robotic Explorer (WRE) bekerja sama dengan beberapa perusahaan lokal seperti Axioo untuk melengkapi semua kebutuhan Desktop dan Laptop. Team Robotic Explorer juga aktif melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah, melakukan seminar dan workshop. World Robotic Explorer (WRE) juga dapat menjadi tempat Study Tour, akan disediakan
70 fasilitas beberapa unit bus untuk antar jemput. Robot yang digunakan dalam pembelajaran sudah diteliti sebelumnya, dan materi belajarpun sudah disusun sedemikian rupa, sehingga semua kalangan bahkan dari orang awampun dapat mengikutinya. Buang pikiran jauh-jauh jika berkutat dengan robot itu sulit, program yang penuh dengan tulisantulisan kode panjang yang bikin pusing. Contohnya Bioloid buatan Robotis Korea, untuk memprogram gerakan robot dapat dilakukan secara langsung dari robotnya. Atur pose robot dan rekam dengan program yang sudah disediakan, maka robot dapat bergerak, menari, sesuai keinginan kita. Robot bukan suatu proyek murah, karena itu World Robotic Explorer (WRE) hadir untuk memfasilitasinya.
3.3
Metode Penelitian Dari asal kata, metodologi dibentuk dari kata methods (cara, teknik atau prosedur) dan logos (ilmu). Jadi, metodologi adalah ilmu yang mempelajari prosedur atau teknik-teknik tertentu. Metodologi riset merupakan suatu pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode riset. Sedangkan menurut Suriasumantri (2001:119) metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematik. Cara menganalisis data yang akan digunakan peneliti adalah jenis deskriptif. Jenis riset ini bertujuan membuat deskripsi sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Riset ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.
71 Berdasarkan karakteristik yang dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1982), maka karakteristik penelitian kualitatif adalah 1.
Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci
2.
Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka
3.
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome
4.
Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif
5.
Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna (data dibalik yang teramati) Penelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang
dilakukan secara teliti, dan kritis dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha mendapatkan dan menemukan makna dalam sebuah penelitian dengan menggunakan sebuah perspektif transcendent, yang didukung dengan data berupa kata-kata, tulisan, atau dokumen gambar, observasi, dan lainlain. metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannyaadalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil
72 penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2009: 1) Dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan instrumennya orang atau human instrument. Kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Metode pengumpulan data adalah tekhnik atau cara-cara yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data (Rachmat, 2008:93). Menurut Wimmer (2000:110) dalam riset kualitatif dikenal metode pengumpulan data: Observasi, focus group discussion, wawancara mendalam (in depth interviews), dan studi kasus (Rachmat, 2008:93). Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, kalimat-kalimat, narasi-narasi. Dalam penelitian ini adapun data kualitatif yang dipakai berdasarkan sumbernya, yaitu: 1. Data Teks. Data kualitatif yang berasal dari teks-teks tertentu yang sengaja dipilih, di mana pemilihan, penyusunannya dan penyampaiannya tidak bebas dari maksud tertentu, karena itu akan memunculkan makna tertentu. Misalnya, teks iklan, teks wacana, dan teks dari booklet, brochure, leaflet. 2. Data Primer. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan atau subjek riset, dari hasil wawancara dan observasi. Dalam analisis isi, data primernya adalah isi komunikasi yang diteliti, karena itu sumber datanya berupa dokumentasi. Sehubungan dengan judul penelitian,
73 maka dokumentasinya berasal dari klipingan koran dan majalah yang mana menyangkut berita perusahaan serta melakukan wawancara (depth interviews). 3. Data Sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder ini bersifat melengkapi data primer (Rachmat, 2008:42). Menurut Guba dan Lincoln (1981:228) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Penelitian ini mengumpulkan informasi melalui dokumentasi foto-foto, catatan harian, surat pribadi, dokumen pribadi, buku-buku dari perpustakaan, situs-situs yang sumbernya berhubungan dengan dasar bahasan penelitian ini. Data-data tersebut menjadi alasan bagi peneliti untuk dapat memudahkan dalam menafsirkan fakta dilapangan.
3.3.1 Teknik Wawancara Wawancara, menurut Lexy J Moleong (1991:135) dijelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud-maksud tertentu. Pada metode ini peneliti dan responden berhadapan langsung (face to face) untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan permasalahan penelitian. Selain itu yang dimaksud dengan pewawancara adalah orang yang menggunakan metode wawancara sekaligus dia bertindak sebagai pemimpin dalam proses wawancara tersebut. Dia pula berhak
74 menentukan materi yang akan diwawancarai serta kapan dimulai dan diakhiri. Akan tetapi kadang kala responden pun menentukan perannya dalam hal kesepakatan mengenai kapan waktu wawancara dilaksanakan. Sedangkan responden adalah orang yang diwawancarai, diminta informasi oleh pewawancara, ia diperkirakan menguasai data, informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian. Metode wawancara mendalam adalah metode riset dimana peneliti melakukan kegiatan wawancara tatap muka secara mendalam dan terusmenerus (lebih dari satu kali) untuk menggali informasi dari responden. Karena itu responden disebut juga informan. Karena wawancara dilakukan lebih dari sekali, maka disebut juga “intensive-interview”. Biasanya metode ini menggunakan sampel yang terbatas, jika peneliti merasa data sudah cukup maka tidak perlu mencari sampel (responden) yang lain. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan alasan detail dari jawaban responden yan diteliti sehingga mereka dapat memberikan informasi sesuai kebutuhan peneliti. Dan mendapatkan opini, motivasi, nila-nilai ataupun pengalaman-pengalamannya. Dalam pelaksanaannya, metode wawancara mendalam ini, membutuhkan waktu yang cukup lama agar diperoleh hasil wawancara yang mendalam. Bahkan tidak jarang digabung dengan metode observasi partisipan. Wawancara mendalam dan observasi ini merupakan wujud pendekatan konstruktivis, yaitu menganggap bahwa realitas adalah ada dalam pikiran subjek yang di teliti.
75 Selama proses penelitian (Moleong, Miles, etal, dalam mantra. 2004) Informan penelitian terdiri dari tiga kelompok: 1.
Informan kunci.
2.
Informan ahli, yaitu para ahli yang sangat memahami dan dapat memberikan penjelasan berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi dengan wilayah tempat tinggal.
3.
Informan insidental (man on the street), yaitu siapa saja yang ditemukan di wilayah penelitianyang di duga dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti. Sesuai dengan jenisnya, peneliti memakai jenis wawancara seperti
yang dikatakan oleh Faisol (1990:63) yaitu: 1.
Wawancara berstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan telah disusun sebelumnya.
2.
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lebih luas dan leluasa tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya pertanyaan muncul secara spontan sesuai dengan perkembangan situasi adan kondisi ketika melakukan wawancara. Dengan tehnik ini diharapkan terjadi komunikasi langsung, luwes dan fleksibel serta terbuka, sehingga informasi yang didapat lebih banyak dan luas.
3.
Wawancara secara terang-terangan, tehnik ini dipergunakan untuk memperoleh informasi secara leluasa dengan baik dan benar dari
76 lawan bicara, karena berawal dari keterbukaan dan keterusterangan bahwa peneliti menginginkan beberapa informasi dari responden. 4.
Wawancara dengan menempatkan informan sebagai jawatan, karena data dan informasi yang diperoleh sangat mempengaruhi kualitas hasil penelitian, maka informan atau responden sebagai penentu, untuk itulah peneliti juga menempatkan informan atau responden sebagai co-researcher (pasangan atau sejawat) peneliti. Pada kesempatan ini, peneliti berterus terang mengungkapkan maksud dan tujuan penelitian, juga beberapa harapan yang diinginkan dari informan. Wawanncara digunakan karena meurut peneliti lebih interaktif
dengan subjek penelitian. Karena hal tersebut interaktif , peneliti lebih dapat mendalami subjek penelitian sehingga pertanyaan dapat lebih berkembang. Agar pertanyaan lebih berkembang dan mendalam serta dapat penemuan hal-hal baru lebih kompleks yang sebelumnya belum dipikirkan oleh peneliti maka teknik wawancara akan peneliti pilih yang sesuai dengan kebutuhan peneliti.
Teknik wawancara yang peneliti
gunakan adalah wawancara semi terstruktur, dimana wawancara bebas tetapi tepat fokus pada poin poin penting dari masalah yang ingin digali dari respondennya. Teknik ini dipilih agar poin poin yang ditanyakan dan informasinya dpat berkembang tetapi tetap pada jalurnya. Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
77 a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan. b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu. c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat teknik lain sudah tidak dapat dilakukan.
3.3.2 Observasi Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memehami proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan data tambahan terhadap hasil wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang
78 diamati tersebut. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena: a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif. c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari. d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara. e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti. Dari rangkaian penjelasan hasil dari observasi memungkinkan bahwa data yang di peroleh merupakan data nyata yang bermakna sehingga dapat membantu peneliti menemukan titik permasalahan yang ada.
79 3.3.3 Narasumber Peneliti menentukan narasumber untuk menunjang data-data penelitian agar dapat terurai lebih mendalam. Peneliti memilih narasumber utama berdasarkan kedudukan mereka yang secara langsung telah mewakili perusahaan World Robotic Explorer, yaitu: 1. Direktur (1 orang) 2. Head Public Relations (1 orang). 3. Head Event Management (1 orang). 4. Pengisi acara (Pembicara) (1 orang). 5. Peserta (1 orang)
3.3.4
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di World Robotic Explorer, Thamrin City Lantai 2, Jl. Thamrin Blvd (d/h Kebon Kacang Raya) Jakarta-Barat. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 01 desember 2011 hingga 28 desember 2011. Penelitian ini diawali oleh peneliti pada bagian Divisi Komunikasi World Robotic Explorer. Penelitian ini didasarkan hasil observasi atau riset yang dilakukan untuk mendalami strategi atau kegiatan-kegiatan PR dalam menciptakan citra perusahaan dengan menggunakan Special Event.
3.3.5
Teknik Analisis Data Marshall dan Rossman mengajukan teknik analisa data kualitatif untuk proses analisis data dalam penelitian ini. Dalam menganalisa
80 penelitian kualitatif
terdapat beberapa tahapan-tahapan yang perlu
dilakukan (Marshall dan Rossman dalam Kabalmay, 2002), diantaranya : 1. Mengorganisasikan Data Peneliti mendapatkan data langsung dari subjek melalui wawancara mendalam (indepth interviewer), dimana data tersebut direkam dengan tape recorder dibantu alat tulis lainya. Kemudian dibuatkan transkipnya dengan mengubah hasil wawancara dari bentuk rekaman menjadi bentuk tertulis secara verbatim. Data yang telah didapat dibaca berulang-ulang agar penulis mengerti benar data atau hasil yang telah di dapatkan. 2. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan pola jawaban. Pada tahap ini dibutuhkan pengertiaan yang mendalam terhadap data, perhatiaan yang penuh dan keterbukaan terhadap hal-hal yang muncul di luar apa yang ingin digali. Berdasarkan kerangka teori dan pedoman wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman dalam mekukan coding. Dengan pedoman ini, peneliti kemudian kembali membaca transkip wawancara dan melakukan coding, melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok pembicaraan. Data yang relevan diberi kode dan penjelasan singkat, kemudian dikelompokan atau dikategorikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat. Pada penelitian ini, analisis dilakukan terhadap sebuah kasus yang diteliti. Peneliti menganalisis hasil
wawancara
berdasarkan
pemahaman
terhadap
hal-hal
diungkapkan oleh responden. Data yang telah dikelompokan tersebut
81 oleh peneliti dicoba untuk dipahami secara utuh dan ditemukan tematema penting serta kata kuncinya. Sehingga peneliti dapat menangkap penagalaman, permasalahan, dan dinamika yang terjadi pada subjek. 3. Menguji Asumsi atau Permasalahan yang ada terhadap Data. Setelah kategori pola data tergambar dengan jelas, peneliti menguji data tersebut terhadap asumsi yang dikembangkan dalam penelitian ini. Pada tahap ini kategori yang telah didapat melalui analisis ditinjau kembali berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan dalam bab II, sehingga dapat dicocokan apakah ada kesamaan antara landasan teoritis dengan hasil yang dicapai. Walaupun penelitian ini tidak memiliki hipotesis tertentu, namun dari landasan teori dapat dibuat asumsi-asumsi mengenai hubungan antara konsep-konsep dan faktorfaktor yang ada. 4. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data. Setelah kaitan antara kategori dan pola data dengan asumsi terwujud, peneliti masuk ke dalam tahap penejelasan. Dan berdasarkan kesimpulan yang telah didapat dari kaitannya tersebut, penulis merasa perlu mencari suatau alternatif penjelasan lain tetnag kesimpulan yang telah didapat. Sebab dalam penelitian kualitatif memang selalu ada alternatif penjelasan yang lain. Dari hasil analisis, ada kemungkinan terdapat hal-hal yang menyimpang dari asumsi atau tidak terpikir sebelumnya. Pada tahap ini akan dijelaskan dengan alternatif lain melalui referensi atau teori-teori lain. Alternatif ini akan sangat berguna pada bagian pembahasan, kesimpulan dan saran.
82 5. Menulis Hasil Penelitian. Penulisan data subjek yang telah berhasil dikumpulkan merupakan suatu hal yang membantu penulis unntuk memeriksa kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini, penulisan yang dipakai adalah presentase data yang didapat yaitu, penulisan datadata hasil penelitian berdasarkan wawancara mendalam dan observasi dengan subjek dan significant other. Proses dimulai dari data-data yang diperoleh dari subjek dan dibaca berulang kali sehinggga penulis mengerti benar permasalahanya, kemudian dianalisis, sehingga didapat gambaran mengenai penghayatan pengalaman dari subjek. Selanjutnya dilakukan interprestasi secara keseluruhan, dimana di dalamnya mencangkup keseluruhan kesimpulan dari hasil penelitian. Riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal yang khusus (fakta empiris) menuju hal-hal yang umum (Rachmat, 2008:195). Analisis data kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya
menjadi
satuan
yang
dapat
dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceriterakan kepada orang lain. Pengelolaan data dalam penelitian ini, akan diolah dengan teknik literature review dengan langkah-langkah sebagai berikut:
83 1. Skimming : tahap pertama yakni proses membaca cepat sambil mencari poin dan menangkap intisari bacaan sumber atau tulisan-tulisan ilmiah terkait. 2. Scanning: tahap kedua yakni mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca dengan cara membaca ulang paragraph statement. Ini adalah tahapan proses untuk lebih tahu dengan cara membaca lebih rinci intiinti atau kalimat terpenting dari setiap paragraph yang biasanya muncul di bagian awal dari suatu paragraph. 3. Referencing: tahapan ketiga untuk menemukan hubungan antar paragraf atau antar bab hasil scanning dari publikasi-publikasi tersebut. Dengan cara meninjau adakah persamaan atau perbedaan antara berbagai pengarang dan penelitian mereka. 4. Inferencing: tahap menarik kesimpulan sebagai bentuk pendapat dari kita dengan cara menggabungkan semua inti hubungan menjadi satu cerita ilmiah (kerangka) yang lengkap mengenai suatu permasalahan. 3.4
Masalah Penelitian Masalah penelitian yang ada, telah di utarakan pada bagian kerangka pikir sebelumnya yaitu dimana strategi public relations melalui event dapat mempengaruhi khalayak sehingga tercipta citra (image) World Robotic Explorer. Penelitian ini merupakan penelitian ilmiah maka penelitian ini menggunakan teori dasar special event.
84 Kegiatan public relations ini tidak lepas dari perencanaan kegiatan, penysusnan budget, analisa dari situasi dan kondisi, implementasi kegiatannya, dan yang terakhir adalah output dan outcome. Setiap kegiatan bermula dari perencanaan. Perencanaan tersebut adalah perencanaan kegiatan yang dilakukan untuk menjalin hubungan dengan berbagai pihak. Dari hal tersebut maka di perlukannya special event agar apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat terealisasikan. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tentu tidak lepas dari diperlukannya uang untuk mengimplementasikan kegiatan tersebut. Untuk itu perlu direncanakan dan diatur budgeting dari kegiatan. Analisa dialakukan untuk megetahui kondisi saat ini, dimana image World Robotic Explorer saat ini, apa yang ingin dibentuk dan analisi kondisi dari ekonomi dan sosial. Implementasi adalah pelaksanaan kegiatan. Output adalah hasil dari kegiatan yang dilaksanakan sedangkan outcome adalah dampak dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Masing-masing kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan adalah wujud dalam mencapai setiap tujuan baik visi maupun misi yang ada pada World Robotic Explorer. Banyak hal yang dilakukan dalam pencapaian tujuan tersebut diantaranya perusahan juga menggunakan strategi public relations yaitu dengan adanya special event. Pada masing-masing event yang diselenggarakan perlu adanya elemen yang mendasari event tersebut yaitu, Who, Why, When, Where, What dan How. Dimana elemen inilah yang mampu mebantu dalam perencanaan, implementasi hingga evaluasi dari event itu sendiri. Harapannya adalah dengan adanya efek tersebut melalui strategi public relations World Robotic Explorer dapat mempengaruhi citra (image) World
85 Robotic Explorer. Citra (image) tersebut dapat tercermin dari presepsi yaitu gambaran dan kesan mengenai World Robotic Explorer. Setelah mendapat gambaran akan memberikan pengetahuan/kognitif sehingga menimbulkan motivasi dan tahap terakhirnya akan membentuk sikap terhadap World Robotic Explorer. Jika tidak berhasil maka mudah-mudahan penjelasan pada bab berikut dapat memberikan solusi agar strategi public relations World Robotic Explorer dengan penggunaan special event mampu mempengaruhi citra (image) World Robotic Explorer.
3.5
Alternatif Pemecahan Masalah Menurut peneliti strategi public relations World Robotic Explorer sudah berhasil, World Robotic Explorer telah mampu memperkenalkan rumah robot bahkan robotika kepada pecinta robot bahkan khalayak umum. Selain itu sebagai rumah robot pertama di Asia World Robotic Explorer mempunyai nilai berita yang tinggi baik di dalam negeri maupun secara internasional. Karena itu menurut saya strategi public relations telah berhasil menjalankan special event tersebut dilihat dari banyaknya tanggapan dan pemberitaan yang positif sehingga berdampak pada pencitraan perusahaan di kalangan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan masyarakat Jakarta.