BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian yaitu data primer. Data primer
merupakan data asli yang diperoleh langsung dari para responden dengan menyebarkan kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan berdasarkan variablevariabel penelitian kepada responden penelitian yang terkait, yaitu para karyawan akuntansi yang bekerja di perusahaan go publik yang telah tercatat di BEI dan di audit oleh KAP. 3.2
Metode Pengumpulan Data Data penelitian diperoleh dengan survey kepada karyawan akuntansi yang
bekerja di perusahaan go publik yang telah tercatat di BEI dan di audit oleh KAP. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan mendatangi dan memberikan langsung ke setiap perusahaan. Kuesioner penelitian berisi mengenai beberapa satu set pertanyaan yang telah dirumuskan terkait pengaruh reputasi KAP, kinerja auditor, dan kepuasan klien terhadap loyalitas klien. Kuesioner juga dilampiri surat permohonan serta tujuan dilakukan penelitian ini. Masing-masing perusahaan diberikan waktu selama 7 hari atau lebih terhitung sejak responden menerima kuesioner. Kuesioner akan dikembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan responden. Kuesioner dapat diisi dengan membubuhkan tanda checklist maupun tanda silang pada kolom yang sudah disediakan sesuai dengan pendapat masing-masing tiap responden. 3.3
Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1
Populasi Menurut Suhardi dan Purwanto (2007:7) populasi adalah kumpulan dari
semua kemungkinan orang-orang benda-benda, dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek yang menjadi perhatian. Dalam penelitian ini peneliti memasukan populasi sebanyak 502 perusahaan listed BEI. Dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat dan singkatnya waktu penelitian, maka 29
30 tidak semua populasi dalam objek penelitian ini akan diteliti. Jadi populasi pada penelitian ini adalah 5 perusahaan go publik yang pernah diaudit oleh KAP yang berada di wilayah kebon jeruk. 3.3.2
Sampel Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Menurut Uma Sekaran (2006:123) pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan pemahaman tentang sifat atau karakteristik akan membuat kita dapat menggeneralisasikan sifat atau karakteristik tersebut pada elemen populasi dan menurut Sekaran (2006:127) ada dua tipe utama desain pengambilan sampel, pengambilan sampel yaitu dengan cara probabilitas (probability sampling) dan nonprobabilitas (nonprobability sampling). Sebuah metode probability sampling adalah metode sampling yang memanfaatkan beberapa bentuk seleksi acak. Dalam rangka untuk memiliki metode seleksi acak, Anda harus menyiapkan beberapa proses atau prosedur yang menjamin bahwa unit yang berbeda dalam populasi memiliki probabilitas yang sama untuk Anda pilih. Penelitian ini mengambil sampel dengan cara probabilitas (probability sampling), yaitu pengambilan sampel area dimana sampel yang dipilih untuk mewakili yaitu PT. MNC Sky Vision, Tbk dan PT. Indo Acidatama, Tbk. Alasan peneliti memilih sampel tersebut karena adanya keterbatasan biaya, waktu yang tersedia, dan fasilitas jarak. Dan hasil penelitian diharapkan dapat mewakili jawaban atas penelitian ini.
3.4
Teknik Pengumpulan Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. MNC Sky Vision,
Tbk dan PT. Indo Acidatama, Tbk. Sampel tersebut dipilih dari 5 perusahaan go publik diwilayah kebon jeruk yang menjadi populasi dan terpilih 2 perusahaan untuk mewakili sampel penelitian.
31 3.5
Metode Penyajian Data Penelitian ini disajikan oleh penulis dalam bentuk tabel-tabel dan grafik berisi
hasil penelitian melalui beberapa metode pengujian. Selain penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik, penelitian juga akan disajikan dengan bentuk deskripsi dimana penulis akan menjelaskan dengan detail hasil penelitian. 3.6
Metode Analisis Data Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner,
maka keunggulan responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan merupakan hal yang sangat penting dalam keabsahan dan keaslian suatu penelitian suatu penelitian social sangat ditentukan oleh alat ukur yang digunakan.Tahapan penting dalam penelitian yaitu pengolahan dan analisis data. Data yang sudah ada dijadikan sebagai input, lalu diolah dan dianalisis menggunakan teknik analisis statistik Statistical Product Solution Service (SPSS). 3.6.1
Uji Kualitas Data Penelitian menggunakan instrumen kuisioner, maka harus dilakukan
pengujuan kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable karena kebenaran data yang diolah menentukan kualitas hasil penelitian. Jika alat yang digunakan tidak sesuai dan tidak dapat diandalkan maka tidak mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Terdapat dua prosedur dalam penelitian untuk menguji kualitas data yaitu uji reliabilitas dan uji validitas. 3.6.1.1 Uji Reliabilitas Ketepatan pengujian hipotesis tentang hubungan variabel sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai. Pengujian hipotesis tidak akan memenuhi sasarannya, bilamana jika data yang dipakai tidak reliable. Oleh karena itu sebelum data diolah lebih lanjut sebaiknya diuji reabilitasnya. Uji reabilitas dilakukan terhadap pernyataan-pernyataan yang sudah valid untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran yang sama. Suatu kuesioner dikatakan realible atau handal jika jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu kewaktu. Menurut Sugiyono (2004:110), instrument yang realible adalah instrument
32 yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. 3.6.1.2 Uji Validitas Menurut Sugiyono (2008:172), instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sebuah item atau pernyataan dikatakan valid jika mempunyai dukungan kuat terhadap skor total. Dengan kata lain item pernyataan dikatakan mempunyai validitas tinggi jika terdapat skor kesejajaran (korelasi tinggi) terhadap skor total item. 3.6.2
Uji Asumsi klasik Sebelum melakukan analisis regresi linier berganda, agar mendapatkan
perkiraan yang tidak bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi. Adapun pengujian asumsi klasik yang akan dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji korelasi. 3.6.2.1
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Cara untuk mendeteksi normalitas data adalah melalui pengamatan nilai residual. Jika terdapat normalitas, maka residual akan terdistribusi secara normal. Tujuan dari uji normalitas yaitu untuk menguji apakah dalam model regresi, variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas dilakukan dengan cara melihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov. Jika hasil menunjukan nilai signifikan diatas 0.05 maka data residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika nilai signifikan dibawah 0.05 maka data residual terdistribusi tidak normal. 3.6.2.2
Uji Multikolinieritas Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2011).
33 Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerancedan VIF (variance inflation factor) melalui program SPSS 21.0 for windows. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai umum yang bisa digunakan adalah tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinieritas. 3.6.2.3
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Kebanyakan data mengandung situasi heteroskedastisitas karena data yang mewakili berbagai ukuran (Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan analisis grafik scatter plot. 3.6.2.4
Uji Korelasi Jonathan (2009:59) memberikan penjelasan dalam bukunya bahwa korelasi
bermanfaat untuk mengukur hubungan antara dua variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu.Keeratan hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur kekuatan (keeratan) suatu hubungan antar variabel.Koefisien korelasi memiliki antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah positif (+) atau negatif (-).Hal ini menunjukan arah korelasi. Makna sifat korelasi: 1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan, variabel X2 juga akan mengalami kenaikan begitu pula sebaliknya. 2. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan, variabel X2 akan mengalami penurunan begitu pula sebaliknya. Sifat dari korelasi tersebut akan menentukan arah dari korelasi. Kekuatan (keeratan) korelasi dapat dikelompokan menjadi: 1. 0,00 tidak ada korelasi antar variabel 2. > 0,00 sampai dengan 0,25 berarti kolerasi memiliki keeratan sangat lemah 3. > 0,25 sampai dengan 0,50 berarti kolerasi memiliki keeratan cukup 4. > 0,50 sampai dengan 0,75 berarti kolerasi memiliki keeratan kuat
34 5. > 0,75 sampai dengan 0,99 berarti kolerasi memiliki keeratan sangat kuat 6. 1 berarti korelasi sempurna Signifikasi hubungan antar variabel yang diteliti dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Jika angka signifikansi hasil riset < 0,05, maka hubungan antar variabel signifikan. 2. Jika angka signifikansi hasil riset > 0,05, maka hubungan antar variabel tidak signifikan.
3.6.3
Uji Hipotesis Menurut Jonathan (2009:30) pengujian hipotesis dapat didasarkan dengan
menggunakan dua hal, yaitu tingkat signifikansi atau probabilitas dan tingkat kepercayaan atau confidence interval. Didasarkan tingkat signifikasi pada umumnya orang menggunakan 0,05. Kisaran tingkat signifikansi mulai dari 0,01 sampai dengan 0,1. Yang dimaksud dengan tingkat signifikansi adalah probabilitas melakukan kesalahan tipe I, yaitu kesalahan menolak hipotesis ketika hipotesis tersebut benar. Tingkat kepercayaan pada umumnnya ialah sebesar 95%, maksudnya ialah tingkat dimana sebesar 95% nilai sampel akan mewakili nilai populasi dimana sampel berasal. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam uji hipotesis: 1. Untuk pengujian hipotesis, kita menggunakan data sampel. 2. Dalam pengujian akan menghasilkan dua kemungkinan, yaitu pengujian signifikan secara statistik jika kita menolak H0 dan pengujian tidak signifikan secata statistik jika kita menerima H0. 3. Jika kita menggunakan nilai t, maka jika nilai t yang semakin besar atau menjauhi 0 kita akan cenderung menolak H0, sebaliknya jika nilai t semakin kecil atau mendekati 0 kita akan cenderung menerima H0
3.6.3.1 Teknik Analisis Regresi Linier berganda
35 Analisis
linier
berganda
untuk
mengukur
variabel-variabel
bebas
(independent) terhadap variabel terikat (dependent). Model analisis regresi linier berganda diformulasikan serbagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e ……………………………….(1) Dimana : Y a
: Loyalitas Klien : Konstanta
b1-b3 : Koefisien Regresi X1
: Reputasi KAP
X2
: Kinerja Auditor
X3
: Kepuasan Klien
e
: Error
Untuk menganalisis pengaruh variabel reputasi KAP (X1), kinerja auditor (X2), kepuasan klien (X3) terhadap loyalitas klien (Y), digunakan metode statistik dengan tingkat taraf signifikan a = 0.05 artinya derajat kesalahan penelitian sebesar 5%. 3.6.3.2 Uji Koefisien Determinan (R2) Koefisien determinasi (R2) berguna untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel bebas.Jika nilai R2 kecil, maka kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas.Jika nilai mendekati satu, maka variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat. 3.6.3.3 Uji Regresi Simultan (F test) Uji regresi simultan (F test) berguna untuk melihat apakah semua variabel bebas yang ditetapkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Uji ini memiliki taraf signifikan sebesar 5%, sehingga kriteria pengujiannya didasari oleh (Ghozali,2011):
36 a. Bila nilai signifikan F < 0.05, maka Ho ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh signifikan antara semua variable independen terhadap variable independen. b. Bila nilai signifikan F > 0.05, maka Ho diterima. Artinya bahwa variable independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variable dependen. 3.6.3.4 Uji parsial (T test) Uji parsial (T test) digunakan untuk menguji apakah setiap variabel bebas mempunyai pengaruh yang sgnifikan terhadap variabel terkait. Kriteria yang digunakan dalam menolak atau tidak berhasil menolak Ha didasari pada (Ghozali,2011): a. Bila nilai signifikan t < 0.05, maka Ha diterima. Artinya bahwa variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. b. Bila nilai signifikan t > 0.05, maka Ha ditolak. Artinya bahwa variabel independen tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. 3.7
Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional
3.7.1
Variabel Jhonatan (2009:16) menjelaskan definisi pertama variabel ialah sesuatu yang
berbeda atau bervariasi, penekanan kata sesuatu diperjelas dalam definisi kedua yaitu simbol atau konsep yang diasumsikan sebagai seperangkat nilai-nilai. Tipe-tipe variabel: 1. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas adalah variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan yang variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. 2. Variabel terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.Variabel terikat merupakan variabel yang variabelitasnya diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.
37 3. Variabel Moderat (Moderate variable) Variabel moderat adalah variabel bebas kedua yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah kehadirannya berpengaruh terhadap hubungan antara variabel bebas pertama dan variabel terikat.Variabel moderat merupakan variabel yang variabelitasnya diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk mengetahui apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terkait yang sedang dikaji. 4. Variabel Kontrol (Control Variable) Dalam penelitian peneliti selalu berusaha menghilangkan atau menetralkan pengaruh yang dapat mengganggu hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Suatu variabel yang pengaruhnya akan dihilangkan disebut variabel kontrol. Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang variabelitasnya dikontrol oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. 5. Variabel Perantara (Interving Variable) Variabel perantara bersifat hipotetikal artinya secara kongkret pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan terikat yang sedang diteliti. Oleh karena itu, variabel perantara didefinisikan sebagai variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan variabel yang sedang diteliti tetapi tidak dapat dilihat, diukur, dan dimanipulasi. 3.7.2 Operasional Variabel Penelitian ini hanya dibatasi dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabel bebas (independent) merupakan variabel yang menjadi penyebab berubahnya variabel terikat (dependent), dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu reputasi KAP, kinerja auditor dan kepuasan klien. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disini loyalitas klien menjadi variabel terikat dalam penelitian. 3.7.2.1 Variabel Loyalitas Klien Loyalitas Klien (Y) Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan konsumen (klien) lebih cenderung mempengaruhi sikap
38 konsumen (klien). Sedangkan konsep loyalitas konsumen (klien) lebih menekankan kepada perilaku pembeliannya. Loyalitas pelanggan merupakan salah satu tujuan inti yang diupayakan dalam pemasaran modern. Hal ini dikarenakan dengan loyalitas diharapkan perusahaan akan mendapatkan keuntungan jangka panjang atas hubungan mutualisme yang terjalindalam kurun waktu tertentu. Loyalitas Klien menjadi variabel terikat yang akan dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas. Dalam penelitian ini, menggunakan skala likert dengan rentang poin satu sampai lima yaitu, (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. 3.7.2.2 Variabel Reputasi KAP Reputasi KAP (X1) sering digunakan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam mengukur kualitas audit. Reputasi dalam hal ini menunjuk pada besarnya ukuran KAP dilihat dari jumlah klien dan revenue yang dihasilkan. KAP yang berskala besar apabila termasuk dalam the big four firm, sedangkan untuk KAP yang berskala kecil apabila tidak termasuk dalam the big four firm. Hal tersebut menjadi perhatian auditor, karena apabila publik menemukan kecurangan perusahaan yang tidak diungkapkan oleh auditor, maka hal tersebut akan mengancam reputasi mereka. Dalam penelitian ini, reputasi KAP menggunakan skala likert dengan rentang poin satu sampai lima yaitu, (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. 3.7.2.3 Variabel Kinerja Auditor Kinerja Auditor (X2) meupakan pemeriksaan yang dilakukan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program (kegiatan) Pemerintah yang diaudit dan meningkatkan tingkat akuntanbilitas guna mempermudah pengambilan keputusan. Dalam penelitian ini, kinerja auditor menggunakan skala likert dengan rentang poin satu sampai lima yaitu, (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju. 3.7.2.4 Variabel Kepuasan Klien Kepuasan Klien (X3) merupakan elemen penting dalam menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila klien merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka pelayanan tersebut dapat
39 dipastikan tidak efektif dan tidak efisien.Tingkat kepuasan klien terhadap pelayanan faktor penting dalam mengembangkan suatu sistem penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan klien, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak pelayanan terhadap populasi sasaran. Dalam penelitian ini, kepuasan klien menggunakan skala likert dengan rentang poin satu sampai lima yaitu, (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) netral, (4) setuju, (5) sangat setuju.
40