BAB IV METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien, dan efektif. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan latar belakang, masalah, tujuan, manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan dalam penelitian ini adalah mempersiapkan data penelitian dan menguji hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang diperoleh, masalah, dan hipotesis penelitian. Data penelitian ini adalah data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya baik dengan wawancara langsung maupun dengan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah dengan metode survei, dengan menggunakan kuesioner yang merupakan daftar pernyataan terstruktur yang ditujukan pada responden (auditor yunior) dari Kantor Akuntan Publik di Bali. Berdasarkan hipotesis yang diajukan, diidentifikasi tiga jenis variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen, variabel dependen dan variabel pemoderasi. Variabel independen pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan, variabel dependennya adalah kinerja dan variabel pemoderasinya adalah locus of control.
35
Pengujian mengenai pengaruh locus of control pada hubungan antara gaya kepemimpinan dan kinerja auditor dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Sebelum dilakukan analisis regresi terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian regresi kemudian dijadikan dasar dalam membuat kesimpulan. Kesimpulan juga disusun sesuai dengan masalah penelitian dan hipotesis yang diajukan. Tahapan-tahapan tersebut dapat disajikan dalam bentuk rancangan penelitian seperti pada Gambar 4.1 berikut ini:
36
Sumber Masalah: Teori - Path Goal T. Penelitian Empiris Ceicilia & Gudono (2007)
Rumusan Masalah
Penelitian Terdahulu - Mitchel et al (1975) - Price (1991) - Hyatt & Prawit (2000) - Silverthorne (2001) - Ceicilia & Gudono (2007)
Teori-teori yang Relevan - Path goal theory
Hipotesis
Simpulan Hasil Penelitian Gambar 4.1 Rancangan Penelitian 4.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 10 Kantor Akuntan Publik di Bali yang nama dan alamatnya tercantum dalam Directory Kantor Akuntan Publik serta terdaftar pada IAPI Bali tahun 2010 yaitu: KAP Drs. I Made Oka & Rekan, KAP Drs. Ida Bagus Djagera, KAP Drs. Johan, Malonda, Astika & Rekan, KAP Drs. Ketut Budiartha, KAP Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan, KAP Drs. Sri Marmo
37
Djogosarkoro, KAP Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan, KAP Drs. Wayan Sunasdyana, KAP I Wayan Ramantha, dan KAP Drs. K. Gunarsa.
4.3 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada hubungan antara variabel gaya kepemimpinan, locus of control dan kinerja auditor Kantor Akuntan Publik di Bali.
4.4 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang merupakan karyawan dari Kantor Akuntan Publik di Bali. Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah para auditor yunior. Auditor yunior adalah auditor yang merupakan pelaksana langsung dan bertanggung jawab atas pekerjaan lapangan. Jumlah seluruh auditor Kantor Akuntan Publik di Bali sebanyak 80 orang, dari jumlah tersebut sebanyak 48 orang adalah auditor yunior. Jumlah sampel disajikan pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Jumlah Populasi dan Sampel
38
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Senior Yunior Auditor/ Populasi Auditor Sampel (O rang) (O rang) (O rang) 3 3 Drs. I Made Oka & Rekan 3 1 2 Drs. Ida Bagus Djagera 8 5 Drs. Johan, Malonda, Astika & Rekan13 4 2 2 Drs. Ketut Budiartha 11 2 9 Drs. Ketut Muliartha RM & Rekan 18 3 15 Drs. Sri Marmo Djogosarkoro 3 7 Drs. Tasnim Ali Widjanarko & Rekan 10 7 2 5 Drs. Wayan Sunasdyana 6 6 I Wayan Ramantha 5 2 3 Drs. K. Gunarsa Total 80 32 48 Nama KAP
KAP KAP KAP KAP KAP KAP KAP KAP KAP KAP
Sumber: Data diolah Penggunaan yunior auditor didasarkan pada pertimbangan (1) auditor pada level yunior merupakan populasi paling banyak di Kantor Akuntan Publik sehingga sampel maksimal dapat diperoleh, (2) penelitian pada level auditor yunior karena auditor yunior akan menilai gaya kepemimpinan seniornya (ketua tim) dan yunior auditor menilai kinerjanya dengan menggunakan self evaluation.
4.5 Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini adalah data primer. Metode yang digunakan untuk memperoleh data primer adalah dengan metode survei, dengan menggunakan teknik kuesioner yang merupakan daftar pernyataan terstruktur yang ditujukan pada responden. Data dikumpulkan dengan mengantarkan langsung kuesioner kepada responden.
4.6 Variabel Penelitian
39
Variabel penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: variabel independen, variabel dependen dan variabel pemoderasi. Variabel independen
pada penelitian ini adalah gaya kepemimpinan yaitu gaya
kepemimpinan direktif dan suportif, variabel dependen adalah kinerja auditor dan variabel pemoderasi adalah locus of control yaitu locus of control eksternal dan locus of control internal.
4.7 Definisi Operasional Variabel 1) Variabel independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan yaitu gaya
kepemimpinan
direktif
dan
gaya
kepemimpinan
suportif.
Kepemimpinan yang direktif (mengarahkan), yaitu kepemimpinan yang memberikan panduan kepada para karyawan mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, menjadwalkan pekerjaan, dan mempertahankan standar kinerja. Kepemimpinan yang suportif (mendukung), yaitu kepemimpinan yang menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan karyawan, bersikap ramah dan dapat didekati, serta memperlakukan para pekerja sebagai orang yang setara dengan dirinya. Variabel gaya kepemimpinan diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh House yang direplikasi oleh Ceicilia dan Gudono (2007). Instrumen ini menggunakan 17 item pernyataan yang diukur dengan 4 skala likert mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (4).
40
2) Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja auditor. Kinerja auditor merupakan tindakan atau pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu tertentu. Variabel kinerja diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Larkin yang direplikasi oleh Trisnaningsih (2007) dengan 12 item pernyataan yang diukur dengan 4 skala likert mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (4). 3) Variabel pemoderasi Variabel pemoderasi dalam penelitian ini adalah locus of control yaitu locus of control eksternal dan locus of control internal. Locus of control adalah tingkatan dimana seseorang menerima tanggung jawab personal terhadap apa yang terjadi pada diri mereka. Individu dengan locus of control eksternal mengacu kepada keyakinan bahwa suatu kejadian tidak mempunyai hubungan langsung dengan tindakan oleh diri sendiri dan berada diluar kontrol dirinya dan percaya bahwa hidupnya dipengaruhi oleh takdir, keberuntungan dan kesempatan. Individu dengan locus of control internal mengacu kepada persepsi bahwa kejadian baik positif maupun negatif terjadi sebagai konsekuensi dari tindakan atau perbuatan diri sendiri dan dibawah pengendalian diri. Variabel locus of control diukur dengan instrumen The Work Locus of Control (WLCS) yang dikembangkan oleh Spector yang direplikasi oleh Ceicilia dan Gudono
41
(2007) yang terdiri atas 15 butir pernyataan dengan menggunakan 4 poin skala likert mulai dari sangat tidak setuju (1) sampai sangat setuju (4).
4.8 Instrumen Penelitian Sebelum data diolah lebih lanjut diawali dengan melakukan pengujian instrumen penelitian yaitu dengan menguji reliabilitas dan validitas. 1) Uji reliabilitas, digunakan untuk mengukur suatu
kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ikhsan, 2008). Suatu instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Besarnya tingkat reliabilitas ditunjukkan oleh nilai koefisiennya (koefisien reliabilitas). Mengukur tingginya reliabilitas suatu alat ukur dengan menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Ghozali, 2002). 2) Uji
validitas,
merupakan
akurasi
temuan
penelitian
yang
mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan obyek pengujian berbeda (Ikhsan, 2008). Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ditentukan dengan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka instrumen penelitian adalah valid. Selain dengan membandingkan nilai signifikansi tersebut, pengolahan validitas dapat menggunakan pearson correlation. Apabila
42
nilai koefisien korelasi lebih besar dari 0,30 maka item tersebut dinyatakan valid.
4.9 Uji Asumsi Klasik Sebelum analisis dengan model regresi linier berganda dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil perhitungan dapat diinterpretasikan dengan akurat. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi: 1) Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas, keduanya memiliki distribusi normal (Ghozali, 2002). Asumsi klasik yang pertama diuji adalah normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data dilakukan dengan uji analisis statistik Kolmogorov-Smirnov. Normalitas data dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi di atas α maka distribusi data adalah normal.
2) Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi (Ghozali,
43
2002). Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), di mana nilai tolerance lebih dari 10% atau nilai VIF lebih kecil dari 10 maka dikatakan tidak adanya multikolinearitas. 3) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan atau terdapat pengaruh perubahan variabel bebas dengan nilai mutlak residual, sehingga penaksiran koefisien regresi menjadi tidak efektif dan hasil penaksirannya menjadi kurang akurat. Uji heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2002). Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan meregresikan nilai absolut residual dengan variabel independennya. Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat tingkat signifikansinya terhadap α 5%.
4.10
Analisis Data Sebelum data dianalisis, data ordinal yang diperoleh dari hasil kuesioner
ditransformasi terlebih dahulu menjadi data interval, gunanya adalah untuk memenuhi syarat analisis parametrik dengan menggunakan Method of Succesive Interval (MSI) (Ridhuwan, 2008). Langkah-langkah transformasi data adalah sebagai berikut:
44
1) Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari kuesioner yang disebarkan. 2) Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4 yang disebut frekuensi. 3) Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi. 4) Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan per kolom skor. 5) Gunakan tabel distribusi normal, hitung Z untuk setiap kumulatif yang diperoleh. 6) Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas) 7) Tentukan nilai skala (NS) dengan menggunakan rumus: (Density at Lower Limit)-(Density at Upper Limit) NS = -------------------------------------------------------------------(Area Below Upper Limit)-(Area Below Lower Limit) 8) Tentukan nilai transformasi (Y) dengan rumus: Y = NS+[1+ | NSmin|] Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model Moderated Regression Analysis atau uji interaksi. Uji interaksi ini merupakan aplikasi khusus regresi liniear berganda di mana dalam persamaan mengandung unsur interaksi (perkalian dua variabel independen). Analisis ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) for Windows. Model yang digunakan adalah sebagai berikut:
45
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1X2 + b4X3 + b5X4 + b6X3X4 + e Keterangan: Y X1 X2 X1 X2 X3 X4 X3 X4 a b1 – b6 e
= = = = = = = = = =
Kinerja auditor Gaya kepemimpinan direktif Locus of control eksternal Interaksi antara X1 dan X2 Gaya kepemimpinan suportif Locus of control internal Interaksi antara X3 dan X4 Konstanta Koefisien regresi error
Hasil analisis regresi diamati goodness of fitnya dengan mencari uji statistik F, Adjusted R2, dan uji statistik t dengan penjelasan sebagai berikut: 1) Uji statistik F, digunakan untuk melihat bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini layak (fit). Model yang digunakan layak (fit) jika Fhitung lebih kecil dari 0,05 (α 5%). Jika model yang digunakan fit, hal ini memberikan makna bahwa variabel bebas dalam penelitian ini mampu memprediksi atau menjelaskan variabel terikat. 2) Adjusted R2, bertujuan untuk melihat seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ikhsan, 2008). Nilai Adjusted R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi model regresi terbaik, karena nilai
46
Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan dalam model (Ghozali, 2002). 3) Uji statistik t, digunakan untuk melihat seberapa jauh variabel independen secara individu dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis yang dirumuskan pada penelitian ini diterima apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (α 5%) atau apabila thitung lebih besar dari nilai ttabel.