BAB 3 METODA DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung kepada pimpinan Bank yang dijadikan sebagai narasumber (responden). Jenis Bank yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kantor cabang masing-masing Bank yang terdapat di Jakarta dan terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Namun, ada beberapa staf Bank yang di disposisikan oleh Bank tersebut. Staf tersebut adalah mereka yang bertanggungjawab secara wewenang dan tanggung jawab untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah studi lapangan yaitu berusaha untuk memperoleh data primer langsung dari narasumber baik pimpinan maupun pegawai yang di disposisikan.
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Fatchan (2004) dalam Wisudantari (2009: 35), menyatakan bahwa penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan, lebih lanjut dijelaskan dalam penelitian deskriptif kualitatif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha untuk mendeskripsikan sesuatu, misalkan suatu keadaaan, hubungan sebab akibat, akibat atau efek, serta keadaaan atau proses yang sedang berlangsung.
46
Menurut Tatang (2009), penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian nonhipotesis. Penelitian non-hipotesis adalah penelitian yang tidak bermula dengan adanya hipotesis untuk menjawab permasalahan selayaknya penelitian kuantitatif yang bersifat normative. Pada akhir penelitian ini, diharapkan penulis mampu memberikan penjelasan secara terperinci tentang suatu fenomena.
3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Dalam penelitian kualitatif seperti disebutkan diatas adalah penelitian yang memiliki hubungan sebab akibat. Dimana yang berkedudukan sebagai penyebab dalam penelitian adalah tindak pidana Pencucian Uang, sedangkan yang berkedudukan sebagai akibat adalah mekanisme perbankan di Indonesia. Hal ini sesuai dengan topik penelitian yang diangkat oleh penulis yaitu “Analisis Pengaruh Tindak Pidana Pencucian Uang Terhadap Mekanisme Perbankan di Indonesia”. Tujuan penelitian ini adalah melihat apakah terdapat pengaruh tindak pidana Pencucian Uang tersebut terhadap mekanisme perbankan di Indonesia.
3.2.1 Tindak Pidana Pencucian Uang Tindak pidana Pencucian Uang yang dimaksud pada penelitian ini adalah Pencucian Uang yang terjadi pada sektor perbankan Tahun 2011. Pencucian Uang tersebut dimuat dalam LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah) PPATK yang diperoleh melalui situs resmi PPATK yaitu www.ppatk.go.id. LAKIP tersebut memuat hasil kinerja pertanggungjawaban PPATK pada Tahun 2011, salah satunya memuat tindak pidana Pencucian Uang yang ditangani oleh PPATK di masingmasing sektornya. Kasus tindak pidana Pencucian Uang yang terjadi pada Tahun 2011 yang dimuat dalam LAKIP PPATK dapat dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.
47
Tabel 3.1 Tindak Pidana Asal Hasil PPATK No. Tindak Pidana Asal 1. Korupsi 2. Penyuapan 3. Narkotika 4. Di bidang perbankan 5. Di bidang pasar modal 6. Di bidang perasuransian 7. Kepabeanan 8. Terorisme 9. Pencurian 10. Penggelapan 11. Penipuan 12. Pemalsuan uang 13. Perjudian 14. Prostitusi 15. Di bidang perpajakan 16. Di bidang kehutanan 17. Pidana lain dengan ancaman diatas 4 tahun 18. Tidak teridentifikasi Sumber: www.ppatk.go.id
Jumlah Hasil Analisis 817 70 67 52 1 1 9 28 5 56 447 5 22 4 19 9 6 255
Dari tabel di atas dapat dilihat ada 52 kasus tindak pidana asal Pencucian Uang yang dilaporkan PPATK dalam LAKIP dan sudah disampaikan ke aparat penegak hukum (penyidik). Sehingga dari banyaknya kasus tersebut penulis tertarik untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap mekanisme perbankan yang ada di Indonesia.
3.2.2 Mekanisme Perbankan di Indonesia Mekanisme Bank adalah suatu tata cara atau pola prosedur yang diterapkan oleh masing-masing Bank pada setiap kegiatan operasional Bank itu sendiri. Mekanisme Bank juga dapat katakan sebagai suatu perangkat yang berisikan peraturan yang harus dipenuhi oleh semua pegawai dalam setiap kegiatan maupun transaksi Bank yang bertujuan untuk meyakinkan bahwa kegiatan atau transaksi tersebut tidak melanggar aturan yang sudah ditetapkan baik peraturan yang bersifat internal (dari Bank itu sendiri), maupun yang bersifat eksternal yang berasal dari pemerintah seperti Peraturan Bank Indonesia. Mekanisme terkait kegiatan 48
operasional Bank semakin diperbaharui mengingat banyaknya kasus tindak pidana Pencucian Uang yang terjadi pada sektor perbankan. Longgarnya peraturan yang diterapkan seperti pada saat penerimaan calon nasabah membuat beberapa pihak yang menggunakan kemudahan tersebut untuk kegiatan atau transaksi melanggar hukum. Dengan banyaknya kegiatan atau transaksi tersebut, hal ini mengharuskan adanya suatu mekanisme Bank yang memadai guna mengendalikan nasabah untuk meminimalisir adanya transaksi keuangan yang mencurigakan oleh nasabah terlebih yang terindikasi tindak pidana Pencucian Uang.
3.3
Desain Penelitian
3.3.1 Skenario Penelitian 3.3.1.1 Menyusun Rancangan Penelitian 3.3.1.1.1 Latar Belakang Masalah dan Alasan Pelaksanaan Penelitian Seperti disebutkan dalam latar belakang penelitian, tindak pidana seiring perkembangannya semakin beragam dan mengkhawatirkan. Faktor utama penyebab terjadinya Tindak pidana disebabkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi dan faktor lainnya yang menuntut seseorang atau badan usaha untuk menaikkan pendapatannya baik secara legal maupun ilegal guna memenuhi kebutuhan tersebut. Disamping itu, kemajuan teknologi tidak jarang berdampak negatif
karena disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu
untuk mempermudah
melakukan tindak kejahatan seperti pembobolan rekening Bank. Dengan kemajuan teknologi, menjadi salah satu faktor penyebab semakin banyaknya modus atau cara yang dapat mempermudah pelaku tindak pidana dalam menjalankan aksinya. Transaksi atau kegiatan tindak pidana pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan pribadi yang tidak jarang merugikan pihak-pihak tertentu terlebih
49
negara. Para pelaku biasanya akan menutupi jejak tindak pidana yang dilakukan agar tindak pidana tersebut tidak dapat diproses sesuai hukum dan perundangan yang berlaku di suatu negara karena tidak memiliki bukti cukup yang memadai. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menginvestigasi tindak pidana tersebut adalah dengan menerapkan prinsip Follow The Money yang diterapkan pada perbankan dengan melihat aliran kas masuk maupun keluar akun rekening nasabah yang dianggap mencurigakan. Prinsip Follow The Money semakin didukung dengan di dirikannya PPATK yang
bertanggungjawab
untuk
menindaklanjuti
transaksi
yang
dianggap
mencurigakan dan memerlukan pemeriksaan. Banyaknya tindak pidana yang sebagian besar melibatkan sektor perbankan, tentu hal ini menuntut suatu mekanisme yang berkaitan dengan kegiatan operasional Bank, seperti pada saat penerimaan calon nasabah. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat kartu identitas diri yang bersangkutan serta mengawasi setiap perkembangannya melalui catatan transaksi yang dilakukan. Tujuannya untuk melihat apakah ada transaksi yang dianggap tidak wajar sehingga dapat di tindaklanjuti dengan segera. Untuk menghilangkan jejak tindak pidana yang dilakukannya, para pelaku biasanya memutar-mutarkan atau memasukkan dana yang diperoleh dari tindak pidana dari satu akun rekening ke rekening Bank lain, atau dengan membeli instrumen keuangan legal agar para penegak hukum maupun penyidik sulit untuk melakukan investigasi karena kurangnya bukti yang memadai. Hal inilah yang sering disebut dengan Pencucian Uang atau Money Laundering yang kerap terjadi pada sektor perbankan. Dengan melihat latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan masalah tersebut sebagai topik penelitian yaitu melihat pengaruh tindak pidana Pencucian Uang terhadap mekanisme perbankan di Indonesia.
50
3.3.1.1.2 Kepustakaan Pada penelitian ini, penulis mengkaji beberapa literatur baik yang ada di perpustakaan maupun dari sumber media lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian yang diangkat yaitu “Analisis Pengaruh Tindak Pidana Pencucian Uang Terhadap Mekanisme Perbankan di Indonesia. Untuk mempermudah dalam melakukan pencarian dan penyusunan bahasan, peneliti melakukan klasifikasi sumber data yang berkaitan dengan topik penelitian. Klasifikasi sumber data tersebut terdiri dari beberapa sub-bab. Pertama, sumber-sumber yang berkaitan dengan teori tindak pidana Pencucian Uang, transaksi keuangan mencurigakan, penyedia jasa keuangan, PMPJ (Penerapan Prinsip Mengenal Pengguna Jasa), dan teori mengenai perbankan. Kedua, sumber-sumber yang berkaitan dengan kasus tindak pidana Pencucian Uang yang ditangani oleh PPATK pada sektor perbankan pada Tahun 2011. Ketiga, sumber-sumber yang berkaitan dengan mekanisme perbankan yang diperoleh dengan melakukan wawancara dan menyebarkan kuisioner kepada Bank yang berisi pertanyaan yang disediakan oleh penulis.
3.3.1.1.3 Mengurus Surat Perijinan Dalam penelitian ini, penulis mengurus surat perijinan yang diperoleh dari Universitas Bina Nusantara sebagai perujukan universitas bahwa benar penulis serius melakukan kunjungan penelitian ke PPATK yang berlokasi di Jakarta. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan PPATK akan keseriusan penulis untuk melakukan penelitian. Surat penelitian tersebut sudah dikirimkan ke PPATK, dan penulis sudah diterima dengan baik untuk melakukan kunjungan penelitian lebih lanjut. PPATK nantinya diharapkan membantu penulis dalam memberikan informasi yang berkaitan
51
dengan topik yang diangkat. Disamping itu, penulis juga mengurus surat perujukan dari Universitas Bina Nusantara yang disertai dengan surat persetujuan Dosen Pembimbing bahwa benar penulis serius untuk melakukan penelitian yang ditujukan ke Bank yang dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini.
3.3.1.1.4 Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan Keadaan lapangan dari penelitian awal yang sudah dilakukan sangat mendukung penulis untuk melakukan kunjungan penelitian selanjutnya. Hal ini dikarenakan keterbukaan PPATK dalam menerima penulis untuk melakukan penelitian. Dalam hal ini, PPATK juga menyediakan fasilitas yang membantu penyelesaian penelitian ini yaitu dengan memperbolehkan penulis untuk melakukan kunjungan sesuai dengan waktu yang di inginkan seperti kunjungan kepustakaan.
3.3.1.1.5 Memilih dan Memanfaatkan Responden Dalam penelitian ini akan dilakukan wawancara dan penyebaran kuisioner yang berisi pertanyaan terkait dengan topik penelitian. Dalam hal ini, kuisioner dan wawancara
akan
ditujukan
pada
pegawai
Bank
yang
berwenang
dan
bertanggungjawab dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan topik penelitian yaitu unsur pimpinan dimasing-masing Bank. Dalam penelitian ini penulis juga akan melakukan wawancara dengan PPATK. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi dan penjelasan terkait dengan penarikan kesimpulan awal yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara kepada responden.
3.3.2 Instrumen Penelitian
52
Instrumen penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam hal ini adalah penulis. Dalam penelitian ini, penulis mempersiapkan instrumen penelitian guna mendukung terselesaikannya penelitian ini. Instrumen penelitian yang dipersiapkan antara lain menyiapkan surat rujukan dari Universtitas Bina Nusantara yang dikirimkan ke PPATK maupun Bank yang dijadikan sebagai narasumber (responden) dalam penelitian, menyiapkan kuisioner yang berisi pertanyaan yang akan dibagikan kepada responden, dan daftar pertanyaan wawancara baik yang ditujukan ke PPATK maupun perbankan. Instrumen yang digunakan dalam kuisioner penelitian ini disesuaikan dengan objek, sampel, dan tempat penelitiannya. Kuisioner yang diajukan untuk responden semata-mata merupakan bahan kajian mendasar untuk menarik kesimpulan untuk penelitian selanjutnya. Penulis dalam hal ini menetapkan fokus penelitian, memilih sumber data, mengumpulkan data, menilai kualitas data, analisis dan menafsirkan data, dan menarik kesimpulan atas penelitian yang dilakukan. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah kasus tindak pidana Pencucian Uang yang terjadi pada sektor perbankan pada Tahun 2011 yang ditangani oleh PPATK, serta mengkaji bagaimana pengaruhnya terhadap mekanisme perbankan di Indoneia. Dari fokus penelitian tersebut baru dapat ditetapkan data seperti apa yang diperlukan, dan proses selanjutnya yang akan membantu penyelesaian penelitian ini.
3.3.3 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan sejak Maret 2013 hingga Juni 2013 dan berlokasi Jakarta. Dengan melakukan penyebaran kuisioner dan wawancara kepada responden, kemudian melakukan kunjungan ke PPATK untuk menanyakan informasi terkait dengan kesimpulan awal yang diperoleh melalui kuisioner dan wawancara.
53
3.4
Sumber Data Sumber data penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh langsung
dari Bank yang berlokasi di Jakarta dan terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Data yang diperlukan pada penelitian ini adalah mekanisme perbankan dalam pengendalian nasabah guna mencegah adanya transaksi keuangan mencurigakan khususnya yang terindikasi tindak pidana Pencucian Uang. Data tersebut diperoleh dengan menyebarkan kusioner berisi pertanyaan terkait dengan topik penelitian yang kemudian melakukan wawancara ke beberapa responden terpilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk menambah dan meyakinkan informasi awal yang diperoleh melalui kuisioner. Data yang berkaitan dengan kasus tindak pidana Pencucian Uang Tahun 2011 yang dimuat dalam LAKIP PPATK juga diperlukan dalam penelitian ini. Data tersebut diperoleh melalui situs resmi PPATK yaitu www.ppatk.go.id.
3.5
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Penelitian
3.5.1 Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah Bank yang terdaftar di BEI yang ada di Jakarta. Bank dipilih sebagai populasi karena sebagian besar tindak pidana Pencucian Uang menggunakan jasa Bank serta mendukung topik penelitian yang dibahas.
3.5.2 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian Teknik
pengambilan
sampel
dalam
penelitian
ini
adalah
dengan
menggunakan teknik Non Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur atau
54
anggota populasi yang akan dipilih menjadi sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2010). Jenis metode pengambilan sampel penelitian yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu. Sampel dipilih berdasarkan kriteria lokasi Bank yang terdapat di Jakarta dan terdaftar di BEI. Lokasi Jakarta di pilih sebagai tempat penelitian supaya penulis lebih terfokus dan mempermudah ruang gerak penulis untuk melakukan penelitian yang juga berlokasi di Jakarta. Penulis akan membagikan kuisioner dan melakukan wawancara kepada pegawai Bank yang terlibat secara wewenang dan tanggungjawab dalam operasional dan kebijakan Bank. Tabel 3.2 Daftar Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia n=27 No.
Nama Bank
1.
Bank ICB Bumiputera Tbk Tbk
2
Bank Capital Indonesia Tbk
3
Bank Ekonomi Raharja
4
Bank Central Asia Tbk
5
Bank Bukopin Tbk
6
Bank Negara Indonesia Tbk
7
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
8
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
9
Bank Mutiara Tbk
10
Bank Danamon Indonesia Tbk
11
Bank Pundi Indonesia Tbk
12
Bank QNB Kesawan Tbk Tbk
55
Alamat Jl. Tanjung Duren Raya No. 90 A Tanjung Duren Utara Jakarta - Barat 11470 Telp : (021) 5685051 (021) 566 6573 Taman Palem Lestari Blok C5 No. 36 Perum TPL, Kel.Cengkareng Barat Jakarta Barat 11730 Telp: 021 6897 3181 Jl. Tanjung Duren Raya Blok A 11 No.6A dan 6B, Jakarta Telp: (021) 5696 7318, Fax: (021) 5696 7285 Universitas Bina Nusantara - Kampus Anggrek Lt. 1, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27 Jl. Raya Meruya Selatan No. 11 Kembangan Jakarta Barat 11650 Telp: 021-586 2649 Jl. Batu Sari Kav 3-4 Blok 6, Palmerah Jakarta Barat Telp: 021-548 3076 Jakarta 1 KCP Jl Kemanggisan Raya No. 19/6.C, Kel. Kemanggisan, Kec. Palmerah, Jakarta Barat (021) 53690977/8/9 (021) 53690979 Jl. Palmerah Barat No. 39 C Jakarta Barat 10270 (021) 5364276, 5355820 Komplek Green ville Jl. Mangga Raya Blok C No.3 Duri kepa, Kebon Jeruk Jakarta Barat Telp : (021) 560 2209 Taman Palem Lestari Blok A 11 No.33. Jl. Kamal Raya Outer Ringroad, Cengkareng Jakarta Barat. Phone: 70613370 Fax: (021) 5561964 Jl. Mangga Dua Raya No. 31/2 Tamansari Jakarta Pusat Telp 021-62304448 Rukan Golden Green No. 7 Jl. Kedoya Raya
Tabel 3.2 Daftar Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia n=27 No.
Nama Bank
13
Bank Mandiri (Persero) Tbk
14
Bank Bumi Arta Tbk
15
Bank CIMB Niaga Tbk Tbk
16
Bank International Indonesia
17
Bank Permata Tbk
18
Bank Sinarmas Tbk
19
Bank Of India Indonesia
20
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
21
Bank Victoria International Tbk
22
Bank Artha Graha International Tbk
23
Bank Mayapada International Tbk
25
Bank Windu Kentjana International Tbk Tbk Bank Mega Tbk
26
Bank OCBC NISP Tbk Tbk
27
Bank Pan Indonesia Tbk
24
Alamat Kedoya Utara Jakarta Barat 11520 Telp: (+6221) 581 9133 Jl. Boulevar Taman Palem Lestari Blok D1 No. 19 Telepon : (021) 55955409-10 Jl. Anggrek Rosliana 2 No. 27 Kemanggisan, Jakarta Barat Ruko Taman Palem Lestari D01. Jl. Taman Palem Lestari, Cengkareng Barat Jl. Palmerah Utara 36-38 Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia Ruko Taman Palem Lestari D05 Jl. Taman Palem Lestari, Cengkareng Barat Komplek Puri Niaga, Blok M 8, No.3 T Kembangan Jakarta Barat Telp: (021) 58301605 Jl KH Samanhudi 37 Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat 10710 DKI Jakarta Telp (021) 3500007 Jl. Tanjung Duren Raya No. 101C Kel.Tanjung Duren Selatan Kec.Grogol Petamburan Jakarta Barat Ruko Mutiara Taman Palem Blok C19 No. 33 Jl. Lingkar Luar Kamal Raya Kel. Cengkareng Timur, kec. Cengkareng Jakarta Barat Komp. Pertokoan Puri Indah Blok I No. 16, Jl. Kembangan Selatan Jakarta Barat - DKI Jakarta Kantor Capem Citra Garden 2 Jl. Citra Niaga Blok A-7, Kalideres Jakarta Barat Telp : (021) 54380127 KCP. Pesanggrahan Jl. Pesanggrahan Raya 3 C, Meruya Kembangan Jakarta Barat Jl. Tanjung Duren Raya No. 98, Jakarta Barat Perumahan (Ruko) Citra Garden 1 Blok 1 No. 13 Kel. Kalideres, Kec.. Kalideres, Jakarta Barat Taman Palem Lestari Blok C1/19, Cengkareng Barat, Jakarta Barat
Sumber: www.idx.co.id
Jumlah Bank yang terdaftar di BEI yang berlokasi di Jakarta ada sebanyak 27 Bank. 27 Bank tersebut akan dijadikan sebagai responden dalam penelitian ini. Dimana penulis akan membagikan kuisioner dan melakukan wawancara untuk memperoleh informasi yang mendukung topik penelitian yang diangkat.
56
3.6
Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk
menggali data dan informasi yang
berkaitan dengan topik penelitian. Dimana data yang diperlukan penulis dalam penelitian ini adalah kasus-kasus tindak pidana Pencucian Uang yang di tangani oleh PPATK pada sektor perbankan Tahun 2011. Dari kasus tersebut, maka penulis akan melakukan pengumpulan data perbankan yang berkaitan dengan mekanisme Bank untuk mencegah adanya tindak pidana Pencucian Uang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik tidak langsung yaitu dengan menyebarkan kuisioner kepada responden dan komunikasi langsung yang dilakukan dengan teknik wawancara.
3.6.1 Kuisioner Kuisioner merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam teknik tidak langsung. Pengumpulan data dengan teknik ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian kepada pimpinan kantor cabang masing-masing Bank yang dijadikan sebagai responden. Kuisioner tersebut akan diantarkan langsung ke Bank yang dijadikan sebagai responden. Hasil dari kuisioner tersebut akan diolah dan dianalisis pada tahap selanjutnya sehingga dari data yang diperoleh akan dapat ditarik kesimpulan.
3.6.2 Wawancara Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara dilakukan dengan mewawancarai langsung responden terpilih sesuai dengan kriteria yang ditentukan, sehingga seluruh data yang diperlukan dapat diperoleh untuk memperkaya informasi guna penarikan kesimpulan. Wawancara dirasa perlu karena
57
teknik ini dianggap akan menghasilkan data yang lebih konkrit dan pemahaman yang menyeluruh tentang permasalahan yang dibahas. Disamping itu, dengan melakukan wawancara, penulis akan leluasa dalam menanyakan informasi yang mendalam dari narasumber. Wawancara juga dilakukan dengan pihak PPATK yang berwenang dalam memberikan informasi yang dibutuhkan.
3.7
Teknik Pengolahan dan Analisis Data Teknik pengolahan data menggunakan teknik analisis induktif, dimana teknik
ini menafsirkan data mentah dari kuisioner yang dibagikan dan didukung dengan informasi yang diperoleh dari wawancara. Analisis data merupakan tahap yang sangat krisis dalam proses penelitian. Tujuan utama dari proses ini adalah untuk menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan serta menarik kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan.
3.7.1 Pengklasifikasian Data (Data Reduction) Pengklasifikasian data dalam penelitian ini yakni merangkum data yang telah diperoleh agar dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penulis untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya yang sekiranya diperlukan. Data yang diperoleh dari narasumber akan diklasifikasikan berdasarkan jawaban informasi awal melalui kuisioner. Jawaban dari narasumber melalui hasil kuisioner tersebut akan digolongkan menjadi 2 yaitu “Ya” dan “Tidak”. Sehingga dari pengelompokan tersebut akan dapat dilihat sebaran jawaban mana yang terbanyak. Jika jawaban dari responden lebih banyak memberikan jawaban “Ya” maka kesimpulan awal yang dapat ditarik adalah bahwa tindak pidana Pencucian Uang
58
berpengaruh terhadap mekanisme perbankan. Jika jawaban narasumber cenderung “Tidak” maka kesimpulan awal tidak terdapat pengaruh Pencucian Uang terhadap mekanisme perbankan. Dari informasi tersebut, kemudian akan dilakukan wawancara kepada responden terpilih berdasarkan jawaban awal yang diperoleh melalui kuisioner. Hal ini dilakukan untuk mendukung data awal yang diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan. Wawancara yang dilakukan akan dibagi menjadi 2 berdasarkan hasil kuisioner awal yang sudah dilakukan. Jika kecendurangan jawaban responden “Ya”, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara mendalam pada responden yang memberikan jawaban “Ya” diatas 50% (lima puluh persen). Namun jika kecenderungan jawaban responden “Tidak”, maka akan dilakukan teknik wawacara snowball kepada responden yang memberikan jawaban “Tidak” diatas 50% (lima puluh persen). Gambar 3.1 Langkah Penelitian Hasil Kuisioner
Ya
Wawancara Mendalam
Tidak
Snawball Interview
3.7.1.1 Wawancara Mendalam (Indepth Interview) Wawancara mendalam atau Indepth Interview akan di lakukan jika terdapat kecenderungan jawaban hasil kuisioner “Ya” diatas 50%. Hal ini dilakukan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai pengaruh tindak pidana Pencucian Uang terhadap
59
mekanisme
perbankan.
Wawancara
ini
akan
dilakukan
dengan
mempersiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang ingin di tanyakan kepada narasumber oleh penulis. Hal ini dilakukan guna mendukung kesiapan penulis untuk menanyakan informasi apa saja yang diperlukan dan lebih terfokus. Wawancara ini akan dilakukan di Jakarta dimana penulis akan mengunjungi langsung narasumber yang akan di jadikan sebagai sumber informasi. Waktu wawancara akan di sesuaikan dengan ketersediaan waktu responden. Jika informasi yang diperoleh dari wawancara awal yang dilakukan dirasa kurang dan memerlukan penjelasan yang lebih mendalam, maka penulis akan melakukan wawancara yang kedua kepada responden yang sama untuk memperoleh penjelasan informasi yang kurang dipahami. Hal ini dilakukan agar diperoleh penjelasan informasi yang mendalam mengenai data dan informasi yang dibutuhkan sehingga tujuan penelitian kualitatif ini dapat dicapai.
3.7.1.2 Snowball Interview Snowball Interview akan dilakukan jika terdapat kecenderungan jawaban dari hasil kuisioner yang dibagikan adalah “Tidak” diatas 50%. Dari jawaban kuisioner tersebut kesimpulan awal yang dapat ditarik adalah kurang atau tidak terdapatnya pengaruh tindak pidana Pencucian Uang terhadap mekanisme perbankan. Wawancara ini akan dilakukan kepada responden yang memberikan jawaban kuisioner “Tidak” diatas 50%. Wawancara ini akan dilakukan seperti halnya pada wawancara mendalam yaitu dengan mempersiapkan daftar pertanyaan yang sesuai dengan informasi yang dibutuhkan. Jika dari wawancara awal yang dilakukan dan penulis merasa data tersebut masih kurang dan membutuhkan penjelasan yang lebih mendalam, maka penulis akan melakukan kunjungan kedua kepada responden yang sama untuk menanyakan informasi yang dianggap masih memerlukan penjelasan
60
yang lebih mendalam. Sedangkan waktu wawancara akan disesuaikan dengan ketersediaan waktu responden itu sendiri.
3.7.2 Penyajian Data Penyajian data dilakukan secara deskriptif melalui penjabaran dan penjelasan dari hasil penelitian yang diperoleh dari kuisioner dan wawancara yang dilakukan. Dalam hal ini, penulis akan menyajikan data dari hasil kuisioner yang dibagikan kepada narasumber berdasarkan jawaban yang diberikan. Selain itu, untuk mempermudah pembaca dalam memahami penelitian, data juga disajikan dalam bentuk tabel-tabel yang disertai dengan keterangan-keterangan yang diperlukan.
3.7.3 Kesimpulan Proses penarikan kesimpulan merupakan akhir dari penelitian ini. Kesimpulan diambil dari hasil pengujian dan pengumpulan data yang diperoleh baik melalui kuisioner maupun wawancara. Kesimpulan akhir penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat pengaruh tindak pidana Pencucian Uang terhadap mekanisme perbankan di Indonesia.
3.8
Pengujian Kredibilitas Data Data yang digunakan di dalam sebuah penelitian haruslah data yang memiliki
kredibilitas sehingga dapat diolah yang nantinya dapat ditarik kesimpulan melalui data tersebut. Untuk mempertahankan keabsahan dan kredibitas data, maka penulis akan melakukan pembagian kuisioner dan wawancara dengan orang yang memiliki hak dan tanggungjawab dalam memberikan informasi yang terkait baik wawancara yang akan dilakukan kepada PPATK maupun perbankan. Wawancara yang
61
dilakukan kepada Bank untuk memperoleh pemahaman dan penjelasan yang mendalam dari jawaban awal yang diperoleh melalui kuisioner. Keabsahan dan kredibilitas data dalam sebuah penelitian sangatlah penting. Hal ini agar tidak terjadi kesalahan dalam penyajian informasi terlebih kesalahan dalam penarikan kesimpulan yang dapat membuat keliru pembaca hasil penelitian. Untuk meningkatkan keabsahan dan kredibilitas informasi yang disajikan, maka yang menjadi responden terpilih adalah unsur pimpinan di masing-masing Bank. Selain itu, jika dari wawancara awal yang dilakukan dan penulis merasa perlu untuk memperoleh pemahaman dan penjelasan tambahan, maka penulis akan melakukan kunjungan berikutnya kepada narasumber yang sama untuk menanyakan informasi yang dibutuhkan. Dalam pengolahan data, ketelitian penulis sangatlah dibutuhkan. Hal ini supaya informasi yang disajikan kiranya dapat mewakili semua data yang diperoleh baik dari kuisioner dan wawancara yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memperkaya pengetahuan pembaca melalui informasi yang disajikan.
62